Studi Tingkat Keberhasilan Penanaman Mangrove Di Pesisir Desa Dagho, Kab Pulau Sangihe
Studi Tingkat Keberhasilan Penanaman Mangrove Di Pesisir Desa Dagho, Kab Pulau Sangihe
Studi Tingkat Keberhasilan Penanaman Mangrove Di Pesisir Desa Dagho, Kab Pulau Sangihe
Oleh :
Palehel Mulalinda1, Muhammad Zainul Arifin1, Saeful Akhmad Tauladani1, Jerry Kalesaran1
1
Dosen Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung
Jl. Tandurusa Po Box. 12 BTG/Bitung Sulawesi Utara 95526
Abstrak
Kegiatan penanaman Mangrove menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan dalam
rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat Politeknik KP Bitung pada tahun 2016 sampai
dengan 2017. Penanaman Mangrove dilakukan sebagai upaya pencegahan dari abrasi
pantai yang telah terjadi di lokasi pelaksanaan kegiatan tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengukur tingkat keberhasilan hidup pohon Mangrove yang ditanam di lokasi
penelitian dan mengukur tingkat pertumbuhan pohon Mangrove di lokasi penelitian Hasil
penelitian mendapatkan bahwa Tingkat keberhasilan hidup atau Survival Rate (SR) pada
tiga lokasi penelitian adalah sebagai berikut : SR Dagho : 25.9, SR Matahit : 10.45, SR
Pasirpanjang : 46.4 Pengukuran Tingkat pertumbuhan Mangrove atau Growth Rate (GR)
hanya dilakukan di pasirpanjang. Adapun GR Pasirpanjang berkisar antara 2,67 cm sampai
dengan 17,02 cm.
Kabupaten Kepulauan Talaud Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir,
Secara geografis, Kabupaten sehingga kebudayaan yang ada di Bitung
Kepulauan Talaud mirip dengan Kabupaten tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di
Kepulauan Sangihe. Kawasan Kabupaten wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung
Kepulauan Talaud terdiri dari gugusan pulau merupakan kotaindustri, khususnya industri
pulau kecil. Kabupaten Kepulauan Talaud perikanan.
adalah salah satu kabupaten di Provinsi Dari aspek topografis, sebagian
Sulawesi Utara, Indonesia dengan ibu kota besar daratan Kota Bitung berombak
Melonguane. Kabupaten ini berasal dari berbukit 45,06%, bergunung 32,73%,
pemekaran Kabupaten Kepulauan Sangihe daratan landai 4,18% dan berombak
dan Talaud pada tahun 2000. Kabupaten 18,03%. Di bagian timur mulai dari pesisir
Kepulauan Talaud terletak di sebelah utara pantai Aertembaga sampai dengan
Pulau Sulawesi. Wilayah ini adalah kawasan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan
paling utara di Indonesia timur, berbatasan daratan yang relatif cukup datar dengan
dengan daerah Davao del Sur, Filipina di kemiringan 0-150, sehingga secara fisik
sebelah utara dapat dikembangkan sebagai wilayah
(https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Kep perkotaan, industri, perdagangan dan jasa
ulauan_Talaud). (https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bitung).
Kabupaten Kepulauan Talaud
merupakan daerah bahari dengan luas Pada bagian utara keadaan topografi
lautnya sekitar 37.800 Km² (95,24%) dan semakin bergelombang dan berbukit-bukit
luas wilayah daratan 1.251,02 Km². Terdapat yang merupakan kawasan pertanian,
tiga pulau utama di Kabupaten Kepulauan perkebunan, hutan lindung, taman
Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau margasatwa dan cagar alam. Di bagian
Salibabu, dan Pulau Kabaruan selatan terdapat Pulau Lembeh yang
Lokasi penanaman Mangrove di keadaan tanahnya pada umumnya kasar
Kabupaten Kepulauan Talaud berada di ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura
Desa Matahit, Kecamatan Beso Selatan dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir
Kabupaten Kepulauan Talaud. pantai yang indah sebagai potensi yang
dapat dikembangkan menjadi daerah
wisata bahari.
nilai SR tertinggi pada transect ke 7 (tujuh) Dari data tabel diatas diketahui
dengan 30 bibit tanaman Mangrove yang bahwa nilai Survival Rate (SR) Mangrove
hidup dan terendah pada transect ke 12 (dua yang ditanam di Talaud adalah 10.45. Dari
belas). data nilai SR tersebut diketahui kurang
lebih sepersepuluh atau 10% dari total bibit
Kabupaten Kepulauan Talaud Mangrove yang ditanam mampu bertahan
Monitoring Penanaman Mangrove di hidup. Jumlah tanaman yang hidup pada
Kabupaten Kepulauan Talaud dilaksanakan masing masing transect bervariasi, mulai
di Desa Matahit, Beo Selatan, Kabupaten dari yang terendah 0 (tidak ada yang
Kepulauan Talaud. Lokasi penanaman tidak hidup) pada transect 19 dan 20 sampai
jauh dari Kantor Hukum Tua Matahit. dengan 25 bibit pohon yang hidup pada
Kawasan ini dipilih dikarenakan kondisi transect ke 6 (enam).
kawasan pesisirnya tergerus oleh abrasi,
selain itu kawasan tersebut juga merupakan Kota Bitung
kawasan penanaman Mangrove. Monitoring Penanaman Mangrove di
Monitoring Mangrove Talaud Kota Bitung dilaksanakan di Kelurahan
dilaksanakan dengan membagi kawasan Pasirpanjang, Lembeh Selatan Kota
penanaman menjadi 20 transect. Dari Bitung. Lokasi penanaman tidak jauh dari
pembagian per transect tersebut maka Kantor Lurah Pasirpanjang. Kawasan ini
dilakukan penghitungan Survival Rate pada dipilih dikarenakan kawasan ini merupakan
masing-masing transect yang sudah kawasan konservasi Mangrove yang sudah
dilakukan pengukuran jumlah bibit tanaman dikelola dengan baik oleh masyarakat
Mangrove yang tertanam. setempat. pesisirnya tergerus oleh abrasi,
Adapun data mengenai survival rate per selain itu kawasan tersebut juga
transect disajikan pada tabel dibawah ini : merupakan kawasan penanaman
Mangrove.
Tabel 2. Survival Rate Monitoring Mangrove
Talaud
Jumlah
No Transect Jumlah Awal
Monitoring
1 100 7
2 100 7
3 100 19
4 100 12
5 100 10
6 100 25
7 100 10
8 100 12 Gambar 6. Penanaman Mangrove di
9 100 18 Pasirpanjang, Kota Bitung
10 100 11
11 100 9
Monitoring Mangrove Bitung
dilaksanakan dengan membagi kawasan
12 100 9
penanaman menjadi 15 transect. Dari
13 100 8 pembagian per transect tersebut maka
14 100 6 dilakukan penghitungan Survival Rate dan
15 100 10 Growth Rate pada masing masing transect.
16 100 2 Adapun data mengenai survival rate per
transect disajikan pada tabel dibawah ini :
17 100 19
18 100 15
19 100 0
20 100 0
Total 2000 209
SR = 10.45
Tabel 4.Survival Rate Monitoring Mangrove secara umum bibit Mangrove yang ditanam
Bitung. mengalami pertumbuhan (kecuali yang
Jumlah Saat mati). Pertumbuhan yang terjadi berkisar
No Transect Jumlah Awal Monitoring antara 2,67 cm sampai dengan 17,02 cm.
1 100 56
2 100 36 Evaluasi Penanaman Mangrove
Berdasarkan data data diatas
3 50 24
diketahui bahwa dari tiga lokasi
TOTAL 250 116 penanaman Mangrove yaitu Dagho
SR = 46.4 Kabupaten Kepulauan Sangihe, Desa
Matahit, Kecamatan Beo Selatan,
Dari data tabel diatas diketahui bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud dan
nilai Survival Rate (SR) Mangrove yang Kelurahan Pasirpanjang, Kecamatan
ditanam di Bitung adalah 46.4 dari data nilai Lembeh Selatan, Kota Bitung, penanaman
SR tersebut diketahui hampir setengahnya di Kelurahan Pasirpanjang, Kecamatan
atau 46% dari total bibit Mangrove yang Lembeh Selatan, Kota Bitung mempunyai
ditanam mampu bertahan hidup. Hasil nilai survival rate yang paling tinggi yaitu
tersebut merupakan hasil yang paling tinggi 46,4. Nilai tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan 3 (tiga) lokasi dibandingkan dengan 2 lokasi lain yaitu
penanaman Mangrove lainnya. Dari tiga Dagho dan Matahit dengan nilai survival
transect yang dilakukan monitoring diketahui rate berturut turut 25,9 dan 10,45.
bahwa transect pertama mempunyai nilai SR Pantai Kahona, Kelurahan
yang paling tinggi dengan jumlah 56 bibit Pasirpanjang sebagai salah satu lokasi
tanaman Mangrove yang hidup. penanaman Mangrove mempunyai lokasi
Selain SR, Monitoring Mangrove Bitung juga yang cukup terlindung dari ombak, hal itu
melakukan pengukuran Growth Rate. yang membedakan dengan 2 lokasi
Adapun growth rateMangrove Bitung penanaman Mangrove lainnya. Lokasi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini : yang terlindung dari ombak tersebut
menjadikan pertumbuhan bibit Mangrove
Tabel 5. Growth rateMangrove menjadi maksimal.Selain itu, pantai
No No
(H1) (H2) GR Ket Kahona merupakan kawasan konservasi
Trs Tanaman
1 1 85 90 5.88 lingkungan khususnya Mangrove. Kawasan
2 77 81 5.19 konservasi pantai Kahona merupakan
3 60 65 8.33 kawasan konservasi yang bekerjasama
4 77 80 3.90 dengan CCDP IFAD dalam
5 65 0 (100.00) Mati
2 1 78 85 8.97
penyelenggaraan kegiatan konservasinya.
2 70 0 (100.00) Mati
3 75 77 2.67
4 70 0 (100.00) Mati
KESIMPULAN DAN SARAN
5 77 85 10.39 Kesimpulan
3 1 78 85 8.97
2 94 110 17.02
Setelah melakukan penelitian,
3 90 95 5.56 analisis data dan pembahasan maka tim
4 90 90 - peneliti memberikan kesimpulan sebagai
5 80 85 6.25 berikut :
a) Tingkat keberhasilan hidup atau
Ket. Survival Rate (SR) pada tiga lokasi
Trs = Transect penelitian adalah sebagai berikut : SR
H1 = Tinggi pada awal penanaman Dagho : 25.9, SR Matahit : 10.45, SR
H2 = Tinggi pada saat monitoring Pasirpanjang : 46.4.
b) Pengukuran Tingkat pertumbuhan
Dari data pada tabel diatas diketahui Mangrove atau Growth Rate (GR)
bahwa pengukuran growth rate terbagi hanya dilakukan di pasirpanjang.
dalam 3 (tiga) transect. Pada masing masing Adapun GR Pasirpanjang berkisar
transect terdapat 5 (lima) Mangrove yang antara 2,67 cm sampai dengan 17,02
diukur. Dari data diatas diketahui bahwa cm.
Saran (https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ke
Saran yang kami sampaikan terkait pulauan_Talaud) diakses pada 5
dengan penelitian yang sudah kami Juni 2017
laksanakan adalah : (https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bitung)
a) Sebaiknya penanaman Mangrove diakses pada 5 Juni 2017
memperhatikan kondisi optimal (https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ke
pertumbuhannya, baik dilihat dari aspek pulauan_Sangihe) diakses pada 5
biologis tumbuhan itu sendirii maupun Juni 2017
dari aspek zonasi/kondisi alam lokasi http://manado.tribunnews.com/2017/08/01/
penanaman. kisah-pantai-kahona-di-lembeh-
b) Sebaiknya dilakukan monitoring secara selatan-warga-pasir-panjang-
kontinyu guna diketahui pertumbuhan bentuk-tim-antisipasi-pungli
maupun hal lainnya. (gambar 4) diakses pada 1
c) Perlunya melibatkan masyarakat secara Agustus 2017
maksimal dalam kegiatan konservasi Winata A., Yuliana E. 2016. Tingkat
penanaman Mangrove. Keberhasilan Penanaman Pohon
Mangrove (Kasus : Pesisir Pulau
Untung Jawa Kepulauan Seribu).
DAFTAR PUSTAKA Jurnal JMST. UT. Hal 29-39.
Harahab, Nuddin. 2010. Penilaian Ekonomi Jakarta.
Ekosistem Hutan Mangrove dan Nybakken, J.W. 1988. Biologi Laut : Suatu
Aplikasinya dalam Perencanaan Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa
Wilayah Pesisir. Graha Ilmu. H. Muh Eidman, dkk. Jakarta.
Yogyakarta. Penerbit Gramedia.
Heriyanto, Albertus dan Sandjaya. 2006. Primavera, dkk. 2012. Manual on
Panduan Penelitian. Prestasi Community Based Mangrove
Pustaka Publisher. Jakarta Rehabilition. Zoological Society of
London. Hal 57-58.