Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
PEMBUATAN BRIKET
1
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan praktikum mengenai pembuatan briket ini adalah mahasiswa mampu
membuat briket dari beberapa jenis limbah biomassa serta menentukan mutu briket yang
dihasilkan (kerapatan,kadar air,nilai kalor panas dan uji pembakaran).
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai negara yang memiliki areal pertanian, perkebunan dan kehutanan yang terbilang
sangat luas, terdapat limbah biomassa hasil pengolahan pertanian,perkebunan dan kehutanan
yang ada di Indonesia dalam jumlah besar seperti : (Sekam padi, kulit kacang, serbuk gergaji
kayu, batok kelapa, dll. ) banyak yang tidak dimanfaatkan (dibakar, dibuang dll.) sehingga
limbah tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan hidup dan merusak keseimbangan
ekologis. Limbah biomassa seperti sekam padi dapat dimanfaatkan atau di tingkatkan nilai
tambahnya dengan menciptakan suatu mesin atau alat pencetak briket (Inas, 2007).
Briket adalah suatu bahan bakar yang potensial dan dapat diandalkanuntuk kehidupan
sehari-hari dalam rumah tangga maupun suatu industri. Briket mampu menyuplai energi dalam
jangka panjang. Briket didefinisikan sebagai salah satu bahan yang bakar berwujud padat dan
berasal dari sisa-sisa bahan organik yang mengalami proses pemadatan dengan daya tekan
tertentu. Briket dapat digunakan sebagai energi alternatif pengganti kayu bakar yang mulai
meningkat konsumsinya dan berpotensi merusak ekologi hutan. Briket dapat dibuat dari
campuran bermacam-macam sisa bahan organik antara lain sekam padi, kulit kacang,
tempurung biji jarak, serbuk gergaji, sabut kelapa, tempurung kelapa, eceng gondok (sudah
diarangkan) dan lain lain. Dalam pembuatan suatu briket memerlukan bahan perekat atau
pengikat. Bahan pengikat organik yang bisa digunakan untuk pembuatan briket antara lain kanji,
tetes tebu, aspal,dan lainnya (Erliza, 2009).
Briket adalah teknologi yang menggunakan proses basah atau kering untuk
mengkompresi bahan baku ke dalam beberapa bentuk. Proses briket kering memerlukan tekanan
tinggi dan tidak memerlukan pengikat. Proses tersebut mahal dan direkomendasi hanya untuk
produksi level tinggi. Sedangkan proses basah hanya memerlukan tekanan rendah tetapi
memerlukan binder. riket batubara adalah bahan bakar padat dengan bentuk dan ukuran tertentu,
yang tersusun dari butiran batubara halus yang telah mengalami proses pemampatan dengan
daya tekan tertentu, agar bahan bakar tersebut lebih mudah ditangani dan menghasilkan nilai
tambah dalam pemanfaatan. (Reira, 2008).
3
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3 Tepung Kanji
Untuk bahan perekat 2,5 ons
4 Plastik
Wadah serbuk tempurung kelapa 2 buah
4.2 Pembahasan
Briket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa yang biasa digunakan sebagai
energi alternatif pengganti minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil. Briket dapat
dibuat dari bahan baku yang banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti batok
kelapa, sekam padi, arang sekam, serbuk kayu (serbuk gergaji), bongkol jagung, daun,dan lain
sebagainya. Pembuatan briket dilakukan dengan proses penekanan atau pemadatan yang
bertujuan untuk meningkatkan nilai kalor per satuan luas dari suatu biomassa yang akan
digunakan sebagai energi alternatif, sehingga dengan ukuran biomassa yang relatif kecil akan
dihasilkan energi yang besar. Selain itu bentuk biomassa menjadi lebih seragam, sehingga akan
lebih mudah dalam proses penyimpanan dan pendistribusian.
Briket adalah sebuah blok bahan yang dapat dibakar yang digunakan sebagai bahan
bakar untuk memulai dan mempertahankan nyala api. Briket yang paling umum digunakan
adalah briket batu bara, briket arang, briket gambut, dan briket biomassa. Dalam sebuah jurnal
yang disampaikan Antara, briket menjadi salah satu agenda riset energi Institut Pertanian Bogor.
Bahan baku briket diketahui dekat dengan masyarakat pertanian karena biomassa limbah hasil
pertanian dapat dijadikan briket. Penggunaan briket, terutama briket yang dihasilkan dari
6
7
biomassa, dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Briket dapat mengurangi
pencemaran akibat bahan bakar fosil. Briketmudah terbakar. Namun, briket tidak cepat habis.
Penggunaan briket merupakan salah satu cara menghemat bahan bakar minyakPemanfaatan
bahan bakar padat seperti briket batu bara umumnya tidak disarankan untuk digunakan di rumah
tangga karena asapnya yang pekat. Diperlukan tungku khusus yang mengatasi masalah
tersebut.Briket memiliki harga yang murah dibandingkan bahan bakar jenis lainnya sehingga
penggunaannya dalam dunia industri dapat memberikan penghematan biaya. Di daerah
Ketahun, Bengkulu Utara, briket telah digunakan sebagai pengganti kayu bakar yang harganya
semakin naik. Penggunaan briket diketahui memberikan manfaat dari sisi pengeluaran usaha.
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan briket bioarang adalah biayanya yang
murah. Alat yang digunakan untuk pembuatan briket bioarang cukup sederhana dan bahan
bakunya pun sangat murah. Bahkan tidak perlu membeli karena berasal dari sampah, daun-daun
kering, limbah pertanian. Hal ini akan sangat menguntungkan mengingat briket sudah masuk
kepasar internasional. Bahan baku untuk pembuatan arang umumnya telah tersedia di sekitar
kita. Sedangkan kerugian dari briket bioarang adalah tidak efisien waktu karena proses
pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama, pada awal dinyalakan daya panas api
sedikit lambat dibandingkan bahan bakar lain, pemakaiannya hanya sekali saja sampai habis
karena panas api dalam briket akan hilang sampai briket menjadi bara.
Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa organik
yang berasal dari tanaman pertanian, alga, dan sampah organik. Pengelompokan biomassa
terbagi menjadi biomassa kayu, biomassa bukan kayu, dan biomassa sekunder. Biomassa juga
dapat dikategorikan menjadi limbah pertanian, limbah kehutanan, tanaman kebun energi, dan
limbah organik. Sifat kimia, sifat fisik, kadar air, dan kekuatan mekanis pada berbagai biomassa
sangat beragam dan berbeda-beda. Biomassa merupakan sumber energi terbarukan dengan
kualitas yang rendah. Teknologi transformasi energi termal yang menggunakan biomassa sangat
rumit dan harus disesuaikan dengan pemanfaatannya. beragam tergantung pemanfaatannya dan
relatif rumit. Dalam proses gasifikasi, karakteristik utama biomassa berkaitan dengan analisis
proksimat, analisis ultimat, temperatur abu fusi, sifat mempan gerus, dan indeks
pengembangan.Biomassa tersusun dari berbagai macam senyawa organik. Sebagian besar
biomassa tersusun dari karbohidrat, lemak, dan protein. Sisanya merupakan mineral yang
tersusun dari natrium, fosfor, kalsium, dan besi. Senyawa utama yang membentuk biomassa
8
adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin.Ketiga senyawa ini merupakan pembentuk dinding sel
pada tanaman.Biomassa dapat digunakan sebagai bahan bakar secara langsung atau melalui
proses pembriketan. Selain itu, biomassa juga digunakan sebagai bahan bakar penghasil energi
listrik.
Tempurung kelapa bisa dijadikan bahan alternatif pembuatan briket karena mengandung
unsur karbon yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi atau bahan bakar. dalam
pembuatan briket, polietilen sangat berperan aktif sebagai perekat (binder) dimana polietilen
dapat menambah nilai kalor dan titik nyala. Tempurung kelapa merupakan limbah hasil
pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sampai saat ini pemanfaatan tempurung
kelapa masih terbatas pada industri kerajinan. Tempurung kelapa merupakan biomassa yang
mengandung unsur karbon (C) yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi atau bahan
bakar. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan polietilen terus meningkat.
Kualitas briket arang terbaik dihasilkan dari komposisi arang 100% yaitu kerapatan 0,64 g/cm3,
kadar air 7,79%, keteguhan tekan 35,21 kg/cm2, zat mudah menguap 26,70%, kadar abu 2,60%,
kadar karbon terikat 70,70% dan nilai kalor 6.582,00 kal/g.
Untuk membuat briket dikenal alat perekat dengan berasal dari berbagai jenis bahan
baku. Perekat ini adalah suatu zat atau bahan yang memiliki kemampuan untuk mengikat dua
benda melalui ikatan permukaan. Beberapa istilah lain dari perekat yang memiliki kekhususan
rekatan dalam pembuatan briket ini meliputi glue, mucilage, paste, dan cement. Perekat yang
paling sering digunakan adalah pati. Hal ini karena pati dapat merekatkan bahan baku briket
dengan baik. Beberapa perekat yang biasa digunakan yaitu dibedakan berdasar bahan baku dan
berdasar jenis perekatnya seperti perekat organic, anorganik dan campuran.
Briket banyak sekali menggunakan bahan dasar tempurung kelapa. Hal ini karena briket
tempurung kelapa memiliki nilai kalor yang lebih besar dibandingkan briket sekam padi. Hal
ini dapat dilihat dari kandungan volatile pada bahan baku briket yakni arang tempurung kelapa
dana rang sekam padi. Kandungan volatile matter yang sangat tinggi inilah yang membuat
tempurung kelapa digunakan menjadi bahan baku briket. Kemungkinan volatile matter yang
terdapat dalam briket tersebut adalah gas-gas yang mudah terbakar, sehingga menyebabkan nilai
kalor tinggi. Dalam pembuatan briket ini tempurung kelapa mengalami pirolisis. Pirolisis sering
disebut juga sebagai termolisis secara definisi adalah proses terhadap suatu materi dengan
menambahkan aksi temperatur yang tinggi tanpa kehadiran udara (khususnya oksigen). Secara
9
singkat pirolisis dapat diartikan sebagai pembakaran tanpa oksigen. Pirolisis telah dikenal sejak
ratusan tahun yang lalu untuk membuat arang dari sisa tumbuhan. Baru pada sekitar abad ke-18
pirolisis dilakukan untuk menganalisis komponen penyusun tanaman.
Secara tradisional, pirolisis juga dikenal dengan istilah distilasi kering. Umpan pada
proses pirolisis dapat berupa material bahan alam tumbuhan atau dikenal sebagai biomassa, atau
berupa polimer. Dengan proses pirolisis, biomassa dan polimer akan mengalami pemutusan
ikatan membentuk molekul-molekul dengan ukuran dan stuktur yang lebih ringkas. Pirolisis
biomassa secara umum merupakan dekomposisi bahan organik menghasilkan bahan padat
berupa arang aktif, gas dan uap serta aerosol. Hidrokarbon hasil pirolisis biomassa sering disebut
dengan istilah biooil, biofuel atau woodfuel dan termasuk dalam golongan bahan bakar alternatif
dari biomassa yang disintesis dengan teknik tertentu atau indirect woodfuel.
Adapun hasil dari pembakaran briket yang telah dikeringkan, briket tidak dapat langsung
sepenuhnya terbakar, namun membutuhkan beberapa waktu untuk menunggu briket habis
terbakar. Briket juga menghasilkan sedikit asap dimana sesuai keadaan ini maka kondisi briket
tergolong baik. Namun pada fase dimana briket susah untuk dibakar, karakteristik untuk briket
yang memenuhi standar atau mutu briket berkualitas maka bisa dikategorikan kurang
berkualitas. Menurut saya, kesalahannya ketika proses pencampuran serbuk arang tempurung
dengan tepung kanji yang kurang merata dan kurang perbandingannya.
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum mengenai Pembuatan Briket ini
adalah :
1. Briket adalah sumber energi yang berasal dari biomassa yang biasa digunakan sebagai energi
alternatif pengganti , minyak bumi dan energi lain yang berasal dari fosil.
2. Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa organik yang
berasal dari tanaman pertanian, alga, dan sampah organik.
3. Tempurung kelapa bisa dijadikan bahan alternatif pembuatan briket karena mengandung unsur
karbon yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi atau bahan bakar.
4. Briket adalah teknologi yang menggunakan proses basah atau kering untuk mengkompresi
bahan baku ke dalam beberapa bentukh.
5.2 Saran
Adapun saran saya setelah selesainya praktikum di Laboratium Instumentasi dan Energi yaitu
agar kedepannya memperbanyak alat praktikum untuk mahasiswa lebih mudah melakukan
praktikum.
10
DAFTAR PUSTAKA
Inas., 2007. Sifat – Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, briket batu
bara dan Arang Kayu. Jurnal Rekayasa Proses., Vol. 2, no. 2, 2008.
Erliza. 2009. Pemanfaatan Limbah Industri Pengolahan Kayu Untuk Pembuatan Briket Arang
Dalam Mengurangi Pencemaran Lingkungan. Tesis S2 Universitas Sumatra Utara.
Medan
Reira, 2008. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Tekanan Kempa Terhadap Kualitas
Briket Arang. Dalam Jurnal Hasil Hutan. Bogor
11
LAMPIRAN
12
13