Sejarah Lokal Tentang Kediri
Sejarah Lokal Tentang Kediri
Sejarah Lokal Tentang Kediri
M.Hadi sanjaya
Universitas Negeri Malang
Jl.Semarang No.5
ABSTRAK: Kerajaan Kediri adalah sebuah kerajaan besar di Jawa Timur yang
berdiri pada abad ke-12. Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram
Kuno. Pusat kerajaanya terletak di tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah
menjadi jalur pelayaran yang ramai. Dahulu Raja Airlangga membagi kerajaannya
menjadi dua bagian yaitu Kerajaan Jenggala (Kahuripan) dan Panjalu
(Kediri).Raja Airlangga membagi kerajaan tersebut menjadi dua bagian karena
permasalahan kedua putranya yang berebut tahta kerajaan.
Dalam perkembangannya kerajaan Kediri mengalami pasang surut dan banyak
terjadi pergantian raja.Pertumbuhan ekonomi masyarakat Kediri dahulu sangat
baik ,mereka menopang hidupnya melalui perdagangan,peternakan dan
pertanian ,bisa dibilang kerajaan Kediri merupakan kerajaan yang cukup makmur.
Kata kuci : kerajaan kediri,raja airlangga,masyarakat kediri.
(1289 M), kitab Negarakertagama (1365 M), dan kitab Calon Arang (1540 M).
Tujuan pembagian kerajaan menjadi dua agar tidak terjadi pertikaian.
Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas dengan
pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya Kahuripan,
sedangkan Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi Kediri,
Madiun, dan ibu kotanya Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang ditemukan
masing-masing kerajaan saling merasa berhak atas seluruh tahta Airlangga
sehingga terjadilah peperangan.
Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah
kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan tahta. Putra yang
bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang
berpusat di kota baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama Mapanji
Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota
lama, yaitu Kahuripan. Panjalu dapat dikuasai Jenggala dan diabadikanlah nama
Raja Mapanji Garasakan (1042 1052 M) dalam prasasti Malenga. Ia tetap
memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha.
Pada awalnya perang saudara tersebut, dimenangkan oleh Jenggala tetapi pada
perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan peperangan dan
menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di Jawa Timur berdirilah
kerajaan Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan kerajaan tersebut, selain
ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitab-kitab sastra. Dan yang banyak
menjelaskan tentang kerajaan Kediri adalah hasil karya berupa kitab sastra. Hasil
karya sastra tersebut adalah kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah
dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan Kediri/Panjalu atas
Jenggala.
Perkembangan Kerajaan Kediri
Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukota Daha tumbuh
menjadi besar, sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga
Kerajaan Jenggala ditaklukkan oleh Kediri. Akan tetapi hilangnya jejak Jenggala
mungkin juga disebabkan oleh tidak adanya prasasti yang ditinggalkan atau belum
ditemukannya prasasti yang ditinggalkan Kerajaan Jenggala. Kejayaan Kerajaan
menjadi pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir. Untuk
menghindari perang saudara, Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu kerajaan
Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, dan kerajaan Kediri (Panjalu) dengan ibu
kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut mengalami kegagalan. Hal ini dapat terlihat
hingga abad ke 12 , dimana Kediri tetap menjadi kerajaan yang subur dan makmur
namun tetap tidak damai sepenuhnya dikarenakan dibayang- bayangi Jenggala
yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan suasana gelap,
penuh kemunafikan dan pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja
raja antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir dengan kekalahan
jenggala, kerajaan kembali dipersatukandi bawah kekuasaan Kediri.
Prasasti Hantang tahun 1135 atau 1052 M menjelaskan Panjalu atau Kadiri
pada masa Raja Jayabaya.Pada prasasti ini terdapat semboyan Panjalu
Jayati yang artinya Kadiri Menang.Prasasti ini di keluarkan sebagai
piagam pengesahan anugerah untuk penduduk Desa Ngantang yang setia
pada Kadiri selama perang dengan Jenggala.Dan dari Prasasti tersebut
dapat di ketahui kalau Raja Jayabhaya adalah raja yang berhasil
mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali dengan Kadiri.
Prasasti Talan 1136 M Seni sastra juga mendapat banyak perhatian pada
zaman Kerajaan Kadiri. Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis
oleh Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari
Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai
kiasan,kemenangan.
Seni sastra : Pada tahun 1157 Kakawin Bharatayuddha ditulis oleh
Mpu Sedah dan diselesaikan Mpu Panuluh. Kitab ini bersumber dari
Mahabharata yang berisi kemenangan Pandawa atas Korawa, sebagai
kiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala.