Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Biodata Arsitek 1

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 39

KELOMPOK 3

SAMUEL CHRISMAS GINTING 18-110

PUUTRI WULANDARI 18-111

THASYA VIANNY ADIL LUBIS 18-112

ELISABETH LUMBANTORUAN 18-115

AMABEL ODELIA SIMARE-MARE 18-116

AULIA SHAFIRA HAYA 18-117


ARSITEK

FRANK HEYLING FURNESS


PROFIL ARSITEK
Furness lahir di Philadelphia pada 12 November 1839. Dia
tidak kuliah di universitas dan tidak pergi ke Eropa. Dia
memulai pelatihan arsitekturnya di kantor John Fraser ,
Philadelphia, pada tahun 1850-an. Dia menghadiri École des
Beaux-Arts yang menginspirasi dirinya dari Richard Morris
Hunt di New York dari tahun 1859 hingga 1861, dan sekali
lagi pada tahun 1865, setelah dinas militer. 

Furness menganggap dirinya sebagai murid Hunt dan dipengaruhi oleh kepribadian
Hunt yang dinamis dan memiliki konsep bangunan yang berhasil dan elegan. Ia juga
dipengaruhi oleh konsep arsitektur insinyur Prancis Viollet-le-Duc dan kritikus
Inggris John Ruskin.

Beliau meninggal pada 27 Juni 1912 pada umur 72 tahun dan dimakamkan di Laurel
Hill Cementery, Philadelphia
KARYA ARSITEK

Pennsylvania Academy of Fine Arts


Fisher Fine Arts Library
PENNSYLVANIA ACADEMY
FINE OF ARTS
Pennsylvania Academy of Fine Arts dibangun pada tahun 1871 dan
dibuka pada tahun 1876. Bersama dengan George Hewitt, bangunan ini
memiliki julukan “One of the most magnificent Victorian buildings in the
country.” Fasad bangunan diambil dari sejumlah gaya arsitektur yang
berbeda, yaitu Kekaisaran Kedua , Kebangkitan Renaisans ,
dan Kebangkitan Gotik , yang digabungkan dalam bangunan ini. Warna
eksterior bangunan menggabungkan "batu coklat berkarat, batu pasir
halus, granit merah muda yang dipoles, batu bata tekan merah, dan
terakota keunguan."

Bagian dalam bangunan juga sangat bervariasi, yaitu dengan


menggabungkan pola bunga emas yang diukir di atas bidang merah
Venesia. Langit-langit biru langit bertabur bintang perak", dan dinding
galeri plum, oker, pasir, dan hijau zaitun. Struktur bangunannya
menggabungkan batu bata, batu dan besi. Dikarenakan tahan api,
beberapa besi dibiarkan terbuka.
FISHER FINE ARTS LIBRARY

Fisher Fine Arrts Library adalah perpustakaan utama Universitas


Pennsylvania dari tahun 1891 hingga 1962. Bangunan ini menggunakan
gaya arssitektur Gotik Venesia yang disusun dari batu pasir merah, bata
dan tanah liat. Bentuk bangunan sebagian benteng dan sebagian katedral.
Bangunan ini dirancang pada 1839–1912. Batu penjuru diletakkan pada
bulan Oktober 1888, konstruksi selesai pada akhir 1890, dan bangunan
tersebut diresmikan pada bulan Februari 1891.

Ruang Baca Utama adalah ruang tertutup bata dan terra-cotta berlantai
empat yang menjulang tinggi, dipisahkan oleh sebuah arcade dari Ruang
Baca Rotunda dua lantai. Di atas Ruang Baca Rotunda adalah ruang kuliah
dua lantai, sekarang menjadi studio arsitektur. Ruang Baca Utama, dengan
jendela atap yang sangat besar dan dinding jendela yang menghadap ke
selatan, berfungsi sebagai sumber cahaya yang menerangi kamar-kamar
dalam di sekitarnya melalui jendela kaca bertimbal.
ARSITEK

GORDON BUNSHAFT
PROFIL ARSITEK

Gordon Bunshaft, FAIA (lahir


9 Mei 1909 – meninggal 6 Agustus
1990 pada umur 81 tahun), adalah
seorang arsitek Amerika, proponen
utama dari rancangan modern pada
pertengahan abad kedua puluh.

Mitra dalam firma arsitektural Skidmore, Owings & Merrill (SOM),


Bunshaft bergabung pada 1937 dan bertahan selama lebih dari 40 tahun.
KARYA ARSITEK

LEVER HOUSE – BEINECKE RARE BOOK &


MANUSCRIPT LIBRARY
Lever House adalah gedung pencakar langit kotak kaca
LEVER HOUSE
di 390 Park Avenue di Midtown Manhattan ,
New York City . Dibangun dengan Gaya Internasional
sesuai dengan prinsip desain Ludwig Mies van der
Rohe , bangunan ini dirancang oleh Gordon Bunshaft
dan Natalie de Blois dari Skidmore, Owings and Merrill
. Selesai pada tahun 1952, itu adalah gedung pencakar
langit dinding tirai kedua di New York City setelah
Gedung Sekretariat PBB . Bangunan setinggi 307 kaki
(94 m) memiliki halaman dan ruang publik.

Pembangunan Lever House menandai titik transisi untuk Park


Avenue di Midtown, mengubahnya dari bulevar gedung
apartemen dari batu menjadi salah satu menara kaca ketika
perusahaan lain mengadopsi Gaya Internasional untuk kantor
pusat baru.
BEINECKE RARE BOOK
&
MANUSCRIPT LIBRARY

Beinecke Rare Book & Manuscript


Library adalah perpustakaan buku
langka dan arsip sastra adari
Yale University Library di
New Haven, Connecticut. Terletak di
Hewitt Quadrangle, Yale University,
bangunan tersebut dirancang oleh
Gordon Bunshaft dari
Skidmore, Owings & Merrill dan
rampung pada 1963. Menganut Gaya
Modern.
PENGHARGAAN
Penghargaan Dua Puluh Lima Tahun
Institut Arsitek Amerika , terpilih
untuk Institut Seni dan Sastra Nasional
, Penghargaan Arsitektur Pritzker.
ARSITEK

FRANK OWEN GEHRY


PROFIL ARSITEK

Frank Owen Gehry, CC (nama lahir Ephraim Owen Goldberg di 


Toronto, Ontario pada 28 Februari 1929) adalah seorang arsitek
berkewarganegaraan ganda Amerika Serikat dan Kanada.
Pemenang Penghargaan Pritzker tahun 1989.

Gehry dikenal akan pendekatan ukiran ke desain bangunan dan untuk membangun struktur yang
berkurva, dan sering kali dibungkus dengan logam yang mengkilat. Gedung yang dirancangnya,
termasuk tempat tinggal pribadinya di Santa Monica, California, telah menjadi atraksi wisatawan.
Banyak museum, perusahaan, dan kota mencari jasa Gehry sebagai simbol pembedaan, untuk segala
produk yang dibuatnya.
Hasil kerjanya yang paling terkenal adalah Museum Guggenheim di Bilbao, Spanyol yang dilapisi
dengan titanium, Aula Konser Walt Disney di pusat kota Los Angeles, Dancing House in Praha, 
Republik Ceko.
KARYA ARSITEK

Walt Disney Concert Hall (California, Amerika


Serikat)
WALT DISNEY CONCERT HALL
Merupakan suatu karya yang luar biasa yang mencerminkan dan menjadi icon Los
Angeles. Selesai dibangun pada 23 Oktober 2013 , seluruh permukaan facadenya
menggunakan Metalic Surfaces yang merupakan ciri khas dari Frank Gehry. Walt
Disney Concert Hall juga mendapatkan pengakuan besar untuk kenyamanan akustik
yang ada didalamnya.

Ruang konser dirancang di sebuah ruang besar yang menyatukan orkestra dan para
penonton. Kursi terletak disetiap sisi panggung dengan beberapa penonton mendapatkan
jarak pandangan yang lebih jauh dari panggung yang menunjukan hierarki sosial.
Pemisahan ruang diminimalisir didalam desain ini.
Teaternya didesain menggunakan Curvilinear Planes of Douglas Fir (bidang lengkung
dari kayu cemara) serta struktur atap baja agar dapat menciptakan bentang tanpa kolom
yang lebar.

Dalam merancang, Frank Gehry bekerja sama dengan seorang ahli akustik, Yasuhisa
Toyota dalam pengujian kualitas akustik. Mereka menggunakan model berskala 1:10
dengan memperlihatkan plafon yang membentuk ombak sebagai bagian dari sistem
akustik. Eksteriornya adalah komposisi bentuk bergelombang dan siku, yang
dikembangkan melalui model dan sketsa, yang merupakan karakteristik proses Gehry.
Bentuk lengkung dieskterior menuntut penggunaan baja, yang dapat dilihat melalui
material tembus pandang di ruang pra-konser.
PENGHARGAAN
Bahkan dua karyanya yang terkenal, yaitu
Guggenheim Museum di Bilbao, Spanyol dan
Walt Disney Concert Hall lebih tampak
sebagai kumpulan kaleng rombeng yang
penyok. Namun memang di situlah letak
keunikan rancangan Fank gehry . Pada 1989
ia mendapatkan penghargaan Pritzker Award,
penghargaan tertinggi untuk arsitek dan
dianggap sebagai Nobel-nya dunia arsitektur.
Hasil kecintaannya terhadap liga hoki ia
tuangkan karyanya dalam mendisain
Piala Kejuaraan Dunia Hoki pada tahun 2004. 
ARSITEK

FREDERICH SILABAN
PROFIL ARSITEK

Ars. Frederich Silaban adalah seorang opzichter/arsitek


generasi awal di negeri Indonesia. Setelah menyelesaikan
pendidikan formal di H.I.S.

Lahir: 16 Desember 1912, Dolok Sanggul, Humbang


Hasundutan

Meninggal: 14 Mei 1984, Jakarta

Kebangsaan: Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Gedung: Stadion Utama Gelora Bung Karno; Monumen


Nasional; Masjid Istiqlal

Anak: Panogu Silaban


KARYA ARSITEK

MASJID ISTIQLAL
MASJID ISTIQLAL

Pada tahun 1955, Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno


mengadakan sayembara membuat desain maket Masjid
Istiqlal. Sebanyak 22 dari 30 arsitek lolos persyaratan.
Bung Karno sebagai Ketua Dewan Juri mengumumkan
nama Friedrich Silaban dengan karya berjudul
"Ketuhanan" sebagai pemegang sayembara arsitek masjid
itu. Bung Karno menjuluki F Silaban sebagai "By the
grace of God" karena memenangi sayembara itu.

Pada 1961, penanaman tiang pancang baru dilakukan. Pembangunan baru selesai 17 tahun kemudian dan resmi
digunakan sejak tanggal 22 Februari 1978. Enam tahun setelah Masjid Istiqlal selesai dibangun, F Silaban
mengatakan, "Arsitektur Istiqlal itu asli, tidak meniru dari mana-mana, tetapi juga tidak tahu dari mana datangnya."
MASJID ISTIQLAL

Masjid Istiqlal berdiri di atas lahan seluas 9,5 hektar,


diapit dua kanal Kali Ciliwung, kubahnya bergaris tengah
45 meter, dan ditopang 12 pilar raksasa serta 5.138 tiang
pancang. Dindingnya berlapis batu marmer putih. Air
mancur besar melambangkan "tauhid" dibangun di barat
daya. Dilengkapi menara setinggi 6.666 sentimeter, sesuai
dengan jumlah ayat Al Quran, masjid itu mampu
menampung 20.000 umat.

TUTUP USIA
Sang arsitek tutup usia pada hari Senin, 14 Mei 1984, di RSPAD
Gatot Subrotot karena mengalami komplikasi. Selain Istiqlal,
peninggalan Silaban hadir di sekitar 700 bangunan penjuru Tanah Air,
di antaranya Stadion Gelora Bung Karno (Jakarta/1962), Monumen
Pembebasan Irian Barat (Jakarta/1963), Monumen Nasional atau
Tugu Monas (Jakarta/1960), Gerbang Taman Makam Pahlawan
Kalibata (Jakarta/1953), hingga Tugu Khatulistiwa (Pontianak/1938).
PENGHARGAAN
Frederich Silaban telah menerima anugerah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Sipil berupa Bintang Jasa
Utama dari pemerintah atas prestasinya dalam merancang pembangunan Mesjid Istiqlal.
Frederich Silaban juga merupakan salah satu penandatangan Konsepsi Kebudayaan yang dimuat di
Lentera dan lembaran kebudayaan harian Bintang Timur mulai tanggal 16 Maret 1962 yakni sebuah
konsepsi kebudayaan untuk mendukung upaya pemerintah untuk memajukan kebudayaan nasional
termasuk musik yang diprakarsai oleh Lekra (Lembaga Kebudajaan Rakjat, onderbouw Partai Komunis
Indonesia) dan didukung oleh Lembaga Kebudayaan Nasional (onderbouw Partai Nasional Indonesia)
dan Lembaga Seni Budaya Indonesia (Lesbi) milik Pesindo.

Selain itu, Frederich Silaban juga berperan besar dalam pembentukan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Pada April 1959, Ir. Soehartono Soesilo yang mewakili biro arsitektur PT Budaya dan Ars. F. Silaban
merasa tidak puas atas hasil yang dicapai pada Konperensi Nasional di Jakarta, yakni pembentukan
Gabungan Perusahaan Perencanaan dan Pelaksanaan Nasional (GAPERNAS) di mana keduanya
berpendapat bahwa kedudukan "perencana dan perancangan" tidaklah sama dan tidak juga setara
dengan "pelaksana".
ARSITEK

FRANK LIOYD WRIGHT


PROFIL ARSITEK
Frank Lloyd Wright lahir di Richland, Wisconsin pada tanggal 8 Juni 1867 dan meninggal
pada tanggal 9 April 1959. Wright adalah seorang arsitek yang terkenal pada awal tahun
1900-an. Pendidikan Frank L.Wright tidak lulus SMU, tapi mengikuti kursus atau magang
arsitektur pada Sullivan-Adler architect sebelum akhirnya membuka kantornya sendiri.
Wright menghabiskan masa mudanya di perkebunan pamannya di Wisconsin. Pada awal
tahun 1889, Wright mendesain rumah untuk keluarganya dan sebuah studio arsitektur
pribadi di Oak Park, Illinois.

Wright meninggal di rumahnya di Phoenix, Arizona. Pada saat kematiannya, ia telah diakui secara internasional
dengan gaya bangunan yang inovatif dan desain kontemporer. Dia telah menciptakan 1.141 desain dengan lebih dari
300 desain rumah, yang 532 desain telah diselesaikan. Namanya telah menjadi identik dengan desain besar, tidak
hanya karena bentuk desain, tetapi juga karena fungsi.. Ia mengembangkan serangkaian gaya yang amat bersifat
perorangan, memengaruhi rancang bangunan di seluruh dunia, dan hingga saat ini masih merupakan arsitek terkenal
dari Amerika Serikat.
Wright juga terkenal sepanjang hidupnya. Kehidupan pribadinya yang berwarna sering menjadi berita utama,
terutama tentang kegagalan 2 pernikahan pertamanya dan pembakaran serta pembunuhan di studio Taliesin miliknya
pada tahun 1914.
KARYA-KARYA ARSITEK
1. Fallingwater / Mill Run, Pennsylvania
2. Solomon R. Guggenheim Museum / New York, New York
3. Unity Temple / Oak Park, Illinois
4. Frederick C. Robie House / Chicago, Illinois
5. Taliesin / Spring Green, Wisconsin
6. Hollyhock House / Los Angeles, California
7. Herbert and Katherine Jacobs House / Madison, Wisconsin
8. Taliesin West / Scottsdale, Arizona

Karya yang lolos ini merupakan hasil putusan dalam Pertemuan Warisan Dunia 2019 yang
diselenggarakan di Baku, Azerbaijan. UNESCO menilai bahwa 8 karya besar ini membawa kesadaran
akan pentingnya melestarikan warisan artistik, budaya dan arsitektur. Jelas Barbara Gordon, President
and Executive Director, Frank Lloyd Wright Building Conservancy. Bangunan-bangunan diatas dipilih
karena memiliki nilai budaya dan nilai-nilai universal yang luar biasa.
Setelah resmi, karya Wright dapat bersanding dengan bangunan terkenal di dunia seperti Taj Mahal dan
Sidney Opera House. Situs Wright merupakan salah satu dari 24 Situs Warisan Dunia AS dan satu-
satunya yang terdaftar dalam arsitektur modern.
KARYA ARSITEK

FALLING WATER
FALLING WATER

Frank Lloyd Wright merancang Fallingwater pada tahun 1935 untuk temannya
Edgar Kaufmann, dan menyelesaikannya tiga tahun kemudian. Klien meminta
rumah liburan untuk keluarganya yang menghadap air terjun Bear Run Nature
Reserve 30 kaki (sembilan meter) di pedesaan Pennsylvania.
Tetapi ketika mengunjungi lokasi itu, Wright melihat sebuah batu yang
menjorok di atas air yang mengalir, dan memutuskan untuk membangun
rumah di sana dan membiarkan air mengalir di bawahnya.

Falling water dibangun dengan gaya yang menyatu dengan alam, garis
horizontal dan vertikal yang kuat adalah ciri khas rumah falling water yang
menarik dengan menyatunya bangunan dengan alam yang amat terpadu .
Berupa bunyi-bunyian alam, elemen air, pohon, dan batu batu besar benar
menjadikan bangunan benar benar istimewa dan menarik. Antara penyesuaian
alami dan bangunan suasana emosional yang bervariasi diantaranya suasana
pergerakan menurun, terlindungi, dan pergerakan di sekeliling bangunan
tekstur bahan alami batu batu besar.
FALLING WATER

Mengambil isyarat dari ujung-ujung batu, arsitek Amerika melantunkan


lantai dari tiga tingkat rumah. Dihuni oleh serangkaian teras yang dibalut
dengan balkon beton bertulang, proyek ini melewati tepi air di bagian
belakang dan lembah berhutan di sisi lainnya.
Wright juga memperluas ruang tamu dan dapur rencana terbuka di atas
torrent, untuk menciptakan ruang besar bagi keluarga untuk bersosialisasi
di plot ketat.

Selain mereferensikan bentuk-bentuk alami di sekitarnya, Wright memilih batu pasir yang bersumber secara lokal
untuk membentuk tubuh rumah, dan palet warna terbatas untuk eksterior untuk memastikan bahwa properti
menyatu dengan lingkungannya.Keindahan alami di sekitar Fallingwater terkait erat dengan pemahaman dan
apresiasi rumah itu sendiri. Jenius Frank Lloyd Wright yang secara fisik dan spiritual merangkul dunia alami
ditangkap dalam arsitektur inovatif dan berani yang berada di antara lanskap hutan Bear Run. Rancangan akhir
diselesaikan Wright pada Maret 1936, dan pengerjaan rumah dimulai pada bulan April. Rumah utama selesai
dibangun pada tahun 1938, dan paviliun untuk tamu selesai dibangun setahun kemudian
FALLING WATER
Struktur kantilever digunakan di rancangan rumah ini. Rancangan
struktur untuk rumah Fallingwater dikerjakan oleh staf struktur
dari biro Wright
Sebuah tambang batu tua di sisi barat lahan dibuka kembali untuk
menyuplai batu bagi dinding rumah. Wright menugaskan juniorny
a Robert Mosher sebagai penanggung jawab lapangan selama
proses konstruksi.

Untuk lantai kantilever, menggunakan balok-balok berbentuk T terbalik yang


diintegrasikan ke dalam lempengan beton monolitik yang membentuk langit-langit
ruang di bawahnya dan memberikan daya tahan terhadap gaya tekan yang lebih baik.
Walter Hall.
Di Fallingwater, Wright menambatkan serangkaian nampan beton bertulang ke batu
alam. Teras Cantilever dari batu pasir lokal berpadu serasi dengan formasi batuan,
tampak melayang di atas aliran di bawah. Entri lantai pertama, ruang tamu, dan ruang
makan bergabung untuk menciptakan satu ruang terus menerus, sementara pintu palka di
ruang tamu terbuka ke tangga yang ditangguhkan yang turun ke aliran di bawah.
Dinding kaca semakin membuka kamar ke lanskap sekitarnya. Pada tahun 1938, Wright
merancang tempat tamu tambahan yang terletak di lereng bukit tepat di atas rumah
utama dan dihubungkan oleh jalan setapak yang tertutup.
FALLING WATER
Fallingwater adalah keajaiban arsitektur, tetapi masih
memiliki beberapa kelemahan utama. Langit-
langitnya bocor, air terjun ini mendorong
pertumbuhan jamur (Kaufmann menjuluki
Fallingwater "Rising Mushroom"), dan bahkan lebih
buruk lagi para pembangun tidak menggunakan
cukup baja penguat untuk mendukung kerangka
beton lantai pertama.

Kaufmann awalnya ragu tentang kelayakan teknis dari konsep Wright, dan dia menyewa insinyur
konsultan untuk memeriksa rencana Wright. Mereka menemukan bahwa gelagar lantai utama
membutuhkan penguatan tambahan, tetapi Wright menolak klaim ini dan terus maju dengan
konstruksi. Seiring waktu, gravitasi menyebabkan kantilever lantai pertama rumah merosot, dan
pada tahun 2002, fondasi struktur diperkuat untuk mencegah keruntuhan di masa depan. Dalam
prosesnya, lantai batu dan perabotan lantai pertama harus dihancurkan.
ARSITEK

HAN AWAL
PROFIL ARSITEK

Han Awal sendiri tumbuh pada era modern. Lahir di lingkungan pendidik di
Malang, Jawa Timur, pada 1930,  Han familiar dengan dunia merancang karena
kakeknya berprofesi sebagai dekorator di pagelaran- pagelaran sandiwara atau
desain pasar malam Tionghoa di Malang, sehingga cita-cita Han beralih dari ahli
fisika ke arsitektur. Han Awal menyelesaikan pendidikan dasarnya di Malang.
Setelah lulus SMA tahun 1950, Han sebetulnya ingin belajar arsitektur di Institut
Teknologi Bandung. Namun, waktu itu ITB belum memiliki jurusan arsitektur.
Terpengaruh brosur program pendidikan ahli bangunan di Technische Hoogeschool
di Delft, Belanda, ia melanjutkan studi di sekolah itu dengan beasiswa dari
Keuskupan Malang. Di tempat ini, ia berkenalan dengan mahasiswa asal
Indonesia, seperti Liem Bian Poen, Soewondo, Pamoentjak, dan Soejoedi.
Namun,akibat ketegangan Indonesia-Belanda akibat sengketa Papua pada tahun
1956, Han terpaksa pindah ke Jerman dan melanjutkan kuliah arsitektur di
Technische Universitat, Berlin Barat, dan lulus tahun 1960.
PROFIL ARSITEK
Han Awal juga dikenal karena pembangunan Rumah Sakit St. Carolus, Sekolah Pangudi Luhur,
pabrik, Hotel Mercure di Jln. Gajah Mada dan lainnya. Satu gagasan Han yang tidak terbangun
namun menakjubkan adalah Rencana Kota Inti pada tahun 1963—sebuah masterplan yang saat
ini bisa disebut superblock—yang rencananya dibangun di wilayah Mangga Besar.
Sejak tahun 1965 sampai 2000, ia tercatat sebagai dosen luar biasa di Universitas Indonesia.
Selain itu, ia juga pernah mengajar di Unika Soegyapranata, Semarang, dan Universitas Merdeka
Malang sampai 2004. Sambil terus mengajar, konsistensi Han Awal semakin terbukti. Terlebih
sejak ia mendirikan PT Han Awal & Partners Architects bersama Mustafa Pamuntjak tahun 1979
di daerah Tulodong, Kebayoran Baru.
Kini, ia lebih dikenal dengan proyek-proyek konservasinya. Dimulai dengan Gereja Katedral,
Jakarta, tahun 1980-an, kemudian Han dan timnya mendapat penghargaan dari UNESCO untuk
proyek Gedung Arsip Nasional, tahun 2001. Yang terakhir, ia mendapat Penghargaan IAI untuk
proyek konservasi Museum Bank Indonesia. “
KARYA ARSITEK

GEDUNG ARSIP NASIONAL


GEDUNG ARSIP NASIONAL

Gedung gajahmada ini adalah tempat menyimpan arsip-arsip pada


zaman hindia belanda. Tapi ketika itu tempat ini mempunyai
permasalahan yaitu tempat bangunan gedung arsip ini lebih rendah dari
jalan raya. Sehingga ketika hujan dan banjir tempat ini menjadi kurang
representative sebagai gedung arsip.

Oleh karena itu yayasan mempunyai ide untuk merenovasi gedung tersebut agar dapat berfungsi lebih baik.
Peninggalan yang terdapat pada gedung arsip nasional dan dijaga dengan baik salah satunya ialah peta-peta yang
di pamerkan pada sebuah galeri yang terdapat disana. Bangunan ini di sekarang di fungsikan sebagai pameran
kearsipan Indonesia sebagai sarana pembelajaran dan pengetahuan masyarakat akan sejarah khususnya pada
masalah kearsipan.

Desain yang di angkat pun masih menggunakan prinsip prinsip desain zaman hindia belanda seperti penggunaan
jendela-jendela yang berjumlah banyak, penggunaan atap perisai dan lain-lain.
GEDUNG ARSIP NASIONAL

1.Perubahan Fungsi bangunan dari tempat tinggal – gedung komersil – gedung


pemerintahan – Museum sejarah.
2.Pemugaran bangunan atau menghidupkan kembali kondisi bangunan. Dimana
sebelumnya dengan kondisi yang tidak layak pakai di renovasi sedemikian rupa
menjadi sebuah gedung yang memiliki daya Tarik tersendiri.
3.Penerapan desain yang representative sesuai dengan zaman dimana bangunan ini
di bangun dan tak banyak terlihat perubahan yang signifikan pada elemen desain.
Terlihat dari desain bangunan yang memiliki gaya hindia belanda.
PENGHARGAAN
Salah satu prestasi Han Awal adalah melestarikan Gereja Katedral Jakarta di Lapangan Banteng dan
Gedung Museum Arsip Nasional di Jalan Gajah Mada. Dia juga berkontribusi melestarikan Gedung
Bank Indonesia Jakarta Kota, dan Gereja Immanuel.
Untuk kontribusinya di bidang budaya, Han Awal menerima penghargaan Profesor AA Teeuw, seorang
guru besar kajian budaya Indonesia di Universitas Leiden, Belanda. Penghargaan itu diberikan dua
tahun sekali sejak 1992 kepada warga Indonesia yang dinilai berjasa meningkatkan hubungan
kebudayan kedua negara.
Prestasinya di bidang arsitektur juga membuahkan penghargaan International Award of Excellence
Unesco Asia Pasific Heritage untuk bangunan gedung Museum Arsip Nasional.
Karya Han lainnya ialah kampus Universitas Katolik Atma Jaya di Semanggi dan Gedung Sekolah
Pangudi Luhur di Kebayoran Baru.
Han juga terlibat dalam pembangunan Gedung Conefo 1964-1972, yang kemudian dikenal sebagai
Gedung DPR-MPR.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai