Kelompok 1 Komunikasi Industri
Kelompok 1 Komunikasi Industri
Kelompok 1 Komunikasi Industri
Informasi merupakan sesuatu yang penting bagi individu di era modern saat ini.
Bahkan, informasi telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Dapat dikatakan
bahwa informasi menjadi instrumen penting bagi masyarakat industri. Upaya yang dilakukan
agar kebutuhan akan informasi dapat terpenuhi melalui penggunaan media massa sebagai
sumber untuk memperoleh informasi. Media massa merupakan perpanjangan alat indera kita,
dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang tidak
dialami secara langsung (Rakhmat, 2005). Artinya, media massa merupakan penyebar
informasi kepada khalayak mengenai segala sesuatu yang terjadi.
Media massa merupakan media konvensional. Media yang menyebarluaskan
informasi dengan sifat penyebaran satu arah (one way communications). Media massa
dibedakan dua jenis, yaitu media massa yang tercetak dan elektronik. Bentuk media cetak
antara lain: surat kabar, majalah, poster, baliho, dan lain-lain. Surat kabar merupakan media
massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat
keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg tahun
1609 di Jerman (Ardianto dan Lukiati, 2004). Surat kabar dianggap sebagai bentuk inovasi
yang lebih baik dari buku yang dicetak, yaitu penemuan literatur, sosial, dan budaya baru.
Kekhususan surat kabar jika dibandingkan dengan sarana komunikasi budaya lainnya,
terletak pada individualisme, orientasi kenyataaan, kegunaan, dan sekularitasnya (McQuail,
2011).
Bentuk media elektronik seperti televisi, radio, film dll. Media massa elektronik ini
memberikan kemudahan bagi penontionny untuk dapat menerima pesan yang disampaikan
karena melalui audio visual (televisi dan film). Sedangkan untuk media radio melalui audio
sehingga dapat didengarkan sambil melakukan aktifitas lainnya. Media massa elektronik ini
tetap digunakan oleh masyarakat saat sekarang ini walaupun perkembangan terhadap media
komunikasi sangat pesat.
MEDIA KONVENSIONAL
Media berasal dari bahasa latin yaitu medium, yang memiliki arti perantara atau
pengantar. Media juga diartikan sebagai sesuatu perantara atau penengah komunikasi, serta
saluran komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Selain itu, media dapat diartikan
sebagai saluran yang mampu mengantarkan pesan dari pengirim dan penerima pesan. Dalam
komunikasi pengirim pesan disebut sebagai komunikator dan penerima pesan disebut
komunikan. Dari perpektif teknologi informasi dan komunikasi, media komunikasi dapat
dipahami sebagai teknologi yang mampu mengirim ataupun menerima pesan yang hendak
disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Sebuah teknologi dapat dikatakan menjadi
media komunikasi apabila teknologi tersebut mampu menyampaikan pesan komunikasi dan
mempermudah proses komunikasi.
Penyampaian pesan dengan menggunakan media konvensional merupakan
penyampaian pesan yang sifatnya one way communications (komunikasi satu arah).
Komunikasi satu arah adalah penyampaian pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan namun komunikannya tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk
memberikan umpan balik kepada komunikator. Komunikasi satu arah bisa dikatakan sebagai
komunikasi yang tidak memberi kesempatan kepada komunikan dalam memberikan
tanggapan/umpan balik (feed back). Dimana pada komunikasi satu arah ini komunikatornya
aktif sedangkan komunikannya pasif.
Contoh dari komunikasi satu arah seperti seseorang yang sedang membaca surat
kabar, menonton film dan video, menonton televisi (untuk beberapa program khusus bisa
bersifat interaktif), mendengarkan radio (untuk beberapa program khusus bisa bersifat
interaktif). Komunikator dalam hal ini bersifat aktif (pihak media) dan komunikan bersifat
pasif karena tidak memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik terhadap informasi
yang didapatkan dan hanya sebagai audience yang sedang membaca, mendengarkan dan
menonton saja.
2. Media Televisi
Media televisi merupakan salah satu media komunikasi yang sifatnya satu
arah. Media yang menayangkan berita atau informasi disertasi dengan audio visual.
Media televisi memiliki program acara yang berbeda dan ciri khas tertentu. Media ini
dapat menyampaikan informasi komunikasi secara aktif maupun pasif. Mendesain
program-program acara televisi untuk menghibur audience. serta menyampaikan
informasi khusus seperti berita, olahraga, nasional maupun internasional. Media
televisi dalam membuat program acara harus mampu memberikan hiburan yang
berbeda kepada audiencenya, sehingga mendapatkan perhatian dari khalayak
sebanyak mungkin. Di media televisi jika aundience nya memiliki pendengar yang
banyak pada program-program tertentu, maka program acara tersebut memiliki rating
yang tinggi.
MEDIA BARU
New Media atau media baru disebut juga sebagai media digital. Media digital adalah
media yang kontennya berbentuk gabungan data, teks, suara, dan berbagai jenis gambar yang
disimpan dalam format digital dan disebarluaskan memalui jaringan berbasis kabel optic
broadband, satelit dan sistem transmisi gelombang mikro (Flew, 2008). Menurut Flew, media
baru atau bentuk informasi digital sejenis, memiliki lima karakteristik:
1. Manipulable, Informasi digital mudah diubah dan diadaptasi dalam berbagai bentuk,
penyimpanan, pengirimandan penggunaan.
2. Networkable. Informasi digital dapat dibagi dan dipertukarkan secara terus menerus
oleh sejumlah besar pengguna diseluruh dunia.
3. Dense. Informasi digital berukurang besar dapat disimpan di ruang penyimpanan kecil
(contohnya: USB flash disk) atau penyedia layanan jaringan.
4. Compressible. Ukuran informasi digital yang diperoleh dari jaringan manapun dapat
diperkecil melalui proses kompres dan dapat didekompres kembali saat dibutuhkan.
5. Impartial. Informasi digital yang disebarkan melalui jaringan bentuknya sama dengan
yang dipresentasikan dan digunakan oleh pemilik atau penciptanya.
Media baru sebuah terminologi untuk menjelaskan konvergensi antara teknologi
komunikasi digital yang terkomputerisasi serta terhubung ke dalam jaringan. Media baru
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi (perantara) dari sumber informasi
kepada penerima informasi. “Media baru memiliki dua unsur utama yakni digitalisasi dan
konvergensi. Internet merupakan bukti konvergensi karena menggabungkan beberapa fungsi
media lain seperti audio, video, dan teks“ (McQuail, 2011).
Manfaat media baru adalah memudahkan seseorang untuk memperoleh suatu hal yang
diinginkannya, seperti:
1. Arus informasi yang dapat dengan mudah dan cepat diakses di mana saja dan kapan
saja.
2. Sebagai media transaksi jual beli.
3. Sebagai media hiburan, contohnya game online, jejaring sosial, streaming video, dll.
4. Sebagai media komunikasi yang efisien.
5. Sarana pendidikan dengan adanya buku digital.
Karakteristik Media Baru
Setidaknya ada lima karakteristik media baru
1. Digitalisasi
Digitalisasi adalah ciri dari new media. Hampir semua media komunikasi dan
informasi sudah mengutamakan bentuk digital. Digitalisasi digunakan untuk
mengartikan kondisi kehidupan dalam budaya digital yang dianalogikan dengan
modernitas dan post-modernitas. Dengan adanya new media, Anda dan masyarakat
lainnya bisa mengakses informasi yang bisa didapatkan dengan seketika melalui
penyimpanan informasi gelombang ketiga.
2. Konvergensi
Konvergensi adalah penggabungan komunikasi massa cetak, televisi, radio,
internet bersama dengan teknologi portabel dan interaktif melalui berbagai platform
media digital. Konvergensi media bertujuan memberikan pengalaman yang dinamis.
Masyarakat yang kaya teknologi telah memasuki era digital, dan industri media
bergulat dengan peluang baru dan ancaman yang ditimbulkan oleh apa yang disebut
“konvergensi”.
Orang-orang media cenderung sangat bersemangat tentang konvergensi,
karena konvergensi sangat menjanjikan. Perpaduan berbagai media yang berbeda,
menggabungkan layanan baru yang dipersonalisasi sangat memudahkan siapapun
mencari informasi.
3. Interaktivitas
Interaktivitas adalah proses komunikasi yang terjadi antara manusia dengan
platform-platform media. Dengan karakteristik ini, new media bisa menghubungkan
pesan pesan yang terhubung satu sama lain.
4. Virtuality
Media baru juga menghadirkan virtuality. Adanya kehadiran dalam platform
online yang memudahkan Anda untuk berhadapan langsung pada objek yang Anda
hubungi secara virtual.
5. Hypertextuality
Hypertextuality merupakan inti dokumen Internet, dibuat oleh bahasa markup
hypertext sederhana (HTML). Ciri dari new media adalah beritanya pasti
menggunakan hyperlink internal dan eksternal. Pesan atau informasi yang
disampaikan terhubung satu sama lain. Tulisan di media baru juha lebih dapat
ditransfer dari perangkat ke perangkat. Informasinya juga dapat disimpan secara
elektronik daripada harus disimpan secara fisik (print out).
Radio dan Televisi: Stasiun radio dan televisi juga dapat digunakan sebagai alat
propaganda. Pemerintah atau kelompok politik dapat mengendalikan siaran dan
konten yang disiarkan untuk mempengaruhi pandangan dan opini publik. Misalnya,
selama periode kekuasaan otoriter, pemerintah sering menggunakan radio dan televisi
untuk menyebarkan propaganda yang mendukung kebijakan dan membentuk persepsi
positif terhadap pemerintah.
Majalah: Majalah politik atau ideologis dapat menjadi alat propaganda dengan
menyajikan artikel, opini, atau ilustrasi yang sesuai dengan agenda politik atau
ideologi tertentu. Majalah tersebut dapat membentuk pandangan publik, menciptakan
sentimen positif atau negatif terhadap isu atau individu, dan mempengaruhi sikap
pembaca.
Penting untuk dicatat bahwa media konvensional tidak selalu digunakan sebagai alat
propaganda, dan banyak media konvensional yang mengedepankan prinsip jurnalisme
independen dan objektif. Namun, contoh-contoh di atas mencerminkan bagaimana media
konvensional dalam beberapa situasi dapat dimanipulasi untuk menyebarkan pesan
propaganda.
Situs Berita Online: Situs berita online dapat menjadi alat propaganda jika mereka
tidak menerapkan standar jurnalisme yang baik dan menyajikan berita dengan
objektivitas. Pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik, ideologis, atau komersial
dapat menggunakan situs berita online untuk menyebarkan berita yang tidak akurat,
memanipulasi judul, atau menggunakan teknik framing untuk memengaruhi
pandangan publik.
Blog dan Vlog: Blogger dan vlogger memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengikut mereka. Jika mereka menggunakan platform ini untuk menyebarkan pesan
yang tidak akurat atau mempromosikan pandangan yang sangat subjektif, mereka
dapat menjadi alat propaganda. Dalam beberapa kasus, mereka dapat menerima
imbalan atau sponsor dari pihak-pihak tertentu untuk mempengaruhi opini publik.
Penting untuk diingat bahwa media baru tidak secara inheren alat propaganda. Media baru
juga memungkinkan akses yang lebih luas ke informasi dan perspektif yang beragam.
Namun, contoh-contoh di atas menunjukkan bagaimana media baru dapat dimanipulasi untuk
menyebarkan pesan propaganda oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu.
1. Pemilihan Isu dan Penekanan Berita: Media konvensional dapat memilih isu tertentu
yang ingin mereka angkat atau tinggalkan. Mereka juga dapat memberikan penekanan
yang berbeda pada cerita-cerita tertentu untuk menciptakan persepsi yang diinginkan.
Dengan mengangkat isu tertentu secara berulang-ulang atau memberikan penekanan
yang berlebihan, mereka dapat mempengaruhi opini publik dan memprioritaskan
agenda tertentu.
3. Penggunaan Sumber yang Tidak Seimbang: Media konvensional dapat memilih dan
mengutip sumber yang mendukung agenda atau sudut pandang mereka, sementara
mengabaikan atau meminimalkan sumber yang bertentangan. Dengan memberikan
waktu atau ruang yang lebih besar pada suara-suara yang sesuai dengan pandangan
mereka sendiri, media konvensional dapat membentuk opini publik dan mengabaikan
sudut pandang alternatif.
Penting untuk menjadi konsumen media yang kritis dan sadar akan manipulasi opini publik
yang dapat terjadi melalui media konvensional. Melakukan penelitian tambahan, mencari
sumber yang beragam, dan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda dapat
membantu dalam membentuk pemahaman yang lebih seimbang dan akurat tentang isu-isu
yang sedang diberitakan.
2. Penggunaan Filter Bubble dan Algoritma: Media sosial dan platform online
menggunakan algoritma untuk menyajikan konten kepada pengguna. Algoritma ini
dapat menciptakan filter bubble di mana pengguna hanya diberikan informasi yang
sejalan dengan pandangan atau minat mereka sebelumnya. Filter bubble dapat
memperkuat sudut pandang yang ada dan membatasi akses terhadap sudut pandang
yang berbeda, menghasilkan pembedaan pendapat dan polarisasi.
3. Kampanye Influencer: Influencer di media sosial memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap pengikut mereka. Mereka dapat digunakan sebagai alat manipulasi opini
publik dengan mendukung atau mempromosikan agenda atau produk tertentu. Dalam
beberapa kasus, influencer mungkin dibayar atau diberi imbalan untuk mempengaruhi
pandangan publik melalui endorsement atau kampanye yang sesuai dengan
kepentingan tertentu.
4. Serangan Daring dan Doxing: Media baru juga memungkinkan tindakan manipulasi
opini publik berupa serangan daring dan doxing. Serangan daring melibatkan
serangan siber, penyebaran malware, atau tindakan hacking untuk memanipulasi atau
mencuri informasi yang dapat digunakan untuk merusak reputasi atau mempengaruhi
opini publik terhadap individu atau organisasi tertentu. Doxing adalah praktik
mempublikasikan informasi pribadi atau rahasia seseorang secara daring untuk
mempengaruhi pandangan publik terhadap mereka.
Penting untuk menjadi konsumen media yang kritis dan memiliki kemampuan untuk
menyaring informasi yang diterima dari media baru. Memverifikasi sumber, melihat dari
berbagai perspektif, dan mempertimbangkan motivasi di balik informasi yang disajikan dapat
membantu menghindari manipulasi opini publik yang mungkin terjadi melalui media baru.
Media Konvensional:
1. Penyebaran Nilai dan Norma: Media konvensional, seperti televisi, surat kabar, dan
radio, telah lama menjadi saluran utama untuk menyebarkan nilai-nilai dan norma
dalam masyarakat. Melalui program-program televisi, artikel, dan program radio,
media konvensional dapat memperkenalkan, mempromosikan, dan memperkuat
norma-norma sosial yang berlaku, serta menggambarkan pola perilaku yang dianggap
diinginkan dalam masyarakat.
2. Pengaruh Budaya Populer: Media konvensional juga memiliki peran penting dalam
membentuk budaya populer. Melalui film, musik, dan program televisi, media
konvensional menciptakan dan mempromosikan tren, gaya hidup, dan ikon populer
yang diadopsi oleh masyarakat. Mereka dapat membentuk preferensi konsumen,
mempengaruhi gaya berpakaian, dan mengubah cara orang berinteraksi dan
berkomunikasi.
Media Baru:
Partisipasi Aktif dan Kolaborasi: Media baru, seperti media sosial, blog, dan platform berbagi
video, telah memberikan kesempatan bagi individu untuk berpartisipasi secara aktif dalam
menciptakan kultur baru. Masyarakat dapat berkontribusi dengan membuat konten, berbagi
ide, dan berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Kolaborasi melalui media baru
memungkinkan perkembangan kultur baru yang beragam, inovatif, dan demokratis.
2. Akses Terhadap Informasi dan Pengetahuan: Media baru telah memperluas akses
terhadap informasi dan pengetahuan secara signifikan. Dengan internet dan media
sosial, individu dapat dengan mudah mencari dan memperoleh informasi dari
berbagai sumber. Hal ini mendorong pertukaran ide, pembelajaran, dan pertumbuhan
budaya yang lebih cepat dan luas.
3. Penciptaan Kultur Partisipatif: Media baru memfasilitasi partisipasi yang lebih luas
dalam menciptakan kultur baru. Individu dapat menjadi produsen, penyiar, dan
kurator konten mereka sendiri. Melalui media baru, orang dapat mengungkapkan
identitas, minat, dan ekspresi budaya mereka dengan lebih bebas dan tanpa batasan
media konvensional.
Kedua jenis media tersebut memiliki peran yang berbeda dalam membentuk kultur baru.
Media konvensional cenderung memainkan peran yang lebih dominan dalam menyebarkan
nilai-nilai dan norma, serta menciptakan budaya populer. Di sisi lain, media baru mendorong
partisipasi aktif, diversitas perspektif, akses informasi yang lebih luas, dan menciptakan
kultur partisipatif yang lebih inklusif.
Penting untuk memahami bahwa pengaruh media dalam membangun kultur baru dapat
bersifat kompleks dan saling terkait. Media konvensional dan media baru sering saling
berinteraksi, saling mempengaruhi, dan terlibat dalam proses perubahan budaya yang terus
berlangsung.