Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Inovasi Pendidikan Kelompok 3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KARAKTERISTIK, STRATEGI, DAN PETUNJUK PENERAPAN


INOVASI PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Dalam Mata Kuliah Inovasi


Pendidikan

Disusun Oleh Kelompok 3


1. Fifi purnama sari
2. Siti Aisyah

Dosen Pengampu
Dr. Ikhwanri, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


FAKULTAS TARBIYAH
STAI YAPTIP SIMPANG EMPAT PASAMAN BARAT
TAHUN AKADEMIK 2024/2025
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat-Nya sehingga kita
dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Inovasi Pendidikan” yang
berjudul “Karakteristik, Strategi, Dan Petunjuk Penerapan Inovasi Pendidikan” .
Dalam kesempatan ini, Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Mita Fitria
M.A selaku dosen pengajar yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang ikut serta dalam
penyusunan makalah ini.
Kami sadar tentunya di dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan
oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang besifat membangun untuk
pertimbangan dan penyempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Simpang Empat, 20 Mei 2024

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 3

A. Latar Belakang ......................................................................................... 3

B. Rumusan masalah ..................................................................................... 3

C. Tujuan Masalah ....................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................... 4

A. KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN ........................................ 5

B. STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN ..................................................... 8

C. PETUNJUK PENERAPAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN ....... 13

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 21

A. KESIMPULAN ...................................................................................... 21

B. SARAN .................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Inovasi berasal dari kata latin innovation yang berarti pembaruan dan perubahan.
Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah. Inovasi ialah suatu
perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang ada
sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana. Inovasi ialah suatu perubahan
yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu
dalam pendidikan. Istilah perubahan dan pembaruan ada perbedaan dan persamaannya.
Perbedaannya, kalau pada pembaruan ada unsur kesengajaan. Persamaannya yakni sama–
sama memiliki unsur yang baru atau lain dari sebelumnya.

Kata “baru” dapat juga diartikan apa saja yang baru dipahami, diterima atau
dilaksanakan oleh si penerima inovasi, meskipun bukan baru lagi bagi orang lain. Namun
setiap yang baru itu belum tentu baik untuk setiap situasi, kondisi dan tempat. Jadi inovasi
pendidikan adalah suatu ide, barang, metode yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang
baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invention
(penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan. Berdasarkan pengertian
inovasi di atas, maka inovasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu perubahan (baru),
gagasan, dan bersifat kualitatif dalam rangka memecahkan masalah pendidikan.

Kita telah mengetahui bahwa inovasi termasuk bagian dari perubahan sosial, dan
inovasi pendidikan merupakan bagian dari inovasi. Mengingat bahwa penyelenggara
pendidikan formal adalah suatu organisasi maka pola inovasi dalam organisasi yang lebih
sesuai diterapkan dalam bidang pendidikan. Namun demikian organisasi pendidikan
mempunyai karakteristik atau keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan organisasi
yang lain di luar bidang pendidikan. Maka untuk memperjelas wawasan tentang inovasi
pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan situasi setempat, maka modul ini dimulai
dengan membicarakan karakteristik inovasi pendidikan dan kemudian menjelaskan
tentang bagaimana strategi yang dapat dilakukan berdasarkan keragaman yang ada dalam
bidang pendidikan.

B. Rumusan Masalah

3
1. Apa saja karakteristik inovasi pendidikan?
2. Apa saja strategi-strategi inovasi pendidikan?
3. Bagaimana petunjuk penerapan inovasi pendidikan?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui karakteristik inovasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui strategi-strategi inovasi pendidikan.
3. Untuk memahami bagaimana petunjuk penerapan inovasi pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

4
A. KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh
karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan kalkulator dan
“blue jean”, dalam waktu kurang 1 sampai 5 tahun sudah merata keseluruh Amerika
Serikat, sedangkan penggunaan tali pengaman bagi pengendara mobil baru tersebar merata
setelah memakan waktu beberapa puluh tahun. Everett M. Rogers (1993:14-16)
mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan inovasi, sebagai berikut:
1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur
berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial (gengsi),
kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin
menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
2. Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values),
pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai
atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai
dengan norma yang ada. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di
masyarakat yang keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu
saja penyebar inovasi akan terhambat.
3. Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan
inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan
oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar
digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya. Misalnya masyarakat
pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit melalui
kuman, diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan memasak air yang akan
diminum, karena air yang tidak dimasak jika diminum dapat menyebabkan sakit perut.
Tentu saja ajakan itu sukar diterima. Makin mudah dimengerti suatu inovasi akan makin
cepat diterima oleh masyarakat.
4. Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima.
Suatu inovasi yantg dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang
tidak dapat dicoba lebih dulu. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi
gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jika masyarakat dapat mencoba dulu
menanam dan dapat melihat hasilnya.

5
5. Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu
inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan
sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat.
Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi, karena petani dapat dengan
mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul tersebut, maka mudah untuk
memutuskan mau menggunakan bibit unggul yang diperkenalkan. Tetapi mengajak
petani yang buta huruf untuk mau belajar membaca dan menulis tidak dapat segera
dibuktikan karena para petani sukar untuk melihat hasil yang nyata menguntungkan
setelah orang tidak buta huruf lagi.

Zaltman, Duncan, dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan


inovasi dipengaruhi oleh atribut sendiri. Suatu inovasi dapat merupakan kombinasi dari
berbagai macam atribut (Zaltman, 1973: 32-50). Untuk memperjelas kaitan antara inovasi
dengan cepat lambatnya proses penerimaan (adopsi), maka kita lihat secara singkat atribut
inovasi yang dikemukakan Zaltman, sebagai berikut:

1. Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan,


baik pembiayaan pada awal (penggunaan) maupun pembiayaan untuk pembinaan
selanjutnya. Walaupun diketahui pula bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada
kaitannya dengan kualitas inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah
dasar. Ditinjau dari pengembangan pribadi anak, kemandirian dalam usaha (belajar)
mempunyai nilai positif, tetapi karena pembiayaan mahal maka akhirnya tidak dapat
disebarluaskan.
2. Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam inovasi di bidang
perusahaan atau industri. Artinya suatu inovasi akan dapat dilaksanakan kalau hasilnya
dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah dikeluarkan (perusahaan tidak merugi).
Untuk bidang pendidikan atribut ini sukar dipertimbangkan karena hasil pendidikan
tidak dapat diketahui dengan nyata dalam waktu relatif singkat.
3. Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan dapat menghemat
waktu dan juga terhindar dari berbagai masalah/hambatan.
4. Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung resiko yang
sekecil-kecilnya bagi penerima inovasi
5. Mudah dikomunikasikan, Inovasi akan cepat diterima bila isinya mudah
dikomunikasikan dan mudah diterima klien.

6
6. Kompatibilitas, cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari kesesuainnya
dengan nilai-nilai (value) warga masyarakat.
7. Kompleksitas, inovasi yang dapat mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar
dengan cepat.
8. Status ilmiah, Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh
penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar
digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.
9. Kadar keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila dirasakan itu
hal yang baru bagi mereka
10. Dapat dilihat kemanfaatannya, suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin
cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya,
akan lama diterima oleh masyarakat. Dapat dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi
akan makin cepat diterima oleh masyarakat apabila dapat dilihat batas sebelumnya.
11. Keterlibatan sasaran perubahan, inovasi dapat mudah diterima apabila warga
masyarakat dikutsertakan dalam setiap proses yang dijalani.
12. Hubungan interpesonal. Maka jika hubungan interpersonal baik, dapat mempengaruhi
temannya untuk menerima inovasi. Dengan hubungan yang baik maka orang yang
menentang akan menjadi bersikap lunak, orang simpati akan menjadi tertarik dan orang
yang tertarik akan menerima inovasi.
13. Kepentingan umum atau pribadi (publicness versus privateness). Inovasi yang
bermanfaat untuk kepentingan umum akan lebih cepat diterima daripada inovasi yang
ditujukan pada kepentingan sekelompok orang saja.
14. Penyuluh inovasi (gatekeepers). Untuk melancarkan hubungan dalam usaha
mengenalkan suatu inovasi kepada organisasi sampai organisasi mau menerima inovasi,
diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi penyuluh inovasi. Misalnya untuk
pelaksanaan program KB, maka diperlukan orang-orang yang bertugas mendatangi
warga masyarakat untuk menjelaskan perlunya melaksanakan program KB.

Tersedianya penyuluh inovasi akan mempengaruhi kecepatan penerimaan inovasi.


Demikian berbagai macam atribut inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya
penerimaan suatu inovasi.

Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat menganalisa inovasi


pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya
untuk membantu mempercepat proses penerimaan inovasi.

7
B. STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
Salah satu faktor yang ikut menentukan efektivitas pelaksanaan program
perubahan sosial adalah ketepatan penggunaan strategi, tetapi memilih strategi yang tepat
bukan pekerjaan yang mudah. Sukar untuk memilih satu startegi tertentu guna mencapai
tujuan atau target perubahan sosial tertentu, karena sebenarnya berbagai macam strategi
itu terletak pada suatu continum dari tingkat yang paling lemah (sedikit) tekanan paksaan
dari luar, ke arah yang paling banyak (kuat) tekanan (paksaan) dari luar, dan dapat
digambarkan dengan bagan sebagai berikut: (Zaltman, 1977) Biasanya sukar menentukan
bahwa suatu strategi tertentu ada pendidikan, bujukan, fasilitas, atau paksaan (power),
karena pada kenyataannya tidak ada batasan yang jelas untuk membeda-bedakan strategi
tersebut. Misalnya startegi fasilitatif mungkin juga digunakan dalam strategi pendidikan
atau mungkin juga digunakan dalam strategi bujukan. Namun demikian jika pelaksanaan
pogram perubahan sosial memahami berbagai macam strategi, akan dapat memilih dan
menentukan strategi mana yang akan diutamakan untuk mencapai suatu tujuan perubahan
sosial tertentu, walaupun sebenarnya ia kan mengkombinasikan berbagai macam strategi.
Pada kesempatan ini akan dibicarakan 4 macam strategi perubahan sosial yaitu:
strategi fasilitatif (facilitative strategies), strategi pendidikan (reeducative strategies),
strategi bujukan (persuasive strategies), dan strategi paksaan (power strategies).

1. Strategi Fasilitatif

Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi fasilitatif


artinya untuk mencapai tujuan perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakan
penyediaan fasilitas dengan maksud agar program perubahan sosial akan berjalan
dengan mudah dan lancar. Strategi fasilitatif ini akan dapat dilaksanakan dengan tepat
jika diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran perubahan (klien):
 mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target
perubahan (tujuan).
 merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan
 bersedia menerima bantuan dari luar dirinya
 memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau memperbaiki
dirinya

8
b. Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program menimbulkan
kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga bantuan yang
diperlukan.
c. Strategi fasilitatif tepat juga digunakan sebagai kompensasi motivasi yang rendah
terhadap usaha perubahan sosial.
d. Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha perbaikan sosial
jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk memenuhi tuntutan
perubahan sesuai yang diharapkan.
e. Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan peran yang baru
dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di masyarakat tidak sesuai
dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang diperlukan.
f. Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih lancar
pelaksanaannya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan sosial, berada
di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).
g. Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat diperlukan
jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan sosial karena kekurangan
sumber dana dan tenaga.
h. Perbedaan sub bagian dalam klien akan menyebabkan perbedaan fasilitas yang
diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu tertentu.
i. Strategi fasilitatif kurang efektif jika:
 digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang untuk
menentang adanya perubahan sosial.
 perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap terbuka dari
klien untuk menerima perubahan.

Sebagai gambaran agar dapat memahami dasar-dasar atau pedoman penggunaan


strategi fasilitatif tersebut, marilah kita lihat bersama seandainya strategi fasilitatif itu
akan digunakan untuk memperbaharui bidang pendidikan. Dengan adanya kurikulum
baru dengan pendekatan keterampilan proses maka perlu ada perubahan atau
pembaharuan kegiatan belajar mengajar. Jika untuk keperluan tersebut digunakan
pendekatan fasilitatif berarti mengutamakan program pembaharuan itu dengan
menyediakan berbagai macam fasilitas dan sarana yang diperlukan. Tetapi fasilitas dan
sarana itu tidak akan banyak bermanfaat dan menunjang perubahan jika para guru atau
pelaksana pendidikan sebagai sasaran perubahan tidak memahami masalah pendidikan

9
yang dihadapi, tidak merasa perlu adanya perubahan pada dirinya, tidak perlu atau tidak
bersedia menerima menerima bantuan dari luar atau dari lain, tidak memiliki kemauan
untuk berpartisipasi dalam usaha pembaharuan.

Dengan demikian maka sarana dan fasilitas yang ada sia-sia. Oleh karena itu
sebaiknya penggunaan strategi fasilitatif diiringi dengan program untuk
membangkitkan kesadaran pada klien (sasaran perubahan) akan perlunya perubahan
serta perlunya memanfaatkan semaksimal mungkin fasilitas dan bantuan tenaga yang
disediakan. Demikian pula seandainya dalam pembaharuan kurikulum tersebut
disediakan berbagai macam fasilitas media instruksional dengan maksud agar
pelaksanaan kurikulum baru dengan pendekatan keterampilan proses dapat lancar,
tetapi ternyata para guru sebagai sasaran perubahan belum memiliki kemampuan untuk
menggunakan media, maka perlu diusahakan adanya kemampuan atau peranan yang
baru yaitu sebagai pengelola atau sebagai pemakai media institusional. Apalagi jika
fasilitas disediakan sedangkan sebagian besar sasaran perubahan menolak adanya
pembaharuan, maka jelas bahwa fasilitas itu akan sia-sia.

2. Strategi Pendidikan
Perubahan sosial didefinisikan sebagai pendidikan atau pengajaran kembali (re-
education) (Zaltman, Duncan, 1977:111). Pendidikan juga dipakai sebagai strategi
untuk mencapai tujuan perubahan sosial. Dengan menggunakan strategi pendidikan
berarti untuk mengadakan perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta dengan
maksud orang akan menggunakan fakta atau informasi itu untuk menentukan tindakan
yang akan dilakukan. Dengan dasar pemikiran bahwa manusia akan mampu untuk
membedakan fakta serta memilihnya guna mengatur tingkah lakunya apabila fakta itu
ditunjukkan kepadanya. Zaltman menggunakan istilah ”re-education” dengan alasan
bahwa dengan strategi ini mungkin seseorang harus belajar lagi tentang sesuatu yang
dilupakan yang sebenarnya telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku atau
sikap yang baru.
Dengan menggunakan strategi pendidikan berarti tidak menutup kemungkinan
untuk digunakannya strategi yang lain sesuai dengan keperluan. Agar penggunaan
strategi pendidikan dapat berlangsung secara efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi da situasi
sebagai berikut:

10
1) apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak harus terjadi dalam waktu
yang singkat (tidak ingin segera cepat berubah)
2) apabila sasaran perubahan (klien) belum memeiliki keterampilan atau
pengetahuan tertentu yang diperlukan untuk melaksanakan program
perubahan sosial.
3) apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh klien
terhadap perubahan yang diharapkan.
4) apabila dikehendaki perubahan yang sifatnya mendasar dari pola tingkah laku
yang sudah ada ke tingkah laku yang baru.
5) apabila alasan atau latar belakang perlunya perubahan telah diketahui dan
dimengerti atasa dasar sudut pandang klien sendiri, serta diperlukan adanya
kontrol dari klien.
b. Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan efektif jika:
1) digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai untuk
digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan perubahan
sosial yang akan dicapai.
2) disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan adanya:
sumbangan dana, donatur, serta berbagai penunjang yang lain.
3) digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke
keadaan sebelumnya.
4) digunakan untuk menanamkan pengertian tentang hubungan antara gejala dan
masalah, menyadarkan adanya masalah dan memantapkan bahwa masalah yang
dihadapi dapat dipecahkan dengan adanya perubahan.
c. Strategi pendidikan akan kurang efektif jika:
1) tidak tersedia sumber yang cukup untuk menunjang kegiatan pendidikan
2) digunakan dengan tanpa dilengkapi dengan strategi yang lain.
3. Strategi Bujukan
Program perubahan sosial dengan menggunakan strategi bujukan, artinya untuk
mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk (merayu) agar sasaran
perubahan (klien), mau mengikuti perubahan sosial yang direncanakan. Sasaran
perubahan diajak untuk mengikuti perubahan dengan cara memberikan alasan,
mendorong, atau mengajak untuk mengikuti contoh yang diberikan. Strategi bujukan
dapat berhasil berdasarkan alasan yang rasional, pemberian fakta yang akurat, tetapi
mungkin juga justru dengan fakta yang salah sama sekali (rayuan gombal). Tentu saja

11
yang terakhir ini hasilnya tidak akan tahan lama bahkan untuk selanjutnya akan
merugikan. Strategi bujukan biasa digunakan untuk kampanye atau reklame pemasaran
hasil perusahaan.
Demikian pula sering terjadi dalam komunikasi antar individu di masyarakat,
walaupun kadang-kadang tanpa disadari bahwa dia melakukan atau menggunakan
strategi bujukan. Untuk berhasilnya penggunaan strategi bujukan perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Strategi bujukan tepat digunakan bila klien (sasaran perubahan):
1) tidak berpartisipasi dalam proses perubahan sosial.
2) berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambilan keputusan
untuk menerima atau menolak perubahan sosial.
3) diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang perubahan dari

suatu kegiatan atau program ke kegiatan atau program yang lain

b. Strategi bujukan tepat digunakan jika:


1) masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masalah kurang
efektif.
2) pelaksana program perubahan tidak memiliki alat kontrol secara langsung
terhadap klien.
3) sebenarnya perubahan sosial sangat bermanfaat tetapi menganggap
mengandung suatu resiko yang dapat menimbulkan perpecahan.
4) perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti, dan tidak dapat diamati
kemanfaatannya secara langsung.
5) dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan pada saat awal
diperkenalkannya perubahan sosial yang diharapkan.
4. Strategi Paksaan
Pelaksanaan program perubahan sosial dengan menggunakan strategi paksaan,
artinya dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk mencapai tujuan
perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan.
Kemampuan untuk melaksanakan paksaan tergantung daripada hubungan kontrol
antara pelaksana perubahan dengan sasaran (klien). jadi ukuran hasilnya target
perubahan tergantung dari kepuasan pelaksanaan perubahan. Sedangkan kekuatan
paksaan artinya sejauh mana pelaksana perubahan dapat memaksa klein tergantung dari
tingkat ketergantungan klien dengan pelaksana perubahan.

12
Kekuatan paksaan juga dipengaruhi berbagai faktor antara lain: ketatnya
pengawasan yang dilakukan pelaksana perubahan terhadap klien. Tersedianya berbagai
alternatif untuk mencapai tujuan perubahan, dan juga tergantung tersedianya dana
(biaya) untuk menunjang pelaksanaan program, misalnya untuk memberi hadiah
kepada klien yang berhasil, atau menghukum yang tidak mau dipaksa.
Penggunaan strategi paksaan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. strategi paksaan dapat digunakan apabila partisipasi klien terhadap proses
perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan partisipasinya.
b. strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa perlu untuk
berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial.
c. strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana penunjang untuk
mengusahakan perubahan dan pelaksana perubahan juga tidak mampu
mengadakannya.
d. strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang dharapkan harus
terwujud dalam waktu yang singkat. Artinya tujuan perubahan harus segera
tercapai.
e. strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha penolakan terhadap
perubahn sosial atau untuk cepat mengadakan perubahan sosial

C. PETUNJUK PENERAPAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN


Petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Buatlah Rumusan yang Jelas tentang Inovasi yang Akan Diterapkan.


Apa yang diperlukan sehingga ada perubahan? Adakah hal-hal lain yang ikut
menunjang penerapan inovasi? Untuk mempermudah perumusan tentang kebutuhan
dan inovasi yang akan diterapkan, disarankan menggunakan pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut.

Apakah akan :

a. Mengatur sistem kepenasehatan siswa?


b. Mengubah cara kerja konselor?
c. Mengumpulkan data untu digunakan sebagai bahan mendiagnosis dirinya sendiri
(self-diagnosis) oleh siswa, guru, dan supervisor yang memperhatikan bagaimana
kelompok menggunakan waktu, dalam kegiatan apa saja, dimana kegiatan

13
dilakukan, dengan siapa dilakukan, dan apa hasilnya, dengan tujuan agar dapat
mengadakan rediagnosa untuk mencapai perubahan yang konstruktif?
d. Mengembangkan pembagian tugas dewan guru dalam menunjang kelancaran
program sekolah (kejelasan tugas wakil kepala sekolah bidang pengajaran,
kesiswaan, sarana, dan sebagainya)?
e. Mengembangkan sistem pengelolaan sekolah agar program sekolah dapat berjalan
secara efektif dibawah pimpinan kepala sekolah?
f. Membagi wewenang dan tanggung jawab kepala sekolah kepada para guru,
sehingga semua merasa ikut bertanggung jawab atas baik dan buruknya sekolah?
g. Mengusahakan lebih produktif lagi dalam hal mendayagunakan waktu, uang,
fasilitas, personal dan berbagai macam sumber yang lain?
h. Mengembangkan cara menilai program sekolah yang lebih reliabel dan valid (lebih
andal dan shahih)?
i. Membantu orang tua murid atau yang lain untuk mengembangkan sikap positif
terhadap program sekolah dengan cara meningkatkan saling pengertian serta ikut
berpartisipasi secara positif dalam kebijakan dan prosedur untuk memperbaiki
sekolah?
j. Menambah, mengurangi atau merubah persyaratan kurikulum?
2. Gunakan Metode atau Cara yang Memberi Kesemapatan untuk Berpartispasi Secara
Aktif dalam Usaha Merubah Pribadi Maupun Sekolah
Sebenarnya inovasi di sekolah dengan mudah diterapkan jika para kepala
sekolah, guru, siswa, dan warga sekolah lainnya mau untuk melakukan inovasi yang
diharapkan. Merubah sekolah sebenarnya merubah orang yang berada di sekolah.
Berikut ini akan diuraikan tentang bagaimana guru dan kepala sekolah yang akan
mengadakan pembaruan atau menerapkan inovasi.
a. Tujuan diadakannya inovasi perlu dimengerti dan diterima oleh guru, siswa, serta
orang tua dan juga masyarakat. Harus dikemukakan dengan jelas mengapa perlu ada
inovasi. Demikian pula tujuan inovasi hendaknya dapat dirumuskan dengan jelas
baik pengetahuan, keterampilan atau sikap. Jika semua tujuan dapat ditunjukkan
dengan jelas, maka guru, siswa, dan orang tua siswa akan mudah memahami apa
yang diharapkan oleh inovator. Usaha untuk memperjelas informasi inovasi ini perlu
mendayagunakan segala fasilitas yang ada.
b. Motivasi positif harus digunakan untuk memberi rangsangan agar mau menerima
inovasi. Motivasi dengan ancaman, dengan mengajak agar orang mengikuti yang

14
dilakukan oleh orang lain, atau dengan menasehati agar orang menghindari
kegagalan, belum tentu dapat berhasil. Kepandaian untuk menganalisa tujuan serta
potensi hasil inovasi sangat diperlukan untuk memberikan motivasi yang tepat.
Apakah tujuan memang merupakan hal yang sangat perlu atau hanya merupakan hal
yang pantas untuk dicapai. Orang yang akan memberikan motivasi kepada orang lain
harus memperhatikan adanya perbedaan individual. Usaha penerapan inovasi harus
dapat diterima oleh guru, dan siswa sebagai anggota masyarakat sekolah.
Harus diusahakan agar individu berpartisipasi dalam mengambil keputusan inovasi.
Guru, siswa, maupun orang tua siswa, diberi kesempatan ikut berperan dalam
mengambil keputusan menerima atau menolak inovasi. Mereka diberi kesempatan
memikirkan, mendiskusikan, dan mempertimbangkan perlunya inovasi. Untuk
keperluan itu perlu dipersiapkan berbagai alternatif bagaimana pemecahan masalah
atau memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Usahakan pemberian informasi yang
sejelas-jelasnya tentang inovasi (apa, mengapa dan bagaimana), dengan
menggunakan berbagai macam fasilitas dan media yang ada. Demikian pula perlu
dikumpulkan data tentang kondisi dan situasi sekolah yang berkaitan dengan inovasi,
kemudian data analisa untuk menentukan cara atau prosedur yang tepat dalam
penerapan inovasi.
c. Perlu direncanakan tentang evaluasi keberhasilan program inovasi. Kejelasan tujuan
dan cara menilai keberhasilan penerapan inovasi, merupakan motivasi yang kuat
untuk menyempurnakan pelaksanaan inovasi.

Di samping keempat hal tersebut, perlu diperhatikan juga tentang urutan


langkah pelaksanaan program hendaknya dibuat dengan fleksibel. Artinya jadwal
kegiatan disusun disesuaikan dengan mengingat perbedaan individual baik dalam
kemampuan, kesempatan, dan kesibukan. Mereka diharapkan dapat menyadari bahwa
dalam melaksanakan kegiatan tidak harus dalam jumlah waktu yang sama dan dengan
jenis kegiatan yang sama. Yang sangat penting dibuat ialah kejelasan pembagian tugas.
Harus jelas terjadwal: siapa harus mengerjakan apa dan kapan serta dimana. Dalam
manajemen terkenal dengan menggunakan pendekatan PERT (program-evaluation-
review-technique). Perlu juga dipikirkan tentang kemungkinan terjadi penyimpangan
atau kegagalan, dan dipersiapkan cara menghindari atau menekan sekecil mungkin
terjadinya penyimpangan penerapan inovasi.

15
3. Gunakan Berbagai Macam Alternatif Pilihan (Option) untuk Mempermudah
Penerapan Inovasi
Hal ini dikemukakan berdasarkan pemikiran bahwa yang menerapkan inovasi
baik guru maupun siswa memiliki perbedaan individual. Jika suatu menghendaki
keseragaman untuk semua orang tentu akan mengalami kesukaran. Tetapi makin
banyak memberikan peluang untuk memilih berarti akan makin memberikan peluang
untuk mengambil bagian sesuai dengan minat dan kemampuannya. Misalnya inovasi
kurikulum akan mudah diterapkan jika memberikan berbagai alternatif tentang
pemilihan mata pelajaran, ada yang wajib ada yang pilihan. Demikian pula cara menilai
atau penggunaan metode, makin banyak pilihan yang disediakan guru makin mendapat
kesempatan untuk mau melakukan sesuai dengan kemampuan dan situasi kondisi
setempat.
4. Gunakan Data atau Informasi yang Sudah Ada untuk Bahan Pertimbangan dalam
Menyusun Perencanaan dan Penerapan Inovasi
Sebelum memulai merumuskan ide inovasi perlu diketahui dulu dengan
berdasarkan data yang akurat tentang situasi dan kondisi yang ada di sekolah.
Kemudian mencoba mencari masalah apa yang sebenarnya dihadapi sekolah itu?
Apakah dengan inovasi kurikulum, metode mengajar, penggunaan media, evaluasi, dan
sebagainya benar-benar akan memecahkan permasalahan? Berdasarkan permasalahan
yang dihadapi dan kemungkinan memecahkannya, kemudian dibuatkan urutan prioritas
mana yang harus diusahakan lebih dahulu.
Demikian pula untuk melancarkan pelaksanaan inovasi, perlu menggunakan
data hasil penelitian dan informasi dari berbagai sumberyang dapat dipercaya. Misalnya
dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif antara tingkat
kesejahteraan dan penerimaan inovasi. Makin sejahtera kehidupan seseorang makin
mudah menerima inovasi. Mungkin karena orang yang mampu makin berani
mengambil risiko, atau mungkin karena inovasi itu memerlukan biaya makan yang
mampu tentu saja lebih mudah menerima karena mampu membiayai. Berdasarkan data
tersebut maka perlu dipertimbangkan penerapan inovasi di sekolah dengan melihat
kemungkinan pelaksanaan program kegiatannya berdasarkan kemampuan atau kondisi
sekolah tersebut. Usahakan cara yang paling sesuai dengan keadaan lingkungan.
5. Gunakan Tambahan Data untuk Mempermudah Fasilitas Terjadinya Penerapan Inovasi
Perubahan

16
Inovasi di sekolah memerlukan perspektif yangg sangat luas. Berbagai data dari
berbagai bidang dan sudut pandang perlu didayagunakan. Misalnya untuk mengadakan
perubahan tentang cara belajar siswa perlu diketahui tentang data hasil penilaian setiap
siswa untuk setiap bidang studi, dan juga tentang kemampuan setiap siswa secara
keseluruhan dibandingkan dengan kemampuan teman yang lain.
Data-data lain yang biasa diperlukan dalam penerapan inovasi di sekolah antara
lain:
Pemahaman dan partispasi individu terhadap program yang ada Pengertian
tentang program yang baru.
a. Tingkat kemajuan tentang program baru.
b. Analisis kemudahan dan kesukaran untuk mecapai tujuan.
c. Penilaian terhadap bahan media intruksional yang diproduksi sekolah.
d. Jumlah dan macam diagnostik tes dari siswa.
e. Perubahan penampilan (performance) siswa berdasarkan instrumen yang telah
dibakukan.
f. Perubahan isi kurikulum dan organisasi kurikulum.
g. Pandangan para ahli tentang hasil pengamatannya terhadap program baru.

Perlu diperhatikan juga hubungan inovasi dengan lembaga-lembaga di luar


sekolah yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Perubahan atau inovasi di
sekolah dapat menimbulkan pertanyaan atau mungkin mendapat tantangan dari
berbagai pihak, misalnya pemerintah daerah, universitas, organisasi guru dan
sebagainya. Maka sebelum mengadakan inovasi badan atau lembaga di luar sekolah
yang ada hubungannya dengan aturan atau pengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan
perlu dhubungi dan diberi penjelasan lebih dahulu.

6. Gunakan Kemanfaatan dari Pengalaman Sekolah atau Lembaga yang lain


a. Gunakan guru penasehat. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap
kelompok memiliki guru penasehat tersendiri. Guru penasehat akan membantu
siswa dalam melaksanakan program belajarnya.
b. Sediakan pilihan (option). Dalam pengelolaan program belajar perlu disediakan
berbagai macam pilihan baik mengenai mata pelajaran yang harus diambil ataupun
cara belajarnya. Makin banyak pilihan berarti makin melayani adanya perbedaan
individual anak.

17
c. Mengembangkan material (bahan media). Sebagai konsekuensi dengan adanya
pilihan cara belajar perlu dikembangkan berbagai macam media instruksional.
d. Merevisi kurikulum dengan menggunakan mini courses (kursus singkat).Dalam
pelaksanaan revisi kurikulum digunakan dengan kursus dalam berbagai aspek
kurikulum. Kursus singkat tentang penilaian, cara membuat persiapan, cara
menyusun tes, dan sebagainya.
e. Membuat tempat belajar yang lebih baik dalam gedung yang ada. Agar siswa dapat
belajar dengan tenang perlu disediakan tempat-tempat belajar khusus dalam
gedung yang ada. Misalnya dibuatkan ruang tempat belajar sendiri, tempat belajar
kelompok, dan sebagainya.
f. Buatlah jadwal yang fleksibel. Tidak harus semua kegiatan dengan jadwal jam
yang sama. Untuk pelajaran yang banyak menggunakan latihan/ praktik perlu
waktu yang lebih lama dari pelajaran yang hanya dengan ceramah, dan sebagainya.
g. Ditingkatkan penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Banyak keadaan
atau alam yang ada di sekitar dapat didayagunakan sebagai sumber belajar. Siswa
diberi tugas untuk mengamati dan mengadakan wawancara dengan warga
masyarakat dalam melakukan kegiatan belajar.
h. Diadakan penilaian program penerapan inovasi.
i. Diadakan penilaian dan pelaporan hasil belajar siswa. Dengan laporan dapat
diketahui sejauh mana hasil penerapan inovasi terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa.
j. Dibuat team supervisi. Untuk mengawasi kegiatan dibuat team yang tiap anggota
bertugas untuk mengawasi bidang tertentu, keamanan, ketertiban, kebersihan, dan
sebagainya. Kepala sekolah dapat mencurahkan pengawasan pada kegiatan belajar
mengajar.
7. Dunia Buatlah Secara Positif untuk Mendapatkan Kepercayaan Pendidikan
Sangat berat menghadapi tantangan perubahan jaman. Dunia komersial
menghabiskan jutaan dolar untuk merubah kebiasaan masyarakat, dan di kalangan
politik menghabiskan sejumlah besar uang untuk menjaga kestabilan kekuasaan dan
pemerintahan, tetapi di dunia pendidikan sukar untuk memperoleh dana guna
mengadakan pembaharuan.
Namun demikian pimpinan pendidikan harus melakukan langkah atau
mensukseskan usahanya yaitu:

18
a. Kepala sekolah harus benar-benar memahami apa yang perlu dilakukan untuk
perbaikan sekolahnya.
b. Kepala sekolah harus menghayati kenyataan bahwa inovasi memangperlu diadakan
untuk perbaikan
c. Kepala sekolah harus yakin bahwa memang sekolah ini tepat untuk menerapkan
inovasi. Inovasi dapat dilakukan di sekolah ini.
d. Kepala sekolah harus banyak mencurahkan waktu dan tenaganya baik untuk
kegiatan di sekolah, luar sekolah, dan di masyarakat yang memerlukan tenaganya,
guna menjalin hubungan yang akrab dengan segala pihak, agar mau mengerti dan
memberikan bantuan untuk kelancaran program inovasi. Tidak mungkin inovasi
akan berhasil jika kepala sekolah hanya duduk di kantornya, tanpa mau berbuat
dengan cepat dan tepat sesuai dengan keperluan.
8. Menerima Tanggung Jawab Pribadi
Termasuk kelompok yang manakah anda? Apakah anda termasuk kelompok
yang memuja masa depan dengan penuh gagasan indah yang belum terlaksanakan?
Apakah anda termasuk kelompok pengenang hari indah di masa lalu dan berdoa semoga
kejayaan masa lalu akan kembali? Atau termasuk kelompok yang hanyut pada kesukaan
masa kini? Kelompok-kelompok itu rupanya tetap ada di masa kini dan mengelilingi
kehidupan kita. Dan bagaimana tentang anda? Dimanakah anda harus berada dari
kontinum ketiga kelompok itu?
Anda perlu mendapatkan tempat dan juga peranan kepala sekolah anda dalam
masyarakat yang sedang mengalami perubahan dengan sangat cepat. Kepala sekolah,
guru, dan siswa akan menjumpai tantangan yang sangat kompleks pada tingkat dimana
mereka bekerja atau belajar. Tujuannnya ialah bukan untuk menciptakan kesukaran
dalam hidup, walaupun itu juga perlu dan memang merupakan kenyataan, tetapi tujuan
yang hendaknya dikejar ialah mencapai kepuasan yang diperoleh karena telah berbuat
sesuatu yang sifatnya konstruktif untuk membantu membangun dunia indah di masa
kini dan masa yang akan datang.
9. Usahakan Adanya Pengorganisasian Kegiatan yang Memungkinkan Terjadinya
Kepemimpinan yang Efektif
Problem yang dihadapi oleh kepala sekolah sangat kompleks. Perlunya
kepemimpinan yang mantap dan konsisten dewasa ini sangat terasa karena kepala
sekolah selalu dikepung oleh berbagai macam tantangan. Baik dari pemerintah berupa
intruksi atau peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan, dari organisasi guru berupa

19
saran perbaikan, dari kelompok masyarakat atau persatuan orang tua siswa berupa
permintaan peningkatan kualitas hasil pendidikan di sekolah, atau mungkin juga dari
berbagai yayasan pendidikan. Namun demikian banyak juga kepala sekolah yang tetap
bersikap positif dan mampu melaksanakan kepemimpinan yang produktif, disela-sela
berbagai macam tantangan dan permasalahan yang harus dipecahkan. Agar kepala
sekolah dapat melaksanakan program inovasi dengan efektif dalam menghadapi
berbagai macam tantangan tersebut, perlu digunakan sistem pengorganisasian yang
tepat. Berdasarkan pengalaman para pelaksana “Model Schools Project” di Amerika
Serikat, disarankan digunakannya “Team Manajemen Pengawasan” (Supervisory-
Management = S-M Team).
Ada dua elemen dasar dalam team S-M untuk meningkatkan kepemimpinan
sekolah. Pertama,peranan kepemimpinan harus disebarluaskan melalui perluasan
konsep team manajemen-pengawasan.Kedua, team S-M harus menggunakan
pendekatan partisipatif dalam membina hubungan dengan segenap personal di sekolah
maupun dengan warga masyarakat. Untuk sekolah yang kecil atau struktur
organisasinya tanpa ada bagian-bagian, maka semua guru atau personel sekolah ikut
sertakan dalam pembuatan perencanaan, pembuatan keputusan serta menilai
perkembangan serta bagian program pendidikan.
Pada sekolah yang besar pejabat bagian pendidikan (educational department)
bekerja sama dengan team S-M, untuk menunjukkan minat guru serta memperhatikan
fungsi manajemen-pengawasan pada semua sekolah. Kegiatan untuk meningkatkan
efektifitas proses belajar mengajar, dilakukan oleh semua personalia sekolah, sesuai
dengan bidang garapannya masing-masing.
10. Mencari Jawaban Atas Beberapa Pertanyaan Dasar Tentang Inovasi di Sekolah
Tujuan inovasi di sekolah ialah untuk meningkatkan kualitas sekolah. Tanda-
tanda sekolah yang kualitasnya baik antara lain proses belajar mengajar efektif, prestasi
belajar siswa tinggi, para guru mempunyai waktu yang cukup banyak serta kondisi yang
baik melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya, kepala sekolah menggunakan
sebagian besar waktunya untuk bekerja lebih akrab dengan siswa dan guru serta selalu
berusaha untuk memperoleh balikan guna meningkatkan kualitas sekolah. Setiap orang
yang bekerja di sekolah melakukan tugasnya sesuai dengan minat dan kemampuannya
untuk mengembangkan karirnya.
Inovasi atau perubahan di sekolah seharusnya untuk meningkatkan kualitas
sekolah, tetapi sering terjadi perubahan sekolah diadakan dengan tujuan yang tidak

20
benar yaitu untuk membantu kelompok orang tertentu dengan biaya atas nama sekolah.
Kejadian seperti itu harus dihindari jangan sampai terjadi, karena akan sangat
merugikan nama sekolah. Inovasi seharusnya diadakan untuk kemajuan sekolah.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Karakteristik inovasi pendidikan menurut Everett M. Rogers (1993:14-16) yaitu,
Keuntungan relatif yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi
penerimanya. Kompatibel yaitu tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values),
pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Kompleksitas yaitu tingkat kesukaran
untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Triabilitas yaitu dapat
dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Dapat diamati yaitu mudah tidaknya
diamati suatu hasil inovasi
2. Strategi inovasi pendidikan ada empat macam antara lain, Strategi fasilitatif, untuk
mencapai tujuan perubahan sosial yang telah ditentukan, diutamakan penyediaan
fasilitas dengan maksud agar program perubahan sosial akan berjalan dengan mudah

21
dan lancar.Strategi pendidikan, untuk mencapai tujuan perubahan sosial. Strategi
bujukan, untuk mencapai tujuan perubahan sosial dengan cara membujuk (merayu)
agar sasaran perubahan (klien), mau mengikuti perubahan sosial yang direncanakan..
Strategi paksaan, dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan) untuk mencapai
tujuan perubahan.
3. Petunjuk penerapan inovasi pada suatu sekolah, sebagai berikut: Buatlah rumusan
yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan. Gunakan metode atau cara yang
member kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif dalam usaha merubah pribadi
maupun sekolah. Gunakan berbagai macam alternative pilihan (option) untuk
mempermudah penerapan inovasi. Gunakan data atau informasi yang sudah ada untuk
bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan dan penerapan inovasi. Gunakan
tambahan data untuk mempermudah fasilitas terjadinya penerapan inovasi. Gunakan
kemanfaatan dari pengalaman sekolah atau lembaga yang lain.
B. SARAN
Inovasi yang akan diterapkan seharusnya bertujuan untuk memajukan sekolah
misalnya saja untuk meningkatkan kualitas sekolah. Jangan sampai perubahan sekolah itu
di adakan dengan tujuan yang tidak benar. Jika dalam penerapannya mengalami kesulitan
maka di sarankan untuk mengikuti petunjuk penerapan strategi inovasi pendidikan yang
benar.
Dalam penulisan makalah ini tidaklah sempurna maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna terciptanya makalah yang
lebih baik.

22
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah.(2006). Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sa’ud Udin S.(2010). Inovasi Pendidikan.Bandung:Alpabeta CV

Suherman, Ayi dkk. (2006).Inovasi Pendidikan.Bandung:UPI PRESS

http://nfitriani14.blogspot.co.id/2013/11/petunjuk-penerapan-strategi-inovasi.html
(diakses pada 29 september 2016 pukul 11.30 Wita)

http://ruudtjealghiffary.blogspot.co.id/2010/06/petunjuk-penerapan-inovasi-di-
sekolah.html (diakses pada 29 september 2016 pukul 11.10 Wita)

23
24

Anda mungkin juga menyukai