Pemeriksaan fisik urologi meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi ginjal dan pemeriksaan rektum untuk menilai prostat. Pemeriksaan buli-buli melibatkan inspeksi, perkusi, dan palpasi bimanual untuk mendeteksi distensi atau massa. Pemeriksaan rektum melibatkan palpasi kanalus analis dan rektum untuk menilai tonus sfingter dan struktur pelvis.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
151 tayangan23 halaman
Pemeriksaan fisik urologi meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi ginjal dan pemeriksaan rektum untuk menilai prostat. Pemeriksaan buli-buli melibatkan inspeksi, perkusi, dan palpasi bimanual untuk mendeteksi distensi atau massa. Pemeriksaan rektum melibatkan palpasi kanalus analis dan rektum untuk menilai tonus sfingter dan struktur pelvis.
Pemeriksaan fisik urologi meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi ginjal dan pemeriksaan rektum untuk menilai prostat. Pemeriksaan buli-buli melibatkan inspeksi, perkusi, dan palpasi bimanual untuk mendeteksi distensi atau massa. Pemeriksaan rektum melibatkan palpasi kanalus analis dan rektum untuk menilai tonus sfingter dan struktur pelvis.
Pemeriksaan fisik urologi meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi ginjal dan pemeriksaan rektum untuk menilai prostat. Pemeriksaan buli-buli melibatkan inspeksi, perkusi, dan palpasi bimanual untuk mendeteksi distensi atau massa. Pemeriksaan rektum melibatkan palpasi kanalus analis dan rektum untuk menilai tonus sfingter dan struktur pelvis.
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23
Pemeriksaan Fisik Urologi
CVA, Suprasimfisis, Genitalia Externa,
Rectal Toucher Ridho Asti Fauziah Pemeriksaan CVA dan Rectal Toucher Asti CVA Inspeksi : daerah pinggang Duduk rileks, buka pakaian Perhatikan : pembesaran asimetri pada pinggang atau abdomen atas
Mungkin: Hidronefrosis, abses paranefrik, tumor ginjal, tumor organ retroperitoneum lain Palpasi : dilakukan secara bimanual dengan mgunakan 2 tangan Tangan kiri pd CVA u/ mengangkat gnjal ke atas Tangan kanan meraba ginjal dari depan di bawah arkus kosta Pada bayi atau neonatus : ibu jari di sebelah anerior dan keempat ari lainnya di sebelah posterior sudut kostovertebra
Perkusi : dilakukan memberikan ketukan pada sudut kostovertebra(sudut antara kosta terakhir dan vertebra)
Auskultasi : suara bruit yang terdengar pada saat melakukan auskultasi di daerah epigastrium atau abdomen sebelah atas patut dicurigai adanya stenosis arteria renalis Rectal Toucher RT : memasukkan jari telunjuk yang sudah diberi pelicin ke dalam lubang dubur. Menilai : tonus sfingter ani dan refleks bulbokavernosus (dgn cara rasakan adanya refleks jepitan pd sfingter ani pada jari akibat rgsgn sakit yg diberikan pd glans penis) Mencari kemungkinan adanya masa dlm rektum Menilai keadaan prostat
Menilai prostat : Ukuran : rata 4 cm Konsistensi normal : kenyal
Pemeriksaan Rectal Touche (Colok Dubur) Pada pemeriksaan ini, kita dapat memilih posisi pasien sbb: a. Left lateral prone position Letak miring memudahkan pemeriksaan inspeksi dan palpasi anal kanal dan rektum. Tetapi posisi ini kurang sesuai untuk pemeriksaan peritoneum. b. Litothomy position Posisi litotomi biasanya dilakukan pada pemeriksaan rutin yang tidak memerlukan pemeriksaan anus secara detail. Dianjurkan dalam pemeriksaan prostate dan vesika seminalis karena memudahkan akses pada cavum peritoneal. c. Knee-chest position Posisi ini biasanya tidak/kurang menyenangkan bagi pasien. d. Standing elbow-knee position Posisi ini jarang digunakan.
1. Mintalah pasien mengosongkan kandung kemih. 2. Persilahkan pasien untuk berbaring dengan salah satu posisi diatas. 3. Minta pasien untuk menurunkan pakaian dalam (celana), hingga regio analis terlihat jelas. 4. Mencuci tangan. 5. Menggunakan sarung tangan 6. Menggunakan pelumas secukupnya pada tangan kanan. 7. Inspeksi regio analis, perhatikan apakah ada kelainan 8. Penderita diminta mengedan, letakkan ujung jari telunjuk kanan pada anal orificium dan tekanlah dengan lembut sampai sfingter relaksasi. Kemudian fleksikan ujung jari dan masukkan jari perlahan-lahan sampai sebagian besar jari berada di dalam canalis analis. 9. Palpasi daerah canalis analis, nilailah adakah kelainan
10. Pada laki-laki : gunakan prostat di sebelah ventral sebagai titik acuan. Pada wanita : gunakan serviks uteri di sebelah ventral sebagai titik acuan. 11. Menilai tonus sfingter ani. 12. Menilai struktur dalam rektum yang lebih dalam. 13. Menilai ampula rekti kolaps atau tidak 14. Pemeriksaan khusus - Prostat : Nilailah ketiga lobus prostate, fisura mediana, permukaan prostate (halus atau bernodul), konsistensi (elastis, keras, lembut, fluktuan), bentuk (bulat, datar), ukuran (normal, hyperplasia, atropi), sensitivitas dan mobilitas. - Vesikula seminalis : Normalnya tidak teraba, apabila terdapat kelainan akan teraba pada superior prostate di sekitar garis tengah. Nilailah distensi, sensitivitas, ukuran, konsistensi, indurasi dan nodul.
- Uterus dan adneksa : Periksa dan nilai kavum Douglas pada forniks posterior vagina. 15. Setelah selesai, keluarkan jari telunjuk dari rectum, perhatikan apakah pada sarung tangan terdapat bekas feses, darah, dan lendir. 16. Cuci tangan yang masih memakai sarung tangan dengan air mengalir 17. Buka sarung tangan dan tempatkan pada wadah yang disediakan 18. Bersihkan pasien dengan larutan antiseptik di sekitar regio analis. 19. Beritahukan pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan pasien untuk duduk di tempat yang sudah disediakan. 20. Dokumentasi hasil pemeriksaan
PEMERIKSAAN SUPRASIMFISIS Fauziah Pada buli-buli normal sulit untuk diraba atau diperkusi sampai terisi paling sedikit 150 mL urin. Pada volume sekitar 500 mL. Di inspeksi, distensi buli pada pasien yang kurus menjadi terlihat seperti massa abdominal di suprasimfisis. Diperhatikan juga adanya benjolan/massa atau jaringan parut bekas irisan/operasi. Perkusi lebih baik dari pada palpasi untuk mendiagnosis distensi buli. Pemeriksaaan dimulai dengan memperkusi diatas dari simfisis pubis dan berlanjut sampai terjadi perubahan suara dari tumpul sampai bergetar.
Sebagai pilihan lain, pasien yang kurus dan anak kecil dipalpasi buli dengan mengangkat lumbar spine dengan satu tangan dan menekan dengan tangan lain di garis tengah di abdomen bawah. Pemeriksaan bimanual yang aman, paling baik dilakukan dengan pasien dibawah pembiusan untuk menentukan ekstensi dan mobilitas tumor buli setelah reseksi.
Pada pasien wanita, palpasi bimanual dilakukan dengan menekan buli-buli memakai tangan yang diletakkan diatas abdomen dan jari dari tangan yang lain pada vagina. Pada pria, tangan satu pada abdomen dan jari tangan lain mengangkat buli-buli melalui colok dubur.