Skripsi Revisi
Skripsi Revisi
Skripsi Revisi
BAB I
PENDAHULUAN
suatu negara seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
yang tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman namun tetap mengacu pada dasar,
fungsidan tujuan pendidikan nasional dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki peranan penting dalam sistem
pendidikan adalah mata pelajaran matematika. Menurut Ismail (Ali & Rarini, 2014:
hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan
berfikir secara logis, sistematis, kritis, dan bekerja sama sehingga mampu
Dalam kurikulum yang berlaku saat ini yakni Kurikulum 2013, pentingnya
kemampuan pemecahan masalah terlihat pada kompetensi dasar yang dimuat dalam
standar isi pada Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013. kompetensi dasar tersebut
2
menyebutkan bahwa siswa diharapkan dapat menunjukkan sikap logis, kritis, analitis,
cermat dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam
pembelajaran matematika.
Memperoleh skor PISA 386 untuk matematika dari rata-rata skor yaitu 487.
negara peserta PISA yang disurvey dengan skor rata-rata kemampuan matematika
siswa Indonesia yaitu 379, skor tersebut di bawah rata-rata skor yaitu 489 (Andhera,
dkk 2021: 2). Salah satu faktor yang menjadi penyebab dari rendahnya skor rata-rata
Nonroutine atau level tinggi (Harahap, 2017: 45). Oleh karena itu, dari hasil survei
PISA tahun 2015 dan 2018 yang mengalami penurunan dapat disimpulkan bahwa
informasi bahwa kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 revisi 2019,
diberikan tes diperoleh 66,35 dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
Dimana target ketuntasan secara nasional diharapkan adalah minimal 70%. Diketahui
bahwa Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih kurang, hal ini di
tandai ketika diberikan soal cerita siswa kesulitan dalam mengerjakan soal karena
3
kurang memahami permasalahan dalam soal tersebut.
satunya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang selama ini digunakan guru belum
yang dilaksanakan selama ini belum optimal, siswa hanya menerima pembelajaran
dari guru tanpa adanya eksplorasi menyebabkan siswa menjadi pasif dalam proses
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat meningkatkan
salah satunya model pembelajaran Guide Discovery learning, model pembelajaran ini
akan melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari
dan menemukan sesuatu secara sistematis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat
pengetahuannya sesuai dengan kemampuannya, sehingga peserta didik aktif dan tidak
hanya berdiam diri mendengarkan penjelasan pendidik (Purnomo, dkk 2016: 3).
Waburense”.
B. Batasan Masalah
Kelas VII MTsS Waburense pada pokok bahasan Bangun Datar (Segi Empat dan
Segitiga).
C. Rumusan Masalah
4
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
5. Apakah model pembelajaran Guide Discovery Learning lebih efektif dari pada model
D. Tujuan Penelitian
berikut:
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
pembelajaran matematika.
b. Bagi Guru
c. Bagi peneliti
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LandasanTeori
1. Pengertian Belajar
ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai
kepandaian atau ilmu. Aunnurahman (2016, 35) menyatakan bahwa belajar adalah
suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar didalam diri
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidikan dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja
untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan,
dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan
belajar. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (Sagala, 2011: 62) pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari
guru untuk membuat siswa belajar, sehingga terjadi perubahan pada diri siswa yang
belajar, dimana perubahan itu berupa kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang
relatif lama.
3. Efektivitas Pembelajaran
Indonesia dalam Asri (2013: 6), kata efektif mempunyai kata efek, pengaruh,
akibat atau dapat membawa hasil. Efektif adalah perubahan yang membawa
sehingga memberikan kreatifitas siswa untuk mampu belajar dengan potensi yang
mewujudkan tujuan pembelajaran yang efektif maka perlu dilakukan sebuah cara
agar proses pembelajaran yang diinginkan tercapai yaitu dengan cara belajar
interaksi antara siswa dan guru dalam situasi edukatif yaitu respon siswa terhadap
terdapat sikap dan kemauan dalam diri siswa untuk belajar, kesiapan diri siswadan
guru dalam kegiatan pembelajaran, serta mutu dari materi yang disampaikan.
adalah suatu ukuran keberhasilan dalam proses interaksi pembelajaran, dilihat dari
tujuan pembelajaran.
dan bimbingan guru. Model pembelajaran Guide discovery learning salah satu
petunjuk jalan dalam membantu siswa untuk mempergunakan ide, konsep, dan
2011: 39). Menurut Soejadi (Azizah, 2016) Guide discovery learning merupakan
diharapkan. Serta menurut Candra dkk (2012: 27) model pembelajaran guided
merupakan suatu model pembelajaran yang menitik beratkan pada aktifitas siswa
materi pembelajaran.
diperlukan.
konsep.
1. Siswa akan lebih aktif dalam kegiatan belajar karena siswadapat berpikirdan
proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini akan lebih
lama diingat.
4. Model ini dapat melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
matematika hanya cocok untuk pokok bahasan tertentu (Erman Suherman, dkk,
2013: 214).
dimana siswa berupaya mencari jalan keluar yang dilakukan dalam mencapai
dimiliki siswa, karena pemecahan masalah memberi manfaat yang besar kepada
siswa dalam melihat relevansi antara matematika dengan mata pelajaran yanglain,
serta dalam kehidupan nyata (Nurhasanah dan Luritawaty, 2021: 71-82). Siswa
penyelesaian masalah.
jawaban. Dari keempat strategi tersebut siswa diharapkan bisa mengerjakan soal
cerita dengan melalui 4 tahap, (1) Diketahui, meliputi informasi soal; (2) Ditanya,
dan menarik kesimpulan mengenai hasil akhir soal cerita, (4) Teliti dalam
Keempat tahap pengerjaan soal cerita akan diberikan nilai untuk masing, masing
Salah satu model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat ini adalah
yang umumnya diakukan oleh guru-guru di sekolah, terbukti dari hasil wawancara
dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai
alat komunikasi lisan antara guru dengan peserta didik dalam proses belajar dan
terpadu. Pendekatan terpadu diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu
yang dikaitkan dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dengan konsep lain,
yang dilakukan secara spontan dan direncanakan, baik dalam satu bidang studiatau
lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi
E. Bahan Ajar
Persegi adalah segi empat yang memiliki pasangan ruas garis yang
sejajar dan keempat ruas garisnya sama panjang serta keempat sudutnya siku
siku. Persegi panjang adalah segi empat yang memiliki dua pasang ruas garis
yang sejajar dan keempat sudutnya siku siku. Perhatikan gambar berikut :
A B
D C
Amati Gambar!
= 4 AB (Karena AB = CD = BC = AD)
= 4 AB
= 4 x 3 satuan panjang
= 12 satuan panjang
13
Jika : panjang AB = s satuan panjang
K = 4s
=sxs
= 3 x 3 satuan
= 9 satuan luas
L = Panjang AB x Panjang BC
L=sxs
A B
D C
Amati Gambar !
= AD)
= 2 AB + 2 BC
= 2 (4 + 3) satuan panjang
= 2 x 7 satuan panjang
= 14 satuan panjang
panjang
14
Maka: secara umum keliling persegi Panjang ABCD
K = 2.p + 2.l
K = 2 (p + l)
=pxl
= 4 x 3 satuan
= 12 satuan luas
L = Panjang AB x Panjang BC
L=pxl
b. Segitiga
A B A
t t
C a D B A C
Luas persegi panjang = Panjang x Lebar
=axt
= AB + BC+ AC
c. Jajar Genjang
Jajar genjang adalah segi empat yang memiliki dua pasang ruas garis
A
Luas persegi panjang = panjang x lebar
15
=AxT
24m. Di sekeliling taman akandipasang lampu dengan jarak antar lampu 4m.
Langkah-langkah pengerjaan
permasalahannya.
c. Langkah ketiga, masukan hal-hal yang diketahui dalam soal kedalam rumus
mengelilingi taman.
Jawaban:
a. Langkah pertama:
Panjang = 32 m
Lebar = 24 m
b. Langkah Kedua:
Rumus K = 2 (p + l)
c. Langkah ketiga:
K = 2(32 m + 24 m)
16
= 112 m
d. Langkah keempat:
= 112 : 4
= 28
e. Langkah kelima :
2. Sebidang tanah yang berbentuk persegi panjang dengan lebar 15 meter dan
panjang 20 meter. Pemilik tanah akan memasang pagar kawat dengan biaya Rp
Langkah-langkah pengerjaan
permasalahannya.
pemasangan pagar.
Jawaban:
a. Langkah pertama:
b. Langkah kedua:
Karena akan dipasang kawat di sekeliling tanah, maka terlebih dahulu cari
kelilingnya.
Keliling= 2 (p+ l)
c. Langkah ketiga:
K = 2 (20 m + 15m)
= 2 (35m) = 70 m
d. Langkahkeempat:
= 70 m x Rp30.000,00/m
= Rp 2.100.000,00
e. Langkah Kelima:
Jadi, biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar kawat tersebut adalah
Rp2.100.000,00.
1. Wayan Widya Rani, dkk (2018) dengan judul efektifitas model pembelajaran
hasil pengujian tanda binomial diperoleh nilai thitung = 0,9803, sedangkan ttabel =
0,1736, maka thitung >ttabel sehingga H0 ditolak atau H1diterima. Dapat disimpulkan
dalam pembelajaran. Hal tersebut dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis pada
data post test dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung = 2,516 sedangkan
ttabel = 2,016 pada taraf signifikan α = 0,05, maka thitung >ttabel sehingga H0 ditolak
atau H1 diterima.
3. Anis Nur Laili (2018) dengan judul pengaruh metode guide discovery learning
Negeri Trowulan. Dalam uji hipotesis menggunakan uji-t diperoleh nilai thitung =
2,335 sedangkan ttabel = 2,002 pada taraf signifikan α = 0,05, maka thitung >ttabel
sehingga H0 ditolak atau H1 diterima. Artinya bahwa ada perbedaan antara rata-
rata nilai poss test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga dapat dikatakan
G. Kerangka Berpikir
bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan
matematis ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah pemilihan model
pembelajaran.
Model pembelajaran yang akan peneliti gunakan pada penelitian ini adalah
pembelajaran ini karena model pembelajaran ini dinilai efektif terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa, membuat siswa dapat lebih aktif, mendorong
siswa untuk berpikir. Adapun bagan kerangka berfikir pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Permasalahan
Hasil belajar siswa masih tergolong rendah hal ini
19
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
H. Hipotesis Penelitian
penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Guide Discovery Learning lebih
berikut:
H0: µ1 ≤ µ2 lawan H1 : µ1 ≥ µ2
Keterangan:
µ1: parameter nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
µ2: parameter nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Quasi Experimental Design. Penelitian ini menggunakan dua kelas, yakni kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas ekperimen diberikan perlakuan dengan
model pembelajaran Guide Discovery Learning dan pada kelas kontrol menggunakan
pembelajaran konvensional.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 Juni sampai dengan 18 Juni tahun
elemen yang akan dijadikan wilayah inferensi atau generalisasi. Elemen populasi
iniadalah seluruh siswa kelas VII MTsS Waburense tahun pelajaran 2021/2022
yang terdiri atas 2 kelas yaitu kelas VII A yang berjumlah 24 siswa dan kelas
VII B yang berjumlah 21 siswa seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
sampel dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel semua. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen (perlakuan) yang
1. Variabel Penelitian
2. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah the none quivalent
X1 O1
Ratnawati, dkk (2020 : 46)
O2
X2
21
Keterangan:
E. Definisi Operasional
iniadalah suatu model pembelajaran yang menitik berat kanpada aktifitas siswa
dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan model ini guru hanya
Pendekatan terpadu diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang
dikaitkan dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dengan konsep lain,
4. Efektifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rata-rata nilai siswa pada
kelas yang diterapkan model guide discovery learning dan model konvensional
melampaui nilai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu nilai rata-rata ≥
22
70,00. Rata-rata nilai siswa kelas eksperimen pada saat posttest lebih tinggi dibanding
kelas kontrol, dan keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa minimal 85%.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal test,
instrument penelitian berupa tes tertulis dalam bentuk uraian (Essay) yang
diberikan pada saat Post-Test. Post-Test diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
skor perolehan
N =Skor maksimal ×100
2. Lembar Observasi
proses pembelajaran berlangsung dan data aktifitas guru dalam mengelola kelas.
bantuan observer.
3. Lembar Dokumentasi
24
Lembar dokumentasi digunakan dalam penelitian ini adalah RPP, Silabus,
hasil tes, lembar observasi guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
1. Jenis Data
memberikan perlakuan kepada dua kelas. Dengan demikian data dalam penelitian
ini adalah data primer. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif dan kualitatif, dimana data kuantitatif diperoleh dari hasil tes dan data
2. Teknik Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk soal cerita (essaytest).
3. Teknik Observasi
langsung dan pencatatan secara sistematis dengan obyek yang akan diteliti untuk
4. Teknik Dokumentasi
a. Uji Validitas
atau kesahihan suatu instrumen. Instrument yang valid berarti alat ukur
25
yangdigunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen
instrumen melalui tesuji coba yaitu, rumus Pearson Product Moment untuk
n
XY X n
Y
n
n
jii
ji i
rxy i1 i1 i1
j
n 2 n
2n 2 n 2
ji
nXX ji nYY ii
i1i1i1i1
(Sugiyono,2016:183)
Keterangan:
X
n
jii1 : Jumlah skor item ke-j
Y n
i : Jumlah skor total
i1
26
n : Banyak responden
Item dikatakan valid jika diperoleh hasil perhitungan 𝑟𝑥𝑦>𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan dikatakan
tidak valid jika 𝑟𝑥𝑦 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05. Interpretasi
matematis siswa dalam materi bangun datar (segitiga dan segiempat) dengan
jumlah 5 soal post – test pada taraf signifikan 0,05 dapat dilihat pada tabel 3.6
berikut.
Pada tabel 3.5 terlihat bahwa terdapat 5 butir soal essay tes
datar (segitiga dan segiempat) dinyatakan sangat baik, baik, dan cukup.
a. Analisis Deskriptif
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Pada penelitian ini
nilai mean, varians, dan standar deviasi. Varians merupakan ukuran seberapa
jauh sebuah kumpulan bilangan atau nilai tersebar dari rata-rata. Nilai varians
atau condong untuk sama dengan nilai rata-rata. Sedangkan standar deviasi
1) Mean (rata-rata)
x
n
𝑋̅= =1
ii
2) Varians
sebagai berikut:
x x
n
i
2
𝑠= i
(Sugiyono, 2017: 57)
𝑛−1
n
x
√ i x
i=1
S= (Sugiyono, 2017: 58)
29
𝑛−1
Keterangan:
𝑋̅ : Mean (rata-rata)
s2 : Varians
s : Standar deviasi
n : Banyaknya responden
b. Analisis Inferensial
1) Uji Prasyarat
Uji Normalitas
sebagai berikut:
Kesimpulan
normal.
Uji Homogenitas
30
Uji homogenitas merupakan suatu uji statistik yang dilakukan
yang sama atau tidak. Pada penelitian ini, untuk menguji homogenitas
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dimulai pada tanggal 6 Juni 2022 Sampai dengan tanggal 18
Juni 2022 Di MTsS Waburense. Sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas
VII MTsS Waburense. Penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru pengajar.
Pengamat dalam penelitian ini satu orang yaitu mahasiswa Universitas sembilanbelas
1. Analisis Deskriptif
Analisis deksriptif dalam penelitian ini adalah terdiri dari analisis kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa, analisis lembar observasi guru, dan analisis
yang telah dilaksanakan oleh guru sesuai dengan sintaks yang ada dalam model
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi guru pada Tabel 4.1 di atas,
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.2 diatas terlihat bahwa rata-rata
menunjukan bahwa aktifitas siswa tergolong baik atau siswa sangat aktif dalam
menunjukan aktifitas siswa tergolong baik atau siswa aktif dalam proses
pembelajaran.
pembelajaran konvesinal.
2. Analisis Inferensial
a. Uji Normalitas
Dhitung≤ Dtabel (0,193 < 0,269) maka H0 diterima dengankata lain sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Begitu pula untuk data kelas
kontrol diuji normalitas dengan uji yang sama dan diperoleh Dhitung= 0,248
dan nilai Dtabel= 0,287 karena Dhitung≤ Dtabel(0,270 < 0,287) maka H0 diterima
dengan kata lain sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
diperoleh Fhitung = 1,4626 dan Ftabel = 2,0917. Karena Fhitung < Ftabel (1,4626 <
35
2,0917) maka dapat disimpulkan data memiliki varians yang sama atau
menggunakan t-test polled varian. Sebelum dilakukan uji t-test polled varian
terlebih dahulu dilakukan pengujian one sampel t-test untuk kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis ujione sampel t-test kelas
4,3528 dan ttabel= (α = 0,05; dk = n -1=20) =2,0860. Karena thitung > ttabel maka
pemecahan matematis siswa lebih besar dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum).
d. Uji Hipotesis
2,01669. Karena thitung > ttabel (2,3727 > 2,01669) maka H0 ditolak dengan
B. PembahasanHasilPenelitian
yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen siswa diajar dengan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, dan pembahasan tersebut akan diuraikan
sebagai berikut:
model Guide Discivery Learning yang terdiri dari siswa menunjukan nilai
85,55,modus 68, dengan variansi 184,4965, dan standar devias 13,58. sedangkan
40,3, nilai maksimum 90,8, rata-rata(mean) 71,09, median 75,2, modus 77,
dengan variansi 126,1423, dan standar deviasi 11,23. Hasil menunjukan bahwa
Guide Discovery Learning siswa terlatih mengerjakan soal, selain itu siswa
eksperimen maupun kelas kontrol secara umum terlaksana dengan baik, hal ini
37
sesuai dengan pengamatan observer selama 3 (tiga) kali pertemuan. Pada saat
siswa untuk lebihtermotivasi dalam belajar dan aktif dalam proses pembelajaran.
pada kelas eksperimen sebesar 93,75%, sedangkan nilai rata-rata keaktifan guru
dalam proses pembelajaran pada kelas kontrol sebesar 90,63%. Dari nilai rata-
dalam proses pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
semua aspek yang diamati secara umum terlaksana dengan baik selama 3 (tiga)
Dari rata-rata persetase aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut dapat dilihat
bahwa siswa pada kelas eksperimen yang diajar menggunakan model Guide
Discovery Learning lebih aktif dibandingkan siswa pada kelas kontrol yang
4. Efektivitas Pembelajaran
Guide Discovery Learning yaitu 79,98, lebih tinggi dibandingkan dengan model
pembelajaran konvesional yaitu 71,09, dan lebih tinggi dibanding KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu 70, hal ini dibuktikan ketika dilakukan pengujian one
thitung > ttabel maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata
hasil rata-rata aktivitas siswa sebesar 91,67%, telah melampaui kriteria minimal
85% keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa maka model ini dikatakan efektif.
Hasil analisis uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh thitung = 2,3727 dan ttabel
= 2,01669, Karena thitung > ttabel (2,3727 > 2,01669) maka terdapat perbedaan rata-
oleh Witry Lestari (2017), Salah satu hasil penelitiannya adalah melalui model
C. Keterbatasan Penelitian
1. Pelajaran matematika dalam penelitian ini hanya sebatas materi bangun datar
efektivitas pembelajaran dalam waktu yang lama untuk setiap materi khususnya
2. Beberapa kalimat dalam instrument penelitian masih ada yang salah dalam
pengetikan.
4
0
BAB V
A. Kesimpulan
rata- rata (mean) 71,09 median 75,2 modus 77 dengan variansi 126,1423
dan ttabel = (α = 0,05; dk = n - 1 = 23) = 2,0687. Karena thitung > ttabel maka H0
matematis siswa kelas eksperimen lebih besar dari nilai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimum).
diperoleh thitung = 2,3727 dan ttabel = 2,01669. Karena thitung >ttabel (2,3727
> 2,01669) maka H0 ditolak dengan kata lain terdapat perbedaan rata-rata
Konvensional.
B. Saran
untuk memilih metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan
siswa.
4
2
belajar.
yang diuji.
4
3
DAFTARPUSTAKA
Kadir. 2015. Statistik Terapan : Konsep, Contoh, Analisa Data Dengan Program
SPSS/Lisreal Dalam Penelitian. Jakarta: PT Raja grafindo Persada
Purnomo, Hendra Yudi dkk, 2016. Penerapan Model Guide Discovery Learning
Pada Materi Kalor Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik
Kelas VII SMPN 13 Prafi Manokwari Papua Barat. Jurnal FKI
PUNIPA. Vol5. No 2.