Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Arus Bolak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Imu sosiologi pendidikan islam itu sendiri merupakan ilmu yang berusaha untuk

mengetahlui cara-cara dalam pengendalian proses pendidikan agar nantinya


memperoleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik. Berikut ini
beberapa tujuan dari sosiologi pendidikan:
1. Sebagai Analisis Proses Sosiolisasi.
Francis Brown mengemukakan bahwa "Sosiologi pendidikan memperhatikan
pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu
memperoleh dan mengorganisasikan pengalamannya".

2. Sebagai Analisis Kedudukan Pendidikan Dalam Masyarakat.
L.A. Cook mengutamakan fungsi lembaga pendidikan dalam masyarakat dan
menganalisis hubungan sosial antara sekolah dengan berbagai aspek masyarakat,
misalnya: penyelidikan tentang hubungan antara masyarakat pedesaan dengan
sekolah rendah dan menengah atau meneliti fungsi sekolah berhubungan dengan
struktur sosial dalam lingkungan masyarakat tertentu.
3. Sebagai Analisis Sosial Disekolah Dan Antara Sekolah Dengan Masyarakat.
Disini diusahakan menganalisis pola-pola interaksi sosial dan peranan sosial
dalam masyarakat sekolah dan hubungan orang-orang didalam sekolah dengan
kelompok-kelompok diluar sekolah.

4. Sebagai Alat Kemajuan Dan Perkembangan Sosial.
Pendidikan dianggap sebagai badan yang sanggup memperbaiki masyarakat
dimana pendidikan sebagai alat untuk mencapai kemajuan sosial. Sekolah dapat
dijadikan alat kontrol sosial yang membawa kebudayaan ke puncak yang setinggi-
tingginya.

5. Sebagai Dasar Menentukan Tujuan Pendidikan.
Sejumlah ahli memandang bahwa sosiologi pendidikan sebagai alat untuk
menganalisis tujuan pendidikan secara objektif dimana mencoba mencapai suatu
filsafat pendidikan berdasarkan analisis masyarakat dan kebutuhan manusia.

6. Sebagai Sosiologi Terapan.
Para ahli sosiologi pendidikan menggunakan segala sesuatu yang diketahui dalam
bidang sosiologi dan pendidikan lalu memadukannya kedalam suatu ilmu baru
dengan menerapkan prinsip-prinsip sosiologi kepada seluruh proses pendidikan.

7. Sebagai Latihan Bagi Petugas Pendidikan.
Sosiologi dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam menganalisis
pendidikan, untuk memahami hubungan antar manusia didalam sekolah dan
struktur masyarakat tempat sekolah itu beroperasi. Sosiologi pendidikan tidak
hanya mempelajari masalah-masalah sosial dalam pendidikan melainkan juga
tujuan pendidikan, bahan kurikulum, pokok-pokok praktis, etis dan sebagainya.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dinamika perubahan didalam masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat
sangat cepat, maju dan memperlihatkan adanya gejala desintegratif.
Perubahan sosial yang sangat itu meliputi berbagai bidang kehidupan, dan
merupakan masalah bagi semua institusi soaial, seperti: industri, agama,
perekonomian, pemerintahan, keluarga, perkumpulan-perkumpulan dan
pendidikan. Masalah sosial dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia
pendidikan. Jadi yang ,elatar belakangi timbulnya sosiologi pendidikan adalah
perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat yang begitu cepat.
Perubahan sosial itu menimbulkan cultural lag. Cultural lag ini merupakan
sumber masalah-masalah sosial dalam masyarakat masalah-masalah itu dialami
oleh dunia pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan tidak mampu mengatasinya.
Kemudian ahli-ahli sosiologi menyumbangkan pemikiran-pemikirannya untuk
memecahkan masalah itu, maka lahirlah sosiologi pendidikan.
Pada pembahasan dimakalah ini yaitu konsep sosiologi pendidikan serta ruang
lingkupnya, akan membahas pengertian dari sosiologi pendidikan.
2. Rumusan Masalah
1) Pengertian sosiologi pendidikan
2) Tujuan sosiologi pendidikan
3) Ruang lingkup sosiologi pendidikan
3. Tujuan Masalah
1) Mengetahui pengertian sosiologi pendidikan
2) Mengetahui tujuan sosiologi pendidikan
3) Mengetahui ruang lingkup sosiologi pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sosiologi pendidikan
Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Pada
awalnya sosiologi berkembang sesuai dengan obyek dan tujuannya sendiri,
demikian pula pendidikan. Dengan adanya perkembangan masyarakat yang begitu
cepat dalam segala aspek kehidupan, memerlukan pengetahuan sesuai dengan
kebutuhan. Sosiologi tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, demikian
pula kalau hanya pendidikan saja. Perkembangan masyarakat yang sangat
kompleks memerlukan ilmu pengetahuan yang kompleks pula, salah satunya
adalah sosiologi pendidikan.
Didalam pendidikan tidak akan terlepas dari yang namanya hubungan-
hubungan sosial, seperti: pendidik dengan anak didik, pendidik dengan pendidik,
anak didik dengan anak didik, pegawai dengan anak didik, pegawai dengan
pendidik, pegawai dengan pegawai. Maka dibutuhkanlah sebuah ilmu untuk
mengatur masalah-masalah yang timbul dari hubungan atau pergaulan tersebut.
Sebelum kita membicarakan approach individual sebagai salah satu cara
pendekatan terhadap tingkah laku manusia, maka akan dibicarakan lebih dahulu
konsepsi atau pengertian daripada sosiologi pendidikan atau sosiologi paedagogika
dan sedikit tentang posisi ilmiahnya.
Ditinjau dari segi etimologinya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua
perkataan yaitu sosiologi dan pendidikan maka sepintas saja telah jelas bahwa
didalam sosiologi pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya adalah aspek-
aspek sosiologi didalam pendidikan.1[1]
Menurut Moh. Padil triyo Supriyatno, beliau menyimpulkan bahwa yang
dinamakan sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari

1[1] Abu Ahmadi, sosiologi pendidikan,cet. II (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2007), hal: 5
permasalahan-permasalahan pendidikan dan berusaha untuk mencari
pemecahanya berdasarkan pendekatan sosiologis.2[2]
Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya Dictionary of Sosiology dikatakan
bahwa: sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan yang fundamental.3[3]
Menurut Drs. H. Abu ahmadi dalam bukunya yang berjudul sosiologi
pendidikan, mengatakan bahwa sosiologi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Sosiologi umum, tugasnya menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum.
2) Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum tugasnya menyelidiki
suatu aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam.4[4] Misalnya:
- Sosiologi masyarakat desa
- Sosiologi masyarakat kota
- Sosiologi agama
- Sosiologi hukum
- Sosiologi pendidikan dan sebagainya.
Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus. Menurut
F.G robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya
menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.5[5] Yang termasuk dalam
pengertian struktur ini ialah teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan,
struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya itu dengan tata sosial
masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud dengan dinamika, ialah proses sosial dan
kurtural, proses perkembangan kepribadian, dan hubungan semuanya itu dengan
proses pendidikan.
B. TUJUAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

2[2] Moh. Padil triyo supriyatno, sosiologi pendidikan,cet.II,(Malang:UIN-Maliki Press,2010), hal: 6
3[3] Abu Ahmadi, ibid, hal. 1-2
4[4] Moh. Padil triyo supriyatno, Ibid hal: 3
5[5] Ibid. Hal: 3
Setiap kegiatan pendidikan adalah bagian dari proses menuju tercapainya
suatu tujuan dimana setiap tujuan pendidikan disesuaikan dengan tuntutan
masyarakat dan kebutuhan dunia kerja.
Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam undang-undang pendidikan
No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan
nasional bersifat idealis sebagai pedoman dalam merumuskan tujuan pendidikan
diseluruh indonesia.
Francis Brown mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan memperhatikan
pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan cara individu
memperoleh dan mengorganisasi pengalaman. S. Nasution mengatakan bahwa
sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara
mengendalikan proses pendidikan untuk memperoleh perkembangan kepribadian
individu yang lebih baik. Dari beberapa pendapat ini dapat dirumuskan sebuah
konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan, yaitu 6[6]:
1. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis proses sosialisasi anak,baik
dalam keluarga maupun masyarakat.
2. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis perkembangan dan kemajuan
sosial.
3. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis status pendidikan dalam
masyarakat.
4. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis partisipasi orang
berpendidikan dalam kegiatan sosiologi.
5. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk membantu menemukan tujuan pendidikan.
6. Menurut FG.Payne, sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah-
masalah sosial dalam pendidikan saja, melainkan juga tujuan pendidikan, bahan
kurikulum, srategi belajar, sarana belajar, dan sebagainya.
Tujuan sosiologi pendidikan di Indonesia diselaraskan dengan tujuan pendidikan
nasional dan tujuan pembangunan Indonesia modern. Sedangkan tujuan sosiologi
pendidikan di Indonesia adalah :

6[6] Ary H. Gunawan,sosiologi,ibid,50-53
1. Berusaha memahami peranan sosiologi dari pada kegiatan sekolah tehadap
masyarakat, terutama apabila sekolah ditinjau dari segi kegiatan intelektual.
2. Untuk memahami seberapa jauh guru dapat membina kegiatan sosial anak
didiknya untuk mengembangkan kepribadian anak.
3. Untuk mengetahui pembinaan ideologi Pancasila dan kebudayaan nasional
Indonesia di lingkungan pendidikan dan pengajaran.
4. Untuk mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat
sekitarnya agar pendidikan mempunyai kegunaan praktis di masyarakat dan
negara.
5. Untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.
6. Memberi sumbangan yang positif terhadap perkembangan ilmu pendidikan.
7. Memberi pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk
mengadakan sosialisasi sikap dan kepribadian anak didik.7[7]

C. RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Memperbincangkan ruang lingkup sosiologi bisa ditinjau dari dua pendekatan.
Pertama, pendekatan tujuan sosiologi pendidikan.
Kedua, pendekatan pemakaian istilah atau pengertian sosiologi pendidikan.
Secara logis, sebenarnya rumusan tujuan sosiologi pendidikan berdasarkan
hakikat dari sosiologi pendidikan itu sendiri. Karena cakupan sosiologi terlalu
luas, maka sangatlah tepat apabila digunakan dua pendekatan tersebut.
Pendekatan pertama, ruang lingkup berdasarkan tujuan sosiologi pendidikan,
sehingga dapat disusun sebagai berikut:
1. Sosiologi untuk guru
2. Sosiologi sekolah
3. Sosiologi mengajar

7[7] Abu Ahmadi,Sosiologi,Ibid,19-20
Kemudian pokok-pokok pikiran sosiologi diatas dikembangkan guna memenuhi
tujuan sosiologi pendidikan, maka ruang lingkupnya mencakup:
1. Pengantar, meliputi:
a. Konsep dasar sosiologi
b. Struktur social
c. Fungsi dan pengendalian social
d. Perubahan social
e. Taksonomi ahli sosiologi
f. Macam-macam kelompok dan sistem sosial
g. Hasil penelitian ilmuan sosial
2. Pembahasan meliputi:
a. Institusi masyarakat
b. Sosiologi dan kurikulum
c. Pendidikan bagi kebudayaan
d. Proses belajar mengajar dikelas menurut kacamata sosiologis
e. Kedisiplinan dan tata aturan
f. Guru dan masyarakat
g. Sosiologi dan nilai.8[8]
Pendekatan kedua, ruang lingkup sosiologi pendidikan berdasarkan pada
pengertian atau istilah sosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan merupakan
terjemahan dari istilah-istilah disiplin ilmu sosial dan pendidikan yang
berkembang di Barat. Ada beberapa istilah yang pernah dipakai dalam sosiologi
pendidikan antara lain:
1.Social foundation of education (yayasan social pendidikan)
2.Educational sociology (sosiologi pendidikan)
3.Social education (pendidikan sosiologi)
4.School and society (sosial dan pendidikan)
5.Community relation (relasi komunikasi)

8[8] Moh. Padil triyo supriyatno, ibid, Hal: 30
Di Indonesia memakai sosiologi pendidikan sebagai terjemahan dari educational
sociologi. Pemakaian istilah ini ternyata mempunyai konsekuensi logis tterhadap
ruang lingkup sosiologi pendidikan. Menurut ST.Vembriarto ada tiga kelompok
pandangan para ahli dalam merumuskan kajian sosiologi pendidikan.
Pertama,golongan yang terlalu menitikberatkan pandangan pendidikan daripada
pandangan sosialnya,Kedua,golongan yang terlalu menitikberatkan pandangan
sosiologi daripada pendidikan. Ketiga,golongan yang menitikberatkan pada teori
belaka.Oleh karena itu penyelidikan dan pengembangan sosiologi pendidikan
selalu berpusat pada masalah-masalah, mana yang dianggap penting,benar,dan
harus diterapkan dalam menyusun ruang lingkup sosiologi pendidikan.9[9]
Dalam pengembangan pendidikan yang lebih prospektif, sosiologi pendidikan
sangat dibutuhkan oleh lembaga pendidikan. Dengan demikian, maka sosiologi
pendidikan dalam kurikulum telah mempunyai tujuan kurikuler dan standar
kompetensi. Dalam menyusun ruang lingkup sosiologi pendidikan tidak boleh
terlepas dari tujuan sosiologi pendidikan itu sendiri. Dalam silabus mata kuliah,
tujuan sosiologi pendidikan adalah agar mahasiswa mengerti, memahami, dan
mengaplikasikan seluruh konsep, teori dan aplikasi sosiologi pendidikan untuk
dapat mengembangkan pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan. Berdasarkan tujuan sosiologi pendidikan tersebut, maka
ruang lingkup sosiologi pendidikan mencakup:
1.Konsep dasar sosiologi pendidikan
2.Tujuan,pendekatan,dan signifikansi sosiologi pendidikan
3.Sejarah dan tokoh sosiologi pendidikan
4.Teori sosiologi pendidikan
5.Pengembangan sosial peserta didik
6.Sosiologi bagi guru
7.Sekolah dan masyarakat
8.Sekolah dan tata social
9.Sosialisasi di sekolah,keluarga dan masyarakat

9[9] Moh. Padil dan Triyo Suprayitno, ibid, Hal: 32
10.Hubungan guru,murid dan masyarakat
11.Organisasi sekolah
12.Sosiologi dan kurikulum
13.Proses belajar mengajar dari sudut sosiologi
14.Kebudayaan sekolah,masyarakat dan keluarga
15.Pola interaksi sekolah,keluarga,dan masyarakat
16.Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
17.Institusi masyarakat
18.Pendidikan multi cultural.10[10]
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pengertian dari sosiologi pendidikan adalah sebuah ilmu pengetahuan yang
mempelajari permasalahan-permasalahan pendidikan dan berusaha untuk
mencari pemecahanya berdasarkan pendekatan sosiologis.
Sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus. Menurut F.G
robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki
struktur dan dinamika proses pendidikan.
Sedangkan tujuan ilmu sosiologi pendidikan adalah :
1. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis proses sosialisasi anak,baik
dalam keluarga maupun masyarakat.
2. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis perkembangan dan kemajuan
sosial.
3. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis status pendidikan dalam
masyarakat.

10[10] Moh. Padil dan Triyo Suprayitno, ibid, Hal:35
4. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk menganalisis partisipasi orang
berpendidikan dalam kegiatan sosiologi.
5. Sosiologi pendidikan bertujuan untuk membantu menemukan tujuan pendidikan.
6. Menurut FG.Payne, sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah-
masalah sosial dalam pendidikan saja, melainkan juga tujuan pendidikan, bahan
kurikulum, srategi belajar, sarana belajar, dan sebagainya.
Adapun ruang lingkup sosiologi pendidikan adalah sangat banyak sekali
dan telah diuraikan diatas. Secara garis besar ruang lingkup sosiologi pendidikan
adalah segala aspek sosiologi yang berhubungan dengan pendidikan.
Adapun salah satu fungsi sosiologi pendidikan diindonesia, ialah memantapkan
pancasila sebagai universals (corevalues) yang menjadi dasar integrasi nasional.
2. Daftar pustaka
Ahmadi, Abu, sosiologi pendidikan,cet. II, Jakarta: RINEKA CIPTA, 2007
Supriyatno, Moh. Padil triyo, sosiologi pendidikan,cet.II,Malang:UIN-Maliki Press,
2010
Gunawan, Ary H, Sosiologi pendidikan, suatu analisis Sosiologi tentang pelbagai
Problem pendidikan, jakarta: Rineka Cipta, 2000
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosiologi pendidikan Islam merupakan mata kuliah yang diberikan pada
perguruan tinggi Islam dan perguruan tinggi Islam swasta. Tujuan
mempelajari sosiologi pendidikan Islam agar mahasiswa mampu memahami
prinsip sosiologi pendidikan Islam dan mampu mengenali dan memecahkan
masalah-masalah pendidikan Islam atas dasar prinsip tersebut.
Kajian-kajian pendidikan Islam seperti sosiologi pendidikan Islam
belumlah tergarap secara serius dan keseluruhan. Kajian-kajian yang
dilakukan berkenan dengan pendidikan Islam masih relative sedikit apabila
dibandingkan dengan kajian-kajian dalam bidang pemikiaran Islam.
Diharapkan apresiasi serta turut masyarakat muslim terhadap pendidikan
Islam semakain banyak, sehingga kajian yang relatif sedikit itu dapat
dipahami dandapat tumbuh berkembang sebagaimana yang diharapkan oleh
dunia pendidikan Islam di Indonesia.
Maka dari itu kami di sini menyusun sebuah makalah yang diberi judul
Bidang Kajian dan Pendekatan Sosiologi Pendidikan Islam guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan Islam di Sekolah Tinggi
Agama Islam Miftahul Ula.
B. Rumusan Masalah
1. Bidang apa saja yang dikaji dalam Sosiologi Pendidikan Islam?
2. Pendekatan apa saja yang dikaji dalam Sosiologi Pendidikan Islam?
C. Tujuan Pembahasan
1. Agar mahasiswa dapat mengerti, memahami dan mentelaah bidang yang
dikaji dalam Sosiologi Pendidikan Islam.
2. Agar mahasiswa dapat mendiskripsikan pendekatan dalam kajian Sosiologi
Pendidikan Islam.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Sosiologi Pendidikan Islam
Menurut S. Nasution masalah-masalah yang diselidiki dalam sosiologi pendidikan
meliputi pokok-pokok masalah sebagai berikut :
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat.
Dalam kategori ini terdapat antara lain masalah-masalah sebagai berikut:
a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
b. Hubungan dengan system pendidikan dengan proses control social dan system kekuasaan.
c. Fungsi system pendidikan dalam proses perubahan social dan cultural atau usaha
mempertahankan status quo.
d. Hubungan pendidikan dengan system tingkat/status social.
e. Fungsi system pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, cultural dan
sebagainya.
2. Hubungan antar manusia dalam sekolah.
Lapangan kedua ini menganalisis struktur sosial di dalam sekolah, pola kebudayaan di
dalam sistem sekolah menunjukkan perbedaan dengan apa yang terdapat di dalam
masyarakat di luar sekolah. Di dalam bidang ini dapat dipelajari:
a. Hakikat kebudayaan sekolah, sejauh mana ada perbedaan dengan kebudayaan di luar
sekolah.
b. Pola interaksi social atau struktur masyarakat sekolah. Yang antara lain meliputi berbagai
hubungan antara berbagai unsur di sekolah, kepemimpinan dan hubungan kekuasaan,
stratifikasi sosial dan pola interaksi informal sebagai terdapat dalam clique serta kelompok-
kelompok murid lainnya.
3. Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah meliputi :
a. Peranan social guru.
b. Hakikat kepribadian guru.
c. Pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan anak.
d. Fungsi sekolah terhadap sosialisai murid.
4. Sekolah dalam masyarakat meliputi :
a. Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah.
b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam system-sistem social dalam masyarakat
luar sekolah.
c. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
d. Factor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat yang bertalian dengan organisasi
sekolah.
Oleh karena itu, tujuan sosiologi pendidikan adalah agar mahasiswa mengerti,
memahami, dan mengaplikasikan seluruh konsep, teori, dan aplikasi sosiologi pendidikan
untuk dapat mengembangkan pendidikan agama islam dalam meningkatkan mutu dan
kualitas pendidikan, berdasarkan tujuan sosiologi pendidikan tersebut, maka ruang lingkup
sosiologi pendidikan mencakup :
1. Konsep dasar sosiologi pendidikan.
2. Tujuan, pendekatan, dan signifikansi sosiologi pendidikan.
3. Sejarah dan tokoh sosiologi pendidikan.
4. Teori sosiologi pendidikan.
5. Pengembangan social peserta didik.
6. Sosiologi bagi guru.
7. Sekolah dan masyarakat.
8. Sekolah dan tata social.
9. Sosialisasi di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
10. Hubungan guru, murid, dan masyarakat.
11. Organisasi sekolah.
12. Sosiologi dan kurikulum.
13. Proses belajar mengajar dari sudut sosiologi.
14. Kebudayaan sekolah, masyarakat, dan keluarga.
15. Pola interaksi sekolah, keluarga, dan masyarakat.
16. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat.
17. Institusi masyarakat.
18. Pendidikan multi cultural.
B. Pendekatan Kajian Sosiologi Pendidikan Islam
1. Pendekatan individu
Istilah individu bersal dari bahasa latin individum yang berarti tidak terbagi. Individu
dibatasi oleh diri sendiri dan tidak terbagi. Yang dimaksud dengan pendekatan individu
disini adalah suatu masyarakat yang terdiri dari kumpulan individu-individu, sehingga
gejala social diterangkan dengan gejala individu. Apabila kita dapat memahami tingkah laku
individu satu persatu, seperti cara berfikir, perasaan, kemauan, perbuatan, sikap dan
ucapanya maka seseorang akan dapat dimengerti keberadaan suatu masyarakat.
Dengan demikian, invidu adalah manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas dan
lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah
lakuspesifik diriya, karena dalam diri individu, manusia mempunyai tiga aspek, yaitu aspek
organik jasmaniah, aspek spikis rohaniah, dan aspek sosial kebersamaan. Ketiga aspek
tersebut saling mempengaruhi dan keguncangan pada satu aspek akan membawa akibat
pada aspek lainnya. Akibat-akibat tersebut disebabkan oleh:
a. Menyimpang dari norma kolektif
b. Kehilangan pada individualitasnya dan tahluk pada kolektif
c. Mempengaruhi masyarakat seperti pahlawan atau pengacau.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa terjadi penyimpangan perilaku sosial
atauperubahan pembangunan pada masyarakat berasal dari pengaruh pola tingkah laku
individu, oleh karena itu pendekatan individual berpedapat bahwa individual yang primer
dan yang masyarakat adalah skunder.
2. Pendekatan social
Yang dimaksud dengan pendekatan social disini adalah suatu cara untuk memahami
tingkah laku manusia secara berkelompok dalam suatu masyarakat. Pendekatan sosial
beranggapan bahwa tingkah laku mutlak ditentukan oleh masyarakat dan kebudayaan,
dimana individulitas tenggelam dalam sosialitas manusia. Berdasarkan pola interaksi
individu dengan masyarakatnya, ditemukan proses sosialisasi. Menurut wodworth bahwa
manusia dalam menyesuaikan diri dalam lingkungannya selalu mengalami 4 macam proses:
a. Individu dapat bertentangan dengan lingkungannya.
b. Individu dapat menggunakan lingkungan.
c. Individu dapat berpartasipasi dengan lingkungan.
d. Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Tahap penyesuaian diri dngan lingkungan merupakan tahap puncak dari setiap
individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ada dua model dalam penyesuaian diri,
yaitu:
a. Auto plastic yaitu mengubah diri kita sesuai lingkungannya.
b. Alloplastic yaitu mengubah lingkungan sesuai kehendak kita.
3. Pendekatan interaksi
Yang dimaksud dengan pendekatan interaksi disini menurut max weber adalah suatu
cara untuk memahami masyarakat cukup dengan memahami masyarakat dan individu.
Dengan adanya interaksi manusia sejak lahir, telah mempengaruhi tingkah laku orang lain,
seperti orang tua, keluarga, dan benda-benda yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, situasi
interaksi adalah situasi hubungan sosial. Tanpa menginteraksikan diri manusia tidak
mungkin dapat tumbuh dan berkembang secara wajar. Kesimpulan dari pendekatan ini
adalah bahwa untuk mengetahui tinggkah laku manusia, harus dilihat dari individu dan
masyarakat.
4. Pendekatan fungsional
Yang dimaksud dengan pendekatan fungsional disini menurut emile Durkheim adalah
suatu cara untuk memahami masyarakat dengan melihat keseluruhan dari masyarakat
tersebut melalui pranata social (institute, partai).


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kajian Sosiologi Pendidikan
a. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat.
b. Hubungan antar manusia dalam sekolah.
c. Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah.
d. Sekolah dalam masyarakat.
2. Pendekatan Kajian Sosiologi Pendidikan
a. Pendekatan individu
Yang dimaksud dengan pendekatan individu disini adalah suatu masyarakat yang terdiri dari
kumpulan individu-individu, sehingga gejala social diterangkan dengan gejala individu.
b. Pendekatan sosial
Yang dimaksud dengan pendekatan social disini adalah suatu cara untuk memahami tingkah
laku manusia secara berkelompok dalam suatu masyarakat.
c. Pendekatan interaksi
Yang dimaksud dengan pendekatan interaksi disini menurut max weber adalah suatu cara
untuk memahami masyarakat cukup dengan memahami masyarakat dan individu.
d. Pendekatan fungsional
Yang dimaksud dengan pendekatan fungsional disini menurut emile Durkheim adalah suatu
cara untuk memahami masyarakat dengan melihat keseluruhan dari masyarakat tersebut
melalui pranata social (institute, partai).


Daftar Pustaka
Ahmadi, Abu. 1987. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Ishomuddin. 1997. Sosiologi Perpektif Islam. Malang: UMM Press.
Supriyanto, triyo, dkk. 2007. Sosiologi Pendidikan. Malang: UIN Malang

Anda mungkin juga menyukai