Teks tersebut membahas pengertian studi agama perbandingan dan sejarah perkembangannya. Studi agama perbandingan mempelajari gejala-gejala keagamaan, kepercayaan, dan membandingkan agama-agama yang berbeda. Sejarah perkembangannya dimulai dari tokoh-tokoh Yunani Kuno hingga Max Muller yang dianggap membidani lahirnya ilmu tersebut pada abad ke-19.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3K tayangan13 halaman
Teks tersebut membahas pengertian studi agama perbandingan dan sejarah perkembangannya. Studi agama perbandingan mempelajari gejala-gejala keagamaan, kepercayaan, dan membandingkan agama-agama yang berbeda. Sejarah perkembangannya dimulai dari tokoh-tokoh Yunani Kuno hingga Max Muller yang dianggap membidani lahirnya ilmu tersebut pada abad ke-19.
Teks tersebut membahas pengertian studi agama perbandingan dan sejarah perkembangannya. Studi agama perbandingan mempelajari gejala-gejala keagamaan, kepercayaan, dan membandingkan agama-agama yang berbeda. Sejarah perkembangannya dimulai dari tokoh-tokoh Yunani Kuno hingga Max Muller yang dianggap membidani lahirnya ilmu tersebut pada abad ke-19.
Teks tersebut membahas pengertian studi agama perbandingan dan sejarah perkembangannya. Studi agama perbandingan mempelajari gejala-gejala keagamaan, kepercayaan, dan membandingkan agama-agama yang berbeda. Sejarah perkembangannya dimulai dari tokoh-tokoh Yunani Kuno hingga Max Muller yang dianggap membidani lahirnya ilmu tersebut pada abad ke-19.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13
Tugas ini dikumpulkan untuk memenuhi tugas review pada matakuliah Studi-Studi Agama
Oleh : Irvan Haq Dzul Karoma (08110066)
A. PENGERTIAN STUDI AGAMA DAN RUANG LINGKUP Bila ditinjau dari sudut ethimologi, perbandingan agama merupakan terjemahan dari akar kata bahasa Inggris-Comparative of Religion. Dalam kamus lengkap Bahasa Inggris- Indonesia susunan W.J.S. Poerwodarminto, menyebutkan bahwa Comparative artinya : bersamaan; comparison artinya persamaan; perbandingan. Sedangkan kata religion diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang artinya agama. Sedangkan bila kita melihat dari sudut istilah (Therminologi) dapat dipahami bersama bahwa setiap cabang ilmu pengetahuan itu memiliki objek dan tujuan sendiri. Karena itu, setiap cabang ilmu pengetahuan juga masing-masing mempunyai batasan sendiri. Dari batasan ilmu perbandingan agama itu, tampak tidak jauh berbeda pengertiannya, hanya saja ada sedikit perbedaan dalam mengekspresikan kata-kata. Dan dapat diambil catatan bahwa Ilmu perbandingan Agama telah memiliki empat unsur pokok yang penting yakni: 1. Ilmu Pengetahuan 2. Gejala-gejala Keagamaan 3. Kepercayaan 4. Agama yang berbeda Ilmu Pengetahuan Unsur pertama dalam Perbandingan Agama adalah ilmu pengetahuan. Adanya unsur ilmu pengetahuan pada Perbandingan Agama, maka hal tersebut menunjukkan bahwa perbandingan agama sudah berstatus menjadi ilmu pengetahuan yang mandiri, yang berarti telah memisahkan dari induknya yaitu Filsafat. Oleh karena itu perbandingan agama sudah memiliki syarat-syarat sebgaimana yang dimiliki lazimnya oleh ilmu pengetahuan yang lain, yang diantaranya meliputu obyek, metode, sistem dan manfaat. Syarat pertama ilmu pengetahuan yang terdapat pada perbandingan agama adalah objek. Dan perlu diketahui bahwa obyek dalam ilmu perbandingan agama itu terdiri dari obyek material dan objek formal. Obyek material perbandingan agma ialah agama-agama yang heterogin, sedangkan obyek forlmalnya adalah gejala-gejala keagamaan dan kepercayaan. Syarat kedua adalah metode. Dengan menggunakan metode, perbandingan agama akan mampu menjalankan tugas dengan baik. Dimana metode dalam ilmu ini mempunyai tendensi yang diwarnai oleh pandangan seseorang terhadap agama-agama yang bukan agamanya sendiri. Dan dengan metode itu pula para ahli yang menggeluti ilmu perbandingan agama akan bisa menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan antara agama yang mereka peluk dengan berbagai macam agama lain. Syarat ketiga adalah sistem. Ilmu ini sudah memiliki sistematik, yang dengan sistematika tersebut ilmu agama dapat tersusun lebih efektif dan akhirnya sampai pada tujuan yang dimaksud atau mendapatkan hasil yang sebenar-benarnya, yaitu mengumpulkan bahan- bahan dari berbagai pengalaman keagamaan dan mencari interpretasi yang menerangkan tentang keperluan agama dan kodrat manusia. Syarat keempat yaitu manfaat, sebagaimana lazimnyailmu-ilmu pengetahuan yang lain, perbandingan agama senantiasa memberikan manfaat kepada orang-orang yang terjun dalam bidang ilmu khususnya, dan kepada pemeluk-pemeluk agama pada umumnya. Gejala-gejala Keagamaan Yang dimaksud gejala-gejala keagamaan disini ialah semua aktifitas kehidupan manusia yang diwarnai oleh norma-norma agamis. Sehingga gejala-gejala keagamaan tersebut bersifat fariatif sejalan dengan suatu agama dari agama yang berbeda-beda. Dan gejal-gejala tersebut relevan dengan prinsip yang ada pada agama itu sendiri, yakni yang dapat diambil dari cara praktek, pemujaan, simbol tempat peribadatan ataupun dari literatur- literatur yang berhubungan dengan agama-agama tersebyt. Kepercayaan Pada unsur ketiga ini yang perlu diperhatikan ialah bahwa seseorang yang terjun dalam ilmu perbandingan agama hendaknya sadar, karena ilmu perbandingan agama bukanlah sesuatu alat untuk mempertahankan kepercayaan di samping untuk mempertahankan agama. Akan tetapi Ilmu perbandingan agama adalah sebagai alat untuk memahami fungsi dan ciri-ciri agama. Agama-agama yang berbeda Seyogyanya dal;am berkiprah mempelajari ilmu perbandingan agama hendaknya memaklumi dan menyadari akan adanya agama yang hiterogin. Olh karena itu kita harus memperlakukan sama terhadap agama-agama itu. Atas dasar itulah disini berlaku MOTTO Agree in disagreement setuju dalam ketidak setujuan atau setuju dalam perbedaan. Menurut Mukti Ali, beliau membagi kajian ilmu Agama menjadi tiga bagian, yaitu: 1. History of religion 2. Comparison of religion 3. Philosophy of religion Dan dari setiap cabang diatas memiliki fungsi sendiri-sendiri. Adapun fungsi-fungsi tersebut adalah: 1. History of Religion Dalam ruang lingkup pembahasan dan kajian sejarah agaa adlah berusaha untuk memoelajari dan mengumpulkan fakta-fakta azasi daripada agama. Karena itu sejarah agama lebih menitik beratkan pada penilaian data sejarah berdasarkan ukuran-ukuran ilmiah yang lazim. Dan tujuannya adalah untuk mendapatkan tujuan yang jelas, sehingga konsepsi tentang pengalaman keagamaan seseorang atau sekelompok masyarakat dapat dihargai dan dipahami. 2. Comparison of religion Yang menjadi kajian dan pembahasan dari perbandingan agama menurut Mukti Ali adalah berusaha untuk memahami semua aspek-aspek yang telah dikumpulkan oleh sejarah agama kemudian menghubungkan satu agama dengan agama lain. Guna mencapai dan menentukan struktur yang paling mendasar dari pengalaman dan konsepsi keagamaan dengan memfokuskan analisa pada aspek persamaan dan perbedaan agama-agama tersebut. 3. Philosophy of religion Dalam obyek pembahasan Filsafat Agama adalah berusaha untuk mengambil kesimpulan dari fakta-fakta yang telah dikumpulkan oleh sejarah Agama dan dibadingkan oleh perbandingan agama dengan menggunakan metode Filsafat. B. SEJARAH PERTUMBUHAN ILMU PERBANDINGAN AGAMA a. Di Dunia Barat Ilmu Perbandingan Agama diakui sebagai disiplin ilmu yang mandiri serta mendapatkan kedudukan akademik pada tahun 1873. Bersamaan dengan tokoh pertamanya yaitu F. Max Muller (1823-1900) dengan menyampaikan pidato ilmiah di hadapan para sarjana Agama dan cerdik pandai di Westminster Abby-London yang berjudul : introduction to the science of Religion. Selanjutnya Mukti Ali dalam bukunya mengatakan bahwa sejak timbulnya agama- agama baru di Greco-Roman para ahli-ahli pikir telah terpaksa menilai kembali agama mereka masing-masing, dalam hubungannya dengan agama yang dianut oleh orang lain. Dan hasilnya lahirlah berbagai teori tetang agama, baik mengenai pertumbuhan perkembangan maupun pertaliannya dengan asal-usul agama dan hubungannya dengan agama lain. Selain dari beberapa tokoh yang dielaskan di atas, masih banyak tokoh-tokohnya, antara lain adalah: Herodotus (484-425 BC) Dalam pengembaraannya dia bukanlah untuk membuktikan bahwa agama dan kebudayaannya sendiri itu merupakan cara tatanan hidup yang paling baik. Dan seperti kebiasaan saaat itu, Herodotus memberikan istilah sebutan bagi orang-orang yang bukan Yunani dengan nama Barbarian. Meskipun dia tidak percaya terhadap kepercayaan orang Yunani. Namun dia memperlakukannya dengan penuh simpati, dankepada orang Mesir memberikan penghormatan yang cukup besar. Dr. Lehman (250 BC), Cicero (106-38 BC), Sollustius (86-4 BC) Memberikan perhatian khusus terhadap agama yang dianut oleh berbagai kelompok masyarakat di luar Yunani. Dan dari karya mereka itulah lahir suatu gambaran atau sketsa tentang sejarah berbagai agama dan adat istiadat bangsa lain yang diketahui pada masa itu. Slrabo ( 63 BC-21 BC) diikuti Verro (116-27 BC) dan Tacitus (55 BC-117 AD) Tokoh di atas dipandang sebagai tokoh yang memiliki andil besar dalam menyelidiki, membandingkan struktur agama dari bangsa-bangsa kuno. Aristoteles (384-322 BC) dan Iskandar Agung (356-323 BC) Adalah tokoh yang tak bisa diremehkan, berkan keduanya kita dapat mengetahui pengetahuan dari peninggalan pendahulunya. Clemerit dari Alexandria (202 AD) Dengan memberikan informasi tentang agama budha dan pengaruh Yunani sangat menonjol pada beberapa segi tertentu dalam seni Hindu dan Budha. Menurut Clement terlihat akan adanya persamaan antara pemikiran Yunani, India dan China. Roger Bacon (121-1294 AD) Menulis buku besar agama-agama kafir dan islam, disusul Mangy Khan dari Mongolia dan Sultan Akbar (1542-1605) dari India mengadakan kongres tentang agama Budha. Dari konggres inilah cikal bakal dan pembuka jalan bagi terbentuknya parlemen agama yang diadakan di chicago Amerika Serikat (1893). Pada periode kedua ditandai dengan penyelidikan historis tentang agama. Dengan tokohnya yang terkenal antara lain; Duperron menyelidiki agama Persia, William Jones tentang Sangskrit Champolion tentang Mesir lama, dan Rask dari Denmark tentang persia dan India, Niebhur, Botta, Lavard dan lain-lain tentang agama Babylonia. Dan Ernesst Renan (1822-1892) adalah orang pertama yang memperkenalkanistila comparative study of religion. Max Muller (182-1950) Dianggap sebagai tokoh yang membidani lahirnya ilmu Studi Perbandingan Agama, adapun pendapatnya tentang study agama adalah : sejarah manusia yang sesungguhnya adalah sejarah agama. Agama adalah jalan yang paling baik yang ditempuh oleh umat manusia demi menempuh ilmu pengetahuan yang lebih benar dan cinta yang mendalam kepada Tuhan. b. Dunia Timur (Islam) Pada abad ke VI M, dunia mencatat penyelidikan nabi Muhammad mengenai masalah kejiwaan seorang pemuda Yahudi bernama Ibnu Sayyad Muhammad Iqbal menyebutkan dalam bukunya bahwa Nabi Muhammad adalah penyelidik pertama atas gejala-gejala kejiwaan dengan cara yang kritis. Setelah periode Rasul berlalu, daerah kekuasaan Islam pun semakin meluas, bersamaan dengan kemajuan ilmu pengetahuan diberbagai bidang. Terutama masuknya filsafat Yunani kedalam dunia Islam, dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam dunia ilmu pengetahuan, termasuk ilmu agama. Pada abad XI M, ilmuan muslim yang terjun dalam ilmu perbandingan agama adalah Ali Ibnu Hazm (994-1064) dengan karya bukunya yang berjudul Al-Fasl fi Al-Milal wal Ahwa wa al-Nihal. Dengan karyanya itu, ia membagi agama kristen ke dalam dua bagian, yaitu: 1. Agama yang tergolong pholytheisme 2. Agama monotheisme. Ketika memberikan komentar mengenai kita Injil beliau menyatakan bahwa kitab suci agama Kristen telah dipalsukan oleh orang kristen dan Yahudi sendiri. Bukti-bukti yang ditunjukkan adalah terdapat 78 tempat dalam perjanjian baru dimana terdapat pertentangan antara satu fasal dengan fasal yang lain. Hal itu adalah bukti bahwa kitab suci itu mustahil dari Tuhan. Muhammad Abdul Karim Al-Syahratani dan Khurasan Persia (1071-1143) dengan kitabnya Al-Milal Wan Nihlal (1127) yang berisi sistematika perbandingan sejarah agama yang mula-mula diperkenalkan oleh seorang muslim. Kita tersebut sudah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris oleh W.Cureton dengan judul Book Of Religions and Philoshopical Sets. Dalam kitab tersebut Asy Syahrastani membagi semua agama menjadi 5 kelompok: 1. Islam 2. Yahudi (Ahlul kitab) 3. Kristen (Ahlul kitab) 4. Agama orang yang mendapat wahyu tetapi termasuk golongan kedua dan ketiga 5. Agama hasil kebudayaan manusia atau hasil ahli filsafat atau agama wadi. Setelah memperbandingkan semua agama yang dikenal (tidak termasuk suku) Asy Syahrastani mengadakan empat tipologi yaitu ; Islam, Yahudi dan kristen dikelompokkan dalam literatir Religion, Zoroaster dan agama Mani digolongkan dalam quasi literaty religion, Budha dan Hindu dalam philosopical and self willed religion. c. Di Indonesia Di Indonesia sendiri ilmu perbandingan agama termasuk ilmu baru dan yang mendapatkan kedudukan akademik pada tahun 1960. Bersamaan dengan alih atau status diperluasnya PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) menjadi IAIN (Institut Agama Islam Negeri), yang terdiri atas beberapa fakultas Adab, Syariah dan Usulluddin. Fakultas Ushuluddin IAIN sunan kalijaga Yogyakarta meupakan fakultas tertua atau pertama dalam lingkungan IAIN. Pada tahun 1960 mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk membuka jurusan Perbandingan Agama di samping tiga jurusan lainnya. Orang yang pertama mendapatkan kewenangan untuk mengajar ilmu perbandingann agama adalah H.A Mukti Ali. Dan dikukuhkan pada disnatalis IAIN Sunan Kalijaga dengan isi pidatonya yang berjudul Ilmu Perbandingan Agama (Sebuah Pembahasan Tentang Methodos dan Sistema). Naskah tersebut diterbitkan pada 1964, yang sampai sekarang masih dipakai sebagai refrensi buku pegangan bagi jurusan perbandingan agama.
C. GUNA DAN MANFAAT ILMU PERBANDINGAN AGAMA Menurut Dr.A.Mukti Ali dalam bukunya ilmu perbandingan agama (sebuah pembahasan tentang methodos dan sistema), mengemukakan bahwa guna dan faedah ilmu perbandingan bagi seorang muslim adalah: 1. Berusaha untuk memenuhi kehidupan batin,alam pikiran dan kecendrungan hati bagi umat manusia. 2. Untuk mencari persamaan antara agama islam dengan agama lain. Hal ini sangat berguna bagi perbandingan agama,untuk membuktikan dimanakah sendi-sendi agama islam melebihi agama-agama lain. Untuk menunjukkan agama lain sebelum islamitu adalah sebagi pengantarterhadap kebenaran yang lebih luas dan yang lebih penting ialah agama islam. 3. Untuk menumbuhkan simpati terhadap orang-orang yang belum mendapat petunjuk tentang kebenaran, serta menimbulkan rasa tanggung jawab untuk menyiarkan kebenaran-kebenarang yang terkandung dalam agama islam terhadap masyarakat. 4. Perlu diakui bahwa ilmu perbandingan agama juga bisas menjadi bahaya besar bagi agama islam, apabila salah dalam mempergunakan nya, tetapi sebaliknya akan menjadi bantuan besar bagi perkembangan agama islam, apabila betul dalam mempergunakan nya. 5. Ilmu perbandingan ini bukan hanya berguna bagi para muballigh tetapi juga para ahli agama islam. Karna pikiran yang ditajamkan dengan perantara mempelajariberbagai agama dengan cara membandingkan, akan lebihmudah memahami ajaran agama islam itu sendiri. Karna dengan membandingkan agama-agama lain itudapat menyingkap cahaya yang terang bagi elemen-elemen yang vital bagi agama islam dan juga memperdalam keyakinan keyakinan kita mengenai kebenaran kebenaran yang terkandung dalam agama islam. 6. Dengan kemajuab tekhnik yang dialami dalam abad duapuluh (XX) ini, dan belumpernah dialami pada abad-abad yang lalu, maka dunia ini akan menjadi kecil dan hubungan antar manusia dan antar kelompok manusia, maka pertemuan antara idea alam pikiran, juga agama, antara seseorang, akan lebih mudah terjadi. Hal ini akan menimbulkan berbagai soal. Soal soal yang timbul karna suatu pertemuan idea, alam pikiran atau agama yang satu dengan yang lainnya itu tidakkah dapat begitusajadibiarkan, tetapi hal itu harus dihadapi dan dipecahkan sewajarnya, dan dalam hal ini ilmu perbandingan agama adalah salah satu alat yang tepat. 7. Juga dengan hubungan nya dengan agama-agama lain, maka agamaislam akan belajar mempergunakan terminologi-terminologi dan istilah istilah agama yang lebih sederhana dan tidak membingungkan dan akan sadar bahwa ajaran ajaran agama islam yang sebenarnya sangat mudah dan sederhana itu, kadang kadang diselimuti oleh istilah istilah yang cukup membingungkanbagi orang orang yang bukan ahli agama islam. 8. Keuntungan yang besar mempelajari berbagai agamaialah keyakinan tentang final dan cukupnya agamaislam itu. Hal ini cukup dijelaskan dalam al-quran. Universalitet dan final nya islam dapat dipahami dari berbagai quranis, ethis, philosopis. Kita tidak memerlukan interprestasi- interprestasi baru, tentang agama islam itu, tetapi yang diperlukan ialah kesangupan menggali ajaran-ajaran islam yang selama ini terpendam, dituangkan dalam istilah-istilah yang mudah dipahami berdasarkan keyakinan akan finalnya dan mutlaknya ajaran islam. 9. Arnold J. Toynbee, dalam bukunya, An Historian Approach to Religion (1956), salah satu bukunya yang paling baik tentang perbandingan agama yang yang dikarang orang dalam waktu sepuluh tahun belakangan ini, sekalipun tidak dikarang oleh seseorang ahli agama menyatakanbahwa tiga agama besar yang bersumber yang sama yahudi, kristen dan islam, mempunyai kecendrungan kearah exclusivism dan tidak toleran, mereka itu menganggap bahwa agama mereka masing masing itu benar. Pendapat tibee itu mungkin betul, tetapi bagi agama dalam abad moderen ini menganalisa bahwa totalitas daripada manifestasinya dalam kehidupan didunia ini, teks daripada kitap sucinya, dan seninya,menunjukkan kepada kita akan hari depan yang lain. Dengan kerja sama antar ilmu pengetahuan sosial moderen maka methodos ilmu agama beransur ansur menjadi luas dan lebih teratur. Dengan ini maka kita dibawa kearah pandangan yang lebih luas lagi tentang agama, dibanding dengan waktu-waktu yang telah dilalui. Oleh karna itu sadarlah wahai orang orang akan kekayaan yang mengagumkan yang terdapat pada tiap tiap agama, yang akhirnya timbullah saling harga menghargai. Dan yang lebih penting itu adalah disamping kesan-kesan yang dapat dikataka emosional terhadap lain lain agama, maka ilmu perbandingan agama sadar akan kurang baiknya penilaian secara polemik terhadap agama-agama lain. Menurut richard E.Creel mempelajari agama sangat penting, dan khusus ilmu perbandingan agama, disimpulkan dalam tiga hal yang terpenting yaitu: 1. Kalau untuk pendidikan tinggi berarti mengenal baik beberapa aspek yang mendasar mengenai eksistensi manusia, maka mustahil seseorang yang berpendidikan tinggi mengambil pemahaman terhadap agama secara masak. Mengapa? Karna agama adalah sebuah komponen eksistensi manusia yang paling kuna, universal dan abadi. 2. Mempelajari agama khususnya perbandingan agama adalah untuk memahami agama lain dan para pemeluknya dengan lebih baik, sehingga dengan nya kiyta dapat berkomunikasi secara lancar. 3. Untuk kepentingan pribadi, secara langsung dan secara mendalam agama banyak kaitan nya dengan beberapa hal yang slalu hadir dalam sanubari kita. Karna itu sudah selayaknya lah dan sudah sewajarnya pemenuhan terhadap rasa dan hasrat terhadap intelektual kita ingin tau semata, dan bukan hanya sebagai rasa tanggung jawab sosial kita saja, akan tetapi akan hasyar kebutuhan pemenuhan pribadi kita pula. Sebagai suatu usaha untuk menemukan diri kita sendiri dan memahami realitas, dimana kita merupakan salah satu daripada nya. Adapun menurut frederik Max Muller, kegunaan mempelajari ilmu perbandingan agama antara lain sebagai berikut: 1. Kalau ada kesepakatan, khususnya antara agama kita derngan ajaran agama yang lain akan sangat menguntungkan bagi kita, karna sangat mengetahui ajaran agama yang berbeda dengan agama yang kita anut. Dan sesungguhnya dalam mempelajari dan membandingkan antara ajaran agama yang berbeda akan sangat membantu keteguhaniman serta serta keyakinan kita sendiri untuk membuktikan yang mana sebenernya yang lebih baik. 2. Ilmu perbandingan agama akan membantu menempatkan agama pada tempat semestinya di agama-agama serta kepercayaan lain yang ada didunia ini. Sehingga dengan kajian tersebut akan nampak secara jelas, apa maksud ajaran yang di maksud dari ajaran agama itu, dan dengan itu pula akan menambah peningkatan penghayatan agama dengan kebenaran serta ciri-cirinya secara sakral. 3. Maka ilmu perbandingan agama, tidak perlu di khawatirkanakan membawa kegoncangan dasar-dasar pegangan dan landasan berpijak yang kokh dimana seseorang harus berdiri. 4. Bagi juru dakwah dan juru penerang agama, ilmu perbandingan agama, akanmemberikan bantuan yang cukup besar, karna mereka akan mengenal agama- agama lain sebagaomana mestinya. 5. Disamping itu ilmu perbandingan agama akan menambah cakrawala pandangan yang luas tentang kehidupan beragama didunia ini, dan juga dapat memberikan pelajaran- pelajaran yang sangat berguna bagi kita, dengan memdalami secara seksama perbedaan antara agama dan agama-agama laindengan berbagai macam bentuk kepercayaan.
D. ALIRAN-ALIRAN DALAM ILMU PERBANDINGAN AGAMA Ilmu perbandingan agama ialah ilmu yang mempelajari fakta fakta yang dikumpulkan sejarah agama dari berbagai kepercayaan sejak dari kepercayaan primitif sampai kepercayaan agama-agama sempurna. Timbulnya ahli ahli ilmu perbandingan agama adalah memcerminkan adanya perbedaan pendapat tentang asal usul paham ketuhanan atau paham ketuhanan yang oleh Dr. A. Mukti Ali disebutkan dengan adanya aliran evolusionisme dan aliran revelasi. Jika idea asal usul agam melalui proses perkembangan melalui politeisme menuju ke monoteisme artinya dari bertuhan banyak menjadi bertuhan satu ini disebut Aliran Evolusi, dan sebaliknya kalau agam itu melalui proses revelasi (wahyu) maka asal agama itu dari monoteisme, sehingga monoteisme merupakan kemunduran atau penyelewengan. a. Aliran evolusionisme Bila mendengan evolusionisme, orang akan asosiasinya tertuju pada Charles Darwin (1809-1882) dengan bukunya the origin of spesial by means of natural selection, 1859. Tetapi jika mau melihat sejarah sebetulnya teori darwin ini jauh sebelum nya sudah pernah di kemukakan oleh sarjana lain, seperti George carbanis abad ke 18. Ia menggunakan teori evolusi dalam lapangan kemanusiaan Markis de Condercet sezaman dengan Carbanis dalam lapangan filsafat sejarah. Dalam usaha penyelidikan masalah masalah agama, para antropologi dan juga sosiolog juga mengungkapkan teori evolusi dalam menentukan perkembangan masyarakat atau agama. Menurut hukum evolusi approach antropologis, perkembangan masyarakat manusia pada garis besarnya melalui proses atau tahapan tahapan di dalam sejarah manusi sebagai berikut: 1. Tahap awal manusia pada zaman berburu dan memancing (tahap primitif) tahap kebudayaan yang meliputi cara hidup dan praktek-praktek keagamaan dan adat istiadat mereka, dan yang dianggap tuhan oleh mereka ialah, samudra, ombak, binatang buas (ular, harimau, gajah dan lain lain) 2. Ketika manusia mulai bercocok tanam dan sudah mulai bertempat tinggal tetap, yang dianggap tuhan atau dewa adalah: air angin, api (sinar matahari), sapi kuda gajah dan sebagainya. Dan tahapan ini manusia sudah ada kecendrungan mempersonifikasikan roh-roh. Disamping itujuga mereka menyembah kekuatan tumbuhan harapan para petani, seperti dewi kesuburan dan menyembah apa apa yang ada di langit seperti, bulan, bintang, air,hujan yang mempengaruhi kesuburan lahan pertanian mereka. 3. Manusia pada zaman kerajinan, yang di anggap oleh mereka tuhan atau dewa ialah, kayu, besi, batu, bulu, rumput, rotan, kulit dan sebagainya. Corak pemikiran mereka disebut alam pikiran berkeadapan, karna dalam tahapan tersebut sudah terdapat cara berfikir teratur. 4. Tahap manusia zaman moderen/mesin, yang di anggap tuhan dan dewa oleh mereka adalah: angin (udara), air, atom, pikiran dan lain lain. Dengan pertambahan kemampuan manusia serta kemampuan untuk renungan renungan konseptual dalam membentuk konsepsi konsepsi moral dan agama. Tokoh besar seperti, para nabi, filosof, dan tokoh tokoh yang mengajarkan soal soal akhlak dan agama, seperti abraham, musa, zoroaster, kristus, muhammad dan lain lain. Yang mana semua itu adalah untuk mempertahankan keturunan. Tokoh tokoh aliran evolusionis. 1. Lewis Brown, dalam bukunya the believing world 2. E.B. Taylor (1832-1917) dlm bukunya primitive culture 3. Max Muller (1823-1900) dengan bukunya the growh of religion 4. Lubbach the origin of civilization and the primitive condision of the man (1970)
b. Aliran revelasi Diatas telah diketahui bahwa sarjana sarjana ilmua alam menerima teori evolusi, tetapi sebaliknya teori evolusi, tetapi sebaliknya sarjana sarjana agamis tidak mau mengetahui atau menerima terhadap teori tersebut. Hal ini disebabkan karena dalam ilmu agama terutama agama yang berdasarka wahyu, faham ketuhanannya tidak melalui proses evolusi dari bertuhan banyak menjadi bertuhan satu. Dari penulis-penulis modern aliran revelasi, dapat dipahami bentuk-bentuk pemikirannya dan diantaranya adalah: 1. Bahwa di antara suku-suku primitif sudah ada ide Tuhan yang tinggi atau paling tinggi disebut High God atau Sky God. 2. Kepercayaan tentang adanya monoteisme itu adalah: a. Spontan dan umum, terdapat pada semua suku bangsa. b. Universalitas c. Kontinuitas 3. Wahyu selain tauhid, aqidah atau ide tentang Tuhan, diturunkan kontinuitas melalui para Nabi dan disesuaikan dengan kondisi kecerdasan otak masyarakat dan zaman- zamannya. Kemudian proses ini berkembang terus dan akhirnya sempurna dalam risalah yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.