Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Teknik Sungai#2

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK SUNGAI (#2)

KODE: CE 706
3 sks, wajib

Minggu ke-2,3 & 4


1. Geometri & Regime Sungai morfologi
2. Diskusi
3. Tugas mandiri
GEOMETRI & REGIME SUNGAI
(bagian morfologi sungai)
MORFOLOGI SUNGAI

Sumber: Djoko Legono, Teknik Sipil, UGM, 1988


Morfologi sungai
RUPA BUMI
Variabel yang mempengaruhi geometri

Sumber: Djoko Legono, Teknik Sipil, UGM, 1988


Variabel yang mempengaruhi geometri
menurut Shen (1976) :

Sumber: Djoko Legono, Teknik Sipil, UGM, 1988


Variabel dominan morfologi
- air + sedimen (Lane, 1955)

dengan:
Qs = Angkutan bahan dasar
d-50 = diameter partikel sedimen/bahan dasar rerata
I = kemiringan dasar sungai

Sumber: Djoko Legono, Teknik Sipil, UGM, 1988


Contoh soal

Sumber: Djoko Legono, Teknik Sipil, UGM, 1988


MORFOLOGI SUNGAI
PLANFORM (DENAH)
 Brice (1983)
A. Sinuous ( berbentuk sinus atau gelombang)
1. Sinuous Canal Form
ciri: kemiringan yang landai, lebar relatif sama, tidak beranyam, saluran
sempit dan dalam
2. Sinuous Point Bar  adanya endapan sedimen
ciri: kemiringan lebih curam, bagian yang lurus stabil, sedangkan bagian
di tikungan lebih lebar.
3. Sinuous Braided (Beranyam/pulau pasir)
ciri: kemiringan sangat curam, alur sungai berpindah-pindah arah radial,
muatan dasar (bed load) sungai cukup besar
B. Non Sinuous
Sungai beranyam (braided), dan anak sungai mempunyai pertemuan yang
berpindah pindah
POLA ALUR SUNGAI
Leopold dan Walman (1957)
1. Lurus (straight/sinuous), jika kelokannya ≤ 1,5
2. Berkelok (meandering), jika kelokannya > 1,5
3. Beranyam (braided)
KELOKAN SUNGAI
 ADALAH perbandingan antara panjang
lembah (valley slope) terhadap panjang
sungai (channel slope)

Kelokan =Li/L
L1 L2
L
MEANDERING
 = 10,9 B1,01

a = 2,7 B1,1

 = 4,7 Rc0,98
a
Rc Ket :
B = lebar sungai
Rc = jari-jari menader
a= amplitudo meander
 = panjang gelombang meander

Regime (rezim) sungai
adalah kondisi stabil/dominan sungai secara alamiah,
baik secara kuantitas maupun kualitasnya.
GEOMETRI SUNGAI
(Kemiringan memanjang sungai)

KONDISI REGIME
1. Hac (1957)
Ket :
S = kemiringan memanjang sungai (kaki/mil)
0,6
d  d = ukuran rata-rata butiran (mm)
S  18  A = luas DAS (mil2)

 A
Catatan : luas DAS 0,12 – 370 mil2 dan material dasar diameter 5 – 600 mm
GEOMETRI SUNGAI
(Kemiringan Memanjang Sungai)
KONDISI REGIME
2. Leopold dan Wolman (1957)
S  0,0125Q 0, 44

3. Henderson (1961)
S  0,0002d 1,15Q 0, 46

4. Lane (1957) S  0,0007Q 0, 25

Ket :
Q = debit aliran sungai (m3/det)
d = diameter rata-rata butiran dasar (mm)
GEOMETRI SUNGAI
(Penampang Melintang Sungai)
KONDISI REGIME
Leopold dan Wolman (1957)
B  C a Q 0, 26
D  Cb Q 0 , 4
S  0,0125Q 0, 44
U  Cc Q 0 ,34
D
C a Cb C c  1

B
KECEPATAN DI TIKUNGAN
V2
U U2
RC
Bag. lurus

U3
Rc

U1 Bag.
V1 tikungan


KECEPATAN DI TIKUNGAN
 Pada daerah tikungan peningkatan
kecepatan sekunder/melintang (V) cukup
besar dibandingkan pada daerah lurus
 Pada daerah tikungan bekerja dua
kecepatan yaitu :
1. Kecepatan utama (memanjang), U
2. Kecepatan sekunder (melintang), V
KECEPATAN DI TIKUNGAN
Kecepatan Sekunder Maksimum (Vmaks)

Vmaks D  10 5 0,5 
     0,5 f  
U XRC  3 9 X 
Ket :
X = konstanta von karman (gunakan 0,4)
f = faktor kekasaran
RC = jari-jari tikungan

Anda mungkin juga menyukai