Kuliah 2. Analisis Kadar Abu
Kuliah 2. Analisis Kadar Abu
Kuliah 2. Analisis Kadar Abu
KADAR ABU
Pendahuluan
Analisa Mineral
Pendahuluan
Mineral Mineral
makro mikro
Metode langsung :
Pengabuan kering (suhu tinggi & O2)
Pengabuan basah (oksidator2 kuat)
Membutuhkan ketelitian
Menganalisis bahan lebih banyak dibanding pengabuan
basah
Dapat diterapkan ke semua jenis mineral, kecuali merkuri
dan arsen.
Dilakukan untuk menganalisis Ca, P dan Fe
Suhu diatas 480 oC dapat merusak mineral K
Suhu 450 oC tidak dapat untuk menganalisis Zn
Suhu terlalu tinggi mineral tidak larut (timah putih)
PERALATAN
Cawan pengabuan yang terbuat dari platina, nikel atau silika,
kuarsa, porselen, vycor, besi, dan campuran emas-paltina.
Porselen : umum digunakan karena berat relatif konstan
setelah proses pengabuan berulang, harga murah. Akan
tetapi, cawan porselen mudah retak, bahkan pecah jika
dipanaskan pada suhu tinggi dengan tiba-tiba.
Penutup cawan
Tanur pengabuan (furnace)
Penjepit cawan
Cawan porselen
Desikator
Penjepit
OVEN
Tanur/Furnace
Timbangan Analitik
Temperatur pengabuan
Elemen abu yg dpt menguap pada suhu yang tinggi : unsur K,
Na, S, Ca, Cl, P.
Dekomposisi senyawa tertentu: K2CO3 (700 oC) ; CaCO3 (600
– 650 oC); MgCO3 (300 – 400 oC).
Buah-buahan dan hasil olahannya, gula dan hasil olahannya
serta sayuran (525 oC)
Serealia dan hasil olahannya, susu dan hasil olahannya kecuali
keju (550 oC)
Ikan dan hasil olahannya, rempah2, keju, anggur (500 oC)
Biji2an, makanan ternak (600 oC)
PROSEDUR
Keterangan :
W0 : berat cawan kosong
W1 : berat cawan + sampel sebelum pengabuan
W2 : berat cawan + sampel setelah pengabuan
Pengabuan Kering
Kelebihan Kekurangan
Paling banyak dipakai Waktu relatif lama
Mudah, murah, sederhana Interaksi mineral (sampel -
Abu larut air, tdk larut air wadah)
& asam Kehilangan mineral
PENGABUAN BASAH
Kelebihan Kekurangan
Suhu rendah Pereaksi bersifat korosif
Mencegah kehilangan Perlu faktor koreksi dari
mineral pereaksi
Alat murah, oksidasi lebih Sampel banyak kendala
cepat
ANALISIS MINERAL
PENETAPAN MINERAL
METODE GRAVIMETRIK
METODE KALORIMETRIK
METODE TITRASI
METODE SPEKTROSKOPI ATOM
Metode Gravimetrik
Prinsip : dilakukan dengan cara mengendapkan mineral
yang diinginkan secara selektif.
Endapan yg diperoleh kemudian dikeringkan dan
ditimbang.
Perhitungan kadar mineral didasarkan pada
perbandingan berat masing2 atom yang menyusun suatu
komponen dengan berat molekul komponen tersebut.
Keterbatasan metode gravimetri : hanya dapat digunakan
untuk menganalsisi mineral makro dan juga suit
diterapkan pada bahan pangan yang mempunyai jenis
mineral beragam.
Dpt diaplikasikan untuk menghitung kadar klorida
dan kalsium.
Klorida dapat diendapkan sebagai perak klorida
(AgCl).
Perbandingan berat atom klorida dengan berat
molekul perak klorida 24,74%. Dengan kata lain
jumlah klorida pada komponen perak klorida adalah
24,74%.
Metode Kalorimetrik
PRINSIP :
EDTA dapat membentuk kompleks yang stabil dengan bbrp
jenis mineral seperti kalsium.
Pembentukan kompleks ini berakhir bila pada saat titrasi
sudah menunjukkan warna biru pekat dari indikator
hydroxynapthol blue.
Titrasi yg melibatkan reaksi reduksi-oksidasi (redoks)
PRINSIP :
Kalsium diendapkan sebagai kalsium oksalat.
Endapan dilarutkan dalam H2SO4 encer kemudian dititrasi
dengan KMnO4 yg bertindak sebagai oksidator.
Titrasi Pengendapan