Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

EVALUASI INFORMASI BERBASIS WEB PADA KONTEN KANAL


YOUTUBE “KOK BISA?”

Ulfatu Sa’diyah*), Joko Wasisto

Program Studi S-1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Evaluasi Informasi berbasis Web pada Konten Kanal YouTube “Kok Bisa?”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana evaluasi informasi berbasis web pada
konten kanal YouTube “Kok Bisa?”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu wawancara, observasi dan
dokumentasi. Wawancara dilaksanakan dengan cara semi terstruktur dan melibatkan 4 informan yaitu
content creator kanal YouTube “Kok Bisa?” dan Pengguna kanal YouTube “Kok Bisa?”. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis tematik. Dari analisis, diperoleh hasil
penelitian yaitu Authority (pencipta dokumen)nya jelas tetapi belum konsisten penulisannya.
Accuracy (ketepatan) informasi juga tepat. Informasi yang disampaikan selalu objektif dan kekinian.
Akan tetapi tidak semua informasi yang disampaikan memiliki cakupan informasi yang mendalam.

Kata kunci: evaluasi informasi; YouTube; penelitian kualitatif; sumber daya informasi berbasis
internet

Abstract

[Evaluation of Web-based Information on Content of YouTube Channel Kok Bisa?] This research
is entitled "Evaluation of Web-based Information on Content of YouTube Channel “Kok Bisa?" The
purpose of this research is to find out how the evaluation of web-based information on YouTube
channel content “Kok Bisa?”. The research method used in this study is qualitative research. Data
collection techniques used were interviews, observation and documentation. Interviews were
conducted in a interview guide approach and involved 4 informants namely content creator of
YouTube channel “Kok Bisa?”. And users of YouTube channel “Kok Bisa?”. The data obtained were
then analyzed using thematic analysis. From the analysis, the research results obtained that the
Authority (document creator) is clear but the writing is not consistent. Accuracy is also accurate. The
information conveyed is always objective and up to date. However, not all information submitted has
in-depth information coverage.

Keywords: evaluation information; YouTube; qualitative reseach; internet based inormatin resource

------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi.
E-mail: ulfatusadiyah@gmail.com


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

1. Pendahuluan
Teknologi yang semakin berkembang mendorong
pertukaran arus informasi di masyarakat semakin
cepat dan berlimpah. Informasi yang berlimpah ini
dapat terjadi karena mudahnya akses seseorang untuk
membuat dan menyebarluaskan informasi.
Perkembangan teknologi tersebut memunculkan
berbagai media untuk mencari informasi sehingga
akses informasi juga semakin mudah. Hal ini terjadi
setelah ditemukaannya internet. Dengan adanya
internet, orang dapat berinteraksi tanpa harus bertatap
muka secara langsung tanpa harus dibatasi oleh jarak, Gambar 1 Persentase Pengguna Media Sosial Teraktif di
waktu, dan ruang. Indonesia Januari 2019 (https://dataportal.
Salah satu pemanfaatan internet sebagai media com/reports/digital-2019-indonesia, 2019)
penyajian dan penyebarluasan informasi adalah
munculnya situs web. Situs web dapat menyediakan Dari pemaparan tersebut, dapat disimpulkan
informasi yang dapat diakses secara online oleh bahwa penggunaan YouTube sebagai media untuk
pengguna informasi sebagai media digital (Suharso, membuat, menyimpan, dan menyebarluaskan
2019). Situs web menyediakan dokumen-dokumen informasi sangat digemari oleh masyarakat, khususnya
berupa teks, gambar, video, suara, animasi, dan lain- di Indonesia. Sehingga banyak muncul kanal di
lain. Seperti yang dijelaskan oleh Rudyanto bahwa YouTube dengan bebagai macam variasi konten.
situs web merupakan salah satu aplikasi yang Kanal yang dimaksud adalah sebuah brand atau nama
berisikan dokumen-dokumen multimedia, diantaranya saluran di YouTube yang berisi konten video. Salah
adalah teks, gambar, suara, animasi, dan video satunya adalah kanal ‘Kok Bisa?’. Kanal tersebut
(Rudyanto, 2011: 7). YouTube merupakan salah satu merupakan salah satu kanal dengan tema edukasi yang
situs web yang populer di masyarakat Indonesia. memiliki subscriber terbanyak di Indonesia. (Silalahi
YouTube diluncurkan pada bulan Mei 2005, dan dalam Gunawan, 2017: 2).
memiliki slogan: Broadcast Yourself. YouTube Kok Bisa? adalah sebuah kanal yang
merupakan situs yang menyediakan berbagai memfokuskan diri pada konten-konten yang bertujuan
informasi berbentuk audio visual. Situs ini memang untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar
disediakan bagi mereka yang ingin melakukan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan
pencarian informasi dalam format video dan pendekatan yang bersifat ilmiah. “Kok Bisa?” mulai
menontonnya langsung. Situs ini dapat juga membuat muncul sejak tahun 2015, awal mula berkembangnya
masyarakat menjadi komunikator dengan cara ‘Kok Bisa?’ di YouTube berawal dari inisiatif yang
berpartipasi untuk mengunggah video ke YouTube dikembangkan oleh Gerald Sebastian, Alvin
dan membaginya ke seluruh dunia (Abraham, 2011: Disatputra, dan Ketut Yoga Yudistira (Setyanti dalam
45-52). Rahmawan, 2018: 87).
Perkembangan YouTube di Indonesia menurut Kanal YouTube “Kok Bisa?” menyediakan
Putri Silalahi dalam (Gunawan, 2017: 2), Head of informasi seputar kehidupan sehari-hari melalui video-
Communications Consumer & YouTube Indonesia video animasi edukatif. Konten video animasi tersebut
mengatakan jumlah penonton dan creator video online adalah hasil dari pertanyaan-pertanyaan warganet
di YouTube tumbuh luar biasa di Indonesia. Sebanyak yang sering ditanyakan, kemudian dijawab dengan
130% penambahan durasi menonton dari tahun 2014- pendekatan ilmiah melalui sebuah video animasi.
2015 dan jumlah konten yang di-upload bertambah Konten atau tema yang diangkat pada kanal
sebanyak 600%. User yang menikmati pun bervariasi, YouTube “Kok Bisa?” bersifat unik. Karena
tidak hanya sebatas usia remaja saja namun juga mulai menyajikan video animasi yang dapat menjelaskan
dari anak kecil sampai ibu rumah tangga. konsep-konsep rumit sehingga menjadi lebih mudah
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh untuk dipahami. Selain itu, konten yang disajikan
GLOBALWEBINDEX, platform media sosial teraktif selalu segar, karena selalu menyajikan pembahasan
Januari 2019 di Indonesia adalah YouTube. Kemudian terkini di masyarakat. Kelebihan-kelebihan inilah
di tempat kedua dan seterusnya diikuti oleh Whatsapp, yang menjadikan kanal YouTube ini menarik
Facebook, Instagram, Line, Twitter, FB Messenger, perhatian warganet. Sehingga banyak warganet yang
BBM, LinkedIn, Pinterest, Skype, Wechat, Snapchat, menonton, mengikuti dan menyebarluaskan konten
Path, dan Tumblr. YouTube mendapatkan hasil dari kanal YouTube ini ke platform media sosial
persentase sebanyak 88% dari pengguna internet yang lainnya.
tercatat menggunakan masing-masing dari platform Menurut Arikunto dan Cepi (2014: 1)
media sosial tersebut. evaluasi adalah To Find Out, decide The Amount Or
Value. Artinya suatu upaya untuk menentukan nilai
atau jumlah. Definisi tersebut menunjukkan bahwa
kegiatan evaluasi harus dilakukan secara baik,


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

bertanggung jawab, menggunakan metode ataupun Currency (kemutakhiran) dalam suatu informasi
strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan. berhubungan erat dengan seberapa update
Sedangkan informasi dapat didefinisikan informasi tersebut. Kekinian menjadi faktor
sebagai sekumpulan fakta atau data yang di terpenting seseorang dalam melakukan pencarian
organisasikan dengan cara tertentu yang memiliki arti informasi di internet. Selain itu, kekinian juga
bagi penerimanya (Sutarman, 2012: 14). Menurut menjadi pertimbangan yang penting karenna
Hasugian (2009: 5), informasi adalah sebuah konsep informasi yang sudah tidak up to date akan
yang universal dalam jumlah muatan yang besar, menjadi tidak berguna serta tidak relevan.
meliputi banyak hal dalam ruang lingkupnya masing- 5. Coverage And Intended Audience (cakupan dan
masing dan terekam pada sejumlah media. target penonton)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan Cakupan berkaitan erat dengan isi informasi atau
bahwa evaluasi informasi merupakan kegiatan dokumen dalam situs, seperti informasi apa yang
penilaian suatu fakta atau data yang telah di dibahas, seberapa dalam informasi tersebut
organisasikan dengan menggunakan kriteria standar ditampilkan, serta adakah link yang terhubung ke
tertentu dan dilakukan secara baik dan bertanggung situs lain yang dapat dipercaya dengan
jawab. pembahasan informasi yang sama. Intended
Evaluasi informasi menurut salah satu ahli Audience merupakan kelompok masyarakat yang
adalah menilai kualitas dari suatu gagasan. Evaluasi ditargetkan mendapat informasi.
informasi sangat erat kaitannya dengan pemikiran YouTube adalah sebuah situs web video
kritis yang mengkaji literatur tentang pemikiran kritis. sharing (berbagi video) yang populer dimana para
Karena pemikiran kritis tersebut memberikan pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip
kontribusi cukup penting untuk pemahaman evaluasi video secara gratis (Kindarto, 2008:3). Seiring
(Fitzgerald, 2016). perkembangannya, peran YouTube bertambah
Sumber informasi bisa dimanfaatkan secara menjadi jalur distribusi bagi berbagai kalangan, mulai
terbuka buat publik (Heriyanto & Suharso, 2014) dari pembuat konten sampai pengiklan, sebagai ajang
dapat dievaluasi supaya informasi yang diperoleh berbagi, menginformasikan dan menganspirasi para
dapat diketahui kualitasnya. Terdapat beberapa pengguna internet di berbagai belahan dunia
strategi dalam mengevaluasi informasi berbasis web (Abraham, 2011: 45).
menurut Tate (2010), yaitu Authority (pencipta YouTube memiliki beberapa fitur, antaranya:
dokumen), Accuracy (ketepatan), Objectivity 1. Mencari video
(objektivitas), Currency (kemutakhiran), dan Situs ini adalah kumpulan berbagai macam video
Coverage And Intended Audience (kedalaman topik yang telah diunggah, jelas bahwa YouTube
dan target informasi). terdapat berbagai macam video. Penggunanya
1. Authority (pencipta dokumen) dapat mencari berbagai macam video dengan
Authority merupakan pencipta dokumen yang mengetikkan kata kunci di bagian pencarian.
diakui memiliki pengetahuan tentang bidang 2. Memutar video
studi yang diberikan. Setelah penggunanya mendapatkan video yang
2. Accuracy (ketepatan) diinginkan, hanya dengan mengkliknya penonton
Pada umumnya, akurasi menunjukkan informasi dapat langsung memutar video tersebut, tentu
mana yang dapat diandalkan dan bebas dari saja agar video lancar saat diputar koneksi
kesalahan. Menentukan keakuratan informasi internet sangat penting demi kelancaran saat
merupakan hal mendasar dari keseluruhan proses menontonnya.
evaluasi dan hal tersebut sering dijadikan alasan 3. Mengunggah (mengupload) video
untuk mengkritisi suatu sumber informasi. Akun penonton yang sudah terdaftar dengan
Akurasi informasi selalu dikaitkan dengan YouTube, mereka dapat mengunggah videonya
seseorang penulis atau yang bertanggung jawab kedalam akunnya. Dengan syarat telah terdaftar,
atas informasi tersebut. semakin besar videonya maka semakin
3. Objectivity (objektivitas) mempengaruhi lamanya waktu saat mengunggah
Objektivitas berkaitan dengan tujuan dari video tersebut.
pembuatan situs. Situs yang baik akan 4. Mengunduh (mendownload) video
menjelaskan tujuan dari situs tersebut. Misalnya, Video yang ada dalam YouTube dapat juga bisa
untuk siapa situs tersebut, situs tersebut didownload penonton, dan gratis. Ada banyak
digunakan untuk membahas apa, dan untuk apa cara seperti meng copy alamat URL yang ada
situs tersebut dibuat. Pada umunya informasi dalam video tersebut lalu dipastekan ke dalam
tersebut dapat dilihat pada menu about us situs seperti www.savefrom.net. Banyak cara
(tentang kami). Hal tersebut akan membantu penggunanya dapat mendownload video, cara
dalam menentukan apakah pengguna perlu lebih lanjut dengan mencarinya di Google.
membaca isi informasi tersebut atau tidak. 5. Berlangganan (Subcribe)
4. Currency (kemutakhiran) Fitur gratis ini berfungsi bagi pengguna untuk
bisa berlangganan (subcribe) video terbaru dari


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

akun yang sudah kita klik tombol subscribenya.


Pemberitahuan langsung didapatkan melalui
kotak masuk yang ada dalam email 2. Metode Penelitian
penggunanya. Penelitian ini berjudul “Evaluasi Informasi Berbasis
6. Live Streaming (Siaran Langsung) Web pada Konten Terpopuler Kanal YouTube “Kok
Fitur live streaming ini adalah fitur yang dimiliki Bisa?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
internet bagi pemilik konten ataupun pengguna mengetahui bagaimana evaluasi informasi berbasis
yang sudah memiliki akun YouTube tentunya web pada konten terpopuler kanal YouTube “Kok
sangat berguna. (Tambaruka, 2013: 84). Bisa?”. Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai
Pada umumnya media sosial seperti YouTube metode penelitian yang digunakan oleh peneliti.
memiliki beberapa fungsi yang dapat dimanfaatkan Dimulai dengan latar belakang pemilihan metode
oleh penggunanya. Menurut Abraham A. dalam kualitatif dan bagaimana implementasinya, termasuk
bukunya yang berjudul Sukses menjadi Artis dengan penetapan kriteria pemilihan informan, serta proses
YouTube adalah sebagai berikut: analisis data yang akan dilakukan. Proses tersebut
1. Memperluas interaksi berdasarkan kesamaan dijelaskan lebih rinci pada masing-masing subbab.
nilai yang dimiliki masing-masing individu,
Metode Penelitian merupakan suatu kegiatan
kesamaan karakteristik tertentu, ataupun pernah
ilmiah yang dilakukan secara bertahap dimulai
berinteraksi dalam kurun waktu tertentu,
dengan penentuan topik, pengumpulan data dan
sehingga melahirkan nostalgia yang dapat
menganalisis data, sehingga diperoleh suatu
dirasakan bersama.
pemahaman dan pengertian atas topik, gejala, atau isu
2. Menambah wawasan atau pengetahuan dengan
tertentu (Raco, 2010: 2). Terdapat dua metode
sarana Information, Sharing, dan Comment.
penelitian yang paling banyak digunakan dalam
3. Pencitraan atau memasarkan diri dalam arti
melakukan penelitian, yaitu metode kuantitatif dan
positif, dalam hal ini juga berkaitan dengan
kualitatif (Creswell, 2010). Penelitian kuantitatif
prestige dan kemauan untuk update teknologi
berawal dari pendekatan untuk menguji objektifitas
informasi.
teori dengan memeriksa hubungan antar variabel, di
4. Media transaksi dan pemikrian dalam hal
mana variabel tersebut dapat dihitung dengan
perdagangan, politik, budaya, bahkan
menggunakan instrumen, kemudian dianalisa secara
dimungkinkan juga di bidang pendidikan.
statistik (Cresswell, 2010). Sedangkan penelitian
5. Dalam eskalasi lebih lanjut bisa juga sarana ini
kualitatif merupakan metode-metode untuk
sebagai media intelejen, pengungkapan berbagai
mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh
kejahatan hukum, media pertolongan dan sarana
sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap
Citizen Journalism.
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan
Selanjutnya mungkin adalah sebagai media rekreatif
(Creswell, 2010). Selain kedua metode tersebut,
atau cuci mata setelah ditempa beratnya beban
terdapat juga penelitian yang menggabungkan metode
pemikiran, misalnya melihat film lucu, penemuan
kuantitatif dengan metode kualitatif (mixed research).
baru, permainan game dan lain sebagainya (Abraham,
Penelitian campuran (mixed research), dijelaskan oleh
2011: 37).
Yusuf (2017) dalam bukunya, sebagai berikut:
Sumber informasi yang terdapat di internet
harus dievaluasi supaya informasi yang diperoleh “Dalam penelitian mixed method research,
dapat diketahui kualitasnya. Terdapat beberapa peneliti menggunakan metode atau teknik penelitian
strategi dalam mengevaluasi informasi berbasis web kualitatif pada suatu fase dan menggunakan metode
menurut Tate (2010), yaitu Authority (pencipta dan teknik penelitian kuantitatif pada fase yang lain
dokumen), Accuracy (ketepatan), Objectivity atau sebaliknya. Sedangkan mixed model research di
(objektivitas), Currency (kemutakhiran), dan mana peneliti menggunakan penelitian kuantitatif dan
Coverage And Intended Audience (kedalaman topik kualitatif dalam satu proses penelitian. Oleh karena
dan target informasi). itu, mixed research dapat dilakukan secara serempak
Strategi evaluasi sumber informasi yang dan dapat pula secara sekuensial, dalam satu masalah
terdapat di internet menjadi salah satu pertimbangan atau aspek yang ingiin diteliti sehingga didapat hasil
dalam mengevaluasi informasi yang ada di internet. yang lebih utuh dan komprehensif terhadap suatu
Dengan strategi tersebut, penyebaran informasi yang fenomena atau masalah yang sedang diteliti.” (Yusuf,
benar dapat dilakukan. Sehingga masyarakat umum 2017).
dapat menyimpulkan informasi mana yang dapat Metode yang dipilih oleh peneliti dalam
dijadikan referensi dan sesuai dengan kebutuhan penelitian ini adalah metode kualitatif, karena
mereka. Oleh karena itu, permasalahan dari penelitian dianggap sebagai metode paling tepat dalam
ini adalah bagaimana evaluasi informasi berbasis web penelitian ini. Pemilihan metode penelitian dilakukan
pada konten kanal YouTube “Kok Bisa? “Berdasarkan oleh peneliti dengan memperhatikan penggunaan
rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan metode yang paling relevan dengan fenomena yang
untuk mengevaluasi informasi berbasis web pada akan diteliti (Lincoln & Guba, 1985). Penelitian ini
konten terpopuler kanal YouTube “Kok Bisa?”. bertujuan untuk memahami proses mengevaluasi


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

informasi yang terdapat pada salah satu kanal video di kanal YouTube Kok Bisa?(pengikut kanal
YouTube dari Indonesia yang banyak bermunculan maupun tidak).
akhir-akhir ini, yaitu kanal YouTube ‘Kok Bisa?’.
Informasi yang terdapat dalan konten video pada Rekrutmen merupakan upaya yang dilakukan
kanal YouTube tersebut akan dievaluasi informasinya dalam merekrut informan supaya bersedia untuk
berdasarkan teori evaluasi informasi berbasis web dari berkontribusi pada penelitian. Rekrutmen dalam
Marsha Ann Tate (2010), yaitu Authority (pencipta penelitian ini ditentukan sesuai dengan kriteria yang
dokumen), Accuracy (ketepatan), Objectivity sudah dijelaskan tersebut. Upaya yang dilakukan
(objektivitas), Currency (kemutakhiran), dan peneliti dalam memperoleh partisipan adalah sebagai
Coverage And Intended Audience (kedalaman topik berikut:
dan target informasi). 1. Membuat surat izin penelitian
Metode kualitatif digunakan ketika peneliti Sebagai pengantar awal, akan dilakukan
ingin mengungkap dan memahami sesuatu dibalik pembuatan surat pengantar penelitian yang
fenomena yang sedikit pun belum diketahui (Strauss ditujukan kepada content creator kanal YouTube
dan Corbin, 2003: 5). Oleh karena itu, peneliti Kok Bisa?.
memlilih metode kualitatif karena penelitian ini ingin 2. Menghubungi content creator kanal YouTube
mengetahui makna dan pemahaman dari suatu Kok Bisa? melalui email untuk mendapatkan izin
peristiwa sosial yang terjadi dalam kehidupan untuk melakukan wawancara dan pengambilan
masyarakat. Peristiwa sosial yang dimaksud dalam data yang lain.
penelitian ini adalah perilaku masyarakat yang 3. Menyebar beberapa pertanyaan secara online
semakin gemar menonton video di Youtube dan untuk memperoleh informasi pengguna YouTube
semakin banyaknya kanal yang bermunculan di yang mengetahui dan mengikuti kanal YouTube
YouTube. Terutama mengenai pendapat masyarakat Kok Bisa?. Dalam penelitian ini, penyebaran
umum tentang informasi yang terdapat pada video- pertanyaan dilakukan untuk memperoleh
video di kanal YouTube Kok Bisa?. Dengan metode informasi dari responden mengenai intensitas
kualitatif, peneliti dapat mengungkap dan memahami dan pemanfaatan kanal YouTube Kok Bisa?.
suatu fenomena sosial yang belum diketahui secara Kemudian dipilihlah jumlah partisipan lebih
lebih rinci dan kompleks. sedikit berdasarkan kriteria dan kebutuhan
penelitian ini. Kemudian teknik wawancara
Pemilihan informan dalam penelitian ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
menggunakan teknik purposive sampling, menurut informasi secara mendalam.
Sulistyo-Basuki (2006: 202), artinya teknik penentuan 4. Pemilihan partisipan telah dipilih berdasarkan
informan sesuai dengan yang dikehendaki peneliti dengan kebutuhan penelitian ini dan
berdasarkan kriteria yang ditentukan. Alasan diperolehnya pada kuesioner yang disebar untuk
pemilihan teknik purposive sampling dalam penelitian ditentukan jumlah partisipan. Pada penelitian ini
ini dikarenakan untuk mengungkapkan bagaimana jumlah informan yang dipilih berdasarkan
evaluasi informasi berbasis web pada konten kebutuhan penelitian.
terpopuler kanal YouTube Kok Bisa?. 5. Membuat pendekatan terhadap partisipan yang
Informan yang akan dijadikan sampel telah ditentukan sesuai dengan kriteria dalam
disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu penelitian ini. Dapat menghubungi via email,
berdasarkan tujuan penelitian. Menurut Hendarsono media sosial, maupun telepon untuk dapat
dalam Suyanto (2005: 171-172), informan penelitian memperoleh informasi secara lebih rinci untuk
meliputi tiga macam, yaitu: melakukan perolehan data melalui wawancara.
1. Informan kunci, yaitu informan yang memiliki 6. Membuat panduan wawancara yang bersifat
informasi secara menyeluruh tentang semi-terstruktur. Kemudian melakukan
permasalahan yang diangkat oleh peneliti. dalam wawancara mengenai evaluasi informasi berbasis
penelitian ini, informan kuncinya adalah content web pada konten terpopuler kanal YouTube Kok
creator kanal YouTube Kok Bisa?. Bisa? kepada partisipan yang telah ditentukan.
2. Informan utama, yaitu orang yang mengetahui Teknik pengambilan data dalam penelitian ini
secara teknik dan detail tentang masalah adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Yang
penelitian. Dalam penelitian ini, informan utama akan dijelaskan sebagai berikut:
adalah content creator kanal YouTube Kok 1. Wawancara
Bisa? Wawancara akan digunakan sebagai teknik
Informan tambahan, yaitu orang yang dapat pengambilan data dalam penelitian ini. Menurut
memberikan informasi tambahan sebagai pelengkap Jogiyanto (2008: 111), wawancara (interview) adalah
analisis dan pembahasan dalam penelitian. Dalam komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari
penelitian ini, informan tambahan adalah pengguna responden. Tujuannya untuk mengamati suatu proses,
situs web YouTube yang telah berusia 17 tahun atau kondisi, kejadian-kejadian atau perilaku manusia,
lebih dan secara aktif (menyukai, memberikan seperti untuk mengumpulkan data sikap, motivasi,
komentar dan membagikan video) telah menonton opini, ekspektasi atau niat dari responden. Dengan

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

melakukan wawancara, peneliti berkesempatan untuk mengetahui apakah istilah-istilah yang disampaikan
mengungkapkan informasi yang lebih kompleks. dalam wawancara dengan pengguna sesuai dengan
Karena melalui wawancara partisipan dapat data yang ada di lapangan.
mengungkapkan cerita mengenai pengalaman mereka 3. Dokumentasi
dengan bahasa mereka sendiri. Menurut Sugiyono (2012: 137), dokumentasi
Wawancara dapat digolongkan menjadi tiga, adalah teknik pengumpulan data dengan
yaitu informal conversational interview, interview menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
guide approach, dan standardized open-ended baik tertulis, gambar, maupun elektronik.
interview. (Patton, 2002: 342). Yang dapat dijelaskan Dokumentasi dari penelitian ini diperoleh dari
sebagai berikut: beberapa literatur, artikel, foto, agenda, serta
a. Informal conversational interview adalah catatan yang berkaitan dengan objek penelitian,
pendekatan yang paling terbuka untuk yaitu konten informasi kanal YouTube Kok Bisa?.
wawancara. Pendekatan ini dilakukan secara
Analisis data yang akan digunakan pada
spontan dan tidak mempersiapkan pertanyaan
penelitian ini menggunakan thematic analysis.
penelitian sebelumnya, biasanya merupakan
Thematic analysis merupakan metode untuk
bagian dari observasi lapangan.
mengidentifikasi, mengatur, dan menawarkan
b. Interview guide approach dilakukan dengan
wawasan secara sistematis ke dalam pola makna
menciptakan beberapa poin/isu-isu untuk
(tema) di seluruh kumpulan data (Braun and Clarke,
memandu pewawancara sebelum wawancara
2012: 57). Pola ini nantinya mampu untuk
dimulai.
mengidentifikasi hal-hal yang relevan dan berkaitan
c. Standardized open-ended interview dilakukan
dengan jawaban dari wawancara yang dilakukan pada
dengan membuat serangkaian pertanyaan dan
penelitian.
sudah diatur sebelumnya. Dimana setiap
Memahami metode ini merupakan hal
responden diberikan pertanyaan yang sama,
penting yang harus dilakukan oleh peneliti. Karena
pertanyaan penelitian tidak bisa dikembangkan
untuk mengungkapkan pengalaman partisipan dalam
sesuai dengan jawaban responden.
fenomena tertentu, peneliti perlu menggunakan
Dari penjelasan tersebut, peneliti memilih
metode menganalisis dengan tepat. Dalam penelitian
menggunakan pendekatan interview guide approach
ini, fenomena yang menjadi fokus penelitian adalah
dalam melakukan penelitian ini. Karena peneliti dapat
pengalaman partisipan dalam mengevaluasi informasi
membuat beberapa poin/isu-isu untuk memandu
berbasis web yang ditemukan pada salah satu kanal
peneliti saat mewawancarai responden. Kemudian
YouTube. Kanal YouTube yang di maksud adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
kanal YouTube ‘Kok Bisa?’, yang merupakan kanal
dapat dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi
dengan konten edukasi yang berisi menjawab
saat wawancara berlangsung.
pertanyaan-pertayaan seputar kehidupan sehari-hari
2. Observasi
dengan suatu pendekatan ilmiah.
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2015),
mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun 2.1 Menjaga Kualitas Penelitian (Maintaining
dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua Quality)
diantara yang terpenting adalah proses pengamatan Dalam menganalisa data, penulis menggunakan
dan ingatan. interpretasinya sehingga hal ini dapat menimbulkan
Menurut Yusuf (2017: 384), observasi dapat bias. Untuk itu perlu dilakukan uji keabsahan data,
dibedakan dalam dua bentuk, yaitu: agar data penelitian kualitatif dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Menurut
a. Participant observer, yaitu bentuk observasi di Lincoln & Guba (dalam Emir, 2010), kualitas
mana pengamat secara teratur berpartisipasi dan penelitian kualitatif dapat dinilai dari :
terlibat dalam kegiatan yang diamati. 1. Credibility (kredibilitas)
b. Non-participant observer, yaitu bentuk observasi Kredibilitas adalah penetapan hasil penelitian
di mana pengamat tidak terlibat langsung dalam yang dapat dipercaya dari perspektif partisipan.
kegiatan kelompok, atau dapat dikatakan Untuk mencapai tingkat kredibilitas yang tinggi,
pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan yang partisipan yang terlibat dalam penelitian harus
diamatinya. mengenali berbagai hal yang telah diceritakan.
Dalam penelitian ini, peneliti turut berpartisipasi Kredibilitas penelitian kualitatif dapat
dalam kegiatan yang diamati, sehingga disebut diuji dengan menggunakan triangulasi. Sugiyono
participant observer.Pengamatan ini dilakukan dengan (2011: 330) mengemukakan triangulasi sumber
mengamati video di kanal YouTube Kok Bisa? dan berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang
perkembangan kanal tersebut. Perkembangan kanal berbeda-beda dengan teknik yang sama.
dapat dilihat dari video yang dipublikasikan, komentar Triangulasi sumber digunakan untuk menguji
publik yang diberikan, jumlah suka, dan jumlah kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
penoton dari video tersebut. Tujuannya adalah untuk mengecek data yang telah diperoleh melalui

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

beberapa sumber atau informan. Data yang telah langsung di lapangan dan dokumentasi. Informan
dianalisis kemudian disimpulkan yang dalam penelitian ini adalah 3 orang pengguna kanal
selanjutnya dimintakan kesepakatan (member YouTube “Kok Bisa?” dan Editor in Chief kanal
check) dengan beberapa sumber informasi atau YouTube Kok Bisa?.
informan tersebut. Hasil dari wawancara yang dilakukan
2. Transferability (transferbilitas) kemudian dianalisis menggunakan analisis tematik
Tahap selanjutnya adalah pengujian dengan dan diperoleh 2 tema yaitu:
menggunakan transferbilitas, untuk mengetahui a. Konten informasi di kanal YouTube “Kok Bisa?”
tingkat kemampuan hasil yang dapat b. Evaluasi konten informasi kanal Youtube “Kok
digeneralisasikan atau ditransfer kepada konteks Bisa?”
yang sesuai dengan penelitian ini. Untuk Kedua tema tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
melakukan transferbilitas hasil penelitian,
peneliti perlu mencari dan mengumpulkan data 3.1 Konten Informasi di Kanal YouTube “Kok
empiris tentang kesamaan konteks. Peneliti Bisa?”
memperoleh data dari informan yaitu pihak Kanal YouTube “Kok Bisa?” merupakan platform
penyedia video animasi di kanal YouTube ‘Kok media yang punya misi untuk mempromosikan konten
Bisa?’ dan viewers(penonton) video animasi di edukasi dengan cara yang menarik dan
kanal YouTube “Kok Bisa?” sehingga memiliki menyenangkan. Mulai dari Sejarah hingga Fisika,
transferbilitas yang tinggi yang dapat membuat Einstein hingga Genghis Khan, kanal YouTube “Kok
hasil penelitian ini dianggap valid. Bisa?” membahas berbagai macam bidang ilmu
3. Dependability (dependabilitas) pengetahuan. Sebagai salah satu media yang
Dependabilitas adalah hasil penelitian dapat membahas konten edukasi, kanal YouTube “Kok
diandalkan. Dalam dependabilitas, dinilai dengan Bisa?” memiliki ketertarikan untuk mewujudkan
sejauh mana hasil temuan kualitatif sebuah tontonan alternatif yang bersifat edukatif
memperlihatkan konsistensi. Dengan kata lain, kepada masyarakat di tengah maraknya tontonan di
apabila penelitian yang dilakukan oleh orang lain televisi atau platform media sosial lainnya seperti
dengan proses penelitian yang sama akan tetap YouTube yang kurang positif.
memperoleh hasil yang sama pula. Kanal YouTube “Kok Bisa?” diciptakan
Dependabilitas dilakukan dengan berawal dari keresahan dari para pendiri kanal
mengadakan audit terhadap keseluruhan proses YouTube “Kok Bisa?” yaitu Alvin, Gerald, dan Ketut
penelitian mulai dari menentukan masalah, melihat tidak adanya tayangan yang baik untuk
menentukan sumber data, pengambilan data, dikonsumsi oleh masyarakat. Baik itu di televisi
melakukan analisis data, memeriksa keabsahan maupun di platform media sosial lainnya seperti
data dan membuat kesimpulan. Pada penelitian YouTube. Konten-konten yang disajikan pada media-
ini telah dilakukannya tahapan dependabilitas media tersebut banyak yang kurang mendidik dan
untuk memperoleh tujuan dari penelitian ini, cenderung bersifat negatif. Mereka mencemaskan
terkait dengan pengevaluasian terhadapkonten bagaimana konten-konten yang bersifat negatif itu
terpopuler pada kanal YouTube “Kok Bisa?”. berpengaruh terhadap masyarakat. Sehingga mereka
4. Confirmability (Konfirmabilitas) berpikir bahwa harus ada sebuah inovasi untuk
Konfirmabilitas adalah hasil penelitian dapat mengurangi konten-konten negatif di media-media
dikonfirmasi dengan pihak lain. Konfirmabilitas tersebut.
dapat dicapai jika peneliti mempresentasikan Proses pembuatan sebuah video animasi yang
hasil penelitiannya untuk memperoleh berbagai akan diunggah oleh kanal YouTube “Kok Bisa?”
saran agar hasil penelitian semakin sempurna. melalui proses yang panjang. Proses tersebut dimulai
Konfirmabilitas dilakukan dengan memastikan dengan rapat untuk mencari beragam pertanyaan
hasil penemuan sesuai dengan asal data. ringan dan berbagai isu yang sedang hangat
Memastikan data yang diperoleh dari pengelola dibicarakan di masyarakat. Rapat ini dilakukan selama
maupun pengguna dengan menelusuri catatan dua minggu hingga satu bulan. Setelah menemukan
lapangan, hasil wawancara dan menelaah isu dan sudut pandang pembahasan, dilanjutkan pada
kegiatan penelitian dalam memeriksa keabsahan proses riset dan penulisan naskah. Proses riset dan
data terhadap penelitian evaluasi informasi penulisan naskah dapat dilakukan bersama-sama atau
berbasis web pada konten terpopuler kanal bisa dilakukan dengan membuat naskah atau meriset
YouTube “Kok Bisa?”. terlebih dahulu.
Setelah itu, proses selanjutnya adalah riset
3. Hasil dan Pembahasan dan penulisan naskah. Riset dilakukan dengan
Bab ini menyajikan hasil analisis berdasarkan data merujuk pada 3 sumber, yaitu jurnal ilmiah, berbagai
yang diperoleh selama penelitian yang berkaitan website ilmiah yang kredibel dan berbagai tulisan di
dengan Evaluasi Informasi Berbasis Web pada Konten media (artikel, berita, dll.) Biasanya riset juga
Kanal YouTube “Kok Bisa?”. Data yang dimaksud dilakukan dengan menemui beberapa ahli yang
adalah hasil wawancara dengan informan, pengamatan kemudian dirajut menjadi sebuah naskah. Sehingga
tak jarang kanal ini bekerja sama dengan beberapa

-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

pihak untuk memberikan konten yang menarik dan sumber informasi dapat dilihat dari bahasa yang
tentu saja valid. Proses ini dilakukan oleh content digunakan, editor, dan daftar sumber informasi faktual
researcher. yang sesuai. Dalam penelitian ini, akurasi dilihat dari
Setelah proses riset dan pemuatan naskah judul yang digunakan oleh content creator untuk
selesai, jadilah konten yang akan digunakan untuk video yang akan dipublikasikan.
menjawab pertanyaan atau isu-isu yang telah dipilih Menurut keterangan dari informan-informan,
sebelumnya. Selanjutnya, ilustrator membuat berbagai apabila telah menemukan video terbaru, pengguna
ilustrasi untuk melengkapi naskah. Setelah ilustrasi informasi dapat membandingkan konten dalam video
selesai, dilanjutkan oleh animator dan editor untuk pada kanal YouTube “Kok Bisa?” dengan judul yang
membuat gambar dan membuatnya bisa bergerak digunakan. Dari situ, dapat disimpulkan bahwa kanal
sehingga menjadi sebuah video edukasi. Terakhir, YouTube Kok Bisa? menggunakan judul yang relevan
ditambahkan audio narasi (voice over) yang akan dengan konten yang dibahas.
memberikan narasi sepanjang video. Kanal YouTube “Kok Bisa?” selalu
Kanal YouTube “Kok Bisa?” menyajikan menyajikan judul-judul yang menarik untuk setiap
video animasi yang berdurasi 2 sampai 10 menit. video yang dipublikasikan. Menggunakan diksi yang
Video-video tersebut menyajikan informasi-informasi kekinian sehingga menarik banyak anak muda untuk
seputar kehidupan sehari-hari yang dibahas secara menonton videonya. Akan tetapi, bukan berarti judul
lebih ilmiah. Dilihat dari kanal YouTube “Kok Bisa?”, dengan konten yang dibahas tidak sesuai. Karena
konten video dikelompokkan berdasarkan beberapa sebelum video dipublikasikan, content creator
topik pembahasan, yaitu: (1) Sosial dan Politik; (2) melakukan pengecekan secara menyeluruh agar
Indonesia Kaya: Season 1 dan Indonesia Kaya: Season informasi yang disampaikan dapat tersampaikan
2; (3) Kok Bisa Explains; (4) Biologi; (5) Kok Bisa: kepada audience dengan baik dan dapat memberikan
Science Video challenge; (6) Pemilu dalam 1 Menit!; pengetahuan atau wawasan baru kepada semua
(7) Fisika; (8) Ekonomi; (9) Geografi; (10) Sejarah; audience-nya.
(11) Kok Bisa: Debunking Hoax the Series; (12)
Diskusi-Kenapa, Mengapa, Kok Bisa?; (13) Kimia; 3.2.3 Objektifitas Informasi
(14) Matematika; dan (15) Bahasa. Objektifitas informasi merupakan salah satu indikator
evaluasi informasi. Sesuai dengan Tate (2010: 14),
3.2 Evaluasi Konten Informasi Kanal YouTube objektifitas yang dimaksud adalah informasi yang
“Kok Bisa?” disampaikan harus berdasarkan fakta, dan tidak bias.
3.2.1 Authority (Pencipta Dokumen) Sebagai platform yang menayangkan konten edukasi,
Author (pencipta dokumen) adalah salah satu aspek kanal YouTube “Kok Bisa?” mempunyai tujuan untuk
penting dalam melakukan evaluasi informasi. Sesuai memberikan tayangan yang layak untuk di tonton
dengan Tate (2010: 10), sumber informasi yang generasi penerus bangsa. Karena ingin menyajikan
digunakan memiliki author atau pencipta dokumen konten edukatif yang menarik, kanal YouTube Kok
yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bisa? mempunyai beberapa hal yang harus
Sehingga informasi yang disampaikan dapat dipercaya diperhatikan. Tujuannya adalah agar konten yang
dan terverifikasi kebenarannya. Hal ini pun dilakukan dibuat tetap dapat memberikan pengetahuan baru yang
oleh content creator kanal YouTube “Kok Bisa?” unik dan menarik serta dapat dijadikan sebagai salah
untuk menjaga informasi yang mereka sampaikan satu media pembelajaran.
tidak mengandung unsur kebohongan. Sebagai platform yang menyediakan konten
Kanal YouTube “Kok Bisa?” selalu edukasi, kanal YouTube ini selalu menyajikan konten
menggunakan sumber-sumber yang terpercaya. yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan cara
Content creator tidak menggunakan sumber yang memanfaatkan kolom description box yang terdapat
lemah seperti blog ataupun Wikipedia. Data yang pada bawah video di kanalYouTube. Dalam kolom
diambil pada saat riset dilakukan berasal dari beberapa tersebut dijelaskan dari mana sumber atau referensi
referensi utama yaitu buku, jurnal ilmiah, website yang digunakan dalam video yang dipublikasikan
ilmiah dan juga berbagai tulisan di media yang tersebut. Tujuannya adalah agar penonton dapat
kredibel. Selain menyajikan data yang valid, konten melakukan pengecekan atau verifikasi terhadap
yang disajikan akan dikemas semenarik mungkin kebenaran konten yang disampaikan oleh kanal
untuk menarik perhatian masyarakat luas. Sehingga YouTube Kok Bisa?.
dapat disimpulkan bahwa dengan memakai sumber Content creator kanal YouTube “Kok Bisa?”
yang kuat, maka informasi yang didapatkan menyampaikan bahwa jika informasi atau konten yang
merupakan informasi yang benar dan dapat disampaikan merupakan informasi yang salah, kanal
dipertanggungjawabkan. YouTube Kok Bisa? akan menarik kembali video
yang telah dipublikasikan. Mereka akan selalu
3.2.2 Akurasi Konten Informasi (Accuracy) bertanggungjawab dengan konten informasi yang
Akurasi konten informasi adalah hal utama yang disampaikan. Karena itu, mereka dapat dijadikan
dilakukan oleh kanal YouTube “Kok Bisa?”. Menurut sebagai platform media sains yang edukatif serta
Tate (2010: 12), pengukuran akurasi dari sebuah menarik. Informan-informan yang lain juga


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

menyatakan bahwa informasi yang disampaikan dapat kanal ini dibuat, video-video yang dipublikasikan
dilihat sumber-sumbernya dari mana, sehingga mereka berkisar antara 2-5 menit. Akan tetapi, akhir-akhir ini
dapat melakukan pengecekan secara langsung jika mereka mulai membuat video dengan durasi yang
terdapat informasi yang salah atau tidak sesuai dengan lebih panjang. Yakni menjadi sekitar 10 menit. Hal
fakta. tersebut dilakukan untuk lebih memperdalam
pembahasan yang dilakukan. Selain itu, konten yang
3.2.4 Kemutakhiran Konten Informasi dibahas dalam video yang berdurasi lebih panjang ini
Kemutakhiran konten informasi dapat merupakan dibahas dengan lebih detail, sehingga informasi yang
salah satu indikator evaluasi informasi. Menurut Albi, disampaikan menjadi lebih jelas.
kemutakhiran ini dapat dilihat dari kelayakan konten
informasi dapat dilihat dari dua hal utama yaitu 4. Simpulan
informasi yang penting dan menarik. Hal tersebut Berdasarkan hasil analisis penelitian mengenai
sesuai dengan Tate (2010: 13). Karena kanal YouTube Evaluasi Informasi Berbasis Web pada Konten Kanal
“Kok Bisa?” selalu berusaha menyajikan berita YouTube “Kok Bisa?” diperoleh simpulan bahwa
berdasarkan kejadian-kejadian atau isu-isu yang peneliti menemukan 2 tema yaitu konten informasi di
sedang hangat diperbincangkan di masyarakat. kanal YouTube “Kok Bisa?” dan evaluasi konten
Dari dua hal tersebut dapat dijabarkan informasi kanal Youtube “Kok Bisa?”
menjadi lebih terperinci lagi, yaitu informasi harus Evaluasi konten kanal YouTube “Kok Bisa?”
aktual, informasi harus relevan, informasi harus unik, dilakukan berdasarkan dari enam indikator, yaitu
dan informasi harus tepat. Informasi yang penting dan Authority (pencipta dokumen), Accuracy (ketepatan),
menarik dapat dijadikan salah satu indikator untuk Objectivity (objektivitas), Currency (kemutakhiran),
mengevaluasi informasi. Informasi yang dianggap dan Coverage And Intended Audience (kedalaman
penting dan menarik adalah informasi yang topik dan target informasi). Indikator pertama adalah
mempunyai pengaruh yang cukup besar di Authority (pencipta dokumen), dengan melihat
masyarakat. Agar dapat dianggap penting dan pengarang yang menjadi sumber informasi dari konten
menarik, sebuah informasi tersebut harus: video. Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa
1. Informasi harus aktual pengarang dari sumber informasi tersebut merupakan
Informasi yang aktual adalah informasi yang pengarang yang memiliki keahlian atau pengetahuan
bersifat terkini. yang sesuai dengan bidangnya. Kemudian indikator
2. Informasi harus relevan kedua adalah Accuracy (ketepatan). Dari analisis yang
Sebuah informasi dapat dikatakan sebagai dilakukan, diketahui bahwa informasi yang
informasi yang relevan jika informasi tersebut disampaikan dalam video yang dibuat memang akurat,
sesuai dengan kebutuhan informasi sesuai dengan fakta.
penggunanya. Indikator ketiga adalah Objectivity
3. Informasi harus unik (objektivitas). Dari hasil analisis data, informasi yang
Keunikan sebuah informasi dapat dilihat dari disampaikan merupakan informasi yang tidak bias,
seberapa banyak informasi dari suau kejadian sesuai dengan fakta yang ada, dan tidak memihak
yang sama itu terjadi atau kelangkaan sebuah pihak manapun. Kemudian indikator yang keempat
kejadian. Semakin jarang kejadian atau semakin adalah Currency (kemutakhiran). Setelah melakukan
langka kejadian tersebut, makan informasinya analisis data, dapat diketahui bahwa kanal ini selalu
akan semakin unik. menyampaikan informasi-informasi yang mutakhir.
Dan indikator yang terkhir adalah Coverage And
3.2.5 Cakupan dan Target Informasi Intended Audience (kedalaman topik dan target
Cakupan yang dimaksud adalah ringkasan keseluruhan informasi). Dalam hal ini, kanal ini tidak dapat selalu
dan kedalaman isi dari informasi untuk menentukan memastikan target penonton dari kanal. Karena dari
audiens yang dituju (target informasi). Menurut Tate setiap video yang dipublikasikan, kedalaman
(2010: 15), dalam informasi berbasis web, cakupan ini pembahasan informasi yang dilakukan berbeda-beda.
tidak dapat terlihat seperti pada sumber dokumen lain, Dan hal tersebut dapat mempengaruhi panjang durasi
misalnya jurnal ilmiah yang memiliki abstrak. Maka video.
untuk melihat target informasi, adalah dengan cara Berdasarkan hasil analisis dari data penelitian
melihatnya langsung melalui kontennya. baik berupa wawancara, observasi lapangan maupun
Kanal YouTube “Kok Bisa?” dapat dokumen dalam Evaluasi Informasi Berbasis Web
dikatakan sebagai jenis konten yang dapat dikonsumsi pada Konten Kanal YouTube “Kok Bisa?” yang telah
oleh semua kalangan. Akan tetapi, mereka juga tidak dilakukan dalam penelitian ini, terdapat beberapa
memperjelas target informasinya. Target informasi saran yang diajukan yaitu sebagai berikut:
dari kanal Yotube “Kok Bisa?” dapat berubah-ubah 1. Sebagai media penyedia informasi, kanal
disetiap video yang dipublikasikan. Tergantung pada YouTube “Kok Bisa?” diharapkan dapat
kedalaman pembahasan dalam konten tersebut. konsisten dalam menuliskan referensi yang
Salah satu yang mempengaruhi kedalaman digunakan dalam konten video agar informasi
konten yang dibahas adalah durasi video. Dari awal yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan.


-XUQDO,OPX3HUSXVWDNDDQ9RO1R2NWREHU

2. Diharapkan untuk kanal YouTube “Kok Bisa?” Raco, J. R. (2010). Metode Kuslitatif: Jenis,
dapat konsisten dalam membuat konten edukasi Karakteristik, dan Keunggulannya. Jakarta:
dan meningkatkan kualitas informasi yang Grasindo.
disampaikan. Rahmawan, Detta dkk. (2018). Potensi Youtube
3. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang Sebagai Media Edukasi Bagi Anak Muda. 8,
tertarik dengan penggunaan media sosial 1-8.
terutama YouTube sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan informasi, untuk meneliti di luar Rudyanto, A., M.. (2011). Pemrograman Web
indikator agar mendapatkan pembahasan yang Dinamis Menggunakan PHP dan MySQL.
lebih luas dan beragam. Yogyakarta: Andi Off Set.
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. (2003). Dasar-
Daftar Pustaka dasar Penelitian Kualitatif. Terjemahan oleh
Abraham, A.. (2011). Sukses Menjadi Artis dengan Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien.
Youtube. Surabaya: PT. Java Pustaka Group. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Apriadi Tamburaka. (2013). Literasi Media Cerdas Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta: Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
PT Raja Grafindo Persada. __________. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif.
Arikunto, Cepi. (2014). Evaluasi Program Bandung: Alfabeta.
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. __________. (2015). Metode dan Penelitian
Braun, V;Clarke, V. (2006). Using Thematic Analysis Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
in Psychologi. Qualitative Research in Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Psychology, 3, 77–101. Suharso, P. (2019). Pemanfaatan Drone Emprit dalam
Creswell, J. W. (2010). Research Design: Pendekatan Melihat Trend Perkembangan Bacaan Digital
Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. melalui Akun Twitter. Anuva: Jurnal Kajian
Yogjakarta: PT Pustaka Pelajar. Budaya, Perpustakaan, Dan Informasi, 3(4),
__________. (2013). Research design Pendekatan 333–346.
kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: https://doi.org/10.14710/anuva.3.4.333-346
PT Pustaka Pelajar. Sutarman. (2012). Pengantar Teknologi Informasi.
Emzir. (2012). Metogologi Penelitian Kualitatif Jakarta: Bumi Aksara. Hlm. 14
Analisis Data. Jakarta: Raja Grafindo Tate, M. A. (2010). Web Wisdom: How to Evaluate
Persada. and Create Information Quality on the Web.
Fitzgerald, Mary Ann. (1999). Evaluating New York: CRC Press.
Information: An Information Literacy Yusuf, A Muri. (2017). Metodologi Penelitian
Challenge. Diakses 4 Agustus 2019 dari Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
http://www.ala.org/aasl/sites/ala.org.aasl/files Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
/content/aaslpubsandjournals/slr/vol2/SLMR
_EvaluatingInformation_V2.pdf
Gunawan, W.. (2017). Motif dan Kepuasan Subscriber
Menonton Channel ‘Kok Bisa’ di Youtube.
Jurnal E-komunikasi, 5, (2): 1-10.
Hariyanto, Bambang. (2008). Dasar Informatika dan
Ilmu Komputer. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hasugian. (2009). Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan
dan Informasi. Medan: USU Press.
Heriyanto, H., & Suharso, P. (2014). Open Access-
Enhancing Scholarly Communication. In
International Seminar Proceeding
Strengthening National Identity through
Language, Literature, and History.
Semarang: Fakultas Ilmu Budaya - UNDIP.
(https://www.youtube.com/channel/UCu0yQD7NFMy
Lu_-TmKa4Hqg)
(https://dataportal.com/reports/digital-2019-indonesia)
Kindarto. P. (2008). Belajar Sendiri Youtube (Menjadi
Mahir Tanpa Guru). Jakarta: PT. Alex
Media Komputindo.
Patton, Michael Quinn. (2002). Qualitative Research
& Evaluation Methods. London: Sage.



Anda mungkin juga menyukai