Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

TB Anak

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

Tuberkulosis pada anak

Pembimbing :
dr. Monique Noorvitry, Sp.A

Oleh : Raysella Khaulla M.


(201810401011089)

SMF ILMU ANAK


RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UMM
2019
1
PENDAHULUAN
• Suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri Mycobacterium
Tuberkulosis
tuberkulosis.

WHO : salah satu penyakit pada anak dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas yang masih tinggi dan peringkat kedua penyebab kematian
karena infeksi setelah HIV/AIDS (Bakhtiar, 2016).

Indonesia  termasuk dalam 5 negara dengan penderita TB terbanyak di dunia.


Terdapat 1,02 juta kasus TB baru (391 per 100.000 penduduk) dengan 110.000
kematian (42 per 100.000 penduduk) dan terdapat 1 juta kasus TB baru pada anak di
dunia pada tahun 2016 (Prasetyo, 2019).

Kendala dalam tatalaksana TB pada anak : “Penegakkan diagnosis.”

2
Definisi

• Tuberkulosis  penyakit menular yang disebabkan


oleh M. Tuberculosis. Bakteri ini dikenal sebagai
bakteri tahan asam (BTA). Sebagian besar
menyerang paru (Bakhtiar, 2016).

3
Epidemiologi
• Tahun 2010, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara dengan
insidensi TB tertinggi di dunia sebanyak 0,37 – 0,54 juta.
• TB pada anak terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
• Proporsi kasus TB Anak di antara semua kasus TB di Indonesia pada
tahun 2010 adalah 9,4 %, kemudian menjadi 8,5 % pada tahun 2011,
8,2 % pada tahun 2012, 7,9 % pada tahun 2013, 7, 16 % pada tahun
2014, dan 9 % pada tahun 2015. Proporsi tersebut bervariasi antar
provinsi dari 1,2 % sampai 17,3 % (Kemenkes RI, 2016).

4
Etiologi
• Penyebab TB adalah Mycobacterium tuberculosis,
bakteri yang tumbuh secara lambat di dalam sel
(intraselular) dan berbentuk batang. Basil tahan asam
dengan sifat kuman aerob (Bakhtiar, 2016).

5
Penularan

• Lewat udara/droplet, dapat juga (jarang) mel.kontak


langsung kulit/luka/lecet, dan (kongenital), minum susu
terkontaminasi basil (M.bovis).
• Basil tetap hidup dan virulen dlm keadaan kering bbrp
minggu, mati dlm cairan 60ᵒC 15-20 menit.
• Basil tidak membentuk toksin.

6
Faktor resiko
• Resiko infeksi TB
– Anak yang terpajan dengan orang dewasa dengan TB aktif
(kontak TB positif)
– Daerah endemis
– Kemiskinan
– Lingkungan yang tidak sehat (higiene dan sanitasi yang tidak
membaik)
– Tempat penampungan umum (panti asuhan, penjara atau panti
perawatan lain) yang banyak terdapat pasien TB dewasa aktif
(Safitri, 2011).

7
• Resiko sakit TB
– Usia : Anak berusia ≤ 5 tahun
– Infeksi baru yang ditandai dengan adanya konversi uji tuberkulin
(dari negatif menjadi positif) dalam 1 tahun terakhir.
– Sosial ekonomi yang rendah, kepadatan hunian, penghasilan yang
kurang, pengangguran, pendidikan yang rendah.
– Faktor lain yaitu malnutrisi, imunokompromais (misalnya pada
infeksi HIV, keganasan, transplantasi organ dan pengobatan
imunosupresi).
– Virulensi dari M. Tuberculosis dan dosis infeksinya.

8
Patogenesis

9
Manifestasi klinis
• Gejala umum TBC pada anak :
– BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan
– Demam ≥ 2 minggu, demam tidak tinggi
– Batuk ≥ 2 minggu, semakin memberat dan tak sembuh dengan
antibiotika atau Obat asma
– Lesu, malaise, anak kurang aktif bermain
(Kemenkes RI, 2016).

10
• Gejala spesifik
– TBC Kulit (skrofuloderma)
– Ditandai dengan adanya ulkus disertai dengan jembatan kulit antar
tepi ulkus (skin bridge).
– TBC tulang dan sendi :
• Tulang punggung ( spondilitis ) : gibbus
• Tulang panggul ( koksitis ) : pincang, pembengkakan dipinggul
• Tulang lutut : pincang dan / atau bengkak
• Tulang kaki dan tangan
– TBC Otak dan Saraf : Meningitis dengan gejala iritabel kaku kuduk
muntah-muntah dan kesadaran menurun

11
– Tuberkulosis mata : Konjungtivitis fliktenularis , Tuberkel koroid
(hanya terlihat dengan funduskopi)
– Tuberkulosis kelenjar
• Biasanya di daerah leher (region colli)
• Pembesaran kelenjar getah bening tidak nyeri, konsistensi kenyal,
multiple dan kadang saling melekat ( konfluens).
• Ukuran besar ( lebih dari 2 x 2 cm), biasanya pembesaran KGB
terlihat jelas bukan hanya teraba.
• Tidak berespon terhadap pemberian antibiotika
• Bisa terbentuk rongga dan discharge

12
13
Penegakkan diagnosis
• Konfirmasi bakteriologis TB
• Gejala klinis yang khas TB
• Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberculin positif atau kontak erat
dengan pasien TB)
• Gambaran foto toraks sugestif TB.

14
Anamnesis
• Berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang
jelas atau gagal tumbuh
• Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2 minggu
• Batuk kronik >3 minggu, dengan atau tanpa wheeze
• Riwayat kontak dengan pasien tb paru dewasa.

15
Pemeriksaan fisik
• Pembesaran kelenjar limfe leher, aksila, inguinal
• Pembengkakan progresif atau deformitas tulang, sendi, lutut, falang
• Uji tuberculin. Biasanya positif pada anak dengan TB paru, tetapi bias
negative pada anak dengan TB milier atau juga menderita HIV/AIDS,
gizi buruk atau baru menderita campak
• Pengukuran berat badan menurut umur atau lebih baik pengukuran
berat menurut panjang/tinggi badan.

16
Pemeriksaan penunjang
1. Uji tuberkulin

- Mantoux test atau Tuberculin Skin Test (TST)


- Pembacaan dalam kurun waktu 48-72 jam
- Yang dinilai adalah diameter indurasi, bukan eritema
- Hasil dinyatakan dalam millimeter

17
UJI TUBERKULIN
Interpretasi hasil
Pembacaan Indurasi (mm) Penafsiran

Negatif 0-4 Tidak ada infeksi


anergi
Positif 5-9 Infeksi M. atipik
meragukan Stlh BCG
Infeksi TB alamiah
Kesalahan teknis
Positif 10 Atau lebih Sedang/ pernah
Infeksi TB alamiah

18
19
Pemeriksaan penunjang
2. Foto toraks
Gambaran foto toraks pada TB tidak khas. Secara umum, gambaran radiologis yang
menunjang TB adalah sebagai berikut:
– Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat (visualisasinya
selain dengan foto toraks AP, harus disertai foto toraks lateral)
– Milier
– Atelektasis /kolaps konsolidasi
– Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
– Konsolidasi ( lobus )
– Reaksi pleura dan atau efusi pleura
– Kalsifikasi
– Bronkiektasis
– Kavitas
– Destroyed lung
20
21
3. Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi

1. MIKROSKOPIS (APUSAN BTA)


Minimal 2 kali, yaitu sewaktu dan pagi hari.

2. TES CEPAT MOLEKULER/TCM


•Line Probe Assay (misalnya Hain GenoType)
•NAAT=Nucleic Acid Amplification Test (misalnya Xpert MTB/RIF).

3. BIAKAN/UJI KEPEKAAN
• Media padat: hasil biakan dapat diketahui 4-8 minggu
• Media cair: hasil biakan bisa diketahui lebih cepat (1-2 minggu), tetapi lebih mahal.

22
4. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI (PA/PATOLOGI ANATOMI)

PA akan menunjukkan gambaran granuloma dengan nekrosis


perkijuan di tengahnya dan dapat pula ditemukan gambaran sel
datia langhans dan atau kuman TB.

23
24
25
26
27
Klasifikasi pasien TB:
• Paru
Lokasi • Ekstraparu

Riwayat • Baru
pengobatan • Pernah diobati sebelumnya

Hasil uji • Resistan (monoresistan, poliresistan, multidrugs resistant (MDR), extensive drugs
resistant (XDR), resistan rifampisin (RR)
kepekaan

• Negatif
Status HIV • Positif
• Tidak diketahui
28
Tatalaksana
• Beberapa hal penting dalam penatalaksanaan TB anak adalah:
– Obat TB diberikan dalam paduan obat tidak boleh diberikan dalam
monoterapi
– Pengobatan diberikan setiap hari
– Pemberian gizi yang kuat
– Mencari penyakit penyerta dan jika ada ditatalaksana secara
simultan.

29
Obat Anti tuberkulosis (OAT)

30
Obat Anti tuberkulosis (OAT)

31
Kombinasi dosis Tetap

• Keterangan :
– Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk kerumah sakit
– Anak dengan BB > 33 kg, disesuaikan dengan dosis dewasa
– Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah
– OAT KDT dapat diberikan dengan cara ditelan secara utuh
32
KDT

33
OAT Kombipak fase awal/ intensif pada anak
Jenis obat BB <10 KG BB 10-20 KG BB 20-32 KG
(KOMBIPAK)

Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg

Pirazinamid 150 mg 300 mg 600 mg

34
OAT Kombipak fase lanjutan pada anak
Jenis obat BB <10 KG BB 10-20 KG BB 20-32 KG
(KOMBIPAK)

Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg

35
Kombipak fase lanjutan

36
Pemantauan hasil pengobatan

37
Tatalaksana pasien yang berobat tidak teratur
• Jika anak tidak minum obat > 2 minggu di fase intensif atau > 2
bulan di fase lanjutan dan menunjukkan gejala TB, ulangi
pengobatan dari awal.
• Jika anak tidak minum obat < 2 minggu di fase intensif atau < 2
bulan di fase lanjutan dan menunjukkan gejala TB, lanjutkan sisa
pengobatan sampai selesai.

38
Pencegahan TB anak
• Vaksinasi BCG
Pemberian BCG meninggikan daya tahan tubuh
terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis yang virulen.
Imunitas timbul 6 – 8 minggu setelah pemberian BCG.
Imunitas yang terjadi tidaklah lengkap sehingga masih
mungkin terjadi super infeksi meskipun biasanya tidak
progresif dan menimbulkan komplikasi yang berat.

39
• Kemoprofilaksis
– Kemoprofilaksis primer diberikan pada anak yang belum
terinfeksi (uji tuberkulin negatif) tetapi kontak dengan
penderita TB aktif. Obat yang digunakan adalah INH 5 –
10 mg/kgBB/hari selama 2 – 3 bulan.
– Kemoprofilaksis sekunder diberikan pada anak dengan
uji tuberkulin positif tanpa gejala klinis, dan foto paru
normal, tetapi memiliki faktor resiko menjadi TB aktif,
obat yang digunakan adalah INH 5 – 10 mg/kgBB/hari
selama 6 –12 bulan.

40
Komplikasi
• Komplikasi yang dapat timbul antara lain :
– TB milier
– Meningitis TB
– Efusi pleura
– Pneumotoraks
– Bronkiektasis
– Atelektasis

41
Prognosis
• Dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur anak, lamanya
mendapat infeksi, keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi keluarga,
diagnosis dini, pengobatan adekuat dan adanya infeksi lain seperti
morbili, pertusis, diare yang berulang dan lain-lain.

42
Kesimpulan
• Tuberkulosis tetap merupakan salah satu penyebab
tingginya angka morbiditas dan mortalitas, baik di negara
berkembang maupun di Negara maju yaitu merupakan satu
diantara 10 penyebab kematian utama di dunia. Tahun
2010, Indonesia menempati peringkat ke-4 negara dengan
insidensi TB tertinggi di dunia.
• Penyebab penyakit ini adalah kuman Mycobacterium
tuberculosis yang merupakan bakteri tahan asam. Penyakit
ini memerlukan pengobatan yang lama dan teratur
sehingga memerlukan kesabaran dan peran serta dari
keluarga dan dokter yang memberi pengobatan.
43
• Upaya untuk mencegah penyakit ini dapat dilakukan
dengan pemberian vaksinasi BCG sewaktu anak baru lahir
atau dengan kemoprofilaksis primer pada anak yang belum
terinfeksi (uji tuberkulin negatif) tetapi kontak dengan
penderita TB aktif, yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi tuberculosis pada anak, dengan
memberikan Isoniazid 5-15 mg/kgbb/hari, dosis tunggal dan
kemoprofilaksis sekunder bertujuan untuk mencegah
aktifnya infeksi sehingga anak tidak sakit yang ditandai
dengan uji tuberculin (+) tetapi gejala klinis dan radiologis
normal, yang diberikan adalah isoniazid 10mg/kgbb/hari
selama 6-12 bulan.

44
TERIMA KASIH

45

Anda mungkin juga menyukai