Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial
Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial
Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Sosial
4. Makhluk Tuhan yang memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, naluri/instink, dan
akal budi. Misalnya, manusia merupakan makhluk yang memiliki keunggulan
dibanding dengan makhluk yang lain karena manusia memiliki empat unsur, yaitu
benda, hidup, instink, dan naluri.
2. Hakikat Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai
dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.
1. Kodrat manusia
Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan atau bakat- bakat
alami yang melekat pada manusia, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Ditinjau dan kodratnya, kedudukan manusia secara
pribadi antara lain sesuai dengansifat- sifat aslinya,kemampuannya, dan bakat-bakat alami
yang melekat padanya.
2. Harkat manusia
Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
3. Martabat manusia
Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan
manusia yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi
sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan
martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebth terhormat dibandingican dengan
makhluk lainnya
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimihiki oleh setiap manusia sebagai anugerah
dan Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau
kemerdekaan.
5. Kewajiban manusia
Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban
manusia adalah keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi manusia sebagai
makhluk individu yang mempunyai hak-hak asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia
berkedudukan sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban hidupnya
sehari-hari.
KEPRIBADIAN
Banyak para ahli yang memberikan perhatian dan mencurahkan penelitiannya untuk
mendeskripsikan penelitiannya mengenai tentang pola tingkah laku yang nantinya merunut
juga pada pola tingkah laku manusia sebagai bahan perbandingannya. Pola-pola tingkah laku
bagi semua individu yang tergolong dalam satu ras pun tidak ada yang seragam. Sebab
tingkah laku Manusia tidak hanya ditentukan oleh system organic biologinya saja,
melainkan juga akal dan pikirannya serta jiwanya, sehingga variasi pola tingkah laku
Manusia sangat besar diversitasnya dan unik bagi setiap manusia.
Jadi Kepribadian dalam konteks yang lebih mendalam adalahs us unan unsurunsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu.
2.
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Sebagai makhluk sosial karena
manusia menjalankan peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan
pemikiran dan perasaanya. Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui
medium kehidupan sosial.
Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia
tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab
dan kewajibannya di dalam kebersamaan.
kenyataan bahwa tidak pernah ada manusia yang mampu menjalani kehidupan ini tanpa
bantuan orang lain.
ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin
dibuat sendiri. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai
perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan
emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri
pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat
diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu
tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat
menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang
dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia
karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia
dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian
terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan
kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia
hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam
memenuhi kebutuhan rohani.
3.
INTERAKSI SOSIAL
Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling
membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses
interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, Interaksi sosial adalah
kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar
kelompok atau antar individu dan kelompok. Pendapat lain dikemukakan oleh
Murdiyatmoko dan Handayani (2004), Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang
menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan
pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial . Interaksi positif hanya
mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling
mendukung (Siagian, 2004).
Berdasarkan definisi di atas maka dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah
suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu
dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Interaksi antara individu dan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika
jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal
balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).
2. Interaksi antara individu dan kelompok
Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi
sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.
3. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan
kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan suatu
proyek.
Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan
ke dalam dua bentuk, yaitu :
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk-bentuk
asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a.
Kerja sama
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama.
b.
Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan
kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan. Asimilasi Asimilasi adalah
proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan
yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun
kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru
sebagai kebudayaan campuran.
c. Akulturasi
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu
kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
dari kebudayaan itu sendiri.
2.
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk - bentuk
pertentangan atau konflik, seperti :
a.
Persaingan
Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial
tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan
ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b. Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang - terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau
kelompok atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat
berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c.
Konflik
Konflik adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu,
akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga
menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di
antara mereka yang bertikai tersebut.
Ciri - Ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. d.Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
KESIMPULAN
Setiap orang selalu mengharapkan keturunannya lebih baik daripada dirinya. Wajar
sekali bila mereka memupuk nilai-nilai luhur untuk ditanamkan dalam sanubari anakanaknya. Bekerja dan berkarya bukan sekedar memupuk harta benda atau memuaskan diri
mereguk berbagai kenikmatan dunia (semua yang dapat dirasakan oleh Panca Indera!),
melainkan menemukan kebenaran hidup dan aktualisasi diri (tanpa didasari kesombongan).
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Disisi manapun (sebagai
makhluk sosial atau individu), ada pengaruh positif dan negatifnya.
Sebagai makhluk individu, apabila menganggap dirinya selalu benar, egosentris, mau
menang sendiri, tidak mau mengalah, kasar, tidak toleran, memandang masalah hanya dari
sudut pandangnya saja; maka dia termasuk dalam pengaruh NEGATIF sebagai makhluk
individu. Perlu diingat pula, Rasulullah Muhammad SAW, membutuhkan waktu dan tempat
untuk merenung --silence--, memikirkan segala kenikmatan yang telah dikaruniai oleh Sang
Pencipta, lalu mensyukurinya dan akhirnya membebaskan dirinya dari belenggu
kesombongan, serta mencapai kesempurnaan dengan senantiasa memperbaiki diri dengan
bertafakur.
Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa membutuhkan pengakuan dari
kelompoknya, katakanlah komunitasnya. Bisa komunitas yang berorientasi geografi (RT/RW,
daerah dll), profesi (dokter, guru dll), hobby (internet, HT, komputer dll), wah masih banyak
komunitas yang ada! Lihatlah perilaku orang pada saat berkelompok. Sebagian besar akan
berlaku tidak disiplin!
Kedisiplinan adalah hal utama dalam pembentukan kelompok. Tanpa kedisiplinan,
setiap kelompok akan liar dan tak terkendali, bagaikan pertumbuhan sel-sel kanker. Lihat
bagaimana Jakarta porak-poranda di tahun 1997! Tidak mungkin kerusuhan dapat terjadi
tanpa provokasi. Dan saat itu, provokasi terjadi akibat rekayasa, yang merusak nilai
kemuliaan dan tatanan sosial masyarakat!
Kata kunci dari keberhasilan sebagai makhluk sosial adalah memiliki tujuan luhur
yang DIGALANG BERSAMA secara DISIPLIN dan MAMPU MENAHAN DIRI, apabila
terjadi benturan terhadap kepentingan pribadi.
SARAN
Kata kunci dari keberhasilan sebagai makhluk sosial adalah memiliki tujuan luhur
yang DIGALANG BERSAMA secara DISIPLIN dan MAMPU MENAHAN DIRI, apabila
terjadi benturan terhadap kepentingan pribadi.
Mari kita pupuk perilaku positif pada anak-anak kita sedini mungkin. Dengan cara itu,
diharapkan mereka mampu menjalani hidup ini sebagai makhluk sosial dan individu secara
paripurna.
DAFTAR PUSTAKA
Yaqin. M. Ainul. 2007. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Media.
Meliono, Irmayanti, Dkk. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi,Jakarta: Lembaga
Penerbit FE UI, 2008.
Utorodewo, Felicia N., dkk. 2008. Bahasa Indonesia Sebuah Pengantar PenulisanIlmiah. Depok:
PDPT Universitas Indonesia.
http://www.scribd.com/doc/40488823/Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
http://medicinem.multiply.com/journal/item/10/Makhluk_Individu_dan_Sosial
http://id.shvoong.com/social-sciences/1991564-resionalitas-manusia-sebagai-makhluk-individu/