Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Contoh Paper 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

CONTOH PAPER 1 BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang

Persaingan di era globalisasi mengarah pada semakin ketatnya persaingan di sektor industri. Daya saing tidak lagi ditentukan oleh keberadaan kekayaan alam, modal, atau aset berwujud, melainkan juga berdasarkan kemampuan untuk melaksanakan perencanaan yang matang, penguasaan pengetahuan dan teknologi, dan pola, metode serta proses kerja yang yang berdaya dan berhasil guna. Bicara tentang sumber daya manusia tentu tidak lepas dari manusianya sendiri beserta dengan atribut-atributnya uniknya dari aspek fisik hingga aspek psikologis. Satu hal yang paling menonjol dari manusia adalah makhluk yang komunol, dimana setiap individu selalu membutuhkan individu yang lain untuk saling berinteraksi. Karenanya, pengembangan industri nasional khususnya Industri Kecil Menengah(IKM) perlu memperhatikan dimensi pembangunan inovasi manajemen dan teknologi, pembangunan infrastruktur ekonomi dan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara terpadu dengan komitmen seluruh pemangku kepentingan di sector industri.

B. Rumusan Masalah

1. Masalah-masalah dalam industri pembuatan kue kering 2. Bagaimana mengatasi masalah dalam industri kue kering?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui masalah-masalah dalam industri pembuatan kue kering 2. Untuk mengetahui langkah-langkah mengatasi masalah dalam industri pembuatan kue kering.

BAB II PEMBAHASAN

A. Masalah-Masalah Dalam Industri Kue Kering

Kue kering merupakan hasil olahan industri yang bisa dikatakan maju di daerah SIDRAP dan banyak disukai oleh masyarakat. Meskipun kue kering banyak disukai konsumen namun kue kering ini masih banyak tidak dikenal para konsumen karena kurangnya perhatian dari pihak terkait untuk membantu mengembangkannya sehingga industri kue kering pun bisa dikatakan belum bisa menembus pasar luar hanya bersifat local oleh produsen. Selain masalah tersebut masalah yang dihadapi produsen lebih banyak berurusan dengan kemamapan sumber daya manusia dalam mengelola kue kering Sumber daya manusia merupakan faktor sentra dalam suatu industri. Padahal apa pun bentuk serta tujuannya suatu industri dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan pelaksanaan misinya diurus dan dikelola oleh manusia itu sendiri. Di sisi lain masalah yang dihadapi oleh industri kue kering yaitu kemampuan manajemen usaha yang bisa dikatakan belum profesional. Seperti dalam pengolahan pembukuan keuangan, kebanyakan mereka belum bisa mengatur yang mana modal, harta, pemasukan dan pengeluaran sehingga membuat mereka bingung. Selain itu, keterampilan dalam menggunakan alat dan pengetahuan tentang teknologi masih kurang. Sehingga produk yang dihasilkan masih terbatas jumlahnya dibandingkan dengan menggunakan alat yang lebih modern yang produksinya jauh lebih banyak jumlahnya dan lebih menarik.

B. Pendekatan Masalah

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang ditentukan. Manusia merpakan faktor penentu dalam kemajuan zaman. Hal tersebut harus diakui karena perkembangan dunia sekarang ini adalah hasil dari pemikiran manusia untuk mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Di bidang ekonomi dan bisnis, hal tersebut berhubungan dengan kemampuan perusahaan-perusahaan untuk mrngikuti laju perkembangan dan laju kepekaan perusahaanperusahaan tersebut terhadap perubahan yang terjadi di dunia bisnis. Oleh karena itu, faktor manusia dalam perusahaan harus dikelola baik untuk menunjang produktivitas perusahaan agar perusahaan dapat unggul dalam persaingan usaha. Ruang lingkup sumber daya manusia, tugas manajemen sumber daya manusia berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya seefektif mungkin sehingga diperoleh sumber daya manusia yang puas( satified) dan memuaskan ( satifactoty) bagi organisasi. Terdapat tiga persfektif utama dalam pengembangan manajemen sumber daya manusia ini, yakni persfektif internaasional, nasional/ makro, dan mikro. Persfektif internasional atau makro adalah

pengembangan atau pemamfaatan personil(pegawai) sebagai pencapaian yang efektif mengenai sasaran-sasaran dan tijuan-tujuan individu, ormas, nasional dan internasional. SEdangkan persfektif mikro adlah perencanaan pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai kebutuhan indivudu, organisasi dan masyarakat.

C. Pemecahan Masalah

1. Masalah Internal a. Menyiapkan program operasional pada masing-masing didang b. Pemantapan aparatur c. Meningkatkan pelayanan pada tingkat dunia usaha d. Meningkatkan manajemen sumber daya manusia bagi pekerja, pejabat dan aparatur. e. Memperbaiki sisi mutu produk industri agar dapat bersaing dengan produk dari luar

2. Masalah Eksternal a. Mengupayakan kelancaran arus barang dan bahan keperluan pokok dan strategis yang ditopang dengan sarana dan prasarana secara lintas sektoral b. Mengadakan pameran promosi dalam rangka pemasaran produk industri untuk menunjang struktur daerah antara lain mampu bersaing dengan produk luar dengan harga yang wajar dan stabil c. Peningkatan informasi tentang peluang pasar maupun potensi yang berpeluang ekspor kepada dunia usaha dan investor d. Pengenalan teknologi tepat guna e. Menumbuhkan wirausaha dan meningkatkan motovasi melalui program Achivement Motivation Training (AMT) f. Mengadakan kerja sama dengan pemerintah daerah maupun industri terkait lainnya.

BAB III PENUTUP A. Simpulan

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingku[p karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang ditentukan. Manusia merpakan factor penentu dalam kemajuan zaman. Hal tersebut harus diakui karenana perkembangan dunia sekarang ini adalah hasil dari pemikiran manusia untuk mampu memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Di bidang ekonomi dan bisnis, hal tersebut berhubungan dengan kemampuan perusahaan-perusahaan untuk mrngikuti laju perkembangan dan laju kepekaan perusahaanperusahaan tersebut terhadap perubahan yang terjadi di dunia bisnis. Oleh karena itu, faktor manusia dalam perusahaan harus dikelola baik untuk menunjang produktivitas perusahaan agar perusahaan dapat unggul dalam persaingan usaha s B. Saran

1. Diharapkan kepada Disperindag untuk lebih serius dalam melayani dan memberikan informasi kepada IKM. 2. Diharapkan kepada pelaku industri IKM supaya rajin mengikuti apabila ada pelatihan-pelatiahan tentang sumber daya manusia atau sejenisnya.

DAFTAR PUSTAKA

Jackson Susan.1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Erlangga: Jakarta Adi Kwartono. 2007. Analisi Usaha Kecil dan Menengah, CV Andi Offset: Yogyakarta Diposkan oleh pusatnya_ilmu di 00:53

Contoh LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI ....(di isi tempat/instansi) tgl..bulan.s/dbulan.

laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh UAS/UAN

disusun oleh: nama siswa : Karmila Puspa Sari Dewi nomor induk : kelas/ siswa : II Akuntansi

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 1 Jl. Maulana Hasanudin No. 63 Cipondoh, Tangerang Telp. 021-5544484

LAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (Di isi tempat PSG) TglBulans/dBulan..

Laporan Yang dipersiapkan dan disusun oleh Nama siswa : Karmila PSD No. induk : Kelas/program study: II Akuntansi

Telah disahkan dan disetujui : Pada tanggal.

RETNO HARJANTI LELY SP Pembimbing sekolah Instansi

Mengetahui

HJ. NURYATI, S.Pd IWAN SETIADI, SE Kepala SMK Muhammadiyah 01 Ketua program akuntansi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN). Penyusunan laporan praktek kerja industri ini adalah salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN) tahun diklat 2007/2008 dan laporan ini juga sebagai bukti bahwa saya (penulis) telah melaksanakan dan menyelasaikan praktek kerja industri di PT. COLUMBINDO PERDANA . laporan ini dapat terbuat dan di selesaikan dengan adanya bantuan dari pihak pembimbing materi maupun teknis, oleh karena itu saya mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Ibu Retno Harjanti, selaku pembimbing dari sekolah 2. Ibu Lely SP, selaku pembimbing dari instansi atau industri 3. Ibu Dra.HJ.Nuryati, S. Pd. selaku kepala SMK Muhammdiyah 1 4. Dan kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini sehingga selesai dengan baik.

iii

DAFTAR ISIiv

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN.ii KATA PENGANTAR.iii DAFTAR ISI... BAB I : Pendahuluan Latar Belakang...1 Dasar Penulisan .....2 Maksud dan Tujuan .......3

BAB II : Gambaran Umum Perusahaan/ Instansi Tinjauan perusahaan..............4 Sejarah Perusahaan .......5 Misi dan Visi Perusahaan..........9 Struktur Organisasi ..........10

7. BAB III : Laporan Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan.......11 Hasil Kegiatan..................12

8. BAB IV : Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran....................13

9. BAB V : Penutup

iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Dasar Penulisan C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan laporan ini dibuat agar saya (penulis) dapat mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) dan Ujian Akhir Nasional (UAN) yang insya Allah dengan baik tanpa kurang satu syarat pun dalam pelaksanaan tersebut, dan sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan Pratek Kerja Industri (PRAKERIN) tanpa membuat kesalahan besar. 3 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/ INSTANSI A. TINJAUAN PERUSAHAAN Columbia secara resmi berdiri pada tanggal 28 februari 1982 didirikan oleh sebuah keluarga yang sudah menekuni dunia bisnis sejak satu abad yang lalu, dan sudah memiliki pengalaman panjang dalam bisnis elektronik. Sejak tahun 1950 keluarga ini telah menjadi importer produk Philips dengan nama Rasie Elektronik di medan dan Palapa Elektronik di Jakarta sebagai distributor untuk seluruh Indonesia. Sejak produk Jepang memasuki pasar Indonesia pada tahun 70-an keluarga pediri ini segera meraih peluang untuk menjadi penyalur produk-produk Jepang yang terkemuka seperti Sanyo, Hitachi, Toshiba, National, Mitsubishi dan Pioneer. Para pendiri melihat bahwa di masa depan permintaan masyarakat akan barang-barang elektronik akan terus meningkat, tetapi di sisi lain daya beli masyarakat masih rendah. Dengan kenyataan ini justru di lihat sebagai potensi pasar terbesar yang harus segera di garap dan di olah. Beranjak dari latar belakang pemikiran inilah akhirnya Palapa Electronic merubah strategi pemasarannya dengan melancarkan penjualan dengan system CASH & CREDIT unutuk meraih pangsa pasar golongan menengah kebawah dengan nama PT. COLUMBIA DHARMA PERTIWI (kemudian berganti nama menjadi PT. COLUMBINDO PERDANA). B. SEJARAH PERUSAHAAN Pada tahun pertama beroperasi, Columbia melaksanakan aktivitasnya dari sebuah gedung kecil diatas tanah seluas 75 m2 yang beralamat di Jl. Hayam Wuruk 111. Dari gedung bersejarah inilah para pendiri menyusun dan merancang strategi-strategi pengembangan jangka pendek sampai

dengan jangka panjang. Pada gebrakan tahun pertama ini tanggapan dari masyarakat begitu luar biasa. Namun pada tahun pertama, kegiatan perusahaan membutuhkan pengorbanan penuh, tidak saja dalam bentuk materi tetapi juga tenaga, pikiran dan waktu untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen. Melimpahnya order permohonan kredit mendorong perusahaan untuk lebih meningkatkan mutu kerja. Sedikit demi sedikit manajemen, administrasi dan strategi perusahaan mulai dibenahi, terutama dibidang pemasaran. Tenaga-tenaga operasional dididik dan dilatih baik keterampilan, pengetahuan maupun moral / mental. Keahlian kerja ditingkatan menuju efektivitas dan efisien. Upaya ini tidak sia-sia terbukti dari adanya peningkatan omzet dari waktu ke waktu. Tahun 1983 Columbia mulai ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pekan Raya Jakarta (PRJ) dan tercatat sebagai pelopor perusahaan kredit yang ikut serta dalam kegiatan pameran tersebut. Orderan kian membengkak, bahkan kosumen rela untuk antri dalam pengajuan kredit maupun pembayaran angsuran. Selain itu pada tanggal 13 September 2006 kemarin Beat Compotition, Lead The Market yang menampilkan prestasi dari para pemenang Marketing Award (MA) 2006 dan PT. Columbindo Perdana menyandang gelar Special Award.

Menyadari bidang bisnis ini sebagai lahan baru yang demikian cerah, maka bermunculan pula perusahaan sejenis sebagai competitor Columbia. Hal ini sepenuhnya disadari Columbia untuk berjuang dan mempertahankan aksistensinya dengan pengembangan nilai-nilai bisnis baik budaya korporat yang baik maupun system pelayanan yang memuaskan. Selanjutnya Columbia melebarkan sayap pelayanannya diluar kota Jakarta. Pada bulan Oktober 1983, diresmikan cabang pertama yang berlokasi di Jl. Nur Said, Bandung. Gebrakan pertama ini ternyata membawa peningkatan. Peningkatan dan pengembangan terus dilakukan hingga pada akhir tahun 1987 tercatat Columbia telah memiliki 2 (dua) cabang di DKI Jakarta dan 8 (delapan) cabang diluar Jakarta. Seperti layaknya orang tua, kantor pusat tak henti-hentinya memperhatikan dan mengajari cara berjalan yang benar. Hal ini dimaksudkan agar jangan menyimpang dari visi dan misi perusahaan. Meski seluruh cabang diberikan porsi yang sama tidak semua cabang tumbuh sama suburnya. Hingga saat ini Columbia telah tersebar di 210 kota pada 22 propinsi di Indonesia. Berbagai program-program pendidikan dan pengembangan karier setiap karyawan secara terus menerus dilakukan. Pertemuan bulanan misalnya, perusahaan mewajibkan kepada seluruh karyawan mulai dari Office Boy sampai Direksi untuk menghadiri program ini. Tidak hanya sebatas pertemuan bulanan, setiap bagian dianjurkan jadwal pendidikan sendiri, khuhus untuk unit departemennya masing-masing yang dikoordinasi dengan Divisi pelatihan, sehingga dengan demikian seluruh karyawan dalam bagiannya dapat menambah bekal pengetahuannya sekaligus lebih menjiwai posisi jabatannya.

Semakin tinggi persaingan pasar mendorong perusahaan untuk kian mawas diri. Kesadaran untuk mengingkatkan mutu dan ifisiensi kerja berkembang. Tahun-tahun pertama perusahaan terpaksa mempraktekkan system management By authority di mana jalur keputusan seluruhnya di ambil dan

di awasi langsung oleh Top Managemant. Hal ini di kaitkan dengan karyawan yang tidak sepenuhnya berpengalaman. Kebijakan-kebijakan Direksi di Bidang Personalia tidak memberikan batasan prioritas bagi karyawan tertentu. Semua penilaian berdasarkan obyektivitas perusahaan tanpa melihat apakah karyawan dekat dengan Direksi ataupun karyawan lama. Sama sekali tak berlaku prinsip anak emas untuk mencegah timbulnya suasana kerja yang tidak sehat. Kepercayaan yang diberikan secara obyektif kepada karyawan diperkuat dengan adanya pengembangan sumber daya manusia dalam bentuk program pendidikan dan perusahaan. Program pendidikan ini berpengaruh terhadap perkembangan karier setiap karyawan yang ingin meraih jenjang karier yang lebih tinggi. Pertemuan bulanan misalnya, yang melaksanakan dari, oleh dan untuk karyawan. Tidak satu dua kali pula didatangkan penceramah / yang akan memberikan motivasi dari luar untuk membawakan materi yang jauh lebih tinggi mutu dan ruang lingkupnya. Kualitas karyawan yang terus ditambah dan ditingkatkan menjadi pondasi bagi masa depan perusahaan. Untuk menunjang pentingnya peranan membaca, Direksi tidak segan-segan memberikan contoh membaca yang patut di acungi jempol. Meski kendala waktu merupakan problema bagi seorang Direksi yang sibuk, namun Leo Chandra tak pernah lupa menyisihkan waktu untuk membaca bahkan dilakoni sampai pukul 02.00 pagi.

Tidak hanya di rumah, di mobilpun tersedia lampu baca. Dengan demikian di harapkan dapat memacu gairah membaca karyawan. Karena lewat bacaanlah kita dapat menggali pengetahuan lebih. Fasilitas yang di sediakan perusahaan berupa perpustakaan lengkap dengan buku-bukunya. Faktor kesejahteraan sosial bersama dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan yang di rumuskan setiap tahun oleh pimpinan berdasarkan prestasi dan masa kerja. Penelitian para pengamat ekonomi melihat prospek yang kuat dalam kredit konsumen, meskipun situasi perekonomian sedang krisis. Dapat di pastikan, bisnis perkreditan akan merupakan lahan yang memberikan prospek semakin cerah di Indonesia di masa yang akan datang. Beberapa perkembangan tampaknya mendorong pula ke arah itu. Hasil industri di Indonesia jumlahnya kian melimpah menjelang perbaikan ekonomi Indonesia, sementara jika kita menengok daya beli masyarakat kian melemah. Dan salah satu jalan keluar terbaik dengan menyalurkannya dengan bentuk kredit. Sedang hampir setiap hari masyarakat diserbu penawaran barang-barang cicilan mulai dari alat kebutuhan rumah tangga, kantor, computer sampai dengan mobil. Baik lewat iklan atau Sales exe door to door. C. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

PT. Columbindo Perdana di bangun dengan tujuan menjadi perusahaan RETAEL (Cash & Credit) nomor satu di Indonesia dalam hal mutu dan kemampuan memperoleh laba maupun pertumbuhan Industri yang terarah. Sasaran dasar yang paling di utamakan oleh PT. Columbindo Perdana yaitu menjamin mutu atau kualitas agar terdapat kepuasan pada Pelanggan atau Konsumen, Supplear, Kreditor, Pemegang Saham, Top Management dan karyawan karena dengan begitu perusahaan ini akan menjadi perusahaan yang paling baik. D. STRUKTUR ORGANISASI

Adapun struktur organisasi PT. Columbindo Perdana Cabang Tangerang dapat di lihat pada gambar di bawah ini : BAB III LAPORAN KEGIATAN A. PELAKSANAAN KEGIATAN Kegiatan yang saya lakukan selama 2 (dua) bulan di instansi atau di PT. Columbindo Perdana Cabang Ciledug saya membantu di bagian ADM A/R mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB, antara lain : Persiapan dan merekap kwitansi Outdoor yang akan di bawa oleh Collector melalui DPK (Tambahan). Menyusun kwitansi yang janji bayar untuk di susun di file. Mecocokan kwitansi yang di kembalikan oleh Collector dengan DPK. Menyusun kartu A/R yang di bawa Collector hari ini sesuai DPK. Membuat Collection Report Outdoor sesuai dengan data yang bayar di DPK. Collection Outdoor di setorkan ke kasir untuk di cocokan dengan uangnya. Membuat laporan ADM harian. Mencari kartu A/R yang bayar Indoor sesuai wilayah masing-masing Collector dan tidak boleh Pending (Tunda), apabila ada salah sumber, di catat di buku Pending. Posting kartu A/R yang sudah ada nomor KM (Kas Masuk). Konfirmasi pertelpon atau surat konsumen yang menunggak. Posting Indoor dan Outdoor ke DPP. Membuat kwitansi Outdoor yang sudah jatuh tempo. Membuat kwitansi Indoor yang terlambat. Merekap DPK untuk besok hari.

Menerima Kwitansi Outdoor yang kembali dari Collector. B. HASIL KEGIATAN Setelah 2 (dua) bulan saya mengikuti dan menyelesaikan Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di PT. COLUMBINDO PERDANA saya mendapat banyak ilmu baru dan kebetulan saya di tempatkan di bagian yang sesuai dengan keahlian saya yaitu di bagian Keuangan dan bertambah pula pengalaman saya di bidang Keuangan. Dan setelah itu saya dapat lebih memahami tentang keuangan khususnya penjualan kas dan kredit. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN DAN SARAN Dengan bertambahnya pengalaman dan ilmu saya selama mengikuti kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di PT. COLUMBINDO PERDANA BAB V PENUTUP Alhamdulillah saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena Laporan Hasil Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini telah selesai, karena nanti saat kelas 3 (tiga) saya tak perlu memikirkan laporan ini dan dapat fokus pada pelajaran dan praktek-praktek khusus kelas tiga, dan mudahmudahan setelah laporan ini di perbaiki terus-menerus dapat di sahkan tanpa ada lagi kesalahan yang fatal. Saya pribadi mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yang turut membantu saya dalam menyelesaikan tugas laporan ini. Karena saya masih dalam proses belajar saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan yang saya buat di dalam ataupun diluar laporan ini, bila ada saran atau kritik untuk kemajuan saya Insya Allah akan saya terima dengan lapang dada. Posted by Yudhi at Wednesday, January 23, 2008
Artikel Akar Permasalahan Kaum Intelektual (Sarjana) yang Menganggur

Oleh : Mohamad Kholil 09.03.1.1.1.00022 Sandra Kusumawardani 10.03.3.1.1.00088 Candytias Puspitasari 10.03.3.1.1.00089 Diajukan pada Penalaran Article Competition (PAC) UKMF Penalaran

Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura 2010

Akar Permasalahan Kaum Intelektual (Sarjana) yang Menganggur Mendengar kalimat tersebut tangapan Anda seperti apa? Mungkin sebagian orang ada yang merasa takut dan cemas akan nasib masa depannya, karena hal itu disebabkan persaingan di dunia kerja semakin tinggi dan ketat. Sebagian lagi ada yang justru lebih bersemangat menghadapi realita ini, karena merasa dirinya lebih unggul dalam segi intelektual dan atau kemampuan merancang strategi baru dalam berwirausaha. Menurut data BPS Februari 2009, jumlah pengangguran wanita sarjana 296.628 orang dari 626.621 sarjana yang menganggur. Sisanya sekitar 329.993 adalah pria. Tak seimbangnya lowongan kerja dengan jumlah sarjana merupakan salah satu penyebabnya. Beberapa faktor penyebab lain, diantaranya :

1.

Faktor individu dari sarjana itu sendiri yang terlalu memilih pekerjaan. Mereka selalu ingin mendapat pekerjaan dengan cara mudah, punya jabatan, mapan, fasilitas mewah dan gaji besar pula. Tuntutan itu mereka minta dengan alasan sesuai statusnya sebagai seorang sarjana yang sudah beberapa tahun duduk dibangku kuliah yang tentunya tidak sedikit menghabiskan uang untuk proses selama pembelajaran. Tuntutan sedemikian berat yang tidak disertai keahlian yang memadai sangat memberatkan perusahaan. Karena itu perusahaan-perusahaan sekarang ini cenderung tidak memilih tenaga sarjana, melainkan karyawan setingkat SMK yang memiliki keterampilan khusus dengan gaji murah. Semangat juang sebagian besar mahasiswa baik pria atau wanita Indonesia saat ini kurang kuat. Sikap para sarjana seperti itu tergantung bagaimana proses waktu belajar di kampus dulu. Kenyataan membuktikan, mereka kurang tahan bekerja di bawah tekanan yang ketat. Mereka juga kurang mampu berpikir lebih kreatif untuk mendapatkan manfaat dari keterbatasannya. Misalnya ingin cepat selesai waktu kuliah dan praktikum di laboratorium, tidak bisa menerima dengan lapang dada akan tugas yang diberikan oleh dosen dan konsekuensi revisi laporan dari dosen maupun asisten dosen. Pola hidup mahasiswa yang konsumtif Sekarang ini, pola hidup mahasiswa lebih konsumtif dibandingkan mereka yang sudah bekerja. Tempat-tempat keramaian seperti mal, kafe, bioskop dan tempat-tempat santai yang ada di kota-kota besar dipenuhi oleh mahasiswa. Berbagai kegiatan yang sifatnya membuang waktu percuma lebih banyak dilakukan ketimbang belajar atau berdiskusi. Relatif kecilnya jumlah mahasiswa yang kaya mental dan semangat juang. Disebut mahasiswa kaya mental dan semangat juang karena mereka punya tekat dan sangat paham bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang instant. Semua membutuhkan proses, perjuangan dan pengorbanan. Tekanan dan sistem yang kuat dalam pekerjaan selalu mereka jadikan lahan untuk belajar dan memperbaiki citra diri. Yang bekerja, kariernya bisa meningkat dan pada akhirnya menemukan kedudukan penting. Sementara yang berwirausaha, menjadi lebih mapan, bahkan bisa merekrut karyawan. Kondisi mahasiswa sekarang ini lebih cenderung dimanjakan oleh keluarganya. Yang paling berperan menjadikan sang anak kaya mental adalah orang tua dan keluarga. Bila dari rumah mereka keluar dengan bekal mental yang baik, maka di mana pun berada selalu saja memiliki keberanian untuk melakukan sesuatu yang kreatif, positif dan menghasilkan. Hal itu berawal dari kebiasaan mandiri dengan mengurus kehidupannya sendiri. Namun keadaan justru sebaliknya, mereka dimanjakan dan apa yang diinginkan selalu diberikan. Bahkan ada orang tua yang berani mengeluarkan banyak biaya asalkan anaknya lulus sarjana. Padahal kemampuan anaknya juga kurang.

2.

3. 4.

5.

Selain beberapa faktor di atas sebagai penyebab banyaknya sarjana yang menganggur, ada faktor lain yang tak kalah pentingnya yang harus diperhatikan oleh para calon sarjana yaitu ketrampilan softskill. Sedikitnya dua juta lulusan perguruan tinggi, Hal itu, antara lain, terjadi karena sebagian besar lulusan perguruan tinggi tidak memiliki keterampilan softskill. Padahal, dunia kerja atau industri justru menjadikan keterampilan softskill itu sebagai salah satu faktor penentu dalam penerimaan karyawan atau tenaga kerja. Keterampilan atau keahlian softskill yang dimaksud itu, antara lain, adalah keterampilan presentasi, manajemen konflik, berbicara di depan publik, dan kerja sama dalam satu tim dan sebagainya. Tanpa keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja ini, kualitas lulusan perguruan tinggi pun tidak maksimal berkembang. Akibatnya, banyak para kaum intelektual yang menganggur. PENDAHULUAN Latar Belakang Pesatnya pembangunan di berbagai sektor yang berkepentingan dengan ruang, berdampak terhadap makin terbatasnya lahan potensial untuk pengembangan komoditas pertanian, karena konversi lahan pertanian produktif ke penggunaan non pertanian. Konversi lahan terutama terjadi pada lahan sawah beririgasi yang lokasinya strategis. Menurut data Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat (2005), konversi lahan pertanian di Pulau Jawa pada tahun 19992002 mencapai 167.150 ha, dan di luar Jawa 396.009 ha. Menurut data terkini, laju konversi lahan pertanian subur ke non pertanian mencapai tidak kurang dari 110.000 ha/tahun, bahkan ada yang memprakirakan 145.000 ha/tahun (Sinar Tani, 2007). Konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian sebenarnya bukan masalah baru. Hal ini mulai terjadi sejak dikeluarkannya paket-paket kebijakan yang mendorong investor dalam dan luar negeri menanamkan modalnya di bidang non pertanian sekitar pertengahan 1980-an. Keperluan lahan nonpertanian mengikuti trend peningkatan investasi tersebut. Keperluan lahan untuk bidang nonpertanian semakin meningkat pula seiring dengan booming pembangunan perumahan pada awal tahun 1990-an. Pemerintah memberikan berbagai fasilitas untuk mendorong pembangunan wilayah. Laju perubahan lahan dari yang semula digunakan untuk pertanian menjadi perumahan dan industri tidak dapat dihindari. Departemen Pertanian sudah memperkirakan tantangan berat sektor pertanian terkait dengan keterbatasan lahan. Peningkatan jumlah penduduk yang masih relatif tinggi dan penyusutan lahan subur untuk keperluan nonpertanian.

Masalah konversi lahan ini semakin kompleks pada era otonomi daerah. Pemerintah daerah semakin intensif melakukan upaya-upaya untuk mendorong investor berinvestasi di daerahnya. Kebijakan tersebut bila tidak dilakukan dengan cermat maka akan semakin mempercepat konversi lahan pertanian potensial menjadi penggunaan non pertanian. Pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan berkembangnya industri, prasarana ekonomi, fasilitas umum, dan permukiman dimana semuanya memerlukan lahan telah meningkatkan permintaan lahan untuk memenuhi kebutuhan nonpertanian. Namun tidak dipungkiri bahwa pertumbuhan ekonomi juga meningkatkan kondisi sosial ekonomi pada lahan non pertanian. Kondisi seperti inilah yang membuat konversi lahan pertanian terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang tidak mungkin dapat dihindari. Penduduk Indonesia yang terkonsentrasi di Pulau Jawa karena dipicu oleh laju urbanisasi yang tinggi, mengakibatkan tingkat keperluan lahan non pertanian terus meningkat. Kenyataan inilah yang menjadi penyebab utama laju konversi lahan pertanian menjadi penggunaan non pertanian yang meningkat tajam khususnya di Pulau Jawa. Pasca dibangunnya jembatan Suramadu yang menjadi akses penduduk dari pulau Madura dengan kota Surabaya atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan terjadinya pergeseran dan berkembangnya industri, prasarana ekonomi dan fasilitas umum lainnya, dari kota surabaya dan sekitarnya ke pulau Madura khususnya di sekitar kaki jembatan Suramadu, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya koversi lahan pertanian menjadi non pertanian. Di sisi lain dengan pembangunan jembatan Suramadu menjadi daya tarik tersendiri bagi para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau calon Mahasiswa untuk melanjutkan studinya di Universitas Trunojoyo Madura. Universitas Trunojoyo Madura merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri yang berada di Pulau Madura, terletak di Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan. Setiap tahunnya mengalami kenaikan mahasiswa, pada tahun 2010, jumlah mahasiswa baru yang ada di Universitas Trunojoyo Madura sebanyak 1.442 mahasiswa yang tersebar di lima fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Teknik, Ekonomi, Pertanian, Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya. Jumlah semua pendaftar di UTM sebanyak 3.603 orang yang meningkat 600 orang di tahun sebelumnya yaitu sebanyak 3.059 orang (http://informatika.trunojoyo.ac.id). Diakses 25 Februari 2011). Kenaikan yang cukup significant ini, menuntut kebutuhan hidup berupa tempat tinggal (kost) atau kebutuhan lainnya, akibatnya terjadi konversi lahan pertanian di sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menjadi bangunan baru. Dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sekitar kampus memerlukan lahan untuk bercocok tanam akan tetapi terjadi konversi lahan pertanian menjadi bangunan baru. Bercocok tanam pada lahan yang sempit dapat diterapkan pada lahan atau disiasati di bangunan baru sekitar kampus dengan teknologi hidroponik. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu adanya inovasi pengembangan metode maupun teknologi dalam menyiasati konversi lahan pertanian di sekitar kampus. Hal ini dilakukan agar jaminan kebutuhan hidup masyarakat sekitar kampus akan selalu terpenuhi meski di sisi lain konversi lahan tidak dapat dibendung. Salah satu inovasi teknologi yang ditawarkan adalah dengan memodifikasi penggunaan bahan kimia yang lazim dipakai dengan menggantinya memakai sumber hara alami yang berupa larutan atau ekstrak kompos, yang dapat mendukung terapan Si Hydro (Simple Hydroponic). Si Hydro ini nantinya dapat diterapkan pada lahan atau disiasati di bangunan baru dalam hal budidaya tanaman. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dari karya tulis ini adalah bagaimana metode dalam menyiasati teknologi Si Hydro (Simple Hydroponic)dengan larutan ekstrak kompos pada konversi lahan pertanian sekitar kampus menjadi bangunan baru. Tujuan Tujuan penulisan karya tulis ini adalah: Mengetahui metode dalam menyiasati teknologi hidroponik sederhana dengan larutan ekstrak kompos. Mengatahui metode dalam mengimplementasikan teknologi Si Hydro (Simple Hydroponic) dengan larutan ekstrak kompos pada konversi lahan pertanian sekitar kampus menjadi bangunan baru.

1. 2.

Manfaat Memberikan informasi tentang metode dalam meyiasati teknologi Si Hydro (Simple Hydroponic) pada banguan baru sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura, dengan pemanfaatan ekstrak kompos sebagai kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman dalam hal bercocok tanam atau budidaya tanaman. GAGASAN Kondisi Kekinian Lahan pertanian yang merupakan faktor utama sistem produksi pertanian belum terawat dan terjamin kelestariannya dengan baik. Apabila produksi pertanian diharapkan mampu mengimbangi kebutuhan penduduk yang terus meningkat maka seharusnya luas dan produktivitas lahan pertanian juga terus ditingkatkan. Namun, kenyataan menunjukkan hal lain. Lahan sawah yang diandalkan sebagai penghasil bahan pangan utama cenderung menurun luas bakunya akibat konversi ke nonpertanian (Abdurachman Adimihardja, 2006) Sebagai konsekuensi logis dari pertambahan penduduk dan pembangunan ekonomi, maka terjadi perubahan alokasi sumberdaya, khususnya sumberdaya lahan sulit dihindari. Akibat tidak diperhatikannya skala prioritas alokasi penggunaan sumberdaya lahan, maka terjadi pula konflik alokasi sumbedaya lahan untuk penyediaan sumber pangan dan pembangunan sarana dan prasarana pemukiman. Sumaryanto (2001) menyatakan bahwa terjadinya konversi lahan pertanian sangat dipengaruhi oleh permintaan terhadap lahan menurut sektor perekonomian, yaitu penggunaan untuk non pertanian dan pertanian. Konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian menunjukkan jumlah yang lebih besar dibanding ke penggunaan pertanian lainnya, seperti untuk pemukiman atau perumahan, zona industri, sarana dan prasarana serta penggunaan lainnya. Sementara penggunaan untuk pertanian masih terbatas untuk penggunaan sektor peternakan, perkebunan, tanaman pangan dan perikanan. Proses konversi lahan saat ini berlangsung tidak terkendali, terutama terhadap lahan sawah irigasi di Jawa dan sekitar kota-kota besar di luar Jawa. Konversi lahan akan terus berlangsung sebagai dampak berbagai pembangunan yang memerlukan lahan seperti sektor industri, transportasi, pendidikan, dan permukiman. Winoto (2005) menyatakan bahwa ancaman konversi lahan sawah ke depan sangat besar, yang mengancam sekitar 42,40% luas sawah beririgasi di Indonesia, seperti tergambarkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pemerintah Kabupaten. Propinsi Jawa Timur dengan jumlah penduduk mencapai 33 juta jiwa, menjadi salah satu propinsi dengan kerapatan penduduk yang padat. Sebagai pintu gerbang Indonesia Timur, Jawa Timur juga memegang kunci penting laju industri dan perdagangan, maka tak dapat ditolak jika jalur transportasi menjadi bagian penting laju roda industri. Pasca pembangunan Jembatan Suramadu pengembangan dari berbagai aspek mulai menyentuh kawasan Madura. Berbagai perencanaan untuk menjadi kawasan industri mulai dicanangkan. Beberapa titik kawasan yang dianggap berpotensi untuk kawasan ekonomi dan industri mulai diklasifikasikan ke dalam lahan siap dibangun. Akibat dari hal ini akan ada beberapa lahan yang dikonversikan untuk memenuhi harapan pengembangan ini. Selain itu dengan beroperasinya jembatan Suramadu akan menyebabkan terjadinya pertambahan jumlah penduduk di Pulau Madura. Konsekuensinya, perumahan atau lahan pemukiman akan bertambah terutama di Kabupaten Bangkalan. Pembangunan yang dilakukan dengan mengkonversi lahan pertanian akan menyebabkan perubahan-perubahan dalam komponen penyusunnya.

Di sisi lain dengan beroperasinya jembatan Suramadu membuat akses transportasi dari wilayah Madura ke Surabaya dan sekitarnya atau sebaliknya menjadi lebih mudah, juga membuat Universitas Trunojoyo Madura lebih dikenal oleh masyarakat di Jawa Timur. Hal ini menyebabkan jumlah mahasiswa baru yang melanjutkan studi lanjut di Universitas Trunojoyo Madura dari tahun ke tahun meningkat. Kondisi ini menyebabkan terjadinya konversi lahan pertanian menjadi bangunan baru seperti ruko, tempat tinggal (kost/kontrakan) dan lainnya yang mendukung pemenuhan kebutuhan hidup bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura.

Gambar 1. Jalan akses menuju Universitas Trunojoyo Madura; anak panah menujukkan lokasi kampus UTM

Gambar 2. Konversi Lahan Pertanian Menjadi Bangunan Baru

Gambar 3. Jalan akses menuju Universitas Trunojoyo Madura; anak panah menujukkan Beberapa Proyek Bangunan Baru di Sekitar Kampus UTM. Solusi yang Pernah Diperlakukan Permasalahan konversi lahan pertanian merupakan persoalan yang dilematis, sebagian dari konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian merupakan kejadian yang sulit dihindarkan. Telah disadari bahwa dalam tiga dekade terakhir, sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang cepat, dan transformasi perekonomian nasional dari bersifat agraris ke industri telah menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian yang cukup besar. Selama ini berbagai peraturan dan perundangan yang berkaitan dengan masalah pengendalian konversi lahan sawah sudah banyak dibuat. Pemerintah pusat, telah mengeluarkan berbagai keputusan dan perundang-undangan dalam rangka pembatasan dan pengendalian konversi lahan pertanian ke non pertanian. Seperti yang telah diungkapkan oleh Sumaryanto dkk (1995); Mariadi dan Suryanto (1997); Jamal dan Djauhari (1998), serta Jamal (1999), bahwa bentuk perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut : a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 5 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan mengenai Penyediaan dan Pemberian tanah untuk Keperluan Persawahan. b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 53 tahun 1989 tentang Kawasan Industri. c. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 33 tahun 1990 tentang Penggunaan Lahan Kawasan Industri. d. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan bagi Kepentingan Umum.

Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 2 tahun 1993 tentang Tata Cara Memperoleh Izin lokasi dan Hal Atas Tanah bagi Perusahaan dalam Rangka Penanaman Modal. f. Surat Edaran Mentari Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 410-2261 tanggal 22 Juli 1994 perihal Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan non Pertanian. g. Surat Edaran Mentari Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 460-3364 tanggal 31 Oktober 1994 perihal Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis untuk Penggunaan non Pertanian. h. Surat Edaran Mentari Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 460-1594 tanggal 5 Juni 1996 perihal Pencegahan Penggunaan Tanah Sawah Beririgasi Teknis menjadi Lahan Kering. i. Surat Edaran Mentari Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor: 5417/MK/10/1994 tanggal 4 Oktober 1994 perihal Efisien Pemanfaatan Lahan bagi Pembangunan Perumahan. Sedangkan peraturan daerah yang mengatur tentang pengendalian perubahan lahan sawah dituangkan dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) wilayah dan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) Daerah. Selain peraturan perundangan di atas solusi yang pernah yang dilakukan adalah melalui instrumen ekonomi, seperti melalui mekanisme kompensasi, kebijakan penerapan pajak progresif dan bank tanah. Mengenai pengendalian melalui instrumen ekonomi atau mekanisme konpensasi belum ada yang melakukan secara tuntas, walaupun ada baru sebatas pemikiran dan konsep-konsep. Pendekatan ekonomi yang sudah dicoba dirintis oleh pemerintah adalah melalui penerapan pajak progresif pemilikan lahan. Namun pada tingkat pelaksanaan di lapangan masih terdapat kelebihan dan kekurangan dibanding dengan sistim penerapan peraturan (Jamal dan Djauhari, 1998) Program Studi Agroekoteknlogi Universitas Trunojoyo Madura pernah melakukan percobaan hidroponik dengan teknik pertanian rakit apung. Disebut pertanian rakit apung karena cara penanamannya dengan cara diapungkan di atas bak kolam yang lebar. Pertanian rakit apung ini memanfaatkan keterbatasan lahan yang ada di sekitar gedung perkuliahan Fakultas Pertaniandan juga meanfaatkan barang- barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi seperti kawat, kumpulan gelas air mineral, kayu dan lainlain. Tanaman yang dibudidayakan antara lain yaitu tomat dan sawi. Akan tetapi usaha di atas hanya sekedar percobaan praktikum dan belum tindak lanjut untuk diterapkan ke masyarakat sekitar kampus. Kehandalan Gagasan Si Hydro (Simple Hydroponic). Percobaan tentang ilmu nutrisi sudah dimulai sejak abad ke 16 dengan mengembangkan pertanian dengan sistem hidroponik, hidroponik berasal dari bahasa Latin hydros yang berarti air dan phonos yang berarti kerja. Bertanam secara hidroponik kemudian dikenal dengan bertanam tanpa medium tanah (soilless cultivation). Pada awalnya bertanam secara hidroponik menggunakan wadah yang hanya berisi air yang telah dicampur dengan pupuk, baik pupuk mikro maupun pupuk makro. Pada perkembangannya, bertanam hidroponik meliputi berbagai cara yaitu bertanam tanpa medium tanah, tidak hanya menggunakan wadah yang hanya diisi air berpupuk saja. Medium pasir, perlite, zeolit, rockwool, sabut kelapa, adalah beberapa bahan yang digunakan dalam bertanam secara hidroponik. Merupakan aplikasi teknologi untuk menaikkan produktivitas tanaman pangan dalam rangka mencukupi kebutuhan akan pangan dan kebutruhan pendukung lainnya seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. (Gaguk Dwi Saputro. Http://gawitra.blogspot.com/2010/04/hidropinik.html. Diakses 2 Maret 2011) Dalam karya tulis ini, teknologi Si Hydro (Simple Hydoponic) yang diterapkan pada lahan yang telah terkonversi menjadi bangunan baru memiliki keunggulan antara lain: 1. Solusi konversi lahan sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menjadi bangunan baru yang luasnya terbatas dengan media tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Tetapi Tanaman dapat di tanam dalam pot atau wadah lainnya dengan menggunakan air dan atau bahan-bahan porus lainnya, seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan batu ambang, dan lain sebagainya sebagai media tanamnya. Sehingga meminimalisir pengeluaran biaya dalam menerapkan teknologi hidroponik. 2. Menggunakan formula yang berupa larutan ekstrak kompos untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Hal ini karena kompos dapat memperbaiki kualitas tanah, juga memiliki keunggulan dalam kelengkapan susunan hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu kompos keberadaanya melimpah dan murah harganya. 3. Teknologi dapat dimanfaatkan disetiap space lahan bangunan baru di sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura Pihak-Pihak Terkait Dalam mewujudkan gagasan ini diperlukan bantuan dari berbagai pihak yaitu: Pemerintah. Pemerintah dalam hal ini yaitu pemerintah pusat dan daerah memegang peranan paling besar dalam hal mewujudkan gagasan ini. Karena dalam pelaksanaannya pemerintah dapat memberikan kebijakan yang mendukung terlaksanaanya program. Civitas Akademika Universitas Trunojoyo Madura. Civitas akademika yang dimaksud yaitu para dosen, karyawan dan mahasiswa yang berada dilingkungan Universitas Trunojoyo Madura, terutama di lingkunagn Fakultas Pertanian yang berperan penting dalam penciptaan inovasi akan teknologi hidroponik yang lebih sederhana, murah dan mudah diterapakan ke masyarakat sebagai solusi adanya konversi lahan menjadi bangunan baru. Masyarakat. Masyarakat ikut berperan serta karena pada dasarnya gagasan ini memang diperuntukkan bagi masyarakat, sebagai masyarakat dalam gagasan ini diharapkan dapat menerapkan budidaya tanaman dengan teknologi hidroponik yang selama ini dikenal menggunakan formula bahan kimia yang mahal dan cukup rumit untuk diterapkan. Usaha penyederhanaan pada teknologi simple hydroponic dapat dilakukan dengan memodifikasi penggunaan bahan kimia yang lazim dipakai dengan menggantinya memakai sumber hara alami yang berupa larutan/ekstrak kompos. Sehingga pemenuhan kebutuhan tetap terjamin meskipun konversi lahan pertanian menjadi bangunan baru tetap berlangsung.

e.

1.

2.

3.

Langkah-Langkah Strategis Penerapan Si Hydro (Simple Hydroponic) pada Konversi Lahan pertanian Sekitar Kampus Universitas Trunojoyo Madura. Si Hydro (Simple Hydroponic) merupakan usaha penyederhanaan dengan memodifikasi penggunaan formula bahan kimia yang lazim dipakai dalam hidroponik dengan menggantinya memakai sumber hara alami yang berupa larutan atau ekstrak kompos. Landasan pemikiran dalam pengembangan model Si Hydro didasarkan pada keberadaan kompos yang melimpah dan murah harganya yang selama ini digunakan untuk sistem pertanian konvensional dalam budidaya tanaman. Teknologi Si Hydro (Simple Hydroponic) ditujukan untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian akibat konversi lahan pertanian sekitar kampus UTM menjadi bagunan baru. Alternatif metode pada karya tulis ini dapat diterapkan berupa sistem tanam bertingkat atau menggunakan papan atau bambu miring.

Keterangan gambar: 1. Penyangga 2. Ember 3. Larutan kompos 4. Kran pengatur 5. Selang plastik 6. Bambu 7. Media tanam (misalnya: pasir,arang sekam padi dll) 8. Lubang penanaman

9. Tanaman yang dibudidayakan 10. Ruas bambu 11. Lubang drainase 12. Dinding 13. Rak penyangga 14. Batu 15. Bak/ ember penampung 16. Kompos

Gambar 4. Sistem Si Hydro (Simple Hydroponic) dengan papan miring. Gambar 4 merupakan model hidroponik dengan media basah dengan bambu sebagai tempat menanam. Sebagai media dapat digunakan pasir atau arang sekam padi. Aliran air dari atas akan selalu menetes lewat lubang pada ruas bambu yang telah dibuat menuju ke ruas bambu di bawahnya. Di bagian pangkal, air keluaran diteteskan pada batu di dalam bak penampung, air yang terpercik diharapkan mampu menambah kelarutan udara dalam kompos. Untuk menghemat ruang beberapa bambu dapat disusun berderet miring dengan memperhatikan jarak tanam. Dalam kondisi lahan sempit, posisi bambu dapat diatur tegak lurus. Beberapa strategi pengimplementasian yang ditawarkan dalam teknologi Si Hydro (Simple Hydroponic) sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dan mengamati lahan pertanian sekitar kampus Universitas Trunonoyo Madura, yang terkonversi menjadi bangunan baru seperti ruko, toko, kost-kostan baru dan bangunan baru lainnya. 2. Memetakan lahan yang telah terkonversi dengan berdirinya bangunan baru, baik masih proses pengerjaan maupun yang selesai pengerjaan. Setiap lahan terkonversi telah teridentifikasi memiliki batas yang jelas dengan luas seberapa besar dan sebelah mana di sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura. 3. Menata ruang tata letak bangunan baru yang sudah selesai pengerjaan dengan konsep penyeimbangan dengan lingkungan, misalnya bagunan ruko dengan menyisakan sekian meter lahan untuk diterapkan teknlogi Si Hydro (Simple Hydroponic). 4. Sosialisasi atau pendekatan masyarakat yang terkait dengan terapan teknologi Si Hydro (Simple Hydroponic) pada bangunan baru di sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura. Gambaran sederhana strategi pengimplementasian teknlogi Si Hydro (Simple Hydroponic)dapat digambarkan sebagai berikut:

Identifikasi dan Mengamati Lahan Pertanian Sekitar Kampus UTM

Memetakan Lahan yang Telah Terkonversi

Menata Ruang Tata Letak Bangunan Baru

Sosialisasi ke Masyarakat Terkait Si Hydro


Gambar 5. Langkah- langkah strategis pengimplementasian teknlogi Si Hydro KESIMPULAN

Pembangunan di berbagai sektor yang berkepentingan dengan ruang, berdampak terhadap makin terbatasnya lahan pertanian. Laju perubahan lahan dari yang semula digunakan untuk pertanian menjadi perumahan dan industri tidak dapat dihindari akibat peningkatan jumlah penduduk yang masih relatif tinggi yang menuntut kebutuhan hidup yang tinggi pula. Masalah konversi lahan ini semakin kompleks pada era otonomi daerah. Pemerintah daerah semakin intensif melakukan upaya-upaya untuk mendorong investor berinvestasi di daerahnya. Kebijakan pemerintah itu membuat konversi lahan pertanian potensial menjadi penggunaan non pertanian. Ini terjadi di Kabupaten Bangkalan, terutama di sekitar Universitas Trunojoyo Madura sebagai dampak beroperasinya jembatan Suramadu memungkinkan terjadinya pergeseran dan berkembangnya industri, prasarana ekonomi dan fasilitas umum lainnya, dari kota surabaya dan sekitarnya ke pulau Madura. Untuk mengatasi masalah yang timbul akibat konversi lahan pertanian di sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura menjadi bangunan baru, Si Hydro (Simple Hydroponic) dapat menjadi solusi. Teknologi Si Hydro (Simple Hydroponic) ini menggunakan konsep mengidentifikasi dan mengamati lahan pertanian sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura, memetakan lahan yang telah terkonversi, menata ruang tata letak bangunan baru dan yang terakhir sosialisasi ke masyarakat sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura terkait teknologi Si Hydro. Namun teknlogi ini akan dapat diaplikasikan dengan baik apabila didukung oleh kerja sama yang baik dari kalangan pemerintah, civitas akademika Universitas Trunojoyo Madura dan masyarakat. Pemerintah Daerah Bangkalan diharapkan tegas dalam memberlakukan peraturan tentang konsep tata ruang dan konversi lahan pertaniandi seluruh wilayah cakupan serta terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Pihak civitas akademika Universitas Trunojoyo Madura hendaknya memperhatikan analisis dampak lingkungan dari pembangunan yang dilakukan serta teknlogi yang dapat mengatasi permasalahan konversi lahan. Masyarakat turut serta mengawasi konversi lahan pertanian dan menerapkan teknologi Si Hydro (Simple Hydroponic) dalam budidaya tanaman. DAFTAR PUSTAKA Adimihardja, Abdurachman. 2006. Strategi Mempertahankan Multifungsi Pertanian di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(3). Balai Penelitian Tanah. Bogor Anonymous. 2010. Http://informatika.trunojoyo.ac.id. Diakses 25 Februari 2011. Jamal, E. dan A. Djauhari. 1998. Kebijaksamaam Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah. Dalam: Agro-Ekonomika. Nomor 2 Tahun XVIII, Oktober 1998. PERHEPI. Jakarta. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2005. Satu Abad Kiprah Lembaga Penelitian Tanah Indonesia 19052005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. Saputro, Gaguk Dwi. http://gawitra.blogspot.com/2010/04/hidropinik.html. Diakses 2 Maret 2011) Sinar Tani. 2007. RUU Pengelolaan Lahan Pertanian Pangan Abadi. Sinar Tani, 10 Juli, 2007. hlm. 10. Sumaryanto, S. Friyanto, dan B. Irawan. 2001. Konversi lahan sawah ke penggunaan non-pertanian dan dampak negatifnya. hlm. 1-18. dalam F. Agus (Eds.). Prosiding Seminar Nasional Multifungsi Lahan Sawah. Bogor, 1 Mei 2001. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. Sumaryanto. 2001. Analisis Kebijakan Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan Non Pertanian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bekerjasama dengan Proyek Pembinaan Kelembagaan Peranian Nasional. Bogor. Winoto, J. 2005. Kebijakan Pengendalian Alih Fungsi Tanah Pertanian dan Implementasinya. Seminar Sehari Penanganan Konversi Lahan dan Pencapaian Lahan Pertanian Abadi. Departemen Pekerjaan Umum 13 Desember 2005. Bogor. hlm. 8 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Ketua Pelaksana Kegiatan 1. Nama Lengkap : Mohamad Kholil 2. NIM : 09.03.1.1.1.00022 3. Jurusan/ Angkatan : Agroekoteknologi/ 2009 4. Universitas : Universitas Trunojoyo Madura 5. Jenis Kelamin : Laki-Laki 6. Agama : Islam 7. Tempat/ Tanggal Lahir : Lamongan, 11 April 1991 8. Alamat/ No. Telp : Ponpes Darul Asmail Husna Telang Permai Kamal- Bangkalan/ 085746203838 9. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat : a. Peningkatan Kandungan Antioksidan Bunga Rosella Ungu (Hibiscus sabdarifa L.) dengan Pemanfaatan Air Limbah Garam di Madura, diikut sertakan pada Program Kreatifitas Mahasiswa- Penelitian (PKM-P) 2009. b. Pemanfaatan Daun Kemangi (Occimum sanctum L) untuk Produk Lulur Mandi bagi Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura dalam Mengatasi Bau badan, diikut sertakan pada Program Kreatifitas Mahasiswa- Kewirausahaan (PKM-K) 2010. c. Pengembangan Potensi Agroindustri Ramah Lingkungan sebagai Pemanfaatan Pembangunan Jembatan Suramadu Artikel ilmiah, diikutkan dalam lomba artikel ilmiah se-Unijoyo oleh UKMF Rati (Research and Information Technology) Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura tahun 2010. d. Akar Permasalahan Kaum Intelektual (Sarjana) yang Menganggur diikutkan pada Penalaran Article Competition (PAC) oleh UKMF Penalaran Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura tahun 2010 10. Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : a. Peserta Pelatihan Soft skill mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura gelombang kedua tahun 2010 dengan predikat baik. Peserta terbaik pada Studi Lapang Program Studi Agroekoteknologi Universitas Trunojoyo Madura tahun 2011

Anda mungkin juga menyukai