School Work">
Petrogafi Batuan Beku
Petrogafi Batuan Beku
Petrogafi Batuan Beku
PENDAHULUAN
b. Tekstur
-
Bentuk butir/kristal
Ukuran butir/kristal
c. Struktur
-
Vesikuler
Aliran
Perlapisan
dll
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar kiri: Tektur porfiritik pada basalt olivin porfirik dengan fenokris olivin dan
glomerocryst olivin (ungu) dan plagioklas yang tertanam dalam massa dasar plagioklas dan
granular piroksen berdiameter 6 mm (Maui, Hawaii).
Gambar kanan: basalt olivin porfirik yang tersusun atas fenokris olivin dan glomerocryst olivin
(ungu) dan plagioklas dalam massa dasar plagioklas intergranular dan piroksen granular
berdiameter 6 mm (Maui, Hawaii)
Tekstur berdasarkan Bentuk Kristal
Ditinjau dari bentuk-bentuk individu kristal, tekstur dapat dibedakan menjadi :
1.
Euhedral / idiomorf
Kristal-kristal mempunyai bentuk lengkap/baik, dan dibatasi oleh bidang batas yang jelas.
2.
Subhedral / hypidiomorf
Kristal-kristal mempunyai bentuk kurang baik dan dibatasi oleh bidang batas yang tidak jelas.
3. Anhedral / fenomorf
Kristal-kristal mempunyai bentuk sendiri yang jelas
Granofitik, tumbuh bersama antara kuarsa dan K-Feldspar tidak pada titik eutektik tetapi
pada proses replacement. Kuarsa terbentuk anhedral dan tidak teratur memperlihatkan
kontinuitas warna (bias rangkap), misalnya memperlihatkan BF kuning keseluruhan.
Mirmekitik, tekstur tumbuh bersama antara kuarsa dengan plagioklas asam, dimana kuarsa
membentuk menjari atau seperti jaring yang membentuk radial terhadap palgioklas asam
(kuarsa seperti inklusi di dalam plagioklas asam). Ciri lain pemadaman kuarsa akan
serentak pada saat meja diputar.
Pertit, tekstur tumbuh bersama antara K-Feldspar (mikroklin & orthoklas) dengan
plagioklas asam oleh proses inmixing atau exolution (pemisahan terjadi karena penurunan
teperatur). K-Feldspar tumbuh lebih besar dan plagioklas asam biasa tumbuh teratur pada
bidang belah K-Feldspar.
Antipertit, seperti tekstur pertit, namun plagioklas asam tumbuh lebih besar.
Gambar Tekstur ofitik pada doleritik (basal); mineral plagioklas dikelilingi oleh mineral olivin
dan piroksen klino
Gambar Tekstur subofitik pada basal; mineral plagioklas dikelilingi oleh mineral feromagnesian
yang juga menunjukkan tekstur poikilitik
Gambar Tekstur intersertal pada diabas; gambar kiri posisi nikol sejajar dan gambar kanan posisi
nikol silang. Butiran hitam adalah magnetit
Tekstur Aliran
Trakitik, tekstur menunjukkan kesan aliran, dimana fenokris ataupun mikrolit-mikrolit
sanidin (K-feldspar) bersama plagioklas menunjukkan pola kesejajaran.
Pilotaksitik, fenokris dan massa dasar plagioklas menunjukkan pensejajaran akibat
pengaliran.
Hialopilitik, mikrolit-mikrolit plagioklas dijumpai bersama-sama dengan arah tidak teratur
dalam massa dasar gelas.
Tekstur Khusus Lain
Felted tekstur, tekstur dimana massa dasar terdiri dari mikrolit-mikrolit yang tidak
beraturan.
Felsoferik, tektur dimana massa dasar terdiri dari intergrowth antara kuarsa dengan
feldspar.
Corona atau Reaction Rim atau Kelfitik Rim, tekstur dimana mineral asal (pertama
terbentuk) dikelilingi atau dilingkupi oleh mineral yang terbentuk berikutnya. Terjadi pada
proses magmatik atau oleh proses metamorfosa derajat rendah.
Ravakivi, tektur dimana K-Feldspar dilingkupi oleh plagioklas asam (oligoklas).
Poikilitik, tekstur dimana terdapat inklusi-inklusi mineral secara random dalam satu
mineral besar.
Glamero pofiritik, tekstur ditunjukkan oleh adanya fenokris - fenokris sejenis yang
mengumpul dan tertanam dalam massa dasar.
Kumolo porfiritik, tekstur yang ditunjukkan oleh mengumpulnya fenokris-fenokris yang
tidak sejenis.
Gambar Tekstur trakitik pada traki-andesit (intrusi dike di Gunung Muria). Arah orientasi
dibentuk oleh mineral-mineral plagioklas. Di samping tekstur trakitik juga masih menunjukkan
tekstur porfiritik dengan fenokris plagioklas dan piroksen orto.
2.3 STRUKTUR BATUAN BEKU
Struktur yang dimaksud adalah struktur primer, yang terjadi saat terbentuknya batuan beku
tersebut.
Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan
(dimensinya sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga dalam hand specimen.
Berikut struktur-struktur yang berhubungan dengan aliran magma,
Schlieren: struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau memanjang atau
oleh xenolith akibat pergerakan magma.
Gambar Struktur batuan beku masif; terbentuk karena daya ikat masing-masing mineral sangat
kuat, contoh pada granodiorit dengan komposisi mineral plagioklas berdiameter >1 mm (gambar
atas) dan granit (gambar bawah) dengan komposisi kuarsa dan ortoklas anhedral dengan
diameter >1 mm
2.4 Klasifikasi Batuan Beku
2.4.1 Klasifikasi batuan beku berdasarkan letak / keterdapatannya.
Berdasarkan mineralogi dan tekstur batuan, maka Williams (1954) mengelompokkan kerabat
batuan beku meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
Mineralogi : - kuarsa
- Horblende
<<
- Plagioklas asam (albit)
- Biotit >>
Jenis batuan :
TEKSTUR
KF > 2/3
TF
Halus
Dasit
Riodasit
Riolit
Kasar
Granodiorit
Adamelit
Granit
Tekstur Halus
Biotit >>
o Riolit
Tekstur Holokriatali, holohialin
Mineralogi : - kuarsa >105
KF > 2/3 TF
Plagioklas asam (albit)
Sering terdapat tekstur Grafik (pertumbuhsn bersama antara KF
dengan kuarsa).
Ada dua macam Riolit :
Potash Riolit :
kaya K
Mineral mafik : biotit, hb
embayment sangat jarang
Soda Riolit : kaya akan Na
Mineral mafik
: amfibol
Tekstur Kasar
o Granodiorit
Tekstur :
- Hipidiomorfik granular
Tekstur khusus Granophirik
KF sering tumbuh bersama.
Mineralogi : - Plagioklas (andesin)
Orthoklas
Kuarsa > 10%
o Adamelit
Tekstur :
- Hipidiomorfik granular
o Granit
Tekstur :
- Hipidiomorfik granular, kadang porfiritik
Khas : Granofirik, Grafik, rapakivi, mkirmekitik
Mineralogi : - Kuarsa > 10%
- Plagioklas asam (oligoklas, albit)
Granit alkali
Mafik mineral : Hb coklat anhedral
Mineral tambahan : Apatit, Zircon, dll
Cl < 40
Jenis batuan :
TEKSTUR
KF > 2/3
TF
Feldspatoid
Halus
Andesit
Trachyandesit
Trachyt
Phonolite
Kasar
Diorit
Monzonit
Syenit
Feldspatoid
syenit
Berbutir Halus
o Andesit
Tekstur : Porfiritik, pilotaxitic, vitroferik
Komposisi : - KF < 1/3 TF
o Trachyandesit (Latite)
Tekstur : Porfiritik, trakhitik, pilotaksitik
Komposisi : -
Kf > 10%
o Trakhit
Tekstur : Porfiritik, trakhitik, pilotaksitik
Komposisi :
Kf > 2/3 TF
Berbutir Kasar
o Diorit
o Monzonit
o Syenit
o Diorit
Tekstur : Equigranular, kadang kadang Porfiritik
Komposisi : -
KF < TF
o Monzonit
Peralihan antara syeit dan diorite
Indeks warna 30 40
Tekstur : Equigranular, hipidiomorfik granular
Tekstur khusus : poikilitik, pertit/antipertit, mirmekit
Komposisi :
KF = Plagioklas
o Syenit
Indeks warna (cl) rendah
KF > 2/3 TF
Kuarsa < 10 %
Bila mengandung kuarsa > 10% disebut Nordmakite, tekstur grafik, mirmekitik
Bila tidak ada kuarsa, feldspatoid > 10 % : Feldspatoid syenit.
Dasar Teori
Kerabat Batuan Gabbro Alkali
Ciri ciri umum :
-
Cl 40 70
Kandungan SiO2 45 52 %
- Feldspar / feldspatoid (>10 %), untuk membedakan dengan kerabat batuan gabbro
kalk alkali.
-
Troctolit
Gabbro kuarsa
peridotit
Batuan ultra basa terdiri atas dunit, peridotit, piroksenit, lherzorit, websterit dan lain-lain
(Gambar bawah).
Gambar Klasifikasi batuan beku basa (mafik) dan ultra basa (ultra mafik; sumber IUGS
classification)
2) Batuan beku asam intermediet
Kelompok batuan ini melimpah pada wilayah-wilayah dengan tatanan tektonik kratonik (benua),
seperti di Asia (daratan China), Eropa dan Amerika. Kelompok batuan ini membeku pada suhu
650-800oC. Dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu batuan beku kaya kuarsa, batuan
beku kaya feldspathoid (foid) dan batuan beku miskin kuarsa maupun foid. Batuan beku kaya
kuarsa berupa kuarzolit, granitoid, granit dan tonalit; sedangkan yang miskin kuarsa berupa
syenit, monzonit, monzodiorit, diorit, gabro dan anorthosit (Gambar V.3). Jika dalam batuan
beku tersebut telah mengandung kuarsa, maka tidak akan mengandung mineral foid, begitu pula
sebaliknya.
Gambar. Klasifikasi batuan beku bertekstur kasar yang memiliki persentasi kuarsa, alkali
feldspar, plagioklas dan feldspathoid lebih dari 10% (sumber IUGS classification)
Gambar . Klasifikasi batuan beku intrusi dangkal dan ekstrusi didasarkan atas kandungan kuarsa,
feldspar, plagioklas dan feldspatoid (sumber IUGS classification)
Tata nama tersebut bukan berarti ke empat unsur mineral harus menyusun suatu batuan, dapat
salah satunya saja atau dua mineral yang dapat hadir bersama-sama. Di samping itu, ada jenis
mineral asesori lain yang dapat hadir di dalamnya, seperti horenblende (amfibol), piroksen ortho
(enstatit, diopsid) dan biotit yang dapat hadir sebagai mineral asesori dengan plagioklas dan
feldspathoid.
Pada prinsipnya, feldspatoid adalah mineral feldspar yang terbentuk karena komposisi magma
kekurangan silika, sehingga tidak cukup untuk mengkristalkan kuarsa. Jadi, limpahan
feldspathoid berada di dalam batuan beku berafinitas intermediet hingga basa, berasosiasi dengan
biotit dan amfibol, atau biotit dan piroksen, dan membentuk batuan basanit dan trakittrakiandesit. Batuan yang mengandung plagioklas dalam jumlah yang besar, jarang atau sulit
hadir bersama-sama dengan mineral feldspar, seperti dalam batuan beku riolit.
felsik secara berimbang yaitu felsik dan mafik 1/3 hingga 2/3 secara proporsional; dan batuan
beku basa tersusun atas mineral mafik lebih dari 2/3 bagian (Tabel 2.6 )
Tabel 2.6 Nama-nama batuan beku baik intrusi, ekstrusi dan batuan gunung api yang didasarkan
atas kandungan mineral mafik dan felsiknya; mineral-mineral mafik: piroksen (olivin, klino- dan
ortho-piroksen, amfibol dan biotit) dan mineral-mineral felsik: K-Feldspar, kuarsa
Komposisi mineral juga dapat menunjukkan seri magma asalnya, yaitu toleeit, kalk-alkalin atau
alkalin. Batuan-batuan dengan seri magma toleeit biasanya banyak mengandung mineral rendah
Ca, batuan-batuan seri kalk-alkalin biasanya mengandung mineral tinggi Ca (seperti augit,
amfibol dan titanit), sedangkan batuan seri alkalin banyak mengandung mineral-mineral tinggi K
(seperti mineral piroksen klino). Tabel V.6 menunjukkan sifat-sifat mineral penyusun dalam seri
batuan toleeit, kalk-alkalin dan alkalin. Ketiga seri batuan tersebut hanya dapat terbentuk pada
tatanan tektonik yang berbeda; seri toleeit berkembang pada zona punggungan tengah samudra
(MOR); seri kalk-alkalin berkembang dengan baik pada busur magmatik; dan seri alkalin
berkembang pada tipe gunung api rifting.
2.7 PETROGENESA
Didasarkan atas lokasi terjadinya pembekuan, batuan beku dikelompokkan menjadi dua
yaitu betuan beku intrusif dan batuan beku ekstrusif (lava). Pembekuan batuan beku intrusif
terjadi di dalam bumi sebagai batuan plutonik; sedangkan batuan beku ekstrusif membeku di
permukaan bumi berupa aliran lava, sebagai bagian dari kegiatan gunung api. Batuan beku
intrusif, antara lain berupa batholith, stock (korok), sill, dike (gang) dan lakolith dan lapolith
Karena pembekuannya di dalam, batuan beku intrusif memiliki kecenderungan tersusun atas
mineral-mineral yang tingkat kristalisasinya lebih sempurna dibandingkan dengan batuan beku
ekstrusi. Dengan demikian, kebanyakan batuan beku intrusi dalam (plutonik), seperti intrusi
batolith, bertekstur fanerik, sehingga tidak membutuhkan pengamatan mikroskopis lagi. Batuan
beku hasil intrusi dangkal seperti korok gunung api (stock), gang (dike), sill, lakolith dan lapolith
umumnya
memiliki
tekstur
halus
karena
sangat
dekat
dengan
permukaan.
Batuan piroklastik sangat berbeda teksturnya dengan batuan beku, apabila batuan beku
adalah hasil pembekuan langsung dari magma atau lava, jadi dari fase cair ke fase padat dengan
hasil akhir terdiri dari kumpulan kristal, gelas ataupun campuran dari kedua-duanya. Sedangkan
batuan piroklastik terdiri dari himpunan material lepas-lepas (dan mungkin menyatu kembali)
dari bahan-bahan yang dikeluarkan oleh aktifitas gunung api, yang berupa material padat
berbagai ukuran (dari halus sampai sangat kasar, bahkan dapat mencapai ukuran bongkah).Oleh
karena itu klasifikasinya didasarkan atas ukuran butir maupun jenis butirannya.pengamatan
petrografi dari batuan piroklastik ini sangat terbatas, untuk mempelajari dengan baik dari
kelompok batuan piroklastik ini harus dilakukan pengamatan di lapangan, karena keterbatasan
yang dimiliki bila hanya dilakukan pengamatan mikroskopi saja. ( Yuwono, 2002)
Tipe 1
Batuan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik jatuh ke darat yang kemudian kering
akibat pengaruh medium udara, kemudian mengalami litifikasi membentuk batuan
fragmental.Jadi jatuhan piroklastik ini belum mengalami pengangkutan.
Tipe 2
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat volkanik terangkut ke dalam tempat
pengendapannya yaitu di daratan yang kering dengan media gas yang dihasilkan dari magma
sendiri yang merupakan aliran abu yang merupakan onggokan aliran litifikasi dan membentuk
batuan fragmental.
Tipe 3
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang jatuh ada suatu tubuh perairan
(baik darat maupun laut) yang tenang arusnya sangat kecil, onggokan aliran litifikasi dan
membentuk batuan fragmental.
Tipe 4
Bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat erupsi yang jatuh pada suatu tubuh perairan
yang arusnya aktif (bergerak). Sebelum mengalami litifikasi mengalami rewarking dan dapat
bercampur dengan batuan lain yang dihasilkan akan mempunyai struktur sediment basa.
Tipe 5
Bahan piroklastik yang telah jatuh sebelum mengalami pelapukan kemudian diangkut dan
diendapkan ditempat lain dengan media air. Hasilnya batuan sedimen dengan asal-usulnya adalah
bahan-bahan piroklastik,dengan struktur sediment biasa.
Tipe 6
Bahan piroklastik yang telah jatuh sudah mengalami proses-proses litifikasi, kemudian
diendapkan kembali ke tempat yang lain. Batuan yang dihasilkan adalah batuan sediment dengan
propenan piroklastik.
1.
Tabel Klasifikasi Menurut H. William F.J Tunner Dan C.M Gilbert (1954)
Size
UNCONSOLIDATED
CONSILDATED
> 23
Bomb
Block
Block and ashes
Angglomerat
Volcanic Breciass
Tuff Breceiass
4- 32
Lapili
Cinder (vecikuler)
Lapili
Cindey lapili tuft
-4
Coarse Ash
Coarse Tuft
<
Tuft
Bom, blok
2 64 mm
Lapili
Batulapili (lapillistone)
Tuf kasar
< 1/16 mm
tuf halus
Gambar Breksi pumis (batu lapili) yang hadir bersama dengan kristal kuarsa dan tertanam dalam
massa dasar tuf halus..
Gambar Batuan tuf gunung api dalam sayatan tipis (kiri: nikol silang dan kanan: nikol sejajar).
Dalam sayatan menunjukkan adanya fragmen litik dan kristal dengan sifat kembaran pada
hancuran plagioklas, dan klastik litik teralterasi berukuran halus.
Material penyusun batuan piroklastik disebut piroklast, dimana material ini dibedakan
berdasarkan ukurannya menjadi :
Bomb diameter >64mm, bentuk retak-retak seperti kerak roti menunjukkan
pendinginan cepat.
Block diameter >64mm, bentuk angular hingga subangular, menunjukkan terbentuknya
setelah dalam bentuk solid.
Lapilli diameter 64mm hingga 2mm, terdapat dalam segala macam bentuk.
Ash diameter < 2 mm, dapat dibedakan lagi menjadi coarse ash(2mm -1/16mm) dan
fine ash (< 1/16mm).
Batuan piroklasitk tersusun atas akumulasi piroklas yang telah mengalami konsolidasi, batuan
ini diklasifikasikan berdasarkan ukuran piroklas penyusunnya. Klasifikasi batuan piroklastik non
genetik berdasarkan ukuran dan bentuk piroklas penyusunnya adalah:
Aglomerat tersusun atas piroklast ukuran > 64mm dengan bentuk membundar.
Breksi Piroklastik tersusun atas rata-rata ukuran piroklast > 64 mm, namun bentuknya
angular.
Lapili Tuff tersusun atas rata-rata ukuran piroklast 2 64 mm.
Tuff atau ash tuff tersusun atas ukuran piroklast < 2mm.
2.7 Mekanisme Endapaan Piroklastik
Tekstur dan struktur batuan piroklastik sangat bervariasi dan kompleks, dibandingkan komposisi
tephra yang relatif lebih sederhana. Struktur dan tekstur ini dihasilkan oleh mekanisme
pengendapan yang langsung akibat aktifitas letusan gunungapi. Secara umum, dikenal tiga
kelompok mekanisme pengendapan batuan piroklastik yang menghasilkan tiga jenis endapan
yang berbeda. Ketiganya dapat dibedakan oleh kenampakan dan asosiasi struktur atau
teksturnya. Ketiga jenis endapan tersebut yaitu pyroclatic fall deposit, pyroclatic flow deposit
dan pyroclastic surge deposit. (Yuwono, 2002).
2.8 ALTERASI DAN WELDING (PENGELASAN)
Batuan piroklastik rawan terhadap alterasi hidrotermal, terutama apabila pada saat diendapkan
masih bersuhu tinggi, terlebih bila bersentuhan dengan air (laut). Alterasi intensif juga terjadi
pada zona di dekat pusat erupsi. Alterasi pada tufa dan lapili berkomposisi basa akan diawali
dengan proses devitrifikasi yaitu alterasi yang dialami gelas menjadi agregat sangat halus dari
material kriptokristalin berwarna keruh, yang lalu digantikan agregat klorit berwarna kehijauan,
tetapi akibat oksidasi akan berubah warna menjadi kecoklatan. Feldspar akan berubah menjadi
kalsit, mineral lempung dan serisit, sedangkan mineral mafik berubah menjadi serpentin dan
klorit. Apabila tufa dan lapili diendapkan dalam suhu tinggi (misalnya endapan awan panas),
kemungkinan akan mengalami proses pengelasan sehingga membentuk welded tuff atau welded
lapilistone yang sangat padat dan sangat mirip dengan batuan beku aliran lava, baik kenampakan
lapangan maupun dibawah mikroskop. (Yuwono, 2002).
a.
b.
c.
Gambar a. Tuf terelaskan dari Idaho, b. Tuf terelaskan dari Valles, Mexiko utara, c. tuf
terelaskan dengan cetakan-cetakan fragmen kristal.
Lapili
Tefra lapilli
Batulapili
Abu kasar
Tefra lapilli
Tufa kasar
Abu halus
Tefra halus
Tufa halus
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil analisa optic petrografi, kita dapat mengklasifikasikan, memerikan dan
mengelompokan batuan serta mineral-mineralnya.
Batuan Beku memiliki beberapa jenis yaitu :
1.
2.
3.
4.