Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Mikrobiologi 1 - Morfologi, Struktur, Klasifikasi, Taksonomi, Identifikasi Bakteri

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 47

BAKTERIOLOGI(MORFOLOGI

DAN STRUKTUR; KLASIFIKASI,


TAKSONOMI, DAN
IDENTIFIKASI BAKTERI)

DOSEN PENGAMPU : INDAH PUSPITASARI, M.Keb


Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Tri Handayani (12020170016)
2. Dwi mayasari ((12020170017)
3. Esti Nursanti ((12020170018)
4. Ika Dwi Putranti ((12020170019)
5. Isni Handayani Utami ((12020170020)
6. Nurul Aini (12020170021)
7. Agoesti Dwi Roshinta ((12020170022)
8. Farikha Puji Astuti ((12020170024)
9. Eko Wijiningsih ((12020170026)
10. Alik Rossana ((12020170027)
11. Siti Muyassaroh ((12020170028)
12. ErlineSeptiyana ((12020170059)
Description
 Bakteri: organisme yang relatif sederhana, single sel (uniseluler), hidup bebas tanpa
klorofil, memiliki DNA/ RNA, memiliki dinding sel yg kaku dan mengandung
asam muramat.
 Material genetic tidak dikelilingi membrane nucleus  sel bakteri termasuk
PROKARYOTES (Yunani: prenukleus).
Prokariotik vs Eukariotik
Structure Prokaryote Eukaryote
Ukuran 0.5 µm 5 µm
Inti sel Nukleoid (tanpa Nukleus (ada selaput inti)
membrane/ selaput)
Dinding sel/ penutup sel Ada, berupa kapsul Tidak ada pada sel hewan,
(fungsi berbeda dgn tetapi pada sel tumbuhan
dinding sel pd ada.
tumbuhan)
Membran sel Ada Ada
Badan golgi, RE, Tidak ada Ada
mitokondria, lisosom-
sentriol
Ribosom Ada pd sitoplasma (70s) Ada pada sitoplasma dan
RE (80s)
Membran yg mengikat Tidak ada Ada
organela
Plasmid Ada Tidak ada
DNA Berbentuk cincin dalam Berbentuk double helix pd
sitoplasma inti sel, mitokondria,
kloroplas (tumbuhan)
Prokaryote Eukaryote
Sel Prokariotik
Flagella/
periplasmic
flagella
Appendages

P
i
l
i
,

f
Cell envelope i Cell wall
m
Procaryotic b
cell r
i Cell
membrane
a
e

Cell pool
Glycocalyx
(capsule, slime
layers)
Ribosomes

Cytoplasm

Granules

Nucleoid/
chromosome
Susunan Sel Bakteri

 Dinding Sel
 Membran Sitoplasma
 Sitoplasma
 Flagela
 Fili
 Fimbriae
 Kapsul
 Spora
 Klorosom
• Dinding sel

 Dinding sel bakteri berbeda dari organisme lain, karena tersusun dari
senyawa PEPTIDOGLIKAN.
 Peptidoglikan adalah komponen dinding sel yang bersifat kaku dan kuat sehingga
berfungsi untuk memperTAHANkan BENTUK dan KEUTUHAN sel.
 Selain berfungsi mempertahankan bentuk dinding sel juga berfungsi:
 Proses pembelahan sel.
 Dinding sel dapat melakukan biosintesis sendiri.
 Determinan antigenik.
 Terdapat Bakteri yang TIDAK memiliki dinding sel yaitu genus
MYCOPLASMA.
Gram positif vs Gram negatif
Gram positif vs Gram negatif

Pembeda Gram + Gram -


Dinding sel:
Lapisan Lebih tebal Lebih tipis
peptidoglikan
Kadar lipid 1-4% 11-22%

Resistensi thdp tIdak larut Larut


alkali (1% KOH)
Kepekaan thdp Lebih peka Kurang peka
iodium
Toksin yang Eksotoksin Endotoksin
dibentuk
Sifat tahan asam Ada yg tahan Tidak tahan asam
asam
Kepekaan thdp Lebih peka Kurang peka
penisilin
Kepekaan thdp Tidak peka Peka
streptomisin
• Membran sitoplasma

 Membran yang menyelimuti sitoplasma.


 Terdiri atas FOSFOLIPID dan PROTEIN.
 Pada bakteri Gram-positif terdapat struktur pelipatan membran plasma ke
bagian dalam yang disebut MESOSOM. Mesosom biasanya terlihat sebagai
kantung sitoplasma penghubung- membran yang terdiri dari lamela
(lembaran), tubuler (bentuk tabung) atau struktur vesikuler (kantung).
 Fungsi: berperan dlm transport aktif (memasukkan bahan makanan ke dalam
sel), mengeluarkan hasil metabolism, tempat pemisahan material genetic, tempat
tf elektron pd pernapasan bakteri, system fosforilasi, biosintesis DNA.
• Sitoplasma

 Merupakan cairan sel yang terdapat organel – organel sel yaitu :


1. Ribosom : tersusun atas protein dan RNA. Berfungsi untuk sintesa
protein.
2. Materi genetik DNA.
3. Granula sitoplasma sebagai cadangan makanan ( tidak semua bakteri
mempunyai granula / inklusi).
• Flagela

 Berbentuk seperti BENANG dgn diamater 12-20 nm, mengandung protein


(FLAGELIN)
 Alat gerak AKTIF
 Terdiri dari 3 bagian (Filamen, hook, tubuh basal)
• Fil
i  Mirip dengan flagel, namun lebih PENDEK, lebih LURUS dan
KAKU serta lebih KECIL
 Tersusun protein (PILIN)
 Berperan sebagai alat utk PERLEKATAN saat melakukan
KONJUGASI.
 Konjugasi adalah PEMINDAHAN MATERI GENETIK (DNA) antara
satu sel bakteri dan sel bakteri lain sehingga disebut juga sebagai PILI
SEKS (F pili).
 Banyak ditemukan pd bakteri
Gram -.
• Fimbrae

 Lebih PENDEK dari PILI dan terdapat pada SELURUH PERMUKAAN


BAKTERI
 Berperan dalam proses ADHESI dgn sel hospes
 Spesifisitas perlekatan fimbria dpt menyebabkan bakteri
menempel
dan berKOLONISASI pada jar inang ---- PENYAKIT
• Kapsul

 Kapsul atau Glikokaliks adalah selubung yang mengandung


polisakarida dan polipeptida yang menyelimuti dinding sel
 Fungsi :
 Faktor virulensi bakteri
 Pertahanan dan perlindungan bakteri (mempertahankan kelembapan dan viskositas
sel)
 Sebagai faktor adhesin pada hospes
 Sumber energi bagi bakteri
 Virulensi patogen sering berhubungan dengan produksi
kapsul.
 Sebagai contoh Streptococcus pneumoniae yang mempunyai
kapsul polisakarida saja yang mampu menyebabkan infeksi dan
Klebsiella yang mempunyai kapsul yang dapat lolos dari proses
FAGOSITOSIS, dan melakukan Adhesi serta berkoloni di
saluran napas
 Keberadaan kapsul dapat ditunjukkan dengan pewarnaan NEGATIF
• Spora

 Spora/Endospora
 Bentuk Laten atau istirahat dari
beberapa bakteri Gram Positif
( Clostridium dan Bacillus )
 Spora sangat tahan thd panas, kering,
zat kimia dan radiasi
 Pada lingkungan baik, spora akan
mengalami sporogenesis dan
membentuk sel vegetatif
 Keberadaan spora dapat diketahui
dengan pewarnaan SPORA
 Sebagai contoh Bacillus anthracis adalah bakteri yang mempunyai 2 bentuk
pertahanan yaitu KAPSUL dan SPORA.
 Adanya pembentukan spora, membuat wabah penyakit
Antharx di Indonesia susah untuk dikendalikan dan dieliminasi.
Bacterial
shapes and
arrangements
Klasifikasi Bakteri
 Klasfikasi bakteri didasarkan pada kesamaan atau kemiripan sifat-sifat dan unik
yang dimiliki oleh bakteri  sifat morfologi, fisiologi, biokimia, keganasan,
imunologi.
 Suatu penataan klasifikasi secara sistematik ke dalam kelompok –
kelompok di sebut TAKSONOMI
 Untuk menyebut nama bakteri digunakan sistem “nomenklatur”  Genus diikuti
oleh spesies  berdasarkan nama penemu/ identifikasi habitat dari spesies.
Staphylococcus aures atau selanjutnya dapat ditulis S.aureus
 bakteri yang biasa ditemukan ada kulit manusia.
Staphylo (susunan sel), coccus (bentuk sel bulat), aureus (Latin:
golden  warna kebanyakan koloni dari bakteri ini).
Escherichia coli (E. coli)  nama Theodor Escherich, coli (spesifik epitel
 live in colon/ large intestine).
• Taksonomi bakteri
KINGDO
M
PHYLUM
CLASS

ORDER
FAMIL
Y

GENUS

SPESIE
S
IDENTIFIKASI BAKTERI

MORFOLOGI
PEWARNAAN BIOKIMIA PROFIL DNA
KOLONI
Identifikasi Bakteri

 Warna koloni bakteri


 Bentuk koloni bakteri
 Pewarnaan bakteri
 Morfologi bakteri
 Daya hemolitik bakteri
• Warna koloni bakteri

 Pigmen yg dieksresikan oleh bakteri dalam media perbenihan, seringkali


bersifat spesifik.
Manitol Salt Agar Eosin Methylene Blue
(MSA): Agar (EMBA):
S. aureus: koloni E. coli: koloni hijau
kuning (dan metalik
memfermentasi E. aerogenes: koloni
mannitol  pink kehitaman
menghasilkan S. typhimurium, E.
asam). faecalis: warna
S. epidermidis: natural
koloni
merah
Salmonella-Shigella
MacConkey Agar Agar (SSA):
(MCA): E. coli: koloni pink
E. coli, E. (fermentasi laktosa 
aerogenes: koloni asam)
pink (fermentasi S. typhimurium: koloni
laktosa  asam) hitam (sulfur reduction
S. sonnei, P.  H2S)
mirabilis: warna E. faecalis: tidak
natural tumbuh
S. flexneri: warna
natural
• Bentuk koloni bakteri
S. epidermis K. pneumonia
(blood agar) (nutrient agar)
koloni bakteri koloni mucoid,
seluruhnya shiny.
tampak putih
sirkuler.

B. anthracis (blood B. subtilis (blood


agar) koloni besar agar) berbentuk
(±7 mm), sangat rhizoid iregular
menempel pada
media, abu-abu,
granular, dan
ireguler.
• Pewarnaan bakteri
 Untuk mempelajari struktur, penggolongan sifat dan morfologi mikros
bakteri
 Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memperoleh hasil pewarnaan
yang baik
1. Umur biakkan bakteri tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua (18-24 jam), kecuali untuk
bakteri yg tumbuh lambat
2. Zat warna yang digunakan berkualitas baik / tidak kadaluarsa
3. Sediaan bakteri di buat setipis mungkin
 Jenis:
1. Pewarnaan negatif
2. Pewarnaan sederhana
3. Pewarnaan spora
4. Pewarnaan diferensial (Gram, tahan asam)
• Morfologi bakteri
Bakteri bentuk KOKUS:
 Monokokus: sel bakteri kokus tunggal.
 Diplokokus: 2 sel bakteri kokus
berdempetan.
 Tetrakokus: 4 sel bakteri kokus
berdempetan berbentuk segi 4.
 Sarkina: 8 sel bakteri kokus
berdempetan membentuk kubus.
 Streptokokus: > 4 sel bakteri kokus
berdempetan membentuk rantai.
 Stapilokokus: > 4 sel bakteri kokus
berdempetan seperti buah anggur.
Bakteri bentuk BASIL:
 Monobasil: sel bakteri basil tunggal.
 Diplobasil: 2 sel bakteri basil
berdempet.
 Streptobasil: beberapa sel bakteri
basil berdempet membentuk rantai.
Bakteri bentuk SPIRAL:
 Spiral: bentuk sel bergelombang.
 Spiroseta: bentuk sel seperti sekrup.
 Vibrio: bentuk sel seperti tanda baca
koma.
• Daya hemolitik bakteri

 Menunjukkan kemampuan untuk menghemolisa sel darah merah jika


dibiakkan pada media agar darah / Blood Agar Plate
 Terdapat 3 tipe hemolisa yaitu alfa, beta dan gamma
 Bakteri yang tergolong α hemolitik adalah bakteri yang memiliki kemampuan
parsial/ sebagian menghemolisis media agar darah dan mengekspresikan zona
kehijauan disekitar koloni. Alpha hemolisis disebabkan oleh oksidasi besi
dalam hemoglobin, memberikan warna di sekitar koloni abu-abu kehijauan
pada agar darah.
 Bakteri β hemolitik adalah bakteri yang mengekspresikan zona bening disekitar
koloni. Beta hemolisis merupakan lisis keseluruhan sel darah merah dan
hemoglobin. Darah seluruhnya digunakan oleh mikroba. Media yang ada
koloninya menjadi tidak berwarna.
 Gammahemolitik ( non hemolitik) adalah bakteri yang tidak
mampu melisis darah pada media agar.
References

 Carter, GR., Wise, DJ. 2004. Essentials of Bacteriology and Mycology 6th ed. Iowa State Press.
 Cowan, ST., Steel, KJ., Barrow, GI., Feltham, RKA. 1993. Cowan and Steel’s Manual for the
Identification of Medical Bacteria. Cambridge University Press.
 Iman, ERS., Ratnasari, R., Narumi, HE., Suryanie., Tyasningsing W., Chusniati, S. 2011.
Buku Ajar Mikrobiologi Veteriner 1. Airlangga University Press.
 Leboffe, MJ., Pierce, BE. 2011. A Photographic Atlas for the Microbiology Laboratory
4th ed. Morton Publishing Company.
 Prescott, LM. 2002. Microbiology 5th ed. The McGraw-Hill Companies.
 Prescott, H. 2002. Laboratory Exercises in Microbiology 5th ed. The McGraw-Hill
Companies.
 Talaro, KP., Talaro, A. 2001. Foundations in Microbiology 4th ed.
 Tortora, GJ., Funke, BR., Case, CL. 2010. Microbiology an Introduction 10th ed. Pearson Education,
CA.

Anda mungkin juga menyukai