Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

1. Manusia sebagai makhluk individu


Individu berasal dari kata latin individuum artinya yang tidak terbagi, maka
kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai
suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas
yaitu sebagai manusia perseorangan. Istilah individu dalam kaitannya dengan
pembicaraan mengenai keluarga dan masyarakat manusia, dapat pula diartikan
sebagai manusia.
Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah
lakunyabersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum.
Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga
mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu
kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena
tingkah laku yang ditampilkannya hampir identik dengan tingkah laku masa.

KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU


1. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau
sebagai diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara
sempurna oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam Kitab Suci Al Quran bahwa
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Jika
kita amati secara seksama benda-benda atau makhluk ciptaan Tuhan yang ada di sekitar kita,
mereka memiliki unsur yang melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal
budi.
1. Makhluk Tuhan yang hanya memiliki satu unsur, yaitu benda atau materi saja.
Misalnya, batu, kayu, dan meja
2. Makhluk Tuhan yang memiliki dua unsur, yaitu benda dan hidup. Misalnya, tumbuhtumbuhan dan pepohonan.
3. Makhluk Tuhan yang memiliki tiga unsur, yaitu benda, hidup, dan naluri/
instink.Misalnya, binatang, temak, kambing, kerbau, sapi, dan ayarn.

4. Makhluk Tuhan yang memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, naluri/instink, dan
akal budi. Misalnya, manusia merupakan makhluk yang memiliki keunggulan
dibanding dengan makhluk yang lain karena manusia memiliki empat unsur, yaitu
benda, hidup, instink, dan naluri.
2. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai
dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.
1. Kodrat manusia
Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan atau bakat- bakat
alami yang melekat pada manusia, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ditinjau dan kodratnya, kedudukan manusia secara
pribadi antara lain sesuai dengansifat- sifat aslinya,kemampuannya, dan bakat-bakat alami
yang melekat padanya.
2. Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
3. Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan
manusia yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi
sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan
martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebth terhormat dibandingican dengan
makhluk lainnya

4. Hak asasi manusia

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimihiki oleh setiap manusia sebagai anugerah
dan Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau
kemerdekaan.
5. Kewajiban manusia
Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban
manusia adalah keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi manusia sebagai
makhluk individu yang mempunyai hak-hak asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia
berkedudukan sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban hidupnya
sehari-hari.

KARAKTERISTIK MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK


INDIVIDU
Setiap insan yang dilahirkan tentunya mempunyai pribadi yang berbeda atau menjadi
dirinya sendiri, sekalipun sanak kembar. Itulah uniknya manusia. Karena dengan adanya
individulitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita-cita, kecenderungan,
semangat, daya tahan yang berbeda. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri
merupakan ciri yang sangat essensial dari adanya individualitas pada diri setiap insan.
Menurut Oxendine dalam (Tim Dosen TEP, 2005) bahwa perbedaan individualitas
setiap insan nampak secara khusus pada aspek sebagai berikut
1. Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial: status ekonomi,agama, hubungan keluarga, suku.
3. Perbedaan kepribadian: watak, motif, minat dan sikap.
4. Perbedaan kecakapan atau kepandaian

PENGEMBANGAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK


INDIVIDU
Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau
kelompok, manusia harus memiliki kesadaran diri yang dimulai dari kesadaran pribadi
diantara segala kesadaran terhadap segala sesuatu. Kesadaran diri tersebut meliputi kesadaran
diri di antara realita,s elf- res pect,s elf- narcisme, egoisme, martabat kepribadian, perbedaan
dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi yang
menjadi dasar bagis elf- real is ation.
Sebagai makhluk individu, manusia memerlukan pola tingkah laku yang bukan
merupakan tindakan instingtif belaka. Manusia yang biasa dikenal dengan Homo sapiens
memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk berpikir dan berlaku bijaksana. Dengan
akal tersebut, manusia dapat mengembangkan potensi- potensi yang ada di dalam dirinya
seperti, karya, cipta, dan karsa. Dengan pengembangan potensi-potensi yang ada, manusia
mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia seutuhnya yaitu makhluk ciptaan Tuhan
yang paling sempurna.
Perkembangan manusia secara perorangan pun melalui tahap-tahap yang memakan
waktu puluhan atau bahakan belasan tahun untuk menjadi dewasa. Upaya pendidikan dalam
menjadikan manusia semakin berkembang. Perkembangan keindividualan memungkinkan
seseorang untuk mengmbangkan setiap potensi yang ada pada dirinya secara optimal.
Sebagai makhluk individu manusia mempunyai suatu potensi yang akan berkembang
jika disertai dengan pendidikan. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan
mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya. Melalui pendidikan pula manusia
dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkannya dalam
kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.

KEPRIBADIAN
Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya untuk
mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang nantinya merunut
juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan perbandingannya. Pola-pola tingkah laku
bagi semua individu yang tergolong dalam satu ras pun tidak ada yang seragam. Sebab
tingkah laku Manusia tidak hanya ditentukan oleh system organic biologinya saja,

melainkan juga akal dan pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku
Manusia sangat besar diversitasnya dan unik bagi setiap manusia.
Jadi Kepribadian dalam konteks yang lebih mendalam adalahs us unan unsurunsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.

2.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL


Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak

dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena
manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui
medium kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia
tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab
dan kewajibannya di dalam kebersamaan.

KARAKTERISTIK MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL


Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitik
beratkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu. Dimana memiliki unsurunsur keharusan biologis, yang terdiri dari:
1. Dorongan untuk makan
2. Dorongan untuk mempertahankan diri
3. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Dari tahapan diatas menggambarkan bagaimana individu dalam perkembangannya
sebagai seorang makhluk sosial dimana antar individu merupakan satu komponen yang saling
ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga komunikasi antar masyarakat ditentukan oleh
peran oleh manusia sebagai makhluk sosial.
Dalam perkembangannya manusia juga mempunyai kecenderungan sosial untuk
meniru dalam arti membentuk diri dengan melihat kehidupan masyarakat yang terdiri dari :

1. penerimaan bentuk-bentuk kebudayaan, dimana manusia menerima bentuk-bentuk


pembaharuan yang berasal dari luar sehingga dalam diri manusia terbentuk sebuah
pengetahuan.
2. penghematan tenaga dimana ini adalah merupakan tindakan meniru untuk tidak terlalu
menggunakan banyak tenaga dari manusia sehingga kinerja mnausia dalam
masyarakat bisa berjalan secara efektif dan efisien.
Pada umumnya hasrat meniru itu kita lihat paling jelas di dalam ikatan kelompok
tetapi juga terjadi didalam kehidupan masyarakat secara luas. Dari gambaran diatas jelas
bagaimana manusia itu sendiri membutuhkan sebuah interaksi atau komunikasi untuk
membentuk dirinya sendiri malalui proses meniru. Sehingga secara jelas bahwa manusia itu
sendiri punya konsep sebagai makhluk sosial.
Yang menjadi ciri manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial adalah adanya
suatu bentuk interaksi sosial didalam hubugannya dengan makhluk sosial lainnya yang
dimaksud adalah dengan manusia satu dengan manusia yang lainnya. Secara garis besar
faktor-faktor personal yang mempengaruhi interaksi manusia terdiri dari tiga hal yakni :
1. Tekanan emosional. Ini sangat mempengaruhi bagaimana manusia berinteraksi satu
sama lain.
2. Harga diri yang rendah. Ketika kondisi seseorang berada dalam kondisi manusia yang
direndahkan maka akan memiliki hasrat yang tinggi untuk berhubungan dengan orang
lain karena kondisi tersebut dimana orang yang direndahkan membutuhkan kasih
saying orang lain atau dukungan moral untuk membentuk kondisi seperti semula.
3. Isolasi sosial. Orang yang terisolasi harus melakukan interaksi dengan orang yang
sepaham atau sepemikiran agar terbentuk sebuah interaksi yang harmonis
Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena
manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui
medium kehidupan sosial. Manisfestasi manusia sebagai makhluk sosial, nampak pada

kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa
bantuan orang lain.

KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL


Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia sebagai warga masyarakat. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri.
Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan manusia lain.
Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan
manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut sebagai makhluk
sosial.
Hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan politik akan membentuk hukum,
mendirikan kaidah perilaku, serta bekerjasama dalam kelompok yang lebih besar. Dalam
perkembangan ini, spesialisasi dan integrasi atau organissai harus saling membantu. Sebab
kemajuan manusia nampaknya akan bersandar kepada kemampuan manusia untuk kerjasama
dalam kelompok yang lebih besar. Kerjasama sosial merupakan syarat untuk kehidupan yang
baik dalam masyarakat yang saling membutuhkan.
Kesadaran manusia sebagai makhluk sosial, justru memberikan rasa tanggungjawab
untuk mengayomi individu yang jauh lebih lemah dari pada wujud sosial yang besar dan
kuat. Kehidupan sosial, kebersamaan, baik itu non formal (masyarakat) maupun dalam
bentuk-bentuk formal (institusi, negara) dengan wibawanya wajib mengayomi individu.

PENGEMBANGAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK


SOSIAL
Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki
keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia
adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang
interdependensi. Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga
suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi
dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif
maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus
watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap
pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka

ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin
dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai
perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan
emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri
pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat
diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu
tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang
dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia
karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia
dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian
terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan
kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia
hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam
memenuhi kebutuhan rohani.

3.

INTERAKSI SOSIAL
Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling

membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses
interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah
kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok. Pendapat lain dikemukakan oleh
Murdiyatmoko dan Handayani (2004), Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang
menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan
pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial . Interaksi positif hanya

mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling
mendukung (Siagian, 2004).
Berdasarkan definisi di atas maka dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah
suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu
dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika
jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal
balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi
sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan
kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu
proyek.
Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan
ke dalam dua bentuk, yaitu :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk-bentuk
asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a.

Kerja sama

Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.

b.

Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan
kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. Asimilasi Asimilasi adalah
proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan
yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun
kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru
sebagai kebudayaan campuran.
c. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu
kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
dari kebudayaan itu sendiri.
2.

Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk
pertentangan atau konflik, seperti :

a.

Persaingan
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial

tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan
ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau
kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat
berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

c.

Konflik
Konflik adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu,

akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga
menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di
antara mereka yang bertikai tersebut.
Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. d.Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dapat berlangsung jika
memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu: :
a. Kontak sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan
awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan
yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b. Komunikasi
Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.

Faktor-faktor interaksi sosial


a. Imitasi
Imitasi adalah mematuhi kaidah-kaidah yang sudah ada, meng-copy dan meneruskan
aturan yang telah berlaku.
b. Sugesti
Sugesti adalah suatu ide yang didasari oleh kepercayaan diri, inisiatif, atas dasar
ilham, egosentris, atau wawasan pengetahuan, kemudian diterima oleh pihak lain baik secara
otoriter ataupun karena berwibawa dan berpengaruh.
c. Identifikasi
Identidikasi adalah proses pencarian diri dengan melalui penglihatan terhadap orang
lain yang di idealkan-nya, hal tersebut berlangsung secara tidak sadar disertai adanya
keinginan untuk mencontoh.
d. Simpati
Simpati adalah rasa tertarik seseorang terhadap orang lain, hal tersebut didasari oleh
penghormatan karena mempunyai kelebihan, kemampuan, yang patut dijadikan contoh. Rasa
simpati keluar dengan sendirinya tanpa adanya paksaan, kemudian timbul rasa untuk
memahami pihak lain dan keinginan untuk bekerjasama.

KESIMPULAN
Setiap orang selalu mengharapkan keturunannya lebih baik daripada dirinya. Wajar
sekali bila mereka memupuk nilai-nilai luhur untuk ditanamkan dalam sanubari anakanaknya. Bekerja dan berkarya bukan sekedar memupuk harta benda atau memuaskan diri
mereguk berbagai kenikmatan dunia (semua yang dapat dirasakan oleh Panca Indera!),
melainkan menemukan kebenaran hidup dan aktualisasi diri (tanpa didasari kesombongan).
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Disisi manapun (sebagai
makhluk sosial atau individu), ada pengaruh positif dan negatifnya.
Sebagai makhluk individu, apabila menganggap dirinya selalu benar, egosentris, mau
menang sendiri, tidak mau mengalah, kasar, tidak toleran, memandang masalah hanya dari
sudut pandangnya saja; maka dia termasuk dalam pengaruh NEGATIF sebagai makhluk
individu. Perlu diingat pula, Rasulullah Muhammad SAW, membutuhkan waktu dan tempat
untuk merenung --silence--, memikirkan segala kenikmatan yang telah dikaruniai oleh Sang
Pencipta, lalu mensyukurinya dan akhirnya membebaskan dirinya dari belenggu
kesombongan, serta mencapai kesempurnaan dengan senantiasa memperbaiki diri dengan
bertafakur.
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa membutuhkan pengakuan dari
kelompoknya, katakanlah komunitasnya. Bisa komunitas yang berorientasi geografi (RT/RW,
daerah dll), profesi (dokter, guru dll), hobby (internet, HT, komputer dll), wah masih banyak
komunitas yang ada! Lihatlah perilaku orang pada saat berkelompok. Sebagian besar akan
berlaku tidak disiplin!
Kedisiplinan adalah hal utama dalam pembentukan kelompok. Tanpa kedisiplinan,
setiap kelompok akan liar dan tak terkendali, bagaikan pertumbuhan sel-sel kanker. Lihat
bagaimana Jakarta porak-poranda di tahun 1997! Tidak mungkin kerusuhan dapat terjadi
tanpa provokasi. Dan saat itu, provokasi terjadi akibat rekayasa, yang merusak nilai
kemuliaan dan tatanan sosial masyarakat!

Kata kunci dari keberhasilan sebagai makhluk sosial adalah memiliki tujuan luhur
yang DIGALANG BERSAMA secara DISIPLIN dan MAMPU MENAHAN DIRI, apabila
terjadi benturan terhadap kepentingan pribadi.

SARAN
Kata kunci dari keberhasilan sebagai makhluk sosial adalah memiliki tujuan luhur
yang DIGALANG BERSAMA secara DISIPLIN dan MAMPU MENAHAN DIRI, apabila
terjadi benturan terhadap kepentingan pribadi.
Mari kita pupuk perilaku positif pada anak-anak kita sedini mungkin. Dengan cara itu,
diharapkan mereka mampu menjalani hidup ini sebagai makhluk sosial dan individu secara
paripurna.

DAFTAR PUSTAKA
Yaqin. M. Ainul. 2007. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Media.
Meliono, Irmayanti, Dkk. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi,Jakarta: Lembaga
Penerbit FE UI, 2008.
Utorodewo, Felicia N., dkk. 2008. Bahasa Indonesia Sebuah Pengantar PenulisanIlmiah. Depok:
PDPT Universitas Indonesia.
http://www.scribd.com/doc/40488823/Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
http://medicinem.multiply.com/journal/item/10/Makhluk_Individu_dan_Sosial
http://id.shvoong.com/social-sciences/1991564-resionalitas-manusia-sebagai-makhluk-individu/

Anda mungkin juga menyukai