Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

PTK Emilia K SMP 1 A

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA KONSEP

TEKANAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN


MEDIA LEMBAR DISKUSI BERGAMBAR PADA KELAS 8 SMP NEGERI 1 PRABUMULIH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

OLEH:
EMILIA KONTESSA, S.Si.
NIP: 19770917 200801 2 005

SMP NEGERI 1 PRABUMULIH


TAHUN PELAJARAN 2012/2013

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian tindakan kelas ini telah disetujui dan disyahkan untuk melengkapi perpustakaan
SMP Negeri 1 Prabumulih dan dapat diajukan sebagai salah satu Karya Ilmiah untuk Penetapan Angka
Kredit Jabatan Guru pada Golongan III.b ke III.c.

Prabumulih,

Nopember 2012

Kepala Sekolah
SMP Negeri 1 Prabumulih

Penulis

RIDUAN, S.Pd., M.Si.

EMILIA KONTESSA, S.Si.

NIP. 19660828 199003 1 007

NIP. 19770917 200801 2 005

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran IPA adalah salah satu ilmu dasar yang dipelajari dalam pendidikan
berorientasi IPTEK. Sesuai dengan jenjang pendidikan formal yang ada, pembelajaran IPA
mempunyai tujuan-tujuan mendasar dalam menanamkan dan mengembangkan konsep-konsep
dasar IPA.
Pembelajaran IPA perlu menerapkan model pembelajaran PAIKEM yang memungkinkan
mengembangkan pemahaman dan keterampilan dengan penekanan belajar sambil bekerja,
sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu guna menghasilkan pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Yang terjadi pada pembelajaran IPA konsep tekanan di kelas 8 dengan demontrasi ketika
dilakukan observasi sebagai bentuk penilaian proses, belum terwujud model pembelajaran
PAIKEM. Selama pembelajaran berlangsung, hanya sebagian kecil siswa yang melakukan interaksi
(komunikasi) dengan teman maupun dengan guru. Ketika guru memberikan pertanyaan atau soal,
tidak ada siswa dengan inisiatif sendiri maju ke depan kelas untuk menjawab. Siswa baru maju
setelah ditunjuk oleh guru dan ketika maju siswa tampak kurang percaya diri.
Setelah dilakukan tes akhir (post tes), hanya sebagian kecil siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) kompetensi dasar terkait.
Dari penilaian proses maupun tes akhir menunjukkan kegagalan pembelajaran konsep
tekanan pada kelas 8 SMP Negeri 1 Prabumulih baik pada proses maupun hasil belajar.
B. Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan dalam pembelajaran konsep tekanan di kelas 8 meliputi :
1.

Bagaimana meningkatkan interaksi antar siswa?

2.

Bagaimana meningkatkan interaksi siswa 8 dengan guru?

3.

Model

pembelajaran

apa

yang

dapat

menciptakan

suasana

pembelajaran

yang

menyenangkan?
4.

Media apa yang perlu digunakan guru agar melibatkan siswa?

5.

Bagaimana agar guru tidak mendominasi pembelajaran?

6.

Bagaimana meningkatkan kesadaran siswa menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di


depan kelas?

7.

Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa?

8.

Apa yang menyebabkan aktivitas siswa rendah?

9.

Apa yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah?

10. Model pembelajaran dan media apa yang dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai masalah di atas, inti dari masalah dalam pembelajaran IPA konsep tekanan
dengan metode demontrasi adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa rendah sehingga perlu
ada perbaikan pembelajaran agar aktivitas siswa meningkat dan hasil belajar siswa mencapai
KKM, tuntas secara klasikal. Untuk itu diperlukan tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa dengan metode dan media tertentu. Model pembelajaran yang hendak
diterapkan yaitu numbered head together dengan media lembar diskusi bergambar untuk
pembelajaran IPA konsep tekanan pada kelas 8 SMP NEGERI 1 PRABUMULIH TAHUN PELAJARAN
2012/2013.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran dan media pembelajaran.
Model pembelajaran yang dipilih peneliti yaitu numbered head together dan media yang dipilih
lembar diskusi bergambar. Penelitian sebagai upaya perbaikan pembelajaran IPA konsep tekanan
pada kelas 8 SMP NEGERI 1 PRABUMULIH TAHUN PELAJARAN 2012/2013.
Variabel terikat penelitian ini yaitu aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Aktivitas siswa
yang diamati meliputi: (1) interaksi antar siswa dalam kelompok, (2) interaksi antar kelompok
siswa, (3) interaksi siswa dengan guru, (4) interaksi siswa dengan media pembelajaran.
D. Rumusan Masalah
Apakah melalui model pembelajaran numbered head together dengan media lembar
diskusi bergambar dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar IPA konsep tekanan
pada kelas 8 SMP NEGERI 1 PRABUMULIH TAHUN PELAJARAN 2012/2013?
E. Tujuan
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
1. Meningkatkan aktivitas siswa kelas 8 SMP NEGERI 1 PRABUMULIH TAHUN PELAJARAN
2012/2013 pada pembelajaran IPA konsep tekanan.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas 8 SMP NEGERI 1 PRABUMULIH TAHUN PELAJARAN
2012/2013 pada pembelajaran IPA konsep tekanan.
F. Manfaat Penelitian
1.

Manfaat teoritis
Mendapatkan pengetahuan tentang aktivitas belajar dan hasil belajar IPA konsep
tekanan pada kelas 8 SMP NEGERI 1 PRABUMULIH TAHUN PELAJARAN 2012/2013 melalui
model pembelajaran numbered head together dengan media lembar diskusi bergambar.

2.

Manfaat Praktis
a.

Bagi siswa
1)

Siswa

sebagai

subyek

belajar

dapat

belajar

secara

aktif,

kreatif,

dan

menyenangkan,
2)
b.

Siswa mampu mencapai KKM, tuntas secara klasikal.

Manfaat bagi peneliti


1)

Guru memiliki pengalaman dalam mengungkap masalah dan upaya mengatasi


masalah yang terjadi dalam pembelajaran secara efektif,

2)

Guru

mampu

menerapkan

suatu

metode

dengan

meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

media

inovatif

guna

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
Seorang guru harus mempertimbangkan lebih daripada sekedar apa yang terjadi di dalam
pikiran siswa. Merangsang siswa belajar sains merupakan tugas yang komplek. Dalam
pembelajaran sains, kita diharapkan membantu siswa belajar dengan merangsang mereka
berpikir, melakukan kegiatan fisik, mengembangkan bahasa dan sosialisasi serta mengembangkan
harga diri mereka dalam alokasi waktu yang tersedia.
1.

Beberapa teori belajar


a.

Teori Belajar Sosial


Teori belajar sosial dikembangkan oleh Albert Bandura dengan konsep dasar
pemodelan ( modeling )Ada 4 (empat) fase yakni fase atensi, fase retensi, fase produksi,
fase motivasi ( Wartono , 2004:SN-36:3)

b.

Teori Belajar Konstruktivis


Menurut Teori Kontruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan
kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri dalam benaknya. Guru dapat memberikan
kemudahan untuk proses ini dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan dan
menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan siswa menjadi sadar dan secara sadar
menggunakan

strategi

mereka

sendiri

untuk

belajar. Teori

yang

terkait

dengan

pembelajaran kontruktivis antara lain : Teori Piaget, Teori Vygotsky, Teori Bruner
( Wartono, 2004 : SN-36:9).
2.

Karakteristik Siswa
Keberhasilan proses belajar mengajar antara lain dipengaruhi oleh kesesuaian antara
materi pelajaran dan tingkat berfikir siswa. Menurut Piaget, setip individu akan mengalami
tingkat perkembangan kognitif sebagai berikut : (1) senso motor umur 0-2 tahun; (2) Pra
operasional umur 2 7 tahun; (3) Operasional konkrif umur 7 11 tahun; (4) operasional
formal umur 11 tahun ke atas. ( TIM PLPG,2010: 270). Usia siswa SMP kelas 8 berkisar 13
15 tahun masuk dalam katagori tingkat perkembangan kognitif operasional formal. Disamping
itu, Flavel (1963) mengemukakan beberapa karakteristik dari berpikir operasional formal yaitu
:
a.

Berpikir Hipotesis Deduktif


Anak dapat merumuskan banyak alternatif hipotesis dalam menanggapi masalah dan
mencek data terhadap setiap hipotesis untuk membuat keputusan yang layak, tetapi anak
belum mempunyai kemampuan menerima atau menolah hipotesis.

b.

Berpikir Proporsional
Dalam berpikir anak dibatasi benda-benda atau peristiwa-peristiwa konkret, anak dapat
menangani pertanyaan-pertanyaan, memeriksa data yang berlawanan dengan fakta.

c.

Berpikir Kombinatorial
Berpikir meliputi semua kombinasi benda-benda, gagasan-gagasan , atau proporsiproporsi yang mungkin.

d.

Berfikir Refleksif
Anak berfikir sebagai orang dewasa. Ia dapat berfikir kembali pada seri operasi
mentahnya dengan simbol-simbol.
(TIM PLPG, 2010 : 272)

3.

Model-model Pembelajaran Inovatif


a. Model Examples Non examples
b. Picture And Picture
c. Numbered Head Together
d. Cooperative Script
e. Kepala Bernomor Struktur
f. Student Team-Achievement Divisions ( STAD )
g. Jigsaw
h. Problem Based Introduction
i. Artikulasi
j. Mind Mapping
k. Make-A Match
l. Think Pair And Share
m.Debat
n. Role Playing
o. Group Investigation
p. Talking Stick
q. Bertukar Pasangan
r. Snowball Throwing
s. Fasilitator And Explaining
t. Inside-Outside-Circle
u. Tebak Kata ( TIM PLPG,2010: 288-298)

4.

Model Pembelajaran Numbered Head Together


Model pembelajaran numbered heads together dilaksanakan dengan langkah-langkah :
a. Siswa dibagi dalam kelompok , setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok
dapat mengerjakannya
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil
kerjasamanya mereka
e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f. Kesimpulan
( TIM PLPG,2010: 289)

B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kenyataan pembelajaran IPA konsep tekanan pada kelas 8 mengalami
kegagalan dan perlu upaya perbaikan. Peneliti merencanakan perbaikan metode dengan alat
peraga tertentu yang diupayakan menarik perhatian siswa dan memacu aktivitas siswa. Metode
yang peneliti rencanakan yaitu numbered head together.
Dengan model pembelajaran numbered head together diharapkan:
1.

Setiap siswa berusaha semaksimal mungkin menggali pengetahuan dalam kelompok masingmasing dan memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyampaikan hasil diskusi

2.

Setiap kelompok melakukan komunikasi secara efektif guna menjamin setiap anggotanya
menguasai konsep / materi yang didiskusikan

3.

Terjadi komunikasi dalam kelompok dan antar kelompok

4.

Pemahaman konsep dimiliki oleh setiap siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar
setiap siswa memenuhi KKM.

Adapun skema penelitian ini sebagai berikut :

C. Hipotesis Tindakan
Melalui model pembelajaran numbered head together dengan media lembar diskusi bergambar,
aktivitas belajar dan hasil belajar IPA konsep tekanan pada kelas 8 SMP NEGERI 1 PRABUMULIH
TAHUN PELAJARAN 2012/2013 dapat meningkat.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1.

Tempat Penelitian : SMPN 1 Prabumulih

2.

Waktu Penelitian : Bulan Oktober s.d. Nopember 2012

B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah kelas 8 SMP NEGERI 1 PRABUMULIH TAHUN PELAJARAN
2012/2013 dengan keadaan sebagai berikut :
Jumlah siswa laki-laki = 20 siswa
Jumlah siswa perempuan = 14 siswa
Jumlah siswa keseluruhan = 34 siswa
Rentang usia siswa = 13 15 tahun

C. Data dan Sumber Data


Data penelitian ini terdiri atas :
1. Data aktivitas siswa
2. Data hasil belajar siswa
D. Teknik Pengumpulan Data
1.

Teknik pengumpulan data aktivitas siswa melalui observasi proses belajar siswa. Agar
peneliti dapat memperoleh data tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran, peneliti
dibantu guru lain yaitu Taj Rosyidah,S.Pd. untuk mengamati aktivitas siswa dan mengisikan
hasil pengamatan pada lembar observasi selama peneliti melakukan tindakan kelas.

2.

Teknik pengumpulan hasil belajar siswa melalui tes akhir pelajaran berupa tes tertulis
dengan soal essay sejumlah 5 butir soal.

E. Validitas Data
Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data ini adalah triangulasi. Teknik ini digunakan
karena penelitian bersifat kualitatif.

F. Teknik Analisa Data


Teknik analisa data untuk data hasil belajar siswa menggunakan daya beda item soal. Daya
beda item soal dimaksudkan untuk memilih soal-soal yang memiliki daya beda baik (di atas 0,29)
digunakan sedangkan soal yang memiliki daya beda dibawah 0,29 dikesampingkan.
G. Indikator Kinerja
Variabel terikat dari penelitian ini adalah aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Aktivitas siswa yang dimungkinkan muncul antara lain :
1.

Terjadi interaksi siswa dalam kelompok

2.

Terjadi interaksi kelompok dengan kelompok lain

3.

Terjadi interaksi siswa dengan guru

4.

Terjadi pemanfaatan media oleh siswa


Indikator kinerja aktivitas siswa penelitian ini jika 3 di antara 4 kemungkinan aktivitas

tersebut muncul dalam penelitian. Sedangkan untuk hasil belajar siswa, indikator kinerjanya jika
75% siswa mencapai KKM.
H. Prosedur Penelitian
1.

Perencanaan tindakan meliputi :


1)

Observasi awal

2)

Penyususnan rencana tindakan

2.

3)

Penyusunan Media

4)

Penyusunan instrumen penelitian

5)

Simulasi rencana penelitian

Pelaksanaan tindakan
Peneliti melakukan pembelajaran dengan model numbered head together dengan media
lembar diskusi bergambar materi tekanan pada kelas 8 SMP Negeri 1 Prabumulih dengan
alokasi waktu 2 x 40 menit.

3.

Observasi Tindakan
Observasi tindakan dilakukan selama peneliti melakukan tindakan kelas. Obsrvasi dibantu
oleh guru lain guna mengamati aktivitas siswa berpedoman dngan instrumen penelitian.
Sekaligus guru tersebut mengamati peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran
dengan format supervisi dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) peneliti.

4.

Refleksi
Refleksi dilakukan dalam bentuk seminar di hadapan teman sejawat meliputi guru mata
pelajaran yang sama, guru BK, dan wakil siswa guna menemukan solusi pemecahan lebih
lanjut.
Penelitian ini jika ternyata dalam satu siklus belum berhasil maka dilanjutkan dengan

siklus-siklus berikutnya setelah peneliti melakukan kolaborasi dengan teman sejawat atau
memperoleh masukan melalui seminar permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Etsa Indera Irawan,dkk., Pelajaran Bilingual IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII,bandung,
CV.Yramawidya;
Paul Suparno, 2008, Riset Tindakan Untuk Pendidikan, Jakarta, PT Grasindo;
Suhardjono, 1995, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka
Kredit Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis
Dikbud.
Sunandar, dkk. 2010, Karya Tulis Ilmiah, Semarang, Panitia Sertifikasi Guru Rayon 39 Semarang;
TIM PLPG ,2010, Bahan Ajar Diklat PLPG Sergu Penelitian Tindakan Kelas, Panitia Sertifikasi Guru
Rayon 39 Semarang;
Wartono , 2004, Materi Pelatihan Terintegrasi SN-36 Landasan Teori dalam Pengembangan Model
Pengajaran , --------, 2002, Pedoman Umum Pengembangan Sistem Pengujian Berbasis Kemampuan Dasar
SLTP, Jakarta, Dharma Bhakti.

Anda mungkin juga menyukai