School Work">
Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Botani Tumbuhan Tinggi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting. Biasanya
setiap tumbuhan memiliki daun. Daun hanya terdapat pada batang saja dan
tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tumbuhan. Secara umum daun
memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna
hijau. Daun lengkap terdiri dari bagian pelepah daun, tangkai daun, dan helai
daun. Jika tidak mempunyai salah satu atau kedua bagian tersebut maka
disebut daun tidak lengkap. Umumnya tumbuhan berdaun tidak lengkap, dapat
berupih, bertangkai atau duduk langsung pada batang.
Daun merupakan tempat proses fotosintesis sehingga pada umumnya pipih
dan melebar. Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk
mengenali jenis tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak
bagian daun yang terlebar, perbandingan lebar dengan panjang helai daun, dan
pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan
tepi daun. Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan daun,
ketebalan helai daun, dan warna serta bagian permukaannya.
Kemampuan membedakan setiap komponen penyusun struktur daun dapat
dijadikan sebagai dasar ilmu taksonomi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara

mengelompokkan

tumbuhan

berdasarkan

karakteristiknya.

Daun

memiliki keanekaragaman yang sangat banyak dan menarik untuk dipelajari,


oleh karena itu dibuatlah makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan daun tunggal?
2. Apakah yang dimaksud dengan daun majemuk?
3. Bagaimanakah struktur daun tunggal dan daun majemuk?
4. Bagaimanakah morfologi daun secara umum?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian, struktur dan perbedaan


antara daun tunggal dan daun majemuk.
2. Untuk memahami berbagai macam morfologi daun.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Daun Tunggal
Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tumbuhan. Bila mengamati satu helai daun, akan terlihat struktur (bagianbagian) daun yaitu tangkai daun (ptiolus), helaian daun (lamina) dan kadangkadang ditemukan pelepah daun (vagina). Daun lengkap terdiri dari bagian
pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun. Jika tidak mempunyai salah satu
atau kedua bagian tersebut maka disebut daun tidak lengkap. Umumnya

tumbuhan berdaun tidak lengkap, dapat berupih, bertangkai atau duduk


langsung pada batang (kimmyaulia.blogspot.co.id.2014)
Tumbuhan kelas monokotil biasanya memiliki daun lengkap, misalnya
temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dan kelapa (Cocus nucifera). Meskipun
demikian, beberapa tumbuhan monokotil tidak memiliki tangkai daun, tetapi
hanya memiliki pelepah dan helaian daun. Sedangkan kelas dikotil secara
umum tidak memiliki daun secara lengkap, yaitu tanpa pelepah daun.

(belajar-di-rumah.blogspot.com)
Helaian daun berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis, respirasi
ataupun transpirasi. Besar kecilnya helaian daun merupakan adaptasi
tumbuhan terhadap lingkungannya yang berhubungan dengan proses
transpirasi, agar tumbuhan tidak kehilangan air. Helaian memiliki banyak
warna, bentuk dan ukuran yang beragam, yang merupakan ciri utama untuk
mengenal tumbuhan. Pelepah daun memiliki fungsi sebagai pelindung
kuncup yang masih muda dan memberi kekuatan pada batang tumbuhan.
Tangkai daun berfungsi untuk mendukung helaian daun. Tangkai daun secara
umum berbentuk bulat dan membesar dibagian pangkal. Tetapi ada juga yang
berbentuk bulat berongga seperti pada jeruk, setengah lingkaran seperti pada
pisang dan segi empat seperti pada markisa (kimmyaulia.blogspot.co.id.2014)
Beberapa jenis tumbuhan terkadang hanya memiliki dua dari ketiga
struktur tersebut. Tumbuhan yang hanya memiliki tangkai dan helaian sering
disebut daun bertangkai. Contohnya adalah daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) dan daun jambu biji (Psidium guajava). Sedangkan daun yang

hanya memiliki pelepah dan helaian sering disebut daun berpelepah.


Contohnya adalah tebu (Saccharum officinarum) dan jagung (Zae mays). Ada
pula beberapa tumbuhan yang hanya memiliki helaian daun saja. Karena tidak
memiliki tangkai, helaian daun langsung menempel pada batang dan sering
disebut sebagai daun duduk. Selain itu, ada pula daun yang hanya memiliki
tangkai daun saja, tangkai termetamorfosis menjadi pipih menyerupai daun.
Struktur tangkai yang memipih ini disebut sebagai daun semu misalnya
pada akasia. Selain helaian, tangkai dan pelepah, kadang-kadang daun juga
memiliki beberapa struktur tambahan (oragn pelengkap). Organ tersebut
adalah daun penumpun (stipula), selaput bumbung (ocrea), dan lidah (ligula)
(elfriza.blogspot.co.id.2014).
2.2 Struktur Daun Majemuk
Secara umum dapat kitakan bahwa daun majemuk adalah daun yang
memiliki lebih dari satu helai daun dan setiap helainya daun itu disebut anak
daun. Suatu daun majemuk berasal dari suatu daun tunggal yang torehnya
sedemikian dalamnya Sehingga bagian daun diantara toreh toreh itu terpisah
satu sama lain, dan masing masing merupakan suatu helaian kecil yang
tersendiri.
a. Bagian bagian dari daun majemuk
1. Ibu tangkai daun (patiolus communis), yaitu bagian daun majemuk
yang terjadi tempat duduknya helaian, helaian daunnya yang disini
masing masing dinamakan anak daun (folioum). Ibu tangkai daun ini
dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal
ditangkai dengan ibu tulangnya,oleh sebab itu kuncup ketiak pada
tumbuhan yang mempunyai daun majemuk,letaknya juga diatas
pangkal ibu tangkai pada batang.
2. Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang cabang ibu tangkai yang
mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai jelmaan
pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal,oleh seba itu didalam
ketiaknya tak terdapat suatu kuncup.
3. Anak daun (foliolum), Bagian ini sungguhnya adalah bagian bagian
helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah
pisah. Anak daun pada suatu daun majemuk lazimnya mempunyai

tangkai yang pendek saja atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya
pada daun seledri (Apium graveolens L). Ada kalanya anak daun
mempunyai tangkai yang cukup panjang dan jelas kelihatan, misalnya
pada daun mangkokan (Nothoponax scutellarium).
4. Upih Daun (vagina), yaitu bagian di bawah ibu tangkai yang lebar dan
biasanya memeluk batang, misalnya pada daun Pinang (Areca catechu
L.).
(Bagian daun mawar, hasil praktikum BTT FKIP Biologi 2014)

Dengan uraian di atas kiranya sudah cukup petunjuk untuk mengenal suatu
daun majemuk, dan tidak akan keliru dengan suatu cabang yang mempunyai
daun-daun tunggal. Sebagai tambahan dapat juga kiranya dikemukakan
bahwa :
a. Pada satu daun majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan
biasanya pun runtuh bersama-sama pula, sedangkan suatu cabang dengan
daun-daun tunggal mempunnyai daun yang tak sama umur maupun
besarnya, dan tentunya saja daun-daun tadi tidak runtuh bersama-sama
b. Pada suatu daun majemuk seperti daun tunggal pula terdapat pertumbuhan
yang terbatas yang artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujung nya
tidak mempunyai kuncup.
c. Pada daun majemuk tak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak daun,
sedang pada suatu cabang biasanya dalam ketiak daunnya terdapat satu
atau lebih satu kuncup.
d. Pada pangkal ibu tangkai daun majemuk atau di dekat pangkal ibu tangkai
dapat pula ditemukan sepasang daun penumpu berupa 2 daun kecil
melekat pada kanan kiri pangkal ibu tangkai daun, misalnya pada daun
Mawar (Rosa sp) atau berupa 2 daun yang lebar dan ikut sebagai alat
untuk berasimilasi, misalnya pada daun Kacang Kapri (Pisum sativum L).
5

(sumber. www.heirloomroses.com)

(a)

(b)

Gambar. Daun mawar dan daun kacang kapri


Daun majemuk menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya dibedakan
menjadi 4 golongan :
1.

Daun Majemuk Menyirip (pinnatus)

(sumber.Pengertian-meurutu-ahli.blogspot.com)
Ialah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu tangkai
daun, seperti sirip ikan. Daun majemuk menyirip dibedakan menjadi:
a) Daun Majemuk Menyirip Beranak Daun Satu (unifoliolatus). Terlihat
seperti daun tunggal tetapi bukan, karena ada persendian (articulatio)

pada tangkai daun sehingga helaian daun tidak langsung terdapat pada
ibu tangkai. Daun ini sebenarnya mempunyai lebih dari 1 helaian daun,
namun daun yang lain telah tereduksi sehingga tinggal 1 anak daun
saja. Contohnya pada daun Jeruk Besar (Citrus maxima Merr.), Jeruk
Nipis (Citrus aurantifolia Sw.), dll.

(helian daun Citrus sp)


b) Daun Majemuk Menyirip Genap (abrupte pinnatus). Biasanya terdapat
sejumlah anak daun yang berpasangan di kanan kiri ibu tulang,
sehingga anak daunnya berjumlah genap. Akan tetapi, mengingat bahwa
pada suatu daun majemuk menyirip anak-anak daun tidak selalu
berpasangan, maka untuk menentukan daun majemuk menyirip ganda
atau bukan dilihat ujung ibu tangkainya, bukan jumlah anak daunnya.
Jika ujung ibu tangkai terputus (pada ujung ibu tangkai tidak terdapat
anak daun) sehingga ujung ibu tangkai bebas, atau kadang tertutup oleh
pucuk kecil yang mudah runtuh, maka berarti bahwa daun tersebut
menyirip ganda. Oleh karena itu daun majemuk menyirip ganda
mungkin juga mempunyai jumlah anak daun yang gasal (ganjil).
Contoh tumbuhan dengan daun majemuk menyirip ganda dengan
jumlah anak daunnya genap adalah Pohon Asam (Tamarindus indica L.)
Contoh tumbuhan dengan daun majemuk menyirip ganda dengan
jumlah anak daunnya gasal adalah daun Kepulasan (Nepphelium
mutabile B).
c) Daun Majemuk Menyirip Gasal (imparipinnatus). Pedomannya adalah
ada tidaknya anak daun yang menutup ujung ibu tangkainya. Ditinjau
dari jumlah anak daunnya, akan didapati jumlah yang gasal jika
berpasangan, sedang di ujung ibu tangkai terdapat anak daun yang

tersendiri (biasanya lebih besar dari yang lainnya), misalnya pada daun
Pacar Cina (Aglaia odorata Lour) dan Mawar (Rosa sp). Sebagai
kebalikan daun majemuk menyirip ganda yang dapat mempunya jumlah
anak daun yang gasal, daun majemuk menyirip gasal dapat pula
mempunyai jumlah anak daun yang genap, seperti pada Pacar Cina
(sumber.Pengertian-meurutu-ahli.blogspot.com)
Daun majemuk menyirip menurut duduknya anak daun pada ibu
tangkai dan besar kecilnya anak daun dibedakan dalam :
a) Daun Majemuk Menyirip Berpasangan, jika duduknya anak daun pada
ibu tangkai berhadap-hadapan.

(daun tapak liman , sumber. areeproducts2013.files.wordpress.com)


b) Daun Majemuk Menyirip Berseling, jika duduknya anak daun pada ibu
tangkai berseling.

(sumber. http://evayanti25.blogspot.co.id)
c) Daun Majemuk Menyirip Berselang-seling (interrupte pinnatus), jika
duduknya anak daun pada ibu tangkai berpasangan berselang-seling
anak daun yang lebar dengan anak daun yang sempit. Misalnya pada
daun Tomat (Solanum lycopersicum L.).

( daun pada tomat , sumber. http://evayanti25.blogspot.co.id)


Daun majemuk menyirip ganda dibedakan menurut letak anak daun pada
cabang tingkat ke berapa dari ibu tangkainya :
a) Daun Majemuk Menyirip Ganda 2 (bipinnatus), jika anak daun duduk
pada cabang tangkat 1 dari ibu tangkai.
b) Daun Majemuk Menyirip Ganda 3 (tripinnatus), jika anak daun duduk
pada cabang tangkat 2 dari ibu tangkai.
c) Daun Majemuk Menyirip Ganda 4, dan seterusnya.
2. Daun Majemuk Menjari (palmatus)

(sumber. http://elfriza.blogspot.co.id)
Daun
yang

majemuk

semua

anak

menjari

Ialah

daunnya

daun

tersusun

majemuk
memencar

dapa ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada


tangan. Berdasarkan jumlah anak daunnya dibedakan
menjadi.
1. Daun Majemuk Menjari Beranak Daun 2 (bifoliolatus),
pada ujung ibu tangkai terdapat 2 anak daun. Misalnya
pada daun Nam-nam (Cynometra cauliflora L).
2. Daun

Majemuk

Menjari

Beranak

Daun

(trifoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat 3 anak


daun. Misalnya pada pohon Para (Hevea brasiliensis
Muell).

3. Daun

Majemuk

Menjari

Beranak

Daun

(quinquefoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat 5


anak daun. Misalnya pada daun Maman (Gynandropsis
pentaphylla).
4. Daun

Majemuk

Menjari

Beranak

Daun

(septemfoliolatus), pada ujung ibu tangkai terdapat 7


anak daun. Misalnya pada daun Randu (Ceiba pentandra
Gaertn).
5. Daun

Majemuk

Menjari

Beranak

Daun

Banyak

(polyfoliolatus), pada
ujung ibu tangkai terdapat 7 anak daun. Misalnya pada
daun Randu (Ceiba pentandra Gaerthn).

(sumber. http://elfriza.blogspot.co.id)
Gambar. a adalah daun Nam-nam, b adalah para, c
adalah daun maman, d adalah daun randu dan e
adalah daun randu.
(sumber. sumber. http://elfriza.blogspot.co.id)

10

(Bagian daun majemuk menjari pada singkong)


3. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)

(sumber. http://belajar-di-rumah.blogspot.co.id)
Ialah daun majemuk yang mempunya susunan daun
seperti daun majemuk menjari, tetapi 2 anak daun paling
pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan duduk
pada tangkai anak daun yang disampingnya. Misalnya
pada Ariceae (Arisaema filiforme).
4. Daun Majemuk Campuran (digitato pinnatus)
Ialah daun majemuk ganda yang mempunyai cabangcabang ibu tangkai memencar tangkai terdapat anak-anak
daun yang tersusun menyirip. Daun majemuk campuran
merupakan campuran antara daun majemuk menjari dan
menyirip. Contohnya pada daun Puteri Malu (Mimosa
Pudica L.).

11

(sumber.
kimmyaulia.blogspot.co.id)

2.3 Morfologi Daun


1. Ujung Daun (Apex Folli)

(sumber. kahfiteplan.blogspot.co.id)
a) Runcing (acutus); Yaitu jika kedua tepi daun di
kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju
keatas dan pertemuannya pada puncak daun
membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari
90o). Kedua tepi kanan dan kiri ibu tulang daun
bertemu dengan membentuk sudut lancip, contoh:
daun papaya (C.papaya.)
b) Meruncing (acuminatus); seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya lebih tinggi dari
dugaan, hingga ujung daun nampak sempit
panjang dan runcing seperti pada ujung runcing
tetapi titik pertemuan lebih ke depan lagi, dapat
ditemukan

pada

daun

12

sirsak.

c) Tumpul (obtusus); Tepi daun yang semula masih


agak jauh dari ibu tulang, cepat menju kesuatu
titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang
tumpul, sering dijumpai pada daun bangun bulat
telur terbalik atau bangun sudip, tipe obtusus
dapat ditemui pada daun jeruk (Citrus sp).
d) Membulat (rotundatus); Seperti pada ujung yang
tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama saekali,
hingga uung daun merupakan semacam suatu
busur, terdapat pada daun yang bulat atau jorong,
atau pada daun bangun ginjal dan ujung daun
membentuk semacam busur, contohnya daun kaki
kuda (Centella asiatica) dan daun teratai besar.
e) Rompang (truncatus); ujung daun membentuk garis
rata, contohnya anak daun semanggi (Marsilea
crenata Presl).
f) Terbelah (retusus);

ujung daun membentuk

lekukan dan ujung daun justru memperlihatkan


suatu lekukan,

kadang-kadang

amat

jelas,

misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.),


kadang-kadang terbelahnya ujung hanya akan
kelihatan jelas jika diadakan pemeriksaan yang
teliti, seperti misalnya ujung daun bayam
(Amaranthus hybridus L.).
g) Berduri (mucronatus); ujung daun merupakan
suatu duri, jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras, merupakan suatu
duri contohnya daun nenas seberang (Agave sp).
2. Pangkal Daun (Basis Folii)

13

Keterangan: Gambar Basal daun a. Runcing b. Meruncing c. Tumpul d.


Membulat e. Rompang/Rata f. Berlekuk
(sumber. elfriza.blogspot.co.id)
a) Runcing (acutus); biasanya terdapat pada daun memanjang, lanset, dll.
b) Meruncing (acuminatus); biasanya pada daun bulat telur sungsang atau
bentuk sudip.
c) Tumpul (obtusus); biasanya pada daun bentuk bulat telur, jorong.
d) Membulat (rotundatus); pada daun bangun bulat telur, jorong.
e) . Rompang (truncatus); terdapat pada daun bangun segitiga, delta, dan
tombak. Berlekuk (emarginatus); terdapat pada daun bangun jantung,
ginjal, dan anak panah (sumber. elfriza.blogspot.co.id)
3. Bangun Daun
Variasi bangun bentuk tumbuhan/pohon hutan sangat

bermacam

macam untuk tiap genus dalam satu famili saja mempunyai bangun bentuk
helai daun dapat berbeda beda. Berdasarkan pada letak bagian yang
terlebar dari satu helai daun maka dapat dibedakan :
1. Bagian yang Terlebar berada ditengah-tengah Helaian Daun
a. Bulat atau Bundar (orbicularis). jika panjang : lebar = 1:1
contoh: teratai besar (Nelumbium nelumba Druce)
b. Bangun Perisai (Peltatus). mempunyai tangkai daun yang tertanam
pada bagian tengah helaian daun.
contoh:daun talas (Xanthosoma)
c. Jorong (ovalis atau elipticusi). jika perbandingan panjang : lebar 1,5
-2:1
d. Memanjang (oblongus). yaitu jika panjang : lebar = 2,5 - 3 : 1
e. Bangun lenset (lanceolotus). yaitu jika panjang : lebar = 3-5 : 1

14

(sumber. id.wikipedia.org)
2. Bagian yang Terlebar Terdapat di Bawah Tengah Helaian Daun
A. Pangkal daunnya tidak tertoreh
1. Bangun bulat telor (ovatus). contoh: Daun kembang Sepatu
(Hisbiscus rosa sinensis)
2. bangun Segi tiga (triangularis). contoh: daun bunga pukul empat
(Mirabilis jalapa L)
3. Bangun Delta (deltoideus). contoh: daun air mata pengantin
(Antigon leptopus)
4. Bangun belah ketupat (rhomboideus). contoh: daun bangkuwang
(Pachyrrhizus eresus Urb)

15

(sumber. harsidi-side.blogspot.co.id)
B. Pangkal Daun Bertoreh atau Berlekuk
1. Bangun Jantung (Cordatus). Contoh: Daun waru (Hibiscus
tiliaceus L)
2. Bangun ginjal atau krinjal (reniformis). contoh: daun pegagan
(Centella asiatica)
3. Bangun anak panah (sagittatus). contoh: daun ence
4. Bangun tombak (hastatus).
5. Bertelinga (auriculatus). contoh: daun tempuyung( Sonchus
asper Vill.)

16

(sumber. ayongspeaks.wordpress.com)
3. Bagian Daun Terlebar Terdapat di atas Tengah-tengah Helaian Daun
1. Bangun bulat telur sungsang (obovatus). yaitu seperti telur, tetapi
bagian lebar terdapat di ujung daun.
2. Daun jantung sungsang (obcordatus).
3. Bangun segitiga Terbalik atau bangun pasak (cuneatus) contoh:
daun semanggi (Marsilea crenata Pres 1.)
4. Bangun sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus) contoh:
daun tapak liman (Elephatopus scaber L)

4. Bangun Daun Pangkal sampai ujung Hampir Sama Lebar

17

1. Bangun garis (Linearis). pada penampang melintangnya pipih dan


amat panjang. Contoh: berbagai macam rumput (Gramineae).
2. Bangun pita (ligulatus). serupa daun bangun garis, tapi lebih
panjang lagi. Contoh: daun jagung (Zea mays L)
3. Bangun pedang (ensiformis). seperti bangun garis, tapi daun tebal
ditengah dan tipis dikedua tepinya. Contoh: daun nenas sebrang
(Agave cantala)
4. Bangun Paku atau dabus (subulatus). bentuk daun hampir seperti
silinder, ujung runcing. Contoh: daun Araucaria cunninghamii
5. Bangun jarum (acerosus). serupa bangun paku, lebuh kecil dan
peruncing panjang. Contoh: daun Pinus markusii

(sumber. id.wikipedia.org/wik)
5. Tepi Daun (Margo Folli)
Berbagai macam jenis tepi daun dapat kita amati. Jenis-jenis tepi daun
ini, ada yang tidak mengubah bentuk umum daun dan ada juga yang
mengubah bentuk daun. Tepi daun (margo folli) Secara garis besar tepi
daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan
bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam
sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan dalam
dua golongan, yaitu:

1. Tidak mengubah bentuk umum daun

18

a. Mengutuh rata (entire, integer); pinggiran daun rata seperti garis.


contoh: tepi daun Psidium guajava
b. Beringitan (crenate); tepi daun dengan sinus tajam dan angulus
tumpul. contoh: tepi daun Marsilea crenata, tepi daun Plectranthus
ambonicus
c. Berpicisan (crenulate); crenatus dengan ukuran yang lebih kecil
dan halus. contoh: tepi daun Lantana camara
d. Berliuk (Sinuate); sinus dan angulusnya tumpul bergelombang.
contoh: tepi daun Polyalthia longifolia
e. Mergergaji (Serrate); sinus dan angulus tajam. contoh: tepi daun
Ardisia serrata, tepi daun Clerodendron serratum
f. Menggeregaji (Serrulate); serrate dengan ukuran yang lebih kecil.
contoh: tepi daun Muntingia calabura

g. Menggergaji ganda (Biserrate); serratus yang tiap angulusnya


mempunyai sinus dan angulus lagi. Umumnya terlihat ukuran
serratus yang panjang dan pendek. contoh: tepi daun Vitis finifera
h. Bergigi (Dentate); sinus tumpul angulus tajam. contoh: tepi daun

i.

Macfadyena dentata, tepi daun Isotoma longifolia


Bergerigi (Denticulate); dentatus yang lebih halus. contoh: tepi
daun Primula denticulata, tepi daun Davallia denticulata

2. Mengubah bentuk umum daun


a. Bercuping (Lobed, lobus); keadaan pinggiran daun yang berlekuk
tidak begitu dalam. Terbentuk torehan dangkal(1/4).
a. Pinnatilobed-> bercuping menyirip: daun Euphorbia pulcherima
b. Palmatilobed-> bercuping menjari: daun Ricinus communis

19

b. Bercangap (Cleft, fidus/fissus); keadaan pinggiran daun yang


bertorehan agak dalam (1/2).
a. Pinnatifidus-> bercangap menyirip: daun Tithonia diversifolia
b. Palmatifidus-> bercangap menjari: daun Carica papaya
c. Berbagi (Parted, partitus); keadaan pinggiran daun yang bertorehan
dalam(3/4).
a. Pinnatipartitus-> berbagi menyirip: daun Artocarpus communis
b. Palmatipartitus-> berbagi menjari: daun Manihot esculenta
d. Bertakuk (Sect); keadaan pinggiran daun yang bertorehan sangat
dalam mendekati dasar.
a. Pinnatisect-> bertakuk menyirip
b. Palmatisect-> bertakuk menjari
c. Bipinnatisect: daun Jathropa multifida
e. Berkelar (Incised); keadaan pinggiran daun yang bertorehan kedalam
secara tidak beraturan.
f. Toothed; keadaan pinggiran daun yang bertorehan sangat dalam dan
beraturan
g. Melira (Lyrate); pinggiran daun yang membiola tetapi dengan
beberapa cekungan pada kedua sisi pangkalnya. contoh: daun Ficus
Lyrata, daun Gynura divaricata
h. Runcinate; pinggiran daun seperti melira tetapi berupa torehan.
contoh: daun Taraxacum officinale
3. Tepi daun lainnya
a. Berkelijak (Ciliate); keadaan pinggirnya dipenuhi bulu-bulu lurus
secara merata seperti bulu mata.
b. Mengombak (Undulate); pinggiran daun yang tidak rata atau datar
tetapi bergantian mencekung dan mencembung tidak beraturan.
contoh: daun Anthurium plowmanii
c. Terlengkung masuk (Incurved); bagian pinggiran daun yang
melengkung ke arah dalam atau atas.
d. Tergulung masuk (Involute); keadaan pinggiran daun yang sisi
luarnya tergulung ke arah dalam(adaksial).
e. Terlengkung balik (Recurved); keadaan pinggiran daun yang
terlengkung ke arah luar atau bawah.

20

f. Tergulung balik (Revolute); keadaan pinggiran daun yang


terlengkung ke arah luar(abaksial).
g. Menggalah (Terrete); bentuk daun seperti tabung yang ramping
dengan nisbah panjang melebihi (1:12). contoh: daun Allium
fistulosum -> daun bawang
h. Mengeriting (Crispate); keadaan pinggir daun bersumbingan yang
cuping-cupingnya terputar atau terpelintir dalam beberapa bidang.
contoh: daun Coleous sp
i. Beronakan (Aculeate); keadaan pinggiran daun yang tertutup
onak(prickle).
j. Terkoyak (Lacerate); keadaan pinggiran daun yang seperti terkoyakkoyak atau terpotong dalam-dalam.
k. Berjelabir (Laciniate); keadaan pinggiran daun yang seperti
terpotong-potong menjadi deretan pita.
6. Daging buah (intervium)
Daging daun (intervenium) merupakan bagian daun yang terdapat
diantara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Bagian ini merupakan
dapur tumbuhan, yaitu zat-zat yang diambil dari luar diubah dan
dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuhan
bersangkutan. Warna hijau pada daun sebenarnya adalah warna yang
terkandung dalam bagian ini, juga kalau daun mempunyai warna lain,
misalnya merah, berbintik-bintik kuning, dll, dalam daging pulalah
terdapatnya warna tersebut. Tebal atau tipisnya helaian daun, pada
hakekatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun.
Berdasarkan perbedaan tebal atau tipisnya daging suatu daun, maka
terdapat 6 jenis daging daun, yaitu:
a. Tipis seperti selaput (membranaceus), misalnya daun paku selaput
(Hymenophyllum austral willd).

b. Seperti Kertas (Papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar,


misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L).

21

c. Tipis lunak (herbaceous), misalnya daun selada air (Nasturtium


officinale R. Br).

d. Seperti perkamen (perkamenteus), tipis tetapi cukup kaku, misalnya


daun kelapa (Cocos nucifera L).

e. Seperti Kulit/Belulang (coriaceus), yaitu jika helaian daun tebal dan


kaku, misalnya daun nyamplung (Calophyllum inophyllum L).

f. Berdaging (carnosus), yaitu jika tebal dan berair, misalnya daun


lidah buaya (Aloe s).

(sumber. harsidi-side.blogspot.co.id)
7. Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis)

22

Bagian batang atau cabang tempat duduknya daun disebut buku-buku


batang (nodus). Dan bagian ini seringkali tampak sebagai bagian batang
yang sedikit membesar dan melingkar batang sebagai suatu cincin,
seperti pada bambu (Bambusa sp.), tebu (Saccharum officinarum L.)
dan semua rumput pada umumnya. Duduknya daun pada batang
memiliki aturan yang disebut tata letak daun.Untuk mengetahui
bagaimana tata letak daun pada batang, harus ditentukan terlebih dahulu
berapa jumlah daun yang terdapat pada suatu buku-buku batang.
a. Pada tiap-tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun. Tata letak
daunnya dinamakan : Tersebar (Folia sparsa). Jika untuk mencapai
daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi batang
a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka
perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b,
yang dinamakan juga : Rumus daun atau Divergensi. Garis-garis
tegak lurus (Garis vertikal) yang menghubungkan antara 2 daun pada
batang dinamakan : Ortostik. Garis piral melingkari batang yang
menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas
menurut urutan tua mudanya dinamakan : Spiral genetik. Pecahan
a/b menunjukkan jarak sudut antara dua daun berturut-turut, jika
diproyeksikan pada bidang datar. Jarak sudut antara dua daun
berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut
: sudut divergensi. Tumbuhan dengan tata letak daun tersebar,
ternyata pecahan a/bnya, dapat terdiri atas pecahan-pecahan : , 1/3,
2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dst. yang disebut deret Fibonacci.
Angka-angka diatas memperlihatkan sifat berikut :
- Tiap suku dibelakang suku kedua (jadi suku ketiga dst.) merupakan
suatu pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan
menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya, dan
penyebutnya merupakan hasil penjumlahan kedua penyebu dua
suku yang di depannya.
- Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang
pembilangnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang

23

suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah jumlah penyebut


suku di depanya dengan pembilang suku itu sendiri.
Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk
daun rapat berjejal-jejal karena ruas-ruas batang amat pendek,
sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi, dan
sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun
yang mempuyai susunan demikian disebut suatu : roset (rosula).
Roset ada 2 macam :
a. roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun
berjejal-jejal diatas tanah, ch. pada lobak (Raphanus sativus L.) dan
tapak liman (Elephantopus scaber L.).
b. roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada
ujung batang, ch. Pada pohon kelapa (Cocos nucifera L.) dan
bermacam-macam palma lainnya.

Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis)


(sumber. pengertianmenurutahli.blogspot.co.id)
b. Pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun. Tata letak ini
dinamakan: berhadapan-bersilang

(folia opposita

atau folia

decussata). Pada setiap buku-buku terdapat 2 daun yang berhadapan


(terpisah oleh jarak sebesar 1800). Pada buku-buku batang berikutnya
biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan dua daun
yang dibawahnya tadi. Tata letak daun yang demikian ini dinamakan :
berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia decussata), ch. Pada
mengkudu (Morinda citrifolia L.), soka (Ixora poludosa Kurz.), dll.
c. Pada tiap bulu-buku batang terdapat lebih dari dua daun. Tata letak
daun yang demikian ini dinamakan : berkarang (Folia verticillata)

24

Dapat ditemukan pada pohon pulai (Alstonia scholaris R.Br.),


alamanda (Allamanda cathartica L.), oleander (Nerium oleander L.).

Tata Letak Daun Pada Batang (Phyllotaxis)


(sumber. pengertianmenurutahli.blogspot.co.id)
8. Pertulangan Daun
Pertulangan daun dibagi menjadi 2 bagian menurut besar kecil pertulangan
daun.
a. Tulang-tulang daun menurut besar kecilnya
1. Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar, merupakan
terusan tangkai daun, dan terdapat di tengah-tengah membujur
dan membelah daun. Oleh tulang ini helaian daun umumnya
dibagi menjadi dua bagian yang setangkup atau simetris. Ada pula
kalanya tumbuhan tidak mempunyai ibu tulang tepat di tengah
helaian, sehingga kedua bagian daun di kanan kiri ibu tulang
menjadi tidak setangkup atau asimetrik, misalnya daun Begonia.
2. Ada pula daun yang memperlihatkan beberapa tulang yang besar
yang semuanya berpangkalan pada ujung tangkai daun, misalnya
daun yang mempunyai bangun perisai atau daun yang bulat : daun
teratai besar, jarak, ubi kayu.
3. Tulang-tulang cabang (nervus lateralis), yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang
tadi atau cabang-cabang tulang-tulang ini.
4. Tulang cabang yang langsung berasal dari ibu tulang disebut
tulang cabang tingkat 1, cabang tulang cabang tingkat 1 disebut
tulang cabang tingkat 2, begitupun seterusnya.
5. Urat-urat daun (vena), sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang
tulang, tetapi yang kecil atau lembut dan satu sama lain beserta

25

tulang-tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala,


kisi atau lainnya.
b. Tulang-tulang daun berdasarkan susunan tulangnya
1.
Daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis).
Daun ini mempunyai satu ibu tulang dari pangkal ke ujung, dari
ibu tulang ini kesamping keluar tulang-tulang cabang sehingga
susunsnnya seperti susunan sirip-sirip pada ikan. Daun yang
bertulang menyirip umumnya terdapat pada tumbuhan biji belah
2.

(Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L).


Daun-daun yang bertulang menjari (palminervis),
yaitu dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang
memencar seperti susunan jari-jari tangan. Jumlah tulang ini
lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling
panjang, sedang ke samping semakin pendek. Daun yang
bertulang menjari umumnya terdapat pada tumbuhan biji belah
(Dicotyledoneae), misalnya papaya (Carica papaya L.), jarak

(Ricinus communis L.).


3.
Daun-daun

yang

bertulang

melengkung

(cervinervis). Daun ini mempunyai beberapa tulang yang besar,


satu di tengah yaitu yang paling besar, sedang lainnya mengikuti
jalannya tepi daun. Jadi semula memencar kemudian kembali
menuju ke satu arah yaitu ke ujung daun sehingga tulangtulangnya terlihat melengkung. Daun yang bertulang melengkung
umumnya

terdapat

pada

tumbuhan

biji

tunggal

(Monocotyledoneae), misalnya genjer (Limnocharis flava Buch.),


gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
4.
Daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang
lurus (rectinervis), biasanya terdapat pada daun-daun bangun
garis atau bangun pita, yang mempunyai satu tulang di tengah
yang besar membujur daun, sedang tulang-tulang lainnya lebih
kecil dan nampaknya semuamempunyai arah yang sejajar dengan
ibu tulangnya tadi. Oleh sebab itu disebut pula bertulang sejajar.
Daun yang bertulang sejajar umumnya terdapat pada tumbuhan

26

biji tunggal (Monocotyledoneae), misalnya semua jenis rumput


(Gramineae), teki-tekian (Cyperaceae), dll.
10.

Warna Daun
Berdasarkan aspek fisik dan visual, tanaman dapat digolongkan menjadi
tanaman yang dominan unsur garis, unsur bentuk, unsur tekstur, unsur
stuktur, unsur massa, unsur karakter, dan unsur warna. Salah satu unsur
yang menarik untuk dipelajari adalah tanaman dengan dominasi unsur
warna. Kajian mengenai warna daun menjadi penting karena membantu
dalam perencanaan maupun desain lanskap dengan nilai kekhasan yang
diperlihatkan melalui warna, sehingga lanskap menjadi dinamis dan
tidak monoton.
Beberapa jenis tanaman memiliki warna daun yang khas, terkait dengan
perubahan warnanya dari waktu ke waktu. Misalnya terdapat jenis
tanaman yang daunnya berwarna cerah ketika masih berupa daun muda
dan berubah semakin gelap ketika sudah tua kondisi daunnya, beberapa
jenis lainnya mengalami perubahan warna pada saat menggugurkan
daunnya. Perubahan warna daun tersebut terkait dengan faktor fisik
lingkungan maupun faktor dari dalam sistem tanaman itu sendiri.
Makalah ini bertujuan untuk mengkaji hal-hal berikut:
1 Warna daun, meliputi mekanisme perubahan warna daun, warna2
3

warna daun yang muncul terkait waktu


Faktor yang mempengaruhi perubahan warna pada daun
Tanaman yang memiliki kedinamisan warna daun

dan

penggunaannya pada lanskap.


11.

Permukaan Daun
Umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda,
biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun. Perbedaan warna ini
disebabkan karena warna hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas
daripada di lapisan bawah. Kadang pada permukaan daun terdapat
alat-alat tambahan berupa sisik-sisik, rambut-rambut, duri, dll. Dari
hal tersebut keadaan permukaan daun dibedakan atas:

27

1 Licin (laevis), permukaan daun terlihat:


a

Mengkilat (nitidus), misalnya pada sisi atas daun Kopi (Coffea


robusta Lindl.) dan pada sisi atas daun Beringin (Ficus

benjamina L.).
Suram (opacus), misalnya pada daun Ketela Rambat (Ipomoea

batatas Poir.).
Berselaput lilin (pruinosus), misalnya pada sisi bawah daun
Pisang (Musa paradisiaca L).

Gundul (glaber), misalnya pada daun Jambu Air (Eugenia aquea


Burm).

Kasap (scaber), misalnya pada daun Jati (Tectona grandis L.).

Berkerut (rugosus), misalnya pada daun Jarong (Stachytarpheta


jamaicensis Vahl.) dan pada daun Jambu Biji (Psidium guajava L.).

Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkeriput tetapi kerutannya


lebih besar, misalnya pada daun Air Mata Pengantin (Antigonon
leptopus Hook et Arn.).

Berbulu (pilosus), jika bulunya halus dan jarang-jarang, misalnya


pada daun Tembakau (Nicotiana tabacum G. Don.).

Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu jika diraba terasa seperti
laken atau beludru.

Berbulu kasar (hispidus), bulu kaku dan jika diraba terasa


kasar, misalnya pada daun Gadung (Dioscorea hispida Dennst.).

Bersisik (lepidus), misalnya pada sisi bawah daun Durian (Durio


zibethinus Murr.) (pengertianmenurutahli.blogspot.co.id).

2.4Hasil Praktikum
A. Daun Jagung

28

Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang,


merupakan bangun pita (ligalatus), ujung daun runcing (acutus),
tepi daun rata (integer), antara pelepah dan helai daun terdapat
ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun, permukaan
daun licin dan ada yang berambut.
Klasifikasi Jagung :
Kingdom
:Plantae
Divisio

Helaian
daun

:Spermatophyta
Kelas
:Monocotyledoneae
Ordo

:Graminae

Famili

:Graminaceae

Genus

:Zea

Spesies

:Zea mays L.

B. Daun Beringin
Beringin atau yang dikenal dengan nama latin Ficus
benjamina merupakan salah satu tanaman yang memiliki
daun tunggal dengan bagian-bagian daun meliputi tangkai
dan helaian daun saja. Bagun daun pada beringin adalah
jorong, tepi daunnya rata (integer), pangkal daunnya
runcing

(acutus)

(acuminatus).

serta

Beringin

ujung

daunnya

mempunyai

meruncing

pertulangan

daun

menyirip (pelminervis) , sifat permukaan daunnya licin


(leavis) dan kebanyakan terlihat hijau. Tata letak daun
beringin pada batang adalah berselang satu atau Folia
sparsa yang memiliki daging daun tipis seperti kertas
(papyraceus).
Klasifikasi Ficus benjamina adalah :

29

Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Urticales

Famili

: Moraceae

Genus

: Ficus

Spesies

Ficus

benjamina L.

C. Daun Sirsak
Sirsak merupakan salah satu
jenis tanaman yang memilki daun tunggal. Bagian daun
pada sirsak meiliputi helaian daun (lamina), tangkai daun
(pteolus) dan pelepah daun (stipula). Bangun daunnya
memanjang

(oblongus),

tepi

daunnya

rata

(integer),

pangkal daundan ujung daunnya runcing (acutus). Sirsak


memiliki jenis pertulangan daun menyirip (pelminervis).
Tata letak daun pada batang termasuk jenis folio sparsa
yang

memiliki

komposisi

daun

berwarna

hijau.

Sifat

permukaan daunnya licin (leavis) yang memilki daging


daun tipis seperti kertas (papyraceus).
Klasifikasi tanaman sirsak
adalah :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Sub Divisio

: Angiospermae

Class

: Dicotyledonae

Ordo

: Polycarpiceae

Famili

: Annonaceae

Genus

: Annona

Species

: Annona muricata Linn

D. Daun Tapak Liman

30

Tapak liman merupakan salah satu tanaman yang memiliki


jenis

daun

tunggal.

Bagian-bagian

daunnya

meliputi

helaian daun (lamina) dan tangkai daun (pteolus). Bangun


daunnya berbentuk memanjang (sudip/solet). Tepi daunnya
bertoreh

(divisus),

pangkal

daunnya

meruncing

(acuminatum) dan ujung daunnya membulat (rocundatus).


Pertulangan daun pada tapak liman adalah menyirip
(pelminervis) yang memiliki sifat permukaan daun berbulu
(pilosis). Tata letak daun pada batang adalah jenis roset
akar yang memiliki komposisi daun hijau serta memiliki
daging daun tipis seperti selaput (membranaceus).
Klasifikasi tanaman tapak liman adalah :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Asterales

Famili

: Asteraceae

Genus

: Elephantopus

Spesies

: Elephantopus scaber L.

E. Daun Bunga Sepatu

31

Bunga

sepatu

memiliki

jenis

daun

tunggal

dengan

komposisi daun berwarna hijau. Bagian daunnya meliputi


helaian daun (lamina) dan tangkai daun (pteolus). Bangun
daunnya berbentu bulat
telur,

tepi

berlekuk

(emarginatus),

pangkal

daunnya

rumpang
serta

daunnya

(truncatus)

ujung

runcing

daunnya
(acutus).

Pertulangan daun pada


bunga sepatu termasuk
menyirip (pelminervis) dengan sifat permukaan daun
mengkerut

(rubostus).

Tata

letak

daun

pada

batang

tergolong selang seling dan daging daunnya tergolong tipis


lunak.
Klasifikasi bunga sepatu adalah :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Malvales

Famili

: Malvaceae

Genus

: Hibiscus

Spesies

: Hibiscus rosa sinensis

F. Daun Asam Jawa


Daun asam jawa merupakan salah satu dari jenis daun majemuk. Pada
daun ini ciri-ciri morfologinya terdiri dari: bagian-bagian daun berupa
tangkai (petiolus) dan helaian (lamina), bentuk daunnya memanjang
(oblongus) dan pada tepi daunnya rata (integer), pangkal daun dan ujung
daunnya membulat (rotundatus). Daun ini memiliki pertulangan daun yang

32

sejajar (rectinervis), tidak ditemukan struktur apapun pada permukaan


daunnya, sehingga daun ini berjenis gundul (glaber), pola letak daun
berhadap-hadapan atau yang disebut juga dengan folia opposita. Daunnya
berwarna hijau dan membran daunnya mudah sekali robek karena tipis
seperti selaput (membranaceus).
Klasifikasi Asam Jawa:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Tamarindus
Spesies
: Tamarindus indica
G. Daun Mengkudu
Daun mengkudu merupakan salah
satu jenis daun tunggal, karena
memiliki

struktur

daun

yang

lengkap, terdiri dari: helaian (lamina), tangkai (petiolus), dan juga pelepah
(vagina). Ciri-ciri morfologi daun ini diantaranya; bangun daunnya
melebar ke tengah (ovalis), tepi daun bertoreh (divisus), pangkal daunnya
meruncing (acuminatus), sedangkan ujung daunnya runcing (acutus).
Daun ini memiliki pertulangan daun yang menyirip (penninervis), pada
permukaan daunnya terlihat mengkilap dan licin (laevis), pola letak daun
berhadap-hadapan atau yang disebut juga dengan folia opposita. Daunnya
berwarna hijau dan membran daunnya tidak mudah robek karena tipis
seperti kertas (papyraceus).
Klasifikasi Mengkudu:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledone
Ordo
: Rubiales
Famili
: Rubiaceae
Genus
: Morinda
Spesies
: Morinda citrifolia L.
I. Daun Kamboja
Daun kamboja merupakan salah satu
jenis daun tunggal, karena memiliki struktur daun yang lengkap, terdiri

33

dari: helaian (lamina), tangkai


(petiolus), dan juga pelepah
(vagina).

Ciri-ciri

morfologi

daun ini, antara lain; bangun


daunnya lanset (lanceolatus),
tepi daun rata (integer), pangkal
daun dan ujung daunnya runcing
(acutus). Daun ini memiliki
pertulangan daun yang menyirip (penninervis), tidak ditemukan apapun
pada permukaan daunnya, licin (glaber), pola letak daun berhadaphadapan atau yang disebut juga dengan folia opposita. Daunnya berwarna
hijau dan membran daunnya kaku (perkamenteus).
Klasifikasi Kamboja:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Gentianales
Famili
: Apocynacenae
Genus
: Plumeria
Spesies
: Plumeria indica
J. Daun Pohon Cemara
Daun cemara merupakan salah satu dari jenis daun tumbuhan berbiji. Ciriciri morfologi dari daun ini, antara lain:

bagian-bagian daun berupa

tangkai (petiolus) dan helaian (lamina), bentuk daunnya menyerupai jarum


(acerosus) dan pada tepi daunnya berlekuk (lobatus), pangkal daun dan
ujung daunnya tumpul (obtusus). Pola letak daun cemara ini tidak
berhadap-hadapan atau tersebar disebut juga dengan folia opposita.
Daunnya berwarna hijau dan membran daunnya kaku (perkamenteus),
sehingga dapat berdiri tegak dalam setiap helainya. (membranaceus).
Klasifikasi Pohon Cemara:

34

Kingdom: Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fagales
Famili : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Spesies : Casuarina sp.

K. Daun Pepaya
Saat pengamatan praktikum pada
daun

tanaman

pepaya

telihat

tulang daunnya yaitu menjari (palminervis), yaitu pertulangannya


bercabang-cabang tumbuh terpencar dari satu titik dipangkal ibu daun.
Permukaannya gundul (glaber), tidak ditemukan struktur apapun di
permukaan daunnya. Tepi daunnya yaitu bertoreh bercangap (divisus).
Bagian pangkal daunnya yaitu berlekuk (emarginatus). Bagian ujung
daunnya meruncing (accuminatus). Daging daunnya yaitu tipis seperti
kertas (papyraceus), meskipun berdaging tipis, tetapi tidak mudah robek.
Bila diremas, helaian daun akan kembali pada bentuk semula.
Klasifikasi Pepaya:
Kerajaan :
Divisi
:
Kelas
:
Ordo
:
Famili
:
Genus
:
Spesies
:

Plantae
Angiospermae
Rosidae
Brassicales
Caricaceae
Carica
C. papaya

L. Daun Singkong
Saat praktikum mengamati daun
tanaman singkong data yang diperoleh yaitu bangun daunnya membulat
(Orbicularis) karena perbandingannya panjang dengan lebar yaitu 1:1.
Permukaan daunnya yaitu gundul (glabe). Tidak ada struktur apapun di
bagian permukaan daunnya. Bagian tepi daunnya yaitu bercangap berbagi
(particus) yaitu dalam torehannya melebihi setengah panjang tulang
cabang daun yang berada didekatnya. Bagian pangkal daunnya yaitu

35

berlekuk (emarginatus). Bagian ujung daunnya yaitu meruncing


(acuminatus. Pertulangan daunnya yaitu folia sparsa dan daging daunnya
tipis seperti kertas (papyraceus), meskipun berdaging tipis, tetapi tidak
mudah robek. Bila diremas, helaian daun akan kembali pada bentuk
semula.
Klasifikasi daun singkong:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:

Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Malpighiales
Euphorbiaceae
Manihot
M. esculenta

M. Daun Tanaman Sukun

36

Saat

praktikum

mengamati

daun tanaman sukun, data


yang diperoleh yaitu bentuk
tulang

daunnya

(penninervis).

menyirip

yaitu

tulang-tulangnya

posisi
tersusun

disebelah kanan dan kiri ibu


tulang daun. Pertulangan dauin
ini mirip seperti sirip ikan.
Bagian tepi daunnya yaitu
bercangap berbagi (partitus),
karena

dalamnya

torehan

setengah

panjang

melebihi
tulang

cabang

daun

yang

didekatnya. Pada bagian ujung


daunnya

meruncing

(acuminatus). Bentuknya hampir mirip dengan ujung runcing, namun titik


pertemuan tidak menyempit serta terdapat tahapannya, memiliki jarak
yang cukup tinggi pada bagian akhir ujungnya. Permukaan daunnya yaitu
licin (laevis), permukaan daunnya terlihat mengkilap seperti ada lapisan
lilinnya. Daging daunnya kaku (perkamenteus). Bentuk pangkal daunnya
yaitu runcing ( acutus) dan bentuk bangun daunnya adalah bulat
(orbicularis), perbandingan panjang dan lebar daun yakni 1:1.
Klasifikasi tanaman sukun:
Kerajaan:
Filum :
Kelas :
Ordo
:
Famili :
Genus :
Spesies :

Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Rosales
Moraceae
Artocarpus
A. Altilis

37

N. Daun Tanaman Nangka


Daun nangka memiliki ciri-ciri
morfologinya yaitu: bentuk bangun
daunnya jorong (ovalis). Bagian
ujung daunnya runcing ( acutus),
ujung

daun

menyempit
kanan

mengecil

dibagian

secara

kiri

bertahap

dan
dan
dan

membentuk sudut kurang dari 900.


Tepi daunnya rata (integer). Jenis
pertulangan daunnya yaitu menyirip ((penninervis), yaitu posisi tulangtulangnya tersusun disebelah kanan dan kiri ibu tulang daun. Pertulangan
dauin ini mirip seperti sirip ikan. Permukaan daunnya terlihat licin
(laevis), permukaan daunnya terlihat mengkilap seperti ada lapisan
lilinnya. Tekstur daunnya kaku ((perkamenteus).
Klasifikasi tanaman nangka:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:

Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Rosales
Moraceae
Artocarpus
A. heterophyllus

O. Daun Tanaman Jambu Biji

38

Ciri-ciri morfologi daun jambu biji


sebagai berikut: bentuk bangun
daunnya

(Circumscription),

Dilihat

dari

terlebarnya

letak

jambu

biji

bagian
bagian

terlebar daunya berada ditengah


tengah

dan

jorong

memiliki

karena

bangun

perbandingan

panjang : lebarnya adalah 2 : 1


Ujung daunnya yaitu epex. Bagian ujung daunya tumpul,tepi daun yang
semula masih agak jauh dari ibu tulang. Pangkal daunnya yaitu tumpul
(obtusus). Jenis pertulangannya menyirip (penninervis), posisi tulangtulang bercabang tersusun disebelah kan dan sebelah kiri, pertulangan ini
mirip seperti sirip ikan. daun jambu biji memiliki tepi daun yang rata
(integer). Jambu batu memiliki daging daun tipis seperti kertas
(papyraceus), yaitu tipis tetapi tidak mudah robek dan jika diremas,
helaian daun akan kembali pada bentuk semula. Permukaan daun jambu
biji berbulu (pilosus), terdapat struktur dipermukaan daunnya.
Klasifikasi tanaman jambu biji:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:

Plantae
Angiospermae
Rosids
Myrtales
Myrtaceae
Psidium
P. guajava

P. Daun Tanaman Jeruk


Ciri-ciri morfologi daun jeruk yaitu bagian tepi daun rata( integer). Daun
jeruk memiliki jenis pertulangan menyirip (penninervis), posisi tulangtulang bercabang tersusun disebelah kan dan sebelah kiri, pertulangan ini
mirip seperti sirip ikan. permukaan daun jeruk licin (laevis, terlihat
mengkilap seperti terdapat lilin dipermukaannya. Daun jeruk memiliki
pangkal daun tumpul (obtusus). Bagian ujung daunnya meruncing
39

(acuminatu, hampir mirip dengan runcing, namun titik pertemuan tidak


menyempit secara bertahap, tetapi memiliki jarak yang cukup tinggi pada
akhir bagian ujung. Daging daun jeruk tipis kertas (papyraceus), yaitu
daun ini tidak murah robek, meskipun bentuknya tipis. Bila diremas,
bagian helaian daun akan kembali pada bentuk semula.
Klasifikasi tanaman jeruk:
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Bangsa:
Genus:

Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Sapindales
Rutaceae
Citreae
Citrus

Q. Daun Kupu-kupu
Daun bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina).Bangun daun (Circum
scription) pada daun bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) adalah baun
bulat atau bundar (orbicularis). Ujung daun (apex folii) pada daun bunga
kupu-kupu (Bauhinia purpurea) adalah terbelah (retusus). Tepi daun
(margo folii) pada daun bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) adalah
rata (integer) karena tepi daun pada pangkal hingga ke ujung bertepi rata.
Pangkal daun (basis folii) pada daun bunga kupu-kupu (Bauhinia
purpurea) adalah berlekuk (emarginatus). Tulang daun (venation) pada
daun

bunga

kupu-kupu

(Bauhinia

purpurea)

adalah

menjari

(palminervis) karena dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang


yang memancar yang berasal dari satu titik dan memperlihatkan susunan
seperti jari-jari tangan. Permukaan daun pada daun bunga kupu-kupu
(Bauhinia purpurea) adalah kasap (scaber). Daging daun (intervenium)
pada daun bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) adalah seperti kertas

40

(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar. Warna daun
pada daun bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) adalah hijau tua.
Klasifikasi daun Kupu-kupu adalah :
Regnum : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Famili
: Fabaceae
Genus
: Bauhinia
Spesies : Bauhinia purpurea
R. Daun Pisang (Musa acuminata)
Daun pisang (Musa acuminata) merupakan
jenis daun tunggal dan termasuk daun
sempurna karena bagian daunnya lengkap terdiri dari pelepah dauh, tangkai
daun dan helaian daun. Daun pisang memiliki ujung daun (apex folli) yang
membulat, pangkal daun (basis folli) yang berlekuk, tepi daun (margo folli)
yang rata, bangun daun (circumscroipto) berupa lanset, daging daun
(intervenium) seperti kertas, pertulangan daun (nervatio) yang menyirip, warna
daun pada bagian atas berwarna hijau tua dan bagian bawahnya berwarna hijau
muda yang mengkilat, serta bagian bawahnya berselaput lilin. Daun pisang
termasuk daun lengkap.
Klasifikasi daun pisang :
Kingdom : Plantae
Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Liliopsida

Ordo

: Zigeberales

Familia

: Musaceae

Genus

: Musa

Spesies

: Musa acuminata

S. Daun putri Malu


Daun putri malu atau sikejut berupa daun majemuk menyirip ganda dua
yang sempurna. Jumlah anak daun pada setiap sirip sekitar 5 - 26 pasang.
Helaian anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing,
pangkal memundar, tepi rata. Jika diraba pada permukaan atas dan bawah
daun terasa licin, panjang 6 - 16 mm, lebar 1-3 mm. daun berwarna

41

hijau, akan tetapi pada tepi daun umumnya berwarna ungu. Jika daun
tersentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul rapat
dengan

panjang

4-5,5

cm.

Klasifikasi Putri Malu


Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Divisi

: Magnoliophyta

(Tumbuhan berbunga)
Kelas

: Magnoliopsida

(berkeping dua / dikotil)


Ordo

: Fabales

Famili

: Fabaceae (suku polong-

polongan)
Genus

: Mimosa

Spesies

: Mimosa pudica Duchass. & Walp

42

Anda mungkin juga menyukai