PDF Analisis Struktur Kota Bandar Lampung Compress
PDF Analisis Struktur Kota Bandar Lampung Compress
PDF Analisis Struktur Kota Bandar Lampung Compress
Oleh :
Dosen Pengampu:
2021
DAFTAR ISI
1
DAFTAR GAMBAR
Nucleus ………………………………………5
Gambar 2.1 Konsep Zona Multiple Nucleus……………………………………… 5
Latin………………………………………..8
Gambar 2.2 Model Kota di Amerika Latin………………………………………..8
Tenggara………………………………………10
Gambar 2.3 Model Kota di Asia Tenggara………………………………………10
Lampung ………………………13
Gambar 3.1 Penggunaan Lahan di Kota Bandar Lampung……………………… 13
Lampung………………………14
Gambar 3.2 Penggunaan Lahan di Kota Bandar Lampung………………………14
Karang ……………………………...15
Gambar 3.3 Chandra Super Store Tanjung Karang…………………………… ...15
Kedaton………………………………………..………
Gambar 3.4 Mall Boemi Kedaton……………………………………… ……….15
.15
Kartini…………………………………………………………16
Gambar 3.5 Mall Kartini…………………………………………………………16
Gambar 3.6 Salah satu pemukiman kelas menengah di Kecamatan Way Halim..16
Garden………………………………………………………..17
Gambar 3.7 Villa Garden………………………………………………………..17
Panjang ……………………………………..………
Gambar 3.9 PT. ISAB Kec. Panjang…………………………………… ……….18
.18
Indonesia ………………………………………………18
Gambar 3.10 PT. Nestle Indonesia……………………………………………… 18
Panjang ……………………………………………..18
Gambar 3.9 PT. ISAB Kec. Panjang…………………………………………… ..18
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Bandar Lampung merupakan kota yang terletak pada 50 20' sampai
50 30' Lintang Selatan dan 105 0 28' sampai 1050 37' Bujur Timur. Letak tersebut
berada pada Teluk Lampung di ujung selatan pulau Sumatera dan berseberangan
langsung dengan pulau jawa. Posisi yang dekat dengan pulau jawa menyebabkan
banyak pendatang dari pulau jawa yang menetap di kota ini. Hal ini menyebabkan
terjadinya keberagaman yang sangat tinggi baik agama, budaya, maupun bahasa.
dari segi infrastruktur, kondisi sosial, dan lainnya. Hal tersebut ditandai dengan
muncul dan berkembangnya berbagai kawasan komersil, kawasan perindustrian,
dan juga kawasan perumahan.
kesamaan terkait penggunaan lahan yang ada di kota ini dengan yang disebutkan
pada teori tersebut.
Sasaran :
3
1.3 Ruang Lingkup Wilayah dan Materi
Ruang ligkup materi pada tugas besar kali ini yakni dengan
menaganalisis model penggunaan lahan Kota Bandar Lampung dan
membuktikan jika Kota Bandar Lampung memiliki beberapa kesamaan
dengan teori inti ganda
Pada bab ini terdapat penjelasan mengenai teori inti ganda, model
kota di dunia, model kota di Asia Tenggara, serta model kota di
Indonesia
Pada bab ini terdapat peta hasil layout peta tata guna lahan Kota
Bandar Lampung dan juga terdapat peta yang berisi persebaran zona
yang ada di Kota Bandar Lampung yang akan dijadikan
dijadi kan salah satu dasar
analisis. Kemudian terdapat beberapa foto hasil observasi yang bisa
menjadi bukti dari adanya zona yang ada pada peta
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Inti Ganda
Teori ini dikemukakan oleh Chauncy Harris dan Edward Ullman pada
tahun 1945, yang kemudian lebih dikenal dengan teori Harris – Ullman. Mereka
berpendapat bahwa meskipun dalam suatu kota terdapat pola konsentris dan
sektoral, namun kenyataannya lebih rumit dari apa yang sekedar diteorikan
Burgess dan Hoyt. Harris dan Ullman menjelaskan, suatu kota bermula dari
sebuah CBD atau pusat kota, namun dalam perkembangannya kota memiliki
sub-pusat atau inti – inti baru sebagai dampak dari aglomerasi . Dalam teori
ini tidak ada urutan-urutan yang teratur dari zona-zona kota seperti halnya pada
teori konsentris dan sektoral, walaupun CBD yang sebenarnya masih berfungsi
sebagai pusat kota. Kegiatan – kegiatan yang memiliki kemiripan akan berlokasi
dalam satu area dan menciptakan subpusat dalam suatu kota, sehingga memiliki
kesan terbentuk “inti-
“inti-inti” baru bagi masing – masing area.
Adapun pembagian zona yang ada di model kota ini sebagai berikut:
Seperti halnya teori konsentris dan sektoral, zona ini berupa pusat kota
yang menampung sebagian besar kegiatan kota. Zona ini berupa pusat fasilitas
5
transportasi dan di dalamnya terdapat district spesialisasi pelayanan, seperti
“retailing” distrik khusus perbankan,
perbankan, theater dan lain-lain.
2.Industri Ringan
Zona ini tergolong lebih baik dari pada zona pemukiman kelas rendah baik
dari segi fisik maupun penyediaan fasilitas kehidupannya. Penduduk yang tinggal
disini pada umumnya mempunyai penghasilan lebih tinggi dari pada penduduk
zona pemukiman kelas rendah.
Zona ini mempunyai kondisi paling baik untuk permukiman dalam artian
fisik maupun penyedian fasilitas. Lingkungan alamnya pun menjajikan kehidupan
yang tenteram, aman, sehat dan menyenangkan. Hanya golongan penduduk yang
berpenghasilan tinggi yang mampu memiliki lahan dan rumah disini. Lokasinya
relatife jauh dari CBD, industri berat dan ringan, namun untuk memenuhi
6
kebutuhannya sehari-hari didekatnya dibangun Business District baru yang
fungsinya tidak kalah dengan CBD. Pusat-pusat baru seperti kampus, pusat
rekreasi, taman-taman sangat menarik perkembangan permukiman menengah dan
tinggi.
7
pinggiran zona ini dijangkau jalur transportasi yang memadai. Sebagai salah
sal ah satu
s atu
pusat (nuclei) pada perkembangan selanjutnya dapat menciptakan pola-pola
persebaran keruangannya sendiri dengan proses
proses serupa.
Pada tahun 1980, ahli geografi yaitu Ernest Griffin dan Larry Ford
mengembangkan model umum untuk mengembangkan struktur kota di
Amerika Latin setelah menyelesaikan bahwa organisasi banyak kota di
kawasan itu tumbuh mengikuti pola tertentu. Model umum kawasan Amerika
Latin mengklaim bahwa kota-kota Amerika Latin dibangun disekitar kawasan
pusat bisnis inti (CBD). Dari adanya distrik maka muncullah kawasan
komersial yang dikelilingi oleh perumahan elit.
Latin mulai tumbuh dan berkembang selama masa colonial. Hukum Hindia
merupakan seperangkat hokum yang dikeluarkan oleh spanyol untuk
mengatur struktur sosial, politik dan ekonomi koloninya diluar Eropa.
Diamanatkan “mulai dari perlakuakn terhadap masyarakat pribumi sampai
lebar jalan”. Model ini menunjukkan bahwa sebagian besar kota memiliki
kawasan pusat bisnis, satu sektor perumahan elit yang dominan, dan tulang
punggung komersial. Daerah tersebut dikelilingi oleh serangkaian zona
konsentri yang menurunkan kualitas hunian jauh dari CBD.
8
Adapun Model Revisi Struktur Kota Amerika Latin yang di presentasikan
oleh Larry Ford pada tahun 1996 dengan memasukkan enam perubahan ke
zona asli antara lain :
1. Pusat kota baru harus dibagi menjadi CBD dan pasar. Menununjukkan
bahwa banyak kota sekarang memiliki kantor, hotel, dan bangunan ritel
r itel
di pusat kota mereka serta CBD asli.
2. Sektor perumahan elit dan tulang punggung kini memiliki mal atau kota
pinggir yang pada akhirnya digunakan sebagai penyedia barang dan jasa
jas a
yang dimana berada di sektor perumahan elit.
3. Banyak kota di Amerika Latin sekarang yang memiliki sektor industri
dan kawasan industri terpisah yang beeada diluar CBD.
4. Mal, kota tepi, dan juga kawasan industri dihubungkan dengan banyak
kota di merika melalui periferico atau jalan raya lingkar sehingga
1. The indigenous city merupakan kota adat yang terletak di barat daya
Nigeria, Addis Ababa
2. The Islamic city merupakan kota yang didominasi dengan penduduk yang
beragama Islam
9
3. The colonial city merupakan kota bekas penjajahan
4. The European city merupakankota dengan mayoritas penduduk orang
Eropa yang kebanyakan terletak di selatan dan timur Afrika, seperti
Nairobi, Lusaka, dan Johannesburg
5. The dual city merupakan perpaduan dari 2 tipe/lebih tipe-tipe kota di atas.
Contoh: Kano
6. The hybrid city merupakan kota yang terdiri dari elemen asli dan asing
dalam proporsi yang sama, namun bagian-bagiannya terintegrasi. Contoh:
Accra dan Lagos
7. The apartheid city merupakan kota dengan sistem perkotaan yang berbeda dengan
sistem nasional
10
Zona ini menjadi komponen morfologi utama di sebagian kota pesisir
Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa hanya berfokus pada kegiatan ekspor
dan impor.
2. Tidak ada CBD yang formal
Dapat dilihat dari model, bahwa tidak ada CBD. Namun, beberapa CBD
hadir di daerah yang terpisah di kota. Pada dasarnya, komponen CBD
beraglomerasi
beraglomerasi di sekitar zona
zona pelabuhan.
pelabuhan.
3. Zona komersial Barat
4. Zona komersial asing (didominasi oleh pedagang etnis Tionghoa)
Zona komersial asing memberikan pengalaman budaya campuran dan ikatan
etnis yang kuat dimana 10-40% penduduk kota merupakan orang etnis Tionghoa.
Orang-orang etnis Tionghoa ini kebanyakan adalah pedagang yang telah
bermigrasi dari daerah asalnya. Zona komersial
komersial ini merupaka distrik yang
memiliki kepadatan tinggi dimana memiliki perbedaan dari segi toko
tradisionalnya dan pusat perbelanjaannya.
perbelanjaannya.
5. Zona penggunaan lahan campuran
Zona ini digunakan berbagai kegunaan ekonomi yang dapat mencakup bisnis
informal yang memiliki berbagai macam kegiatan.
6. Zona pemerintahan Kantor pemerintahan berada di ruang terbuka publik atau
semi-publik yang berperan sebagai paru-paru kota.
7. Zona perumahan elit
Zona ini dilengkapi dengan layanan perkotaan yang modern dan kontrol
penggunaan lahan. Zona ini telah dikembangkan
dikembangkan sisi keamanannya
keamanannya untuk
dibangun di sekitar perkampungan. Terdapat juga zona perumahan kelas
menengah (pinggir kota) dimana tercipta di antara zona elit dan perkampungan.
Perumahan
Perumahan elit sering kali ditemukan di dekat zona pemerintahan.
8. Kawasan industri baru di pinggiran kota
9. Perkampungan (area kumuh)
Merupakan kawasan hunian masyarakat berpenghasilan rendah yang
tidak terencana dengan baik dan terdapat dalam struktur perkotaan Indonesia
Model kota Asia Tenggara (McGee) memiliki zona hunian kelas tinggi yang
berada di pusat kota, zona hunian kelas menengah yang berada di antara pusat
dan pinggir kota, serta permukiman penduduk liar yang berada di pinggiran kota.
Pada model kota Asia Tenggara terdapat perumahan berpenghasilan
11
menengah yang tinggal di sekitar daerah pinggiran kota jauh lebih besar
dibanding model kota Amerika Latin yang hampir sama model kotanya dengan
Asia Tenggara (McGee). Kota-kota di Asia Tenggara terus berkembang pesat
yang menyebabkan aspek kota dapat berubah sewaktu-wak
sewaktu-waktu
tu dan memungkinkan
memungkinkan
akan membuat kawasan kelas menengah akan berkembang. Namun, model ini
hanya menunjukkan tren dan pola yang terjadi di daerah tersebut dan tidak
menjelaskan mengapa daerah tersebut bisa terbentuk.
3. Kampung di pedesaan
12
BAB III
Bahan peta diatas diambil dari web bappeda kota Bandar Lampung. Tutupan lahan pada
peta tersebut
tersebut merupakan tutupan lahan ya
yang
ng telah disesuaikan
disesuaikan dengan Peraturan Daerah
Daerah
Bandar. Peta ini juga akan menjadi salah satu landasan dalam melakukan analisis model
kota Bandar Lampung pada penelitian ini.
13
3.2 Karakteristik Beberapa Zona di Kota Bandar Lampung
Pada tugas besar kali ini penulis memilih 4 objek sebagai bahan
14
pada dua kecamatan ini menjadi urat nadi perekonomian Kota Bandar
Lampung. Berikut ini beberapa bukti foto kegiatan ekonomi yang ada di
Kawasan Pusat Bisnis di Kecamatan Kedaton dan Kecamatan Tanjung
Karang:
Figure 0.1
15
Gambar 3.5 Mall Kartini
Gambar 3.6 Salah satu pemukiman kelas menengah di Kecamatan Way Halim
16
Barat. Berikut merupakan hasil observasi Zona Pemukiman Kelas Atas yang
telah didapatkan:
17
Gambar 3.9 PT. ISAB Kec. Panjang
18
3.3 Analisis Model Kota Bandar Lampung
Penggunaan lahan di Kota Bandar Lampung sebagian sudah sesuai dengan
RTRW. Seperti kawasan bisnis atau kawasan perdagangan dan jasa yang ada di
Kecamatan Tanjung Karang Pusat dan Kecamatan Kedaton, dan juga Kecamatan
Panjang yang diperuntukkan sebagai Kawasan Bisnis
Setelah melakukan observasi dan analisis maka dapat diketahui jika Kota
Bandar Lampung memiliki beberapa keterkaitan dan kemiripan dengan teori inti
ganda yang dikemukakan oleh Harris – Ullman. Pada teori ini disebutkan jika
sebuah kota berawal dari satu pusat atau inti namun seiring berjalannya waktu
akan muncul pusat-pusat kota baru. Di Kota Bandar Lampung, pada awalnya
pusat kota hanya berada di Kecamatan Tanjung Karang namun seiriing
berjalannya waktu banyak bermunculan pusat pusat kota baru, seperti Kecamatan
Kedaton dan Kecamatan Enggal. Dalam teori ini juga disebutkan jika kota tidak
memiliki urutan zona-zona yang teratur. Hal ini sejalan dengan berbagai kawasan
di Bandar Lampung, seperti kawasan pemukiman kelas atas, pemukiman kelas
menengah yang tidak memiliki urutan dan letak yang teratur.
19
BAB IV
4.2 Saran
1. Perlu adanya penelitian lebih mendalam untuk mengetahu
mengetahuii model kota yang
benar benar sesuai
sesuai dengan
dengan Kota Bandar
Bandar Lampung
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Internal Structure of Third World Cities. Urban Geography In The Third
World: 466- 483.
21