Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

BU

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Visiku memajukan Pendidikan Indonesia

Saya tidak pernah merasa diri bahwa saya pintar tapi saya selalu percaya perkataan orang
tua saya, ibu saya selalu memanggil saya dengan sebutan pintar dan itu yang saya percaya saya
juga tidak pernah mersasa menjadi orang baik tetapi ayah saya selalu menyebut anak yang
baik dan sholeh dan itu juga yang saya percaya. perkataan adalah doa, dan Alhamdulillah, atas
seizin Allah dengan perantara doa kedua orang tua saya, saya selalu berusaha untuk menjadi
untuk menjadi yang terbaik dengan selalu rajin belajar, bukan hanya materi sekolah juga
akhlak dan hubungan baik dengan orang lain.
Khaidir Yazid Ghozali. Nama sekaligus doa dari orang tua saya. Kelahiran 13 Oktober
2004. lahir dan tumbuh besar di Marabahan, Kabupaten Barito Kuala. Saya pandai dalam
bersosialisasi tetapi saya lebih memilih untuk berteman dengan siapa saja tanpa harus
membentuk kelompok, Sejak kecil otang tua saya selalu membimbing saya untuk belajar
Matematika setiap hari. Dukungan dari orang tua saya mendorong saya untuk mencapai
prestasi akademik, walaupun saya hanay selalu berada diperingkat lima besar orang tua saya
memaklumi karena bagi orang tua saya bukan peringkat yang penting melainkan semangat
belajar agar menjadi lebih baik lagi. Saya bersyukur karena dengan begitu saya tidak akan
merasa kurang percaya diri dan menolak teman-teman yang meminta diajari tentang materi
pembelajaran, Saya dengan senang hati akan menjawab dan menjelaskan materi apapun sesuai
dengan kemampuan saya saya tidak akan merasa iri teman yang saya ajari memiliki peringkat
yang diatas saya. Menjadi orang yang rajin belajar tidak membuat saya menjadi kutu buku dan
tidak bisa diajak bercanda, saya suka bercanda dengan teman-teman saya tetapi kadang saya
tidak peka yang mana bercandaan dan hinaan namun saya balas hinaan itu dengan tawa dan
senyuman juga karena saya tidak mudah marah, perilaku ini saya miliki karena orang tua saya
mengajari saya agar selalu bersabar dan tidak membalas hinaan, karena hinaan apapun hanya
seperti bising suara kendaraan di jalan jika tidak dihiraukan, saya bersyukur selalu didukung
dan ditabahkan oleh orang tua saya baik dalam keadaan senang maupun sedih.
Titik balik kehidupan saya adalah saat saya masuk pesantren. Disini di Pondok Pesantren
Darul Hijrah Martapura disini pandangan saya terhadap lingkungan dan orang lain juga
berubah karena Santri di pesantren ini adalah kumpulan orang orang dari daerah di seluruh
Indonesia, Sifat orang yang bermacam-macam dalam pesantren membentuk karakter saya
menjadi toleran pengertian dan dermawan. Saya menjadi sadar bahwa banyak orang diluar
sana yang tidak seberuntung, ada anak yang hanya mendapat uang saku lima puluh ribu untuk
sebulan dan hanya hanya bertemu orang tua mereka setahun sekali saat liburan, oleh karena
itu saya selalu bersyukur dengan keadaan saya saya juga berusaha tidak memberatkan orang
tua saya dengan meminta tambahan uang saku. Walau
saya tidak berusaha merepotkan orang tua saya dengan Prestasi yang pernah saya raih
pada saat SMA antara lain Juara 1 lomba Edukasi Bimbingan dan Konseling, Juara 2 Lomba
Cerdas Cermat Covid-19 dan Vaksinasi, Anak Prestasi Kopelindo Tahun 2021, dan masih
banyak lagi. Sayangnya, pada saat SMA saya tidak bisa mengikuti banyak ekstrakurikuler
seperti pada saat SMP karena jarak anata rumah dan sekolah saya cukup jauh, yaitu sekitar 8
km. Selain alasan tersebut, saya juga memutuskan untuk lebih fokus ke bidang akademik agar
saya dapat masuk ke perguruan tinggi yang saya inginkan. Saya paham betul untuk masuk ke
PTN impian bukan merupakan hal yang mudah. Masa-masa SMA merupakan puncak ambisi
saya. Saya menjadi seseorang yang sangat berambisi, saya selalu ingin terlihat lebih dari orang
lain tanpa menjatuhkan orang lain. Saya selalu berusaha semaksimal mungkin dalam
mengerjakan tugas-tugas, ulangan harian, dan ujian. Saya berusaha menjadi siswa yang
seaktif mungkin dengan cara selalu menjawab pertanyaan dari guru, maju ke depan untuk
menuliskan jawaban, dan masih banyak lagi. Itulah yang membuat saya menjadi seseorang
yang dipercaya oleh guru-guru saya.
Tetapi jalan yang saya lalui tidak semulus itu. Saya merupakan siswa ranking satu pararel
di SMA saya, saya juga memiliki sertifikat bertaraf nasional, selain itu saya juga bersekolah di
SMA favorit di Banjarmasin, yaitu SMA Negeri 1 Banjarmasin. Dengan berbekalkan nilai
akademik saya selama tiga tahun di SMA saya sangat yakin untuk masuk melalui jalur SNBP,
bahkan saya tidak telalu mempersiapkan diri untuk belajar SNBT. Tanpa disangka, saya
dinyatakan TIDAK LULUS SNBP. Pada saat itu, saya merasa sangat terpukul dan merasa
semua yang terjadi pada saya sangatlah tidak adil. Saya berfikir bahwa perjuangan saya selama
tiga tahun di SMA itu semuanya sia-sia dan saya mulai meragukan prinsip yang saya pegang
sedari dulu yaitu ‘tidak ada usaha yang sia-sia’. Bisa dibilang itu merupakan fase di mana saya
sangat frustrasi karena saya benar-benar belum ada menyiapkan diri untuk menghadapi SNBT.
Ditambah lagi saya paham betul bahwa apa yang diujikan pada SNBT itu ada beberapa yang
tidak selaras dengan pelajaran di sekolah karena kurikulum yang berganti. Meskipun saya
diliputi oleh ketakutan, Alhamdulillah hidup saya dikelilingi oleh keluarga dan teman teman
yang sangat suportif. Mereka sangat percaya kepada saya dan selalu memberikan semangat
untuk saya. Sejak melihat itu saya memutuskan untuk menjadi pejuang. Saya berjuang belajar
UTBK hanya dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan. Dari pagi ke pagi saya terus
menerus belajar dan berusaha membiasakan diri dengan menjawab soal-soal. Tidak lupa pula
saya selalu mengamalkan ajaran ajaran di dalam agama saya. Saya juga bernazar. Pada saat
saya menjadi pejuang SNBT saya selalu berusaha untuk konsisten. Alhamdulillah berkat
perjuangan saya, doa orang tua saya, dan suport dari orang di sekitar saya, saya berhasil lulus
melalui jalur SNBT. Saya berhasil masuk di Universitas Lambung Mangkurat program studi
Kedokteran.
Sejak saya masuk di Universitas Lambung Mangkurat, saya memang bercita-cita dan
merencanakan untuk mendapatkan beasiswa. Tak lain karena untuk meringankan beban orang
tua saya. Saya ingat dan sadar kakak saya juga merupakan mahasiswa ditambah lagi adik saya
masih duduk di bangku SMP. Saya takut tidak ada yang dapat menanggung biaya kuliah untuk
adik saya nanti. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari beasiswa agar dapat
meringankan beban kedua orang tua saya.
Waktu untuk menulis esai ini adalah waktu yang bersamaan dengan proses PKKMB
(Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) saya. Saya merupakan mahasiswa
baru di Universitas Lambung Mangkurat. Saya mengambil program studi kedokteran. Cita-cita
saya sedari kecil adalah untuk menjadi dokter dan saya memilih Universitas lambung
Mangkurat karena itu merupakan salah satu universitas terbaik di daerah saya. Berkat
perjuangan yang seperti saya ceritakan di atas saya berhasil masuk di universitas dan program
studi yang saya idam-idamkan.
Selama PKKMB ini saya sangat bersemangat dan sangat tidak sabar untuk kuliah. Ketika
sudah menjadi mahasiswa nanti, saya sudah berencana untuk menjadi mahasiswa yang aktif
dalam organisasi, menorehkan prestasi sebanyak mungkin, dan tetap mengutamakan nilai
akademik. Saya akan berusaha untuk memperoleh gelar cumlaude. Saya juga sangat ingin
berperan untuk masyarakat, saya ingin melakukan bakti sosial seperti orang lain yang saya
lihat di mediaya sosialnya. Saya merupakan orang yang sangat senang dan ikut bahagia ketika
melihat orang lain bahagia. Apalagi apabila orang tersebut bahagia karena saya. Itulah yang
menjadi salah satu alasan saya mengapa saya memilih program studi kedokteran. Saya tidak
ingin menjadi seseorang yang hanya disibukkan oleh kuliah. Saya juga ingin memperbanyak
khazanah bacaan saya karena saya sadar bahwa buku adalah jendela dunia. Saya ingin banyak
membaca buku self improvement. Tentu saja tujuannya agar saya dapat menjadi seseorang
yang berkembang dan memiliki pikiran yang terbuka. Dengan memperbanyak bacaan saya
yakin bahwa integritas di dalam diri saya akan meningkat
Seperti yang kita ketahui kesehatan berada di atas segala galanya. Seseorang tidak bisa
apa apa jika iya tidak sehat. Maka dari Itu saya sangat ingin menjadi tenaga kesehatan yaitu
dokter. Pada saat saya telah menjadi dokter nanti, saya sangat ingin membuka posko-posko
kesehatan gratis untuk memeriksa kesehatan masyarakat yang kurang mampu. Saya juga ingin
sesering mungkin membantu orang yang ada disekitar saya. Saya ingin membantu
menyembuhkan orang-orang yang ekonominya mungkin bisa dibilang kurang baik. Saya ingin
mengobati orang tanpa dibayar. Saya sangat ingin menjadi dokter spesialis mata karena pada
saat kecil saya sering sekali bintitan sehingga saya menjadi sering pergi ke dokter mata. Entah
mengapa sejak saat itu saya sangat termotivasi untuk menjadi dokter mata. Menurut saya,
menjadi dokter mata adalah suatu hal yang sangat menarik. Mata merupakan salah satu indra
penglihatan yang sangat penting bagi setiap orang. Untuk mewujudkan semua impian saya
tentunya saya akan terus menerus menggali ilmu sedalam mungkin, berusaha semaksimal
mungkin di bidang akademik, dan aktif dalam melakukan kegiatan sosial untuk mencari
pengalaman sebanyak-banyaknya.
Ketika sudah menjadi dokter nanti saya sangat ingin melakukan penelitian sebanyak-
banyaknya untuk menemukan ilmu-ilmu baru di bidang saya, yaitu bidang kedokteran. Saya
ingin memanfaatkan teknologi dengan sebaik mungkin melalui penelitian saya nanti. Saya
akan mengkolaborasikan ilmu kesehatan dengan teknologi yang ada maupun dengan teknologi
temuan baru. Menurut saya di era revolusi ini, teknologi merupakan hal yang sangat krusial
dan harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Namun, teknologi itu tidak akan bisa
digunakan apabila kita tidak memiliki ilmu. Maka dari itu, ilmu ini akan saya cari melalui
penelitian yang akan saya buat. Rencana saya ini bertujuan untuk memajukan Indonesia di
bidang kesehatan agar rumah sakit dan unit kesehatan yang ada di Indonesia dapat menjadi
unit kesehatan yang maju. Dengan itu, maka orang-orang dari mancanegara akan melirik dan
memilih untuk berobat di unit kesehatan yang ada di Indonesia.

Essai

Angelina Denta Jasmin

Anda mungkin juga menyukai