Biodata Arsitek 1
Biodata Arsitek 1
Biodata Arsitek 1
Furness menganggap dirinya sebagai murid Hunt dan dipengaruhi oleh kepribadian
Hunt yang dinamis dan memiliki konsep bangunan yang berhasil dan elegan. Ia juga
dipengaruhi oleh konsep arsitektur insinyur Prancis Viollet-le-Duc dan kritikus
Inggris John Ruskin.
Beliau meninggal pada 27 Juni 1912 pada umur 72 tahun dan dimakamkan di Laurel
Hill Cementery, Philadelphia
KARYA ARSITEK
Ruang Baca Utama adalah ruang tertutup bata dan terra-cotta berlantai
empat yang menjulang tinggi, dipisahkan oleh sebuah arcade dari Ruang
Baca Rotunda dua lantai. Di atas Ruang Baca Rotunda adalah ruang kuliah
dua lantai, sekarang menjadi studio arsitektur. Ruang Baca Utama, dengan
jendela atap yang sangat besar dan dinding jendela yang menghadap ke
selatan, berfungsi sebagai sumber cahaya yang menerangi kamar-kamar
dalam di sekitarnya melalui jendela kaca bertimbal.
ARSITEK
GORDON BUNSHAFT
PROFIL ARSITEK
Gehry dikenal akan pendekatan ukiran ke desain bangunan dan untuk membangun struktur yang
berkurva, dan sering kali dibungkus dengan logam yang mengkilat. Gedung yang dirancangnya,
termasuk tempat tinggal pribadinya di Santa Monica, California, telah menjadi atraksi wisatawan.
Banyak museum, perusahaan, dan kota mencari jasa Gehry sebagai simbol pembedaan, untuk segala
produk yang dibuatnya.
Hasil kerjanya yang paling terkenal adalah Museum Guggenheim di Bilbao, Spanyol yang dilapisi
dengan titanium, Aula Konser Walt Disney di pusat kota Los Angeles, Dancing House in Praha,
Republik Ceko.
KARYA ARSITEK
Ruang konser dirancang di sebuah ruang besar yang menyatukan orkestra dan para
penonton. Kursi terletak disetiap sisi panggung dengan beberapa penonton mendapatkan
jarak pandangan yang lebih jauh dari panggung yang menunjukan hierarki sosial.
Pemisahan ruang diminimalisir didalam desain ini.
Teaternya didesain menggunakan Curvilinear Planes of Douglas Fir (bidang lengkung
dari kayu cemara) serta struktur atap baja agar dapat menciptakan bentang tanpa kolom
yang lebar.
Dalam merancang, Frank Gehry bekerja sama dengan seorang ahli akustik, Yasuhisa
Toyota dalam pengujian kualitas akustik. Mereka menggunakan model berskala 1:10
dengan memperlihatkan plafon yang membentuk ombak sebagai bagian dari sistem
akustik. Eksteriornya adalah komposisi bentuk bergelombang dan siku, yang
dikembangkan melalui model dan sketsa, yang merupakan karakteristik proses Gehry.
Bentuk lengkung dieskterior menuntut penggunaan baja, yang dapat dilihat melalui
material tembus pandang di ruang pra-konser.
PENGHARGAAN
Bahkan dua karyanya yang terkenal, yaitu
Guggenheim Museum di Bilbao, Spanyol dan
Walt Disney Concert Hall lebih tampak
sebagai kumpulan kaleng rombeng yang
penyok. Namun memang di situlah letak
keunikan rancangan Fank gehry . Pada 1989
ia mendapatkan penghargaan Pritzker Award,
penghargaan tertinggi untuk arsitek dan
dianggap sebagai Nobel-nya dunia arsitektur.
Hasil kecintaannya terhadap liga hoki ia
tuangkan karyanya dalam mendisain
Piala Kejuaraan Dunia Hoki pada tahun 2004.
ARSITEK
FREDERICH SILABAN
PROFIL ARSITEK
Kebangsaan: Indonesia
MASJID ISTIQLAL
MASJID ISTIQLAL
Pada 1961, penanaman tiang pancang baru dilakukan. Pembangunan baru selesai 17 tahun kemudian dan resmi
digunakan sejak tanggal 22 Februari 1978. Enam tahun setelah Masjid Istiqlal selesai dibangun, F Silaban
mengatakan, "Arsitektur Istiqlal itu asli, tidak meniru dari mana-mana, tetapi juga tidak tahu dari mana datangnya."
MASJID ISTIQLAL
TUTUP USIA
Sang arsitek tutup usia pada hari Senin, 14 Mei 1984, di RSPAD
Gatot Subrotot karena mengalami komplikasi. Selain Istiqlal,
peninggalan Silaban hadir di sekitar 700 bangunan penjuru Tanah Air,
di antaranya Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta/1962), Monumen
Pembebasan Irian Barat (Jakarta/1963), Monumen Nasional atau
Tugu Monas (Jakarta/1960), Gerbang Taman Makam Pahlawan
Kalibata (Jakarta/1953), hingga Tugu Khatulistiwa (Pontianak/1938).
PENGHARGAAN
Frederich Silaban telah menerima anugerah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Sipil berupa Bintang Jasa
Utama dari pemerintah atas prestasinya dalam merancang pembangunan Mesjid Istiqlal.
Frederich Silaban juga merupakan salah satu penandatangan Konsepsi Kebudayaan yang dimuat di
Lentera dan lembaran kebudayaan harian Bintang Timur mulai tanggal 16 Maret 1962 yakni sebuah
konsepsi kebudayaan untuk mendukung upaya pemerintah untuk memajukan kebudayaan nasional
termasuk musik yang diprakarsai oleh Lekra (Lembaga Kebudajaan Rakjat, onderbouw Partai Komunis
Indonesia) dan didukung oleh Lembaga Kebudayaan Nasional (onderbouw Partai Nasional Indonesia)
dan Lembaga Seni Budaya Indonesia (Lesbi) milik Pesindo.
Selain itu, Frederich Silaban juga berperan besar dalam pembentukan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Pada April 1959, Ir. Soehartono Soesilo yang mewakili biro arsitektur PT Budaya dan Ars. F. Silaban
merasa tidak puas atas hasil yang dicapai pada Konperensi Nasional di Jakarta, yakni pembentukan
Gabungan Perusahaan Perencanaan dan Pelaksanaan Nasional (GAPERNAS) di mana keduanya
berpendapat bahwa kedudukan "perencana dan perancangan" tidaklah sama dan tidak juga setara
dengan "pelaksana".
ARSITEK
Wright meninggal di rumahnya di Phoenix, Arizona. Pada saat kematiannya, ia telah diakui secara internasional
dengan gaya bangunan yang inovatif dan desain kontemporer. Dia telah menciptakan 1.141 desain dengan lebih dari
300 desain rumah, yang 532 desain telah diselesaikan. Namanya telah menjadi identik dengan desain besar, tidak
hanya karena bentuk desain, tetapi juga karena fungsi.. Ia mengembangkan serangkaian gaya yang amat bersifat
perorangan, memengaruhi rancang bangunan di seluruh dunia, dan hingga saat ini masih merupakan arsitek terkenal
dari Amerika Serikat.
Wright juga terkenal sepanjang hidupnya. Kehidupan pribadinya yang berwarna sering menjadi berita utama,
terutama tentang kegagalan 2 pernikahan pertamanya dan pembakaran serta pembunuhan di studio Taliesin miliknya
pada tahun 1914.
KARYA-KARYA ARSITEK
1. Fallingwater / Mill Run, Pennsylvania
2. Solomon R. Guggenheim Museum / New York, New York
3. Unity Temple / Oak Park, Illinois
4. Frederick C. Robie House / Chicago, Illinois
5. Taliesin / Spring Green, Wisconsin
6. Hollyhock House / Los Angeles, California
7. Herbert and Katherine Jacobs House / Madison, Wisconsin
8. Taliesin West / Scottsdale, Arizona
Karya yang lolos ini merupakan hasil putusan dalam Pertemuan Warisan Dunia 2019 yang
diselenggarakan di Baku, Azerbaijan. UNESCO menilai bahwa 8 karya besar ini membawa kesadaran
akan pentingnya melestarikan warisan artistik, budaya dan arsitektur. Jelas Barbara Gordon, President
and Executive Director, Frank Lloyd Wright Building Conservancy. Bangunan-bangunan diatas dipilih
karena memiliki nilai budaya dan nilai-nilai universal yang luar biasa.
Setelah resmi, karya Wright dapat bersanding dengan bangunan terkenal di dunia seperti Taj Mahal dan
Sidney Opera House. Situs Wright merupakan salah satu dari 24 Situs Warisan Dunia AS dan satu-
satunya yang terdaftar dalam arsitektur modern.
KARYA ARSITEK
FALLING WATER
FALLING WATER
Frank Lloyd Wright merancang Fallingwater pada tahun 1935 untuk temannya
Edgar Kaufmann, dan menyelesaikannya tiga tahun kemudian. Klien meminta
rumah liburan untuk keluarganya yang menghadap air terjun Bear Run Nature
Reserve 30 kaki (sembilan meter) di pedesaan Pennsylvania.
Tetapi ketika mengunjungi lokasi itu, Wright melihat sebuah batu yang
menjorok di atas air yang mengalir, dan memutuskan untuk membangun
rumah di sana dan membiarkan air mengalir di bawahnya.
Falling water dibangun dengan gaya yang menyatu dengan alam, garis
horizontal dan vertikal yang kuat adalah ciri khas rumah falling water yang
menarik dengan menyatunya bangunan dengan alam yang amat terpadu .
Berupa bunyi-bunyian alam, elemen air, pohon, dan batu batu besar benar
menjadikan bangunan benar benar istimewa dan menarik. Antara penyesuaian
alami dan bangunan suasana emosional yang bervariasi diantaranya suasana
pergerakan menurun, terlindungi, dan pergerakan di sekeliling bangunan
tekstur bahan alami batu batu besar.
FALLING WATER
Selain mereferensikan bentuk-bentuk alami di sekitarnya, Wright memilih batu pasir yang bersumber secara lokal
untuk membentuk tubuh rumah, dan palet warna terbatas untuk eksterior untuk memastikan bahwa properti
menyatu dengan lingkungannya.Keindahan alami di sekitar Fallingwater terkait erat dengan pemahaman dan
apresiasi rumah itu sendiri. Jenius Frank Lloyd Wright yang secara fisik dan spiritual merangkul dunia alami
ditangkap dalam arsitektur inovatif dan berani yang berada di antara lanskap hutan Bear Run. Rancangan akhir
diselesaikan Wright pada Maret 1936, dan pengerjaan rumah dimulai pada bulan April. Rumah utama selesai
dibangun pada tahun 1938, dan paviliun untuk tamu selesai dibangun setahun kemudian
FALLING WATER
Struktur kantilever digunakan di rancangan rumah ini. Rancangan
struktur untuk rumah Fallingwater dikerjakan oleh staf struktur
dari biro Wright
Sebuah tambang batu tua di sisi barat lahan dibuka kembali untuk
menyuplai batu bagi dinding rumah. Wright menugaskan juniorny
a Robert Mosher sebagai penanggung jawab lapangan selama
proses konstruksi.
Kaufmann awalnya ragu tentang kelayakan teknis dari konsep Wright, dan dia menyewa insinyur
konsultan untuk memeriksa rencana Wright. Mereka menemukan bahwa gelagar lantai utama
membutuhkan penguatan tambahan, tetapi Wright menolak klaim ini dan terus maju dengan
konstruksi. Seiring waktu, gravitasi menyebabkan kantilever lantai pertama rumah merosot, dan
pada tahun 2002, fondasi struktur diperkuat untuk mencegah keruntuhan di masa depan. Dalam
prosesnya, lantai batu dan perabotan lantai pertama harus dihancurkan.
ARSITEK
HAN AWAL
PROFIL ARSITEK
Han Awal sendiri tumbuh pada era modern. Lahir di lingkungan pendidik di
Malang, Jawa Timur, pada 1930, Han familiar dengan dunia merancang karena
kakeknya berprofesi sebagai dekorator di pagelaran- pagelaran sandiwara atau
desain pasar malam Tionghoa di Malang, sehingga cita-cita Han beralih dari ahli
fisika ke arsitektur. Han Awal menyelesaikan pendidikan dasarnya di Malang.
Setelah lulus SMA tahun 1950, Han sebetulnya ingin belajar arsitektur di Institut
Teknologi Bandung. Namun, waktu itu ITB belum memiliki jurusan arsitektur.
Terpengaruh brosur program pendidikan ahli bangunan di Technische Hoogeschool
di Delft, Belanda, ia melanjutkan studi di sekolah itu dengan beasiswa dari
Keuskupan Malang. Di tempat ini, ia berkenalan dengan mahasiswa asal
Indonesia, seperti Liem Bian Poen, Soewondo, Pamoentjak, dan Soejoedi.
Namun,akibat ketegangan Indonesia-Belanda akibat sengketa Papua pada tahun
1956, Han terpaksa pindah ke Jerman dan melanjutkan kuliah arsitektur di
Technische Universitat, Berlin Barat, dan lulus tahun 1960.
PROFIL ARSITEK
Han Awal juga dikenal karena pembangunan Rumah Sakit St. Carolus, Sekolah Pangudi Luhur,
pabrik, Hotel Mercure di Jln. Gajah Mada dan lainnya. Satu gagasan Han yang tidak terbangun
namun menakjubkan adalah Rencana Kota Inti pada tahun 1963—sebuah masterplan yang saat
ini bisa disebut superblock—yang rencananya dibangun di wilayah Mangga Besar.
Sejak tahun 1965 sampai 2000, ia tercatat sebagai dosen luar biasa di Universitas Indonesia.
Selain itu, ia juga pernah mengajar di Unika Soegyapranata, Semarang, dan Universitas Merdeka
Malang sampai 2004. Sambil terus mengajar, konsistensi Han Awal semakin terbukti. Terlebih
sejak ia mendirikan PT Han Awal & Partners Architects bersama Mustafa Pamuntjak tahun 1979
di daerah Tulodong, Kebayoran Baru.
Kini, ia lebih dikenal dengan proyek-proyek konservasinya. Dimulai dengan Gereja Katedral,
Jakarta, tahun 1980-an, kemudian Han dan timnya mendapat penghargaan dari UNESCO untuk
proyek Gedung Arsip Nasional, tahun 2001. Yang terakhir, ia mendapat Penghargaan IAI untuk
proyek konservasi Museum Bank Indonesia. “
KARYA ARSITEK
Oleh karena itu yayasan mempunyai ide untuk merenovasi gedung tersebut agar dapat berfungsi lebih baik.
Peninggalan yang terdapat pada gedung arsip nasional dan dijaga dengan baik salah satunya ialah peta-peta yang
di pamerkan pada sebuah galeri yang terdapat disana. Bangunan ini di sekarang di fungsikan sebagai pameran
kearsipan Indonesia sebagai sarana pembelajaran dan pengetahuan masyarakat akan sejarah khususnya pada
masalah kearsipan.
Desain yang di angkat pun masih menggunakan prinsip prinsip desain zaman hindia belanda seperti penggunaan
jendela-jendela yang berjumlah banyak, penggunaan atap perisai dan lain-lain.
GEDUNG ARSIP NASIONAL