Garis Pantai 2
Garis Pantai 2
Garis Pantai 2
Oleh;
I putu gd ardy adnyana putra (130030355)
i wayan adhi bhuwana (130030392)
Benny Setiawan (130030097)
satil silalahi (130030445)
I made wangun dananjaya (130030081)
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang
dengan
metode
pemantauan pengendalian
penginderaan
terhadap
jauh
merupakan
degradasi
alat
untuk
ekosistem sekitarnya.
garis
pantai
di
pesisir pantai
citra
multi
Tujuan Penelitian
A. Mengetahui berapa
luas
abrasi
dan
akresi
yang
1. 4.
Manfaat Penelitian
jauh
pembangunan.
B. Segi kerekayasaan
1. Sebagai
sumber
dalam
informasi
pengambilan
ilmu
kebijakan
Metodologi Penelitian
A. Studi literature
Penulis mencari bahan studi literatur antara lain buku, jurnal, paper
dan artikel blog dari para akademisi untuk memberi arah penelitian.
B. Pengumpulan Data
Data utama yang digunakan berupa data citra Landsat yang dapat
di unduh di website USGS. Data pelengkap peta administrasi di
dapat dari Badan Informasi Geospasial serta data pasut di dapat
dari website IOC.
C. Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan metode BILKO untuk mengetahui
perubahan garis pantai dan metode perbandingan multi temporal
antar data citra untuk perubahan luas hutan mangrove.
D. Analisa dan Kesimpulan
Pada hasil akhir ini dilakukan analisa korelasi tentang hasil
dari perubahan garis pantai dan hasil perubahan luas mangrove.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1.
Mangrove
Mangrove hidup di daerah antara level pasang- naik tertinggi (maximum
spring tide) sampai level di sekitar atau di atas permukaan laut rata-rata
(mean sea level) (Supriharyono, 2002). Komunitas hutan mangrove hidup di
daerah pantai terlindung di daerah tropis dan subtropis. Menurut McGill
(1958) hamper 75% tumbuhan mangrove hidup di antara 35 LU 35 LS
(lautan) (Bachri, S., dkk, 2005). Suatu tinggi muka air tertentu dipilih untuk
menjelaskan posisi garis pantai, yaitu garis air tinggi (high water line)
sebagai garis pantai dan garis air rendah (low water line) sebagai acuan
kedalaman. Garis pantai selalu berubah-ubah, baik perubahan sementara
akibat
pasang
surut
atau
disebabkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat
merusak (Suudi, P,. 2013). Abrasi atau kata lain biasa disebut erosi pantai.
Kerusakan garis pantai tersebut dikarenakan terganggunya keseimbangan
alam daerah dipantai tersebut. Akresi pantai adalah perubahan garis
pantai menuju laut lepas karena adanya proses sedimentasi dari daratan
atau sungai menuju arah laut (Purwandani, A,. 2013). Proses sedimentasi di
daratan dapat disebabkan oleh pembukaan areal lahan, limpasan air tawar
dengan volume yang besar karena hujan yang berkepanjangan dan proses
transport sedimen dari badan sungai menuju laut.
2. 3. Algoritma BILKO
Algoritma BILKO adalah penentuan batas antara daratan dengan lautan
dilakukan dengan memanfaatkan nilai kecerahan atau Brightness Value
(BV) dari daratan dan lautan. Band yang digunakan dalam rumus ini band
4 atau 5, dikarenakan band 4 dan 5 merupakan gelombang infra merah.
Gelombang infra
merah
sendiri
mempunyai reflektansi
yang rendah
terhadap air dan reflektansi yang tinggi terhadap daratan. Rumus BILKO
ini menggunakan teknik nearest integer dengan format 8 bit. Berdasarkan
modul
BILKO
Lesson
Keterangan : N
Lokasi Penelitian
penelitian meliputi
daerah
geografis terletak diantara 6o56' - 6o 58' LS dan 110o 18' 110o 29' BT.
Daerah penelitian ini berbatasan dengan pantai Kendal di sebelah barat dan
pantai Demak di sebelah timur.
BAB III
HASIL DAN ANALISIS
3. 1.
Dari
digitasi
proses
tiap
BILKO
kemudian dilakukan
proses
perubahan,
yaitu
abrasi
dan
Dari
2012-2013
60,66
21,99
2013-2014
36,21
23,91
2012-2014
85,18
27,57
Tahun
20122013
Tahun
20132014
hasil
dan
Perubahan
Tahun
20122014
tersebut
Garis Pantai
(Ha)
perubahan
a (60.66)
b (21.99)
a (36.21)
b (23.91)
a (85.18)
b (27.57)
pesisir
pengolahan
hitungan
telah
terjadi
pada
daerah
pantai
Semarang
waktu tahun
Luas Mangrove
(Ha)
145.75
198.17
343.92
dalam
rentan
2012-2013
yaitu abrasi sebesar 60,66 Ha dan akresi 21,99 Ha, tahun 2013-2014 yaitu
abrasi sebesar 36,21 Ha dan akresi 23,91 Ha dan tahun 2012-2014 yaitu
abrasi sebesar 85,18 Ha dan akresi 27,57 Ha.
3. 2.
Pada
Analisis Korelasi
Perubahan Garis
Luasan Mangrove
penelitian ini menganalisis korelasi
Pantai Terhadap
perubahan
luas
dengan menggunakan
3 cara :
1. Secara kuantitatif.
2. Secara visual.
3. Secara uji statistika.
3. 3.
tahunnya dihubungkan
hingga
terjadinya
perubahan luasan
X
82,65
60,12
112,75
Y
145,75
198,16
343,92
akresi
ini
dapat
3. 5.
mangrove.
H1
luasan
GrsPnt
Pearson
Correlation
GrsPnt
Mgrv
0,766
0,445
Mgrv
0,766
Pearson
0,445
Correlation
Sig. (2-
tailed) N
Dari hasil hitungan ini dapat disimpulkan :
1. Angka koefisien korelasi Pearson sebesar 0,766, artinya
korelasi
dari
angka
Koefisien Regresi
Konstanta
GrsPnt
F hitung = 1,416
2
R = 0,586
-24,277
2,997
T
hitung
-0,11
1,19
Sig
0,930
0,445
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
telah
terjadi
Ha
dan
542,94
lagi
area mangrove
yang
bertampalan
474,858
Ha,
pada
tahun
2013-2014
signifikansinya
sebesar
0,445
>
0,05,
ada
beberapa
dari
awan
untuk meminimalkan liputan area yang tidak memiliki data atau nilai
spektral akibat pengaruh dari tutupan awan tersebut.
3. Pembuatan
area
contoh
dalam
klasifikasi terbimbing perlu
dilakukan dengan teliti dan membuat area tutupan lahan yang baik
agar hasil yang didapatkan juga maksimal, semakin kecil area dan
spesifik dalam
Daftar Pustaka
Arief, M., Winarso, G. dan Prayogo, T. (2011) : Kajian Perubahan Garis
Pantai Menggunakan Data Satelit Landsat di Kabupaten Kendal, LAPAN,
Vol.8, 71-80. Jakarta.
Cahyani, S.D. (2012) : Deteksi Perubahan Garis Pantai dengan Metode BILKO
dan AGSO. Jurusan Teknik Geodesi Universitas Diponegoro. Semarang.
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P. dan Sitepu, M.J. (2004) : Pengelolaan sumber
daya wilayah pesisir dan lautan secara terpadu, PT. Pradnya Paramita.
Jakarta.
Hanifa, N.R. (2004) : Penentuan batas maritim Negara menggunakan citra
satelit landsat ETM (studi kasus : Indonesia-Singapura). Jurusan Teknik
Geodesi Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Haryani, N.S. (2013) : Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra
Landsat, LAPAN, Vol.1 No.1. Jakarta.
Purwandani,
A.
(2013)
Akresi
Pantai,
aplikasi/perubahan- garis-pantai/akresi-pantai.html,
http://www.zonabmi.org/
Download
(2014) :
P.
(2013)