1 SM
1 SM
1 SM
Abstract
The city of Pekalongan is well known to the public as a city with a center for
batik handicrafts, where batik is one of the leading products in Pekalongan City. The
purpose of this study is to analyze the factors that affect the income of SMEs Batik
Center in Pekalongan City. The income of SMEs Batik Center can be influenced by
various factors. This study uses capital, labor, education and working hours as
independent variables. This research used primary data with questionnaire data
collection method. The samples used in this study were 100 members of respondents
using purposive sampling technique. The results of this research indicate positive
and significant effect of capital, labor, education and working hours on the income of
SMEs Batik Centers in Pekalongan City. The independent variables jointly affect the
income of SMEs Batik Center in Pekalongan City by 81.5 percent. The dominant
variable affecting the income of SMEs Batik Center in Pekalongan City is capital.
PENDAHULUAN
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang sangat
strategis dalam pengembangan ekonomi nasional. Berdasarkan hal tersebut,
pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu
prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional di Indonesia. Perkembangan
UMKM mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap perubahan struktural di
masyarakat, salah satunya mampu meningkatkan perekonomian daerah dan
ketahanan ekonomi nasional terhadap krisis. UMKM di Jawa Tengah memiliki
potensi yang bagus apabila terus dikembangkan, karena jumlah unit usahanya yang
terus bertambah di setiap tahunnya. Potensi-potensi daerah yang dikelola dalam skala
UMKM diharapkan mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat secara adil dan
merata.
Salah satu daerah di Jawa Tengah yang memiliki potensi untuk
pengembangan UMKM adalah Kota Pekalongan. Kota Pekalongan memiliki warisan
budaya lokal yang berpotensi bagus untuk terus dikembangkan. Kota Pekalongan
telah dikenal masyarakat luas sebagai kota dengan sentra kerajinan batik. Usaha
batik terus berkembang setiap tahunnya. Di tahun 2016 menurut Dinas Perdagangan,
Koperasi, dan UKM Kota Pekalongan jumlah usaha batik mencapai 1.077 unit usaha
dengan menyerap tenaga kerja sebesar 12.609. Namun di tahun 2017 usaha batik
mengalami penurunan yang ditandai dengan menurunnya jumlah usaha menjadi 861
1
Corresponding author
DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020, Halaman 2
unit usaha. Terjadi peningkatan hingga di tahun 2019 namun peningkatan jumlah
usaha batik belum diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja.
Jumlah unit usaha dan tenaga kerja UMKM Batik di Kota Pekalongan yang
menurun artinya dapat berdampak pada peningkatkan jumlah pengangguran yang ada
di Kota Pekalongan. Penurunan jumlah unit usaha batik ini dikarenakan beberapa
usaha batik mengalami gulung tikar yang di sebabkan karena naiknya biaya produksi
yang tidak diikuti dengan minat dan daya beli masyarakat. Turunnya minat dan daya
beli masyarakat terhadap batik Pekalongan dapat mempengaruhi pendapatan pelaku
UMKM Sentra Batik Pekalongan. Kesejahteraan pelaku usaha dapat diukur dari
pedapatannya, oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan UMKM
Sentra Batik di Kota Pekalongan harus diperhatikan agar pelaku UMKM Sentra
Batik mendapatkan pendapatan yang stabil serta kesejahteraannya meningkat.
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) berdasarkan aset dan omzet dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah).
3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah).
Tujuan usaha mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yaitu bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Sukirno (2011), pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa
yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat. Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan mengenai faktor-faktor yang
menentukan pertumbuhan ekonomi dan prosesnya dalam jangka panjang, penjelasan
2
DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020, Halaman 3
Jam Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) jam kerja adalah waktu yang
dijadwalkan untuk perangkat peralatan yang dioperasikan atau waktu yang
dijadwalkan bagi pegawai untuk pegawai. Jam kerja bagi seseorang sangat
menentukan efisiensi dan produktivitas kerja.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik deskriptif yaitu statistik
yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan data yang
sudah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku secara umum atau generalisasi. Metode analisis yang digunakan yaitu
analisis regresi linier berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-
variabel bebas terhadap variabel terikat, dalam penelitian ini untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan UMKM Sentra Batik di Kota
Pekalalongan diperoleh dari pengisian kuesioner dan wawancara dari populasi
jumlah usaha batik Kota Pekalongan. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh
pemilik usaha batik Kota Pekalongan yaitu sebanyak 100 respoden.
Variabel dalam penelitian ini yaitu pendapatan, modal, tenaga kerja, pendidikan,
dan jam kerja.
1. Pendapatan
Pendapatan dalam penelitian ini merupakan penghasilan dari usaha berupa
uang yang didapatkan oleh pelaku UMKM Sentra Batik di Kota
Pekalongan.
2. Modal
Dalam penelitian ini modal yang dimaksud adalah jumlah uang yang
digunakan oleh pelaku UMKM pada saat awal menjalankan usaha untuk
membeli barang dagangannya yang akan dijual kembali.
3. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan jumlah orang
yang bekerja untuk membantu produktivitas pelaku UMKM Sentra Batik di
Kota Pekalongan baik dari produksi maupun pemasaran.
4. Pendidikan
Pendidikan dalam penelitian ini adalah jenjang pendidikan formal pelaku
UMKM Sentra Batik di Kota Pekalongan.
5. Jam Kerja
Jam kerja yang dimaksud adalah lamanya waktu yang digunakan pelaky
UMKM untuk melakukan usahanya sejak buka hingga tutup dalam satu hari
kerja.
4
DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020, Halaman 5
Deteksi Normalitas
Tabel 1
Hasil Deteksi Normalitas
Kolmogrov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized Residual .075 100 .187 .980 100 .133
Sumber : Hasil olah data dengan SPSS
Deteksi Multikolinearitas
Tabel 2
Hasil Deteksi Multikolinearitas
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
(Constant) 3.002 .960 3.129 .002
X1 .299 .042 .366 7.104 .000 .703 1.422
X2 .163 .039 .213 4.177 .000 .715 1.398
X3 .283 .042 .348 6.708 .000 .694 1.440
X4 .204 .042 .261 4.913 .000 .662 1.510
Sumber : Hasil olah data dengan SPSS
5
DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020, Halaman 6
Deteksi Heteroskedastisitas
Tabel 3
Hasil Deteksi Heteroskedastisitas
6
DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020, Halaman 7
7
DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020, Halaman 8
Semakin tinggi tingkat pendidikan cenderung akan semakin tinggi pula pendapatan
UMKM Sentra Batik di Kota Pekalongan. Variabel pendidikan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap pendapatan yang ditunjukkan dengan nilai signifikan sebesar
0,000 < 5 persen.
Pengaruh positif variabel pendidikan terhadap pendapatan UMKM Sentra
Batik dalam penelitian ini sesuai dengan teori human capital yang menyatakan
bahwa seseorang dapat meningkatkan pendapatannya dengan melalui peningkatan
pendidikan. Pendidikan tidak saja menambah pengetahuan akan tetapi meningkatkan
keterampilan bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Diandrino dan
Pratomo (2018) bahwa variabel pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap
variabel Pendapatan UMKM Kedai Kopi di Kota Malang.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel modal, tenaga kerja, pendidikan, jam kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan UMKM Sentra Batik di Kota Pekalongan.
2. Variabel modal, tenaga kerja, pendidikan, dan jam kerja secara bersama-
sama mempengaruhi pendapatan UMKM Sentra Batik di Kota Pekalongan.
3. Dalam penelitian ini faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap
pendapatan UMKM Sentra Batik di Kota Pekalongan adalah modal.
SARAN
Dari hasil pembahasan sebelumnya maka terdapat beberapa hal yang diajukan
sebagai saran sebagai berikut:
1. Peningkatan modal usaha bagi para pelaku UMKM Sentra Batik di Kota
Pekalongan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, di antaranya adalah
dengan memanfaatkan program-program pembiayaan dari Pemerintah, seperti
9
DIPONEGORO JOURNAL OF ECONOMICS Volume 9, Nomor 4, Tahun 2020, Halaman 10
skim kredit program yang memiliki persyaratan yang mudah dan suku bunga
yang rendah. Dengan bertambahnya modal diharapkan akan mampu
meningkatkan kapasitas produksi sehingga dapat mendorong peningkatan skala
usaha yang lebih besar dan sekaligus menciptakan daya saing yang lebih tinggi.
2. Terkait minat tenaga kerja yang masih kurang, pelaku UMKM Sentra Batik di
Kota Pekalongan diharapkan dapat mempertimbangkan kembali pemberian
upah dan insentif kepada para pekerjanya. Tingkat upah yang layak dan adanya
pemberian insentif maka akan memotivasi para pekerja untuk dapat
meningkatkan produktivitasnya. Nantinya akan menarik kembali minat generasi
muda untuk terjun di sektor usaha batik.
3. Pemerintah daerah diharapkan dapat menyediakan program pelatihan, program
pendampingan, serta peningkatan promosi produk bagi para pelaku UMKM
Sentra Batik di Kota Pekalongan. Program pelatihan ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas, inovasi dan kreativitas para pengrajin batik.
Program pendampingan ditujukan untuk membantu meningkatkan kemampuan
manajerial dan pemasaran bagi para pengusaha batik. Peningkatan promosi
produk ditujukan untuk memperluas pangsa pasar sehingga bisa meningkatkan
omzet penjualan yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan pendapatan
para pengusaha dan pengrajin batik di Kota Pekalongan.
REFERENSI
10