Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Landasan Psikologi Pendidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LANDASAN PSIKOLOGIS PENDIDIKAN

A. Pengertian
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang menyangkut interaksi
kejiwaan antara pendidik dan peserta didik dalam suasana nilai-nilai
budaya suasana masyarakat yang didasarkan pada nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam proses pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan, kebudayaan,
kemasyarakatan, norma-norma dan kemanusiaan yang tidak dapat
dipisahkan dalam prosesnya (integrated).
Landasan psikologis pendidikan adalah suatu ilmu yang mengkaji
tentang dasar psikologis atau dasar kejiwaan yang menjadi prinsip dasar
pembelajaran secara teori maupun praktik pendidikan. Sedangkan tujuan
dari pendidikan adalah mencerdaskan bangsa yang mencakup kecerdasan
IQ (Intelegent Quotion), SI (Social Intelegence), EI (Emotional
Intelegence), SpI (Spiritual Intelegence) dan kecerdasan manusia lainnya.
Kemampuan intelektual adalah modal dasar individu yang paling
tinggi, dengan akal yang diberikan oleh tuhan sebagai pembeda dengan
makhluk ciptaan lainnya. Pendidik tidak hanya terpaku pada masalah
intelektual peserta didik saja namun harus memperhatikan kebutuhannya
juga. Menurut A.H. Maslow dalam bukunya yang berjudul Individual and
Society menjelaskan bahwa kebutuhan tertinggi akan tercapai setelah
kebutuhan-kebutuhan di bawahnya terpenuhi dan terbagi menjadi lima
tingkatan kebutuhan :
1. Kebutuhan fisik
2. Kebutuhan keamanan
3. Kebutuhan memiliki rasa cinta
4. Kebutuhan penghargaan
5. Kebutuhan akulturasi

: lapar, haus.
: keamanan, aturan.
: kasih sayang, mengidentifikasi.
: prestasi, keberhasilan, harga diri.
: kebutuhan menyempurnakan diri.

B. Situasi Pergaulan Pendidikan


Pergaulan pendidikan adalah hubungan antara dua pihak yang
mempunyai maksud disengaja untuk mempengaruhi anak didik, sehingga
anak didik tersebut berkembang menuju kedewasaan. Proses pendidikan

tidak akan langsung nampak, melainkan proses yang berkesinambungan


dan terus-menerus. Pendidik harus sabar untuk membentuk individu yang
berkualitas dan menunggu hasil yang anak didik dapatkan. Manusia
merupakan individu yang dapat dipengaruhi oleh pendidik karena manusia
merupakan makhluk sosial yang cenderung melakukan kontak sosial
seperti : meniru orang lain, ingin berkumpul, ingin akrab dan ingin
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Lingkungan yang ditempati
peserta didik pun ikut berperan dalam perubahan tingkah laku.
Tugas pendidik membutuhkan banyak pendekatan baik secara
ilmiah, filsafat dan religi. Pendekatan ilmiah contohnya dengan melakukan
pendekatan psikologis, karena dalam mendidik individu pendidik harus
bisa

membantu

menemukan

dan

mengembangkan

potensi

yang

tersembunyi dari peserta didik juga memberi motivasi agar tujuan dari
pendidikan tercapai.
C. Beberapa Dimensi Proses Pendidikan
Pendidikan bertujuan untuk memperbaiki perilaku (bahavior
modification,

behavior

menghasilkan

anak

improvement).

yang

memiliki

Intinya
integritas,

pendidikan

harus

kepribadian

serta

bertanggung jawab.
Prof. Dr. Kohnstamm seorang tokoh Belanda mengadakan
pembedaan antara berbagai lapisan perilaku pada berbagai jenis makhluk
yang disebut nevous van gedringen, yaitu :
1. Lapisan perilaku anorganis, seperti peristiwa jatuh pada makhluk
hidup atau mati, yang keduanya patuh terhadap hukum alam berupa
gravitasi bumi.
2. Lapisan vegetatif atau nabati, yaitu lapisan tentang segala proses yang
terdapat dalam tubuh.
3. Perilaku animal atau hewani, yaitu lapisan yang sifatnya berupa
dorongan naluri, misalnya nafsu makan, dorongan seks, berkelahi dan
perilaku ini dapat diperbaiki.
4. Perilaku manusiawi, yaitu lapisan perilaku yang sudah dimiliki
manusia, meliputi :
a. Adanya kemauan menguasai hawa nafsu.
b. Adanya kesadaran intelektual.

c. Adanya kesadaran diri.


d. Manusia sebagai makhluk sosial.
e. Manusia mempunyai bahasa simbolis, baik kata maupun
tertulis.
f. Manusia dapat menyadari nilai-nilai maupun norma-norma.
5. Lapisan mutlak, manusia dapat menghayati kehidupan religius, dapat
berkomunikasi dengan Tuhan dan menghayati nilai-nilai kehidupan
manusia tertinggi.
Dalam dimensi psikis pendidikan terdapat aspek kognitif (seperti
pengetahuan, pengertian, dsb), aspek afektif atau emosional (seperti
perasaan, kesenangan, keindahan, dst) serta aspek psikomotorik berupa
keterampilan sederhana hingga kompleks.
D. Tugas-tugas Pokok Perkembangan
Proses pendewasaan manusia ialah pertemuan antara pertumbuhan
potensi dalam anak dan pengaruh lingkungan yang disengaja melalui
pendidikan. Pendidikan terdiri atas tugas-tugas perkembangan potensi
anak. Menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas yang
terdapat pada suatu tahap kehidupan yang membawa kebahagiaan dan
apabila tugas terselesaikan maka akan membawa keberhasilan dalam
menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Tahap-tahap pengembangan menurut Erickson yang diadopsi oleh
Sikun Pribadi (1984; 156- 159) adalah sebagai berikut :
1) The sense of trust (kemampuan mempercayai), kira-kira umur 0 s.d.
12 bulan. Kemampuan ini adalah dasar kepercayaan pada orang lain,
diri sendiri dan percaya bahwa hidup ini penuh dengan kebaikan.
2) The sense of authomony (kemampuan berdiri sendiri), kira-kira umur
1,5 s.d. 3 tahun. Tugas pada tahap ini anak mempertegas
kehadirannya, ia merupakan pribadi yang mempunyai harga diri dan
kita perlukan, dengan toleransi dan kehormatan sehingga anak akan
merasa bahwa mereka mempunyai harga diri yang mantap.

3) The sense of initiative (kemampuan berprakarsa), kira-kira umur 3,5


s.d. 5,5 tahun. Anak menemukan kemampuan yang tersimpan dalam
dirinya dengan melakukan banyak percobaan.
4) The sense of accomplisment (kemampuan menyelesaikan tugas), kirakira 6 s.d. 12 tahun. Pada periode ini anak rajin dan aktif, ingin selalu
menyelesaikan tugas-tugas yang dirasakan pada dirinya.
5) The sense of identity (kemampuan meyakini identitas), kira-kira umur
12 s.d. 18 tahun. Periode ini merupakan masa adolensi, yaitu periode
di mana anak mencari identitasnya dengan memainkan peran, ia ingin
tahu bagaimanakah dia itu.
6) Tahap kedewasaan. Ada tiga tahap pada periode ini :
a. Intimacy (keakraban), memperlihatkan kedekatan pada lawan
jenis, sahabat, kepemimpinan, kasih sayang, cinta, perjuangan,
persaingan dan cita-cita.
b. Generatifity (kemampuan mengurus), mampu mengurus diri
sendiri juga orang lain.
c. Integrity (integritas kepribadian), tingkat kedewasaan yang
penuh tanggung jawab, dapat menerima diri sendiri dan orang
lain, memiliki rasa sayang terhadap sesama manusia, jujur,
memiliki harga diri yang tinggi, memiliki pandangan yang
objektif terhadap segala peristiwa yang terjadi dalam
kehidupan dan memiliki kejiwaan yang stabil juga otentik.
E. Pemahaman terhadap Perkembangan Pribadi Anak
Kemampuan menempatkan diri dalam pribadi anak, sehingga dunia
kejiwaan anak bukan saja dapat dipahami melainkan dapat diarifi bukan
hanya sebagai makhluk biologis tetapi spiritual juga. Perkembangan
kehidupan anak dapat dibagi ke dalam periodesasi :
a. Anak bayi (0 s.d. 1 tahun), periode vital yang bermakna
mempertahankan hidup dilengkapi dengan naluri dan insting.
b. Kanak-kanak (1 s.d. 5 tahun), usia prasekolah. Anak mempersiapkan
diri untuk bersekolah di Taman Kanak-kanak. Pada periode ini
memiliki tiga ciri, yaitu : perkembangan emosi kegembiraan hidup,
kebebasan dan fantasi.

c. Anak sekolah (6 s.d. 12 tahun), periode intelektual. Sebagian besar


waktunya dipergunakan untuk pengembangan intelektual. Anak pada
periode ini mudah diberi tugas untuk dilaksanakan juga mudah belajar
kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungan.
d. Remaja atau adolensi (12 s.d.18 tahun), periode sosial. Anak memiliki
minat untuk hal-hal kemasyarakatan atau senang berorganisasi.
Aktifnya kelenjar hormon seks yang mengakibatkan anak tertarik pada
lawan jenis, mengalami pertumbuhan jasmani yang cepat, mengalami
pubertas.
F. Beberapa Teori dalam Pendidikan
Pemahaman belajar menurut pandangan psikologis merupakan upaya
mengenali realitas kondisi objektif terhadap anak yang sedang mengalami
proses belajar menuju kedewasaan. Masalah yang perlu diperhatikan di
antaranya : hakikat manusia, tujuan pendidikan, isi pendidikan dan nilainilai serta metode pencapaian tujuan pendidikan.
1) Teori Psikologi Kognitif
Dipengaruhi oleh Kurt Lewin, John Dewey dan Kohler yang
mempunyai

pandangan

bahwa

proses

belajar

pada

manusia

melibatkan pengenalan yang bersifat kognitif atau pengetahuan yang


melibatkan logika atau dengan pengalaman.
Jean Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognisi menjadi
empat tahap, yaitu:
a. Tahap sensori-motorik (0,0 s.d. 2,0). Tingkah laku dikendalikan
oleh perasaan dan aktivitas motorik.
b. Tahap operasi awal (2,0 s.d. 6,0). Di mana anak mulai mengenal
simbol termasuk simbol verbal.
c. Tahap operasi konkret (7,0 s.d. 11,0). Masa anak mulai
membandingkan pendapat orang lain.
d. Tahap operasi formal (12,0 s.d. ke atas). Perkembangan kognisi
anak yang sudah mampu berpikir abstrak tanpa terbatas kepada
hal-hal yang konkrit.

Brunner mengemukakan bahwa ada iga tahapan perkembangan


intelektual, yaitu :
1. Tahap enactive yaitu : tahapan perkembangan memahami
lingkungan melalui respons-respons motorik.
2. Tahap Iconic yaitu : perkembangan kognisi anak mulai mampu
berpikir atas dasar model, gambar atau hal hal yang konkret.
3. Tahap sysmbolic yaitu : tahap berpikir anak tidak terbatas pada hal
konkrit saja, mampu berpikir abstrak.
Teori Brunner mengimplementasikan bahwa proses belajar
mengajar harus memperhatikan tahap perkembangan kognisi anak. Guru
mempunyai peranan penting dalam aktivitas belajar mengajar, guru harus
lebih aktif dalam pembelajaran, memilih materi belajar dan menciptakan
situasi belajar juga guru harus mempertimbangkan kemampuan berpikir
anak sesuai dengan perkembangan usia anak. Peranan guru yang
didasarkan pada teori Piaget :
a. Merancang program, menata lingkungan yang kondusif, memilih
materi pelajaran dan mengendalikan aktivitas murid.
b. Mendiagnosa
tahap
perkembangan
murid,

menyajikan

permasalahan kepada murid yang sejajar tingkat perkembangannya.


c. Mendorong perkembangan murid dengan latihan.
2) Teori Psikologi Humanistik
Abraham H. Maslow dan Carl R. Rogers adalah tokoh humanisme.
Faktor yang mempengaruhi menurut ajaran ini ditentukan oleh dirinya
sendiri, internal dan bukan oleh kondisi lingkungan atau pengetahuannya.
Dasar-dasar kependidikan mempunyai prinsip-prinsip :
a) Manusia mempunyai dorongan belajar.
b) Belajar bermakna apabila sesuai kebutuhan.
c) Belajar diperkuat mengurangi ancaman dari luar.
d) Belajar inisiatif sendiri melibatkan keseluruhan pribadi.
e) Sikap berdiri sendiri, kreativitas dan percaya diri.
Pendidikan

humanis

menekankan

pada

pertumbuhan

yang

seimbang antara kognitif dan aspek yang dipelajari. Tujuan pendidikan


humanis adalah realisasi diri, yakni kondisi di mana individu mencapai

kesadaran akan dirinya sendiri, lingkungan dan sistem nilai. Guru sebagai
sumber atau fasilitator, menurut Carl R. Rogers (1985; 334) ia
mempunyai tugas :
a. Menciptakan iklim kelas yang kondusif dan positif untuk belajar.
b. Membantu siswa mengklarifikasi tujuan belajar dan guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan.
c. Membantu siswa mengembangkan tujuan sebagai kekuatan belajar.
d. Menyediakan sumber belajar.
Carl R. Rogers (1969) menyarankan beberapa teknik yang
membantu guru untuk menciptakan iklim kelas yang memungkinkan
pembelajaran :
1. Terima kondisi siswa, demi tercapainya hubungan.
2. Kenali dan bina minat siswa melalui penemuannya terhadap diri.
3. Gunakan pendekatan discovery, ajukan masalah kepada siswa dan
berikan pertanyaan pengendali bagi siswa yang memecahkan
masalah.
4. Usahakan sumber belajar yang mungkin siswa peroleh juga
menggunakannya.
5. Tekankan pentingnya penilaian diri sendiri dan tanggung jawab.
3) Teori Belajar Behavioristik
E.L. Thorndike dan B.F Siknner adalah dua orang tokoh
psikologi yang berpandangan behavioristik. Aliran ini memandang
bahwa tingkah laku manusia adalah

hasil pembentukan melalui

lingkungan dan perilaku adalah hal yang dapat diamati. Asumsi pokok
aliran behaviorisme menurut .I. Soelaeman (1985; 335), adalah :
1. Perilaku itu dipelajari dan terbentuk akibat stimulus dan respons.
2. Manusia hakikatnya mencari kesenangan, menghindari kesulitan.
3. Perilaku manusia didasarkan pada lingkungan.
Menurut

teori

belajar behavioristik,

ada

tiga

hal

yang

mempengaruhi proses belajar yaitu : stimulus, respons dan akibat.


Stimulus adalah faktor dari lingkungan yang dapat membangkitkan
respons atau tanggapan individu dan menghasilkan akibat positif atau
negatif.

Hasil belajar adalah perilaku yang dapat diamati dan diukur yang
menekankan pentingnya keterampilan dan pengetahuan akademis maupun
perilaku sosial sebagai hasil belajar. Tujuan pendidikan menurut aliran ini
adalah berorientasi pada pengembangan kompetensi, penguasaan secara
tuntas terhadap apa-apa yang dipelajari.
Peranan guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai
pengambil inisiatif dan pengendali proses belajar. Tugas-tugas guru dalam
hal ini di antaranya :
a) Mengidentifikasi perilaku yang dipelajari dalam merumuskannya
dalam rumusan yang spesifik.
b) Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dari proses belajar.
c) Mengidentifikasi
pembelajaran,
kegiatan
belajar, perhatian
penghargaan dan kegiatan yang dipilih siswa yang memadai.
d) Menghindarkan perilaku yang tidak diharapkan.
Ada dua pokok yang merupakan implikasi dari teori behaviorisme, yaitu :
1. Modifikasi perilaku dengan menggunakan cara-cara ayan spesifik dan
menggunakan sistem ganjaran.
2. Penghargaan berprogram yang menunjuk kepada :
a. Cara umum tentang perencanaan dan sistem penyajian
pengajaran.
b. Hasil yang spesifik, teks yang diprogram atau pertunjukkan
film

slide.

Model

pembelajaran

menggunakan

mesin,

pengajaran komputer dan pengajaran modular.


G. Jenis-jenis Upaya Pendidikan
Upaya pendidikan adalah usaha pendidik untuk membimbing anak
mencapai kedewasaannya. Faktor pendidikan andalan pengaruh yang tidak
disengaja diadakan oleh pendidik, tetapi dapat mempunyai pengeruh
terhadap anak yang sama dengan upaya disengaja oleh pendidik.
Perbuatan disengaja pendidik ditonjolkan kepada anak sebagai teladan
atau nasihat. Proses pendidikan berlangsung dalam pergaulan pendidik dan
terdidik dan upaya yang dilakukannya adalah pedagogis. Setiap upaya
pendidikan dilaksanakan berhubungan pada empat hal, yaitu :
1. Mencapai tujuan pendidikan.

2. Dihubungkan dengan siapa melakukan upaya tersebut.


3. Dihubungkan dengan cara yang digunakan.
4. Bagaimana efeknya terhadap anak.
Pelaksanaan proses pendidikan sebenarnya adalah suatu perbuatan
wibawa, di mana nilai-nilai atau maksud yang diinginkan harus sesuai
dengan kenyataan. Pendidikan pada hakikatnya tidak dilaksanakan dalam
kepura-puraan, pendidik harus jujur, murni dan otentik. Pendidik juga
dituntut berbuat sesuai asas kepatutan bukan hanya menyampaikan
pelajaran, tetapi argumen yang rasional dan logis sehingga anak dapat
menerima penjelasan sesuai dengan tingkat perkembangan logikanya.
Tugas guru sebagai pengajar, tetapi juga sebagai tokoh, idola dan orang
yang bermoral.

Anda mungkin juga menyukai