Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Pembangkit Listrik Tenaga 

Surya
1. PENDAHULUAN 

Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek
rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam, rusaknya
lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat dari
penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan
lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat
diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.    
            Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah
merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat bahan bakar dan
menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui seperti tenaga angin,
tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya. Duniapun sudah mulai merubah
tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar
non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.                               .           

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan
untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya.
Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap
lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang,
Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah
diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja
di negara-negara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber
energi yang dapat diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu
pembangkit listrik tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan
dijelaskan secara singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan
tenaga surya dan trend teknologi yang ada. 

 2. KONSEP KERJA SISTEM PLTS

Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah cahaya
matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi dari
sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak digunakan untuk memasok
daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi
listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian
yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya sering dikatakan
bersih dan ramah lingkungan.                                                   

Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan
memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain itu gas
buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house gas) yang
pengaruhnya dapat merusak ekosistem planet bumi kita.                             

Sistem sel surya yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya,
rangkaian kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance
free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung dalam
hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan. Yang sering
digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya itu menghasilkan
energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang terkena sinar matahari.     

Rangkaian kontroler pengisian aki dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian
elektronik yang mengatur proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan aki
dalam selang tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8 volt,
maka kontroler akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja
proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika
penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus pemasokan
energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa jam, tegangan aki itu
akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka kontroler akan menghentikan
proses pengisian aki itu.                          

Rangkaian kontroler pengisian itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi,
biasanya rangkaian kontroler ini sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang
harga kontroler itu cukup mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel
surya itu hanya dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel surya
dalam bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila merakit
sendiri.                                                                                               

Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal
bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi berbentuk elip dengan
matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak membentuk sudut
selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu tidak akan diperoleh energi
listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara maksimum, maka sinar matahari itu harus
diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada permukaan panel surya.     Jadi, untuk mendapatkan
energi listrik yang optimal, sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian
kontroler optional untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap
matahari sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel
suryanya. Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan
mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian perangkat
keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang lengkap belum
termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis supaya sinar matahari
jatuh tegak lurus. Karena itu, kontroler macam ini cukup mahal.

Contoh PLTS Aplikasi Mandiri

2.1. PHOTOVOLTAICCara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan


menggunakan Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan :                .
Modul sel surya Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus listrik DC
yang dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang merubahnya
menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur seluruh sistem. Listrik AC
akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi indoor yang akan mengalirkan listrik
sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik. Besar dan biaya konsumsi listrik yang dipakai di
rumah akan diukur oleh suatu Watt-Hour Meters.
            Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit rakitan
beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa
menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan
teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel fotovoltaik diperlukan
teknologi tinggi.

Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara
seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60%
dari biaya total. Jadi, jika modul sel surya itu bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan
bisa menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah, modul pembuatan sel surya di
Indonesia tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi
dengan sel-sel yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel
dilakukan di dalam negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan
silikon single dan poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang
digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan
pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi
untuk pedesaan.
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih,
mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang
dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan
harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang
terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.

Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan yang
melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi untuk menyerap
lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan, semi-konduktor P-
type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk menghasilkan medan listrik, saluran
awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis) untuk mengirim elektron ke perabot listrik.
              Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor dioda.
Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi
pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-
konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya
tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan
elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik.

 Fabrikasi Photovoltaic

  2.2. Pemasangan  PLTS            

                                
                                                               Gb.1. PLTS di Rancho Seco

                                                        PV adalah singkatan dari Photo Voltaic           

                                                                 PLTS di Hedge Substation     


        
           

                             

                                         PLTS di Mongol 2.2.1. Pemasangan PLTS di Tempat Umum

Selain di tempat-tempat yang pemasangannya terpusat seperti di dua tempat diatas


ada ada juga sistem PLTS yang dipasang di tempat-tempat umum seperti gambar dibawah ini.
Selain itu ada juga pemasangan di parkir bandara dan lain sebagainya.

  

Gb.3. Sistem PLTS di parkir umum

  

Gb.4. Sistem PLTS di Parkir (sumber : SMUD)  

3. KOMPONEN – KOMPONEN DARI PLTS3.

1. Solar ModuleDalam bagian ini akan dijelaskan secara singkat komponen utama PLTS
yaitu solar module. Setelah menjelaskannya, maka dilanjutkan dengan trend kedepan
teknologi yang berkaitan dengan solar module. 

3.2 Apa itu solar cell?

Sebelum membahas sistim pembangkit listrik tenaga surya, pertama-tama akan dijelaskan
secara singkat komponen penting dalam sistim ini yang berfungsi sebagai perubah energi
cahaya matahari menjadi energi listrik. Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh komponen
yang disebut solar cell yang besarnya sekitar 10 ~ 15 cm persegi. Komponen ini
mengkonversikan energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik. Solar cell merupakan
komponen vital yang umumnya terbuat dari bahan semikonduktor. multicrystalline silicon
adalah bahan yang paling banyak dipakai dalam industri solar cell. Multicrystalline dan
monocrystalline silicon menghasilkan efisiensi yang relativ lebih tinggi daripada amorphous
silicon. Sedangkan amorphus silicon dipakai karena biaya yang relativ lebih rendah. Selain
dari bahan nonorganik diatas dipakai pula molekul-molekul organik walaupun masih dalam
tahap penelitian.Sebagai salah satu ukuran performansi solar cell adalah efisiensi. Yaitu
prosentasi perubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Efisiensi dari solar cell
yang sekarang diproduksi sangat bervariasi. Monocrystalline silicon mempunyai efisiensi
12~15 %. Multicrystalline silicon mempunyai efisiensi 10~13 %. Amorphous silicon
mempunyai efisiensi 6~9 %. Tetapi dengan penemuan metode-metode baru sekarang
efisiensi dari multicrystalline silicon dapat mencapai 16.0 % sedangkan monocrystalline
dapat mencapai lebih dari 17 %. Bahkan dalam satu konferensi pada September 2000,
perusahaan Sanyo mengumumkan bahwa mereka akan memproduksi solar cell yang
mempunyai efisiensi sebesar 20.7 %. Ini merupakan efisiensi yang terbesar yang pernah
dicapai.Tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu solar cell sangat kecil maka beberapa solar
cell harus digabungkan sehingga terbentuklah satuan komponen yang disebut module. Produk
yang  dikeluarkan oleh industri-industri solar cell adalah dalam bentuk module ini.Pada
applikasinya, karena tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu module masih cukup kecil (rata-
rata maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W) maka dalam pemanfaatannya beberapa
module digabungkan dan terbentuklah apa yang disebut array. Sebagai contoh untuk
menghasilkan listrik sebesar 3 kW dibutuhkan array seluas kira-kira 20 ~ 30 meter persegi.
Secara lebih jelas lagi, dengan memakai module produksi Sharp yang bernomor seri NE-
J130A yang mempunyai efisiensi 15.3% diperlukan luas 23.1m2 untuk menghasilkan listrik
sebesar 3.00 kW. Besarnya kapasitas PLTS yang ingin dipasang menambah luas area
pemasangan.Untuk lebih jelasnya, hirarki module dapat dilihat pada Gb. 3.1. Hirarki module
(cell-module-array)   

 3.3 Teknologi Module

Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa trend berhubungan dengan teknologi
module.

3.3.1. Building-integrated module

Selain dari pencarian bahan-bahan baru untuk meningkatkan efisiensi module yang nantinya
akan meningkatkan tenaga listrik dengan luas yang sama, maka trend sekarang adalah
memberikan nilai tambah module itu dengan menjadikan module sebagai bagian dari
bangunan yang menambah keindahan bangunan tersebut dan menambah kenyamanan orang-
orang yang tinggal di dalamnya.Disamping akan mengurangi biaya karena tidak diperlukan
lagi biaya untuk pemasangan atap. Dari segi module sebagai komponen pembangkit listrik
tidak ada perubahan dalam performansi yang dituntut. Tetapi dari segi module sebagai bahan
bangunan maka diperlukan syarat-syarat tambahan, seperti syarat kekuatan, daya tahan
terhadap hujan, angin, petir dan gangguan luar lainnya. Selain itu bagi para arsitektur syarat
keindahan arsitektur juga diperlukan. Gambar di bawah ini memperlihatkan contoh module

yang dipakai juga sebagai bahan atap bangunan.  Gb. 3.2. Housing roof-
integrated module (sumber : JPEA) 

3.3.2. AC module

Seperti yang telah diterangkan diatas module adalah komponen yang merubah energi cahaya
matahari menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan adalah DC. Untuk dapat
dimanfaatkan lebih banyak lagi biasanya listrik DC ini dirubah menjadi AC. Untuk diubah
maka listrik DC dari beberapa module digabungkan dan dikonversikan menjadi AC dengan
alat yang disebut power conditioner. Karena menggabungkan listrik dari beberapa module
maka sistim pengkabelannnya menjadi rumit dan kapasitas yang dibutuhkan dari power
conditionernya pun menjadi besar.Untuk mengatasi persoalan ini, maka sekarang
dikembangkan apa yang disebut AC module. Yaitu module yang langsung menghasilkan
listrik AC. Secara prinsip tidak ada perubahaan yang terjadi, tetapi secara teknologi
diperlukan power conditioner berskala kecil yang dapat dipasang di belakang module.Contoh
power conditioner yang sekarang banyak dipasarkan .

Gb. 3.3. Power Conditioner JH40EK 

Gb. 3.3. adalah produk dari Sharp yang dapat dihubungkan dengan 8~9 lembar module. Berat
dari alat ini adalah sebesar 25 kg.Dua trend diatas adalah lebih pada pemberian nilai tambah
module agar pemanfaatannya lebih luas lagi. Disamping dua hal tadi untuk mendukung
perkembangan agar makin memasyarakatnya Pembangkit listrik tenaga surya maka dicari
metode-metode baru untuk menurunkan biaya per watt listrik yang dihasilkan.

Gb. 3.4. Contoh biaya produksi (sumber : PVTEC)  

Seperti terlihat dalam Gb. 3.4. bahwa biaya material tidak megalami penurunan yang berarti
walaupun jumlah produksinya makin bertambah. 3.4. Macam-macam Komponen Modul
Surya3.4.1. Macam-macam ModulMacam – macam Modul ini ada beberapa, diantaranya
ada yang dipasang secara Individual ataupun secara umum.

Dipasang secara individual (Desentralisasi= Satu rumah satu paket pembangkit).


Karenanya cocok untuk program listrik rumah pedesaan (terpencil), dimana rumah satu
dengan lainnya berjauhan (akan sangat mahal jika listrik disalurkan melalui jaringan kabel).
Ekonomis: 2 modul 5 Sedikit Pemeliharaan: 1 modul Sedikit Pemeliharaan: 2 modul
lampu 3 lampu 5 lampu
Manfaat:
- Tidak memerlukan bahan bakar minyak (BBM), hanya menggunakan sinar matahari yang
gratis, sehingga dapat dimanfaatkan didaerah terpencil.
- Dipasang secara individual (satu rumah satu system) sehingga jika rumah berjauhan
sekalipun tidak memerlukan jaringan kabel distribusi, dan gangguan pada satu system tidak
mengganggu system lainnya.

 Berikut salah satu jenis modul yang sudah ada dipasaran     Penggunaan:
Catu daya Telekomunikasi, telemetry, system instrumentasi & signals, lampu bidan
desa/camping light dll.                                                              .3.4.2.
CONTROLLERController/Charge Regulator adalah alat elektronik pada system
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
             Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke battery/accu (apabila
battery/accu sdh penuh maka listrik dari modul surya tidak akan dimasukkan ke battery/accu
dan sebaliknya), dan dari battery/accu ke beban (apabila listrik dalam battery/accu tinggal 20-
30%, maka listrik ke beban otomatis dimatikan.

                                                
Versi standard umumnya dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk melindungi battery/accu
dengan proteksi-proteksi berikut:                                                                                                  
.
a.  LVD, Low voltage disconnect, apabila tegangan dalam battery rendah, ~11.2 V, maka
untuk sementara beban tidak dapat dinyalakan. Apabila tegangan battery sudah melewati
12V, setelah di charge oleh modul surya, maka beban akan otomatis dapat dinyalakan lagi
(reconnect).                                                   .
   b.  HVD, High Voltage disconnect, memutus listrik dari modul surya jika battery/accu
sudah penuh. Listrik dari modul surya akan dimasukkan kembali ke battery jika voltage
battery kembali turun.                              .
   c. Short circuit protection, menggunakan electronic fuse(sikring) sehingga tidak
memerlukan fuse pengganti. Berfungsi untuk melindungi system PLTS apabila terjadi arus
hubung singkat baik di modul surya maupun pada beban. Apabila terjadi short circuit maka
jalur ke beban akan dimatikan sementara, dalam beberapa detik akan otomatis menyambung
kembali.
   d. Reverse Polarity, melindungi dari kesalahan pemasangan kutub (+) atau (-).
   e.  Reverse Current, melindungi agar listrik dari battery/accu tidak mengalir ke modul surya
pada malam hari.                                                         .
   f.  PV Voltage Spike, melindungi tegangan tinggi dari modul pada saat battery tidak
disambungkan ke controller.                                                             .
   g.  Lightning Protection, melindungi terhadap sambaran petir (s/d 20,000 volt).

 4. SISTIM KELISTRIKAN PLTS

Dalam bagian ini akan dibahas tentang sistim kelistrikan tenaga surya. Sebelumnya akan
dijelaskan beberapa istilah yang muncul disini. Pertama adalah power conditioner. Power
conditioner telah dijelaskan secara sangat singkat diatas, disini akan diterangkan sedikit lebih
detail.Inti dari alat ini adalah inverter. Yaitu komponen listrik yang berfungsi sebagai perubah
listrik DC menjadi listrik AC. Power conditioner selain berfungsi untuk menghasilkan listrik
AC yang bersih juga mengkontrol agar tegangan keluarannya berada dalam batas tegangan
yang diperbolehkan. Beberapa fungsi lain power conditioner dapat disimpulkan sebagai
berikut :“sebagai switch yang mengontrol dimulainya dan dihentikannya kerja sistim.” 

4.4.1. Mendeteksi islandingIslanding adalah kondisi ketika terjadi pemutusan aliran listrik
pada jaringan distribusi yang dimiliki oleh perusahaan listrik sedangkan PLTS tetap bekerja.
Hal ini terjadi misalnya apabila timbul kerusakan pada jaringan distribusi listrik. Bila ini
terjadi akan membahayakan pekerja yang akan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada.
Disini power conditioner berfungsi untuk mendeteksi terjadinya islanding dan dengan segera
menghentikan kerja PLTS. 

4.4.2. Pengontrol maksimum tenaga listrik

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh solar panel tergantung pada suhu udara dan kuatnya
cahaya. Pada suatu nilai suhu dan kuatnya cahaya, hubungan antara tenaga, tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan oleh solar panel.Disini fungsi dari power conditioner adalah
bagaimana mengontrol agar tenaga listrik yang diproduksi menjadi maksimum. Hal ini
disebut dengan istilah MPPT (Maximum Power Point Tracking).

5. Pembagian sistem PLTS Secara garis besar sistim kelistrikan tenaga surya dapat dibagi
menjadi  : 

5.1.Sistim Terintegrasi

Sistim ini dapat diterangkan secara visual pada Gb.3.5. Seperti terlihat pada gambar ini,
listrik yang dihasilkan oleh array dirubah menjadi listrik AC melalui power conditioner, lalu
dialirkan ke AC load. AC load disini dapat berupa listrik yang diperlukan di perumahan atau
kantor.  Yang menjadi ciri utama dari sistim ini adalah dihubungkannya AC load ke jaringan
distribusi listrik yang dimiliki oleh perusahaan listrik. Jadi apabila listrik yang dihasilkan oleh
solar panel cukup banyak -melebihi yang dibutuhkan oleh AC load- maka listrik tersebut
dapat dialirkan ke jaringan distribusi yang ada. Sebaliknya apabila listrik yang dihasilkan
solar panel sedikit –kurang dari kebutuhan ac load- maka kekurangan itu dapat diambil dari
listrik yang dihasilkan perusahaan listrik. Hal ini di banyak negara-negara industri maju

secara peraturan telah memungkinkan.     

Gb. 3.6 Contoh Sistim di Rumah (sumber : Sharp Co.Ltd)Keterangan :

1. adalah solar panel; 2 adalah power conditioner ;3 adalah alat pendistribusi listrik ;4 adalah
alat pengukur banyaknya listrik yang dijual atau dibeli.

Keuntungan dari sistim ini adalah tidak diperlukan lagi battery. Biaya battery dapat
dikurangi. Selain dari itu bagi rumah atau kantor yang memasang solar panel, mereka akan
mendapatkan keuntungan dengan penjualan listrik. Persoalan yang dihadapi sekarang adalah
soal teknis. Karena terhubungi dengan sistim distribusi, maka masalah keselamatan menjadi
perhatian yang utama.Dan salah satu dari pemecahannya adalah membuat power conditioner
yang mampu mendeteksi apabila terjadi kecelakaan dan mampu mengkontrol tegangan
apabila terjadi perubahan tegangan di AC load dan beberapa soal teknis yang lain. 

5.2. Sistim Independensi

Selain sistim terintegrasi yang diterangkan diatas terdapat pula sistim independensi yang
merupakan sistim yang selama ini banyak dipakai. Seperti terlihat dalam gambar di bawah ini
sistim independensi dapat dibagi lagi yaitu yang dihubungkan dengan DC load dan yang
dihubungkan dengan AC load.

Contoh dari sistim yang dihubungkan dengan dc load adalah pembangkit listrik untuk
peralatan komunikasi. Misalnya peralatan komunikasi yang dipasang di pegunungan.
Sedangkan yang dihubungakan dengan AC load adalah sistim pembangkit listrik untuk
pulau-pulau yang terpencil.Dalam sistim ini, battery memainkan peranan yang sangat vital.
Bila ada kelebihan listrik yang dihasilkan, misalnya pada siang hari, listrik ini disimpan di
battery. Dan pada malam hari listrik yang disimpan ini dialirkan ke load.

Sistim seperti ini banyak dipakai di negara-negara berkembang seperti contoh pada
Gb. 3.8., Gb. 3.8 adalah sebuah contoh proyek di Mongol. Yaitu proyek pemasangan
pembangkit listrik untuk keperluan rumah sakit dan lampu penerangan. Dalam gambar ini
terlihat PLTS dikombinasikan dengan pembangkit listrik tenaga angin. Kapasitas terpasang
PLTS adalah 3.4 kW sedangkan dari tenaga angin 1.8 kW

Gb. 3.8 

5.3. PLTS dilihat dari Perspektif Gender


          Target Konsumen PLTS: Masyarakat didaerah yang belum Dilayani Listrik PLN.
Umumnya rumah terpencil, pendapatan rendah, kondisi infrastruktur minim, penerangan
dengan Lampu minyak tanah.Target dari PLTS :

 Meningkatkan Kualitas hidup masyarakat:


 Memberikan penerangan (lampu), dg kualitas lebih baik, sehingga  jam belajar dan
beraktifitas lebih panjang;
 Membukakan akses pada informasi (radio, TV, internet);
 Memberikan akses pada sumber air minum dan pertanian (surya untuk pompa air);
 Menciptakan bisnis baru didesa (jadi distributor/service center yang mampu dilakukan
oleh Koperasi Wanita/Nelayan/Tani/Desa), LSM;
 Menciptakan Lapangan Kerja  di desa (penjualan dan service center memerlukan
banyak tenaga lokal);
 Menciptakan Tenaga Teknisi di desa.

6. Penutup

Di atas telah dijelaskan secara singkat pembangkit listrik tenaga surya. Yang diawali dengan
penjelasan konsekomponen-kompp kerja PLTS dan komponen-komponen yang mendukung
dihasilkannya tenaga listrik. Kemudian dijelaskan juga sistim kelistrikan tenaga surya. Dan
terakhir target yang dapat dicapai dengan adanya PLTS. Selain dari BIPV yaitu module yang
dipasang di perumahan atau bangunan-bangunan, sekarang juga telah dibahas kemungkinan
pemasangan PLTS berkapasitas sangat besar di satu wilayah tertentu. Hal ini dimungkinkan
misalnya pemasangan di negara-negara yang memiliki padang pasir.

Selain itu yang menarik adalah beberapa hasil karya pemanfaatan tenaga listrik dari
cahaya matahari di negara-negara berkembang seperti India, Mongol, negara-negara Eropa
timur. Seperti hasil karya dari Mongol tentang pemasangan PLTS bersekala kecil di rumah-
rumah suku-suku yang tinggal di padang rumput yang jauh dari jaringan listrik utama.

Anda mungkin juga menyukai