Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

SKRIPSI Haikal

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 136

ANALISIS POWER OTOT LENGAN, KELENTUKAN DAN

KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP PUKULAN LOB

PERMAINAN BULUTANGKIS

(Studi Literatur)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh gelar Strata Satu

pada Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam “45” Bekasi

Oleh :

MUHAMMAD HAEKAL

41182191160018

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI

2021
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

“Learn from the past, live for today and plan for tomorrow.”

“Belajar dari masa lalu, hidup untuk sekarang, dan berencana untuk hari esok.”

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Ucapan terimakasih ku pesembahan untuk kedua orang tuaku dan keluarga kecilku

serta sahabat spesial dan terimakasih yang aku sayangi dan aku cintai.

1. Budi mulyono ayah yang terbaik yang selalu mendukung aku di dalam dunia

pendidikan dari jejang sd sampai mendapatkan sarjana.

2. Rokoyah mama yang terbaik dan sayangi yang selalu merawat saya dari

kecil sampai saya besar seperti ini dengan penuh kasih sayang yang tidak

ada batasnya.

3. Nada khairina adik saya yang selalu mendukung saya dalam hal pendidikan

terutama dalam mendapatkan gelar sarjana.

4. Untuk sahabat saya banggakan terimakasih atas dukunganya kalian dalam

bentuk apapun sehingga saya bisa menyampai saat ini.

5. Terimakasih kepada pak Hasan Basri, M.Pd. selalu dosen pembimbing saya

yang tidak bosan jika saya selalu bertanya dan tidak mengerti, sehingga saya

dapat menyelesaikan skripsi saya.

iv
ABSTRAK
Review artikel ini bertujuan untuk mengetahui komponen kekuatan power otot
lengan dan koordinasi mata-tangan terhadap pukulan lob pemainan bulutangkis.
Penulisan artikel menggunakan google scholar dengan kata kunci power otot
lengan, koordinasi mata tangan, pukulan lob pemainan bulutangkis yang di
pulikasikan sejak tahun 2016 sampai 2020. Hasil yang diperoleh dari 30 jurnal telah
di riview menunjukkan bahwa komponen pukulan lob pemainan bulutangkis
adalah, kecepatan, ketepatan, kelincahan dan power. Kontribusi dari masing-
masing komponen sangat bervariasi untuk menghasilkan teknik yang baik untuk
seorang atlet bulutangkis. Metode yang digunakan untuk mengejarkan adalah
google scholar. Kesimpulan dari 30 yang telah di rivew menunjukkan bahwa
kebuputan komponen pukulan lob pemainan bulutangkis ialah kecepatan,
ketepatan, kelincahan dan power yang maksimal. Dari setiap komponen harus
berfungsi secara maksimal untuk menunjang seorang atlet dalam pertandingan
secara resmi dan tidak resmi.

Kata kunci: pukulan lob, power otot lengan, koordinasi mata-tangan, bulutangkis

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,

sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul: “Analisis Power Otot

Lengan, Kelentukan dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Pukulan Lob

Permainan Bulutangkis“. Ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi

serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu pada Program

Studi pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi falkutas keguruan dan ilmu

pendidikan universitas islam “ 45 “ bekasi .

Penghargaan dan terimakasih yang setulus – tulusnya kepada orang tua tercinta

yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta perhatian moril

maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat, Kesehatan,

Karunia dan keberkahan di dunia maupun di akhirat atas budi baik yang telah

diberikan kepada penulis. Serta ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Hermanto, Drs., M.M., M.Pd selaku Rektor Universitas islam “

45 “ Bekasi

2. Ibu Yudi Budianti, S.Pd., M.Pd selaku dekan jurusan pendidikan jasmani

kesehatan dan rekreasi

3. Ibu Mia Kusumawati M.Pd, AIFO selaku ketua program studi pendidikan

jasmani kesehatan dan rekreasi

4. Bapak Hasan Basri, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik jurusan

pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.

5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani dan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan (FKIP) Unisma “45” Bekasi.

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………………i


HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ………………………………………...ii
HALAMAN PENYATAAN ……………………………………………………..iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………….iv
ABSTRAK ………………………………………………………………………..v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...vi
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………...x
DAFTAR GAMBAR …………………………...………………………………..xi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...1
A. Latar Belakang …………………………………………………………...1
B. Indentifikasi Masalah …………………………………………………….5
C. Rumusan Masalah ………………………………………………………..6
D. Tujuan Penelitian ………………………………………………………...6
E. Manfaat Penelitian ……………………………………………………….6
BAB II TINJAUAN TEORITIS ………………………………………………….7
A. Hakikat Bulu Tangkis ..…………………………………………………..7
1.Perlengkapan dan Lapangan Bulutangkis ………………………………8
2.Gerak Spesifik Bermain Bulutangkis ………………………………….11
B. Hakikat Koordinasi Mata Tangan ……………………………………….16
1. Fungsi Koordinasi …………………………………………………….18
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Koordinasi ……………………..19
3. Tujuan Meningkatkan Koordinasi ……………………………………20
4. Hubungan Koordinasi Mata Tengan Dengan Kelentukan Pukulan
Lob Pada Olahraga Bulu Tangkis …………………………………….23
C. Hakikat Kelentukan (Flexibility)………………………………………...25
1. Macam- Macam Flexibility………………………………………......26

viii
2. Faktor Yag Mempengaruhi Flexibility……………………………….26
3. Prinsip Yang Mempengaruhi Flexibility……………………………..27
4. Metode Latihan Flexibility …………………………………………..28
D. Hakikat Power…………………………………………………………....28
E. Penelitian Relevan………………………………………………………..33
BAB III PROSEDUR PENELITIAN …………………………………………...47
A. Desain Penelitian ………………………………………………………...47
B. Kata Kunci dan Tahun Terbitan …………………………………………47
C. Seleksi Artikel …………………………………………………………...48
1. Identifikasi …………………………………………………………...48
2. Seleksi (screening) …………………………………………………………49
3. Kelayakan ……………………………………………………………49
4. Kategori (Inclusion) …………………………………………………51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………...52
A. DEKSRIPSI DATA ……………………………………………………..52
B. PEMBAHASAN ……………………………………………………….108
BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………………...110
A. SIMPULAN …………………………………………………………...110
B. SARAN ………………………………………………………………..110
LAMPIRAN ……………………………………………………………………111
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….119
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………………124

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Raket Bulu Tangkis ………………………………………………...13


Gambar 2.2 Shutlecock ………………………………………………………………….14
Gambar 2.3 Lapangan Bulutangkis ……………………………………………...15
Gambar 2.4 Teknik Pegang Raket Forehan Grip …………………………………...16
Gambar 2.5 Teknik Pegang Raket Backhand Grip ……………………………….…17
Gambar 2.6 Teknik Pegang Raket American Grip ………………………………….17
Gambar 2.7 Teknik Pegang Raket Combination Grip ……………………………...18
Gambar 2.8 Teknik Pukulan Lob ………………………………………………..19
Gambar 2.9 Teknik Pukulan Dropshot ……………………………………………….19
Gambar 2.10 Teknik Pukulan Smash …………………………………………………20

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 kriteria inklusi literature ………………………………………………49


Tabel 4.1Penelitian terdahulu ……………………………………………………50

xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan prestasi olahraga merupakan salah satu hal yang

dipermasalahkan dan dibicarakan sepanjang masa dan hari, olahraga itu dikenal

sebagai bagian hidup dari peradaban manusia. Prestasi olahraga itu bersifat

progresif dan dinamis. Setiap waktu cenderung peningkatan teknologi dari segi

sumber daya manusia, sarana dan prasarana maupun teknologi. Kemajuan

sumber daya manusia, sarana dan prasana maupun teknologi berpengaruh

dalam kemajuan prestasi olahraga di Indonesia.

Tujuan pembangunan nasional pada hakikatnya adalah membangun

Indonesia seutuhnya dan pembangunan manusia Indonesia seluruhnya. Salah

satu upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah membangun sumber daya

manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas hanya dapat

terwujud jika pertumbuhan dan perkembangan fisik yang baik dari generasinya.

Bulutangkis merupakan salah satu olahraga semua etnis bisa dimainkan

di kalangan masyarakat atas sampai masyarakat bawah. Olahraga ini tidak

menjadi batasan ketika masyarakat atas maupun masyarakat bawah sedang

melakukan permainan olahraga tersebut. Bulutangkis merupakan salah satu

olahraga menjadi satu kesatuan tidak mengenal secara ekonomi, sosial, politik

maupun agama.

Olahraga ini penghubung secara positif di semua kalangan yang

melakukanya .Bulutangkis juga bisa dimaikan dimana saja tidak mengenal

1
2

sarana maupun prasana yang memadai di kalangan masyarakat atas maupun

masyarakat bawah.

Di dalam kemajuan sumber daya manusia, sarana dan prasarana maupun

teknologi, bulutangkis memberikan sumbangan nyata dari segi prestasi inter

lokal, nasional maupun internasional. Perkembangan bulutangkis berpengaruh

dari segi oleh perbulutangkis insan nasional maupun internasional, pelatih dan

pencinta bulutangkis melalu media maupun non media. Perkembangan tersebut

tidak lupa dari sumber daya manusia yang berlimpah yang mau mengikuti

olahraga ini dari kalangan atas dan bawah, tekun melakukan olahraga ini untuk

membawa nama diri sendiri, keluarga maupun masyarakat Indonesia yang

mendukung olahraga ini.

Bulutangkis olahraga tidak perlu banyak mengeluarkan biaya untuk

melakukan. Dikarenakan bulu tangkis hanya menggunakan sarana seperti raket,

sepatu, net, kock, dan lapangan yang memadai. Masyarakat yang melakukan

olahraga bulutangkis menyadari bahwa kemajuan sumber daya manusia, sarana

dan prasarana maupun teknologi berpengaruh sangat penting bagi atlet usia dini

sampai dewasa dalam ketekunan mengikuti olahraga tersebut.

Power merupakan salah satu bagian penting dalam berbagai cabang

olahraga, seorang yang memiliki power yang sangat baik lebih mudah dalam

melakukan kegiatan salah satu cabang olahraga yang diikutinya. Power

merupakan bagian dari kekuataan dan kelincahan.

Di dalam olahraga bulutangkis banyak bermacam pukulan salah satunya

lob, merupakan pukulan yang dilakukan pemain bulutangkis menggunakan

raket untuk menjauhkan kock ke pihak lawan sampai ke ujung garis masuk
3

dalam permainan bulutangkis, biar pihak lawan mengejar kock tersebut dan

mengembalikan lagi, kalo pihak lawan tidak bisa mengembalikan pukulan

tersebut maka mendapatkan satu point dalam permainan tersebut.

Otot lengan memiliki berperan penting dalam permainan bulutangkis

bagi seorang alet dini sampai dewasa. Dalam permainan bulutangkis salah satu

tenik pukulanya yaitu lob pukulan lob membutuhkan power otot lengan untuk

memukul sebuah kock ke pihak lawan untuk mendapatkan point, jika seorang

atlet tidak memiliki power otot lengan yang baik, maka atlet tersebut tidak

mendapatkan point pihak lawan mendapatkan point.

Otot lengan kemampuan seorang pemain atau atlet untuk

mempergunakan kekuatan otot lengan yang di gerakan semaksimal untuk

melakukan olahraga bulutangkis pada saat melakukan pukulan lob. Gerakan lob

di dominasi dengan kekuatan otot lengan dan power yang penuh untuk

melakukan gerakan pukulan tersebut. Perpaduan antara otot lengan dengan

power menjadi pukulan seorang atlet atau pemain bulutangkis pada saat

melakukan tersebut menjadi maksimal dan mendapatkan point.

Dalam bermain bulutangkis dibutuhkan koordinasi mata tangan yang

sangat penting. Koordinasi mata-tangan yang tidak baik bagi seorang atlet

dalam melakukan olahraga bulutangkis, maka atlet / seorang yang melakukan

olahraga bulutangkis tidak baik dalam melakukan latihan yang dikasih oleh

pelatih dari segi power, kekuataan dan kelincahan. Koordinasi mata-tangan

merupakan salah satu bentuk latihan fisik yang berpengaruh dalam melakukan

kegiatan latihan dari segi gerak dan keterampilan berlatih, termasuk dalam

keterampilan dan gerak olahraga bulutangkis.


4

Seorang atlet atau pemain bulu tangkis tidak meliki power, otot lengan

dan koordinasi-mata tangan tidak baik atau tidak memenuhi secara maksimal

dalam pemainan bulutangkis secara individu maupun kelompok, tidak akan

mendapatkan point secara penuh dari pihak lawan, dalam melakukan bermacam

pukulan dasar dalam pemainan bulutangkis salah satunya lob.

Pukulan lob merupakan gerakan dasar dalam permainan bulutangkis

setelah sevice, smash maupun netting. Seorang atlet atau pemain bulu tangkis

tidak meliki power, otot lengan dan koordinasi-mata tangan tidak baik atau tidak

memenuhi secara maksimal dalam pemainan bulutangkis secara individu

maupun kelompok, tidak akan mendapatkan point secara penuh dari pihak

lawan, dalam melakukan bermacam pukulan dasar dalam pemainan bulutangkis

salah satunya lob.

Pukulan lob merupakan gerakan dasar dalam permainan bulutangkis

setelah sevice, smash maupun netting. Koordinasi mata-tangan merupakan

salah satu bentuk latihan fisik yang berpengaruh dalam melakukan kegiatan

latihan dari segi gerak dan keterampilan berlatih, termasuk dalam keterampilan

dan gerak olahraga bulutangkis.

Seorang atlet atau pemain bulu tangkis tidak meliki power, otot lengan

dan koordinasi-mata tangan tidak baik atau tidak memenuhi secara maksimal

dalam pemainan bulutangkis secara individu maupun kelompok, tidak akan

mendapatkan point secara penuh dari pihak lawan, dalam melakukan bermacam

pukulan dasar dalam pemainan bulutangkis salah satunya lob. Pukulan lob

merupakan gerakan dasar dalam permainan bulutangkis setelah sevice, smash

maupun netting.
5

Pukulan lob ini menjadi salah satu faktor dalam pemainan bulutangkis

dimana dalam pemainan tersebut masih banyak pemain bulutangkis masih

kurang maksimal dari segi power, otot lengan maupun koordinasi-mata tangan

yang baik dalam melakukan salah satu gerakan dasar dalam pukulan pemainan

bulutangkis. Jadi seorang pemain bulutangkis harus memiliki power, otot

lengan dan koordinasi-mata tangan yang maksimal dalam melakukan gerakan

dasar permainan bulutangkis yang di berikan selama masa latihan dengan

pelatih, bermain individu maupun kelompok dan saat pertandingan nasional dan

non nasional.

Berdasarkan hasill penelitian sebelumnya dan literatute yang ada

dengan melakukan studi kepustakaan, berdasarkan variable yang ada yaitu

analisis power lengan, kelentukan dan koordinasi mata-tangan terhadap pukulan

lob permainan bulutangkis. Maka pelatih akan membedakan hal yang sudah

dilakukan, yang perlu dilakukan, sintesa, memperoleh pers pestif baru, dan

memelihatkan makna satu hubungan tiap variabel atas seberapa besar kekuatan

dari power otot lengan, kelentukan, koordinasi tangan, dalam pukulan lob

permainan bulutangkis.

B. Identifikasi Masalah

1. Apakah teknik smash mempengaruhi pukulan lob?

2. Apakah power otot lengan mempengaruhi pukulan lob?

3. Apakah kelentukan dan koordinasi mata-tangan mempengaruhi pukulan

lob?
6

C. Rumusan Masalah

1. Komponen apa saja yang diperlukan dalam mengukur kekuatan pukulan lob

permainan bulutangkis?

2. Apa pengaruh pukulan lob dalam koordinasi mata tangan dalam permainan

bulutangkis?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui komponen yang di perlukan dalam mengukur kekuatan pukulan

lob permainan bulutangkis.

2. Mengetahui pengaruh pukulan lom dalam koordinasi mata tangan dalam

pukulan lob permainan bulutangkis.

E. Manfaat Penelitian

1. Dari penelitian ini akan memberikan kontribusi di bidang ilmu pengetahuan,

dan pendidikan, khususnya pendidikan kepelatihan.

2. Memberikan ilmu wawasan yang lebih luas dari segi ilmu pendidikan dan

pengetahuan bagi atlet.

3. Penelitian menjadi sumber referensi untuk menjadi bahan dasar atau acuan

membentuk sebuah tim lebih utamanya terhadap pukulan lob permainan

bulutangkis
7

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Hakikat Bulutangkis

Bulutangkis cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok

olahraga pemain. Permainan bulutangkis dapat dimainkan di dalam atau

luar lapangan. Di atas lapangan yang di batasi dengan garis-garis dalam

ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan bulutangkis dibagi menjadi

dua sama kecil dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang

ditanam di pinggir lapangan. Alat yang dipergunakan adalah sebuah raket

sebagai alat pemukul serta “shultecock” sebagai bola yang dipukul.

Bulutangkis menurut Muhammad Rinaldi: 2020 adalah bermain hanya

membutuhkan dua orang pemain dengan raket dan kock. Namun, pada

pratiknya. Banyak hal yang harus diketahui dan teknik yang dapat kita

pelajari untuk bermain lebih baik.

Pemain dimulai dengan cara menyajikan bola atau service, yang

memukul bola dari petak service kanan ke petak service kanan lawan,

sehingga jalan bola menyilang, pemain bulutangkis ini biasanya dimainkan

oleh (1) laki laki melawan laki laki (tunggal putra), (2) wanita melawan

wanita (tunggal putri), (3) sepasang laki laki melawan sepasang laki-laki

(ganda putra), (4) sepasang wanita melawan sepasang wanita (ganda putri),

(5) sepasang pria wanita melawan sepasang pria wanita (ganda campuran).

Menurut sejarah, permainan bulutangkis berasal dari pemainan yang

bernama “Poona”dan berasal dari India. Oleh beberapa pewira tentara

Kerajaan Inggris yang menjajah India pada waktu itu, permainan ini dibawa

7
8

ke Inggris dan dikembangkan disana. Pada tahun 1873 shore, hingga

karenanya permainan ini kemudian diberi nama “Badminton“. Badminton

atau bulu tangkis kemudian berkembang di banyak Negara dan masuk ke

Indonesia dibawa oleh orang – orang Belanda. Karena perkembanganya

sangat pesat, maka perlu didirikan organisasi internasional untuk mengatur

kegiatan bulutangkis internasional dan diberi nama “International

Badminton Federation“ (IBF) pada tanggal 5 juli 1934 yang beranggotakan

persatuan – persatuan bulutangkis dari beberapa negara.

Di Indonesia dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu

Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 mei 1951.

kemudian pada tahun 1953. Indonesia menjadi anggota IBF dan dengan

demikian berhak untuk mengikuti pertandingan–pertandingan internasional.

1. Perlengkapan dan Lapangan Bermain Bulutangkis

Perlengkapan yang dibutuhkan dalam permainan bulu tangkis antara

lain:

1. Raket (Pemukul)

Raket merupakan alat pemukul yang sangat ringan dan kuat

beratnya kurang dari 150 gram. Penggunaan raket dalam olahraga

bukan hanya pada permainan bulutangkis, tapi juga pada permainan

tenis. Keduanya memiliki bentuk yang hampir sama, terdiri atas

kepala raket, batang, grip (pegangan). Pada perkembangannya, raket

bulutangkis terbuat dari bahan kayu hingga 1960-an.


9

Ukuran raket yang di pakai dalam bulutangkis tidak sebesar

raket tenis, tapi tetap memakai benang yang dirajut dengan bentuk

kotak-kotak. Pada awal pembuatanya, raket terbuat dari kayu hanya

memiliki pegangan yang di sesuaikan dengan tingkat kenyamanan

bermain, bukan memikirkan kinerja atau gaya yang dihasilkan oleh

raket.

Gambar 2.1 Raket Bulutangkis

(Sumber. Muhammad Rinaldi, 2020:22)

2. Shutllecock

Bola (Shutllecock) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut

kok adalah bola yang biasa digunakan atau dipakai ketika bermain

bulutangkis. Kock terbuat dari bulu angsa yang di susun sedemikian

rupa sehingga membentuk sebuah kerucut yang terbuka dengan

pangkal berbentuk setengah lingkaran dan terbuat dari gabus. Kata

kok diadaptasi dari bahasa Inggris, yaitu cock yang berarti ayam

jantan. Awalnya, kock dibuat dari bulu ayam sebelum akhirnya

diganti bulu angsa. Saat ini, terdapat kock yang terbuat dari plastik

dengan harga yang lebih murah dan daya tahan lama. Walaupun kok

ini tidak dapat digunakan ketika latiha ataupun permainan biasa.


10

Gambar 2.2 Shutllecock

(Sumber Muhammad Rinaldi 2020:21)

3. Lapangan

Salah satu keunggulan olahraga bulutangkis dibanding olahraga

populer lainya, seperti basket dan sepak bola, adalah dapat dimaikan

di tempat sempit dengan jumlah permain minimal 2 orang.

Bulutangkis tidak memakan banyak tempat untuk dimaikan. Alat

wajib yang diperlukan juga hanya raket dan kock.

Lain halnya untuk kebutuhan pertandingan, sama seperti jenis

olahraga lainnya, tentunya ada peraturan yang sudah ditetapkan,

seperti ukuran standar lapangan persegi panjang dibagi dalam dua

bidang permainan yang saling berhadapan, di tengahnya terdapat net

sebagai pembatas area bermain antara permain.

Gambar 2.3 Lapangan Bulutangkis)

(Sumber: Jurnal Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan Ketepatan

Pukulan Lob Bulutangkis: Dena Risky Noor 2018)


11

Terdapat garis permaian di setiap bidang, terdiri atas garis service

depan, garis service tengah, daris service samping (kiri dan kanan).

Untuk pertandingan ganda ada garis service belakang dan garis service

samping belakang. Garis-garis pada lapangan tersebut harus memiliki

ketebalan 40 mm. Selain itu, lapangan harus menggunakan warna

kontras dengan warna lapangan umumnya (biasanya warna lapang

dibuat hijau), yaitu warna kuning atau putih.

2. Gerak Spesifik Bermain Bulutangkis

Unsur utama yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang pemain

bulu tangkis adalah komponen spesifik. Pemain bulutangkis

kemampuan service mutlak dikuasai oleh pemain. Salah melakukan

sevice berarti fatal, sedangkan unggul dalam service berarti membuka

kemungkinan mendapatkan angka.

Tanpa penguasaan gerak spesifik permainan bulutangkis dengan

baik, atlet tidak mungkis dapat bermain bulutangkis dengan baik pula.

Atlet diminta membaca berbagai gerak spesifik permainan bulutangkis

dengan cermat, kemudian bermainlah bersama sama untuk mempratikan

berbagai jenis gerak spesifik yang sudah di pratikkan.

• Macam-macam teknik memegang raket (grip)

Selain kok, adalah utama untuk bermain bulutangkis. Penting untuk

menguasai beberapa memegang raket disesuaikan dengan gaya

bermain. Setiap cara memegang akan memengaruhi kualitas pukulam

yang dihasilkan.
12

Teknik forehand teknik dimana posisi kepala raket menyamping.

Pegangan yang tepat dan sesuai, bisa dilihat dari bentuk antara ibu jari

dan telunjuk yang akan membentuk huruf V, sedangkan jari lainya

menggenggam raket. Posisi ibu jari dan telunjuk pada tangkai raket

lebih kuat dan tidak mudah lepas.

Gambar 2.4 Teknik Pegang Raket Forehand Grip

(Sumber: Jurnal Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan

Ketepatan Pukulan Lob Bulutangkis: Dena Risky Noor 2018)

Tenik backhand teknik posisi kepala raket tetap menyamping dan

pegangan tangkai raket seperti pegangan saat akan melakukan jabat

tangan.

Gambar 2.5 Teknik Pegang Raket Backhand Grip

(Sumber: Jurnal Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan Ketepatan

Pukulan Lob Bulutangkis: Dena Risky Noor 2018)


13

Teknik amarican grip atau biasa disebut juga teknik gebug kasur,

teknik dimana posisi ibu jari dan telunjuk menempel satu sama lain.

Gambar 2.6 Teknik Pegang Raket American Grip

(Sumber: Jurnal Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan

Ketepatan Pukulan Lob Bulutangkis: Dena Risky Noor 2018)

Teknik combination grip teknik dimana mengombinasikan seluruh

teknik pegangan raket. Dalam teknik ini dimana kepala raket

menyamping lalu letakkan jari telunjuk pada bagian depan searah ujung

raket dan ibu jari berada di pegangan raket sisi belakang.

Gambar 2.7 Teknik Pegang Raket Combination Grip(Sumber:

Jurnal Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan Ketepatan Pukulan

Lob Bulutangkis: Dena Risky Noor 2018)


14

• Pukulan pemain bulutangkis

Teknik dasar dalam permainan bulutangkis berbagai macam-

macam misalnya, pukulan service, pukulan lob, pukulan drop shot,

pukulan smash dan pukulan drive. Teknik pukulan cara – cara

melakukan pada permainan bulu tangkis dengan tujuan menerbangkan

shuttlecock ke bidang lapangan lawan.

Teknik lob bedasarkan stategi dibagi menjadi dua macam lob serang

dan lob penangkis. Lob serang tujuannya adalah lansung menyerang

maka, caranya ambil bola ketika posisinya berada di depan kepala dan

lambungkan secara rendah dan cepat.

Lob penangkis mengarahkan bola sejauh mungkin agar lawan

mendapat posisi yang sulit untuk mendapatkan bola.

Gambar 2.8 Teknik Pukulan Lob

(Sumber: Jurnal Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan

Ketepatan Pukulan Lob Bulutangkis: Dena Risky Noor 2018)

Teknik drive sebuah pukulan cepat serta mendatar yang biasanya

dilakukan pada sektor ganda. Teknik ini membuat lawan kesulitan untuk

mengembalikan kok sebagai sebuah serangan balik.


15

Teknik dropshot pukulan yang dilakukan seperti melakukan smash.

Bedanya, ketika melakukan pukulan smash, kita mengeluarkan

kekuatan penuh untuk memukul kok. Sedangkan ketika melakukan

dropshot, bola dipukul hanya dengan dorongan atau sentuhan yang

halus.

Gambar 2.9 Teknik Pukulan Dropshot

(Sumber: Jurnal Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan

Ketepatan Pukulan Lob Bulutangkis: Dena Risky Noor 2018)

Teknik smash jenis pukulan overhead (di atas kepala) dengan tujuan

mengarahkan kok menukik tajam ke daerah lawan dan dilakukan dengan

kekuatan penuh.

Gambar 2.10 Teknik Pukulan Smash

(Sumber: Jurnal Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan

Ketepatan Pukulan Lob Bulutangkis: Dena Risky Noor 2018)


16

• Service

Pukulan gerak servis pukulan dengan raket yang menerbangkan

shuttlecock ke bidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan

sebagai pembuka pemainan dan merupakan suatu pukulan yang

terpenting dalam permainan bulu tangkis.

Bermacam- macam teknik service dalam permainan bulutangkis

misalnya pukulan servis pendek (short service), servis panjang (service

lob), pukulan service drive.

B. Hakikat Koordinasi Mata-Tangan

Koordinasi merupakan gerakan keterampilan yang sangat kompleks yang

di dalam melaksanaanya terdiri dari berapa unsur fisik yang saling

berhubungan satu dengan lain. Seperti dikemukan Harsono (2015:219)

bahwa, “kordinasi sangat erat dengan hubungan dengan kecepatan,

kekuatan, daya tahan fleksibilitas“.Menurut Sadoso Sumosardjuno yang

dikutip oleh Puri (2012: 23-24), Koordinasi mata-tangan adalah suatu

integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama dan tangan sebagai

pemegang fungsi melakukan suatu gerakan tetentu.

Pada dasarnya koordinasi merupakan bakat seseorang untuk merangkai

berapa gerakan menjadi satu pola yang efektif dan efesien, berkaitan dengan

koordinasi Suharno HP, (1993:61 dalam jurnal Sesar, Dena Risky Noor

2018) menyatakan, “koordinasi adalah keterampilan atlet untuk merangkai

beberapa gerak menjadi satu gerak yang utuh dan selaras“.

Menurut M. Sajoto (1995:96 dalam jurnal Sesar, Dena Risky Noor 2018)

koordinasi adalah “keterampilan seseorang mengintegrasikan bermacam –


17

macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.

Sedangkan Mulyono Biyakto Atmojo (2001:58 dalam jurnal Sesar, Dena

Risky Noor 2018) berpendapat, “koordinasi adalah keterampilan untuk

secara bersamaan melakukan berbagai tugas secara mulus dan akurat

(tepat).

Berdasarkan pengertian koordinasi yang dikemukan tiga ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa, koordinasi yaitu keterampilan seorang atlet untuk

merangkit gerakan yang tersusun secara rapih, kuat dan sempurna.

Sedangkan pengertian koordinasi secara umum tersebut di atas dapat

dirumuskan pengertian koordinasi mata tangan adalah, keterampilan

seseorang / atlet untuk merasakan ransangan otot yang di alirkan dan

diterima melalui mata dan tangan sebagai media utama untuk melakukan

gerakan sesuai yang dilakukan.

Seperti dikemukan Sadoso Sumarrdjono (1994:25 dalam jurnal Sesar,

Dena Risky Noor 2018) bahwa, koordinasi mata tangan adalah suatu

integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai

pemegang fungsi yang melakukan suatu geraka tertentu.

Koordinasi mata-tangan pada biasanya sangat dibutukan dalam cabang

olahraga termasuk olahraga bulu tangkis. Dalam olahraga bulu tangkis

fokus mata dan tangan dalam menggunakanya. Dalam melakukan lob dalam

olahraga bulu tangkis mata pusat utama yaitu melihat bola, lihat sasaran dan

tangan sebagai alat fungsi memukul bola. Keterampilan seorang permain

dalam fokus antara bola dan tangan dengan sangat baik, maka pukulan lob

dapat dilakukan dengan sangat baik seperti yang diinginkan.


18

1. Fungsi koordinasi

Teknik lob yaitu salah satu teknik yang memiliki banyak unsur

gerakan pada pelaksanakanya memiliki gerakan seni dengan indah.

Cara menaikan teknik seni pukulan lob seorang atlet/ pemain harus

mempunyai koordinasi yang baik, Apabila atlet / seorang permain

mempunyai koordinasi seni gerak sangat baik, maka gerakan –

gerakan yang dilakukan sangat baik dan indah.

Banyak manfaat yang diperoleh jika seorang memiliki

koordinasi yang baik. Menurut Suharno HP (1993:62 dalam Sesar,

Dena Risky Noor 2018) kegunaan koordinasi antara lain: 1)

Mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi satu gerak yang

utuh. 2) Efesien dan efektif dalam penggunaan tenaga. 3) Untuk

menghindari terjadinya cidera.4) Mempercepat berlatih, menguasai

teknik. 5) Dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding.

Kematengan mental atlet sangat siap untuk menjalankan

pertandingan.

Koordinasi merupakan menyatukan banyak gerakan satu

dengan yang lain menjadi satu kesatuan yang indah untuk

memantangkan koordinasi untuk lebih sedikit dalam mengeluarkan

tenaga, menjauhkan resikonya cidera, meningkat berlatih,

menghafal teknik, memperindah taktik dalam bertanding

mempersiapkan mental yang sangat baik. Cara memperindah gerak

pukulan lob pada permainan bulu tangkis, pada seorang permain

bulu tangkis harus mempunyai koordinasi sangat baik.


19

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koordinasi

Standar koordinasi atau indah tidaknya koordinasi gerak

seorang/ atlet melihat potensi untuk mempratikan satu gerakan

secara baik dan indah. Seorang mempunyai potensi koordinasi

sangat baik tidak hanya mampu melakukan suatu seni gerakan

secara sempurna, namun tidak mudah, tepat untuk mempratikan

seni gerakan sangat baik, Harsono ( 1988:221 dalam Sesar, Dena

Risky Noor 2018) menyatakan bahwa, “ kecepatan, kekuatan, daya

tahan, kelentukan, balance, dan ritme, semuanya menyumbang dan

berpadu di dalam koordinasi gerak, oleh karena satu sama lainnya

mempunyai hubungan yang sangat erat .

Jika satu keterampilan tidak memenuhi, namun hal ini sangat

mempengaruhi dalam seni gerak koordinasi. “Pendapat lain

dikemukakan Suharno HP (1993:62 dalam jurnal Sesar, Dena Risky

Noor 2018) bahwa dalam usaha pecampaian prestasi, koordinasi

dipengaruhi oleh: 1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini

pembawaan atlet dan hasil latihan. 2) Tergantung tonus dan elestitas

dari otot yang melakukan gerakan. 3) Baik tidaknya keseimbangan,

kelelincahan, dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi

kerja syaraf, otot dan indera.

Hasil tersebut menyatakan bahwa, kesempurnaan koordinasi

yang dipunyai seorang mempengaruhi oleh internal dan eksternal.

Faktor internal berhubungan kondisi fisik yang tergabung dalam

koordinasi misalnya, koordinasi mata tangan, kelentukan,


20

keseimbangan, kerja syaraf, otot dan indera, Selanjutnya faktor

eksternal yaitu latihan yang rutin dan terkontrol dengan tahap-

tahapan latihan yang rutin dan tepat, Jika teknik koordinasi akan

menjadi sangat baik, teknik koordinasi sangat rendah akan

merugikan gerakan tidak teratur dan sangat beresiko cidera Seperti

dikemukakan Danpina Hioeloek & Arjatmo Tjokronegoro (1984:11

dalam jurnal Sesar, Dena Risky Noor 2018) bahwa “ pada gerak

tidak memiliki koordinasi baik akan mengakibatkan kerugian,

pengeluaran tenaga berlebihan, mengganggu keseimbangan, cepat

lelah, kurang tepat sasaran yang diinginkan bahkan mungkin terjai

cidera“.

3. Tujuan Meningkatkan Koordinasi

Menurut pecthl dalam buku Harsono (1988:221 dalam jurnal

Sesar, Dena Risky Noor 2018) bahwa, “latihan yang baik untuk

memperbaiki koordinasi adalah dengan melakukan berbagi variasi

gerak dan keterampilan.Atlet memiliki bidang khusus dalam cabang

olahraga, dalam dikaitkan seni suatu cabang olahraga atau cabang

olahraga lain. Menyimpulkan hal tersebut, atlet semangat dalam

berlatih dengan seni seni baru dari cabang olahraga atau cabang

olahraga lain. Jika, tidak akan berkembang dari segi koordinasi, seni

olahraga untuk mempunyai seni gerakan baru yang menurun. untuk

meningkatkan seni gerakan, kesulitan pertama mengerakan seluruh

tubuh yang lebih utama banyak peningkatkanya. Menurut Bompa

dalam Harsono (1988:222 dalam jurnal Sesar, Dena Risky Noor


21

2018) bahwa, ”koordinasi paling mudah dikembangkan pada anak

usia muda, yaitu pada waktu keterampilan adaptasi nervous

sistemnya lebih baik dari pada kepunyaan orang dewasa.”

Menurut Harre yang dikutip Harsono (1988:223 dalam jurnal

Sesar, Dena Risky Noor 2018) dalam latihan koordinasi yang

dianjurkan, latihan – latihan koordinasi itu harus meyangkup :

1. Latihan -latihan dengan perubahan kecepatan dan irama

2. Latihan-latihan dalam kondisi lapangan dan peralatan yang

berubah-ubah memperkecil dan memperluas lapangan

3. Kombinasi berbagai latihan senam

4. Kombinasi berbagai permain

5. Latihan-latihan untuk mengembangkan reaksi

6. Lari haling rintang dalam waktu tertentu .

7. Latihan di depan kaca, latihan keseimbangan, latihan dengan

mata tertutup

8. Melakukan gerakan-gerakan yang kompleks pada akhir

latihan

9. Latihan keseimbangan segera setelah melakukan rol berapa

kali atau setelah berputar-putar di tempat.

Surhano HP (1993:62 dalam jurnal Sesar, Dena Risky Noor

2018) menjelaskan dalam latihan untuk mengembangkan koordinasi

perlu memperhatikan ciri-ciri latihan koordinasi sebagai berikut:

1. Menerangkan beberapa gerak menjadi satu gerak yang

utuh dan serasi


22

2. Adanya yang kontra antara gerak satu dan gerak lainnya.

Kerja otot sinergis dan otot antagonis harus serasi.

3. Gerak-gerak tangan kanan dan kiri saling bergantian,

begitu pula dengan gerak kaki kanan dan kiri yang selalu

bertentangan arah

4. Kerja secara simultan dan harmonis antara susunan syaraf

,indera dan otot.

5. Dengan memperhatikan ciri-ciri dalam melakukan

latihan koordinasi, maka bentuk latihan-latihan

koordinasi antara lain:

6. Melatih gerak yang simultan dari yang mudah ke yang

sulit, dari tempo yang lambat ke tempo yang cepat, dari

gerak yang sederhana ke gerak yang kompleks.

7. Bentuk latihan yang mengkoordinasikan kerja pusat

saraf, saraf tepi, indera dan otot secara berulang-ulang.

8. Kombinasi gerak kanan dan kiri dari tangan kiri serta

berulang-ulang.

9. Lari berkelok-kelok dengan rintangan-rintangan tiang

tonggak membentuk empat persegi panjang.

Kalau melihat kriteria dari latihan koordinasi, permasalahan

yang perlu dicermati dalam latihan, contoh otot alus dan kasar

berkonmitmen untuk bekerjasama untuk menciptakan koordinasi

yang sangat bagus.Rata-rata semua cabang olahraga mempunyai

koordinasi, teknik-teknik yang efektif namun kadang menempuh


23

kesulitan dan dibutuhkan berbeda-beda untuk setiap cabang

olahraga. Melatih bakat di mulai dari usia muda untuk memproses

dan mematangkan gerak dasar untuk atlet pemula sampai atlet

dewasa

4. Hubungan Koordinasi Mata-Tangan Dengan Kelentukan Pukulan

lob Pada Olahraga Bulutangkis

Olahraga Bulutangkis salah satu cabang olahraga yang efektif

untuk menuntut seni gerak yang tinggi. Pada pelaksanaannya

bermain bulutangkis khususnya lob mempunyai padangan dan

pukulan keakuratan yang sangat tajam. Bahwa garis besar

koordinasi mata paling utama untuk memantangkan dalam kebaikan

pukulan secara keras dan baik.

Dilihat dari pukulan lob pada permainan bulutangkis terdapat

bermacam pukulan yaitu mengontrol bola, menjauhkan bola,

dengan cepat dan sikap akhir yang sempurna, jika setiap pukulan

yang dilaksanakan harus diarahkan tepat pada sasaran yang dituju.

Dalam menyusun pukulan lob dalam olahraga bulutangkis dan

mengarahkan bola pada sasaran yang dituju dibutuhkan koordinasi

mata yang sangat bagus.

Mulyono B. (2001:71 dalam jurnal Sesar, Dena Risky Noor

2018) menyatakan, “pelaksanaan untuk melihat titik di mana tangan

bertemu dengan bola. Buatlah keputusan kemana bola akan dipukul

sebelum bola tiba, sehingga bola dapat dilihat dengan sadar sampai

bola itu meninggalkan tangan. “Kesimpulan padangan tersebut jika,


24

saat melakukan pukulan lob dalam olahraga bulutangkis harus

mengikuti koordinasi mata-tangan dengan sangat baik. Pada bola

datang harus fokus dan mengarahkan badan dengan benar dan tepat

langsung melakukan pukulan lob dalam olahraga bulu tangkis

dengan baik.

Koordinasi adalah salah satu keterampilan, seni gerak yang

sangat lengkap. “Koordinasi erat berhubungan dengan kecepatan,

kekuatan daya tahan, fleksibilitas.”(Bompa:1983 dalam jurnal

Sesar, Dena Risky Noor 2018), dan sangat penting untuk

mempelajari dan menyempurnakan teknik dan taktik. Barrow dan

McGee (1979:21 dalam jurnal Sesar, Dena Risky Noor 2018)

menambahkan bahwa dalam koordinasi termasuk juga agilitas,

balance (keseimbangan), dan kinesthic sense atau perasaan yang

memberikan kita kesadaran akan posisi tubuh atau bagian-bagian

dari tubuh pada waktu bergerak/berada di udara”.

Karena sense tersebut maka dapat disimpulkan pemain atau

atlet dapat mengontrol teknik tenik dengan lebih tepat dengan

tingkat akuran yang sangat baik, jika pemain atau atlet mendalam

teknik dalam melakukan suatu gerakan secara baik, tepat dan akurat.

Untuk meningkatkan teknik koordinasi yang sempurna adalah

dengan variasi model latihan koordinasi. “Koordinasi paling mudah

dikembangkan pada anak-anak usia muda, yaitu pada waktu

keterampilan adaptasi nervous sistemnya lebih baik daripada

kemampuan orang dewasa“.


25

Pemain bulutangkis lebih banyak menggunakan tangan, maka

koordinasi mata-tangan sangat dibutuhkan menurut “ Giriwijoyo (

1992:79 dalam jurnal Sesar, Dena Risky Noor 2018)“ bahwa

pengembangan keterampilan teknik berarti mengembangkan

keterampilan mengkoordinasikan fungsi saraf otot dan hakikat dari

keterampilan mengkoordinasi fungsi saraf otot adalah ketepatan dan

kecepatan”.

Rahantoknam (1988:28 dalam jurnal Sesar, Dena Risky Noor

2018) “mengemukakan bahwa penguasan kecakapan, khususnya

koordinasi merupakan salah satu tugas utama dalam mencapai

keahlian atau menguasai keterampilan”. Disimpulkan, seorang tidak

mempunyai koordinasi yang bagus akan dipersulit dalam teknik

irama pada saat melakukan teknik yang baik.

C. Hakikat Kelentukan (flexibility)

Komponen biomotor flexibility merupakan salah satu unsur yang peting

dalam rangka pembinaan olahraga prestasi sebab tingkat kualitas flexibility

seorang akan berpengaruh terhadap komponen biomotor lainnya.

Dalam olahraga bulutangkis kelentukan (flexibility) berperan penting

dalam untuk meningkatkan dari segi pukulan lob, koordinasi mata-tangan

dan power untuk melakukan salah satu pukulan dalam bermain bulutangkis

yaitu pukulan lob. Flexibility merupakan unsur utama untuk meningkatnya

kepada alet-alet muda sampai dewasa dalam melakukan suatu latihan yang

diberikan oleh pelatih untuk meningkatnya flexibility dari segi pemanasan

maupun variasi latihan yang diberikan.


26

Flexibility mempunyai dua arti penting yang saling berhubungan satu

dengan yang lainnya, yaitu antara kelentukan dan kelenturan. Kelentukan

berkaitan erat dengan keadaan fleksibilitas antara tulang dan persendian,

sedangkan kelenturan berkaitan erat dengan keadaan fleksibilitas antara

tingkat elestisitas otot, tendon, dan ligamen. Menurut Bompa (2000:31

dalam buku Apta Mylsidayu, M.Or, Febi Kurniawan, M.Or 2015:125)

flexibility mengacu pada berbagai gerak sekitar sendi. Menurut Sukadiyanto

(2005:128 dalam buku Apta Mylsidayu, M.Or, Febi Kurniawan, M.Or

2015:125) flexibility mengandung arti luas gerak satu persendian atau

beberapa persendian. Menurut Tite Juliantine, dkk (2007:317 dalam buku

Apta Mylsidayu, M.Or, Febi Kurniawan, M.Or 2015:125) flexibility adalah

kemampuan seseorang untuk dapat melakukan gerakan dengan ruang gerak

seluas- luasnya dalam persendiannnya.

Bedasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan, fleksibility mengandung

arti persendian, ligamen, dan tendon merupakan unsur utama dalam

melakukan berbagai gerak.

1. Macam-macam flexibility

Ada dua macam flexibility yaitu flexibility statis dan flexibility

dinamis. Flexibility statis ditentukan oleh ukuran dari luas gerak (range

of motion) satu persendian atua beberapa persendian. Flexibility dinamis

kemampuan seseorang dalam bergerak dengan speed yang tinggi.

2. Faktor yang mempengaruhi flexibility.

Secara garis besar, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

flexibility seorang antara lain: (1)elastisitas otot, (2)tendon dan ligamen,


27

(3)susunan tulang, (4)bentuk persendian, (5)suhu atau temperature

tubuh, (6) umur, (7) jenis kelamin, (8)bioritme. Bioritme gelombang atau

irama hidup manusia pada waktu-waktu tertentu dalam satu hari.

Tingkat elasititas otot dan ligament sangat dipengaruhi oleh keaadan

suhu dan temperatur lingkungan semakin suhu panas maka kondisi otot

akan relatif lebih elastis dari pada suhu tubuh normal. Sebelum

melakukan aktivitas fisik seorang melakukan pemanasan terlebih dahulu

untuk meningkatnya suhu tubuh dan elasititas dari otot, ligamen dan

tendon untuk lebih fleksibel untuk melakukan suatu olahraga yang

diikuti.

Menurut Bompa (1994:318 dalam buku Apta Myldidayu, M.Or, Febi

Kurniawan, M.Or 2015:126 ) flexibility yang terbaik rata-rata dicapai

pada umur kira-kira 15-16 tahun. Sedangkan jenis kelamin juga

berpengaruh terhadap flexibility yakni wanita lebih fleksibel dari laki-

laki.

3. Prinsip yang mempengaruhi flexibility.

Metode latihan flexibility adalah dengan cara stretching. Oleh karena

itu, ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan sebelum latihan

dilakukan. Adapun prinsip-prinsip tersebut, meliputi : (1)harus didahului

dengan pemanasan dalam bentuk jongging atau lari ditempat atau

skipping supaya suhu tubuh menjadi naik, (2) stretching dilakukan

sebelum latihan inti/ setelah pemanasan dengan waktu 20-25 detik untuk

setiap jenis peregangan. Sedangkan peregangan pada setelah latihan inti

(cooling down) dengan waktu 10-15 detik setiap jenis peregangan, (3)
28

gerakan tidak boleh menghentak-hentak (mendadak), tetapi harus

perlahan dan setelah ada rasa sakit sedikit tidak nyaman diotot di tahan

selama waktu yag ditentukan tersebut, (4) saat peregangan tidak boleh

menahan napas, tetapi bernapas seperti biasannya, (5) peregangan

dimulai dari kelompok otot besar terlebih dahulu, kemudian menuju

kelompok otot kecil.

4. Metode latihan flexibility

Metode latihan flexibility latihan dengan cara perengan (stretching).

Urutan serangkaian metode latihan untuk flexibility : (1) peregangan

balistik gerakan untuk otot yang sama dan pada persendian yang sama

dilakukan secara berulang-ulang, (2) peregangan statis gerakan

peregangan pada otot-otot yang dilaukan secara perlahan-lahan, (3)

peregangan dinamis gerakan yang dilakukan dengan melibatkan otot-otot

dan persendian, (4) peregangan dibantu pasangan / alat (PNF),

diperlukan adanya bantuan dari orang lain (pasangan atau menggunakan

peralatan lain untuk membantu memudahkan gerakan peregangan agar

mencapai target).

D. Hakikat Power

Power merupakan latihan yang menggunakan kekuatan, kelincahan,

ketepatan dalam melakukan kegaiatan salah satu cabang olahraga yang

dilakuin. Berikut ini pengertian power menurut parah ahli: menurut

Sukadiyanto (2005:117 dalam buku Apta Mylsidayu, M.Or, Febi

Kurniawan, M.Or 2015:136) power adalah hasil kali antara kekuatan dan

kecepatan. Menurut Nurhasan (2005:3 dalam buku Apta Mylsidayu, M.Or,


29

Febi Kurniawan, M.Or 2015:136) kekuatan adalah kemampuan sekelompok

otot dalam menahan beban secara maksimal. Secara sederhana kekuatan

dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memberikan tenaga terhadap

tekanan. Menurut Tite Juliantine, dkk. (2007:3.21 dalam Apta Mylsidayu,

M.Or, Febi Kurniawan, M.Or 2015:136) power adalah kemampuan otot

untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat.

Menurut Bompa (1999:61 dalam Jurnal Arifin Fadil Budiman dan

Widiyanto 2014) adalah kemampuan otot untuk mengerluarkan kekuatan

maksimal dalam waktu yang amat singkat. Menurut Harsono (2015:176)

Power adalah hasil kekuatan dan kelincahan. Dari pendapat di atas dapat di

simpulkan Power dapat di artikan hasil dari perbaduan kekuataan dan

kelincahan yang di lakukan secara bersama -sama dalam melakukan kegitan

dalam satu cabang olahraga yang di ikutinya.

Bedasarkan beberapa pendapat di atas, power dapat diartikan sebagai

kekuatan dan kecepatan yang dilakukan secara bersama-sama dalam

melakukan suatu gerak. Oleh sebab itu, urutan latihan power diberikan

setelah atlet dilatih unsur kekuatan dan kecepatan. Tetapi pada dasarnya

setiap bentuk dari latihan kekuatan dan kecepatan kedua –duanya selalu

melibatkan unsur power. Antara latihan speed dan power saling

mempengaruhi. Wujud gerak dari power adalah selalu bersifat eksplosif.

Latihan power dapat meningkatkan fungsi fisik karena melibatkan

gerakan dengan kecepatan tinggi (Miszko, 2003:171 dalam buku Apta

Mylsidayu, M.Or, Febi Kurniawan, M.Or 2015:137). Diperkuat oleh

Kyrolainen, er al (2004:156 dalam buku Apta Mylsidayu, M.Or, Febi


30

Kurniawan, M.Or 2015:137) yang menyatakan bahwa latihan power dapat

meningkat jika diberikan di awal latihan sehingga menciptakan kondisi

yang lebih baik dengan fungsi reflex yang kuat.

Salah satu metode latihan power adalah dengan metode plyometrics.

Prinsip metode latihan plyometrics adalah otot selalu berkontraksi baik saat

memanjang (eccentric) maupun saat memendek (concentric) secara

eksplosif (Sukadiyanto, 2005:188 dalam buku Apta Mylsidayu, M.Or, Febi

Kurniawan, M.Or 2015:137) Adapun latihan plyometrics dikelompokkan

menjadi 2 jenis antara lain sebagai berikut.

a. Latihan dengan intensitas rendah ( low impact )

Latihan dengan intensitas rendah (low impact) antara lain meliputi :

(1) skipping, (2) pope jumps ( lompat tali ), (3) lompat ( jumps )

rendah dan langkah pendek, (4) loncat – lonccat (hops) dan lompat

– lompat, (5) melompat di atas bangku atau setinggi 25- 35 cm, (6)

melempat ball medice 1-3 kg, dan (7) melempar bola yang

iringan (Sukadiyanto 2005 : 118 dalam buku Apta Mylsidayu,

M.Or, Febi Kurniawan, M.Or 2015:137)

b. Latihan dengan intensitas tinggi (high impact)

Latihan dengan intensitas tinggi (high timpact) antara lain

meliputi : (1) lompat jauh tanpa awalan (standing broad long jumps),

(2) triple jumps (lompat tiga kali), (3) lompat ( jumps ) tinggi dan

langkah panjang, (4) loncat – loncat dan lompat – lompat, (5)

melompat diatas bangku atau tali setinggi di atas 35 cm, (6)

melempat ball madice 5-6 kg, (7) drop jumps dan reactive jumps,
31

dan (8) melempar benda yang relative berat (Sukadiyanto, 2005:118

dalam buku Apta Mylsidayu, M.Or, Febi Kurniawan, M.Or

2015:137). Untuk itu, berbagai macam latihan tersebut baik yang

intensitas rendah maupun intensitas tinggi dapat dilaksanakan

diberbagai tempat, tergantung dari jenis cabang olahraganya.

Namun, latihan power sering kali dilakukan di tempat yang datar,

lapangan berumput atau berpasir agar empuk untuk pendaratannya.

Banyak manfaat yang diperoleh jika seorang memiliki koordinasi

yang baik. Menurut Suharno HP (1993:62 dalam Sesar, Dena Risky

Noor 2018) kegunaan koordinasi antara lain: 1) Mengkoordinasikan

beberapa gerak agar menjadi satu gerak yang utuh. 2) Efesien dan

efektif dalam penggunaan tenaga. 3) Untuk menghindari terjadinya

cidera.4) Mempercepat berlatih, menguasai teknik. 5) Dapat untuk

memperkaya taktik dalam bertanding. Kematengan mental atlet

sangat siap untuk menjalankan pertandingan.

1. Metode Latihan Power

Metode latihan power sebenarnya hampir sama dengan

latihan kekuatan tetapi yang membedakan adalah irama geraknya.

Untuk latihan kekuatan irama lambat, sedangkan power iramanya

cepat mendadak (eksplosif) yang artinya membutuhkan kekuatan

dan kecepatan pada saat pelaksanaan latihanya berjalan dengan

kedua tangan.
32

a. Sasaran : power lengan

Prosedur: (1) berpasangan, satu atlet posisi push –up dan

yang satu lagi memegang kedua kaki dipegang temenya, atlet

berjalan dengan kedua tanganya dari satu tempat ke tempat yang lain

yang telah ditentukan, dan (3) setelah sampai ditempat tujuan

bergantian dengan temenya serta melakukan hal yang sama.

Hakikat power otot lengan, power atau daya ledak adalah

kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi

tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan tinggi dalam satu

gerakan yang utuh (suharno H.P., 1981: 23 dalam jurnal Sesar, Dena

Risky Noor 2018).

Menurut Sapta Kunta Purnama (2010: 57), power adalah

kemampuan seseorang melakukan maksimum dalam waktu

sependek – pendeknya. Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh

yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakan tulang

Sapta Kunta Purnama, 2010: 2). Hal ini dapat di simpulkan bahwa

power yang lebih menggunakan kecepatan dan kekuatan membuat

otot melakukan gerakan yang eksplosif sehingga ketika akan

pukulan Lob, shuttle bisa berada jauh kebelakang garis lapangan

lawan. Lengan merupakan bagian paling utama atau dominan dalam

mengeluarkan tenaga dalam pukulan Lob.

Menurut Saryono (2011: 5), otot mempunyai empat

karakteristik fungsional adalah kemampuan otot berespon terhadap

stimulus, kemampuan otot untuk memendek secara paksa, serabut


33

otot dapat diregangkan, dan kembalinya otot ke panjang normal

setelah memendek. Dalam gerakan pukulan Lob yang benar, Otot

lengan mempunyai peran penting dalam melakukan pukulan Lob ke

pihak lawan sampai garis belakang.

E. Penelitian Relevan

Penelitian tentang aktivitas gerak sudah banyak dilakukan adapun hasil

yang mempuyai referensi sama dengan penelitian yang disampaikan yaitu:

1. Hasil penelitian Arie Asnaldi (2016) skripsi yang berjudul ”Hubungan

Pendekatan Latihan Massaed Practice dan Distributed Practice

Terhadap Ketepatan Pukulan Lob Pemain Bulutangkis” hasil penelitian

ini adalah 1) Pendekatan latihan Massed Practice memberikan

pengaruh terhadap ketepatan pukulan lob, hasil yang diperoleh t-hitung

﹥t-tabel = 26,98 > 1,782. 2). Pendekatan latihan Distributed Practice

memberikan pengaruh terhadap ketepatan pukulan lob, hasil yang

diperoleh thitung ﹥ttabel =8,40 > 1,782.3). Pendekatan latihan Massed

Practice lebih berpengaruh dibandingkan dengan Pendekatan latihan

Distributed Practice untuk meningkatkan ketepatan pukulan lob,

dimana hasil yang diperoleh thitung >ttabel =(13,66) < (1,796).

2. Hasil penelitian Nur Intan Astri, Zarwan (2018) yang berjudul “Studi

kemampuan Teknik Pukulan Lob dan Netting Atlit Bulutangkis PB.

Semen Padang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) bedasarkan

perrhitungan tes kemampuan lob dari 15 orang sampel, 1 orang kategori

baik sekali, 4 orang kategori baik, 5 orang kurang, dan 5 orang kategori
34

kurang sekali, 2) bedasarkan hasil penelitian tentang kemampuan

netting, 1orang kategori baik sekali, 2 orang kategori baik, 4 orang

kategori kurang, dan 8 orang kategori kurang sekali.

3. Hasil penelitian Muhammad Husni Tamim (2017) yang berjudul

“Pengaruh Metode Latihan (Resiprokal dan Inklusi) Persepsi Kinestik

Terhadap Teknik Overhead Lob Foreheand Bulutangkis”. Hasil

penelitian bahwa: (1) ada perbedaan pengaruh antara metode latihan

resiprokal dan inklusi terhadap keterampilan teknik overhead lob

forehand pada bulu tangkis, (2) ada perbedaan antara keterampilan

teknik overhead lob forehan bulutangkispada persepsi kinestetik tinggi

dan persepsi kinestetik rendah, (3) tidak ada interaksi antara metode

latihan (resiprokal dan inklusi) dan persepsi kinestetik terhadap

keterampilan teknik overhead lob forehand pada bulu tangkis.

4. Hasil Penelitian Syahril Fitriadi, Eri Barlian (2019) yang berjudul

“Pengaruh Latihan Drilling Lob dan Strokes Lob Berpola Terhadap

Peningkatan Kemampuan Pukulan Lob Atlet Bulutangkis Putra PB.

ILLVERD Kota Padang”. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

latihan drilling lob dapat meningkat kemampuan pukulan lob secara

signifikan, sedangkan latihan strokes lob berpola juga dapat

meningkatkan kemampuan pukulan lob. Secara keseluruhan hasil

penelitian menemukan bahwa latihan drilling lob lebih efektif dalam

meningkatkan kemampuan pukulan lob dibandingkan dengan latihan

strokes lob berpola.


35

5. Hasil penelitian Rudy Yasid Bastomy , Gatot Darmawan (2019) yang

berjudul “Pengaruh Media Bola Gantung Terhadap Hasil Belajar

Pukulan Lob Forheand Bulutangkis”. Hasil penelitian dengan sampel

SD Negeri Pelemwatu Menganti, Gresik kelas IV yaitu nilai pretest

didapat skor rata-rata 35,33 dengan standar devisiasi 13,57 varian

184,16 dengan nilai minimum 21 dan nilai maximum 71, sedangkan

nilai posttest mendapat skor rata-rata 45,27 standar devisiasi 15,42

varian sebesar 237,96 dengan nilai minimum 21 dan nilai maximum 79.

Peningkatan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Pelemwatu

Menganti, Gresik sebesar 28,11%

6. Hasil Penelitian Zarwan, Sefri Hardiansyah (2019) yang berjudul

“Penyusunan Program Latihan Bulutangkis Usia Sekolah Dasar Bagi

Guru PJOK“. Hasil Penelitian menunjukan bahwa bedasarkan

perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa

terjadi peningkatan yang signifikan ini dibuktikan dengan terhitung

4,45>tabel 1.711.

7. Hasil penelitian Al Saba, Hasanuddin Jumarreng, Jamiludin (2017)

yang berjudul” Hubungan Power Otot Lengan dan Kekuatan Otot Perut

Dengan Kemampuan Pukulan Lob Dalam Pemain Bulutangkis Pada

Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa: (1)Ada hubungan power otot lengan dengan

kemampuan pukulan lob dalam permainan bulutangkis pada siswa

kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo dengan koefisien korelasi =0,815, nilai

sig. 0,000 dan koefisien determinasi (r2) =66%, (2)Ada hubungan


36

kekuatan otot perut dengan kemampuan pukulan lob dalam permainan

bulutangkis pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo dengan

koefisien korelasi = 0,786, nilai sig. 0,000 dankoefisien determinasi

(r2)= 62%, (3) Ada hubungan powerotot lengan dan kekuatan otot perut

dengan kemampuan pukulan lob dalam permainan bulutangkis pada

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo dengan nilai koefisien korelasi

ganda = 0,894, nilai sig. 0,000 dan koefisien determinasi (r2) = 79%.

8. Hasil penelitian Zulbahri, Cicilia Melinda (2019) yang berjudul

“Metode practice style dan guided discovery Serta Keterampilan

Teknik Dasar Atlet Bulutangkis” Hasil penelitian tersebut adalah 1)

Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga dengan

menggunakan alat pukul raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk

tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan. 2)

Metode atau latihan gaya praktis (practice style) adalah pelatih

menjelaskan dan mendemonstrasikan suatu model gerakan dan kepada

atlet diberikan waktu untuk melaksanakan tugas secara perorangan atau

melakukan gerakan menurut kecepatannya sendiri-sendiri, sedangkan

pelatih mendatangi atlet secara bergiliran dan memberikan umpan balik

kepada semua atlet secara perseorangan atau sendiri-sendiri. 3) Metode

penemuan terpimpin (guided discovery style) adalah gaya yang

melibatkan atlet dalam memberi alasan menggunakan logika, berfikir

kritis, dan percobaan kegagalan dengan tujuan untuk menemukan

jawaban yang benar dari pertanyaan masalah yang timbul.


37

9. Hasil penelitian Ari Subarkah, Ika Novitaria Marani (2020) yang

berjudul “Analisis Teknik Dasar Pukulan Dalam Permainan

Bulutangkis“. Hasil dari penelitian ini adalah: 1. Teknik dasar pukulan

overhead sebanyak 26%, pukulan netting sebanyak 19% , pukulan drive

sebanyak 37% dan pukulan service sebanyak 18%. 2. Teknik dasar

pukulan yang dominan digunakan dalam pemainan bulutangkis pada

pertandingan bulutangkis HSBC World Tour Final Tahun 2019 adalah

pukulan drive forehand.

10. Hasil penelitian Ahmad Muhtadis, Khamim Hariyadi, Bayu Nugraha

Murdiyansah (2020) yang berjudul “Pengaruh Latihan Drilling Umpan

Lempar Terhadap Pukulan Lob Forehand Peserta Didik Pada

Pembelajaran Bulutangkis Kelas IV MI Jayan Karangan“. Hasil dari

penelitian tersebut adalah bahwa pemberian treatment latihan drilling

umpan lempar berpengaruh tehadap hasil pukulan lob forehand peserta

didik pada pembelajaran bulutangkis kelas IV MI Jayan Karangan. Dan

memberikan pengaruh sebesar 56,15% dibandingkan sebelum

dilakukan treatment.

11. Hasil penelitian Nuzul Fitra, Saifu, Muhammad Zaenal Arwih (2020)

yang berjudul “Studi Analisis Keterampilan Teknik Dasar Permainan

Bulutangkis Pada Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler SMPN 3

Kapontori“. Dari hasil analisis kemampuan service pendek forehand,

service pendek backhand, smash, dan pukulan overhead lob pemainan

bulutangkispada siswa putra peserta ekstrakurikuler SMPN 3 kapontori

sebagian besar memiliki kategori kurang. Dimana kemampuan servis


38

pendek forehand berada pada kategori kurang sebanyak 14 siswa atau

70%, servis pendek backhand berada pada kategori kurang yaitu

sebanyak 12 siswa atau 60%, smash berada pada kategori kurang sekali

yaitu sebanyak 13 siswa atau 65%, dan overhead lob berada pada

kategori kurang yaitu sebanyak 15 siswa atau 75%.

12. Hasil penelitian Ade Zalindro (2017) yang berjudul “Pengaruh Gaya

Mengajar dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Dasar

Bermain Bulutangkis“. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)

gaya latihan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada gaya

inklusi antara gaya mengajar dengan koordinasi mata-tangan terhadap

peningkatkan keterampilan dasar bermain bulutangkis. (2) Terdapat

interaksi antara gaya mengajar dengan koordinasi mata-tangan terhadap

peningkatkan keterampilan dasar bermain bulutangkis. (3) Pada

koordinasi mata-tangan tinggi ,gaya latihan memberikan pengaruh yang

lebih besar daripada gaya inklusi untuk meningkatkan keterampilan

dasar bermain bulutangkis. (4) Pada koordinasi mata –tangan rendah ,

tidak terjadi perbedaan pengaruh yang berarti antara gaya latihan

dengan gaya inklusi terhadap peningkatkan keterampilan dasar bermain

bulutangkis.

13. Hasil penelitian Mita Septyan Purnawati, Sapta Kunta Purnama (2018)

yang berjudul “Hubungan Antara Panjang Lengan Terhadap

Kemampuan Lob Bulutangkis Pada Siswa Sekolah Bulutangkis

PB.Tangkis Sukuharjo Tahun 2018“. Hasil Penelitian menunjukan

bahwa ada sumbangan yang signifikan antara panjang lengan terhadap


39

kemampuan lob bulutangkis pada siswa sekolah bulutangkis

PB.Tangkis Sukoharjo tahun 2018, r-hitung =0,496rtabel=0,444 dan

besarnya sumbangan sebesar 3,8864491861%. Ada sumbangan yang

signifikan antara power otot lengan terhadap kemampuan lob

bulutangkis pada siswa sekolah bulutangkis PB.Tangkis Sukoharjo

tahun 2018, r-hitung= 0,650 tabel= 0,444 dan besarnya sumbangan

sebesar 38,474039936%. Ada sumbangan yang signifikan antara

panjang lengan, power otot lengan terhadap kemampuan lob

bulutangkis pada siswa sekolah bulutangkis PB.Tangkis Sukoharjo

tahun 2018, harga F-tabel 5%=3,59 F-hitung =6,240. Ry (12) =

0,6506303643 Jadi koefisien determinasi R2 =0,4233198709

sumbangan sebesar 42,3604891221%.

14. Hasil penelitian Berlian Nusantara Surya Putra, Nurhasan (2018) yang

berjudul “Pengaruh Media Bola Gantung Terhadap Hasil Belajar Lob

Forehand Bulutangkis”. Hasil penelitian pemberian media bola

gantung berpengaruh terhadap hasil belajar lob forehand, hal ini

dibuktikan dari hasil rata-rata pretest dan postest pada kelompok

eksperimen yang telah diberi perlakuan media bola gantung, sebelum

diberi perlakuan yaitu pretest sebesar 39,04 dan setelah diberi perlakuan

perlakuan yaitu posttest sebesar 55,11. Oleh karena itu hipotesis yang

berbunyi terdapat pengaruh media bola gantung terhadap hasil belajar

lob forehand bulutangkis pada siswa kelas V SD Laboratorium Unesa

dapat diterima dengan peningkatan pada nilai keterampilan sebesar

41,15%
40

15. Hasil penelitian Dony Setyo Bintara, Dhedhy Yuliawan, Mokhmmad

Firdaus (2021) yang berjudul “Kontribusi Kekuatan Otot Lengan,

Fleksibiliti Bahu Pergelangan Tangan Dan Koordinasi Mata-Tangan

Terhadap Pukulan Lob Backhand Bulutangkis”. Hasilnya adalah ada

kontribusi kekuatan otot lengan terhadap pukulan lob backhand

sebesar, ada kontribusi fleksibiliti bahu dan pergelangan tangan

terhadap pukulan lob backhand sebesar, ada kontribusi koordinasi mata

dan tangan terhadap pukulan lob backhand sebesar, ada kontribusi

kekuatan otot lengan, fleksibiliti bahu dan pergelangan tangan dan

koordinasi mata dan tangan terhadap pukulan lob backhand pada atlet

putra PB. Hiqua Wijaya Kediri.

16. Hasil penelitia Habibi.,AMa , Drs.Saripin.,M.Kes AIFO, Ardiah Juita.,

S.Pd,M.Pd (2016) yang berjudul “Hubungan Daya Ledak Otot Lengan

Dan Bahu Dengan Kemampuan Pukulan Lob Atlet Bulutangkis Club

Gempars Fc Bhayangkara Bagan SIAPI-API Kabupaten Rokan Hilir”.

Hasil penelitian ini menunjukkan Terdapat hubungan yang signifikan

antara daya ledak otot lengan (X1) terhadap lob (Y) atlet bulutangkis

Club Gempars Bhayangkara Bagan Siapi Api, yang diperoleh r-hitung

= 0,579 > r-tabel = 0,361.

17. Hasil penelitian Taufiq Nur Rachman, Supriyadi, Mulyani Surendra

(2018) yang berjudul ”Pengaruh Pola Latihan Forehand Overhead

Clear Terhadap Kemampuan Teknik Pukulan Lob Bulutangkis Pada

Peserta Ekstrakurikuler SMAN 4 Malang“. Berdasarkan hasil data

pretes dan data postes yang telah dianalisis mengunakan Statistical


41

Package for Social Science (SPSS) diketahui nilai signifikansi sebesar

0,046 yang berarti Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa pola latihan

forehand overhead clear berpengaruh terhadap kemampuan teknik

pukulan lob bulutangkis pada peserta ekstrakurikuler bulutangkis

SMAN 4 Malang.

18. Hasil penelitian Muchhamad Sholeh (2018) yang berjudul “Perbedaan

Pengaruh Latihan Jarak Pukul Tetap Dan Jarak Pukul Bertahap

Terhadap Keterampilan Lob Bulutangkis Pada Atlet Putra PB

Independen, Palur Karanganyar”. Penelitian ini menghasilkan

kesimpulan sebagai berikut: (1) ada perbedaan pengaruh latihan lob

dengan metode latihan jarak pukul tetap dengan jarak pukul bertahap

terhadap keterampilan lob dalam permainan bulutangkis pada atlet

putra PB Independen, Palur, Karanganyar tahun 2018.

19. Hasil Penelitian Siti Khopiah dan Sabri (2018) yang berjudul “Pengaruh

Latihan Beban Dengan Alat Gerakan Dalam Meningkatkan Power

Tangan Pukulan Lob Bulutangkis. Hasil penelitian ini menunjukkan

terdapat pengaruh dalam meningkatkan power tangan pukulan lob

bulutangkis sehingga pukulan keras dan maksimal untuk melambung

tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi hitung pada uji t-

kelompok pretest dan posttest sebesar 5.421dengan sig. 0,000 lebih

kecil dari 0,05 (Sig< 0,05). Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa

latihan beban dengan alat gerekan dapat meningkatkan power tangan

yang kuat dan maksimal sehingga mencapai pukulan lob dalam

permainan bulutangkis.
42

20. Hasil penelitia Ahmad Yulya Irfandy , Nurhasan (2017) yang berjudul

“Pengaruh Media Sthuttlecock Gantung Terhadap Hasil Belajar Lob

Forehand Bulutangkis “.Hasil analisa statistic Mann-Whitney, nilai Z

sebesar -2,621 dengan p-value sebesar 0.009 lebih kecil dibandingkan

nilai alpha 0,05 yang berarti menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima., sehingga ada pengaruh penggunaan media shuttlecock

gantung terhadap hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran

PJOK pada materi lob forehand bulutangkis pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Wonoayu Sidoarjo berdasarkan prosentase peningkatan yaitu

sebesar 35,74%.

21. Hasil penelitian Arie Asnaldi (2019) yang berjudul “ Hubungan Daya

Tahan Aerobik Dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Dengan

Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis“Analisis dari pembahasan ini

dapat disimpulkan bahwa 1) Terdapat hubungan yang signifikan antara

daya tahan aerobik dengan kemampuan smash, dengan α (0,05) rhitung

(0,6545) > rtab (0,4560) , 2) Terdapat hubungan yang signifikan antara

daya tahan kekuatan otot lengan dengan kemampuan smash, dengan α

(0,05) rhitung (0,5196) >rtab (0,4560), 3) Terdapat hubungan yang

signifikan secara bersama-sama antara daya tahan aerobik dan daya

tahan kekuatan otot lengan dengan kemampuan smash, dengan α (0,05)

R hitung (0,7279) > Rtab (0,4560).

22. Hasil penelitian Muhammad Ridwan, Firmansyah Dlis, Hidayat

Humaid (2018) yang berjudul “Metode Latihan Strokes Bulutangkis

Untuk Atlet Single Usia Pemula ”. Hasil analisis menunjukan bahwa


43

jumlah nilai pretest adalah 2715 dengan rata-rata 77,57 dan jumlah nilai

posttest adalah 3111 dengan rata-rata 88,89 artinya bahwa adanya

peningkatan jumlah dan nilai rata-rata dan Dalam uji signifikansi

perbedaan dengan SPSS 23 didapat hasil t-hitung 18,920 df =34 danp-

value = 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan

latihan strokes bulutangkis sebelum dan sesudah adanya perlakuan

model latihan strokes. Dengan demikian model latihan strokes

bulutangkis untuk atlet single usia pemula efektif untuk meningkatkan

keterampilan strokes bulutangkis.

23. Hasil penelitian Lalu Sapta Wijaya Kusuma, Jamaludin (2020) yang

berjudul “Pengaruh Latihan Footwork Berbasis Teknologi Terhadap

Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis PB. LYANSA 2020”

hasil dari penelitian ini mengungkapn bahwa latihan footwork berbasis

teknologi lebih berpengaruh terhadap ketepatan pukulan lob

dibandingkan dengan ketepatan smash, dengan perbedaan nilai t-hitung

Y1(lob) = 18.71 dan Y2(smash) = 7.18. Perbedaan tersebut didapatkan

karena semua atlet tidak pernah diberikan tes keterampilan teknik

selama latihan, tes dilakukan hanya sebatas pada kemampuan fisik.

Kemampuan lob lebih berpengaruh dikarenakan sebagian besar atlet

pada awal latihan lebih banyak dilatih pada teknik bola-bola panjang

dan berangkat dari pemain dengan tipe single sebelum diarjarkan teknik

double.

24. Hasil penelitian Ahmad Hasan Waliono, Eko Hariyanto, Fahrial Amiq

(2017) yang berjudul “Meningkatkan Pembelajaran Pukulan Forehand


44

Lob Bulutangkis Dengan Menggunakan Part And Whole Method Pada

Peserta Didik Kelas VIII E SMPN 1 Winongan Kabupaten Pasuruan“.

Setelah diterapkannya tindakan, peserta didik mampu mempraktikkan

dengan benar adalah sebagai beriut: (a) aspek pegangan raket 34

(91,8%), (b) aspek sikap siap 32 (86,4%), (c) aspek sikap lengan 33

(89,1%), (d) aspek sikap kaki32 (86,4%), (e) arah shuttlecock31

(83,7%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan

agar part and whole method dapat dijadikan sebagai metode

pembelajaran alternatif guna meningkatkan pukulan forehand lob

bulutangkis.

25. Hasil penelitian Dwi Aji Prasojo, Alfian Yahya (2016) yang berjudul

“Pengaruh Umpan Tetap Dan Umpan Berubah Terhadap Akurasi

Smash Dalam Pemainan Bulutangkis SMK Penerbangan Singosari ”.

Hasil penelitian tersebut adalah (1) ada pengaruh latihan umpan tetap

terhadap akurasi forehand smash. Hal ini terbukti bedasarkan hasil

kelompok eksperimen hasil tes =9,556>tabel =2,145, (2) ada pengaruh

latihan umpan berubah terhadap akurasi forehand smash. Hal ini

terbukti bedasarkan kelompok eksperimen nilai tes = 15,877> tabel

=2,145 (3) ada perbedaan antara pengaruh latihan umpan tetap dan

latihan umpan berubah terhadap peningkatan akurasi forehand smash

hal tersebut terbukti uji-t beda mean t-test =25,65, sedangkan nilai t-

tabel adalah ts0,95=1,70 dan ts0,99=2,47 dengan d.b 28 . Dari hasil

analisis data di atas, diketahui bahwa nilai ttest =25,65>nilai

ts0,95=1,70 dan ts 0,99=2,47.


45

26. Hasil penelitian Wang Yu Sheng , Anggi Ginanjar , Guo Tai Wei (2020)

dengan berjudul “ The Effect of Teaching Badminton Pratice on

Improving Badminton Capabilities of Sport Department Student “.

Peningkatan yang signifikan diperoleh hanya dalam pratek teknik

memotong dan jaring meskipun teknik lain juga meningkat. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pengajaran pratek bulutangkis di

Universitas Negeri Jakarta mampu meningkatkan kemampuan

bulutangkis mahasiswa jurusan olahraga khususnya teknik potong dan

jaring.

27. Hasil penelitian Ade Rahmat , Moch Asmawi , James Tangkudung ,

Firmansyah Dlis, Surya Adi Saputra (2019) dengan judul

“Development of exercise smash, lob and backhand models in

Badminton based on training variation for beginner”. Bedasarkan hasil

pengembangan dapat disimpulkan bahwa: (1) dengan

dikembangkannya jenis pelatihan jenis smash dan lob bulutangkis

berbasis variasi alat untuk permain pemula dapat dikembangkan dan

diterapkan dalam proses latihan bulutangkis (2) model dari jenis

training smash dan lob berbasis variasi alat bulutangkis untuk pemula

yang sudah berkembang, diperoleh bukti peningkatan ini adalah pada

data hasil test pretest dan post test terdapat perbedaan yang signifikan

antara model sebelum dan sesudah perlakuan.

28. Hasil penelitian Hariyuda Anggriawan, Muchsin Doewes, Sapta Kunta

Purnama (2018) dengan berjudul “The development of badminton blow

basic exercise model in early age 10-11 years (through exercise drill
46
47

approach)”. Penelitian ini menggunakan metode development. Data

yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitatif. Populasinya adalah anggota PB Putra Utama Sukoharjo

yang berusia 10-11 tahun pada kategori usia dini yang berjumlah 12

orang dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok uji coba dan

kelompok kontrol. Jumlah 6 orang

29. Hasil penelitian Muhammad Kashai Ramdhani Pelupessy, Dimyati

(2017) dengan berjudul “Self-Efficacy as Predictor in Controlling

Anxiety of Badminton Athletes“. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

efikasi diri dapat menjadi prediktor pengadilan kecemasan (p = 0, 024).

Dengan kata lain, atlet bulutangkis yang memiliki self- efficacy tinggi

semakin mampu mengendalikan kecemasan.

30. Hasil penelitian Suratman, Moh.Nasution, Wiga Nurlatifa Romadhoni

(2019) dengan berjudul “Quality of U15 Gatra Semarang Badminton

Club Players in 2019“. Hasil penelitian menunjukkan, 1). Kualitas

teknis sangat baik 1, baik 2, sedang 3, kurang 2, sangat kurang 1

permain. 2). Kualitas fisik sangat bagus 0, bagus 3, sedang 3, kurang 2

dan sangat kurang 1 permain. Bedasarkan hasil penelitian diperoleh

kesimpulan bahwa kualitas rata-rata teknik sedang dan kualitas fisik

rata-rata rating.
48

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini mengambil desain yaitu Literature Review atau

tinjauan pustka. Studi literature riview adalah mengambil sumber suber data

atau mengambil informasi yang berhubungan pada satu topik tertentu yang

bisa dipakai menjadi sumber misalnya jurnal, buku internet, dan pustaka

lain.

Dalam melakukan sebuah penelitian harus sesuai dengan judul atau

permasalahan yang diteliti dalam menentukan berhasilnya penelitian

tersebut. Penelitian ini menjelaskan bahwa metode yang dipakai mengambil

sumber data yang sangat penting untuk mengumpulkan data penelitian dan

analisis penelitian.

B. Kata Kunci dan Tahun Penerbitan

Sumber yang dipakai dalam penelitian ini dari data - data penelitian

yang sudah dilakukan dan dikeluarkan sebuah jurnal online nasional dan

internasional. Mengerjakan penelitian ini peneliti mencari sebuah penelitian

yang dikeluarkan di internet menggunakan seach engine Schoolar dengan

kata kunci: pengaruh power otot lengan dan kelentukan koordinasi mata-

tangan terhaadap pukulan lob, analisis pengaruh otot lengan dan kelentukan

koordinasi mata-tangan terhadap pukulan lob, komponen pengaruh otot

lengan dan koordinasi mata-tangan terhadap pukulan lob .

47
48

Mengumpulkan sumber-sumber data yang dipakai dengan berdasarkan

sumber yang ditentukan oleh peneliti dari sumber penelitian yang diambil.

Sumber data yang dipakai untuk pengambilan data sebagai berikut:

1. Tahun sumber literature yang diambil mulai tahun 2016-2020,

kesesuaian keyword penulisan, keterkaitan hasil penulisan dan

pembahasan.

2. Strategi dalam pengumpulan jurnal berbagai literature dengan

menggunakan situs jurnal yang sudah terakreditasi ProQuest,

PubMed, Research Gate, SagePub dan Schoolar.

3. Melakukan pencarian berdasarkan full text

4. Melakukan penilaian terhadap jurnal dari abtrak apakah berdasarkan

tujuan penelitian dan melakukan critical appraisal dengan tool yang

ada secara sistematis langkah-langkah dalam penulisan literature.

C. Seleksi Artikel

1. Indentifikasi

Setiap jurnal penelitian harus sesuai dengan inklusi serta

dikumpulkan dan membuat kesimpulan jurnal menyangkut nama

peneliti, tahun terbit jurnal, struktur studi, tujian peneliti, sampel,

bahan baku (alat ukur) dan kesimpulan hasil atau temuan. Simpulan

jurnal peneliti yaitu dibuat dalam berbentuk tabel disusun sesuai

alphabet dan tahun terbit yang sesuai format yang tertera diatas.

Melengkapi dan memperjelas dalam penulisan abstrak dan full

text jurnal dibaca dan diteliti. Kesimpulan jurnal tersebut dilakukan

analisis untuk memperjelas ini dan tujuan penelitian dan hasil


49

penelitian. Metode yang dipakai dalam melakukan penelitian yaitu

analisis data dari salah satu jurnal.

2. Seleksi (Screening)

Literature riview dilakukan dengan hasil penulisan yang sudah

diuji dan diperiksa yang sangat relevan. Menganalisis abstrak, salah

satu jurnal dianalisis dahulu untuk diketahui apakah permasalahan

yang dituju untuk mengetahui hasil dari sebuah jurnal yang diteliti.

Mengambil point-point penting dan sumber penelitian yang dibahas

dalam penelitian, dalam menjaga untuk tidak termasuk dalam unsur

plagiat, peneliti harus mencatat sumber informasi dan menulis

dalam daftar pustaka.

Membuat catatan, kutipan, atau informasi yang disusun secara

sistematis sehingga penulisan dengan mudah dapat mencari kembali

jika sewaktu-waktu diperlukan (Darmadi, 2011 dalam Nursalam,

2016)

3. Kelayakan

Pengambilan jurnal yang telah dipilih memiliki kriteria,

mengambil kesimpulan untuk menjelaskan Analisis Power Otot

Lengan, Kelentukan dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap

Pukulan Lob Permainan Bulutangkis dalam olahraga bulutangkis.


50

Sebelum penulis menjelaskan kesimpulan dari beberapa sumber

literature, penulis menjelaskan kesimpulan singkat dalam bentuk

tabel terdiri dari nama penulis, tahun terbit, desain studi, sampel,

bahan baku (alat ukur) dan hasil penelitian. Mengumpulkan dari

hasil penelitian dari sumber literature yang telah dilakukan, penulis

akan menjelaskan tentang pengaruh otot lengan dan koordinasi

mata-tangan terhadap pukulan lob untuk meningkatkan dalam

olahraga bulutangkis dari segi pembahasan.

Diagram Jumlah Jurnal Yang di Pakai


35

30

25

20

15

10

0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

Series 1 Series 2 Series 3


51

4. Kategori (Inclusion)

Tabel 3.1 kriteria Inklusi Literatur

Kriteria Inklusi

Jangka waktu Tanggal terbit 5-6 tahun terbit terakhir dari tahun 2015 sampai

dengan tahun 2021

Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

Subjek Permain Bulutangkis

Jenis artikel Artikel original tidak dalam bentuk terbit tidak asli seperti surat

editor, tidak dalam bentuk abstrak saja maupun bukul artikel

dalam bentuk full teks

Tema artikel Pengaruh Otot Lengan dan Kelentukan Koordinasi Mata-

Tangan Terhadap Pukulan Lob Permainan Bulutangkis


52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sumber data atau

mengambil informasi yang berhubungan pada satu topik yang

berkaitan dengan judul Analisis Power Otot Lengan Kelentukan dan

Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Pukulan Lob Permainan

Bulutangkis.

Setelah membaca beberapa judul terdahulu yang dijadikan

rujukan dalam penelitian skripsi ini variabel-variabel penelitian

yang penulis angkat pada penelitian studi literature ini tentang

memiliki kesamaan dengan variable penelitian yang ada pada jurnal-

jurnal yang dijadikan rujukan. Bedasarkan hal tersebut peneliti

membuat tahun penelitian terdahulu yang dijelaskan sebagai berikut.

4.1 Tabel Penelitian terdahulu

Tahun Nama Metode Hasil

terbit penulis dan penelitian penelitian

judul

penelitian

2016 Arie Eksperimen Pendekatan

Asnaldi : semu (quansi latihan

Hubungan esperimental) Mased

Pendekatan Practice

Latihan memberikan

52
53

Massaed pengaruh

Practice terhadap

dan ketepatan

Distributed pukulan lob,

Practice hasil yang

Terhadap diperoleh t-

Ketepatan hitung > t-

Pukulan tabel = 26,98

Lob > 1,782,2.

Permainan Pendekatan

Bulutangkis latihan

Disributed

Practice

memberikan

pengaruh

terhadap

ketepatan

pukulan lob,

hasil yang

diperoleh t-

hitung > t-

tabel = 8,40
54

2016 Habibi., Korelasional Terdapat

A.Ma, Drs. hubungan

Saripin., yang

M.Kes signifikan

AIFO, antara daya

Ardita Juita., ledak otot

S.Pd, M.Pd : lengan (XI)

Hubungan terhadap lob

Daya Ledak (Y) atlet

Otot Lengan bulutangkis

dan Bahu Club

Dengan Gempars

Kemampuan Bhayangkara

Pukulan Lob Bagan Siapi

Atlet APi, yang

Bulutangkis diperoleh r-

Club hitung

Gempars FC =0,579> r-

Bhayangkara tabel=0,361.

Bagan siapi-

siapi

Kabupaten

Rokan Hilir.
55

2016 Dwi Aji Eksperimen Adanya

Prasojo, perbedaan

Alfian antara

Yahya : pengaruh

Pengaruh latihan

Umpan umpan tetap

Tetap Dan dan latihan

Umpan umpan

Beubah berubah

Terhadap terhadap

Akurasi peningkatan

Smash akurasi

Dalam forehand

Permainan smash hal

Bulutangkis tersebut

SMK terbukti nilai

Penerbangan uji-t beda

Singosari. mean t-

test=25,65,

sedangkan

nilai t-tabel

adalah

ts0,095=1,70

dan
56

ts0,99=2,47

dengan

d.b.28.

2017 Muhammad Eksperimen Adanya

Husni factorial perbedaan

Tamim : pengaruh

Pengaruh antara

Metode metode

Latihan latihan

(Resiprokal resiprokal

dan Inklusi) dan inklusi

Persepsi terhadap

Kinestetik keterampilan

Terhadap overhead lob

Teknik pada

Overhead bulutangkis.

Lob Adanya

Forehand perbedaan

Bulutangkis keterampilan

teknik

overhead lob

forehand

bulutangkis
57

pada persepsi

kinestik

tinggi dan

persepsi

kinestik

rendah.

Tidak ada

interaksi

antara

metode

latihan

(resiprokal

dan inklusi)

dan persepsi

kinestetik

terhadap

keteampilan

teknik

overhead lob

forehand

pada

bulutangkis.
58

2017 Al Saba, Korelasional Adanya


Hasanuddin hubungan
Jumareng, power otot
Jamiludin : lengan
Hubungan dengan
Power Otot kemampuan
Lengan dan pukulan lob
Kekuatan dalam
Otot Perut permainan
Dengan bulutangkis
Kemampuan pada siswa
Pukulan Lob kelas XI
Dalam SMA Negeri
Permainan 1 Kabowo
Bulutangkis dengan
Pada Siswa koefisien
Kelas XI korelasi
SMA Negeri =0,815, nilai
1 Kabowo. sig. 0,000 dan
koefisien
determinasi
(r2) = 66%
Adanya
hubungan
kekuatan otot
perut dengan
kemampuan
pukulan lob
dalam
pemainan
bulutangkis
59

pada siswa
kelas XI
SMA Negeri
1 Kabowo
dengan
korelasi =
0,786, nilai
sig. 0,000 dan
koefisien
determinasi
(r2) = 62%.
Adanya
hubungan
power otot
lengan dan
kekuatan otot
perut dengan
kemampuan
pukulan lob
dalam
permainan
bulutangkis
pada siswa
kelas XI
SMA Negeri
1 Kabowo
dengan nilai
koefisien
korelasi
ganda
=0,894, nilai
sig. 0,000 dan
60

koefisien
determinasi
(r2) = 79%.

2017 Ade Zalindo : Eksperimen Gaya latihan

Pengaruh memberikan

Gaya pengaruh yang

Mengajar lebih besar

dan daripada gaya

Koordinasi inklusi dalam

Mata-Tangan meningkatkan

Terhadap keterampilan

Keterampilan dasar bermain

Dasar bulutangkis.

Bermain Terdapat

Bulutangkis interaksi antara

gaya mengajar

dengan

koordinasi mata-

tangan terhadap

peningkatkan

keterampilan

dasar bermain

bulutangkis.
61

Pada koordinasi

mata-tangan

tinggi, gaya

latihan

memberikan

pengaruh yang

lebih besar

daripada gaya

inklusi untuk

meningkatkan

keterampilan

dasar bermain

bulutangkis.

Pada koordinasi

mata-tangan

rendah, tidak

terjadi

perbedaan

pengaruh yang

berarti antara

gaya latihan

dengan gaya

inklusi terhadap

peningkatkan
62

keterampilan

dasar bermain

bulutangkis.

2017 Ahmad Eksperimen Ada pengaruh

Yulya penggunaan media

Irfandy, shuttlecock gantung

Nurhasan : terhadap hasil belajar

Pengaruh siswa dalam

Media mengikuti

Sthuttlecock pembelajaran kelas

Gantung VII SMP Negeri 1

Terhadap Wonoayu Sidoarjo

Hasil bedasarkan

Belajar Lob presentase

Forehand peningkatan yaitu

Bulutangkis sebesar 25,74%.


63

2017 Ahmad Hasan Penelitian Agar part and

Waliono, Eko Tindakan whole dapat

Hariyanto, Kelas (PTK) dijadikan sebagai

Fahrial Amiq : metode

Meningkatkan pembelajaran

Pembelajaran alternatif guna

Pukulan meningkatkan

Forehand Lob pukulan

Bulutangkis forehand

Dengan bulutangkis.

Menggunakan

Part And

Whole

Method Pada

Peserta Didik

Kelas VII E

SMPN 1

Winongan

Kapupaten

Pasuruan.
64

2017 Muhammad A Efikasi diri dapat

Kashai retrospective menjadi

Ramdhani causal predictor

Pelupessy, comparative pengadilan

Dimyati : Self- design atau kecemasan (p

Effacry as disebut ex- =0,024). Dengan

Predictor in post facto kata lain atlet

Controlling bulutangkis yang

Anxiety of memiliki self-

Badminton effacary tinggi

Atletes. semakin

mengendalikan

kecemasan

2018 Mita Deksriptif Ada sumbangan

Septyan yang signifikan

Purnawati, antara panjang

Sapta Kunta lengan terhadap

: Hubungan kemampuan lob

Antara bulutangkis pada

Panjang sekolah bulutangkis

Lengan dan PB. Tangkis

Power Otot Sukoharjo tahun

Lengan 2018, r-hitung =


65

Terhadap 0,496 r-tabel =0,444

Kemampuan dan besar

Lob sumbangan sebesar

Bulutangkis 3.8864491861%.

pada Siswa

Sekolah

Bulutangkis

PB. Tangkis

Sukoharjo

Tahun 2018

2018 Berlian Eksperimen Pemberian media

Nusantara bola gantung

Surya Putra, berpengaruh

Nurhasan : terhadap hasil

Pengaruh belajar lob

Media Bola forehand, hal ini

Gantung dibuktikan dari

Terhadap hasil rata-rata

Hasil pretest dan posttest

Belajar Lob pada kelompok

Forehand eksperimen yang

Bulutangkis telah diberi

perlakuan media
66

bola gantung,

sebelum diberi

perlakuan yaitu

pretest sebesar

39,04 dan setelah

diberi perlakuan

yaitu posttest

sebesar 55,11.

2018 Taufiq Nur Eksperimen Pola latihan

Rachman, forehand overhead

Supriyadi, clear berpengaruh

Mulyani terhadap

Surendra : kemampuan

Pengaruh Pola teknik pukulan lob

Latihan bulutangkis pada

Forehand peserta

Overhead ekstrakurikuler

Clear bulutangkis

Terhadap SMAN 4 Malang.

Kemampuan

Teknik

Pukulan Lob

Bulutangkis
67

Pada Peserta

Ekstrakurikuler

SMAN 4

Malang.

2018 Muchhamad Eksperimen Ada perbedaan

Sholeh : pengaruh

Perbedaan latihan lob

Pengaruh dengan metode

latihan Jarak latihan jarak

Pukul Tetap pukul tetap dan

dan Jarak jarak pukul

Pukul bertahap

Bertahap terhadap

Terhadap keterampilan

Keterampilan lob dalam

Lob permainan

Bulutangkis bulutangkis

Pada Atlet pada atlet putra

Putra PB PB.

Independen, Indenpenden,

Palur Palur,

Karanganyar
68

Karanganyar

tahun 2018.

Latihan lob

dengan metode

jarak pukul

tetap terhadap

keterampilan

lob bulutangkis

pada atlet putra

PB.

Indenpenden,

Palur,

karanganyar

tahun 2018

2018 Siti Kopipah, Eksperimen Latihan beban

Sabri : dengan alat

Pengaruh gerakan dapat

Latihan meningkatkan

Beban power tangan

Dengan Alat yang kuat dan

Gerakan maksimal

Dalam sehingga

Meningkatkan mencapai
69

Power pukulan lob

Tangan dalam

Pukulan Lob bulutangkis.

Bulutangkis.

2018 Muhammad Pengembangan Model latihan

Ridwan, (Research & strokes

Firmansyah Development) bulutangkis

Dlis, untuk atlet usia

Hidayat pemula lebih

Humaid : efektif untuk

Metode meningkatkan

Latihan keterampilan

Stokes strokes

Bulutangkis bulutangkis.

Untuk Atlet

Single Usia

Muda.

2018 Hariuda Development Menciptakan

Anggriawan, produk

Muchsin berupa

Doewes, model
70

Sapta Kunta pelatihan

Purnama : dasar

The bulutangkis

Development anak usia

Of dini 10-11

Badminton tahun.

Blow Bacic

Exercise

Model In

Early Age

10-11 Years

( Thought

Exercise

Drill

Apporach)

2018 Nur Intan Deskriptif Bedasarkan

Astri, perhitungan

Zarwan : tes

Studi kemampuan

Kemampuan lob dari 15

Teknik sampel, 1

Pukulan Lob orang

dan Netting kategori


71

Atlit baik sekali,

Bulutangkis 4 orang

PB, Semen kategori

Padang. baik, 5

orang

kurang, dan

5 orang

kategori

kurang

sekali.

2019 Syahril Eksperimen Latihan

Fitriadi, Eri drilling lob

Barlian : dapat

Pengaruh meningkatkan

Latihan kemampuan

Drilling Lob pukulan lob

dan Strokes secara

Lob Berpola signifikan,

Terhadap sedangkan

Peningkatan latihan stokes

Kemampuan lob berpola

Pukulan Lob juga


72

Atlet meningkatkan

Bulutangkis kemampuan

Putra PB. pukulan lob.

ILLVERD

Kota

Padanng.

2019 Rudy Yasid Eksperimen Peningkatan

Bastomy, hasil belajar

Gatot pada siswa

Darmawan : kelas IV SD

Pengaruh Negeri

Media Bola Palemwatu

Gantung Menganti,

Terhadap Gresik

Hasil sebesar

Belajar 28,11%.

Pukulan Lob

Forehand

Bulutangkis.

2019 Zarwan, Korelasi Peningkatan yang

Sefri signifikan ini

Hardiansyah dibuktikan dengan

:
73

Penyusunan t-hitung 4,45> t-

Program tabel 1.711.

Latihan

Bulutangkis

Usia

Sekolah

Dasar Bagi

Guru PJOK.

2019 Zulbahri, Deskriptif Metode gaya pratis

Cicilia (practice style)

Melinda : pelatih menjelaskan

Metode dan

Pratice Style mendemonstrasikan

dan Guided suatu model

Discovery gerakan dan kepada

Stlye Serta atlet diberikan

keterampilan waktu untuk

Teknik Dasa melaksanakan tugas

Atlet secara perorangan

Bulutangkis. atau melakukan

gerakan menurut

kecepatannya

sendiri-sendiri
74

2019 Arie Asnaldi Korelasional Terdapat hubungan

: Hubungan yang signifikan

Daya Tahan antara daya tahan

Aerobik dan aerobik dengan

Daya Tahan kemampuan smash,

Kekuatan dengan α (0,05) r-

Otot Lengan hitug (0,6545) > r-

Dengan tab (0,4560).

Kemampuan

Smash

Bulutangkis.

2019 Ade Rahmat, Resech & Dikembangkanya

Moch. Develommet jenis pelatihan

Asmawi, (R&D) jenis smash dan

James lob bulutangkis

Tangkudung, berbasis variasi

Firmansyah alat untuk

Dlis, Surya permain pemula

Adi Saputra : dapat

Development dikembangkan

Of Exercise dan di terapkan

Smash, Lob dalam proses

And
75

Backhand latihan

Models In bulutangkis.

Badminton

Based On

Traning

Variation

For

Beginner.

2019 Suratman, Kualitatif Kualitas

Moh. rata-rata

Nasution, teknik

Wiga sedang dan

Nurlatifa kualitas

Romadhoni fisik rata-

: Quality Of rata rating.

U15 Gatra

Semarang

Badminton

Club

Players In

2019.
76

2020 Ari Deksriptif Teknik dasar

Subarkah, pukulan yang

Ika dominan

Novitaria digunakan

Marani : dalam

Analisis permainan

Teknik bulutangkis

Dasar pada

Pukulan pertandingan

Dalam HSBC World

permainan Tour Final

Bulutangkis. Tahun 2019

adalah

pukulan drive

forehand.

2020 Ahmad Eksperimen Pemberian

Muhtadis, treatment

Khamim latihan

Hariyadi, Bayu driliing

Nugraha umpan

Murdiyansah : lempar

Pengaruh berpengaruh

Latihan terhadap
77

Drilling hasil

Umpan pukulan lob

Lempar forehand

Terhadap peserta didik

Pukulan Lob pada

Forehand pembelajran

Peserta Didik bulutangkis

Pada kelas IV MI

Pembelajaran Jaya

Bulutangkis Karangan.

Kelas IV MI

Jayan

Karangan.

2020 Nuzul Fitra, Deksriptif Nilai yang

Saifu, kuantitatif diperoleh

Muhammad dari tes

Zaenal Arwih : servis, dan

Studi Analisis smash

Keterampilan dikonversi

Teknik Dasar dengan tabel

Pemainan norma

Bulutangkis penilaian

Pada Siswa yang

Putra Peserta merupakan


78

Ekstrakurikuler kategori

SMPN 3 keterampilan

Kanpotori. dari masing-

masing tes.

2020 Lalu Sapta Eksperimen Latihan

Wijaya footwork

Kusuma, berbasis

Jamaludin : teknologi

Lahitan lebih

Foorwork berpengaruh

Berbasis terhadap

Teknologi ketepatan

Terhadap pukulan lob

Keterampilan dibandingkan

Teknik Dasar dengan

Bermain ketepatan

Bulutangkis smash,

Club PB. dengan

IYANSA perbedaan

2020. nilai t-hitung

YI (lob) =

18.71 dan Y2
79

(smash) =

7.18.

2020 Wang Yu Eksperimen Pengajaran

Sheng, pratek

Anggi bulutangkis di

Ginanjar, Universitas

Guo Tai Wei Negeri

: The Effects Jakarta

of Teaching mampu

Badminton meningkatkan

Practice on kemampuan

Improving bulutangkis

Badminton mahasiswa

Capabilities jurusan

of Sports olahraga

Department khususnya

Students. teknik potong

dan jaring.

2021 Dony Setyo Kuantitatif Ada

Bintara, kontribusi

Dhedhy kekuatan otot

Yuliawan, lengan

Mokhammad terhadap
80

Firdaus : pukulan lob

Kontribusi backhand

Kekuatan sebesar,

Otot Lengan, adanya

Fleksibiliti kontribusi

Bahu fleksibiliti

Pergelangan bahu dan

Tangan dan pergelangan

Koordinasi tangan

Mata- terhadap

Tangan pukulan lob

Terhadap backhand

Pukulan Lob sebesar, ada

Bachand kontribusi

Bulutangkis. kekuatan otot

lengan,

fleksibiliti

bahu dan

pergelangan

tangan dan

koordinasi

mata dan

tangan

tehadap
81

pukulan lob

backhand

pada atlet

putra

PB.Hinqua

Wijaya

Kediri.

Pada penelitian yang dilakukan Arie Asnaldi (2016) yang berjudul

Hubungan Pendekatan Latihan Massed Pratice dan Distributed Practice

Terhadap Ketepatan Pukulan Lob Pemain Bulutangkis. Yang bertujuan

untuk mengertahui seberapa besar power otot lengan dan koordinasi

mata-tangan dalam melakukan pukulan lob dalam permainan

bulutangkis. Jenis penelitian yang dipakai dengan metode eksperimen

semu (quasi esperimental ). Jumlah keseluruhan populasi berjumlah 47

orang. Yang digunakan dalam populasi berujumlah 26 orang dengan

menggunakan dengan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan

analisis data tabulasi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1)

Pendekatan latihan Massed Practice memberikan pengaruh terhadap

ketepatan pukulan lob , hasil yang diperoleh t-hitung ﹥ t-tabel = 26,98

> 1,782. 2) Pendekatan latihan Distributed Practice memberikan

pengaruh terhadap ketepatan pukulan lob, hasil yang diperoleh t-hitung

﹥ t-tabel = 8,40 > 1,782.3).


82

Pada penelitian Nur Intan Astri, Zarwan (2018) yang berjudul Studi

Kemampuan Teknik Pukulan Lob dan Netting Atlit Bulutangkis PB.

Semen Padang. Yang bertujuan untuk melihat Kemampuan lob atlet dan

kemampuan netting atlet bulutangkis Klub PB. Semen Padang. Jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang beranggota 15 orang

atlet putra. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder. Setelah data terkumpul, data dianalisis dengan menggunakan

distribusi frekuensi (Statistik Deskriptif) dengan perhitungan

persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) berdasarkan

perhitungan tes kemampuan lob dari 15 orang sampel, 1 orang kategori

baik sekali, 4 orang kategori baik, 5 orang kurang, dan 5 orang kategori

kurang sekali, 2) berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan

netting, 1 orang kategori baik sekali, 2 orang kategori baik¸ 4 orang

kategori kurang, dan 8 orang kategori kurang sekali.

Pada penelitian Muhammad Husni Tamim (2017) yang berjudul

Pengaruh Metode Latihan (Resiprokal dan Inklusi) Persepsi Kinestetik

terhadap Teknik Overhead Lob Forehand Bulu Tangkis. Yang bertujuan

untuk mengetahui: (1) perbedaan pengaruh metode latihan resiprokal

dan inklusi terhadap peningkatan teknik overhead lob forehand pada

bulu tangkis. (2) Perbedaan keterampilan teknik overhead lob forehand

bulu tangkis pada persepsi kinestetik tinggi dan persepsi kinestetik

rendah. (3) Pengaruh interaksi antara metode latihan (resiprokal dan


83

inklusi) dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan teknik overhead

lob forehand pada bulu tangkis.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen faktorial.

Teknik analisis data yang digunakan uji normalitas (Kolmogorov

Smirnov) dan uji homogenitas (Levene) signifikansi a = 0.05. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan pengaruh antara

metode latihan resiprokal dan inklusi terhadap keterampilan teknik

overhead lob forehand pada bulu tangkis, (2) ada perbedaan antara

keterampilan teknik overhead lob forehand bulu tangkis pada persepsi

kinestetik tinggi dan persepsi kinestetik rendah, (3) tidak ada interaksi

antara metode latihan (resiprokal dan inklusi) dan persepsi kinestetik

terhadap keterampilan teknik overhead lob forehand pada bulu tangkis.

Pada penelitian Syahril Fitriadi, Eri Barlian (2019), yang bejudul

Pengaruh Latihan Drilling Lob dan Strokes Lob Berpola Terhadap

Peningkatan Kemampuan Pukulan Lob Atlet Bulutangkis Putra PB.

ILLVERD Kota Padang. Yang bertujuan untuk melihat ada atau

tidaknya pengaruh latihan drilling lob dan strokes lob berpola terhadap

peningkatan kemampuan pukulan lob. Jenis penelitian ini adalah

eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret hingga

28 April 2019 yang bertempat di PB.

Illverd Kota Padang. Populasi dalam penelitian yaitu atlet PB.

Illverd Kota Padang berjumlah 23 orang. Penentuan sampel dengan

teknik purposive sampling sebanyak 12 orang. Sampel dibagi menjadi

dua kelompok secara ordinally paired, yaitu kelompok eksperimen


84

diberi latihan drilling lob dan kelompok kontrol diberi latihan strokes

lob berpola selama 16 kali latihan dengan frekuensi latihan tiga kali

seminggu.

Variabel yang diukur sebagai kemampuan awal dan hasil latihan

adalah kemampuan pukulan lob. Pengukuran dilakukan pada awal

latihan dan akhir latihan. Data dianalisis dengan menggunakan uji t

melalui progam komputer dan manual. Hasil penelitian menyimpulkan

bahwa latihan drilling lob dapat meningkatkan kemampuan pukulan lob

secara signifikan, sedangkan latihan strokes lob berpola juga dapat

meningkatkan kemampuan pukulan lob. Secara keseluruhan hasil

penelitian menemukan bahwa latihan drilling lob lebih efektif dalam

meningkatkan kemampuan pukulan lob dibandingkan dengan latihan

strokes lob berpola.

Pada penelitian Rudy Yasid Bastomy, Gatot Darmawan (2019) yang

berjudul Pengaruh Media Bola Gantung Terhadap Hasil Belajar Pukulan

Lob Forehand Bulutangkis. Yang bertujuan 1.) Mengetahui pengaruh

media bola gantung terhadap hasil belajar pukulan forehand bulutangkis

pada siswa kelas IV SDN Pelem Watu, Menganti, Gresik. 2.)

Mengetahui besarnya pengaruh media bola gantung terhadap hasil

belajar pukulan forehand bulutangkis pada siswa kelas IV SDN Pelem

Watu, Menganti, Gresik. Metode penelitian menggunakan penelitian

eksperimen dengan pendekatan eksperimen semu.

Disain penelitian diarahkan untuk membandingkan hasil distribusi

data pre-test dan post-test dari dua kelompok sampel. (Randomized


85

control group pretest posttest desingn). penelitian ini instrumen

penelitian yang di gunakan ada dua aspek yaitu aspek keterampilan dan

aspek pengetahuan. Pada rencana instrument penelitian keterampilan

menggunakan tes pukulan lob forehand dan soal-soal tentang pukulan

lob forehand. Penilaian pengetahuan di nilai dengan tes tulis, sedangkan

penilaian keterampilan dinilai dengan menggunakan penilaian lob

forehand.Hasil penelitian dengan sampel SD Negeri Pelemwatu

Menganti, Gresik kelas IV yaitu nilai pretest didapat skor rata-rata 35,33

dengan standar devisiasi 13,57 varian 184,16 dengan nilai minimum 21

dan nilai maximum 71, sedangkan nilai postest yaitu mendapat skor

rata-rata 45,27 standar devisiasi 15,42 varian sebesar 237,96 dengan

nilai minimum 21 dan nilai maximum 79. Peningkatan hasil belajar pada

siswa kelas IV SD Negeri Pelemwatu Menganti, Gresik sebesar 28,11%.

Pada penelitian Zarwan, Sefri Hardiansyah (2019) yang berjudul

Penyusunan Program Latihan Bulutangkis Usia Sekolah Dasar Bagi

Guru PJOK. Yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guru

dalam menyusun program latihan bulutangkis untuk anak usia sekolah

dasar. Jenis penelitian ini adalah komparasi yang akan membandingkan

antara data awal sebelum diberikan materi dan data akhir setelah

diberikan materi.

Sampel dalam penelitian ini adalah guru PJOK di Kecamatan

Padang Utara dengan jumlah 25 orang. Instrumen yang digunakan

adalah pertanyaan dalam bentuk multiple choice. Teknik analisis data

yang digunakan adalah uji t dependent sampel. Berdasarkan perhitungan


86

yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa terjadi

peningkatan yang signifikan ini dibuktikan dengan thitung 4,45 > ttabel

1.711.

Pada penelitian Al Saba, Hassanuddin Jumareng, Jamiludin (2017)

yang berjudul Hubungan Power Otot Lengan dan Kekuatan Otot Perut

Dengan Kemampuan Pukulan Lob Dalam Permainan Bulutangkis Pada

siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabowo. Yang bertujuan untuk

mengetahui dan menganalisis: (1) hubungan power otot lengan dengan

kemampuan pukulan lob dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas

XI SMA Negeri 1 Kabawo; (2) hubungan kekuatan otot perut dengan

kemampuan pukulan lob dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas

XI SMA Negeri 1 Kabawo; (3) hubungan power otot lengan dan

kekuatan otot perutdengan kemampuan pukulan lob dalam permainan

bulutangkis pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo. Penelitian ini

dilakukan dengan metode korelasional.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada hubungan power

otot lengan dengan kemampuan pukulan lob dalam permainan

bulutangkis pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo dengan

koefisien korelasi =0,815, nilai sig. 0,000 dankoefisien determinasi (r 2

) = 66%, (2)Ada hubungan kekuatan otot perut dengan kemampuan

pukulan lob dalam permainan bulutangkis pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Kabawo dengan koefisien korelasi = 0,786, nilai sig. 0,000

dankoefisien determinasi (r 2 )= 62%, (3) Ada hubungan power otot

lengan dan kekuatan otot perut dengan kemampuan pukulan lob dalam
87

permainan bulutangkis pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabawo

dengan nilai koefisien korelasi ganda = 0,894, nilai sig. 0,000 dan

koefisien determinasi (r2 ) = 79%.

Pada penelitian Zulbahri, Cicilia Melinda (2019) yang berjudul

Metode practice style dan guided discovery style serta keterampilan

teknik dasar atlet bulutangkis. Tujuannya untuk mendeskripsikan teori

dan praktik tentang metode practice style dan guided discovery style

serta keterampilan teknik dasar atlet bulutangkis. Metode yang

digunakan adalah deskriptif analisis dari beberapa literatur yang dibaca.

Kesimpulan dari artikel in yaitu: 1) Bulutangkis atau badminton

adalah suatu olahraga dengan menggunakan alat pukul raket yang

dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk

ganda) yang saling berlawanan. 2) Metode atau latihan gaya praktis

(practice style) adalah pelatih menjelaskan dan mendemonstrasikan

suatu model gerakan dan kepada atlet diberikan waktu untuk

melaksanakan tugas secara perorangan atau melakukan gerakan

menurut kecepatannya sendiri-sendiri, sedangkan pelatih mendatangi

atlet secara bergiliran dan memberikan umpan balik kepada semua atlet

secara perseorangan atau sendiri-sendiri. 3) Metode penemuan

terpimpin (guided discovery style) adalah gaya yang melibatkan atlet

dalam memberi alasan menggunakan logika, berfikir kritis, dan

percobaan kegagalan dengan tujuan untuk menemukan jawaban yang

benar dari pertanyaan masalah yang timbul.


88

Pada penelitian Ari Subarkah, Ika Novitaria Marani (2020) yang

berjudul Analisis Teknik Dasar Pukulan Dalam Permainan Bulutangkis.

Yang bertujuan untuk mengetahui: 1. Teknik dasar pukulan dalam

permainan bulutangkis, dan 2. Teknik dasar pukulan yang dominan

digunakan dalam permainan bulutangkis. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

menggunakan teknik survei.

Populasi penelitian adalah semua pemain yang mengikuti

pertandingan bulutangkis HSBC World Tour Final Tahun 2019.

Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive

sampling, sehingga sampel yang digunakan adalah pasangan ganda

putra Indonesia yang mengikuti pertandingan tersebut. Teknik

pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan video

yang ada di Youtube pada pertandingan bulutangkis HSBC World Tour

Final Tahun 2019 dan kemudian memasukkannya ke dalam tabel yang

disesuaikan dengan teknik dasar bermain bulutangkis yang dilakukan

selama pertandingan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik

analisis statistic deskriptif.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah: 1. Teknik dasar pukulan

overhead sebanyak 26%, pukulan netting sebanyak 19%, pukulan drive

sebanyak 37% dan pukulan service sebanyak 18%. 2. Teknik dasar

pukulan yang dominan digunakan dalam pemainan bulutangkis pada

pertandingan bulutangkis HSBC World Tour Final Tahun 2019 adalah

pukulan drive forehand. Sehingga disarankan kepada para pelatih untuk


89

selalu melakukan latihan untuk melatih semua teknik dasar pukulan

terutama teknik dasar pukulan yang dianggap bisa mematikan lawan

sehingga bisa memenangkan pertandingan bulutangkis.

Pada penelitian Ahmad Muhtadis, Khamim Hariyadi, Bayu Nugraha

Murdiyansah (2020) yang berjudul Pengaruh Latihan Drilling Umpan

Lempar Terhadap Pukulan Lob Forehand Peserta Didik Pada

Pembelajaran Bulutangkis Kelas IV MI Jayan Karangan. Yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari metode latihan drilling

umpan lempar tehadap hasil pukulan lob forehand peserta didik pada

pembelajaran bulutangkis. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan

model pre-experimental design dengan desain one grub pretest-posttest

design dan memberikan treatment untuk mengetahui hasil peningkatan

yang dihasilkan peserta didik dengan jumlah sampel sebanyak 12 siswa.

Data diperoleh melalui kegiatan pretest dan posttest yang dilakukan

kepada peserta didik kelas IV MI Jayan Karangan. Hasil analisis data

diketahui bahwa uji normalitas pretest 0,522 > 0,05 dan posttest 0,182

< 0,05), uji homogenitas nilai p (sig.) 0,678 > 0,05 dan hasil uji t

menunjukkan bahwa t 5,758 > t(12) = 2,228, dan nilai sig. 0,000 < 0,05.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel penelitian

berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t menunjukkan bahwa Ha

diterima atau proses treatment memberikan pengaruh yang signifikan

sebesar 56,15%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian

treatment latihan drilling umpan lempar berpengaruh tehadap hasil

pukulan lob forehand peserta didik pada pembelajaran bulutangkis kelas


90

IV MI Jayan Karangan. Dan memberikan pengaruh sebesar 56,15%

dibandingkan sebelum dilakukan treatment. Mengingat pentingnya

pendidikan jasmani sebagai sarana untuk untuk meningkatkan

keterampilan dan semangat belajar, maka pihak terkait diharapkan lebih

memberikan fasilitas agar dapat menunjang kegiatan pembelajaran

penjasorkes.

Pada penelitian Nuzul Fitra, Saifu, Muhammad Zaenal Arwih

(2020) yang berjudul Studi Analisis Keterampilan Teknik Dasar

Permainan Bulutangkis Pada Siswa Putra Peserta Ekstrakurikuler

SMPN 3 Kanpotori. Yang bertujuan untuk menganalisi tingkat

keterampilan teknik dasar permainan bulu tangkis pada siswa putra

peserta ekstrakurikuler SMPN 3 kapontori. Penelitian ini adalah

penelitian deskriptif kuantitatif yaitu menganalisis tingkat keterampilan

teknik dasar permainan bulutangkis pada siswa putra peserta

ekstrakurikuler SMPN 3 kapontori.

Metode yang digunakan adalah metode survey dengan tes dan

pengukuran untuk memperoleh data yang nyata. Tes dan pengukuran

yang dilakukan menggunakan tes dan kemampuan servis forehand,

servis pendek backhand, smash, dan pukulan overhead lob. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra peserta ekstrakurikuler

permainan bulutangkis SMPN 3 kapontori yang berjumlah 20 siswa

yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini.

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian

ini adalah tes service panjang forehand, tes service pendek backhand,
91

smash, dan overhead lob pemainan bulutangkis. Instrumen tes pukulan

service panjang adalah suatu alat pengukur yang digunakan untuk

mengukur kemampuan penguasaan pukulan service yang melambung

tinggi ke belakang di daerah bidang lapangan lawan (Barry and Nelson).

Nilai validitas kemampuan service panjang adalah 0,54 dan nilai

reliabilitas kemampuan pukulan service panjang adalah 0,77 (Barry and

Nelson).

Data yang terkumpul perlu dianalisis agar dapat diambil kesimpulan

melalui proses analisis. Urutan menganalisis data yang diperoleh dengan

cara mencatat angka atau nilai yang diperoleh berdasarkan tes yang telah

dilakukan oleh masing-masing tes. Kemudian nilai yang diperoleh dari

tes service, dan smash dikonversi dengan tabel norma penilaian yang

merupakan kategori keterampilan dari masing-masing tes.

Pada penelitian Ade Zalindro (2017) yang berjudul Pengaruh Gaya

Mengajar dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Dasar

Bermain Bulutangkis. Yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya

mengajar yaitu gaya inklusi dan latihan terhadap keterampilan dasar

bermain Bulutangkis. Penelitian ini dilakukanpada siswa SMPN 32

Padang, penelitian ini menggunakan treatment by level 2 x 2. Sampel

terdiri dari 48 siswa dibagi menjadi empat kelompok, masing-masing

terdiri dari 12 siswa.

Teknik analisis data adalah analisis varians dua jalur (ANOVA) dan

selanjutnya dilanjutkan dengan uji Tukey pada tingkat signifikansi α =

0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Gaya Latihan


92

memberikan pengaruh yang lebih besar daripada gaya Inklusi dalam

peningkatkan keterampilan dasar bermain bulutangkis. (2) Terdapat

interaksi antara gaya mengajar dengan koordinasi mata-tangan terhadap

peningkatkan keterampilan dasar bermain bulutangkis. (3) Pada

koordinasi mata-tangan tinggi, gaya latihan memberikan pengaruh yang

lebih besar daripada gaya inklusi untuk meningkatkan keterampilan

dasar bermain bulutangkis. (4) Pada koordinasi mata-tangan rendah,

tidak terjadi perbedaan pengaruh yang berarti antara gaya latihan dengan

gaya inklusi terhadap peningkatkan keterampilan dasar bermain

bulutangkis.

Pada penelitian Mita Septyan Purnawati, Sapta Kunta (2018)

Purnama yang berjudul Hubungan Antara Panjang Lengan dan Power

Otot Lengan Terhadap Kemampuan Lob Bulutangkis Pada Siswa

Sekolah Bulutangkis PB. Tangkis Sukoharjo Tahun 2018. Yang

bertujuan h untuk mengetahui hubungan panjang lengan dan power otot

lengan terhadap kemampuan lob bulutangkis pada siswa sekolah

bulutangkis PB.Tangkis Sukoharjo tahun 2018. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif dengan studi korelasi. Subjek penelitian

adalah siswa sekolah bulutangkis PB.Tangkis Sukoharjo tahun 2018

berjumlah 20 siswa dengan teknik pengambilan sampel total sampling.

Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran antara

lain anthropometer untuk mengukur panjang lengan, tes melempar bola

medicine untuk mengukur power otot lengan, tes lob untuk mengukur

kemampuan lob. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji


93

linieritas dan analisis regresi, sebelum dilakukan uji pembeda terlebih

dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan uji

homogenitas. Hasil Penelitian menunjukan bahwa ada sumbangan yang

signifikan antara panjang lengan terhadap kemampuan lob bulutangkis

pada siswa sekolah bulutangkis PB.Tangkis Sukoharjo tahun 2018, r-

hitung = 0,496 r-tabel = 0,444 dan besarnya sumbangan sebesar

3,8864491861%.

Ada sumbangan yang signifikan antara power otot lengan terhadap

kemampuan lob bulutangkis pada siswa sekolah bulutangkis

PB.Tangkis Sukoharjo tahun 2018, r-hitung = 0,650 tabel = 0,444dan

besarnya sumbangan sebesar 38,474039936%. Ada sumbangan yang

signifikan antara panjang lengan, power otot lengan terhadap

kemampuan lob bulutangkis pada siswa sekolah bulutangkis

PB.Tangkis Sukoharjo tahun 2018, harga Ftabel 5% = 3,59 Fhitung =

6,240. Ry (12) = 0,6506303643 Jadi koefisien determinasi R 2 =

0,4233198709 sumbangan sebesar 42,3604891221%.

Pada penelitian Berlian Nusantara Surya Putra, Nurhasan (2018)

yang berjudul Pengaruh Media Bola Gantung Terhadap Hasil Belajar

Lob Forehand Bulutangkis. Yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan media bola gantung terhadap hasil belajar lob forehand

bulutangkis pada siswa kelas V SD Laboratorium Unesa dan untuk

mengetahui besarnya pengaruh media bola gantung terhadap hasil

belajar lob forehand bulutangkis pada siswa kelas V SD Laboratorium

Unesa.
94

Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V-A dan kelas V-C SD

Laboratorium Unesa dengan jumlah total 42 siswa.Berdasarkan hasil

penelitian, pemberian media bola gantung berpengaruh terhadap hasil

belajar lob forehand, hal ini dibuktikan dari hasil rata-rata pretest dan

postest pada kelompok eksperimen yang telah diberi perlakuan media

bola gantung, sebelum diberi perlakuan yaitu pretest sebesar 39,04 dan

setelah diberi perlakuan perlakuan yaitu posttest sebesar 55,11. Oleh

karena itu hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh media bola

gantung terhadap hasil belajar lob forehand bulutangkis pada siswa

kelas V SD Laboratorium Unesa dapat diterima dengan peningkatan

pada nilai keterampilan sebesar 41,15% .

Pada penelitian Dony Setyo Bintara, Dhedhy Yuliawan,

Mokhammad Firdaus (2021) yang berjudul Kontribusi Kekuatan Otot

Lengan, Fleksibiliti Bahu Pergelangan Tangan dan Koordinasi Mata

Tangan Terhadap Pukulan Lob Bachand Bulutangkis. Yang berjuan

untuk mengetahui kontribusi kekuatan otot lengan, fleksibiliti bahu dan

pergelangan tangan dan koordinasi mata dan tangan terhadap pukulan

lob backhand.

Penelitian ini menggunakan teknik kuasalitas dengan pendekatan

kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah atlet putra PB. Hiqua Wijaya

Kediri berjumlah 14 atlet dan teknik pengambilan sampel sampling

jenuh. Instrumen yang digunakan tes pengukuran. Metode analisis yang

digunakan adalah regresi linier berganda.


95

Hasilnya adalah ada kontribusi kekuatan otot lengan terhadap

pukulan lob backhand sebesar, ada kontribusi fleksibiliti bahu dan

pergelangan tangan terhadap pukulan lob backhand sebesar, ada

kontribusi koordinasi mata dan tangan terhadap pukulan lob backhand

sebesar, ada kontribusi kekuatan otot lengan, fleksibiliti bahu dan

pergelangan tangan dan koordinasi mata dan tangan terhadap pukulan

lob backhand pada atlet putra PB. Hiqua Wijaya Kediri.

Pada penelitian Habibi., A.Ma, Drs. Saripin., M.Kes AIFO, Ardiah

Juita., S.Pd, M.Pd (2016) yang berjudul Hubungan Daya Ledak Otot

Lengan dan Bahu Dengan Kemampuan Pukulan Lob Atlet Bulutangkis

Club Gempars Fc Bhayangkara Bagan Siapi-Api Kabupaten Rokan

Hilir. Yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan daya

ledak otot lengan dan bahu dengan kemampuan pukulan lob atlet

bulutangkis Gempars FC.

Jenis penelitian ini adalah korelasional membandingkan hasil

pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat

hubungan antara variabel-variabel ini. Sebagai variabel bebas (X1)

adalah daya ledak otot lengan dan bahu, sedangkan variabel terikat (Y)

adalah kemapuan pukulan lob. Data penelitian ini diperoleh dari hasil

tes two hand medicine ball put, dan tes pukulan lob bulutangkis.

Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak

otot lengan (X1) terhadap lob (Y) atlet bulutangkis Club Gempars
96

Bhayangkara Bagan Siapi Api, yang diperoleh rhitung = 0,579>rtabel =

0,361.

Pada penelitian Taufiq Nur Rachman, Supriyadi, Mulyani Surendra

(2018) dengan judul Pengaruh Pola Latihan Forehand Overhead Clear

Terhadap Kemampuan Teknik Pukulan Lob Bulutangkis Pada Peserta

Ekstrakurikuler SMAN 4 Malang. untuk mengetahui Pengaruh Pola

Latihan Forehand Overhead Clear terhadap Kemampuan Teknik

Pukulan Lob Bulutangkis pada Peserta Ekstrakurikuler SMAN 4 Kota

Malang. Setelah dilakukan perlakuan berupa variasi model latihan

selama 16 pertemuan.

Berdasarkan hasil data pretes dan data postes yang telah dianalisis

mengunakan Statistical Package for Social Science (SPSS) diketahui

nilai signifikansi sebesar 0,046 yang berarti Ho ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa pola latihan forehand overhead clear berpengaruh

terhadap kemampuan teknik pukulan lob bulutangkis pada peserta

ekstrakurikuler bulutangkis SMAN 4 Malang.

Pada penelitian Muchhamad Sholeh (2018) yang berjudul Perbedaan

Pengaruh Latihan Jarak Pukul Tetap dan Jarak Pukul Bertahap Terhadap

Keterampilan Lob Bulutangkis Pada Atlet Putra PB Independen, Palur

Karanganyar. Yang bertujuan untuk mengetahui (1) Perbedaaan

pengaruh latihan jarak pukul tetap dan jarak pukul bertahap terhadap

keterampilan lob bulutangkis pada atlet putra PB Independen, Palur,

Karanganyar tahun 2018. (2) untuk mengetahui manakah yang lebih

baik pengaruhnya antara latihan jarak pukul tetap dan jarak pukul
97

bertahap terhadap keterampilan lob bulutangkis pada atlet putra PB

Independen, palur, karanganyar tahun 2018. Metode yang digunakan

pada penelitian ini adalah metode eksperimen.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah matching by subject

design yang biasa disebut dengan pola M-S, dimana Subjek dipisahkan

kedalam dua kelompok. Pemasangan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan cara oridinal pairing, teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

teknik tes yang dilakukan untuk pengambilan data penelitian ini adalah

tes keterampilan lob dalam pemainan bulutangkis, tes dilaksanakan dua

kali yaitu tes awal dan tes akhir.

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik statistik

dengan metode pengerjaan menggunakan program penghitung, yaitu

meliputi uji reliabilitas, uji prasyarat, data analisis dengan uji

normalitas, uji homogenitas, dan analisis perbedaan. Dalam penelitian

ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut (1) ada perbedaan

pengaruh latihan lob dengan metode Latihan jarak pukul tetap dan jarak

pukul bertahap terhadap keterampilan lob dalam pemainan bulutangkis

pada atlet putra PB Independen, Palur, Karanganyar tahun 2018.

Dengan hasil uji thitung diperoleh sebesar 3,24 sedangkan ttabel

dengan db=15-1 taraf signifikan 5% yaitu 2,14 maka thitung ˃ ttabel.

(2) Latihan lob dengan metode jarak pukul bertahap lebih baik

pengaruhnya daripada latihan dengan metode jarak pukul tetap terhadap


98

keterampilan lob bulutangkis pada atlet putra PB Indpenden, Palur,

Karanganyar tahun 2018. Hal ini dibuktikan dengan prosentase

peningkatan untuk kelompok 2 (latihan jarak pukul bertahap) sebesar

24,6% dan kelompok 1 (latihan jarak pukul tetap) lebih kecil yaitu 15,

8%.

Pada penelitian Siti Khofipah, Sabri (2018) dengan berjudul

Pengaruh Latihan Beban Dengan Alat Gerakan Dalam Meningkatkan

Power Tangan Pukulan Lob Bulutangkis. Yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh latihan beban dengan alat gerekan dalam

meningkatkan power tangan pukulan lob bulutangkis di SD Negeri II

Sindangsari yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis. oleh karena itu

dengan menggunakan metode latihan beban dengan alat gerekan

tersebut dapat meningkatkan power tangan yang kuat dan keras

sehingga akan menghasilkan pukulan lob dengan lambungan tinggi dan

jauh dengan melewati net dan garis luar dalam lapangan.

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh dalam

meningkatkan power tangan pukulan lob bulutangkis sehingga pukulan

keras dan maksimal untuk melambung tinggi. Hal ini dibuktikan dengan

nilai signifikansi hitung pada uji t kelompok pretest dan posttest sebesar

5.421dengan sig. 0,000 lebih kecil dari 0,05 (Sig< 0,05). Oleh karena itu

dapat dinyatakan bahwa latihan beban dengan alat gerekan dapat

meningkatkan power tangan yang kuat dan maksimal sehingga

mencapai pukulan lob dalam permainan bulutangkis.


99

Pada penelitian Ahmad Yulya Irfandy, Nurhasan (2017) yang

berjudul Pengaruh Media Shuttlecock Gantung Terhadap Hasil Belajar

Lob Forehand Bulutangkis. Yang bertujuan kajian yang berkaitan

dengan gerak manusia, perkembangan fisik dan psikis. Oleh karena itu,

alternatif solusinya yaitu dengan memberikan media shuttlecock

gantung yang belum pernah mereka gunakan, agar hasil belajar belajar

siswa dalam materi lob forehand bulutangkis bisa meningkat.

Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo dan jumlah sampel yang diambil

sebanyak 33 siswa sebagai kelas eksperimen dan sebanyak 29 siswa

sebagai kelas kontrol. Metode dalam analisa ini menggunakan metode

statistik kuantitatif deskriptif. Sedangkan proses pengambilan data

dilakukan dengan menggunakan tes lob forehand bulutangkis.

Hasil analisa statistik Mann-Whitney, nilai Z sebesar -2,621 dengan

p-value sebesar 0.009 lebih kecil dibandingkan nilai alpha 0,05 yang

berarti menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima., sehingga ada

pengaruh penggunaan media shuttlecock gantung terhadap hasil belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran PJOK pada materi lob forehand

bulutangkis pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Wonoayu Sidoarjo

berdasarkan prosentase peningkatan yaitu sebesar 35,74 %.

Pada penelitian Arie Asnaldi (2019) yang berjudul Hubungan Daya

Tahan Aerobik dan Daya Tahan Kekuatan Otot Lengan Dengan

Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis. Yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan daya tahan aerobik dan daya tahan kekuatan otot
100

lengan dengan kemampuan smash pemain bulutangkis. Jenis penelitian

adalah korelasional, populasi adalah pemain bulutangkis perkumpulan

bulutangkis Pasie Nan Tigo yang berjumlah 20 orang. Penarikan sampel

yang digunakana dalah Total Sampling.

Data diambil dengan tiga cara, (1) Multistage Fitness Test untuk

mengukur dayatahan aerobik, (2) Pull Ups Chinnings Test untuk

mengukur daya tahan kekuatan otot lengan dan (3) tes smash untuk

mengukur kemampuan smash. Data yang diperoleh dianalisis dengan

korelasi Product Moment sederhana dan ganda. Analisis dari

pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa 1) Terdapat hubungan yang

signifikan antara daya tahan aerobik dengan kemampuan smash, dengan

α (0,05) r-hitung (0,6545) > r-tab (0,4560) , 2) Terdapat hubungan yang

signifikan antara daya tahan kekuatan otot lengan dengan kemampuan

smash, dengan α (0,05) r-hitung (0,5196) >r-tab (0,4560), 3) Terdapat

hubungan yang signifikan secara bersama-sama antara daya tahan

aerobik dan daya tahan kekuatan otot lengan dengan kemampuan smash,

dengan α (0,05) R- hitung (0,7279) > R-tab (0,4560).

Pada penelitian Muhammad Ridwan, Firmansyah Dlis, Hidayat

Humaid (2018) yang berjudul Metode Latihan Stokes Bulutangkis

Untuk Atlet Single Usia Muda. Yang bertujuan untuk pengembangan

model latihan strokes bulutangkis untuk atlet single usia pemula dalam

meningkatkan keterampilan strokes bulutangkis. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

pengembangan (Research&Development).
101

Penelitian ini dilaksanakan di PB. Kurnia Tasikmalaya dengan

subyek penelitian sebanyak 35 orang. Dianalisis menggunakan paired

sample t-test. Hasil analisis menunjukan bahwa jumlah nilai pretest

adalah 2715 dengan rata-rata 77,57 dan jumlah nilai posttest adalah

3111 dengan rata-rata 88,89 artinya bahwa adanya peningkatan jumlah

dan nilai rata-rata dan Dalam uji signifikansi perbedaan dengan SPSS

23 didapat hasil t-hitung 18,920 df =34 dan p-value = 0,000 < 0,05 yang

berarti terdapat perbedaan yang signifikan latihan strokes bulutangkis

sebelum dan sesudah adanya perlakuan model latihan strokes. Dengan

demikian model latihan strokes bulutangkis untuk atlet single usia

pemula efektif untuk meningkatkan keterampilan strokes bulutangkis.

Pada penelitian Lalu Sapta Wijaya Kusuma, Jamaludin (2020) yang

berjudul Pengaruh Latihan Footwork Berbasis Teknologi Terhadap

Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis Club PB. IYANSA

2020. Yang bertujuan untuk mengetahui efektif atau tidak latihan

footwork berbasis teknologi dalam mengingkatkan teknik dasar bermain

bulutangkis.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menerapkan pretest

dan posttest pada subjek yang diteliti berupa tes awal sebelum dan tes

akhir berupa tes keterampilan bermain bulutangkis PB. Lyansa.Tehnik

analisa data yang digunakan berupa uji prasyarat analisis yaitu

normalitas (shapiro-wilk) dan homogenitas (one way anova), sedangkan

untuk mengetahui perbedaan pengaruh digunakan uji-t paired sample

test dengan bantuan SPSS versi 17.0.


102

Hasil dari penelitian ini mengungkapn bahwa latihan footwork

berbasis teknologi lebih berpengaruh terhadap ketepatan pukulan lob

dibandingkan dengan ketepatan smash, dengan perbedaan nilai t-hitung

Y1 (lob) = 18.71 dan Y2 (smash) = 7.18. perbedaan tersebut didapatkan

karena semua atlet tidak pernah diberikan tes keterampilan teknik

selama latihan, tes dilakukan hanya sebatas pada kemampuan fisik.

Kemampuan lob lebih berpengaruh dikarenakan sebagian besar atlet

pada awal latihan lebih banyak di latih pada teknik bola-bola panjang

dan sebagian besar atlet berangkat dari pemain dengan tipe single

sebelum diarjarkan teknik double.

Pada penelitian Ahmad Hasan Walinono, Eko Hariyanto, Fahrial

Amiq (2017) yang berjudul Meningkatkan Pembelajaran Pukulan

Forehand Lob Bulutangkis Dengan Menggunakan Part And Whole

Method Pada Peserta Didik Kelas VII E SMPN 1 Winongan Kabupaten

Pasuruan. Yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pukulan

forehand lob. bulutangkis. Setelah mempelajari beberapa referensi,

peneliti memutuskan untuk menggunakan part and whole method.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilakukan selama 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 kali

pertemuan. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII E

SMPN 1 Winongan Kabupaten Pasuruan sejumlah 37 peserta didik yang

terdiri dari 30 peserta didik laki-laki dan 7 peserta didik perempuan.

Setelah diterapkannya tindakan, peserta didik mampu mempraktikkan

dengan benar adalah sebagai beriut: (a) aspek pegangan raket 34


103

(91,8%), (b) aspek sikap siap 32 (86,4%), (c) aspek sikap lengan 33

(89,1%), (d) aspek sikap kaki 32 (86,4%), (e) arah shuttlecock 31

(83,7%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan

agar part and whole method dapat dijadikan sebagai metode

pembelajaran alternatif guna meningkatkan pukulan forehand lob

bulutangkis.

Pada penelitian Dwi Aji Prasojo, Alfian Yahya (2016) yang berjudul

Pengaruh Umpan Tetap Dan Umpan Berubah Terhadap Akurasi Smash

Dalam Permainan Bulutangkis SMK Penerbangan Singosari. Yang

bertujuan Ada pengaruh latihan umpan tetap terhadap akurasi forehand

smash. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Rancangan atau

desain yang digunakan eksperimen 1 dan eksperimen 2 dengan pola one

group pretest and posttes design. Dalam penelitian ini, jumlah sampel

penelitian diambil dari seluruh populasi, yaitu 15 kelompok eksperimen

1 dan 15 kelompok eksperimen 2 dengan jumlah 30 siswa.

Hal ini terbukti berdasarkan hasil kelompok eksperimen nilai t-tes =

9,556 > t-tabel = 2,145, (2) Ada pengaruh latihan umpan berubah

terhadap akurasi forehand smash. Hal ini terbukti berdasarkan nilai

kelompok eksperimen nilai tes = 15,877 > ttabel = 2,145, (3) Ada

perbedaan antara pengaruh latihan umpan tetap dan latihan umpan

berubah terhadap peningkatan akurasi forehand smash hal tersebut

terbukti nilai uji-t beda mean t-test = 25,65, sedangkan nilai t-tabel

adalah ts0,95 = 1,70 dan ts0,99 =2,47 dengan d.b. 28. Dari hasilanalisis
104

data di atas, diketahui bahwa nilai ttest = 25,65 >nilai ts0,95 = 1,70 dan

ts0,99 = 2,47.

Pada penelitian Wang Yu Sheng, Anggi Ginanjar, Guo Tai Wei

(2020) yang berjudul The Effects of Teaching Badminton Practice on

Improving Badminton Capabilities of Sports Department Students.

Yang bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif pembelajaran Pratik

bulutangkis dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa jurusan

olahraga di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Dua puluh siswa jurusan olahraga (15 laki-laki, 5 perempuan)

mengikuti pengajaran latihan bulutangkis sebanyak 16 kali pertemuan

dengan metode pengajaran dan lama latihan yang sama. Porsi pelatihan

praktis untuk pria dan wanita tidak dibedakan. Efeksitas pengajaran

pratek bulutangkis dinilai dari hasil tes akhir untuk service, lob, chop,

smash, netting, dan footwork dibandingkan dengan tes awal untuk

semua pratik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengajaran

pratek bulutangkis di Universitas Negeri Jakarta mampu meningkatkan

kemampuan bulutangkis mahasiswa jurusan olahraga khususnya teknik

potong dan jaring.

Pada penelitian Ade Rahmat, Moch. Asmawi, James Tangkudung,

Firmansyah Dlis, Surya Adi Saputra (2019) yang berjudul Development

of exercise smash, lob and backhand models in Bulutangkis based on

training variation for beginner. Yang bertujuan menghasilkan model

latihan bulutangkis smash dan variasi alat berbasis lob untuk pemula
105

serta mengetahui efeksititas, efesiensi dan daya tarik permain terhadap

model yang dibuat.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan

Resech & Develomment (R&D) dari borg dan gall. Subjek dalam

penelitian dan pengembangan ini adalah klub permain terdiri dari 40

permain. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dan

pengembangan adalah instrumen tes kesesuaian dan hasil gerak yang

digunakan untuk mengumpulkan data gerak smash dan lob, sedangkan

tahapan dalam penelitian dan pengembangan ini tahapanya adalah : (1)

analisis kebutuhan, (2) evaluasi ahli (evaluasi produk awal), (3) uji coba

terbatas (uji coba kelompok kecil), (4) uji utama ( uji lapangan ).

Bedasarkan hasil pengembangan dapat disimpulkan bahwa: (1)

dengandikembangkannya jenis pelatihan jenis smash dan lob

bulutangkis berbasis variasi alat untuk permain pemula dapat

dikembangkan dan diterapkan dalam proses latihan bulutangkis (2)

model dari jenis training smash dan lob berbasis variasi alat bulutangkis

untuk pemula yang sudah berkembang, diperoleh bukti peningkatan ini

adalah pada data hasil test pretest dan post test terdapat perbedaan yang

signifikan antara model sebelum dan sesudah perlakuan.

Pada penelitian Hariyuda Anggriawan, Muchsin Doewes, Sapta

Kunta Purnama (2018) yang berjudul The development of badminton

blow basic exercise model in early age 10-11 years (through exercise

drill approach). Yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis (1)

pengaruh pengembangan model penaltihan senam dasar bulutangkis


106

pada anak usia 10-11 tahun (melalui pendekatan senam drill) (2)

membandingkan tingkat keefektifan pelatihan konvensional asli dengan

siswa. Pengembangan model pelatihan teknik dasar bulutangkis untuk

anak usia dini 10-11 tahun (melalui pendekatan latihan bor) (3)

menciptakan produk berupa model pelatihan dasar bulutangkis anak

usia dini 10-11 tahun (melalui pendekatan latihan bor).

Subbjek dan metode: penelitian ini menggunakan metode model

development. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data

kualitatif dan kuantitatif. Populasinya adalah anggota PB Putra Utama

Sukoharjo yang berusia 10-11 tahun pada kategori usia dini yang

berjumlah 12 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok uji

coba dan kelompok kontrol. Jumlah 6 anak.

Pada penelitian Muhammad Kashai Ramdhani Pelupessy, Dimyati

(2017) yang berjudul Self-Efficacy as Predictor in Controlling Anxiety

of Badminton Athletes. Yang bertujuan untuk menguji kekuatan

pengaruh efikasi diri dalam mengendalikan kecemasan altet

bulutangkis.

Metode yang digunakan adalah a retrospective causalcomparative

design atau disebut ex-post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah

47 atlet bulutangkis dengan rentang 18 sampai 20 tahun. Instrumen yang

digunakan adalah skala selfefficacy yang dirancang khusus untuk

penelitian ini comperative scale anxiety inventory-2 (CSAI-2) yang

diapdosi martens, vealey, dan smith. Teknis analisis data menggunakan

uji regresi linier sedeharna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi


107

diri dapat menjadi prediktor pengadilan kecemasan (p = 0, 024). Dengan

kata lain, atlet bulutangkis yang memiliki self- efficacy tinggi semakin

mampu mengendalikan kecemasan.

Pada penelitian Suratman, Moh. Nasution, Wiga Nurlatifa

Romadhoni (2019) yang berjudul Quality of U15 Gatra Semarang

Badminton Club Players in 2019. Yang bertujuan untuk

mendeskripsikan kualitas teknis dan fisik mereka. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif dengan hasil deskriptif. Populasi

sekaligus sampel penelitian sembilan permain pria bertempat dibawah

usia 15 tahun. Variabel penelitian ini adalah kualitas klub bulutangkis

Gatra Semarang tahun 2019.

Pengembalian data menggunakan teknik instrumen teknik (clear

service, lop, smash dan drop shot) dan fisik (lompat vertikal, kelincahan

halaman, skipping rope, sit up, push up dan bip). Uji hasil penelitian

menunjukkan, 1). Kualitas teknis sangat baik 1, baik 2, sedang 3, kurang

2, sangat kurang 1 permain. 2). Kualitas fisik sangat bagus 0, bagus 3,

sedang 3, kurang 2 dan sangat kurang 1 permain. Bedasarkan hasil

penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kualitas rata-rata teknik sedang

dan kualitas fisik rata-rata rating.


108

B. Pembahasan

Artikel yang dianalisis berjumlah 30 artikel, artikel penelitian ini

terdiri dari komponen kekuatan pukulan lob, power otot lengan dan

koordinasi mata-tangan dalam pemianan bulutangkis. Penelitian ini

menggunakan metode Literature review.

Permasalahan yang muncul dalam permainan bulutangkis terhadap

pukulan lob yang kurang bagus atau baik. Menurut Suratman (2012:28)

bulutangkis dikenal sebagai olahraga raket, maksud alat yang digunakan

untuk memukul bolanya adalah raket. Komponen kekuatan pukulan lob

permainan bulutangkis terdiri dari tingginya tenaga, kecepatan tangan dan

power yang baik dan koordinasi mata-tangan yang baik.

Pukulan lob yang tidak memenuhi berpengaruh dalam melakukan

pemainan bulutangkis selain tenik pukulan berpengaruh dan harus

disembangi dengan teknik langkah dalam penguasaan lapangan maupun

dalam bermain individu maupun kelompok.

Dari 30 jurnal di atas dapat disimpulkan dalam melakukan teknik

pukulan lob, koordinasi mata-tangan dan power otot lengan adalah sebagai

berikut:

1. Dalam penelitian yang ada, rata-rata keseluruhan atlet dalam

melakukan teknik ketepatan pukulan lob kurang maksimal

hasilnya.

2. Dalam jurnal yang ada, banyak atlet yang melakukan ketepatan

pukulan lob masih kurang maksimal.


109

3. Atlet yang sebagai subjek bahan penelitian banyak yang kurang

untuk melakukan teknik kecepatan dalam pukulan lob.

4. Atlet yang melakukan teknik kelincahan dalam melakukan

pukulan lob masih kurang maksimal.

Tabel Statistik Peningkatan Teknik


Pukulan Lob
16
15 15 15
14
12
10 10 10 10 10
8
6
5 5 5 5
4
2
0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

Series 1 Series 2 Series 3

Berdasarkan dari penelitian yang di peroleh dari 30 jurnal bahwa teknik

dalam pukulan lob sangat penting dalam melakukan keterampilan teknik dalam

permainan bulutangkis supaya dapat hasil yang maksimal di dalam latihan sehari-

hari maupun pada saat pertandingan resmi maupun tidak resmi. Maka dari itu dari

segi pelatih maupun dari atlet itu sendiri untuk meningkatan tek pukulan lobnya

dari segi ketepatan, kecepatan dan kelincahan dari saat melakukan teknik pukulan

lob dalam pemainan bulutangkis.


108

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari artikel dan jurnal tersebut, maka

penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Komponen pukulan lob permainan bulutangkis terdiri dari kekuatan

power otot lengan, koordinasi mata-tangan dan kelincahan dalam

pemainan bulutangkis yang di butuhkan untuk di dalam seorang atlet

bulutangkis

2. Kontribusi dari setiap komponen pukulan lob permainan bulutangkis

memiliki ragam banyak variasi untuk dari segi teknik pukulan.

3. Pelatihan pukulan lob permainan bulutangkis yang di berikan oleh

pelatih kepada atlet harus maksimal dari segi komponen yang sudah di

ajarkan untuk menunjang seorang atlet untuk masa yang akan datang.

B. Saran- saran

Bedasarkan Kesimpulan Penelitian Pukulan lob permainan bulutangkis,

penulis menyarakan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pelatih harus memberikan tes teknik terhadap atlet agar mengetahui

seberapa baik dalam melaukan teknik pukulan lob dari segi power otot

lengan maupun koordinasi mata-tangan yang baik.

2. Pelatih memberikan porsi latihan yang menunjang untuk memperbaiki

teknik pukulan lob permainan bulutangkis kepada atletnya.

3. Pelatih mempunya data untuk melihat kondisi atletnya tersebut dalam

maju atau lambatnya dalam teknik pukulan lob permainan

110
109

LAMPIRAN

Form Kontrol Literature Review Untuk Karya Akhir Program SI

Bedasarkan Kebijakan Jurusan Perihal Literature Review Skripsi, mahasiswa wajib

memenuhi persyaratan minimal 35 pustaka (20tahun terakhir) untuk S1 yang terdiri

dari :

1. Jurnal nasional : 25

2. Jurnal internasional :5

3. Buku : 15

Bedasarkan hasil pengecekan Skripsi atas nama Muhammad Haekal

(NIM 91182191160018) adalah sebagai berikut :

No Kategori Jurnal Terdapat pada halaman

(maksimal satu kali

literature review)

1 Arie Asnaldi (2016) “Hubungan Pendekatan 15

Latihan Massed Pratice dan Distributed

Practice Terhadap Ketepatan Pukulan Lob

Permain Bulutangkis”.

2 Nur Intan Astri, Zarwan (2018) “Studi 3

Kemampuan Teknik Pukulan Lob dan Netting

Atlit Bulutangkis PB. Semen Padang”.

3 Muhammad Husni Tamim (2017) “Pengaruh 3

Metode Latihan (Resiprokal dan Inklusi)

111
110
112

Persepsi Kinestetik terhadap Teknik Overhead

Lob Forehand Bulu Tangkis”.

4 Syahril Fitriadi, Eri Barlian (2019), “Pengaruh 3

Latihan Drilling Lob dan Strokes Lob Berpola

Terhadap Peningkatan Kemampuan Pukulan

Lob Atlet Bulutangkis Putra PB. ILLVERD

Kota Padang”.

5 Rudy Yasid Bastomy, Gatot Darmawan (2019) 3

“Pengaruh Media Bola Gantung Terhadap

Hasil Belajar Pukulan Lob Forehand

Bulutangkis”.

6 Zarwan, Sefri Hardiansyah (2019) 3

“Penyusunan Program Latihan Bulutangkis

Usia Sekolah Dasar Bagi Guru PJOK”.

7 Al Saba, Hassanuddin Jumareng, Jamiludin 5

“Hubungan Power Otot Lengan dan Kekuatan

Otot Perut Dengan Kemampuan Pukulan Lob

Dalam Pemainan Bulutangkis Pada siswa

Kelas XI SMA Negeri 1 Kabowo”.

8 Zulbahri, Cicilia Melinda (2019) “Metode 5

practice style dan guided discovery style serta

keterampilan teknik dasar atlet bulutangkis”.


111
113

9 Ari Subarkah, Ika Novitaria Marani (2020) 5

“Analisis Teknik Dasar Pukulan Dalam

Pemainan Bulutangkis”.

10 Ahmad Muhtadis, Khamim Hariyadi, Bayu 5

Nugraha Murdiyansah (2020) “Pengaruh

Latihan Drilling Umpan Lempar Terhadap

Pukulan Lob Forehand Peserta Didik Pada

Pembelajaran Bulutangkis Kelas IV MI Jayan

Karangan”.

11 Nuzul Fitra, Saifu, Muhammad Zaenal Arwih 5

(2020) “Studi Analisis Keterampilan Teknik

Dasar Permainan Bulutangkis Pada Siswa

Putra Peserta Ekstrakurikuler SMPN 3

Kanpotori”.

12 Ade Zalindro (2017) “Pengaruh Gaya 5

Mengajar dan Koordinasi Mata-Tangan

Terhadap Keterampilan Dasar Bermain

Bulutangkis”.

13 Mita Septyan Purnawati, Sapta Kunta Purnama 5

( 2018) “Hubungan Antara Panjang Lengan

dan Power Otot Lengan Terhadap Kemampuan

Lob Bulutangkis Pada Siswa Sekolah

Bulutangkis PB. Tangkis Sukoharjo Tahun

2018”.
112
114

14 Berlian Nusantara Surya Putra, Nurhasan 5

(2018) “Pengaruh Media Bola Gantung

Terhadap Hasil Belajar Lob Forehand

Bulutangkis”.

15 Dony Setyo Bintara, Dhedhy Yuliawan, 5

Mokhammad Firdaus (2021) “Kontribusi

Kekuatan Otot Lengan, Fleksibiliti Bahu

Pergelangan Tangan dan Koordinasi Mata

Tangan Terhadap Pukulan Lob Bachand

Bulutangkis”.

16 Habibi., A.Ma, Drs. Saripin., M.Kes AIFO, 5

Ardiah Juita., S.Pd, M.Pd (2016) “Hubungan

Daya Ledak Otot Lengan dan Bahu Dengan

Kemampuan Pukulan Lob Atlet Bulutangkis

Club Gempars Fc Bhayangkara Bagan Siapi-

Api Kabupaten Rokan Hilir”.

17 Taufiq Nur Rachman, Supriyadi, Mulyani 5

Surendra (2018) “Pengaruh Pola Latihan

Forehand Overhead Clear Terhadap

Kemampuan Teknik Pukulan Lob Bulutangkis

Pada Peserta Ekstrakurikuler SMAN 4

Malang”.
113
115

18 Muchhamad Sholeh (2018) “Perbedaan 5

Pengaruh Latihan Jarak Pukul Tetap dan Jarak

Pukul Bertahap Terhadap Keterampilan Lob

Bulutangkis Pada Atlet Putra PB Independen,

Palur Karanganyar”.

19 Siti Khofipah, Sabri (2018) “Pengaruh Latihan 5

Beban Dengan Alat Gerakan Dalam

Meningkatkan Power Tangan Pukulan Lob

Bulutangkis”.

20 Ahmad Yulya Irfandy, Nurhasan (2017) 5

“Pengaruh Media Shuttlecock Gantung

Terhadap Hasil Belajar Lob Forehand

Bulutangkis”.

21 Arie Asnaldi (2019) “Hubungan Daya Tahan 5

Aerobik dan Daya Tahan Kekuatan Otot

Lengan Dengan Kemampuan Smash Permain

Bulutangkis”.

22 Muhammad Ridwan, Firmansyah Dlis, Hidayat 5

Humaid (2018) “Metode Latihan Stokes

Bulutangkis Untuk Atlet Single Usia Muda”.

23 Lalu Sapta Wijaya Kusuma, Jamaludin (2020) 5

“Pengaruh Latihan Footwork Berbasis

Teknologi Terhadap Keterampilan Teknik


114
116

Dasar Bermain Bulutangkis Club PB. IYANSA

2020”.

24 Ahmad Hasan Walinono, Eko Hariyanto, 5

Fahrial Amiq (2017) “Meningkatkan

Pembelajaran Pukulan Forehand Lob

Bulutangkis Dengan Menggunakan Part And

Whole Method Pada Peserta Didik Kelas VII E

SMPN 1 Winongan Kabupaten Pasuruan”.

25 Dwi Aji Prasojo, Alfian Yahya (2016) 5

“Pengaruh Umpan Tetap Dan Umpan Berubah

Terhadap Akurasi Smash Dalam Permainan

Bulutangkis SMK Penerbangan Singosari”.

26 Wang Yu Sheng, Anggi Ginanjar, Guo Tai Wei 5

(2020) “The Effects of Teaching Badminton

Practice on Improving Badminton Capabilities

of Sports Department Students”.

27 Ade Rahmat, Moch. Asmawi, James 5

Tangkudung, Firmansyah Dlis, Surya Adi

Saputra (2019) “Development of exercise

smash, lob and backhand models in

Bulutangkis based on training variation for

beginner”.
115
117

28 Hariyuda Anggriawan, Muchsin Doewes, Sapta 5

Kunta Purnama (2018) “The development of

badminton blow basic exercise model in early

age 10-11 years (through exercise drill

approach)”.

29 Muhammad Kashai Ramdhani Pelupessy, 5

Dimyati (2017) “Self-Efficacy as Predictor in

Controlling Anxiety of Badminton Athletes”.

30 Suratman, Moh. Nasution, Wiga Nurlatifa 5

Romadhoni (2019) “Quality of U15 Gatra

Semarang Badminton Club Players in 2019.

No Kategori Buku Terdapat pada

halaman

(maksimal satu kali

literature review)

1 Harsono, Mudji (2017). Meningkatkan 5

Kebugaran Tubuh Melalui Permainan dan

Olahraga Bulu Tangkis. Jakarta: PT.Gramedia

Widiasarna Indonesia

2 Kurniawan, Febri dan Apta Myldidayu (2015). 5

Ilmu Kependidikan Dasar. Bandung:

Alfabeta
116
118

3 Kusumawati, Mia (2015). Penelitian 5

Pendidikan Penjasorkes (Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan).

Bandung:Alfabeta

4 Nugroho, Eko (2018). Prinsip-prinsip 5

Menyusun Kuesioner. Jakarta:UB Press

5 Sapta, Kunta Purnama (2010). Kepelatihan 5

Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma

Pustaka

6 Sesar, Dena Risky Noor (2018). Hubungan 5

Koordinasi Mata Tangan Dengan

Ketepatan Pukulan Lob Bulutangkis Klub

Jogjaraya Kota Gede. Jurnal Pendidikan

Jasmani dan Kesehatan. (Vol.1, No 1)

7 Yuliawan, Dhedy (2017). Bulutangkis Dasar. 5

Yogyakarta: CV Budi Utama

8 Rinaldi, Muhammad (2020). Jago Bulutangkis 5

Untuk Pemula. Tanggerang Selatan :

Cermelang
117

DAFTAR PUSTAKA

Amiq, Fahrial, Ahmad Hasan Waliono, dan Eko Hariyanto (2017). “Meningkatkan

Pembelajaran Pukulan Forehand Lob Bulutangkis Dengan Menggunakan Part

And Whole Method Pada Peserta Didik Kelas VII E SMPN 1 Winongan

Kabupaten Pasuruan”. Jurnal Pratik Pendidikan dan Pembelajaran. (Vol.1, No.

1)

Asnaldi, Arie (2016). “Hubungan Pendekatan Latihan Massed Pratice dan

Distributed Practice Terhadap Ketepatan Pukulan Lob Permain Bulutangkis”.

Jurnal pendidikan Prodi. (Vol.1, No. 2)

Asnaldi, Arie (2019). “Hubungan Daya Tahan Aerobik dan Daya Tahan Kekuatan

Otot Lengan Dengan Kemampuan Smash Permain Bulutangkis”. Jurnal

Pendidikan Jasmani Kesehatan Rekreasi. (Vol.10, No. 1)

Arwih, Muhammad Zaenal dan Ahmad Muhtadis (2020). “Studi Analisis

Keterampilan Teknik Dasar Permainan Bulutangkis Pada Siswa Putra Peserta

Ekstrakurikuler SMPN 3 Kanpotori”. Jurnal Ilmu Keolahragaan. (Vol.1, No.

1)

Barlian, Eri dan Syahril Fitriadi (2019). “Pengaruh Latihan Drilling Lob dan

Strokes Lob Berpola Terhadap Peningkatan Kemampuan Pukulan Lob Atlet

Bulutangkis Putra PB. ILLVERD Kota Padang”. Jurnal Pendidikan Jasmani

Kesehatan Rekreasi. (Vol.1, No. 60)

Darmawan, Gatot dan Rudy Yasid Bastomy (2019). “Pengaruh Media Bola

Gantung Terhadap Hasil Belajar Pukulan Lob Forehand Bulutangkis”. Jurnal

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. (vol.7, No 1)

119
118
120

Dimyanti dan Muhammad Kashai Ramhadi Pelupessy (2017). “Self-Efficacy as

Predictor in Controlling Anxiety of Badminton Athletes”.

Firdaus, Mokhammad, Dony Setyo Bintara dan Dhedhy Yuliawan (2021).

“Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Fleksibiliti Bahu Pergelangan Tangan

dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Pukulan Lob Bachand Bulutangkis”.

Jurnal Of Sports Coaching. (Vol.3, No. 1)

Harsono, Mudji (2017). Meningkatkan Kebugaran Tubuh Melalui Permainan dan

Olahraga Bulu Tangkis. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarna Indonesia

Hardiansyah, Sefri dan Zarwan (2019). ”Penyusunan Program Latihan

Bulutangkis Usia Sekolah Dasar Bagi Guru PJOK”. Jurnal Pendidikan dan

Olahraga. (Vol.2, No 1)

Humaid, Hidayat, Muhammad Ridwan dan Firmansyah Dlis (2018). “Metode

Latihan Stokes Bulutangkis Untuk Atlet Single Usia Muda”. Jurnal of Sport

Science And Education. (Vol.17, No 1)

Juita, Ardiah., S.Pd, M.Pd, Habibi., A.Ma, dan Drs. Saripin., M.Kes AIFO (2016).

“Hubungan Daya Ledak Otot Lengan dan Bahu Dengan Kemampuan Pukulan

Lob Atlet Bulutangkis Club Gempars Fc Bhayangkara Bagan Siapi-Api

Kabupaten Rokan Hilir”. Jurnal Pendidikan Olahraga. (Vol.1, No 1)

Jamaludin dan Lalu Sapta Wijaya Kusuma (2020). “Pengaruh Latihan Footwork

Berbasis Teknologi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Bermain Bulutangkis

Club PB. IYANSA 2020”. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan . (Vol.7,

No.2)

Jamiludin, Al saba dan Hassanuddin Jumareng (2017). “Hubungan Power Otot

Lengan dan Kekuatan Otot Perut Dengan Kemampuan Pukulan Lob Dalam
119
121

Permainan Bulutangkis Pada siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabowo”. Jurnal

Wahana Kajian Pendidikan IPS. (Vol.1, No.2)

Kurniawan, Febri dan Apta Myldidayu (2015). Ilmu Kependidikan Dasar.

Bandung: Alfabeta

Kusumawati, Mia (2015). Penelitian Pendidikan Penjasorkes (Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan). Bandung:Alfabeta

Kunta, Sapta dan Mia Septyan Purnawati (2018). “Hubungan Antara Panjang

Lengan dan Power Otot Lengan Terhadap Kemampuan Lob Bulutangkis Pada

Siswa Sekolah Bulutangkis PB. Tangkis Sukoharjo Tahun 2018”. Jurnal

Kepelatihan Olahraga (Vol.12, No. 1)

Melinda, Cicilia dan Zulbahri (2019). “Metode practice style dan guided discovery

style serta keterampilan teknik dasar atlet bulutangkis”. Jurnal Ilmu Kesehatan

dan Sains. (Vol.1, No. 28-37)

Marani, Ika Novitaria dan Ari Subarkah (2020). “Analisis Teknik Dasar Pukulan

Dalam Permainan Bulutangkis”. Jurnal Pendidikan Olahraga. (Vol.5, No. 2)

Murdiansyah, Bayu Nugraha, Ahmad Muhtadis dan Khanim Hariyadi (2020).

“Pengaruh Latihan Drilling Umpan Lempar Terhadap Pukulan Lob Forehand

Peserta Didik Pada Pembelajaran Bulutangkis Kelas IV MI Jayan Karangan”.

Jurnal Pendidikan Jasmani. (Vol.1, No. 1)

Nugroho, Eko (2018). Prinsip-prinsip Menyusun Kuesioner. Jakarta:UB Press

Nurhasan dan Ahmad Yulya Irfandy (2017). “Pengaruh Media Shuttlecock

Gantung Terhadap Hasil Belajar Lob Forehand Bulutangkis”. Jurnal

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. (Vol.5, No. 3)


122
120

Nurhasan dan Berlian Nusantara Surya Putra (2018). “Pengaruh Media Bola

Gantung Terhadap Hasil Belajar Lob Forehand Bulutangkis”. Jurnal

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. (Vol.6, No. 2)

Purnama, Sapta Kunta, Hariyuda Anggriawan dan Muchin Doewes (2018). “The

development of badminton blow basic exercise model in early age 10-11 years

(through exercise drill approach)”. Journal of Education, Heltly and Sport.

(Vol.9, No. 861-871)

Rinaldi, Muhammad (2020) Jago Bulutangkis Untuk Pemula. Tanggerang Selatan

:Cermelang

Sapta, Kunta Purnama (2010). Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma

Pustaka

Sesar, Dena Risky Noor (2018). “Hubungan Koordinasi Mata Tangan Dengan

Ketepatan Pukulan Lob Bulutangkis Klub Jogjaraya Kota Gede”. Jurnal

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. (Vol.1, No. 1)

Sholeh, Muchhamad (2018). “Perbedaan Pengaruh Latihan Jarak Pukul Tetap dan

Jarak Pukul Bertahap Terhadap Keterampilan Lob Bulutangkis Pada Atlet

Putra PB Independen, Palur Karanganyar”. Jurnal Ilmiah Spirit. (Vol.18, No.

3)

Sabri dan Siti Khofipah (2018). “Pengaruh Latihan Beban Dengan Alat Gerakan

Dalam Meningkatkan Power Tangan Pukulan Lob Bulutangkis”. Jurnal

Pendidikan Jasmani. (Volt.5, No. 2)

Saputra, Surya Adi, Ade Rahmat, Moch Asmawi, James Tangkudung dan

Firmansyah Dlis (2019). “Development of exercise smash, lob and backhand


121
123

models in Bulutangkis based on training variation for beginner”. Journal of

Education, Healty and Sport. (Vol.9, No. 7)

Yuliawan, Dhedy (2017). Bulutangkis Dasar. Yogyakarta: CV Budi Utama

Wei, Guo Tai, Wang Yu Sheng dan Anggi Ginanjar (2020). The Effects of Teaching

Badminton Practice on Improving Badminton Capabilities of Sports

Department Students. Journal of Molecular and Clinical Medicine. (Vol.7, No.

1)

Zarwan dan Nur Intan Astri (2018). “Studi Kemampuan Teknik Pukulan Lob dan

Netting Atlit Bulutangkis PB. Semen Padang”. Jurnal Pendidikan dan

Olahraga. (Vol.1, No. 1)

Zalindo, Ade (2017). “Pengaruh Gaya Mengajar dan Koordinasi Mata-Tangan

Terhadap Keterampilan Dasar Bermain Bulutangkis”. Jurnal Menssana.

(vol.2, No2)
122

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

MUHAMMAD HAEKAL, lahir di Jakarta pada Sabtu

tanggal 18 april 1998. Diberi nama oleh Budi Mulyono.

Tinggal di jl. Bangka 2 gg 5 Rt. 006/002 No.25 Kel. Pela

Mampang, Jakarta Selatan. Penulis anak 1 dari 2

bersaudara. Pendidikan formal yang di tempuh adalah

Tk. Al-iklhas tamat tahun 2003. Melanjutkan ke MI-

Attaqwa tamat tahun 2010. Melanjutkan ke MTSN 1 Jakarta tamat tahun 2013.

Melanjutkan ke SMA Muhammadiyah 3 Jakarta tamat tahun 2016. Melanjutkan ke

program S1 Penjaskesrek Universitas Islam “45” Bekasi dan berhasil dengan

sampai penelitian ini masih terdaftar sebagai mahasiswa program s1 Jurusan

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Unversitas Islam “45” Bekasi.

124

Anda mungkin juga menyukai