Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra - T20181022

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 127

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

MELALUI KEGIATAN PEMBACAAN KITAB MAULID SIMTUDDUROR


KARYA AL-HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSAIN AL-HABSYI
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANYUWANGI
TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pedidikan Agama dan Bahasa
Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra


NIM. T20181022

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
DESEMBER 2022

i
PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK
MELALUI KEGIATAN PEMBACAAN KITAB MAULID SIMTUDDUROR
KARYA AL-HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSAIN AL-HABSYI
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANYUWANGI
TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pedidikan Agama dan Bahasa
Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:
Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra
NIM. T20181022

Disetujui Pembimbing:

Abd. Rozzaq, S.H.I., M.Pd.


NUP. 201603116

ii
PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK
MELALUI KEGIATAN PEMBACAAN KITAB MAULID SIMTUDDUROR
KARYA AL-HABIB ALI BIN MUHAMMAD BIN HUSAIN AL-HABSYI
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 BANYUWANGI
TAHUN AJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu


persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Bahasa
Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Jum’at
Tanggal : 9 Desember 2022

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Dr. Istifadah, S.Pd., M.Pd.I. Siti Aminah, M.Pd.


NIP.196804141992032001 NIP. 198405212015032003

Anggota :

1. Dr. H. Mursalim, M.Ag ( )

2. Abd. Rozzaq, S.H.I., M.Pd. ( )

Menyetujui
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I.


NIP. 196405111999032001

iii
MOTTO

ِ ِ ُ ‫عن أَِِب ىري رةَ ر ِضى اللَّو عنْو قَ َال قَ َال رس‬
ُ ْ‫ إََِّّنَا بُعث‬:‫ول اللَّو صلى اهلل عليو وسلم‬
‫ت ألََُتِّ َم َم َكا ِرَم‬ َُ ُ َ ُ َ َ َْ َ ُ ْ َ
‫رواه البيهقى‬. ‫َخالَ ِق‬
ْ ‫األ‬
Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanya untuk menyempurnakan
keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi)*

* Imam Baihaqi, Kitab Sunan Al Kubro, v, (Dar al-Fikr, Kairo, Mesir: 1976), hal 75

iv
PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis haturkan kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sholawat serta salam penulis haturkan

kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW. Penulis persembahkan skripsi ini

kepada orang-orang yang sangat memberikan banyak arti dalam hidup:

1. Orang tua, Ayah Prasetya Ibnu Rohmadi dan Ibu Yuli Hidayati yang

senantiasa memberikan doa, motivasi serta memberikan kasih sayang,

dukungan, ridho yang tiada terhingga dan tidak mungkin dapat penulis balas

dengan balasan yang sepadan. Dengan seluruh kasih sayangnya, hanya

selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan ini yang dapat penulis

berikan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang baik kepada beliau.

2. Kakak dan Adik yang saya sayangi Putri Rosida, Faridha Rizkiyana dan

Fabella Karunia yang telah memberikan doa, motivasi, semangat dan

keceriaan yang selalu menghangatkan.

Semoga segala bantuan dan doa, motivasi dan semangat yang telah

diberikan kepada penulis, Allah SWT berikan pahala yang berlipat. Semoga

skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan

v
KATA PENGANTAR

Segenap puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas

rahmat dan karunia- Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi

sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan

dengan lancar.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh

karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan termakasih yang sedalam-

dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Kiai Haji Achamad Siddiq Jember yang sudah memberikan

kebijakan sehingga memudahkan lancarnya proses studi..

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni‟ah M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achamad Siddiq Jember.

3. Bapak Dr. Rif'an Humaidi, M.Pd.I. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Dan Bahasa yang telah memberikan arahan kepada kami.

4. Ibu Dr. Hj. Fatiyaturrahmah, M. Ag. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam yang telah memberikan persetujuan kepada penulis untuk

melaksanakan penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Abd. Rozzaq S.H.I. M,Pd.I. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan waktu dan senantiasa membimbing serta mengarahkan

penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

vi
6. Bapak Abdul Muis, S.Ag, M.Si selaku kepala perpustakaan Universitas Islam Negeri

Kh.Achmad Siddiq Jember, beserta para karyawan yang telah pelayanan dan

memfasilitasi Penulis dalam mencari referensi.

7. Segenap dosen pengajar di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama proses

perkuliahan.

8. Bapak Drs. H. Abd. Hadi Suwito M.Pd. selaku Kepala Sekolah Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi yang telah memberikan izin penulis untuk

melakukan penelitian sehingga memudahkan lancarnya proses penelitian yang

dilakukan.

9. Bapak Akhmad Musollin, S.Ag, M.Pd.I. selaku Bidang Keagamaan Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi yang telah membantu dan membimbing peneliti

selama melakukan penelitian.

10. Bapak Ahmad Rizki Maulana , S.Pd. selaku koordinator kegiatan pembacaan

kitab maulid simtudduror yang telah membantu dan membimbing peneliti

selama melakukan penelitian.

11. Bapak Mochammad Nur Hadi, S.Pd. selaku Guru yang telah membantu dan

membimbing peneliti selama melakukan penelitian.

12. Peserta didik Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi yang telah meluangkan

waktu dan bekerja sama dalam membantu dalam melakukan penelitian,

sehingga penelitian ini bisa terlaksana dengan baik.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini membutuhkan

arahan dan bimbingan, berkat kerja sama dari berbagai pihak skripsi ini dapat

terselesaikan. Tanpa bantuan dari berbagai pihak , skripsi ini tidak dapat

vii
terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari masih adanya banyak kekurangan di

dalam skripsi ini dan kekeliruan, baik dalam pembahasan maupun Penulisan .Oleh

karena itu Penulis kritik dan saran demi tersusunnya skripsi ini.

Akhir Nya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi diri Penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Jember, 25 November 2022

Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra


NIM. T20181022

viii
ABSTRAK

Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra, 2022: Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak
melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin
Muhammad Bin Husain Al-Habsyi Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

Kata Kunci : Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak, Pembacaan Kitab


Maulid Simtudduror.

Pendidikan Akhlak merupakan usaha yang dilakukan untuk menanamkan


nilai moral kepada peserta didik. Sehingga membentuk peserta didik dalam
berperilaku terpuji. Beberapa madrasah yang ada di Banyuwangi menjadikan
penanaman nilai-nilai akhlak sebagai progam. Pendidikan akhlak dapat dilakukan
dengan pembiasaan positif seperti sholat berjama‟ah, bertadarus sebelum pelajaran,
mencium tangan guru dan mengucapkan salam ketika masuk ruang belajar. Adapun
di MAN 1 Banyuwangi penanaman akhlak dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya dengan kegiatan rutin pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yang
dilaksanakan satu kali setiap minggunya yaitu pada hari Jum‟at pagi diawali dengan
pembacaan Tawassul kepada Nabi Muhammad SAW dan diakhiri dengan doa
penutup.
Fokus masalah dalam penelitian ini yaitu: 1) Apa saja nilai- nilai pendidikan
akhlak yang terkandung dalam Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror
karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.
2) Bagaimana metode penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan
pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin
Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi. 3) Bagaimana faktor penghambat dan
faktor pendukung penanaman nilai nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan
pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin
Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.
Tujuan pada penelitian ini yaitu: 1) Mendeskripsikan penanaman nilai nilai
pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al
Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi. 2)
Mendeskripsikan Bagaimana metode penanaman nilai nilai pendidikan akhlak
melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin
Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi. 3) Mendeskripsikan
faktor penghambat dan faktor pendukung penanaman nilai nilai pendidikan akhlak
melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin
Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.
Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan
menggunakan model miles, huberman dan saldana. Dalam penentuan informan
menggunkan teknik purposive . Sementara teknik pengumpulan data menggunakan
metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data
menggunakan langkah-langkanh sebagai berikut 1) kondensasi data, 2) penyajian
data, 3) Penarikan kesimpulan. Untuk analisis keabsahan data peneliti menggunakan
triangulasi sumber dan teknik.

ix
Hasil dari peneltian ini adalah 1) nilai-nilai pendidikan akhlak yang
ditanamkan kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali bin
Muhammad bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi adalah Dzikrullah (akhlak
kepada Allah SWT), Mahabbah (akhlak kepada Rosulullah SAW), Tawadhu‟ (akhlak
kepada sesama manusia). 2) Dalam penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada
kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror menggunakan metode keteladanan
dan metode Pembiasaan. 3) Faktor pendukung penanaman nilai-nilai pendidikan
akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yaitu a) motivasi dan
tekad siswa untuk selalu melakukan hal-hal baik sesuai dengan yang diajarkan oleh
guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi. b) dukungan dari pihak Madrasah
Aliyah Negeri 1 Banyuwangi berupa fasilitas yang menunjang, demi kelancaran
kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror setiap hari jum‟at. c) Kerjasama
antar guru dalam pelaksanaan kegiatan. 4) Faktor penghambat penanaman nilai-nilai
pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yaitu: a)
Adanya peserta didik yang mengobrol dengan temannya. b) Adanya peserta didik
yang bermain handphone ketika kegiatan berlangsung.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ........................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian .......................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

E. Definisi Istilah ................................................................................ 9

F. Sistematika Pembahasan.................................................................. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Terdahulu ............................................................................ 12

B. Kajian Teori .................................................................................... 18

1. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak 18

2. Kitab Maulid Simtudduror 42

xi
BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................... 51

B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 52

C. Subyek Penelitian ........................................................................... 53

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 54

E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 60

F. Keabsahan Data .............................................................................. 63

G. Tahap-tahap Penelitian ................................................................... 64

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Obyektif Penelitian ....................................................... 66

B. Penyajian Data dan Analisis ............................................................ 79

C. Temuan Penelitian ........................................................................... 82

D. Pembahasan Temuan ....................................................................... 83

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .......................................................................................... 91

B. Saran-saran ...................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu ...............................16

Tabel 4.1 Hasil Temuan ..................................................................................... 82

xiii
DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

Gambar 4.1 Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror ..........................................72

Gambar 4.2 Pembacaan Mahallul Qiyam ..........................................................74

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. KONTEKS PENELITIAN

Kemerosotan akhlak merupakan tantangan baru dalam dunia modern

terutama pada kalangan remaja sekolah. Salah satu peran pendidikan adalah

membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa

dalam mencapai tujuan pendidikan diantaranya adalah menjadi manusia yang

berbudi pekerti atau akhlak yang luhur (akhlakul karimah). Hal tersebut

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagaimana tercantum

dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pasal 3.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2

Sesuai dengan tujuan tersebut dan dalam rangka membentuk karakter

bangsa, maka dibuatlah ”Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).” Di dalam peraturan tersebut antara

lain dinyatakan bahwa:

Penguatan pendidikan karakter adalah gerakan pendidikan di bawah


tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta
didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga
dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga,
dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi

2
Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: SISDIKNAS,2006).

1
2

Mental (GNRM).3

Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu

penyelenggaran dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian

pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh terpadu dan

seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu

secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji

dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan

akhlak mulia tersebut sehingga terwujud dalam kehidupan sehari-hari.4

Menurut Al-Ghazali “tujuan pendidikan adalah untuk mendekatkan

diri kepada Allah SWT, bukan untuk mencari kedudukan, kemegahan dan

kegagahan atau kedudukan yang menghasilkan uang. Karena jika tujuan

pendidikan diarahkan bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT,

akan dapat menimbulkan kedengkian, kebencian dan permusuhan. Selain itu

rumusan tersebut mencerminkan sikap zuhud terhadap dunia, merasa qana‟ah

(merasa cukup dengan yanng ada), dan banyak memikirkan kehidupan akhirat

daripada kehidupan dunia”.5 Adapun tujuan pendidikan agama islam yang

dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu :

Menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik melalui


pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

3
Suanto dan Nurdiyana, Implementasi Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017
Tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol. 7 No. 2
(September 2020), Hal 109. http://openjournal.unpam.ac.id/
4
Desy Nurlaida Khotimah, Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Melalui Kegiatan 5s Di Sekolah Dasar, Inopendas Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 2 No. 1 (
Februari 2019),Hal 28-29. https://jurnal.umk.ac.id/
5
Sungkowo, Konsep Pendidikan Akhlak (Komparasi Pemikiran Al – Ghazali Dan Barat),
Nur El-Islam Vol. 01 No. 02 (April 2014), Hal 55.
https://media.neliti.com/media/publications/226421-konsep-pendidikan-akhlak-komparasi-pemik-
1e4b9496
3

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,


ketakwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.6

Sedangkan Pendidikan akhlak adalah pendidikan dasar mengenai

moral dan tata krama yang harus dimiliki dan dibiasakan para siswa sejak

usia kanak kanak hingga menjadi mukallaf. Peran pedidikan sangat

dibutuhkan dalam proses membimbing, mendidik, melatih dan

mengembangkan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan

diantaranya adalah menjadi manusia yang berbudi pekerti atau akhlak yang

luhur (akhlakul karimah).

Pendidikan Akhlak merupakan hal yang sangat penting untuk dihayati

dan dipahami dalam menghadapi zaman globalisasi. Namun faktanya, di

zaman globalisasi ini masalah akhlak khusunya pada kalangan pelajar sedang

mengalami “degradasi” dalam hal berperilaku. Adapun beberapa fakta

mengenai kondisi Indonesia saat ini, di mana penurunan etika dan moral

membuat rasa khawatir mendalam terhadap generasi penerus bangsa. Hal ini

tercemin dari perilaku yang tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan

seperti tawuran remaja, kurang menghormati orang tua, penyalahgunaan

narkoba, dan pergaulan bebas.

Kemerosotan akhlak yang dihadapi sekolah dan masyarakat juga dapat

terjadi apabila masuknya nilai budaya global tidak bisa di “filter”, seperti

hadirnya nilai-nilai budaya generasi millenial (generasi yang menjadikan

teknologi informasi sebagai gaya hidup atau lifestyle) yang dipicu oleh

6
Erwin Kusumastuti, Hakikat Pendidikan Islam : Konsep Etika dan Akhlak Menurut Ibn
Miskkawaih, (Surabaya : CV. Jakad Media Publishing, 2020), 11.
4

perkembangan teknologi informasi, tentu akan berpengaruh terhadap aspek

pendidikan sekolah maupun kehidupan individu baik positif maupun negatif.

Peran guru dalam menanamkan nilai-nilai akhlak terhadap siswa dapat

dilakukan dengan mengikuti apa yang telah diajarkan dalam islam yaitu

dengan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Karena

Implementasi akhlak dalam Islam merupakan karakter pribadi Nabi

Muhammad SAW. Dalam diri Rasul, bersemi nilai-nilai akhlak mulia dan

agung. Dalam Al-Qur‟n konsep pendidikan akhlak terdapat dalam QS. Al-

Ahzab Ayat 21.

             

   


Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah
SWT. (QS. Al-Ahzab : 21).7

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi atau yang lebih dikenal

dengan sebutan MAN 1 Banyuwangi merupakan salah satu sekolah yang

sangat memperhatikan tentang nilai-nilai akhlak terhadap peserta didiknya.

Hal ini dapat terlihat dalam strategi yang digunakan untuk menanamkan nilai-

nilai pendidikan akhlak kepada peserta didiknya.

Berdasarkan observasi penelitidi Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi. Peneliti menemukan adanya program Madrasah Aliyah Negeri

1 Banyuwangi tidak hanya menggunakan metode pembiasaan kepada siswa

7
Departemen Agama RI, Al Qur‟an Al Karim dan Terjemahnya, (Jakarta : Halim
Publishing & Distributing, 2013) , Hal 420.
5

seperti sholat berjama‟ah, bertadarus sebelum pelajaran, mencium tangan

guru dan mengucapkan salam ketika masuk ruang belajar seperti yang

diterapkan oleh madrasah aliyah lain yang berada di Kabupaten Banyuwangi.

Akan tetapi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi, kegiatan penanaman

nilai-nilai pendidikan akhlak juga melalui progam lain. Seperti kegiatan rutin

pembacaan Kitab Maulid Simtudduror dengan diiringi alunan musik hadrah

Al-banjari yang dilaksanakan satu kali setiap minggunya yaitu pada setiap

hari jum‟at.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta didik MAN 1 Banyuwangi,

setiap hari Jum‟at pagi yang bertempat di Masjid Darul Muta‟allimin MAN 1

Banyuwangi. Kegiatan ini diadakan dalam rangka untuk menanamkan nilai

pendidikan akhlak kepada siswa madrasah melalui kandungan Kitab

Simtudduror yang berisi tentang kisah kelahiran manusia paling mulia dan

menjadi suri tauladan yakni Nabi Muhammad SAW beserta akhlak-akhlak,

sifat-sifat, dan juga riwayat hidupnya. Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi memilih kitab Simtudduror karena banyak berisikan nilai-nilai

yang ada dalam diri Rasulullah yang pantas untuk ditiru dan di contoh pada

generasi muda, sehingga dapat melekat menjadi karakter pada diri siswa.

Karena pada dasarnya karakter yang baik merupakan acuan yang sangat

penting dan harus diketahui oleh para siswa dalam berperilaku sehari-hari.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka untuk menjaga ruh Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi. sebagaimana hasil wawancara dengan Bapak

Ahmad Rizki Maulana yang berperan sebagai koordinator kegiatan


6

pembacaan Kitab Maulid Simtuduror di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi, menjelaskan bahwa :

Yang dinamakan ruh sekolah menurut saya itu Madrasah Aliyah


Negeri 1 Banyuwangi ini sekolah berbasis agama, tidak seperti
sekolah pada umumnya. Sehingga kami ingin menonjolkan
keagamaannya, salah satunya melalui kegiatan pembacaan Kitab
Maulid Simtudduror.8

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi merupakan sah satu sekolah yang mengutamakan penanaman

nilai-nilai pendidikan akhlak pada siswa. Kegiatan penanaman nilai-nilai

pendidikan akhlak tidak hanya dilaksanakan dengam pembiasaan kegiatan

positif. Akan tetapi juga melalui progam lain, salah satu progam sekolah yang

di jadikan media penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak adalah kegiatan

pembacaan Kitab Simtuddurror. Hal ini bertujuan agar siswa dapan mengenal

dan meneladani sifat, sikap dan prilaku Nabi Muhammad Saw.

Berdasarkan uraian, peneliti tertarik untuk meneliti kegiatan tersebut.

Dan peneliti memutuskan untuk mengambil penelitian dengan judul “

Penanaman Nilai Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan

Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain

Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi Tahun Ajaran 2022/2023”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka yang

menjadi masalah pokok dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

8
Ahmad Rizki Maulana, diwawancarai penulis, 09 September 2022.
7

1. Apa saja Nilai- Nilai Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam Kegiatan

Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi ?

2. Bagaimana Metode Penanaman Nilai Nilai Pendidikan Akhlak Melalui

Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi ?

3. Bagaimana Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Penanaman Nilai

Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi

di MAN 1 Banyuwangi ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka dapat disimpulkan tujuan

dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang terkandung dalam

Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

2. Mendeskripsikan Bagaimana Metode Penanaman Nilai Nilai Pendidikan

Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al

Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

3. Mendeskripsikan Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Penanaman

Nilai Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi

di MAN 1 Banyuwangi
8

D. MANFAAT PENELITIAN

Adanya penelitian ini diharapkan dapat mendapatkan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis

Hasil peneitian ini diharapkan mampu memperkaya khazanah ilmu

pengetahuan dan wawasan dalam dunia Pendidikan Agama Islam,

khususnya tentang bagaimana Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

melalui pembacaan kitab maulid simtudduror, yang nantinya nilai-nilai

pendidikan akhlak ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan bagi

mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir yaitu skripsi dimasa yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna untuk memberikan pengetahuan kepada

peneliti mengenai Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui

kegiatan pembacaan kitab maulid simtudduror

b. Bagi kampus UIN. KH. Achmad Shiddiq Jember

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi bagi

UIN KH. Achmad Shiddiq khususnya Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai

sumber tambahan bagi calon peneliti lain yang akan melaukan

penelitian pada kajian yang sama.


9

c. Bagi MAN 1 Banyuwangi

Diharapkan dengan dilakukan penelitian ini, dapat membantu

untuk membentuk kualitas siswa MAN 1 Banyuwangi dengan didasari

Akhlakul Karimah secara mendalam yang bersifat kontinuitas sehingga

siswa tidak melakukan kesalahan yang fatal yang nantinya dapat

merugikan masa depan dan cita-citanya.

d. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

referensi untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan tentang

Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan Pembacaan

maulid simtudduror karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain

Al-Habsyi.

E. DEFINISI ISTILAH

1. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Penanaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses atau

cara dalam menanamkan suatu konsep kepada peserta didik tentang

sekumpulan norma atau prinsip tentang kebiasaan atau cara hidup yang

berfungsi sebagai pedoman bertingkah laku seseorang atau kelompok

dalam bermasyarakat.

Nilai penidikan akhlak merupakan suatu sifat berharga dari sebuah

proses menjadikan pribadi seseorang berperilaku santun dalam

kehidupannya yang dapat membentuk karakter seseorang.


10

Nilai pendidikan akhlak harus dihayati dan dipahami sebab

mengarah kepada kebaikan dalam berpikir atau bertindak sehingga dapat

mengembangkan budi pekerti dan pikiran. Melalui penenanam nilai-nilai

pendidikan akhlak demi mencapai kesempurnaan perilaku merupakan

tujuan sebenarnya dari sebuah pendidikan. Nilai-nilai pendidikan akhlak

harus dapat mencakup sifat-sifat terpuji seseorang dalam berperilaku.

Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak adalah usaha sadar dan

terencana yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai, kebiasaan-

kebiasaan kepada seseorang (peserta didik) sehingga terbentuk

kepribadian yang berakhlak mulia.

2. Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror

Pembacaan kitab Maulid Simtudduror merupakan pembacaan

riwayat hidup Nabi Muhammad SAW yang dikarang oleh Habib Ali bin

Muhammad bin Husein Al-Habsy yang mana dalam pelaksanaannya

diirimgi dengan alunan musik Al-banjari dan syair-syair shalawat kepada

Rosulullah SAW. Penulis disini bermaksud untuk mendeskripsikan nilai-

nilai pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan maulid Simtud Duror di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan berisikan tentang gambaran secara singkat

mengenai hal yang berkaitan dalam kerangka penulisan skripsi dan

pembahasan skripsi yang nantinya akan dapat memberikan pemahaman


11

sekilas bagi penulis dan pembaca karya tulis ini, sistematika tersebut terdiri

dari :

BAB I membahas tentang pendahuluan yang merupakan dasar dalam

penelitian yang terdiri dari sub-sub bab yaitu konteks penelitian, fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,definisi istilah, serta

sistematika penelitian.

BAB II membahas tentang kajian kepustakaan, dalam bab ini berisi

tentang ringkasan kajian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian

yang akan dilakukan pada saat ini, serta memuat tentang kajian teori.

BAB III membahas tentang metodologi penelitian, dalam bab ini berisi

tentang metode yang digunakan peneliti, yang meliputi pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data,

keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB IV membahas tentang penajian data dan analisis yang di

dalamnya berisikan gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis,

serta pembahasan temuan dalam penelitian yang dilakukan.

BAB V yakni penutup, kesimpulan dan saran. Dalam bab terakhir ini

ditarik kesimpulan yang ada setelah proses di bab-bab sebelumnya yang

kemudian menjadi sebuah hasil atau analisa dari permasalahan yang di teliti.

Kemudian dilanjutkan dengan saran-saran untuk pihak-pihak yang terkait di

dalam penelitian ini secara khusus ataupun pihak-pihak yang membutuhkan

secara umum.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berikut ini peneliti sajikan beberapa penelitihan terdahulu yang

bertujuan untuk meperoleh bahan perbandingan dan sebagai bahan acuan.

Peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang memiliki relevansi

dengan penelitian ini :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Hilato pada tahun 2021 program

studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon dengan judul “ Penanaman

Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Kelas XI IPA 1 Di SMA Negeri 13 Ambon”. Dalam skripsinya,

Hasil penelitian menunjukkan (1) proses penanaman nilai-nilai pendidikan

akhlak yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam melalui

pembinaan di kelas maupun di luar kelas tentang etika pergaulan dan juga

kebiasaan yang baik. Dimana dalam pembinaan tersebut mampu

memberikan acuan bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam

menanamkan nilai pendidikan akhlak terhadap peserta didiknya yaitu

tentang nilai religius, jujur, toleransi, disiplin dan juga tanggung jawab

sudah berjalan dengan baik. Kemudian (2) faktor pendukung dalam

penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, antara lain adanya kurikulum 2013 yang mendukung proses

pembelajaran, tenaga pendidik dan warga sekolah, serta sarana prasana

12
13

yang menunjang. Untuk faktor penghambat, yaitu belum maksimal peran

dari beberapa orang tua di lingkungan keluarga dan perkembangan

teknologi yang begitu pesat.9

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Saputra pada tahun 2020 program

studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto dengan judul

“Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Melalui Metode Pembiasaan Di MI

Ma‟arif NU Al-Muttaqin Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar Kabupaten

Purbalingga”. Dalam skripsinya, Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penanaman nilai-nilai akhlak melalui metode pembiasaan di MI Ma‟arif

NU Al-Muttaqin Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar bertujuan untuk

membina anak agar memliki kecerdasan intelektual, sosial dan spiritual

dan menanamkan sedini mungkin nilai-nilai akhlak mulia dan budaya

ahlussunnah kepada anak. Penanaman nilai-nilai akhlak melalui metode

pembiasaan dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung yang

terbagi kedalam tiga ruang lingkup hubungan akhlak yaitu: (1). Akhlak

manusia kepada Allah SWT, berupa pembiasaan dalam praktek

peribadatan seperti praktik wudhu, shalat dhuha dan dhuhur berjamaah,

baca tulis al-Qur‟an dan hafalan Juz „amma, pembacaan yasin dan tahlil,

ziarah kubur dan doa harian, (2). Akhlak manusia kepada sesama manusia,

berupa pembiasaan senyum, salam dan salim, saling tolong menolong dan

gotong royong, (3). Akhlak manusia kepada lingkungan, berupa


9
Fitria Hilato,” Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA 1 Di SMA Negeri 13 Ambon”, Skripsi Institut Agama
Islam Negeri Ambon, 2021). http://repository.iainambon.ac.id/1831/
14

pembiasaan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, membuang sampah

pada tempatnya, merawat tumbuhan disekitar sekolah agar selalu terlihat

asri sebagai manifestasi rasa syukur dan upaya menjaga kelestarian

lingkungan.10

3. Penelitian yang dilakukan oleh Mila Ulfah Fadhila pada tahun 2020

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dengan judul “Metode

Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Pada Program Bina Diri Siswa Tunagrahita

Di SDLB Wiyata Dharma 3 Ngaglik”. Dalam skripsinya, Hasil penelitian

menunjukan bahwa metode penanaman nilai-nilai akhlak pada program

bina diri siswa tunagrahita di SDLB Wiyata Dharma 3 Ngaglik adalah

metode ceramah, teladan, pembiasaan, latihan, demostrasi, tugas, motivasi,

nasehat, dan tanya jawab yang diterapkan pada program bina diri, seperti :

program bina diri makan dan minum, membantu ibu di dapur, perawatan

diri, berpakaian dan berhias diri, sikap bersahabat, dan keindahan ruangan

rumah tangga dan sekitarnya. Adapun faktor penghambat dari segi internal

sekolah adalah adanya minat dan mud siswa yang naik turun. Sedangkan,

dari segi ekstenal sekolah yaitu adanya beberapa orang tua yang sibuk,

sehingga tidak dapat secara maksimal ikut serta membantu dalam

menjalankan program bina diri dengan mengarahkan anak-anaknya saat

10
Rizki Saputra, “Penanaman nilai-nilai akhlak melalui metode pembiasaan di MI
Ma‟arif NU Al-Muttaqin Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga”, Skripsi
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2020).
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/7334/1/Rizki%20Saputra_Penanaman%20Nilai-
Nilai%20Akhlak%20Melalui%20Metode%20di%20MI%20Ma%27arif%20NU%20Al-
Muttaqin%20Desa%20Ponjen%20Kecamatan%20Karanganyar%20~1
15

dirumah. Adapun faktor pendukung yaitu adanya prasarana yang

memadai, dukungan orang tua baik sosial ataupun moral, dan antusias

siswa yang tinggi.11

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Amira pada tahun 2019 jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan

Akhlak Dalam Kitab Al-Barzanji Karangan Syaikh Ja‟far Al-Barzanji”.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan Dalam

Kitab Al-Barzanji Karangan Syaikh Ja‟far Al-Barzanji adalah; 1). Perintah

untuk menjaga keimanan dengan taat pada perintah Allah SWT dan

menjauhi larangannya., 2). Berbakti kepada orang tua dengan jalan

menghormati, mematuhi, sebagai bagian dari mengharap ridho Allah

SWT. 3).Menjaga akhlak dalam setiap pergaulan yang dijalaninya

diantaranya dalam keluarga, kepada anak, istri, dan orang lain, dengan

indikator sopan dalam bertutur kata, berperilaku, dan amanah dalam setiap

tugas yang diberikan. 4). Menjadikan Rasul sebagai uswah khasanah (suri

tauladan) dalam kehidupan sehari-hari, terutama didalam bidang aqidah,

syariah, ibadah, dan muamalah. Relevansi yang bisa diambil dari nilai-

nilai pendidikan akhlak didalam kitab ini dengan pendidikan Islam: 1).

Menjadikan perilaku Islam tidak berhenti pada ranah kognitif saja, namun

juga pada sisi afektif, dan psikomotorik., 2). Mencetak generasi insan

11
Mila Ulfah Fadhila, “metode penanaman nilai-nilai akhlak pada program bina diri
siswa tunagrahita di SDLB Wiyata Dharma 3 Ngaglik”. Skripsi Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, 2020). https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/30825
16

kamil (pari purna) karena pengetahuan yang dimiliki berbanding lurus

dengan akhlak yang terpuji (mahmudah) sebagaimana yang digambarkan

dalam kitab Al-Barzanji.12

5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Abdul Aziz pada tahun 2021

jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo dengan judul “Nilai-Nilai Akhlak

Dalam Kitab Simtudduror Karya „Ali Bin Muhammad Bin Husein Al-

Habsyi Dan Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Islam” Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yang

berada dalam kitab simtudduror dengan tujuan pendidikan islam memiliki

keterkaitan antara keduanya sehingga nilai-nilai akhlak dalam kitab

Maulid Simtudduror relevan dengan tujuan pendidikan Islam.13

Table 2.1
Persamaan Dan Perbedaan Penelitihan Terdahulu
Nama Peneliti, Judul
No Persamaan Perbedaan
Dan Tahun Penelitian
1 2 3 4
1. Fitria Hilato, 2021. “ Mengkaji tentang Perbedaan terletak
Penanaman Nilai-Nilai Penanaman Nilai-Nilai pada obyek yang
Pendidikan Akhlak Pendidikan Akhlak diteliti dimana
Dalam Pembelajaran dan Penelitian ini penelitian ini
Pendidikan Agama Menggunakan metode membahas tentang
Islam Kelas XI IPA 1 penelitian Kualititatif Penanaman Nilai-
Di SMA Negeri 13 Nilai Pendidikan
Ambon”. Akhlak Dalam

12
Nurul Amira, “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Barzanji Karangan
Syaikh Ja‟far Al-Barzanji”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2019).
http://erepository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6274/
13
Muhamad Abdul Aziz, “Nilai-Nilai Akhlak Dalam Kitab Simtudduror Karya „Ali Bin
Muhammad Bin Husein Al-Habsyi Dan Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Islam” , Skripsi
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2021).
http://etheses.iainponorogo.ac.id/14828/1/210316270_Muhamad%20Abdul%20Aziz_Pendidikan
%20Agama%20Islam
17

1 2 3 4
Pembelajaran
Pendidikan Agama
Islam Kelas XI IPA 1
sementara penelitian
yang akan dilakukan
membahas
Penanaman Nilai-
Nilai Pendidikan
Akhlak Melalui
Kegiatan Pembacaan
Kitab Maulid
Simtudduror
2. Rizki Saputra, 2020. Mengkaji tentang Pembahasan pada
“Penanaman Nilai- Penanaman Nilai-Nilai temuan ini terdapat
Nilai Akhlak Melalui Akhlak dan Penelitian perbedaan pada objek
Metode Pembiasaan Di ini Menggunakan yang diteliti dimana
MI Ma‟arif NU Al- metode penelitian penelitian ini
Muttaqin Desa Ponjen Kualitatif membahas tentang
Kecamatan Penanaman Nilai-
Karanganyar Nilai Akhlak Melalui
Kabupaten Metode Pembiasaan
Purbalingga”. sementara penelitian
yang akan dilakukan
membahas
Penanaman Nilai-
Nilai Pendidikan
Akhlak Melalui
Kegiatan Pembacaan
Kitab Maulid
Simtudduror
3. Mila Ulfah Fadhila, Mengkaji tentang Penelitian ini
2020. “Metode Penanaman Nilai-Nilai membahas mengenai
Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Penelitian ini metode penanaman
Akhlak Pada Program Menggunakan metode nilai-nilai akhlak yang
Bina Diri Siswa penelitian Kualitatif diterapkan pada
Tunagrahita Di SDLB program bina diri
Wiyata Dharma 3 siswa tunagrahita.
Ngaglik”.
4. Nurul Amira, 2019. Mengkaji tentang Penelitian ini
“Nilai-Nilai Nilai-Nilai akhlak. menggunakan jenis
Pendidikan Akhlak penelitian
Dalam Kitab Al- kepustakaan (library
Barzanji Karangan research) dan
Syaikh Ja‟far Al- mengkaji tentang
Barzanji”. nilai-nilai pendidikan
18

1 2 3 4
akhlak yang
terkandung dalam
Kitab Al-Barzanji
5. Muhamad Abdul Aziz, Variabel yang diteliti Peneltian ini
2021. “Nilai-Nilai sama, yaitu Nilai- membahas relevansi
Akhlak Dalam Kitab Nilai akhlak dan dari nilai-nilai
Simtudduror Karya „Ali Kitab Maulid pendidikan akhlak
Bin Muhammad Bin Simtudduror Karya terhadap tujuan
Husein Al-Habsyi Dan „Ali Bin Muhammad pendidikan islam.
Relevansinya Dengan Bin Husein Al-
Tujuan Pendidikan Habsyi.
Islam”.

B. Kajian Teori

1. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

a. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai

Penanaman berasal dari kata “tanam” yang artinya menaruh,

menaburkan (paham, ajaran dan sebagainya). Sedangkan penanaman

itu sendiri berarti proses, atau suatu kegiatan atau cara, perbuatan
14
menanamkan. Penanaman yang dimaksud adalah suatu cara atau

proses untuk menanamkan suatu perbuatan sehingga apa yang

diinginkan untuk ditanamkan akan tumbuh dalam diri seseorang.

Nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat

berarti bagi kehidupan manusia, khususnya mengenai kebaikan dan

tindak kebaikan suatu hal, Nilai artinya sifat-sifat atau hal-hal yang

penting atau berguna bagi kemanusiaan. Menurut Thoha Chatib, nilai

adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, bukan benda konkrit, bukan

fakta, bukan hanya persoalan benar dan salah yang menuntut

14
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penanaman.
19

pembuktian empririk, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki,

disenangi, dan tidak disenangi.15

Sedangkan Menurut Zaim El-Mubarok, secara garis besar nilai

di bagi dalam dua kelompok; pertama, nilai nurani (values of being)

yaitu nilai yang ada dalam diri manusia dan kemudian nilai tersebut

berkembang menjadi perilaku serta tata cara bagaimana kita

memperlakukan orang lain. Yang termasuk dalam nilai nurani adalah

kejujuran, keberanian, cinta damai, potensi, disiplin, kemurnian. Kedua,

nilai-nilai memberi (values of giving) adalah nilai yang perlu

dipraktikkan atau diberikan yang kemudian akan di terima sebanyak

yang diberikan. Yang termasuk nilai-nilai memberi adalah setia, dapat

di percaya, ramah, adil, murah hati, tidak egois, peka, dan penyayang. 16

Berdasarkan beberapa definisi tentang nilai di atas, dapat

disimpulkan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

perilaku manusia tentang sesuatu yang baik dan buruk yang bisa di

ukur oleh agama, tradisi, moral, etika dan kebudayaan yang berlaku

dalam masyarakat tersebut.

Dengan demikian, proses menanamkan prinsip-prinsip moral ke

dalam jiwa seseorang itulah yang dimaksud dengan “penanaman nilai”.

Proses ini menghasilkan perilaku dan kepribadian sehari-hari seseorang

15
Tim Penyusun Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Studi
Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, (2020), Al-Hikmah: Jurnal Theosofi dan
Peradaban Islam, Vol.2 No.1 , Hal 93. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/alhikmah
16
Niken Ristianah, (2020), Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman Perspektif Sosial
Kemasyarakatan Darajat: Jurnal PAI Vol.3 No. 1, Hal 3. https://ejournal.iai-
tabah.ac.id/index.php/Darajat/article/view/437
20

yang sesuai dengan norma-norma agama dan masyarakat.

b. Metode Penanaman Nilai-Nilai

Salah satu unsur pendidikan Islam yang tidak kalah pentingnya

dengan unsur lainnya adalah meedote. Metode adalah cara, yang dalam

fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat

metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses

penanaman pendidikan akhlak diantaranya yaitu :

1) Metode Keteladanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Keteladanan” dasar

katanya teladan yaitu perbuatan atau barang yang dapat ditiru dan

dicontoh. Keteladanan dalam pendidikan adalah cara yang paling

efektif dan berhasil dalam mempersiapkan peserta didik dari segi

akhlak, membentuk mental dan sosialnya. Disini guru menjadi

panutan utama bagi peserta didik dalam segala hal, karena akan sulit

untuk mencapai tujuan pendidikan tanpa seorang guru yang memberi

contoh, pendekatan ini sangat membantu dalam menumbuhkan nilai-

nilai moral pada peserta didik.

Metode keteladanan adalah suatu cara atau jalan yang

ditempuh seseorang dalam proses pendidikan baik melalui perbuatan

atau tingkah laku maupun perkataan yang dapat dijadikan panutan

atau teladan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga


21

terbentuk karakter yang mulia.17

2) Metode Pembiasaan

Metode pembiaaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan

secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan.

Metode pembiasaan pada dasarnya ialah suatu usaha yang dilakukan

oleh guru maupun orang tua untuk membentuk suatu hal, baik itu

karakter ataupun perilaku anak agar menjadi lebih baik lagi.

3) Metode nasehat

Metode nasehat merupakan metode yang efektif dalam

membentuk keimanan anak, akhlak, mental dan sosialnya, hal ini

dikarenakan nasihat memiliki pengaruh yang besar untuk membuat

anak mengerti tentang hakikat sesuatu dan memberinya kesadaran

tentang prinsip-prinsip islam.

4) Metode Perhatian atau Pengawasan

Maksud dari metode perhatian atau pengawasan adalah

senantiasa mencurahkan perhatian penuh dan mengikuti

perkembangan anak dan mengawasinya dalam membentuk akidah,

akhlak, mental, sosial dan juga terus mengecek keadaannya dalam

pendidikan fisik dan intelektualnya.

5) Metode Hukuman

Metode hukuman merupakan suatu cara yang dapat

17
Napsen Efendi, “Implementasi Metode Penanaman Nilai Akhlak Pada Anak”
Vol. 2 No. 3
( Desember 2017) , Hal 603. https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/annizom/article/wnload/
1835/1545
22

digunakan oleh guru dalam mendidik anak apabila penggunaan

metode-metode yang lain tidak mampu membuat anak berubah

menjadi lebih baik. Dalam menghukum anak, tidak hanya

menggunakan pukulan saja, akan tetapi bisa menggunakan sesuatu

yang bersifat mendidik.18

6) Metode reward dan punishment tanpa kekerasan

Dalam kamus bahasa inggris reward, diartikan sebagai

hadiah. Hadiah secara etimologi merupakan pemberian penghargaan,

penghormatan dan kenang-kenangan. Selanjutnya hadiah juga

diartikan sebagai ganjaran. Ganjaran di sini dimaknai pemberian

penghargaan atau sesuatu hal yang menyenangkan sebagai hadiah

bagi siswa atas prestasi yang diraihnya, baik dalam belajar maupun

dalam sikap perilaku. Dengan pemberian ganjaran diharapkan bisa

memotivasi siswa lainnya serta agar siswa tersebut dapat

mempertahankan dan meningkatkan hasil yang dicapainya sehingga

dapat mencapai target pendidikan secara maksimal.19

Pemberian motivasi berupa penghargaan, pujian ataupun

hadiah kepada anak, dapat menjadi salah satu latihan positif dalam

proses pembentukan akhlak. Secara psikologis seseorang yang akan

melakukan sesuatu pekerjaan membutuhkan sebuah motivasi atau

dorongan.

18
Napsen Efendi, Implementasi Metode Penanaman Nilai Akhlak Pada Anak , Hal 604
19
Hairul Fauzi, Membentukan Akhlak Terpuji Peserta Didik Melalui Penerapan Reward
Dan Punishment, At-Ta‟lim : Jurnal Kajian Pendidikan Agama Islam, Volume 3 Edisi 1 (April
2021), Hal 73. www.ejournal.an-nadwah.ac.id.
23

Sedangkan punishment menurut Indakusuma adalah suatu

tindakan hukuman yang diberikan oleh pendidik terhadap siswa

sehingga timbul efek jera. Dengan demikian, siswa akan sadar dan

berjanji tidak akan melakukan lagi. Hukuman digunakan karena

adanya sebuah pelanggaran dengan tujuan agar tidak terjadi

pelanggaran secara berulang.

Namun perlu diperhatikan bahwa jiika hukuman perlu untuk

diterapkan, maka harus diperhatikan dan dipikirkan secara matang

agar hukuman yang diberikan bernar-benar mengandung nilai

pendidikan. Dalam artian, hukuman yang diberikan mampu

menumbuhkembangkan kepribadian anak. Selain itu juga hukuman

yang diberikan, harus dilandasi dengan rasa cinta dan semata mata

demi kebaikan anak.20

c. Pengertian Pendidikan Akhlak

Kata pendidikan akhlak merupakan dua rangkaian kata yang

terdiri dari kata pendidikan dan akhlak. Sebelum peneliti menjelaskan

mengenai pendidikan akhlak, terlebih dahulu akan peneliti jelaskan

mengenai pengertian pendidikan, kemudian pengertian akhlak dan

selanjutnya pengertian pendidikan akhlak yang merupakan

penggabungan dari dua kata yaitu kata pendidikan dan kata akhlak.

20
Hairul Fauzi, Membentukan Akhlak Terpuji Peserta Didik Melalui Penerapan Reward
Dan Punishment, Hal 75.
24

Pendidikan merupakan bagian yang melekat dalam kehidupan.21

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pendidikan

adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai

daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak,

agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan

menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. 22

Pendidikan juga merupakan upaya yang dilakukan secara sadar

dan terencana untuk terwujudnya proses belajar dan pembelajaran

untuk mengembangkan potensi jasmani, rohani dan potensi lainnya,

sehingga dapat berkembang dalam ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor serta dapat hidup secara harmonis dalam hidup dan

kehidupan.23

Dalam konteks islam istilah pendidikan telah dikenal dengan

banyak istilah yang beragam yaitu “At-tarbiyah, At-ta‟lim dan At-

ta‟dib”. Dari setiap istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda-

beda, walaupun dalam beberapa hal mempunyai arti yang sama.

“Tarbiyah” berasal dari kata “rabba yurabbiy tarbiyatan” yang berarti

memelihara, mendidik dan mengasuh. Sedangkan “al-Ta‟lim” berasal


21
Munir Yusuh, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: LPK IAIN Palopo, 2018), Hal 7.
https://core.ac.uk/download/pdf/198238855.
22
Rahmat Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya”,
(Medan:Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2019), Hal 23-24. http://repository
.uinsu.ac.id/8064/1/Buku%20Ilmu%20Pendidikan%20Rahmat%20Hidayat%20%26%20Abdillah.
23
Hamengkubuwono, Ilmu Pendidikan Dan Teori-Teori Pendidikan, (Curup : CV. Karya
Harzi Zitaq, 2016), Hal 5. http://repository.iaincurup.ac.id/59/
25

dari kata “„allama” yang berarti proses transisi ilmu pengetahuan atau

sama dengan pengajaran, yang sering disebut dengan “transfer of

knowledge”. Kata “al-Ta‟dib” berasal dari kata “Adaba” yang berarti

bersopan santun dan beradab. Seseorang dalam menuntut ilmu harus

mempunyai sopan santun agar ilmu yang sedang dipelajari bisa

bermanfaat dan diridhoi oleh AllahTa‟ala.24

Dari uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa

pendidikan adalah segala upaya untuk mendidik, membimbing

membina, membentuk dan mengembangkan potensi peserta didik

sehingga menjadi manusia yang berpotensi dan berakhlak mulia serta

dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan dari sisi akhlak, secara etimologi, kata akhlaq berasal

dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari kata khuluq, yang berarti

adat kebiasaan, perangai, tabiat dan muru‟ah. Dengan demikian secara

etimologi, akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, watak, tabiat. 25

Adapun pengertian akhlak secara terminologi menurut Imam

Ghazali, akhlak adalah hay‟at atau sifat yang tertanam dalam jiwa

(manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang mudah

dilakukan tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Ibnu

Maskawaih juga memaparkan pandangannya mengenai pengertian dari

24
Suhartono dan Roidah Lina, Pendidikan Akhlak Dalam Islam, (Semarang: CV. Pilar
Nusantara, 2019), Hal 4-6.
http://repository.iainpurwokerto.ac.id/11783/1/Umi%20Faridatul%20Ngatiqoh_Nilai-
Nilai%20Pendidikan%20Akhlak%20Dalam%20Kitab%20na%E1%B9%A3%C5%8Di%E1%B8%
A5ul%20%27ib%C4%81d%20Karya%20Imam%20Nawawi%20Al-%20Bantani.
25
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: AMZAH, 2019), Hal 1.
26

akhak, yaitu keadaaan jiwa seseorang yang mendorong manusia untuk

melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran

terlebih dahulu. Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, akhlak adalah

bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan

perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang

disengaja.26

Istilah akhlak sebenarnya merupakan istilah yang netral, yaitu

mencakup pengertian baik dan buruk seseorang. Jika perbuatan yang

dilakukan itu melahirkan perbuatan yang baik menurut pandangan akal

dan syariat islam, maka disebut dengan istilah akhlak Mahmudah

(akhlak terpuji). Namun jika perbuatan itu dapat melahirkan perbuatan

yang buruk, maka disebut dengan akhlak Madzmumah (akhlak

tercela).27

Dari beberapa pengertian diatas peneliti dapat menyimpulkan,

akhlak adalah suatu kehendak yang melekat pada diri seseorang

sehingga menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa pertimbangan

apapun. Apabila perbuatan yang timbul sesuai dengan akal dan syariat

islam maka disebut akhlak terpuji (akhlak Mahmudah), sedangkan

perbuatan yang timbul tidak sesuai dengan akal dan syariat islam maka

disebut akhlak yang tercela (akhlak madzmummah).

Dengan demikian, maka pendidikan akhlak adalah segala bentuk

usaha yang dilakukan secara sadar untuk membina perkembangan

26
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, Hal 3-4.
27
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, Hal 6.
27

jasmani dan rohani sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan

akhlak adalah proses pembinaan budi pekerti anak sehingga menjadi

budi pekerti yang mulia (akhlak karimah).28

Berdasarkan definisi tentang pendidikan dan akhlak, peneliti

mensimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan akhlak adalah

usaha-usaha yang dilakukan individu maupun kelompok untuk

mendidik, membina, membimbing, dan menanamkan nilai-nilai yang

mengarahkan dalam berperilaku terpuji sehingga terbentuk manusia

yang tidak hanya ber-intelektual akan tetapi juga mempunyai budi

pekerti yang tertanam dalam jiwanya.

d. Macam – Macam Akhlak

1) Akhlak Terpuji (Akhlak Mahmudah)

Secara etimologi, akhlak “mahmudah” adalah akhlak yang

terpuji. Muhmudah merupakan bentuk “maf‟ul” dari kata hamida,

yang berarti dipuji. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji disebut

pula dengan “akhlaq al-karima” (akhlak mulia), atau “al-akhlaq al-

munjiyat” (akhlak yang menyelamatkan pelakunya).

Adapun mengenai pengertian akhlak mahmudah secara

terminologi, para ulama berbeda pendapat. Berikut ini dikemukakan

beberapa penjelasan tentang pengertian akhlak mahmudah atau

akhlak terpuji. Menurut Al-Ghazali, akhak terpuji merupakan

28
Resiana, Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang Terkandung Dalam Surah Al-
Luqman, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,2019), Hal 14.
http://repository.uinjambi.ac.id/1648/1/RESIANA%2C%20TP151449%2C%20Pendidikan%20Ag
ama%20Islam%20-%20Resiana%20Resi.
28

sumber ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT, sehingga

mempelajari dan mengamalkannya merupakan kewajiban individual

setiap muslim.

Menurut Ibnu Qayyim, pangkal akhlak terpuji adalah

ketundukan dan keinginan yang tinggi. Sifat-sifat terpuji,

menurutnya berpangkal dari kedua hal tersebut. Ia memberikan

gambaran tentang bumi yang tunduk pada ketentuan Allah SWT.

Ketika air menimpanya, bumi merespon dengan kesuburan dan

menumbuhkan tanaman-tanaman yang indah. Demikian pula

manusia, tatkala diliputi rasa ketundukan kepada Allah SWT,

kemudian turun taufik dari Allah SWT, ia akan meresponnya sifat-

sifat terpuji.

Menurut Abu Dawud As-Sijistani, akhlak terpuji adalah

perbuatan-perbuatan yang disenangi, sedangkan akhlak tercela

adalah perbuatan-perbuatan yang harus dihidari.

Jadi, yang dimaksud dengan akhlak mahmudah adalah

perilaku manusia yang baik dan disenangi menurut individu maupun

sosial, serta sesuai dengan ajaran yang bersumber dari Tuhan.

2) Akhlak Tercela (Akhlak Madzmumah)

Secara etimologi, kata “madzmumah” berasal dari bahasa

Arab yang artinya tercela. Oleh karena itu, akhlak madzmumah

artinya akhlak tercela. Istilah akhlak madzmumah digunakan dalam

beberapa kitab akhlak, seperti “ihya‟ Ulumuddin” dan “Ar-Risalah


29

Al-Qusyairiyyah”.

Semua bentuk perbuatan yang bertentangan dengan akhlak

terpuji, disebut akhlak tercela. Akhlak tercela merupakan tingkah

laku yang tercela yang dapat merusak keimanan seseorang, dan

menjatuhkan martabatnya sebagai manusia. Akhlak tercela juga

menumbulkan orang lain merasa tidak suka terhadap perbuatan

tersebut.

Akhlak tercela adalah akhlak yang bertentangan dengan

perintah Allah SWT. Dengan demikian, pelakunya mendapat dosa

karena mengabaikan perintah Allah SWT. Akhlak tercela merupakan

perilaku yang tidak baik. Oleh karena itu, perilaku ini harus dijauhi

karena tidak membawa manfaat bagi pelakunya.

e. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

Ajaran-ajaran agama Islam, merupakan tuntunan yang ditujukan

kepada manusia agar hidup di dunia menurut aturan norma yang

terpuji. Akhlak dalam ajaran islam memiliki kandungan untuk berbuat


29
baik dan terpuji. Karena itu, ruang lingkup pendidikan akhlak tidak

terlepas dari perbuatan-perbuatan yang terpuji, baik hubugannya

dengan Allah SWT sebagai hablunminallah (interaksi vertikal) dan

hubungannya dengan makhuk Allah SWT sebagai hablunminannas

(interaksi horizontal).

29
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: AMZAH, 2019), 181.
30

Akhlak mempunyai ruang lingkup yang secara khusus berkaitan

dengan pola hubungan. Pola hubungan yang dimaksud dalam akhlak

adalah sebagai berikut:30

1) Akhlak terhadap Allah SWT

Akhlak terhadap Allah SWT merupakan sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai

makhluk terhadap Khaliknya. Di antara akhlak mulia kepada Allah

SWT adalah:

a) Mentauhidkan Allah SWT

Tauhid adalah menegaskan Allah SWT, mengakui

bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. Dasar agama slam

adalah iman kepada Allah SWT Yang Maha Esa, yang disebut

dengan tauhid. Tauhid dapat berupa pengakuan bahwa Allah

SWT satu-satunya yang memiliki sifat “rububiyah dan

uluhiyah”, serta kemampuan nama dan sifat.

b) Taubat

Taubat adalah sikap menyesali perbuatan buruk yang

pernah dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta

menggantinya dengan perbuatan baik. Jika seseorang yang

bersalah melakukan taubat dan berkomitmen untuk tidak

melakukan perbuatan salah lagi, Allah SWT akan mengampuni

kesalahan tersebut.

30
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak , Hal 183
31

c) Husnuzhan (baik sangka) kepada Allah SWT

Husnudzon terhadap Allah SWT merupakan salah satu

akhlak terpuji. Diantara ciri Akhlak terpuji ini, adalah ketaatan

yang sungguh-sungguh kepada-Nya. Karena sesungguhnya, apa

yang ditentukan oleh Allah SWT kepada seorang hamba,

adalah jalan terbaik baginya. Allah SWT itu tergantung kepada

prasangka hamba-Nya.

d) Dzikrullah (mengingat Allah SWT)

Secara etimologi, dzikir berakar dari kata “dzakara”

yang artinya mengingat, memperhatikan, mengenang,

mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti, dan ingatan.

Biasanya perilaku dzikir diperlihatkan orang hanya dalam

bentuk renugan sambil duduk dengan membaca bacaan-bacaan

tertentu. Sedangkan dalam pengertian terminologi dzikir sering

dimaknai sebagai suatu amal ucapan atau amal qauliyah

melalui bacaan-bacaan tertentu untuk mengingat Allah SWT.

Dzikir kepada Allah SWT (dzikrullah) secara sederhana

dapat diartikan ingat kepada Allah SWT atau menyebut nama

Allah SWT secara berulang-ulang. Dzikir dalam pengertian

mengingat Allah SWT sebaiknya dilakukan setiap saat baik

secara lisan maupun dalam hati. Dimanapun kita berada,

sebaiknya selalu ingat kepada Allah SWT sehingga kita

dihadapan Allah SWT merasa malu akan berbuat dosa dan


32

maksiat kepadanya.

e) Tawakal atau menyerahkan segala urusan kepada Allah SWT

Tawakal adalah menyerahkan segala urusan kepada

Allah SWT setelah berbuat semaksimal mungkin, untuk

mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu,

syarat utaa bagi seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu

yang diharapkannya, ialah harus berusaha sekuat tenaga,

kemudian menyerahkan ketentuannya kepada Allah SWT,

dengan cara demikian, manusia dapat meraih kesuksesan dalam

hidupnya.

2) Akhlak terhadap Rasulullah

Nabi Muhammad adalah nabi utusan Allah SWT yang harus

dimuliakan oeh seluruh umat islam. Beliau diutus oleh Allah SWT

untuk seluruh umat manusia hingga hari kiamat. Kedatangan beliau

sebagai utusan Allah SWT merupakan rahmat bagi seluruh alam

atau “rahmatan lil‟alamin”. Diantara akhlak kepada Allah SWT

sebagai berikut:31

a) Mengikuti dan menaati Rosulullah SAW

Di antara akhlak kepada Rosulullah SAW adalah

mengikuti dan menaati apa yang diperintahkan dan diajarkan

kepada Rosulullah SAW. Mengikuti Rosulullah SAW dan

menaati Rosulullah SAW adalah salah satu bukti bahwa

31
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak , Hal 193.
33

seseorang mencintai Allah SWT.

Mengikuti dan menaati Rosulullah SAW berarti juga

mengikuti jalan dan petunjuk dan ajaran yang disampaikan

Rosulullah SAW. Petunjuk dan ajaran Rosulullah SAW terdapat

dalam Al-Qur‟an dan sunnah. Dua warisan itu yang

ditinggalkan Rosulullah SAW untuk umat manusia, yang

apabila selalu berpegang teguh kepada keduanya, maka umat

manusia tidak akan tersesat selama-lamanya.

b) Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rosulullah SAW

Di samping menjalankan petunjuk dan tuntunan

Rosulullah SAW, mencintai Rosulullah SAW juga dapat di

buktikan dengan mendoakan Rosulullah SAW, yaitu dengan

membaca sholawat sholawat dan salam kepada Rosulullah

SAW, maka seseorang telah mencintai beliau, karena membaca

sholawat dan salam adalah mendoakan, menyebut, dan juga

mencintai Rosulullah SAW. Bahkan Allah SWT dan para

malaikat-Nya juga mengucapkan sholawat kepada Rosulullah

SAW. Bahkan Allah SWT dan para malaikat-Nya juga

mengucapkan shalawat kepada Rosulullah SAW dalam QS. Al

– Ahzab ayat 56 :

         

    


Artinya : Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya
34

bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang


beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan
kepadanya. (QS. Al-Ahzab : 56).32

3) Akhlak terhadap diri sendiri

Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap

diri pribadinya baik itu jasmani maupun rohani. Menurut Samsul


33
Munir Amin diantara akhlak terhadap diri sendiri adalah:

a) Sabar

Sabar menurut terminologi adalah keadaan jiwa yang

kokoh, stabil, dan konsekuen dalam pendirian. Jiwanya tidak

tergoyahkan, pendiriannya tidak berubah bagaimnapun berat

tantangan yang di hadapi.

Menurut Athaillah, sabar adalah tabah menghadapi

cbaan dengan penuh kesopanan. Di pihak lain, Al-Qusyairi

menyebutkan bahwa sabar adalah lebur (fana) dalam cobaan,

tanpa menampakkan keluhan sedikitpun. Sikap sabar dilandasi

oleh anggapan bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan

iradah Tuhan.

b) Syukur

Syukur diperlukan adalah membuka dan menyatakan.

Adapaun menurut terminologi adalah menggunakan nikmat

Allah SWT untuk taat kepada Allah SWT dan tidak

32
Departemen Agama RI, Al Qur‟an Al Karim dan Terjemahnya, (Jakarta : Halim
Publishing & Distributing, 2013) , 426.
33
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: AMZAH, 2019), 198.
35

menggunakannya untuk berbuat maksiat kepada Allah SWT.

Syukur diperlukan karena semua yang kita lakukan dan

miliki di dunia adalah berkat karunia Allah SWT. Allah SWT

yang telah memberikan nikmat kepada kita, baik berupa

pendengaran, pengliatan, kesehatan, keamanan, maupun

nikmat-nikmat lainnya yang tidak terhitung jumlahnya.

c) Iffah (memelihara kesucian diri)

Iffah (memelihara kesucian diri) adalah menjaga diri

dari segala tuduhan, fitnah dan memelihara kehormatan. Upaya

memelihara kesucian diri hendaknya dilakukan setiap hari agar

diri tetap terjaga kesuciannya. Hal ini dapat dilakukan dengan

memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuat rencana dan

angan-angan yang buruk.

d) Ihsan (berbuat baik)

Dalam konteks perbuatan, ihsan adalah perbuatan baik

dalam hal ketaatan terhadap Allah SWT. Adapun secara

kaifiyatnya, adalah menyembah Allah SWT seakanakan

melihat-Nya, atau jika tidak melihat-Nya, sesungguhnya dia

melihat kita. Jadi, selain mengerjakan perintah-perintah yang

wajib, ihsan juga mengamalkan hal-hal yang sunnah.

Berbuat baik (ihsan), juga bisa dicerminkan dalam

perbuatan saling menghargai kepada sesama. Dengan

menghargai dan memahami pihak lain, akan menambah


36

pengetahuan tentang adat-istiadat dan kebiasaan orang lain, jika

kebetulan mereka berbeda dengan kita. Dengan demikian,

hubungan dapat berjalan secara harmonis, karena masing-

masing merasa hak-haknya dihormati. Kita tentu tidak mau

dipaksa oleh orang lain, sebagaimana orang lain tidak suka jika

kita paksa.

e) Al-Haya‟ (Malu)

Al-Haya‟ (malu) adalah sifat atau perasaan yang

menimbulkan sesuatu yang tidak baik. Orang yang memiliki

rasa malu, apabila melakukan sesuatu yang tidak baik akan

terlihat gugup, misalnya wajahnya menjadi merah. Sebaliknya,

orang yang tidak memiliki rasa malu, akan melakukan hal

tersebut dengan tenang tanpa ada rasa gugup sedikit pun.

Sifat malu adalah akhlak terpuji yang menjadi

keistimewaan ajaran Islam. Islam juga memandang sifat malu

perlu dimiliki oleh seluruh umatnya. Dengan sifat malu,

seseorang akan malu kepada diri sendiri dan kepada orang lain

untuk melakukan perbuatan yang tidak baik.

4) Akhlak terhadap sesama manusia

Al-Qur‟an sebagai kitab akhlak telah menetapkan beberapa

tata aturan pergaulan dengan sesama manusia mulai dari hal-hal

yang mungkin diabaikan oleh sebagian orang, seperti tata cara dan

jam-jam bertamu sampai kepada masalah usaha bisnis dan lain


37

sebagainya. Tujuannya agar silaturahmi manusia senantiasa terjalin

secara harmonis sebagai indikator bahwa manusia adalah makhluk

yang terhormat dan mulia. Manusia yang berakhlak adalah manusia

yang sadar hak dan kewajiban yang harus dijalankan terhadap

sesama manusia sesuai dengan petunjuk Al-Qur‟an dan sunnah

Rasul

Akhlak terhadap sesama manusia adalah memposisikan

manusia pada posisi sewajarnya, berkomunikasi dengan perkataan

baik dan benar, tidak berprasangka buruk, tidak mencari-cari

kesalahan dan kekurangan orang lain, tidak meremehkan dan

menyalahkan serta jika terjadi keslahpahaman tidak diperpanjang

tapi segera diklarifikasi dan saling memaafkan.34

Salah satu contoh akhlak kepada sesama manusia yaitu

Tawadhu. Sikap tawadhu' terhadap sesama manusia adalah sifat

mulia yang lahir dari kesadaran akan kemahakuasaan Allah SWT

atas segala hamba-Nya. Salah satu sikap tawadhu dengan orang lain

adalah menyapa ketika bertemu di jalan.

Adapaun Indikator Bentuk Tawadhu, yaitu berbicara santun,

rendah hati, suka menolong, patuh terhadap orang tua, patuh

terhadap nasihat guru, rajin belajar, dalam berpakaian dia rapi dan

sederhana.35

34
St. Johariyah, Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Akkhlak Anak, Vol.16 No.1
Agustus 2019. https://jurnal.fai.umi.ac.id/index.php/islamicresources/article/view/4/3
35
Purnama Rozak, Indikator Tawadhu Dalam Keseharian, Jurnal Madaniyah, Volume 1
Edisi XII Januari 2017, Hal 77. https://media.neliti.com/media/publications/195087-ID-indikator-
38

f. Dasar dan Tujuan Pendidikan Akhlak

Islam merupakan agama sempurna, sehingga setiap ajaran yang

ada dalam Islam memiliki dasar pemikiran, begitu pula dengan

pendidikan akhlak adapun yang menjadi dasar pendidikan akhlak

adalah Al-Qur‟an dan Al-Hadits. Dengan kata lain dasar-dasar yang

lain senantiasa dikembalikan kepada Al-Qur‟an dan Al-Hadits.

Ayat Al-Qur‟an yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah

surah Al Luqman ayat 17-18 :

          

            

            
Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah SWT) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri”. (QS. Luqman : 17-18).36

Berdasarkan ayat di atas, lukman menyuruh anaknya untuk

mendirikan shalat serta mengerjakan amar ma‟ruf nahi munkar, yang

pada dasarnya lukman memberikan kebiasaan untuk selalu tunduk dan

patuh terhadap perintah-Nya, yang pada akhirnya menjauhkan dari

prilaku sombong lagi membanggakan diri. Sehingga pendidikan akhlak

tawadhu-dalam-keseharian
36
Departemen Agama RI, Al Qur‟an Al Karim dan Terjemahnya, (Jakarta : Halim
Publishing & Distributing, 2013) , .
39

mulia harus diteladani agar menjadi manusia yang hidup sesuai dengan

tuntutan syari‟at Islam.37

Untuk mencapai kesempurnaan akhlak diharuskan mengetahui

tujuan akhlak, dengan mengetahui tujuan akhlak tersebut dapat

mengetahui apa sebenarnya akhlak itu. Imam Al-Ghazali menyebutkan

bahwa tujuan akhlak adalah “sa‟adah” ukhrawiyah (kebahagiaan

akhir). Lebih lanjut, Al Ghazali juga menyatakan bahwa kebahagiaan

yang hakiki adalah kebahagiaan akhirat. Adapun kunci untuk mencapai

kebahagiaan yang kekal dan abadi adalah “mardhatillah” (ridha Allah

SWT) tanpa ridho Allah SWT, kebahagiaan abadi tidak akan diraih.

Pada dasarnya, tujuan pokok akhlak dalam islam adalah agar

setiap muslim berbudi pekerti dan bertingkah laku baik dan mulia,
38
sesuai dengan ajaran islam. Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa

tujuan pendidikan akhlak adalah terwujudnya sikap batin yang mampu

mendorong manusia secara spontan untuk melakukan tingkah laku yang

baik, sehingga ia berprilaku terpuji, mencapai kesempurnaan sesuai

dengan substansinya sebagai manusia, dan memperoleh kebahagiaan

(al-sa‟adah) yang sejati dan sempurna.39

Dari uraian di dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan akhlak

adalah menjadikan manusia sebagai pribadi yang baik, memahami,


37
Sri Wahyuningsih, (2021), Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur‟an, Jurnal
Mubtadiin, Vol.7 No.2, Hal 196.
https://journal.annur.ac.id/index.php/mubtadiin/article/download/138/123/537
38
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: AMZAH, 2019), 19.
39
Anis Ridha Wardati, (2019), Konsep Pendidikan Akhlak Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Ibnu Maskawaih (Telaah Kitab Tahdzib al-Akhlaq), Jurnal Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah Vol.2 No.2, Hal 74.
https://ejurnal.staialfalahbjb.ac.id/index.php/darris/article/view/127/139
40

memiliki dan menggunakan kepribadian yang luhur dalam kehidupan,

baik secara vertikal yaitu hubungannya dengan Allah SWT maupun

horizontal yaitu hubungannya dengan makhluk, sehingga memberikan

kehidupan yang damai dan bahagia lahir maupun batin.

g. Faktor Pendukung dan Penghambat Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

1) Faktor Pendukung penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

a) Adanya kesadaran atau kehendak dalam diri siswa

Kehendak menurut bahasa adalah kemauan, keinginan, dan

harapan yang keras. Sedangkan takdir yaitu ketetapan tuhan, apa

yang sudah ditetapkan tuhan sebelumnya atau nasib manusia.

b) Teladan

Teladan dalam diri guru yang memiliki kedekatan dengan

lingkungan siswa disekolah akan dijadikan contoh oleh siswanya.

Karakteristik pendidik yang baik seperti kedisiplinan, kejujuran,

keadilan, kebersihan, kesopanan, ketulusan ketekunan, kehati-

hatian, akan selalu direkam dalam pikiran siswa dan dalam batas

waktu tertentu akan diikuti mereka.

c) Kerjasama dan dukungan dari orang tua

Kerjasama dan dukungan dari orang tua juga harus berupaya

untuk menciptakan rumah tangga yang harmonis, tenang dan

tentram, sehingga anak dengan mudah untuk diarahkan pada hal-

hal yang positif. Dalam keteladanan orang tua harus memberikan

contoh langsung tentang bagaimana kehidupan muslim sehari-hari


41

seperti sholat pada waktunya, kejujuran, sopan santun dan

sebagainya.

d) Sarana dan prasarana

Guna kegiatan-kegiatan yang diprogramkan khusus untuk

penanaman nilai –nilai pendidikan akhlak siswa seperti adanya

tempat ibadah seperti masjid dipergunakan untuk kegiatan-

kegiatan keagamaan seperti sholat dhuhur berjamaah, sholat

dhuha, sholat jumat, dan bisa juga digunakan untuk kegiatan

majlis ta`lim untuk penyampaian materi agama yang sifatnya

untuk penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak siswa. Kegiatan-

kegiatan tersebut bisa bejalan efektif apabila sarana dan

prasarananya cukup.

2) Faktor penghambat penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

a) Memainkan Hand phone (HP): Kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi berkembang cepat sekali, sehingga kemudahan hidup

semakin meningkat. Jarak yang jauh tidak menjadi hambatan

untuk saling berhubungan antara satu sama lain, bahkan dunia

terasa kecil dan transparan. Apapun yang terjadi suatu tempat,

akan segera diketahui diseluruh pelosok dunia.

b) Lingkungan siswa: Manusia hidup selalu berhubungan dengan

manusia lainya dan dalam pergaulan itu timbullah saling

mempengaruhi dalam pikiran, sifat dan tingkah laku.40

40
Muhammad Warif, Strategi Guru dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di
Madrasah Aliyah Al-Wasi Bontoa Kabupaten Maros, IQRA : Jurnal Pendidikan Agama Islam,
42

2. Kitab Maulid Simtudduror

a. Biografi Kitab

Kitab Maulid Simtudduror adalah kitab yang menjelaskan

tentang sejarah nabi agung Muhammad. kitab ini menerangkan riwayat

hidup nabi Muhammad dari lahir, diangkat seorang Rasul dan segala

mukjizat-mukjizat yang didapatkan beliau. Kitab itu ditulis setelah

kitab-kitab maulid yang telah masyhur terlebih dahulu seperti

alBarzanji, adz-Dziba‟i, Burdah dan lain-lain.

Walaupun esensi kitab Simtudduuror tidak berbeda dengan

kitab-kitab maulid yang telah ada, tetapi Simtudduror mempunyai gaya

penulisan sendiri. Kitab Maulid Simtudduuror sebagai karya sastra pun

patut untuk dinikmati. Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi menulisnya

dengan cita rasa syair yang tinggi.

Kitab Maulid simtudduror terdiri dari beberapa pasal yang

dipisahkan dengan sigot salawat (Allahumma salli wa sallim asrafa

solati wa taslim ala sayyidina wa nabiyyina muhammadinirr

‟aufurrahim).41 Adapun susunan isi dalam Kitab Maulid Simtudduuror

adalah sebagai berikut:

1) Shalawat pertama: mencakup bentuk-bentuk salawat nabi

2) Shalawat kedua: juga mencakup bentuk-bentuk salawat nabi.

3) Pasal yang pertama merupakan mukadimah dari kitab tersebut

Volume 1 Nomor 1, Juni 2021, Hal 22-23.


https://journal.unismuh.ac.id/index.php/iqra/article/view/5802
41
Achmad Syukron Abidin,(2020), Nilai-Nilai Tasawuf Dalam Kitab Simthu Ad-Durar
Karya Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsyi: An-Nur Jurnal Studi Islam, Vol X, No. 2,Hal 170.
https://jurnalannur.ac.id/index.php/An-Nur/article/download/87/85/375
43

yang berisi tentang syukur dan pujian kepada Allah SWT yang

memberikan nikmat paling agung yang diberikan kepada manusia

seisinya atas terciptanya nabi Muhammad.

4) Pasal ke dua berkaitan tentang pujian dan tasbih kepada Allah

SWT atas penciptaan nabi Muhammad.

5) Pasal ketiga mencakup tentang kedua syahadat dan tawasul dengan

shalawat.

6) Dalam pasal keempat Habib Ali menerangkan kekhususan dan

keistimewaan nur Muhammad. dikatakan di dalamnya bahwa

dikarenakan nur Muhammad wujudlah segala yang ada.

Diceritakan pula bahwa nur Muhammad berpindah-pindah dari

tulang rusuk satu ke tulang rusuk yang lain, sampai kepada rahim

Aminah kemudian lahirlah nabi Muhammad.

7) Pasal kelima mencakup tentang keutamaan dan keistimewaan nur

Muhammad yang berpindah-pindah.

8) Pasal keenam mencakup kemuliaan nur Muhammad sebelum

dilahirkan oleh ibu tercinta yaitu Aminah.

9) Pasal ketujuh menerangkan tentang kisah yang menakjubkan

sebelum detikdetik kelahiran Nabi Muhammad.

10) Pasal kedelapan adalah mahalul qiyam yang berisi tentang pujian

kepada Nabi Muhammad.

11) Pasal kesembilan adalah pasal yang berisi tentang keajaiban-

keajaiban berbarengan dengan lahirnya Nabi Muhammad.


44

12) Pasal kesepuluh mencakup masa-masa kepengasuhan nabi

Muhammad yang juga terdapat keajaiban-keajaiban pada masa

kepengasuhan di bawah Halimah.

13) Pasal kesebelas menerangkan masa pertumbuhan nabi Muhammad

hingga iya di datangi malaikat yang datang padanya.

14) Pasal kedua belas adalah pasal yang berisi tentang ajakan dakwah

nabi dan mukjizat-mukjizat yang dimiliki nabi.

15) Pasal yang ketiga belas adalah pasal yang secara khusus

menceritakan isra‟ mi‟raj nabi Muhammad tentang keajaiban dan

kemuliaan yang mencapai maqam tertinggi di antara makhluk

Allah SWT.

16) Pasal keempat belas menerangkan tentang akhlak kemuliaan Nabi

Muhammad.

17) Pasal kelima belas mencakup kemuliaan akhlak nabi Muhammad

18) Pasal keenam belas adalah pasal berisi doa dan tawasul.42

b. Sejarah Penulisan Kitab Maulid Simtudduror

Kitab Simtudduror ditulis oleh Habib Ali Bin Muhammad Al-

Habsyi ketika berusia 68 tahun. Pada hari Kamis tanggal 26 shafar

1327 H/18 Maret 1909, Habib Ali mendiktekan paragraf awal Maulid

Simtudduror setelah memulainya dengan basmalah, yakni mulai dari al-

hamdu lillahil qawiyyi sulthanuh dan seterusnya hingga wa huwa min

fawqi ilmi ma qad ra-athu rif‟atan fi syu-unihi wa kamala.

42
Achmad Syukron Abidin, Hal 171-172.
45

Setelah pendahuluan dibacakan, Habib Ali berkata”Insya Allah

aku akan menyempurnakannya. Sudah sejak lama aku berkeinginan

untuk menyusun kisah maulid”. Pada hari selasa awal Rabi‟ul awwal

1327 H/23 Maret 1909 M. Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi

memerintahkan agar maulid yang telah ditulis dibaca, Habib Ali

membukanya dengan Fatihah yang agung. Kemudian pada malam rabu,

9 Rabi‟ul Awwal, Habib Ali mulai membaca maulidnya di rumah

beliau setelah maulid itu di sempurnakan. Habib Ali berkata, “Maulid

ini sangat menyentuh hati, karena baru saja selesai di ciptakan”.

Pada hari Kamis 10 Rabi‟ul Awwal 1327 H/1 April 1909 M,

Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi menyempurnakan lagi. Pada

malam sabtu, 12 Rabi‟ul Awwal 1327 H, Habib Ali membaca maulid

tersebut di rumah muridnya, Sayyid „Umar bin Hamid as-Seggaf. Sejak

hari itu Habib Ali kemudian membaca maulidnya sendiri: Simtudduror.

Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi mengatakan “jika

seseorang menjadikan kitab maulidku ini sebagai salah satu wirid atau

menghafalnya maka, maka sir atau rahasia junjungan nabi Muhammad

akan nampak pada dirinya. Aku mengarang dan mengimlakkanya,

namun setiap kali kitab itu dibacakan kepadaku, dibukakan bagiku

pintu untuk berhubungan dengan nabi Muhammad SAW. Pujianku

kepada Nabi Muhammad dapat di terima oleh masyarakat. Ini karena

besarnya cintaku kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan dalam surat-

suratku, ketika aku menyifatkan Nabi Muhammad, Allah membukakan


46

kepadaku susunan bahasa yang tidak ada sebelumnya. Dalam surat-

suratku ada sifat agung Nabi Muhammad, andaikan nabhani

membacanya, tentu ia akan memenuhi kitab-kitabnya dengan sifat-sifat

yang agung.43

3. Biogari Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi

Al-Habib Al-Iman Al-„Allaamah Ali bin Muhammad bin Husain

Al-Habsyi dilahirkan pada hari Jum‟at 24 Syawal 1259 H di Qasam,

sebuah kota di negeri Hadramaut. Beliau dibesarkan di bawah asuhan dan

pengawasan kedua orang tuanya, ayahanda: Al-Imam Al-„arif-billah

Muhammad bin Husain bin Abdullah Al-Habsyi dan ibundanya; As-

syarifah Alawiyyah binti Husain bin Ahmad Al-Haadi Al-Jufri, yang pada

masa itu terkenal sebagai seorang wanita yang shalih dan amat bijaksana.

Adapun silsilah Habib Ali Bin Muhammad Al Habsyi yang sampai

kepada Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut: „Alī bin

Muḥammad Bin Ḥusein bin Abdullah bin Syekh bin Abdullah bin

Muḥammad Bin Ḥusein bin Ahmad Shahib Asy-Syib bin Muḥammad

Asghar bin Alwi bin Abu Bakar al-Ḥabsyī bin „Alī bin Ahmad bin

Muḥammad „Asadullah bin Ḥasan at-Turabi bin „Alī bin alFaqih al-

Muqaddam Muḥammad bin „Alī bin Muḥammad Shahib Mirbath bin „Alī

Khalī Qasam bin Alwi bin Muḥammad bin Alwi bin Ubaidillah bin al-

Muhajir Ahmad bin Isa bin Muḥammad Nagib bin „Alī al-Uraidhi bin

Ja‟far as-Sadiq bin Muḥammad al-Baqie bin „Alī Zainal „Abidin bin

43
Achmad Syukron Abidin, Hal 170.
47

Ḥusein bin Fatimah az-Zahra binti Muḥammad shalallahu „alaihi wa sallam

bin Abdillah.

Sejak kecil Habib Ali dididik langsung oleh kedua orang tuanya.

Namun pada usianya yang ke-7 ayahnya yakni Habib Muhammad

berangkat ke Makkah dan tinggal di sana. Sehingga kepengasuhan Habib

Ali langsung dipegang oleh ibundanya yaitu Habibah Alawiyyah dan para

guru yang ada di sekitar tempat kelahirannya. Atas permintaan sang ayah

yaitu Habib Muhammad, pada usia 17 tahun Habib Ali berangkat ke

Makkah bersama rombongan haji dan belajar selama dua tahun. Setelah itu

Habib Ali kembali ke Seiwun dan mengambil ilmu dari tokoh-tokoh ulama

di sana. Pada usia yang amat muda, Habib Ali telah mempelajari dan

mengkhatamkan Al-Qur‟an dan berhasil menguasai ilmu zhahir dan bathin

sebelum mencapai usia yang biasanya diperlukan untuk itu.

Nama Habib Ali begitu terkenal sehingga beliau diangkat menjadi

Imam di Masjid Hambal. Beliau menjadi imam di sana selama tiga puluh

tahun lamanya, selama itu beliau mengajarkan ilmu lahir dan tidak

menyibukkan diri dengan ilmu batin. Hal ini sesuai dengan pesan gurunya

yaitu Habib Abu Bakar, “Syarat pertama yang aku ajukan kepadamu

(Habib Ali) adalah bahwa kau harus terus mengajarkan ilmu zhahir, dan

tidak boleh menyibukkan diri dalam ilmu bathin.” Masjid itu pun begitu

ramai dengan orang yang beribadah dan menuntut ilmu, hingga Habib Ali

mempunyai ar-ribath (pondok pesantren).44

44
Achmad Syukron Abidin, Hal 166.
48

Dalam mengembangkan dan mengamalkan ilmunya, pada usia ke-

37 tahun Habib Ali membangun “ar-Ribath” (pondok pesantren) di

Seiwun. Ar-Ribath ini merupakan ribat yang dibangun pertama kali di

Hadramaut. Ribat ini dibangun dan di khususkan bagi penuntut ilmu yang

datang dari dalam ataupun luar kota. Ribath itu menyerupai masjid dan

terletak di sebelah timur halaman masjid „Abdul Malik. Habib Ali

membangun beberapa kamar di lantai atas dan bawah serta fasilitas lainnya

guna tempat tinggal mereka yang menuntut ilmu.

“Ar-Ribath” ini begitu sering dikunjungi orang-orang yang

menuntut ilmu. Ketika seseorang telah menyelesaikan pelajarannya, maka

aka nada orang yang lain yang menggantikannya. Ribat ini sangat ramai

sehingga Habib Ali mendengar gemuruh orang-orang yang membaca al-

Qur‟an, berzikir dan belajar.

Selain aktif berkegiatan dakwah dan penyebaran ilmu secara

langsung, Habib Ali juga menggemakan syiar islam lewat pena. Selain

Kitab Maulid Simtudduror, banyak juga karya lainnya, baik yang disusun

langsung olehnya maupun oleh murid-murid, para pengikut, dan

keturunannya. Di antaranya adalah kitab-kitab kumpulan amalan yang

berisi wirid, hizib, ratib, dan lain-lain, yang sebagian besar berasal dari Al-

Qur‟an, hadits dan amalan para ulama terkemuka.

Seiring dengan usianya yang semakin bertambah penglihatan beliau

semakin kabur. Hingga dua tahun sebelum wafatnya beliau, penglihatan

beliau hilang sama sekali. Keadaan kesehatan beliau pun semakin buruk.
49

Akhirnya pada waktu Zuhur hari Minggu 20 Rabi‟u as-Sani 1333 H beliau

dipanggil oleh Allah SWT. Pada waktu Ashar keesokan harinya, jenazah

beliau dishalatkan di halaman masjid Riyad yang diimami oleh anak beliau,

Habib Muhammad, jenazahnya dimakamkan di sebelah barat masjid Riyad.

Dalam wasiatnya Habib Ali menunjuk putra beliau yaitu Habib

Muhammad bin Ali al-Habsyi sebagai pengganti khalifahnya.45

Dalam perkawinannya dengan seorang wanita Qasam, Habib Ali di

anugerahi Allah SWT seorang anak yang dinamainya Abdullah. Dan dari

perkawinannya dengan Hababah Fatimah binti Muhammad bin Segaf

Mulachela, beliau di anugerahi empat anak yaitu Muhammad, Ahmad,

Alwi, dan Khadijah.

Di antara putra-putranya yang paling dikenal di Indonesia adalah

putranya yang bungsu, Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, pendiri Masjid

Riyadh di Gurawan, Solo (Surakarta). Ia dikenal sebagai pribadi yang amat

luhur budi pekertinya, lemah lembut, sopan dan santun, serta ramah tamah

terhadap siapa pun, terutama kaum yang lemah, fakir miskin, yatim piatu.

Rumah kediamannya selalu terbuka bagi para tamu dari berbagai golongan

dan tidak pernah sepi dari pengajian dan pertemuan-pertemuan keagamaan.

Habib Alwi bin Ali putra dari Habib Ali al-Habsyi setiap tahunnya

menyelenggarakan Haul di kota Surakarta. Habib Alwi-lah yang pertama

kali menggelar Haul sang ayah. Masyarakat dari berbagai daerah datang

menghadiri Haul. Haul tersebut di isi dengan ceramah, nasihat, dan pidato

45
Achmad Syukron Abidin, Hal 167.
50

ilmiah. Beliau tinggal dan melanjutkan kegiatan-kegiatan yang telah

dilakukan oleh ayahnya di Surakarta.

Selain berdakwah keliling kota, sehingga muridnya menjangkau

ribuan orang dan merata di berbagai tempat. Disana di bangun masjid Ar-

Riyadh beserta Ribath atau zawiyah semacam pesantren dan tempat

pengajian ala Hadramaut sebagai pusat kegiatan dakwahnya. Di masjid

Riyadh itulah Habib Alwi menyelenggarakan kegiatan ibadah dan taklim.

Masjid tersebut dibangun pada tahun 1953. Habib Alwi wafat di kota

Palembang pada tanggal 20 Rabi‟ul Awwal 1373H, bertepatan dengan 27

November 1953 M, dan dimakamkam di kota Solo. Setelah Habib Alwi

wafat, kepemimpinan masjid Riyad di Solo berbindah kepada Habib Anis

bin Alwi al-Habsyi. Dan sekarang sudah digantikan oleh Habib Husain bin

Anis bin Alwi bin Ali al-Habsyi. Tradisi Haul Habib Ali masih ada sampai

sekarang.
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian dapat digambarkan sebagai prosedur dan metode untuk

meneliti, merumuskan, mengumpulkan data, menganalisis, membahas, dan menyi

mpulkan masalah yang menjadi fokus penelitian.46 Pada tahap ini peneliti

akan menjelaskan beberapa teknis metode-metode yang digunakan dalam

penelitian ini.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.47 Sehingga pada

penulisan skripsi ini hanya disuguhkan data berupa deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai Pendekatan alamiah.

Sementara Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif deskriptif karena data yang diperoleh berupa kata-kata

teks wawancara, gambar, catatan lapangan dan lain-lain. Dalam penelitian

yang dilakukan, pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti berusaha

mengungkap fakta dan lain-lain

Peneliti menggunakan Pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif

adalah untuk membantu peneliti memberikan deskripsi dan kesimpulan juga


46
Musfiqon, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya 2012), hal
15.
47
Musfiqon, Pendekatan Penelitian Pendidikan, hlm 15

51
52

analisis data. Selain itu, Pendekatan deskriptif kualitatif ini cocok dengan

fokus pada kajian penelitian ini , yaitu penanaman nilai-nilai pendidikan

akhak melalui kegatan pembacaan Kitab Mauilid Simtudduror karya Al-Habi

Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah suatu tempat yang akan dijadikan

sebagai bidang penelitian atau tempat penelitian dilakukan . Daerah penelitian

biasanya berisi lokasi (desa, Organisasi, Acara, teks, dan sebagainya). 48

Lokasi penelitian secara umum merupakan Pendeskripsian lokasi

dilaksanakannya penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

yang berlokasi di jalan Tengiri No. 2 Kelurahan Sobo, Kecamatan

Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan lokasi dilakukan karena

terdapat beberapa keunikan, antara lain:

1. Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi merupakan sebuah madrasah yang

berada di bawah naungan Departemen Agama Banyuwangi.

2. Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi memiliki program yang berbeda

dengan madrasah lain dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak

yaitu kegiatan Pembacaan Maulid Simtudduror karya Al-Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al-Habsy yang relevan untuk dijadikan penelitian

tentang Penanaman Nilai Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan

48
Tim penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember : UIN KH. Achmad Siddiq
Jember, 2021), hal 47.
53

Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

3. Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi memiliki prestasi yang unggul

dan terus berkembang maju.

C. Subjek Penelitian

Penentuan subyek dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive, yaitu teknik penentuan informan dengan pertimbangan mampu

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Adapun pertimbangan

dalam penelitian ini tentang Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui

kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Hhabib Ali bin

Muhammad Bin Husain Al Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

Pertimbangan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu orang-orang yang

dianggap memahami dan mengerti tentang tujuan yang dimaksud peneliti,

sehingga memudahkan peneliti untuk mengetahui situasi yang akan diteliti.

Terdapat dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

sumber pertama yang diperoleh dari wawancara peneliti dengan informan.

Dalam penelitian ini subyek penelitian atau informan yang terlibat antara

lain :

a. Drs. H. Abd. Hadi Suwito M.Pd. I selaku Kepala Madrasah Aliyah

Negeri 1 Banyuwangi dipilih kerana menjadi penanggung jawab

dalam segala kegiatan yang berada di lingkungan madrasah.


54

b. Akhmad Musollin, S.Ag M.Pd.I selaku bidang Keagamaan Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi dipilih karena kegiatan ini dalam

naungan bidang keagamaan.

c. Ahmad Rizki M S.Pd selaku kordinator pelaksana kegiatan

Pembacaan Maulid Simtudduror di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi dipilih karena menjadi informan yang paling mengetahui

tentang kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror

d. Mochmamad Nur Hadi, S.Pd selaku guru di Madrasah Aliyah Negeri

1 Banyuwangi dipilih karena dianggap sebagai informan yang

mengetahui dan mengamati tingkat keberhasilan penanaman nilai

dalam kegiatan tersebut.

e. Peserta didik Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi di pilih karena

di anggap sebagai informan yang menjadi objek penanaman nilai

pendidikan akhlak.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh sebagai pendukung dari

data primer yang berupa hasil observasi, dokumentasi, serta berbagai

referensi yang berupa data buku, skripsi, tesis, jurnal yang relevan dengan

Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan

Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Hhabib Ali bin Muhammad Bin

Husain Al Habsyi.
55

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah atau cara yang

dilakukan oleh peneliti guna memperoleh data yang valid dan dapat

dipertanggungjawabkan. Agar penelitian ini berjalan dengan baik, maka

peneliti menentukan teknik pengumpulan data, adapun beberapa teknik

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara untuk memperoleh

data dengan cara yang sistematis terhadap objek penelitian baik secara

langsung maupun tidak langsung. Observasi yang dilakukan oleh peneliti

di sini dilakukan dengan cara peneliti mendatangi lokasi penelitian secara

langsung dan melihat dengan mata dan kepala sendiri mengenai

fenomena yang terjadi, mendengar, dan kemudian mencatat serta

menganalisis.

Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi pasif, yaitu peneliti tidak ikut andil dalam kegiatan yang

dilakukan. Peneliti hanya mengamati dan mencatat mengenai objek

penelitian.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data

yang riil tentang bagaimana penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Habib

Ali bin Muhammad Bin Husain Al Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.


56

Adapun data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik

observasi antara lain:

1. Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror adalah program yang

di jalankan oleh Madrasah Aliyah Negerti 1 Banyuwangi dalam

rangka menanamkan nilai-nilai pendidikan Akhlak. Kegiatan tersebut

merupakan kegiatan pembacaan sholawat dan syair-syair pujian

terhadap Rosulullah SAW yang juga diiringi dengan kesenian musik

hadrah al-banjari.

2. Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror dilaksanakan di

Masjid Darul Muta‟allimin Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

dan di ikuti oleh seluruh peserta didik Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi

3. Kegiatan pembacaan Kitab Maulid simtudduror karya Al-Habib Ali

bin Muhammad bin HusainAl-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

banyuwangi dilaksanakan setiap hari jumat pagi tepatnya pada pukul

06.30 hingga pukul 07.30 WIB. Kegiatan tersebut di awali dengan

pembacaan Tawassul kepada Nabi Muhammad dan di akhiri dengan

doa penutup.

4. Kitab Maulid Simtudduror berisi tentang kisah kelahiran manusia

paling mulia dan menjadi suri tauladan yakni Nabi Muhammad SAW

beserta akhlak-akhlak, sifat-sifat, dan juga riwayat hidupnya.

Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror diadakan dalam

rangka untuk menanamkan nilai pendidikan akhlak kepada peserta


57

didik madrasah melalui kandungan Kitab tersebut.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa

wawancara ialah proses interaksi atau kegaiatn tanya jawab antara

pewawancara dengan sumber informasi atau orang yang diwawancarai

yang dilakukan melalui komunikasi langsung untuk memperoleh suatu

informasi.49

Teknik wawancara yang dipakai oleh peneliti menggunakan jenis

wawancara tidak terstruktur. Jenis wawancara tidak terstruktur ini

merupakan merupakan wawancara yang bebas di mana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan di

tanyakan.50

Dalam hal ini wawancara digunakan untuk dapat memperoleh

data tentang Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui kegiatan

pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Habib Ali bin

Muhammad Bin Husain Al Habsyi di MAN 1 Banyuwangi.

Adapun data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik

wawancara antara lain:

49
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan,
Hal 372.
50
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualtati dan R&D (Bandung : Alfabeta), Hal
306.
58

a. Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror merupakan upaya

yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak

kepada peserta didik, adapaun nilai-nilai pendidikan akhlak yang di

tanamkan dalam kegiatan tersebut yaitu akhlak kepada Allah, akhlak

kepada Rosulullah, dan akhlak kepada sesama manusia.

b. Metode yang digunakan dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yaitu

metode keteladanan dengan guru memberikan contoh teladan yang

baik kepada peserta didik dan metode pembiasaan dengan

membiasakan peserta didik bersholawat kepada Nabi Muhammad

SAW.

c. Dukungan dan fasilitas yang di berikan oleh pihak madrasah dan

kerjasama guru demi kelancaran kegiatan pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror merupakan faktor pendukung dalam menanamkan nilai-

nilai pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror. Selain itu, motivasi dan tekad siswa untuk selalu

berbuat baik dapat mempermudah guru dalam menanamkan nilai-

nilai pendidikan akhlak.

d. Ada beberapa faktor penghambat dalam menanamkan nilai-nilai

pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror yaitu masih ada peserta didik yang mengobrol dan aktif

bermain handphone ketika kegiatan berlangsung sehingga terjadi

ketidakfokusan dalam mengikuti kegiatan tersebut.


59

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis.51 Teknik Dokumentasi adalah metode pengumpulan data

dengan jalan mengumpulkan data-data tertulis atau cetak, yang berbentuk

tulisan, gambar, rekaman yang diabadikan selama wawancara

berlangsung dan catatan lain yang berhubungan dengan pokok persoalan

tentang hal yang diteliti.

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ini merupakan

pelengkap dari teknik wawancara dan observasi. Dengan teknik

dokumentasi ini peneliti dapat memperoleh foto atau gambar sehingga

dapat memperkuat hasil yang diperoleh. Adapun dokumen yang

diperoleh dari penelitian ini yakni sebagai berikut: dokumentasi berupa

gambar, tulisan, data, dan arsip dalam bentuk berkas yang berkaitan

dengan penelitian.

Adapun data yang diperoleh peneliti menggunakan teknik

dokumentasi antara lain:

a. Dokumen Profil Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

b. Dokumen Visi Misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

c. Data pendidik dan kependidikan Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi

d. Data jumlah siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

51
Hardani et al., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu,2020),149.https://www.researchgate.net/profile/HardaniHardani/publication/340021548_Buk
u_Metode_Penelitian_Kualitatif_Kuantitatif/links/5e72e011299bf1571848ba20/Buku-Metode-
Penelitian-Kualitatif-Kuantitatif.pdf
60

e. Data sarana prasarana Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

f. Foto-foto pelaksanaan kegiatan pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror karya Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al

Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

E. Analisis Data
Analisis data adalah proses pengolahan data secara sistematis yang

diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi, serta mengklasifikasi

data ke dalam beberapa kategori. Data yang dihasilkan kemudian diubah

menjadi satuan sintetis. Sehingga data yang dihasilkan dapat dibentuk dan

dipilah untuk dipelajari, digunakan dan digunakan dalam penelitian. Hasil dari

proses analisis data diharapkan dapat memberikan kesimpulan yang mudah

dipahami oleh peneliti dan orang lain.52

`Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan karena tidak

terlibat di lapangan, selama dan setelah selesai lapangan, tetapi difokuskan

pada analisis data kualitatif selama proses penelitian lapangan beserta

pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam peelitian ini

adalah teknik analisis model interaktif Miles, Huberman, dan Saldana.53

Komponen dalam analisis data Miles Huberman dan Saldana sebagai berikut:

1. Kondensasi Data

Adapun Kondensasi data merupakan proses menyeleksi, memilih

,menyederhanakan, mengabstrakkan dan menginformasikan data yang

mendekati keseluruhan bagian catatan-catatan lapangan yang berbentuk

52
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2019) hal 320.
53
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldana, Qualitative Data
Analysis (USA: SAGE Publishing, 2014), Hal 12 – 14.
61

tulisan, hasil wawancara, dokumen-dokumen dan materi empiris lainnya.

Menurut Miles dan Huberman, kondensasi merujuk kepada proses

menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksi dan

mentransformasi data yang terdapat pada catatan lapangan maupun

transkip. Dalam penelitian ini diantaranya:

a. Selecting, peneliti harus dapat menentukan data yang digunakan dan

tidak digunakan.

b. Focusing, peneliti harus memberikan perhatian lebih pada data-data

yang penting.

c. Simplifying, peneliti harus menyederhanakan terhadap data agar

mudah dipahami.

d. Abstracting, Peneliti memberikan gambaran secara umum atau

gambaran ketika menampilkan data.

e. Transforming, mendeskripsikan gambaran umum ke dalam bentuk

tampilan data yang mudah dipahami.54

2. Penyajian Data

Data display adalah sekumpulan informasi yang tersusun dengan

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dengan melihat penyajian, kita dapat memahami apa yang

seharusnya di lakukan. Peneliti ini menyajikan data berupa deskriptif atau

menjabarkan data mengenai Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-Habib

54
Morison, Riset Penelitian (Jakarta: Prenada Media Group, 2019), hlm 19-20.
62

Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi.

Penyajian data pada tahap ini peneliti mengorganisasikan data yang

didapat, apabila data sesuai dengan fokus penelitian maka peneliti

menggabungkan data terebut ke dalam Penanaman nilai-nilai pendidikan

akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Kemudian,

peneliti menguraikan hasil isi dari data tersebut.

Tahap berikutnya, peneliti memahami informasi data yang telah

terkumpul untuk kemudian dianalisis dan di koreksi kembali apakah data-

data tersebut telah sesuai dengan yang peneliti inginkan ataukah peneliti

mengambil tindakan kembali hasil dari data yang telah tersaji terkait

Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan

Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin

Husain Al-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

3. Verifying Conclusions

Tahap ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak disertai dengan bukti-

bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

didukung bukti-bukti yang kuat saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan


63

kesimpulan yang kredibel.55

Pada tahap ini, setelah data-data telah terkumpul dan dikoreksi

dengan teliti, sesuai dengan fokus penelitian ini dan telah diverifikasi maka

tahap akhir peneliti memberi kesimpulan tentang Penanaman Nilai-Nilai

Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror Karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

F. Keabsahan Data

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. Triangulasi adalah cara untuk menguji keabsahan data

yang memanfaatkan data yang lain dan mengecualikan data yang sudah ada.

Triangulasi bertujuan verifikasi atau untuk perbandingan data dengan data

lain. Alasan peneliti menggunakan triangulasi karena peneliti ingin mengecek

temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber.

1. Triangulasi sumber merupakan kegiatan membandingkan data dari sumber

yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.56 Dalam hal ini, peneliti

berusaha membandingkan data dengan hasil wawancara dengan kepala

sekolah, bidang keagamaan, koordinator kegiatan, guru,, peserta didik.

2. Triangulasi teknis adalah memeriksa keabsahan data dari sumber yang

sama dengan menggunakan metode yang berbeda..57 Misalnya data

diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi dan diperkuat

55
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldana, Qualitative Data Analysis
(USA: SAGE Publishing, 2014), 15 & 16
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2019) hal 369.
57
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, hal 369.
64

dengan data dokumentasi.

Alasan peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik adalah

karena data yang diperoleh peneliti benar atau sesuai dengan data yang

peneliti cari. Dengan demikian, data yang diperoleh harus diverifikasi

menggunakan teknik triangulasi.

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam tahap penyelesaian penelitian ini, ada tiga tahapan yang dilalui

oleh peneliti yaitu pra penelitian, penelitian, dan pasca penelitian. Tahap-

tahap penelitian ialah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

a. Observasi

b. Mengidentifikasi masalah/keunikan

c. Pengajuan judul penelitian ke Dosen Pembimbing Akademik (DPA)

d. Melakukan kegiatan pustaka yang sesuai dengan judul penelitian

e. Menyusun rancangan penelitian diantaranya judul, konteks penelitian,

fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan metode

pengumpulan data.

f. Menentukan informan

g. Membuat matrik

h. Mengurus surat perizinan penelitian Penelitian

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

a. Memasuki lapangan

b. Konsultasi dengan pihak yang berwenang dan berkepentingan


65

c. Mengumpulkan data dan menganalisis

3. Tahap Penyusunan Laporan

a. Menyusun kerangka laporan hasil penelitian

b. Menyusun laporan hasil penelitian

c. Ujian pertanggungjawaban hasil penelitian di dewan penguji.


BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

1. Profil MAN 1 Banyuwangi

Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi (MAN Banyuwangi)

bermula dari Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SPIAIN)

Situbondo. Dengan Surat Keputusan Menteri Agama No. 27 tahun 1980,

tertanggal 31 Mei 1980, SPIAIN Situbondo di relokasi ke Banyuwangi

menjadi Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi. Penerimaan siswa baru

dimulai sejak tahun pelajaran 1979/1980 yang di prakarsai oleh Bapak

Drs. H. Damin Nasar. Sejak keluarnya SK Menteri Agama tersebut, secara

operasional Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Banyuwangi secara bertahap

terus mengembangkan diri. Seiring dengan semangat dan antusiasme

masyarakat terhadap madrasah,maka Madrasah Aliyah Negeri

Banyuwangi secara bertahap mulai membuka kelas jauh (fillial) Tahun

Pelajaran 1981/1982 di Parijatah Srono, Tahun Pelajaran 1982/1983 di

Situbondo, Tahun Pelajaran 1983/1984 di Genteng.

Ketiga MAN Fillial tersebut sekarang sudah menjadi Madrasah

Negeri yang berdiri sendiri, lepas dari Madrasah Aliyah Negeri

Banyuwangi. Pada masa awal keberadaannya, sebagaimana madrasah

belum memiliki gedung sendiri, sehingga kegiatan belajar mengajar

dilaksanakan pada gedung pinjaman,dengan kronologis sebagai berikut :

1) Tahun Pelajaran 1979/1980 di MI Penataban Giri. 2) Tahun Pelajaran

66
67

1980/1981 di MI Roudlotul Ulum Panderejo . 3) Tahun Pelajaran

1981/1982 di kelas I dan II di SDN Kebalenan Banyuwangi, sedang kelas

III di gedung sendiri di jalan ikan tengiri no. 02 Sobo, Banyuwangi.

Masa kepemimpinan di MAN 1 Banyuwangi:

a. Tahun 1979-1981: Drs. H. Damin Nasar.

b. Tahun 1981-1990: Drs. H. Anies Malady.

c. Tahun 1990-1995: Drs. H. Dulhalim.

d. Tahun 1995-2002: Drs. H. Mursid.

e. Tahun 2003-2008: Drs. H. Sumiraan.

f. Tahun 2008-2010: H. Choirul Anam, S.H.,M.Pd.I

g. Tahun 2010-2011: Drs. H. Kosim, M.Pd.I

h. Tahun 2011-2012: H. Hairomi Hasyim, M.Pd.I.

i. Tahun 2012-2016: Drs. H. Moh Anwar, M.Pd.I

j. Tahun 2016-2022: Drs. H. Saeroji, M.Ag

k. Tahun 2022 – sekarang: Drs. H. Abd. Hadi Suwito M.Pd

Pada tanggal 17 November 2017 Menteri Agama Republik

Indonesia mengeluarkan surat keputusan Menteri Agama nomor 673

Tahun 2016 tentang perubahan nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah

Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah negeri di Provinsi Jawa

Timur, nama tersebut merubah Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi

menjadi MAN 1 Banyuwangi. Namun perubahan nama tersebut

mendoring juga peningkatan fasilitas, lingkungan, kenyamanan, dan

meningkatkan mutu madrasah baik secara akdemik maupun non


68

akademik.58

2. Visi, Misi, dan Tujuan MAN 1 Banyuwangi

MAN 1 Banyuwangi mempunyai visi “Unggul dalam Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi yang dilandasi Iman dan Taqwa serta

berwawasan lingkungan”. Adapun Misi dari MAN 1 Banyuwangi yaitu:

a. Menumbuh kembangkan sikap, perilaku dan amaliah keagamaan

Islam di madrasah.

b. Menumbuhkan semangat belajar ilmu keagamaan Islam.

c. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan, sehingga setiap siswa dapat berkembang

secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

d. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya saing

yang sehat kepada seluruh warga madrasah baik dalam prestasi

akademik maupun non akademik.

e. Mendorong, membantu dan memfasilitasi siswa untuk

mengembangkan kemampuan, bakat dan minatnya, sehingga dapat

dikembangkan secara lebih optimal dan memiliki daya saing yang

tinggi.

f. Mengembangkan life skills dalam setiap aktivitas pendidikan.

g. Mengembangkan sikap kepekaan terhadap lingkungan.

h. Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih dan indah.

58
MAN 1 Banyuwangi, studi dokumen profil lembaga, 09 September 2022.
69

i. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

madrasah, komite madrasah dan stakeholders dalam pengambilan

keputusan.

j. Mewujudkan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

B. Penyajian dan Analisis Data

Penyajian dan analisis data memuat tentang uraian data dan temuan

yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang diuraikan

seperti pada bab III. Uraian ini terdiri atas deskripsi data yang disajikan

dengan topik yang sesuai dengan penelitian.

Selanjutnya peneliti akan sajikan data tentang penanaman nilai-nilai

pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror

karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi, data yang dapat disajikan sebagai berikut :

1. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Yang Terkandung Dalam Kegiatan

Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al-Habsyi Di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi.

Pendidikan Akhlak merupakan upaya yang dilakukan untuk

membina, mendidik, membimbing dan menanamkan nilai-nilai yang

mengarahkan dalam berprilaku terpuji, baik kepada Allah SWT, sesama

manusia maupun diri sendiri yang berguna untuk memperoleh

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.


70

Pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan akhlak, karena pada

dasarnya tujuan pendidikan dalam islam adalah membentuk perilaku

peserta didik menjadi lebih baik dan mulia. Hasil pendidikan yang baik,

akan meghasilkan perilaku akhlak yang baik pula bagi peserta didik.

Akhlak sendiri merupakan perilaku dalam kehidupan sehari-hari

yang telah melekat pada diri seseorang. Akhlak sebagai nilai moralitas

dalam Islam memberikan peran penting bagi kehidupan, baik yang bersifat

individual maupun kolektif.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi khususnya pada kegiatan pembacaan Kitab

Maulid Simtudduror, peneliti menemukan beberapa nilai-nilai pendidikan

akhlak yang terkandung dalam kegiatan tersebut. Peneliti akan

menjabarkan nilai-nilai pendidikan akhlak yang dapat di temui dalam

kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di Madrasah Aliya Negeri

1 Banyuwangi, yaitu :

a. Dzikrullah

Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror ada bukan tanpa

alasan, Kegiatan tersebut di rancang dalam upaya menanamkan nilai-

nilai pendidikan akhlak yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari salah satunya yaitu dzikrullah (mengingat Allah SWT).

Menurut hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah

Negeri 1 Banyuwangi, Bapak Abd. Hadi Suwito menuturkan bahwa:

Kegiatan itu (Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror) memang


kami rancang dalam upaya membudayakan sholawatan di
71

kalangan siswa Madrasah, jika sholawatan itu sudah menjadi


budaya, maka harapannya siswa itu bisa mengenali, mencintai
sekaligus mencontoh perilaku akhlak yang ada pada diri
Rosulullah SAW. Otomatis jika sudah mencintai Rosulullah
SAW pasti akan selalu ingat dengan Allah SWT. 59

Berdasarkan wawancara diatas bahwa kegiatan pembacaan Kitab

Maulid Simtudduror merupakan budaya yang sudah diterapkan di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi. Bapak Abd. Hadi Suwito

selaku kepala madrasah juga menyampaikan bahwa budaya ini semata-

mata unuk mengajarkan peserta didik lebih mengenal dan mencintai

Rasulullah terutama akhlak yang ada pada diri Rasulullah, beliau

menambahkan jika sudah mencintai Rasul maka secara otomatis peserta

didik akan selalu mengingat Allah SWT.

Dzikrullah atau mengingat Allah SWT dalam kegiatan

pembacaan Kitab Maulid Simtudduror dapat di lihat ketika pembacaan

rawi yang di bacakan oleh salah satu peserta didik pada teks Kitab

Maulid Simtudduror. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan

Bapak Achmad Rizki Maulana selaku koordinator kegiatan pembacaan

maulid kitab simtudduror, beliau mengatakan :

bacaan Alhamdulillahil qowiyyi sulthonuh. al-wadlihi burhanuh.


al-mabsuthi fil wujudi karomuhu wa ihsanuh. Rawi yang kita
baca itu merupakan bentuk iman kita kepada Allah SWT dan itu
merupakan tanda bahwa kita selalu ingat kepada Allah SWT.60

Berdasarkan uraian wawancara di atas bahwa ada salah satu

bacaan teks Kitab Maulid Simtudduror yang setiap hari jum‟at dibaca

oleh peserta didik memiliki makna bacaan bahwa bentuk iman kita
59
Bapak Abd. Hadi Suwito, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 9 September 2022
60
Bapak Ahmad Rizki Maulana, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 30 September 2022
72

kepada Allah SWT Merupakan tanda bahwa kita selalu mengingat

Allah SWT. Adapun bacaan tersebut Alhamdulillahil qowiyyi

sulthonuh. al-wadlihi burhanuh. al-mabsuthi fil wujudi karomuhu wa

ihsanuh. ta‟ala majduhu wa „adzhuma syanuh yang artinya “Dengan

nama Allah SWT maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi

Allah SWT yang amat teguh kekuasaan-Nya. Terbentang luas

kedermawanan dan kemurahan-Nya. Maha tinggi kemuliaann-nya,

Maha Agung kedudukan-Nya.

Gambar 4.1
Peserta didik melakukan dan membacakan teks
Kitab Maulid Simtudduror61

b. Mahabbah (Rasa Cinta terhadap Rosulullah SAW)

Sebagai seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang

terdapat pada diri Roslullah SAW, karena implementasi akhlak dalam

islam merupakan karakter pribadi Nabi Muhammad SAW, sifat-sifat

dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat terpuji dan

merupakan contoh teladan terbaik bagi seluruh umat muslim,

61
Dokumen Foto Pelaksanaan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror, Banyuwangi, 9
September 2022
73

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Akhmad Musollin

sebagai Bidang Keagamaan MAN 1 Banyuwangi, mengatakan :

Peserta didik harus memiliki sosok figur yang semestinya


dicontoh, siapa ? ya Nabi Muhammad. Karena nabi Muhammad
merupakan suri tauladan yang seharusnya di contoh oleh peserta
didik. Maka dari itu kita kenalkan melalui kegiatan pembacaan
maulid simtudduror, dengan itu peserta didik dapat mencintai
Rosulullah SAW.62

Berdasarkan wawancara di atas bahwa penting bagi peserta

didik memiliki sosok panutan yang dapat mengarahkan ke hal - hal

yang terpuji. Menurut Bapak Akhmad Musollin, Nabi Muhammad

merupakan sosok figur yang semestinya diteladani oleh peserta didik,

karena Nabi Muhammad merupakan suri tauladan bagi umat muslim,

dengan adanya kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror ini

menjadi sarana peserta didik untuk bersholawat kepada Nabi

Muhammad sehingga tumbuh rasa cinta kepada Nabi Muhammad

SAW. Hal ini juga diungkapkan oleh Affan Arifani sebagai peserta

didik, mengatakan bahwa:

Aku merasa senang dengan adanya kegiatan pembacaan Kitab


Maulid Simtudduror rutin setiap hari jumat, Soale iku iso
menambahkan rasa cinta kepada kanjeng Nabi Muhammad, opo
maneh waktu moco Mahallul Qiyam iku rasane menghayati
banget, 63

Hasil wawancara ini senada dengan wawancara kepada Fatihah

Naufala Yusifatul Azizah seabagai peserta didik, mengatakan bahwa :

Sholawatan rutin seminggu sekali sudah menjadi ciri khas


mansawangi, nah aku bisa merasakan kerinduan dan kecintaan
kepada kanjeng nabi Muhammad SAW terus kalo sudah selesai
62
Bapak Akhmad Musollin, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 16 September 2022.
63
Affan Arifani, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi, 27 Oktober 2022
74

kegiatannya itu kan masuk ke kelas, itu rasanya lebih tenang


dalam memulai pembelajaran. 64

Berdasarkan wawancara diatas bahwa kegiatan pembacaan Kitab

Maulid Simtudduror merupakan kegiatan yang positif dalam rangka

menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak salah satunya yaitu

mahabbah atau rasa cinta kepada Nabi Muhammad.

gambar 4.2
terlihat peserta didik sangat antusias melakukan prosesi Mahallul Qiyam 65

Sesuai dengan hasil observasi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi cinta kepada Rosulullah SAW SAW dapat diekspresikan

dengan bersholawat kepadanya pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror. Karena di dalam rangkaian kegiatan tersebut terdapat

sholawat dan syair-syair pujian terhadap Rosulullah SAW yang juga

diiringi dengan kesenian musik hadrah al-banjari.

64
Fatihah Naufala Yusifatul Azizah, diwawancarai oleh penulis, Banyuwangi, 27
Oktober 2022
65
Dokumen Foto Pelaksanaan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror, Banyuwangi, 9
September 2022
75

c. Tawadhu

Tawadhu‟ merupakan salah satu dari akhlak terpuji yang sangat

dianjurkan oleh Rasulullah, tawadhu merupakan bentuk sikap terpuji

berupa rendah hati, hormat kepada orang lain. Dalam kegiatan

pembacaan Kitab Maulid Simtudduror peneliti melihat peserta didik

menampakkan sikap tawadhu seperti berpakaian rapi, bertegur sapa

dengan temannya, sopan santun dalam berperilaku dan bertuturkata

serta memiliki sikap hormat kepada guru. Hal ini diperkuat berdasarkan

wawancara dengan Bapak Abd. Hadi Suwito selaku kepala madrasah,

beliau mengatakan:

Perilaku tawadhu juga tertanam dalam kegiatan simtudduror-an


ini, anak-anak saling bertegur sapa dengan temannya, sopan
santun, pakaiannya rapi dan hormat kepada guru. Jadi, dalam
kegiatan ini selain membaca kitab tersebut, peserta didik juga
mengamalkan apa yang mereka baca dalam kitab tersebut.66

Berdasarkan wawancara diatas bahwa dalam pembacaan Kitab

Maulid Simtudduror peserta didik tidak hanya sekedar membaca teks

Kitab Maulid Simtudduror, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai

pendidikan akhlak yang ada pada kitab simtudduror salah satunya yaitu

sikap tawadhu. Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror sangat

berperan penting pada kehidupan peserta didik terutama pada sikap

tawadhu peserta didik ke sesama dan ke guru.

66
Bapak Abd. Hadi Suwito, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 9 September 2022.
76

2. Bagaimana Metode Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Dalam Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-

Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi Di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa

dalam penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan

Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain

Al-Habsyi di Madrasah Aiyah Negeri 1 Banyuwangi menggunakan

metode keteladanan dan metode Pembiasaan

a. Metode Keteladanan

Keteladanan dapat ditunjukkan oleh guru, guru yang senantiasa

bersikap baik, secara langsung memberikan keteladanan bagi peserta

didiknya. Keteladanan yang dicontohkan oleh guru merupakan faktor

yang sangat penting dan menentukan keberhasilan menanamkan nilai

pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror. Hal tersebut diperkuat dengan wawancara kepada Bapak

Achmad Riski Maulana, beliau mengatakan :

Peran guru-guru sangat berpengaruh karena pada dasarnya guru


itu dipandang sebagai orang yang digugu dan ditiru, kan. Oleh
karena itu, kita harus memberikan contoh yang baik karena
sangat berperan penting dalam pembentukan akhlak anak-anak.
Contohnya ketika ada yang sedang membaca teks Kitab Maulid
Simtudduror (rawi), maka kami sebagai guru diam dan
memperhatikan.67

67
Bapak Achmad Riski Maulana, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 30 Oktober 2022.
77

Beradasarkan wawancara di atas dalam lingkungan sekolah

pastinya guru menjadi acuan bagi para peserta didik untuk melakukan

hal apapun, karena setiap yang dilakukan guru baik berupa perkataan

maupun perbuatan selalu menjadi sorotan bagi peserta didik, karena

guru merupakan seorang yang digugu dan ditiru. Oleh karena itu,

sebagai guru harus bisa memberikan contoh perilaku yang baik dan

terpuji agar peserta didik dapat mencontoh perilaku tersebut seperti

ketika ada yang sedang membaca teks Kitab Maulid Simtudduror

(rawi), maka guru diam dan memperhatikan.

Hal senada diungkapkan oleh Bapak Muhammad Nur Hadi,

mengatakan bahwa :

Iya, keteladanan guru berperan penting dalam pembentukan


akhlak anak-anak, karena anak-anak gemar meniru apa yang
dikatakan maupun yang dilakukan oleh guru, dan menurut anak-
anak apapun yang dilakukan guru itu semuanya baik. Maka dari
itu kami sebagai guru harus mencontohkan perilaku yang baik.
Tidak hanya di dalam kegiatan maulid simtudduror tetapi juga
berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah
68
maupun diluar sekolah.

Berdasarkan wawancara diatas menunjukkan bahwa keteladanan

guru sangat berperan penting dalam keberhasilan menenamkan nilai-

nilai pendidikan akhlak baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar

sekolah kepada peserta didik karena dengan adanya teladan guru yang

baik yang ditanamkan kepada peserta didik, maka akan melahirkan

kepribadian yang baik juga terhadap peserta didik.

68
Bapak Muhammad Nur Hadi, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 14 Oktober 2022
78

Dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai pendidik, guru harus

memberikan contoh yang baik kepada peserta didik, karena peserta

didik cenderung meneladani gurunya dan menjadikan guru sebagai

panutan dalam segala hal khususnya dalam kegiatan pembacaan Kitab

Maulid Simtudduror.

b. Metode Pembiasaan

Kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi dilakukan melalui program yang sudah

dibentuk. Program tersebut berupa kegiatan keagamaan. Kegiatan

tersebut ditujukan untuk membiasakan peserta didik agar senantiasa

bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Beradasarakan wawancara dengan Bapak Muhammad Nur Hadi

selaku guru di MAN 1 Banyuwangi tentang kegiatan pembacaan Kitab

Maulid Simtudduror bahwasannya :

Kegiatan itu (Maulid Simtudduror) ditujukan untuk pembiasaan


siswa-siswi guna memahami dan merutinkan bacaan-bacaan
sholawat sehingga ketika dia lulus lewat sini (MAN 1
Banyuwangi) output yang di dapat tidak hanya materi pelajaran,
tetapi juga ada pemahaman terkait sholawat itu sendiri.69

Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa

Kegiatan pembacaan maulid simtudduror merupakan sarana

pembiasaan peserta didik untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad

SAW. Dengan adanya kegiatan tersebut, nantinya ketika lulus dari

Madrasah peserta didik tidak hanya bisa melantukan bacaan-bacaan

69
Bapak Muhammad Nur Hadi, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 14 Oktober 2022
79

pada teks kitab simtudduror, akan tetapi juga paham mengenai makna

dari sholawat atau pujian-pujian kepada Nabi Muhammad yang ada

pada kitab maulid itu sendiri.

Bapak Akhmad Musolin selaku bidang keagamaan MAN 1

Banyuwangi, menuturkan bahwa :

Memang kita biasakan pembacaan kitab maulid ini setiap hari


Jum‟at, jadi satu minggu satu kali. Anak-anak ini kan lebih baik
kenal sholawatan daripada kenal yang lain, dan Alhamdulillah
dengan adanya kegiatan (pembacaan Kitab Maulid Simtudduror)
ini anak-anak sudah terbiasa sholawatan.70

Berdasarkan wawancara di atas pembiasaan sholawat perlu

ditanamkan dalam membentuk pribadi yang berakhlak, karena

pembiasaan tersebut merupakan upaya yang dilakukan secara berulang-

ulang sehingga menjadikan sesuatu itu menjadi kebiasaan yang melekat

pada diri seseorang. Salah satunya dengan membiasakan peserta didik

untuk selalu bersholawat kepada Nabi Muhammad melalui kegiatan

pembacaan maulid simtudduror.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Niai-Nilai

Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror Karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-

Habsyi Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

Dalam setiap pelaksanaan suatu kegiatan, pasti ada faktor yang

mempengaruhi jalannya pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan hasil

observasi dan wawancara, terdapat beberapa faktor pendukung dan

70
Bapak Akhmad Musollin, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 16 September 2022.
80

penghambat dalam penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak melalui

kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al-Habsyi Di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi.

Melalui observasi peneliti menemukan faktor pendukung yang

menjadi hal penting dalam suksesnya penanaman nilai-nilai pendidikan

akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi seperti halnya antusias peserta didik dengan

diadakannya kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror, adanya

fasilitias yang diberikan pihak madrasah berupa alat-alat yang lengkap,

baik itu alat pengeras suara (microphone), Kitab Maulid Simtudduror,

rebana, dan alat pendukung lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan Bapak Achmad Riski Maulana, menuturkan bahwa :

Alhamdulillah adanya kegiatan ini tidak luput dari dukungan yang


diberikan oleh madrasah, dukungan itu dapat dibuktikan melalui
diberikannya fasilitas yang memadai. Dalam hal ini, guru-guru
juga berperan andil, seperti turut serta hadir dalam pelaksanaan
kegiatan dan memberikan contoh yang baik kepada peserta didik.
Motivasi anak-anak untuk melakukan kebiasaan baik yang telah di
ajarkan oleh guru juga tidak kalah penting, itu merupakan faktor
pendukung dalam penanaman nilai akhlak pada kegiatan tersebut
(pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di Madrasah Aliyah Negeri
1 Banyuwangi).71

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa faktor-faktor

pendukung munculnya nilai-nilai pendidikan akhlak pada kegiatan

pembacaan kita maulid simtudduror di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi adalah karena adanya fasilitas yang diberikan oleh pihak

71
Bapak Achmad Riski Maulana, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 28 Oktober 2022
81

madrasah, adanya faktor pribadi seperti motivasi peserta didik untuk

melakukan pembiasaan yang baik, dan juga kerja sama guru yang turut

andil dalam penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak dengan turut serta

hadir dan mencontohkan perilaku yang baik.

Selain ditemukannya faktor pendukung, juga terdapat faktor

penghambat dari keberhasilan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di Madrasah Aliyah

Negeri 1 Banyuwangi. Peneliti memperhatikan peserta didik masih ada

sebagian yang mengobrol ketika syair-syair sholawat di lantunkan,

kemudian peneliti juga memperhatikan masih ada yang bermain

handphone ketika kegiatan berlangsung, hal tersebut dapat mempengaruhi

munculnya nilai-nilai pendidikan akhlak. Hal ini diperkuat hasil

wawancara dengan Bapak Achmad Riski Maulana, mengatakan bahwa:

Ketika kegiatan ini sedang berlangsung masih ada beberapa ssiswa


yang tidak fokus mengikuti kegiatan ini, contohnya seperti masih
ada anak-anak yang asyik sendiri ngobrol dengan temannya ketika
sholawatan, ada juga yang main handphone ketika kegiatan
sedang berlangsung, nah jadi itu menghambat munculnya nilai
pendidikan akhlak pada kegiatan ini (kegiatan pembacaan Kitab
Maulid Simtudduror).72

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Achmad Riski

Maulana bahwasannya masih ada beberapa peserta didik yang tidak fokus

dalam kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror yang

mempengaruhi munculnya faktor penghambat dalam kegiatan pembacaan

72
Bapak Achmad Riski Maulana, diwawancarai penulis, Banyuwangi, 28 Oktober 2022
82

Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin

Husain Al-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

C. Temuan Penelitian

Berdasarkan penyajian data yang telah peneliti peneliti uraikan . peneliti

mendapatkan data-data tentang penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Habib Ali

bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi yang akan diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Data Temuan
No Fokus Penelitian Hasil Temuan
1 2 3
1 Apa saja Nilai- Nilai Pendidikan 1. Dzikrullah
Akhlak yang terkandung dalam 2. Mahabbah (rasa cinta kepada
Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Rosulullah SAW)
Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin 3. Tawadhu‟
Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di
MAN 1 Banyuwangi

2 Bagaimana Metode Penanaman Nilai 1. Metode Keteladanan


Nilai Pendidikan Akhlak Melalui 2. Metode Pembiasaan
Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid
Simtudduror Karya Al Habib Ali Bin
Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di
MAN 1 Banyuwangi

3 Faktor pendukung penanaman nilai- 1. Motivasi dan tekad siswa


nilai pendidikan akhlak melalui untuk selalu melakukan hal-
kegiatan pembacaan Kitab Maulid hal baik sesuai dengan yang
Simtudduror di MAN 1 Banyuwangi diajarkan guru.
2. Dukungan dari pihak
Madrasah Aliyah Negeri 1
Banyuwangi dibuktikan
dengan fasilitas yang
diberikan oleh pihak
madrasah demi kelancaran
kegiatan pembacaan Kitab
83

1 2 3
Maulid Simtudduror setiap
hari jum‟at.
3. Kerjasama antar guru dalam
pelaksanaan kegiatan.
Faktor penghambat penanaman nilai- 1. Adanya peserta didik yang
nilai pendidikan akhlak melalui mengobrol dengan temannya
kegiatan pembacaan Kitab Maulid 2. Adanya peserta didik yang
Simtudduror di MAN 1 Banyuwangi bermain handphone ketika
kegiatan berlangsung

D. Pembahasan Temuan

Setelah data yang diperoleh peneliti melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi data tersebut disajikan dan di analisis melalui pembahasan

temuan di lapangan selama penelitian berlangsung. Adapun temuan yang

penilit dapat di lapangan sebagi berikut :

1. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Yang Terkandung Dalam Kegiatan

Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al-Habsyi Di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dalam pelaksanaan

kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di Madrasah Aliyah

Negeri 1 Banyuwangi terdapat nilai-nilai pendidikan akhlak yaitu

dzikrullah, Mahabbah (rasa cinta kepada Rosulullah SAW), dan sopan

santun. Untuk lebih terperincinya pembahasan temuan sebagai berikut :

a. Dzikrullah

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, peneliti

menemukan bahwasannya kegiatan pembacaaan Kitab Maulid


84

Simtudduror merupakan upaya yang dilakukan oleh madrasah dalam

rangka membudayakan sholawat dengan tujuan peserta didik dapat

mencontoh perilaku terpuji yang ada dalam diri Rosulullah SAW dan

mencintai Rosulullah SAW, dengan mencintai Rosulullah SAW maka

secara otomatis peserta didik akan selalu mengingat Allah SWT.

Temuan ini sesuai dengan teori Muhammad Zaenal Muttaqin

mengemukakan bahwa seseorang hamba yang selalu ingat dan ber-

maḥabbah kepada Allah SWT, wajib baginya untuk mencintai dan

mengikuti Rasulullah Saw. Karena dengan mencintai kekasih-Nya,

maka ia akan dicintai oleh-Nya juga. Mengikuti dan menaati

Rosulullah SAW adalah salah satu bukti bahwa seseorang selalu

mengingat Allah SWT dan mencintai Allah SWT. 73

Dzikrullah atau mengingat Allah SWT, merupakan asas dari

setiap ibadah kepada Allah SWT. Hal ini menjadi pertanda adanya

hubungan antara hamba dan Pencipta pada setiap saat dan tempat.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara nilai pendidikan akhlak

dzikrullah pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror dapat

di lihat ketika peserta didik membacakan bacaan-bacaan yang ada pada

teks Kitab Maulid Simtudduror yang juga tersirat memiliki makna

bentuk iman kita kepada Allah SWT, sehingga dengan membaca teks

Kitab Maulid Simtudduror peseta didik dapat mendekatkan diri kepada

Allah SWT.
73
Muhamad Zaenal Muttaqin, MAḤABBAH DALAM PERSPEKTIF TAFSIR
SUFISTIK (Kajian Terhadap Qur‟an Surat Âli „Imrân Ayat 31-32) Jurnal Yaqzhan, Vol. 7 No. 1,
Juli 202
85

Mengingat Allah SWT dengan membacakan bacaan-bacaan

yang ada pada teks kitab maulid simtuduror sudah dapat dikatakan

serasi dengan teori yang di katakan oleh Samsul Munir Amin yang

telah tersaji pada bab ke dua peneliti, mengatakan bahwa dzikir kepada

Allah (dzikrullah) secara sederhana dapat diartikan ingat kepada Allah

SWT atau menyebut nama Allah SWT secara berulang-ulang.

Biasanya perilaku dzikir diperlihatkan orang hanya dalam bentuk

renugan sambil duduk dengan membaca bacaan-bacaan tertentu. 74

b. Mahabbah (rasa cinta kepada Rosulullah SAW)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi peneliti menemukan bahwa adanya

kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror ini merupakan

kegiatan yang positif dalam rangka menumbuhkan rasa cinta kepada

Nabi Muhammad. Cinta kepada Rosulullah SAW SAW dapat

diekspresikan dengan peserta didik bersholawat kepada Rosulullah

SAW pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror. Karena di

dalam rangkaian kegiatan tersebut terdapat sholawat dan syair-syair

pujian terhadap Rosulullah SAW.

Temuan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Samsul

Munir Amin mengatakan bahwa mencintai Rosulullah SAW dapat

dibuktikan dengan mendoakan Rosulullah SAW, yaitu dengan

membaca sholawat dan salam kepada beliau. Dengan membaca

74
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, (Jakarta: AMZAH, 2019), 188.
86

sholawat dan salam kepada Rosulullah SAW, maka seseorang telah

mencintai beliau, karena membaca sholawat dan salam adalah

mendoakan, menyebut, dan juga mencintai Rosulullah SAW.

c. Tawadhu

Tawadhu merupakan sikap perilaku manusia yang mempunyai

watak rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, sopan santun dalam

perbuatan maupun perkataan, dan memiliki sikap hormat kepada orang

yang lebih tua.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi mengenai penanaman nilai-nilai

pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror peneliti menemukan bahwa sebagian besar peserta didik

memiliki akhlak tawadhu. Adapun bentuk-bentuk sikap tawadhu

seperti berpakaian rapi, bertegur sapa dengan temannya, sopan santun

dalam berperilaku dan bertutur kata serta memiliki sikap hormat

kepada guru.

Temuan ini sesuai dengan teori Purnama Rozak bahwa ada

beberapa indikator bentuk sikap tawadhu diantaranya yaitu 1)

Berbicara santun. 2) Rendah hati. 3) Suka menolong. 4) Patuh terhadap

orang tua. 5) Patuh terhadap nasihat guru. 6) Rajin belajar. 7) Dalam

berpakaian dia rapi dan sederhana.


87

2. Bagaimana Metode Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

Dalam Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror Karya Al-

Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi Di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dalam penanaman

nilai-nilai pendidikanakhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-Habsyi di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi peneliti menemukan munculnya

nilai-nilai pendidikan akhlak pada kegiatan tersebut yaitu melalui metode

keteladanan dan metode pembiasaan. Untuk lebih terperincinya

pembahasan temuan sebagai berikut :

a. Metode Keteladanan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi peneliti menemukan bahwa dalam

lingkungan sekolah, pastinya guru menjadi acuan bagi para peserta

didik untuk melakukan hal apapun baik di lingkungan sekolah maupun

di luar sekolah, karena setiap yang dilakukan guru baik berupa

perkataan maupun perbuatan selalu menjadi sorotan bagi peserta didik,

karena guru merupakan seorang yang digugu dan ditiru. Dalam

Pembacaan Kitab Maulid Simtudduror keteladanan guru dapat dilihat

ketika ada yang sedang membaca teks Kitab Maulid Simtudduror

(rawi), maka guru diam dan memperhatikan.


88

Menurut Napsen Efendi, guru merupakan panutan utama bagi

peserta didik dalam segala hal, karena akan sulit untuk mencapai

tujuan pendidikan tanpa seorang guru yang memberi contoh,

pendekatan ini sangat membantu dalam menumbuhkan nilai-nilai

moral pada peserta didik.75

Berdasarkan teori di atas, sudah sesuai dengan temuan peneliti

mengenai keteladanan yang di lakukan oleh guru Madrasah Aliyah

Negeri 1 Banyuwangi yaitu memberikan contoh yang baik, karena

dengan adanya teladan guru yang baik yang ditanamkan kepada

peserta didik, maka akan melahirkan kepribadian yang baik juga

terhadap peserta didik khususnya dalam kegiatan pembacaan kitab

mauid simtudduror.

b. Metode Pembiasaan

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dalam penyajian

data di atas, kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di

laksanakan setiap hari jum‟at pagi di Masjid Darul Muta‟allimin

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi, kegiatan tersebut ditujukan

untuk membiasakan peserta didik agar senantiasa bersholawat kepada

Nabi Muhammad SAW.

Menurut Napsen Efendi, Metode pembiasaan adalah sesuatu

yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu dapat

75
Napsen Efendi, “Implementasi Metode Penanaman Nilai Akhlak Pada Anak” Vol. 2
No. 3 (Desember 2017) , Hal 603.
https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/index.php/annizom/article/wnload/1835/1545
89

menjadi kebiasaan. Metode pembiasaan pada dasarnya ialah suatu

usaha yang dilakukan oleh guru maupun orang tua untuk membentuk

suatu hal, baik itu karakter ataupun perilaku anak agar menjadi lebih

baik lagi.76

Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak pada kegiatan

pembacaan Kitab Maulid Simtudduror sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Napsen effendi, pembiasaan tersebut dapat di lihat

dari peserta didik yang senantiasa bersholawat kepada Nabi

Muhammad SAW.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Niai-Nilai

Pendidikan Akhlak Melalui Kegiatan Pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror Karya Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al-

Habsyi Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di dalam penyajian

data di atas, peneliti menemukan bahwa dalam kegiatan pembacaan Kitab

Maulid Simtudduror terdapat faktor pendukung dan penghambat. Adapun

faktor pendukung yaitu adanya fasilitas yang diberikan oleh pihak

madrasah, terdapat motivasi siswa untuk melakukan pembiasaan yang baik

yang telah di ajarkan oleh guru dan kerja sama guru yang turut andil dalam

mensukseskan kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di

Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi. Terdapat faktor penghambat

dalam kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror di Madrasah Aliyah


76
Napsen Efendi, “Implementasi Metode Penanaman Nilai Akhlak Pada Anak” , Hal
604.
90

Negeri 1 Banyuwangi yaitu terdapat peserta didik yang mengobrol dengan

temannya dan terdapat peserta didik memainkan handphone ketika

kegiatan sedang berlangsung.

Temuan ini sesuai dengan teori Muhammad Warif Mengatakan

bahwasannya terdapat faktor pendukung dan penghambat. Adapun faktor

pendukung 1) Adanya kesadaran atau kehendak dalam diri siswa, 2)

Teladan dalam diri guru 3) Sarana dan prasarana yang mendukung. Faktor

penghambat yaitu 1) Memainkan Handphone. 2) Lingkungan siswa:

Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainya. Itulah

sebabnya manusia harus bergaul. Dan dalam pergaulan itu timbullah saling

mempengaruhi dalam pikiran, sifat dan tingkah laku. 77

77
Muhammad Warif, Strategi Guru dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di
Madrasah Aliyah Al-Wasi Bontoa Kabupaten Maros, IQRA : Jurnal Pendidikan Agama Islam,
Volume 1 Nomor 1, Juni 2021, Hal 22-23.
https://journal.unismuh.ac.id/index.php/iqra/article/view/5802
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penyajian data, kegiatan pembacaan Kitab Maulid

Simtudduror merupakan kegiatan yang positif bagi peserta didik dalam rangka

menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak sehingga terbentuk perilaku yang

terpuji, dapat peneliti simpulkan sebagai berikut :

1. Adanya nilai-nilai pendidikan akhlak yang tertanam kepada peserta didik

melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib

Ali Bin Muhammad Bin Husain Al Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi yaitu Dzikrullah, Mahabbah dan Tawadhu.

2. Metode yang diterapkan oleh guru dalam penanaman nilai-nilai

pendidikan akhlak yaitu metode keteladanan dengan guru memberikan

teladan yang baik, karena guru merupakan seorang yang digugu dan ditiru

oleh peserta didik dan Metode Pembiasaan dengan membiasakan peserta

didik bersholawat melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror

yang dilaksanakan dengan rutin setiap hari jum‟at pagi.

3. Adanya faktor pendukung dan penghambat penanaman nilai-nilai

pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror

karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al Habsyi di Madrsah

aliyah Negeri 1 Banyuwangi. Faktor pendukung : Motivasi dan tekad

siswa untuk selalu melakukan hal-hal baik sesuai dengan yang diajarkan

guru, adanya dukungan fasilitas dari pihak madrasah, dan kerja sama antar

91
92

guru. Faktor penghambat : adanya peserta didik yang mengobrol dengan

temannya ketika kegiatan berlangsung dan adanya peserta didik yang

bermain handphone ketika kegiatan berlangsung

B. Saran-saran

Setelah melaksanakan penelitian tentang penanaman nilai-nilai

pendidikan akhlak pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya

Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi di Madarasah Aliyah

Negeri 1 Banyuwangi, maka diakhir penulisan peneliti ingin memberikan

beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan selanjutnya

guna dapat mengoptimalisasikan penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak

pada kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al-Habib Ali bin

Muhammad bin Husain Al-Habsyi di Madarasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

yaitu sebagai berikut.

1. Bagi MAN 1 Banyuwangi

Adanya kegiatan pembacaan kitab maulid simtudduor diharapkan

dapat menigkatkan dan mempertahankan nilai-nilai pendidikan akhlak

yang telah ditanamkan di lingkungan madrasah.

2. Bagi Peserta didik

Untuk peserta didik Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi

diharapkan membiasakan berakhlak seperti Rosulullah SAW, baik itu

ketika di dalam kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror maupun di

luar kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror, karena Kitab Maulid

Simtudduror adalah kitab yang berisi tentang perjalanan hidup Rosulullah


93

SAW sekaligus berisi tentang akhlak Rosulullah SAW.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang nantinya

mampu mengungkapkan lebih dalam mengenai penanaman nilai-nilai

pendidikan akhlak melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror

yang belum dijelaskan dalam penelitian ini, sehingga dapat disempurnakan

oleh peneliti selanjutnya.


94

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Achmad Syukron, Nilai-Nilai Tasawuf Dalam Kitab Simthu Ad-Durar


Karya Habib Ali Bin Muhammad Al-Habsyi: An-Nur Jurnal Studi Islam,
Vol X, No. 2. (2020)

Amin, Samsul Munir, Ilmu Akhlak, (Jakarta: AMZAH, 2019)

Amira, Nurul, “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Al-Barzanji


Karangan Syaikh Ja‟far Al-Barzanji”, Skripsi Institut Agama Islam Nege
ri Salatiga, 2019). http://erepository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6274/

Aziz, Muhamad Abdul, “Nilai-Nilai Akhlak Dalam Kitab Simtudduror Karya „Ali
Bin Muhammad Bin Husein Al-Habsyi Dan Relevansinya Dengan
Tujuan Pendidikan Islam” Skripsi Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
, 2021).http://etheses.iainponorogo.ac.id/14828/1/210316270_Muhamad
%20Abdul%20Aziz_Pendidikan%20Agama%20Islam

Departemen Agama RI, Al Qur‟an dan Terjemahan, (Jakarta : PT. Adhi Aksara
Abadi Indonesia, 2011).

Efendi, Napsen “Implementasi Metode Penanaman Nilai Akhlak Pada


Anak” Vol. 2 No.3 (Desember 2017). https://ejournal.iainbengkulu.ac.id/
index.php/annizom/article/wnload/1835/1545

Fadhila, Mila Ulfah, “metode penanaman nilai-nilai akhlak pada program bina diri
siswa tunagrahita di SDLB Wiyata Dharma 3 Ngaglik”. Skripsi
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2020).

Fauzi, Hairul, Membentukan Akhlak Terpuji Peserta Didik Melalui Penerapan


Reward Dan Punishment, At-Ta‟lim : Jurnal Kajian Pendidikan Agama
Islam, Volume 3 Edisi 1 (April 2021). www.ejournal.an-nadwah.ac.id.

Hamengkubuwono, Ilmu Pendidikan Dan Teori-Teori Pendidikan, (Curup : CV.


Karya Harzi Zitaq, 2016). http://repository.iaincurup.ac.id/59/

Hardani et al., Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka)

Hilato, Fitria, ” Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA 1 Di SMA Negeri 13
Ambon”, Skripsi Institut Agama Islam Negeri Ambon, 2021).http://repos
itory.iainambon.ac.id/1831/ https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/30
825

Imam Baihaqi, Kitab Sunan Al Kubro, v, (Dar al-Fikr, Kairo, Mesir: 1976).
95

Johariyah, St., Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Akkhlak Anak,Vol.16 No.1


(Agustus 2019). https://jurnal.fai.umi.ac.id/index.php/islamicresources/ar
ticle/view/4/3

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penana


man.

Kusumastuti , Erwin , Hakikat Pendidikan Islam : Konsep Etika dan Akhlak


Menurut Ibn Miskkawaih, (Surabaya : CV. Jakad Media Publishing,
2020)

Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, and Johnny Saldana, Qualitative Data


Analysis (USA: SAGE Publishing, 2014)

Muttaqin, Muhamad Zaenal, Maḥabbah Dalam Perspektif Tafsir Sufistik (Kajian


Terhadap Qur‟an Surat Âli „Imrân Ayat 31-32) Jurnal Yaqzhan, Vol. 7
No. 1, (Juli 2022)

Morison, Riset Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2019)

Munir Yusuh, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Palopo: LPK IAIN Palopo, 2018).
https://core.ac.uk/download/pdf/198238855.

Musfiqon, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya 2012)

Nurlaida Khotimah, Desy, Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter


(PPK) Melalui Kegiatan 5s Di Sekolah Dasar, Inopendas Jurnal Ilmiah
Kependidikan Vol. 2 No. 1 ( Februari 2019). https://jurnal.umk.ac.id/

Purnama Rozak, Indikator Tawadhu Dalam Keseharian, Jurnal Madaniyah,


Volume Edisi XII Januari 2017. https://media.neliti.com/media/publicati
ons/195087-ID-indikator-tawadhu-dalam-keseharian

Rahmat Hidayat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan


Aplikasinya”,(Medan:Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indon
esia, 2019). http://repository.uinsu.ac.id/8064/1/Buku%20Ilmu%20Pendi
dikan%20Rahmat%20Hidayat%20%26%20Abdillah.

Resiana, Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang Terkandung Dalam Surah


Al-Luqman, Skripsi Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi,2019)http://repository.uinjambi.ac.id/1648/1/RESIANA%2C%20T
P151449%2C%20Pendidikan%20Agama%20Islam%20-
%20Resiana%20Resi
.
Ristianah, Niken, Internalisasi Nilai-Nilai Keislaman Perspektif Sosial
96

Kemasyarakatan Darajat: Jurnal PAI Vol.3 No. 1. (2020),


https://ejournal.iai-tabah.ac.id/index.php/Darajat/article/view/437

Saputra, Rizki , Penanaman nilai-nilai akhlak melalui metode pembiasaan di MI


Ma‟arif NU Al-Muttaqin Desa Ponjen Kecamatan Karanganyar
KabupatenPurbalingga, Skripsi Institut Agama Islam Negeri Purwokerto,
2020).http://repository.iainpurwokerto.ac.id.

Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun


2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta:
SISDIKNAS, 2006).

Suanto dan Nurdiyana, Implementasi Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017


Tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan Vol. 7 No. 2 (September 2020).
http://openjournal.unpam.ac.id/

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualtati dan R&D (Bandung : Alfabeta,


2019).

Suhartono dan Roidah Lina, Pendidikan Akhlak Dalam Islam, (Semarang:


CV. Pilar Nusantara, 2019) http://repository.iainpurwokerto.ac.id/11783/
1/Umi%20Faridatul%20Ngatiqoh_Nilai Nilai%20Pendidikan%20Akhlak
%20Dalam%20Kitab%20na%E1%B9%A3%C5%8Di%E1%B8%A5ul%
20%27ib%C4%81d%20Karya%20Imam%20Nawawi%20Al-
%20Bantani.

Sungkowo, Konsep Pendidikan Akhlak (Komparasi Pemikiran Al –


Ghazali Dan Barat), Nur El-Islam Vol. 01 No. 02 (April 2014). http://jur
nal.uinsu.ac.id/index.php/alhikmah

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Pedoman Penulisan Karya


Ilmiah, (Jember : UIN KH. Achmad Siddiq Jember, 2021)

Tim Penyusun Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan
Studi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, Al-
Hikmah: Jurnal Theosofi dan Peradaban Islam, Vol.2 No.1, (2020),
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/alhikmah

Wahyuningsih, Sri, Konsep Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur‟an,


Jurnal Mubtadiin, Vol.7 No.2 (2021)
https://journal.an nur.ac.id/index.php/mubtadiin/article/download/138/12
3/537

Wardati, Anis Ridha, Konsep Pendidikan Akhlak Anak Usia Sekolah Dasar
Menurut Ibnu Maskawaih (Telaah Kitab Tahdzib al-Akhlaq),
97

Jurnal Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Vol.2 No.2 (2019),


https://ejurnal.staialfalahbjb.ac.id/index.php/darris/article/view/127/139

Warif, Muhammad, Strategi Guru dalam Pembinaan Akhlakul Karimah Siswa di


Madrasah Aliyah Al-Wasi Bontoa Kabupaten Maros, IQRA : Jurnal
Pendidikan Agama Islam, Volume 1 Nomor 1, Juni 2021 https://journal.u
nismuh.ac.id/index.php/iqra/article/view/5802
98

LAMPIRAN – LAMPIRAN

LAMPIRAN I

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra
Nim : T20181022
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Institusi : UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa dalam hasil penelitian ini tidak
terdapat unsur-unsur penjiplakan karya penelitian atau karya ilmiah yang pernah
dilakukan atau dibuat orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah
ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata hasil penelitian ini terbukti terdapat
unsur-unsur penjiplakan dan ada klaim dari pihak lain, maka saya bersedia untuk
diproses sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa
paksaan dari siapapun.

Jember, 25 November 2022


Saya menyatakan

Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra


NIM. T20181022
LAMPIRAN II

MATRIK PENELITIAN

SUMBER METODE
JUDUL VARIABEL INDIKATOR FOKUS PENELITIAN
DATA PENELITIAN
1. Apa Saja Nilai-Nilai
PENANAMAN NILAI- 1. Penanaman - Pengertian Data Primer: Pendekatan
Pendidikan Akhlak yang
NILAI PENDIDIKAN Nilai- Nilai Penanaman Nilai Penelitian :
Informan: terkandung dalam Kegiatan
AKHLAK MELALUI Pendidikan - Metode Penanaman Kualitatif Pembacaan Maulid
KEGIATAN Akhlak 1. Kepala
Nilai Simtudduror Karya Al
PEMBACAAN MAULID Sekolah
- Pengertian Habib Ali Bin Muhammad
SIMTUDDUROR KARYA 2. Bidang Jenis
Pendidikan Akhlak Bin Husain Al-Habsyi Bagi
AL-HABIB ALI BIN Keagamaan Penelitian: Siswa MAN 1 Banyuwangi
MUHAMMAD BIN - Macam-macam
HUSAIN AL-HABSYI 3. Koordinator Penelitian
Pendidikan Akhlak
BAGI SISWA MAN 1 pelaksana Lapangan
BANYUWANGI - Ruang Lingkup kegiatan 2. Bagaimana Metode
Pendidikan Akhlak Penanaman Nilai- Nilai
4. Guru
Teknik Pendidikan Akhlak Melalui
- Dasar dan Tujuan 5. Peserta didik Pengumpulan Kegiatan Pembacaan
Pendidikan Akhlak
Data : Maulid Simtudduror Karya
- Faktor Pendukung Al Habib Ali Bin
- Observasi
dan Penghambat Data Skunder:
Muhammad Bin Husain Al-
Penanaman Nilai- - Wawancara
1. Buku Habsyi Bagi Siswa MAN 1
Nilai Pendidikan - Dokumentasi Banyuwangi
Akhlak 2. Jurnal
SUMBER METODE
JUDUL VARIABEL INDIKATOR FOKUS PENELITIAN
DATA PENELITIAN
3. Internet Analisis Data: 3. Bagaimana Faktor
Pendukung dan
2. Kitab Maulid - Biografi Kitab - Kondensasi
Penghambat Penanaman
Simtudduror Maulid Simtudduror Data
Nilai- Nilai Pendidikan
- Sejarah Kitab Maulid - Penyajian Akhlak Melalui Kegiatan
Simtudduror Data Pembacaan Maulid
- Biografi Pengarang - Penarikan Simtudduror Karya Al
Habib Ali Bin Muhammad
Kesimpulan Bin Husain Al-Habsyi Bagi
Siswa MAN 1 Banyuwangi
Keabsahan
Data:
- Trianggulasi
Sumber
- Trianggulasi
Teknik
LAMPIRAN III

PEDOMAN PENELITIAN

OBSERVASI, WAWANCARA, DOKUMENTASI.

1. Pedoman Observasi

1. Observasi kegiatan penanaman nilai-nilai penddikan Akhlak melalui

kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi

2. Pedoman Wawancara

1. Apa saja nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam kegiatan

pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi ?

2. Bagaimana metode penanaman nilai-nilai penddikan Akhlak dalam

kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali Bin

Muhammad Bin Husain Al Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi ?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pelaksanaan kegiatan pembacaan Kitab

Maulid Simtudduror karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al

Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi ?

4. Apa saja faktor pendukung penanaman nilai-nilai penddikan Akhlak

melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib


Ali Bin Muhammad Bin Husain Al Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi ?

5. Apa saja faktor penghambat penanaman nilai-nilai penddikan Akhlak

melalui kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Al Habib

Ali Bin Muhammad Bin Husain Al Habsyi di Madrasah Aliyah Negeri 1

Banyuwangi ?

3. Pedoman Dokumentasi

1. Profile sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

2. Visi dan misi Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

3. Data pendidik dan kependidikan Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

4. Data jumlah siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.

5. Foto-foto pelaksanaan kegiatan pembacaan Kitab Maulid Simtudduror

karya Al Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al Habsyi di Madrasah

Aliyah Negeri 1 Banyuwangi.


LAMPIRAN IV

PROFIL MADRASAH

NPSN : 20579399
Nama Madrasah : MAN 1 Banyuwangi
Alamat : Jalan Ikan Tengiri No. 02 Phone/Fax : (0333) 424610
Banyuwangi (68418)
Kelurahan/Desa : Sobo
Kecamatan : Banyuwangi
Kabupaten/Kota : Banyuwangi
Provinsi : Jawa Timur
Telepon / HP : (0333) 424610
Jenjang : Menengah
Status (Negeri/Swasta) : Negeri
Tahun Berdiri : 1980
Hasil Akreditasi : A
Luas lahan : 5.592 m2
sekolah/madrasah
Luas lantai bangunan : 3.436 m2
sekolah/madrasah
Daya listrik yang dimiliki : 30.0 watt
sekolah/madrasah
LAMPIRAN V

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MAN 1 BANYUWANGI

No INDIKATOR KRITERIA JUMLAH (Orang)


1 Kualifikasi Pendidikan Guru <= SMA Sederajat -
D1 -
D2 -
D3 -
S1 47
S2 20
S3
Jumlah 60
2 Sertifikasi Sudah 40
Belum 27
Jumlah
3 Gender Pria 27
Wanita 40
Jumlah 67
4 Status Kepegawaian PNS 39
GTT 28
GTY -
Honorer -
Jumlah 67
5 Pangkat / Golongan II a -
II b -
II c -
II d -
III a 6
III b 4
III c 5
III d 16
IV a 8
IV b
Diatas IV b
Non PNS
Jumlah 39
6 Kelompok Usia Kurang dari 30
No INDIKATOR KRITERIA JUMLAH (Orang)
Tahun
31 - 40 Tahun
41 - 50 Tahun
51 - 60 Tahun
diatas 60 Tahun
Jumlah
7 Masa Kerja Kurang dari 6 Tahun
6 - 10 Tahun
11 - 15 Tahun
16 - 20 Tahun
21 - 25 Tahun
26 - 30 Tahun
Diatas 30 Tahun
Jumlah
LAMPIRAN VI

DATA JUMLAH SISWA MAN 1 BANYUWANGI

1. Jumlah Rombel Th. Pelajaran 2022/2023


KELAS
NO NAMA JURUSAN JUMLAH
X XI XII
1 MIPA 5 5 5 12
2 IPS 4 4 4 12
3 BAHASA 1 1 1 3
4 KEAGAMAAN 2 2 2 2
JUMLAH 12 12 12 36

2. Data Siswa Tahun Pelajaran 2022/2023

KELAS
NO NAMA JURUSAN JUMLAH
X XI XII
1 MIPA 153 177 184 514
2 IPS 135 140 146 421
3 BAHASA 18 36 39 93
4 KEAGAMAAN 39 71 76 186
JUMLAH 345 424 445 1214
LAMPIRAN VII

SARANA PRA SARANA MADRASAH ALIYAH NEGERI 1


BANYUWANGI

KETERANGAN
No JENIS SARANA PRASARANA Jumlah Luas/Unit (m2)
1 R.Kelas 36 8x9
2 R. Perpustakaan 1 9x6
3 R. Lab. Biologi 1 7x1
4 R. Lab. Fisika 1 8x7
5 R. Lab. Kimia 1 8x7
6 R. Lab. Komputer 5 8x9
7 R. Lab Bahasa 1 12 x 6
8 R. Kepala Madrasah 1 8x9
9 R. Guru 1 8x9
10 R. Tata Usaha 1 8x9
11 Tempat Ibadah 1 28 x 20
12 R. Konseling 1 7x4
13 R. UKS 1 8x8
14 R. OSIS 1 6x4
15 Jamban 25 2 x 1.5
16 Gudang Umum -
17 Ruang sirkulasi -
18 Tempat bermain/olahraga -
19 Tempat parker 1 30 x 18
20 Lapangan Olahraga -

Jumlah 78 0
Total 78 0
LAMPIRAN VIII

Proses pembacaan Kitab Maulid Simtudduror karya Proses pembacaan Kitab Maulid
Al-Habib Ali Bin Muhammad Bin Husain Al- Simtudduror karya Al-Habib Ali Bin
Habsyi 1 Muhammad Bin Husain Al-Habsyi 2

Proses pembacaan Mahallul Qiyam 1 Proses pembacaan Mahallul Qiyam 2

Wawancara dengan Peserta Didik Wawancara dengan Kepala Sekolah


Wawancara dengan Bapak Achmad Rizki Wawancara dengan Bidang Keagamaan
Maulana selaku kordinator pelaksana kegiatan Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi
pembacaan Kitab Maulid Simtudduror

Foto tampak depan Masjid Darul Muta‟allimin Visi Misi MAN 1 Banyuwangi
MAN 1 Banyuwangi
LAMPIRAN XI
LAMPIRAN X
LAMPIRAN XI
LAMPIRAN XII

BIODATA PENULIS

Nama : Dimas Alif Hidayat Prastyo Putra


Tempat/ Tanggal Lahir : Banyuwangi, 9 Agustus 2000
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Jurusan/ Prodi : Pendidikan Agama Islam/PAI
Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institusi : Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq
Jember
Alamat : Jl. Ikan Mungsing, Krangrejo, Banyuwangi.
Riwayat Pendidikan : 1. SDN 2 KARANGREJO BANYUWANGI
2. SMP AL IRSYAD AL ISLAMIYAH
BANYUWANGI
3. MAN 1 BANYUWANGI
4. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI
HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

Anda mungkin juga menyukai