Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Deteksi Perubahan Garis Pantai Baru Sendang Asih

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

DETEKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI BARU SENDANG ASIH, KABUPATEN

KENDAL DENGAN METODE DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SISTEM (DSAS)


(DETECTION OF SHORELINE COASTAL CHANGES IN BARU SENDANG ASIH,
KENDAL BY USING DIGITAL SHORELINE ANALYSIS SISTEM (DSAS))

Zudi Kurniawan
Program Studi Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang
Jalan Veteran No. 16 Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru,
Kota Malang, jawa Timur 65145
E-mail: kurniawanzudi@student.ub.ac.id)

ABSTRAK

Pesisir utara Pulau Jawa merupakan salah satu wilayah yang rentan akan perubahan
lingkungan. Salah satu dinamika pesisir yang terjadi di wialyah tersebut adalah perubahan garis
pantai. Kabupaten Kendal, Jawa Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pesisir
utara Pulau Jawa. Kabupaten Kendal memiliki wilayah pesisir yang cukup luas dan garis pantai yang
panjang. Garis pantai tersebut seiring waktu megalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai
macam faktor. Faktor yang paling berpengaruh adalah antropogenik. Beberapa kegiatan
antropogenik yangterjadi antara lain degradasi mengrove terjadi akibat perubahan penggunaan
lahan menjadi pelabuhan, industry, dan tambak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui laju
perubahan garis pantai di Pantai Baru Sendang Asih Kabupaten Kendal 5 tahun terakhir. Penelitian
ini dilakukan dengan memanfaatkan teknik analisis spasial pada ArcGis yaitu Digitas Shoreline
Analysis system (DSAS). Beberapa teknik yang digunakan dalam perhitungan metode DSAS adalah
EPR (End Point Rate) dan NSM (Net Shoreline Movement.) Berdasarkan hasil pengolahan data
perubahan garis pantai, Pantai Baru Sendang Asih secara keseluruhan mengalami abrasi. Hasil
perhitungan menggunakan NSM menunjukkan laju akresi tertinggi sebesar 32,55 m/tahun pada
transek ke 193, sedangkan akresi terendah sebesar 22,22 m/tahun pada transek ke 194. Laju abrasi
tertinggi sebesar -41,22 m/tahun pada transek 37, sedangkan abrasi terendah sebesar -0,1 m/tahun
pada transek ke 221. Berdasarkan perhitungan menggunakan EPR, laju akresi tertinggi sebesar
8,12 m/tahun pada transek ke 209, sedangkan akresi terendah sebesar 5,54 m/tahun pada transek
ke 210. Laju abrasi tertinggi sebesar -10,25 m/tahun pada transek 190, sedangkan abrasi terendah
sebesar -0,02 m/tahun pada transek ke 251.

Kata kunci:. Perubahan garis pantai, Kendal, DSAS, EPR, NSM

PENDAHULUAN
Garis pantai merupakan garis yang perubahan garis pantai. Akresi terjadi apabila
membagi wilayah darat dan laut. Garis pantai terdapat masukan sedimen dari muara sungai
bersifat dinamis artinya sewaktu-waktu dapat ke pesisir dan pengaruh dari hidrooseanografi
mengalami perubahan (Hidayati, 2017). Garis (Hidayati, 2017). Akresi akan membawa garis
pantai dapat dijadikan sebagai indikator pantai maju, karena mengalami penambahan
dinamika pantai melalui perubahan garis daratan akibat proses sedimentasi oleh
pantai. Proses-proses yang dapat gelombang dan arus. Abrasi terjadi apabila
mempengaruhi perubahan garis pantai antara sedimen pesisir tereduksi akibat pengaruh
lain adalah abrasi/pengikisan atau hidrooseanografiataupun kegiatan
akresi/penambahan (Arief, et al., 2011) antripogenik seperti pembuatan dermaga.
Akresi dan abrasi merupakan proses- Abrasi akan menyebabkan garis pantai
proses alam yang dapat mempengaruhi laju mundur karena berkurangnya sedimen yang
1
terbawa oleh gelombang dan arus laut. Kendal secara keseluruhan telah mengalami
Kondisi pantai yang terkena proses abrasi dan perubahan penggunaan lahan yang mayoritas
akresi akan mengalami ketidaksimbangan dan digunakan untuk lahan tambak dan lahan
seiring berjalannya waktu akan berdampak pertanian. Penelitian ini dilakukan untuk
buruk, yaitu kerusakan morfologi pantai. mengetahui laju perubahan garis pantai di
Pantai Baru Sendang Asih Kabupaten Kendal
Kabupaten Kendal, Jawa Tengah
5 tahun terakhir dengan teknik analisis spasial
merupakan salah satu kabupaten yang
pada ArcGis yaitu DSAS (Digitas Shoreline
terletak di pesisir utara Pulau Jawa.
Analysis system). Penelitian ini dilakukan
Kabupaten Kendal memiliki wilayah pesisir
dengan memanfaatkan analisis perhitungan
yang cukup luas dan pantai yang bervariasi.
EPR (End Point Rate) dan NSM (Net
Pesisir Kabupaten Kendal memiliki garis
Shoreline Movement) (Fuad et al., 2019).
pantai sepanjang 41 km2. Garis pantai tersebt
seiring waktu megalami perubahan yang METODE
disebabkan oleh berbagai macam faktor.
1. Lokasi Penelitian
Faktor alam yang mempengaruhi terhadap
Kabupaten Kendal merupakan salah satu
perubahan garis pantai adalah sedimentasi di
dari 35 wilayah administrasi yang termasuk
muara sungai. Sedangkan dari segi
dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Secara
antropogenik, degradasi mengrove terjadi
Geografis Kabupaten Kendal terletak pada
akibat perubahan penggunaan lahan menjadi
109°40' - 110°18' BT dan 6°32' - 7°24' LS.
pelabuhan, industry, dan tambak (Sanjoto et
Kabupaten Kendal memiliki wilayah pesisir
al., 2012).
yang cukup luas dan pantai yang bervariasi.
Penelitian pesisir Kabupaten Kendal
Pesisir Kabupaten Kendal memiliki garis
pernah dilakukan oleh Arief et al, (2011),
pantai sepanjang 41 km2 Penelitian ini
menjelaskan bahwa perubahan garis pantai
dilaksanakan di pesisir utara Pulau Jawa
yang terjadi bervariasi. Beberapa wilayah
tepatnya di Pantai Asih Sendang Baru
yang mengalami perubahan signifikan adalah
Kabupaten Kendal, Jawa Tengah (Gambar 1).
muara sungai dan tanjung, selain itu tidak
Penelitian ini dilaksanakan dengan
mengalami perubahan yang signifikan.
menggunakan data sekunder berupa data
Penelitian Puspitasari (2011), menjelaskan
citra satelit Landsat tahun 2015 dan 2019.
bahwa sepanjang pesisir pantai Kabupaten

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di Pantai Asih Sendang Baru, Kabupaten Kendal.

2
2. Alat dan Bahan dapat diunduh secara gratis dari website
Alat dan bahan yang digunakan dalam (https://www.earthexplorer.usgs.gov/).
penelitian adalah sebagai berikut.

2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat yang digunakan dalam


penelitian
No. Alat Fungsi
Pengoperasian
Komputer/ software ENVI
1
laptop 7.1 dan arcGis
10.3
Pengolahan data
citra satelit
Software Gambar 2. Diagram Alir Pengolahan data
2 Landsat, analisis
ArcGis 10.3
DSAS dan Prosedur selanjutnya adalah pengolahan
layouting peta data citra dengan software ENVI 7.1. Software
Pengolahan data ini berfungsi untuk memotong wilayah kajian
Software ENVI
3 citra satelit penelitian, koreksi radiometrik, pengolahan
7.1
Landsat MNDWI, dan threshold water area. Prosedur
Pembuatan terakhir adalah pengolahan data pada
Software
grafik laju software ArcGIS. Software ini berfungsi untuk
4 Microsoft
perubahan garis pembuatan tracing garis pantai, analisis
Excel 2016
pantai dengan DSAS dan layouting peta.
Perhitungan laju perubahan garis pantai
2.2 Bahan
diolah dengan menggunakan software
Bahan yang digunakan dalam penelitian
Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk
ini disajikan pada Tabel 2.
grafik.
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam
Teknik pengolahan data dilakukan
penelitian
dengan menggunakan DSAS (Digital
No. Bahan Fungsi
Shorelines Analysis System) sehingga dapat
1 Data citra satelit Data sekunder
menampilkan grafik perubahan garis pantai
Landsat 8 pengolahan garis serta nilai akresi maupun abrasi yang terjadi
pantai tahun 2019
(Fuad dan Faiz, 2017). Data yang digunakan
dan 2015
yaitu data sekunder, mencakup data
2 Shapefile Laut Data sekunder untuk
perubahan garis pantai berupa citra Landsat
dan Wilayah pemotongan wilayah
tahun perekaman 2015 dan 2019.
Administrasi kajian dan layouting Metode pada tools DSAS yang digunakan
Kabupaten peta
dalam penelitian ini adalah EPR dan NSM.
Kendal
Metode EPR merupakan analisis DSAS yang
digunakan untuk mengetahui laju perubahan
3. Metode Pengolahan Data
garis pantai per tahun. Sedangkan metode
Proses pengolahan data dilakukan
NSM merupakan analisis DSAS yang
dengan beberapa prosedur (Gambar 2).
digunakan untuk mengetahui jarak laju
Prosedur pertama adalah pengunduhan data
perubahan pada selang waktu terlama dan
citra satelit Landsat 8 untuk mendapatkan
terbaru (Sugiarta, 2018).
data citra tahun 2015 dan 2019. Data tersebut

3
HASIL DAN PEMBAHASAN Umumnya titik-titik yang mengalami
abrasi cenderung memiliki karakteristik garis
Monitoring terhadap laju perubahan
pantai yang lurus dan dekat dari muara
garis pantai di Pantai Asih Sendang Baru,
sungai. Sementara itu wilayah yang
Kabupaten Kendal dilakukan dengan
mengalami akresi berada di wilayah muara
menggunakan metode DSAS. Pengolahan
sungai akibat adanya sedimentasi yang
data dilakukan dengan menggunakan data
menumpuk dan memutus atau
citra pada tahun 2015 dan 2019 dan
membelokkan aliran sungai hingga dapat
menghasilkan beberapa titik yang
membendung aliran sungai. Laju perubahan
mengalami perubahan terhadap garis pantai.
garis pantai didominasi oleh abrasi yang
Perubahan yang terjadi pada Pantai tersebut
terjadi hampir sepanjang pantai, sedangkan
secara keseruruhan mengalami abrasi,
akresi hanya terjadi di beberapa titik tertentu
namun ada beberapa titik lokasi tertentu
dan sangat minim.
yang mengalami akresi (Gambar 3).

Gambar 3. Peta Perubahan Garis Pantai Baru Sendang Asih tahun 2015 dan 2019.

Berdasarkan hasil pengolahan data terjadinya abrasi terletak pada transek 190
perubahan garis pantai, Pantai Baru sebesar 10,25 m.
Sendang Asih secara keseluruhan Dapat diketahui bahwa penyebab
mengalami abrasi. Terdapat beberapa titik terjadinya abrasi adalah adanya pembukaan
lokasi yang mengalami abrasi paling lahan untuk tambak dan pembangunan
dominan/tinggi di pantai tersebut (Gambar pelabuhan di sisi timur. Berdasarkan hasil
3). Tingginya tingkat abrasi yang terjadi di penelitian Arief et al., (2011) menjelaskan
beberapa lokasi tersebut dapat memberikan bahwa pada periode 2001 – 2019 pantai
dampak yang sangat buruk bagi lingkungan tersebu mengalami abrasi sebesar 111,67
dan masyarakat sekitar mengingat pantai ha. Sedangkan akresi terjadi sebesar 80,37
tersebut merupakan salah satu pantai wisata ha. Beberapa wilayah yang mengalami
yang ada di Kabupaten Kendal. abrasi umunya memiliki karakteristik
Titik lokasi terjadinya abrasi yang paling tersendiri seperti dekat dengan muara
dominan di Pantai Baru Sendang Asih dapat sungai, tidak memiliki pelindung pantai baik
dibagi menjadi 3 segmen (Gambar 4). berupa vegetasi maupun bangunan
Segmen pertama terjadinya abrasi terletak pelindung pantai, dan wilayah tanjung/
pada transek 37 sebesar 10,28 m. Segmen semenanjung. Selain wilayah tersebut, laju
kedua terjadinya abrasi terletak pada transek perubahan garis pantai cenderung rendah,
59 sebesar 9,36 m. Segmen ketiga stabil, dan signifikan (Puspitasari, 2011).

4
Gambar 4. Peta Lokasi terjadinya abrasi yang tinggi di Pantai Baru Sendang Asih

Perubahan garis pantai dengan citra -41,22 m/tahun pada transek 37, sedangkan
satelit Landsat dianalisis dengan metode abrasi terendah sebesar -0,1 m/tahun pada
DSAS sehingga menghasilkan transek. transek ke 221.
Transek tersebut diproses dan dilakukan Tujuan dari perhitungan EPR adalah
perhitungan berupa NSM (Net Shoreline untuk menghasilkan jarak perubahan garis
Movement) dan EPR (End Point Rate). pantai yang direpresentasikan dalam bentuk
Tujuan dari perhitungan NSM adalah untuk grafik EPR. Berdasarkan perhitungan
menghasilkan jarak perubahan garis pantai menggunakan EPR, laju akresi tertinggi
pada selang waktu terlama dan terbaru yang sebesar 8,12 m/tahun pada transek ke 209,
direpresentasikan dalam bentuk grafik NSM. sedangkan akresi terendah sebesar 5,54
Berdasarkan perhitungan menggunakan m/tahun pada transek ke 210. Laju abrasi
NSM, laju akresi tertinggi sebesar 32,55 tertinggi sebesar -10,25 m/tahun pada
m/tahun pada transek ke 193, sedangkan transek 190, sedangkan abrasi terendah
akresi terendah sebesar 22,22 m/tahun pada sebesar -0,02 m/tahun pada transek ke 251.
transek ke 194. Laju abrasi tertinggi sebesar

GRAFIK EPR
Laju Perubahan

10
0
(m)

-10
-20
11

81
1

21
31
41
51
61
71

91
101
111
121
131
141
151
161
171
181
191
201
211
221
231
241
251
261
271
281
291
301
311

Transek

50
GRAFIK NSM
Laju Perubahan (m)

-50
11

61

111

161

211
1

21
31
41
51

71
81
91
101

121
131
141
151

171
181
191
201

221
231
241
251
261
271
281
291
301
311

Transek
Gambar 5. Hasil perhitungan laju garis pantai disajikan dalam bentuk grafik

5
KESIMPULAN Kabupaten Kendal. Skripsi. Universitas
Perubahan garis pantai di Pantai Baru Negeri Semarang.
Sendang Asih, Kabupaten Kendal secara Sugiarta, E., 2018. Analisis Perubahan Garis
keseluruhan mengalami abrasi. Abrasi yang Pantai Menggunakan Citra Satelit di
paling tinggi terletak di 3 titik lokasi dengan Pulau Lemukutan, Kabupaten
karakteristik dekat dengan muara sungai dan Bengkayang, Kalimantan Barat.
berbentuk tanjung. Berdasarkan perhitungan
Fuad, M.A.Z., and A. M. Fais D. 2017.
menggunakan EPR, laju akresi tertinggi
Automatic Detection of Decadal
sebesar 8,12 m/tahun, sedangkan laju abrasi Shoreline Change on Northern Coastal
tertinggi sebesar -10,25 m/tahun. of Gresik, East Java – Indonesia. The
Berdasarkan perhitungan menggunakan 5th Geoinformation Science Symposium
NSM, laju akresi tertinggi sebesar 32,55 2017 (GSS 2017). IOP Publishing.
m/tahun, sedangkan laju abrasi tertinggi
Fuad, M. Arif Zainul., Nena Yunita., Rarasrum
sebesar -41,22 m/tahun.
D. Kasitowati., Nurin Hidayati., Aida
Sartimbul. 2019. Pemantauan
DAFTAR PUSTAKA
Perubahan Garis Pantai Jangka
Arief, Muchlisin. Gathot Winarso., dan Teguh Panjang Dengan Teknologi Geo-Spasial
Prayogo. 2011. Kajian Perubahan Garis Di Pesisir Bagian Barat Kabupaten
Pantai Menggunakan Data Satelit Tuban, Jawa Timur. Jurnal Geografi Vol
Landsat Di Kabupaten Kendal. Jurnal 11 No.1 (48-61).
Penginderaan Jauh Vol. 8, 2011: 71-80. Sanjoto, Tjaturahono Budi., Sutrisno
Hidayati, N. (2017). Dinamika Pantai.Malang: Anggoro2., dan Agus Hartoko. 2012.
UB Press. Kajian Perubahan Spasial Garis Pantai
sebagai Zonasi Tata Ruang Pesisir
Puspitasari A. 2011. Analisis Daya Dukung (Studi Kasus Pesisir Kabupaten
Lingkungan di Wilayah Pesisir Kendal). Jurnal Tata Loka Vol: 14 (1).
Hal 1-12.

Anda mungkin juga menyukai