Modul Praktik Sistem Pelumas Mesin - A Galih-Tahun 2023
Modul Praktik Sistem Pelumas Mesin - A Galih-Tahun 2023
Modul Praktik Sistem Pelumas Mesin - A Galih-Tahun 2023
MODUL PEMBELAJARAN
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF
1
Modul Sistem Pelumasan Mesin
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan pembuatan Modul Bahan Ajar Mandiri bagi
peserta didik Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMKN 1 Ponjong,
dengan mata pelajaran produktif Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan pada Kompetensi
Dasar Perawatan Sistem Pelumas Mesin. Modul ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan
dalam pemenuhan materi pembelajaran yang telah ditetapkan dalam menunjang
pembelajaran siswa secara aktif dan mandiri khususnya untuk peserta didik di SMKN 1
Ponjong.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu dalam pembuatan modul ini. Besar harapan penyusun, modul ini dapat
membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran pemeliharaan Mesin
Kendaraan Ringan khususnya kompetensi dasar Perawatan Sistem Pelumas Mesin. Kritik dan
saran penyusun harapkan untuk masukan dan perbaikan modul ini di masa yang akan
datang.
Penyusun
4
Modul Sistem Pelumasan Mesin
BAB I
PENDAHULUAN
KD. 3 KD. 4
3.2 - Menerapkan cara perawatan sistem pelumasan 4.2 - Merawat berkala sistem pelumasan
KD. 3 KD. 4
2. DESKRIPSI
Modul Sistem Pelumas Mesin ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar
dapat memeriksa, memelihara, mendiagnosa kerusakan, menguji hasil perbaikan sistem sistem pelumasan
mesin dengan prosedur yang benar. Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan dapat memahami
sistem pelumas pada motor bakar.
3. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta didik pada Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif harus mempelajari materi KD 3.2-Perawatan sistem pelumasan mesin. Modul ini digunakan sebagai
penghantar untuk melaksanakan KD 3.14-Mendiagnosis kerusakan sistem pelumasan dan KD 4.14-
Memperbaiki sistem pelumasan
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-
langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
5
Modul Sistem Pelumasan Mesin
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar.
Bila ada materi yang kurang jelas, peserta didik dapat bertanya pada guru atau instruktur yang
mengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah
dimiliki terhadap materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal berikut ini :
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan) peralatan dan bahan yang diperlukan
dengan cermat.
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur
terlebih dahulu.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau
bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
b. Membimbing peserta didik melalui tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar
c. Membantu peserta didik dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta
didik mengenai proses belajar peserta didik
d. Membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan
untuk belajar.
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan
5. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta didik diharapkan:
6. KOMPETENSI
6
Modul Sistem Pelumasan Mesin
7. CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, isilah dengan cek list (v) kemampuan yang telah dimiliki peserta
didik dengan sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan:
7
Modul Sistem Pelumasan Mesin
BAB 1
PENDAHULUAN
8
Modul Sistem Pelumasan Mesin
1. Tujuan Pembelajaran
2. Uraian Materi
A. Fungsi Pelumasan
1. Pelumasan Campur
Sistem pelumasan campur dimana oli dicampur dengan bahan bakar (bensin) pada tangki, maka oli ikut
aliran gas keruang engkol dan silinder dimana oli terbakar. Memakai oli khusus dengan perbandingan
campuran bagian oli 2-4 %.
9
Modul Sistem Pelumasan Mesin
2. Pelumasan sistem autolube dan CCI
3. Pelumasan ciprat
Pada pangkal batang torak dibuat sedemikian rupa (seperti sendok), dengan perputaran engkol
sendok akan membuat oli didalam panci terciprat yang digunakan untuk
melumasi bagian-bagian motor.
Prinsip kerja dari sistem ini adalah saat mesin hidup maka pompa
oli berputar menghisap oli dari karter dipompakan ke saluran
bagian motor yang memerlukan pelumasan dan turun dengan
sendirinya kembali ke karter. Begitu seterusnya sirkulasi dari oli
tersebut
10
Modul Sistem Pelumasan Mesin
Sifat khusus dari sistem ini adalah:
3. Rangkuman
a. Sebagai pelumas
b. Sebagai pendingin
c. Sebagai perapat
d. Sebagai pembersih
a. Pelumasan model campur, memakai pelumas khusus yang dicampur pada tangki bahan bakar
digunakan pada motor 2 tak.
b. Pelumasan model autolube dan cci; oli dipompakan menuju saluran masuk, cci sama dengan
autolube ditambah saluran lain menuju ke poros engkol. Digunakan pada motor 2 tak.
c. Pelumasan ciprat (digunakan kendaraan lama) oli dalam panci dicipratkan ke sistem dengan
mekanisme sendok yang ada poros engkol.
d. Pelumasan tekan, sistem ini banyak digunakan pada kendaraan 4 tak dan kendaraan modern dengan
sirkulasi pelumas sangat baik dan merata menggunakan pompa untuk mengalirkan ke seluruh sistem
yang perlu dilumasi.
4. Tugas
Buatlah suatu alasan bagaimana fungsi pelumas bisa sebagai: pelumas, pendingin, perapat dan
pembersih.
5. Tes Formatif
1. Sebutkan fungsi yang harus dimiliki dari oli pelumas?
2. Sebutkan sistem pelumasan yang sudah anda pelajari?
3. Mana jenis sistem pelumasan yang paling baik? Berikan alasannya!
11
Modul Sistem Pelumasan Mesin
7. Lembar Kerja Peserta Didik
12
Modul Sistem Pelumasan Mesin
PEMBELAJARAN 2: Sistem Pelumasan Tekan
Amati gambar berikut ini kemudian diskusikan mengenai aliran dari system pelumasan.
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan dapat mengerti fungsi dan cara kerja
pelumasan tekan.
2. Uraian Materi
Sebagian besar komponen mekanis mesin terutama yang bergerak memerlukan pelumasan, hal ini
dimaksudkan agar komponen-komponen mesin tersebut tidak cepat aus dan kinerja mesin tetap terjaga.
Dengan sistem pelumasan tekan komponen - komponen yang perlu pelumasan dapat dilumasi dengan
teratur dan merata.
A. Prinsip Kerja
Berawal dari oli pelumas yang terdapat pada karter (1), oli
tersebut masuk melewati filter kasar (strainer) (2), lalu oli
dialirkan dengan tekanan dari pompa (3) dan melewati lubang
yang terdapat pada poros engkol sambil melumasi bagian
tersebut termasuk dinding silinder, sebelum ke komponen
bagian atas, oli disaring bersih dengan melewati filter halus (oil
filter) (4), tekanan oli akan membuat saklar oli (5) bekerja dan
lampu peringatan oli akan padam, setelah itu oli mengalir ke
silinder head dan melumasi komponen pada silinder head
setelah semua komponen terlewati oli kembali ke karter. Siklus
tersebut berjalan terus menerus saat mesin hidup. Gambar 6. Komponen Pelumasan Tekan
13
Modul Sistem Pelumasan Mesin
2. Saringan kasar (oil strainer), dipasangkan pada saluran masuk pompa , untuk menyaring benda kasar
agar pompa tidak rusak.
3. Pompa oli, berfungsi menghisap dan menekan minyak pelumas ke tiap bagian mesin yang
memerlukan pelumasan.
SCAN AKU
Beberapa pompa oli yang dipakai dalam sistem pelumasan model tekan diantaranya:
c. Pompa Oli Roda Gigi Dalam: Roda gigi berputar, oli terhisap masuk
kedalam ruangan yang dibentuk oleh dua roda gigi. Oli didesak
keluar menuju pemakai
14
Modul Sistem Pelumasan Mesin
4. Katup pelepas/ pengatur tekanan (relief valve), menjaga tekanan oli agar tetap konstan tanpa
terpengaruh putaran mesin. Ketika pompa oli digerakkan oleh mesin maka tekanan oli akan semakin
dan pada kecepatan tinggi tekanan oli akan berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran pada
seal-seal oli.
7. Sakelar tekanan, menyalakan lampu kontrol peringatan oli, jika tekanan oli kurang dari 50 kpa / 0,5
bar menyebabkan sakelar tekanan hubung dengan ground
dan membuat lampu peringatan oli menyala. Jika tekanan oli
kurang dari yang disyaratkan, oli tidak akan bersirkulasi
dengan baik, kata lain mesin (komponen) yang perlu
pelumasan akan terjadi kerusakan.
15
Modul Sistem Pelumasan Mesin
3. Rangkuman
Sistem pelumasan model tekan banyak digunakan pada kendaraan 4 tak, sistem ini mempunyai
kemampuan pelumasan yang baik.
Prinsip kerja pelumasan model tekan: berawal dari karter, dengan melewati filter kasar, oli dialirkan
dengan tekanan dari pompa, bila tekanan berlebih maka katup pengatur tekanan akan membuka (sebagai
regulator), diteruskan ke filter halus, tekanan oli akan membuat saklar oli membuka dan lampu peringatan
oli padam, selanjutnya mengalir ke silinder head dan melumasi komponen pada silinder head dan kembali
ke karter, begitu setrusnya oli akan mengalir selama mesin hidup.
4. Tugas
Buatlah diagram alir dan diskusikan prinsip kerja dari system pelumasan model tekan pada
kelompokmu, lalu presentasikan hasil diskusi kelompok tersebut (masing-masing kelompok) ke
kelompok yang lain (di depan kelas)
5. Tes Formatif
16
Modul Sistem Pelumasan Mesin
2. Prinsip Kerja Pelumasan model tekan: berawal dari karter (G), dengan melewati filter kasar (F), oli
dialirkan dengan tekanan dari pompa (E), bila tekanan berlebih maka katup pengatur tekanan (D) akan
membuka, diteruskan ke filter halus (C), bila filter tersumbat maka katup bypass akan terbuka (B),
tekanan oli mengalir ke silinder head dan melumasi komponen pada silinder head dan kembali ke
karter. Saat sistem bekerja maka saklar oli (A) akan bekerja membuat lampu indikator oli padam
17
Modul Sistem Pelumasan Mesin
7. Lembar Kerja Peserta Didik
18
Modul Sistem Pelumasan Mesin
Pembelajaran 3: Oli Mesin
Amati gambar berikut ini kemudian diskusikan terkait dengan kualitas Oli Mesin
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan dapat mengerti persyaratan, tuntutan dan
klasifikasi oli mesin.
2. Uraian Materi
Dari pembelajaran sebelumnya tentang fungsi pelumas kita ketahui bahwa fungsi oli mesin adalah : untuk
mengurangi gesekan (oil film), sebagai pendingin komponen, perapat celah ring piston, membersihkan
bagian dalam mesin.
Dari data tersebut diatas karakter yang paling penting adalah kekentalan (viscositas). Karena itu oli mesin
diklasifikasikan dalam dua aspek yaitu kekentalan (viscosity) dan kualitas (quality).
A. Klasifikasi Oli
19
Modul Sistem Pelumasan Mesin
Oli dipasaran, pada bungkusnya tertulis tingkat kekentalan dan qualitas oli tersebut, dengan ukuran
menurut standar tertentu, yaitu:
Klasifikasi berdasarkan pada kekentalannya biasanya menggunakan standarisasi dengan indek SAE,
menurut standarisasi dari SAE (Society Automotive Engineers), semakin rendah nilai SAE mempunyai
kekentalan yang semakin rendah begitu juga sebaliknya, semakin besar nilai SAE sifat oli semakin
kental. Untuk kode kondisi dingin ditambahkan huruf “W” (Winter). Sebagai contoh untuk
pengklasifikasian tersebut nomor 30 dipakai untuk general purpose, dan nomor 20 adalah untuk
dipakai pada kondisi dingin/winter, pada single grade hanya menggunakan satu nomer saja. Kode oli
ada yang tertera 2 kondisi seperti 5W - 30 atau 10W - 30 yang seperti itu disebut dengan multi
grade. Dalam hal ini, dengan membandingkan 5W-30 dengan 10W-30, 5W-30 mempunyai
kekentalan lebih rendah daripada 10W-30 pada temperatur rendah, tetapi pada temperatur tinggi
kekentalannya sama besar.
Umumnya, ketika temperatur meningkat, kekentalan oli akan menurun. Untuk mengindikasikan
perubahan kekentalan ini digunakan viscosity index. Jika kekentalannya tidak mudah berubah maka
indek kekentalannya tinggi. Kekentalan yang tinggi akan lebih mudah untuk dipakai.
http://pelumas.net/wp-content/uploads//2010/08/sae-viscosity-oli-motor.gif
Cara membaca viscosity indek oli: Oli dengan kode 10W-40 mempunyai arti, 10W artinya: pada suhu
– 20 °C kekentalan oli tersebut sama dengan oli SAE 10 yang didinginkan – 20 °C. Dan 40 artinya pada
suhu 100 °C, kekentalan oli tersebut sama dengan oli SAE 40 yang panasnya 100 °C.
Indeks Keterangan
SAE 20
SAE 40
20
Modul Sistem Pelumasan Mesin
2. Klasifikasi API
Pada penggolongan ini didasarkan pada kualitas (quality) minyak pelumas, dipakai standarisasi API
(American Petroleum Institute). Untuk mesin bensin, ditandai dengan huruf pertama “S” diikuti oleh
huruf yang lain. Untuk mesin diesel, ditandai dengan huruf pertama “C” diikuti dengan huruf lain.
Sebagai contoh, huruf SA sampai SJ sebagai tanda untuk mesin bensin, dan huruf CA sampai CJ untuk
mesin diesel.
Huruf kedua antara A sampai dengan J digunakan sesuai kondisi kerja mulai dari tugas ringan huruf
A, sedang huruf E, dan berat huruf J. dapat juga digunakan berdasarkan tahun pembuatan motor
yang besangkutan.
Indeks Keterangan
Indeks Keterangan
Contoh penggunaan
BMW - MERCEDES : SH – SJ
Dyna Diesel : CC - CD
Colt Diesel : CB - CD
Bus : CE - CF
Truk Besar : CE - CF
Catatan
Berdasarkan hasil penelitian dari pabrik, maka tiap beberapa tahun sekali akan muncul oli baru yang lebih baik
mutunya, dan huruf ke dua juga akan meningkat.
B. Penggantian Oli
Alasan, Dalam waktu pemakaian yang sedikit lama, mutu oli akan berkurang, hal tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya:
1. Oksidasi, ditimbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang tergantung dalam minyak pelumas
timbul lumpur/ endapan.
2. Kelemahan bahan tambahan, bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara permanen, tapi
hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu.
3. Kotoran, berupa abu karbon, bercampur dengan minyak pelumas timbul gumpalan karbon.
21
Modul Sistem Pelumasan Mesin
Interval Penggantian Oli Mesin
• tipe mesin,
• kondisi pemakaian,
• temperatur lingkungan
Silahkan ikuti petunjuk pada buku manual dengan cermat untuk menentukan engine oil yang tepat.
Waktu pemeliharaan tiap mesin bervariasi, sesuai dengan buku manual.
Tiap jenis oli mesin yang diproduksi dari pabrik yang berlainan, masa pemakaian oli mesin juga
akan berbeda.
C. Pemakaian oli
Keberadaan oli (level oli) harus selalu terkontrol, untuk menjaga kefungsian dari pelumas tersebut. Oli
berkurang dari level yang sudah ditentukan dikarenakan;
• dinding silinder,
• cincin torak, dan
• pengantar katup juga perlu pelumasan,
Menyebabkan, sebagian kecil oli dapat masuk ruang bakar dan ikut terbakar.
1. Kelebihan oli dalam panci, terjadi cipratan oleh poros engkol, terjadi pengkabutan dan penghisapan
melalui ventilasi karter.
2. Kebocoran keluar motor, misal pada paking kepala silinder, sil-sil poros engkol, sakelar lampu isyarat
dsb.
3. Kebocoran menuju ruang bakar ( oli ikut terbakar )
3. Rangkuman
1. Karakter oli mesin yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
a. Mempunyai viscosity (kekentalan) pada kondisi kerja yang tepat
b. Mempunyai performa pelumasan yang baik
c. Mempunyai daya tahan tinggi terhadap panas dan corosi
d. Tidak bergelembung
22
Modul Sistem Pelumasan Mesin
2. Oli dapat diklasifikasikan dalam 2 klasifikasi, berdasarkan kekentalan dengan indek SAE semakin
besar nilai SAE, oli semakin kental, begitu juga sebaliknya. Yang kedua berdasarkan kualitas dengan
standarisasi API yang mempunyai kode untuk bensin S dan diesel C, dengan kode huruf kedua antara
A sampai J (sebanding dengan kinerja mesin dari yang bekerja ringan sampai berat).
3. Kualitas oli selama pemakaian yang sedikit lama akan mengalami penurunan disebablan oleh :
a. Oksidasi, Di timbulkan karena reaksi oksigen dengan hidrogen yang tergantung dalam minyak
pelumas timbul lumpur / endapan.
b. Kelemahan bahan tambahan, Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan
secara permanen, tapi hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian
tertentu.
c. Kotoran, berupa abu karbon, bercampur dengan minyak pelumas timbul gumpalan karbon.
4. Interval Penggantian oli
Interval pengantian oli mesin diesel lebih pendek dari mesin bensin.
5. Pemakaian Oli
Oli dalam pemakaiannya harus selalu terkontrol terutama dari jumlah (level) oli, karena dalam
pemakainnya oli dapat berkurang karena penguapan. Bila system bermasalah oli akan banyak
berkurang, factor yang mempengaruhi antara lain:
a. Kelebihan oli dalam panci
b. Terjadi cipratan oleh poros engkol, terjadi pengkabutan dan penghisapan melalui ventilasi karter.
c. Kebocoran keluar motor
d. Misal pada paking kepala silinder, sil-sil poros engkol, sakelar lampu isyarat dsb.
e. Kebocoran menuju ruang bakar ( oli ikut terbakar )
4. Tugas
5. Tes Formatif
1. Sebutkan Karakter oli yang dibutuhkan oleh mesin?
2. Sebutkan 2 standart kualitas oli?
3. Kenapa oli mengalami penurunan kualitas dalam pemakaiannya, jelaskan?
4. Kenapa interval pengantian oli mesin diesel lebih pendek dari pada bensin?
5. Oli dalam pemakaiannya dapat berkurang jumlahnya, berapa prosentase kehilangan jumlah oli yang
dikatakan normal?
23
Modul Sistem Pelumasan Mesin
b. Kelemahan bahan tambahan, Bahan tambahan tidak menambah daya pelumasan secara
permanen, tapi hanya memberi bahan tambahan dalam kurun waktu pemakaian tertentu.
c. Kotoran, berupa abu karbon, bercampur dengan minyak pelumas timbul gumpalan karbon.
4. Karena bekerjanya mesin diesel lebih berat dari mesin bensin, dengan temperature dan tekanan kerja
yang lebih besar. Maka membuat oli juga semakin cepat menurun kualitasnya.
5. Ada kemungkinan oli berkurang dari level yang sudah ditentukan dikarenakan ; dinding silinder,
cincin torak dan pengantar katup juga perlu pelumasan, ini yang menyebabkan, sebagian kecil oli
dapat masuk ruang bakar dan ikut terbakar.
24
Modul Sistem Pelumasan Mesin
7. Lembar Kerja Peserta Didik
Membaca kualitas oli pelumas mesin dari indek SAE dan API
Lembar Membaca kualitas oli pelumas mesin dari indek SAE dan API
25
Modul Sistem Pelumasan Mesin
PEMBELAJARAN 4: Merawat komponen sistem pelumasan
Amati gambar berikut ini kemudian diskusikan tentang cara perawatan komponen sistem pelumasan
http://www.saft7.com/isi-oli-sesuai-anjuran/
1. Tujuan Pembelajaran
• Mengganti oli dan saringan (filter) oli mesin dengan benar sesuai buku manual pabrikan
2. Uraian Materi
• Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir saringan dan diameter paking dahulu
• Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -pass“ atau tidak.
Lihat gambar.
26
Modul Sistem Pelumasan Mesin
Kontrol perlu tidaknya katup anti balik di
dalam saringan oli dengan melihat posisi
pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika
posisi pengikatan horisontal atau sambungan
saringan di bawah, maka saringan oli harus
dilengkapi dengan katup anti balik.
Isi oli pada motor. Gunakan corong dengan pelan-pelan, supaya oli tidak tumpah.
Perhatikan jumlah oli yang sesuai spesifikasi. Ada perbedaan jumlah dengan/ tanpa mengganti
saringan oli.
Contoh :
Tanpa mengganti saringan : 3 liter (sesuaikan dengan ketentuan dari buku manual kendaraan)
Dengan mengganti saringan : 3 , 5 liter (sesuaikan dengan ketentuan dari buku manual kendaraan)
27
Modul Sistem Pelumasan Mesin
Petunjuk
Katup “by-pass”
Di dalam setiap sirkuit pelumasan sistem pompa terdapat katup “by-pass”. Katup ini terbuka pada saat oli
masih dingin (kental) atau apabila saringan oli tersumbat. Tempat katup terletak di dalam saringan atau di
rumah sambungannya.
Kebutuhan katup anti-balik tergantung pada posisi pengikatan saringan oli terhadap motor. Kalau pada
saringan tidak ada katup anti- balik dan posisi saringan horisontal atau sambungan sarinan ke motor terletak di
bawah, maka paa saat motor mati, oli di dalam saringan dapat kembali ke karter. Dan bila motor dihidupakan,
beberapa saat masih belum ada tekanan dalam sistem pelumasan, karena oli yang mengalir harus mengisi
sarigan terlebih dahulu. Pada posisi pemasangan seperti di atas, diperlukan katup anti balik yang mencegah oli
kembali ke saringan karter. Katup anti balik biasanya terdiri dari ring karet bersama ring baja berbentuk piring.
Ring tersebut berfungsi sebagai pegas.
Pengisian oli pada motor Toyota seri K (Kijang, Corolla DX)
Pada motor ini, jangan mengisi oli pada saat busi-busi dilepas. Waktu busi terlepas, tabungnya kendor, maka oli
yang akan diisi mengalir melalui lubang busi ke dalam ruang bakar.
3. Rangkuman
• Dalam perawatan system pelumasan kendaraan yang harus dilakukan adalah, pengecekan level oli,
pengantian oli dan filter oli secara periodik.
• Oli diganti setiap :
Mesin bensin : 5.000 – 10.000 km (tergantung oli yang digunakan)
Mesin Diesel : 3.000 – 6.000 km (tergantung oli yang digunakan)
• Saat Penggantian oli yang juga bersamaan dengan penggantian filter oli, maka jumlah oli harus
ditambah 0,5 liter untuk oli yang akan masuk ke ruang filter.
• Dimana penggantian filter oli dilakukan setiap 20.000 km atau 2 kali penggantian oli mesin.
• Dalam penggantian oli mesin yang perlu diperhatikan adalah: jenis oli yang cocok untuk kendaraan
tersebut, control batas maksimum oli, dan control kebocoran oli pada system pelumasan.
28
Modul Sistem Pelumasan Mesin
4. Tugas
Bandingkan Jenis filter oli antara tipe menggantung dengan tipe berdiri, buat gambar alur dari filter
tersebut.
5. Tes Formatif
1. Sebutkan cara penggantian oli dan filter oli!
2. Berapa km penggantian oli dan filter oli?
3. Kenapa saat mengganti oli perlu ditambah 0,5 liter bila mengganti filter oli? Jelaskan!
4. Apa yang terjadi bila level oli terlalu banyak.
29
Modul Sistem Pelumasan Mesin
7. Lembar Kerja peserta didik
B. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan servis yang sesuai dengan fungsinya
2. Ikutilah instruksi dari guru ataupun langkah kerja yang tertulis pada lembar kerja
3. Mintalah ijin kepada guru anda bila akan melakukan pekerjaan yang tidak tertulis pada lembar
kerja
4. Bila perlu mintalah buku manual mesin sesuai dengan obyek yang digunakan
C. Langkah kerja
1. Persiapkan alat dan bahan praktik.
2. Perhatikan instruksi yang disampaikan oleh guru.
3. Diskusikan mengenai hal yang pelu dirawat dari system palumasan.
4. Lakukan perawatan system pelumasan (mengganti oli dan filter oli mesin).
5. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat semula, bersihkan
tempat kerja
30
Modul Sistem Pelumasan Mesin
PEMBELAJARAN 5: Permasalahan Pada Sistem Pelumasan Serta Cara Mengatasinya
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan dapat:
• Menentukan gejala kerusakan komponen sistem pelumasan dengan tepat
• Mendeteksi penyebab kerusakan komponen sistem pelumasan dengan benar
2. Uraian Materi
Dalam proses kerjanya komponen sistem pelumasan dapat mengalami gangguan atau masalah setelah
digunakan dalam waktu yang lama, diantaranya:
Tekanan pompa oli yang rendah menyebabkan aliran tidak seluruhnya dapat melumasi komponen
mesin yang bergerak, akibatnya komponen tersebut akan mengalami kerusakan. Tekanan minyak
pelumas yang diberikan haruslah kuat karena hal ini sangat menentukan mengalirnya minyak
pelumas ke komponen mesin yang memerlukan pelumasan.
Prosedur pemeriksaan penyebab gangguan dan cara mengatasi gangguan tekanan oli yang rendah
adalah sebagai berikut:
Kurangnya oli dapat disebabkan oleh kebocoran dari bagian mesin yang kurang rapat saat
pemasangan. Kemungkinan terjadinya kebocoran pada komponen pelumasan diantaranya:
31
Modul Sistem Pelumasan Mesin
4) Kebocoran oli ke ruang bakar
Berikut mengatasi beberapa masalah apabila pemakaian oli yang terlalu boros.
Kebocoran oli ke ruang keausan pada dinding silinder, ganti dinding silinder, torak, dan
4
bakar torak, dan cincin torak cincin torak
Minyak pelumas setelah mengalami pemakaian maka akan berubah menjadi encer. Tetapi apabila
oli encer dan batang pengukur oli berada diatas tanda “F” maka pada sistem pelumasan terdapat
beberapa kemungkinan masalah. Penyebab terjadinya hal ini diantaranya:
Terdapatnya bahan bakar Keausan dinding silinder, Ganti dengan yang baik
2
dalam oli torak, dan cincin torak
3. Rangkuman
komponen sistem pelumasan dapat mengalami gangguan atau masalah setelah digunakan dalam waktu
yang lama, diantaranya:
32
Modul Sistem Pelumasan Mesin
b. Tekanan oli terlalu tinggi
c. Pemakaian oli boros
d. Oli berubah menjadi encer
4. Tugas
Carilah contoh kerusakan sistem pelumas pada kendaraan bermotor, dan dokumentasikan kerusakan
tersebut ke bentuk foto, kemudian tentukan gejala kerusakannya!
5. Tes Formatif
a. Sebuah mobil Toyota Kijang 5 K mengalami kerusakan dengan lampu indicator tekanan pompa oli
yang menyala terus ketika mesin sudah menyala. Tentukan 3 contoh penyebab menyalanya lampu
indicator pompa oli tersebut!
b. Apabila sebuah kendaraan mengalami kebocoran pada bagian baut pembuangan oli, maka langkah
perbaikan yang tepat adalah!
6. Lembar Jawaban Tes Formatif
a. Menyalanya lampu indicator pompa oli disebabkan oleh tekanan oli yang rendah, disebabkan oleh
oli terlalu encer, volume oli kurang, katup relief rusak, pompa oli rusak, saluran oli tersumbat.
b. Langkah perbaikan adalah dengan membuat drat ulang ulir lubang baut pembuangan oli.
B. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan servis yang sesuai dengan fungsinya
2. Ikutilah instruksi dari guru ataupun langkah kerja yang tertulis pada lembar kerja
3. Mintalah ijin kepada guru anda bila akan melakukan pekerjaan yang tidak tertulis pada lembar
kerja
4. Bila perlu mintalah buku manual mesin sesuai dengan obyek yang digunakan
C. Langkah kerja
1. Persiapkan alat dan bahan praktik.
2. Perhatikan instruksi yang disampaikan oleh guru.
3. Diskusikan mengenai hal yang perlu diperbaiki dari kebocoran system palumasan di kepala
silinder.
4. Lakukan perbaikan kebocoran oli pelumas kepala silinder di system pelumasan (mengganti seal
cover kepala silinder).
5. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara ringkas.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat semula, bersihkan
tempat kerja
33
Modul Sistem Pelumasan Mesin
PEMBELAJARAN 6: Pemeliharaan dan Pengujian Sistem Pelumasan
1. Tujuan
Setelah mempelajari materi ini peserta didik diharapkan dapat:
• Memelihara hasil perbaikan system pelumas dengan benar sesuai buku manual
• Menguji hasil perbaikan system pelumas dengan benar sesuai buku manual
2. Uraian Materi
Pemeliharan sistem pelumasan diperlukan agar komponen sistem pelumasan tidak cepat
mengalami kerusakan. Pemeliharaan sistem pelumasan dapat dilakukan dengan cara:
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa perubahan warna oli atau sudah encer. Bila
kualitas oli buruk maka gantilah oli sesuai dengan spesifikasi oli.
Pemeriksaan ketinggian oli mesin dilakukan dengan memanaskan mesin terlebih dahulu
hingga mencapai suhu normal. Setelah mencapai suhu normal periksalah ketinggian oli dengan
melihat dipstick. Ketinggian oli harus berada antara L dan F pada tangki pengukur (dipstick) oli.
Bila terlalu rendah, periksa dan perhatikan kemungkinan terjadi kebocoran atau tidak.
Tambahkan oli jika tidak terjadi kebocoran oli.
34
Modul Sistem Pelumasan Mesin
Pengujian menggunakan Oil Pressure Gauge dihubungkan dengan switch tekanan oli.
Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperatur kerja normal. Pada putaran idle tekanan oli
standar lebih dari 1,7 kg/cm2, sedangkan pada putaran 3000 rpm tekanan oli standar 4,6
kg/cm2 Bila hasil pengukuran tidak sesuai dengan spesifikasi, periksa dan perbaiki pompa oli.
Gambar berikut adalah gambar pengujian tekanan oli yang diambil dari Pedoman
Perbaikan Daihatsu yang pada prinsipnya sama dengan mesin lainnya.
Periksalah saringan oli dari terjadinya penyumbatan. Bersihkan saringan oli atau bila perlu
gantilah saringan oli dengan yang baru bila terjadi penyumbatan.
Pompa minyak pelumas yang rusak dapat dikarenakan oleh adanya endapan kotoran yang
mengumpul pada bagian bawah dari penampung minyak. Cara mengatasinya adalah dengan
memeriksa pompa minyak pelumas dengan membuka oil pan terlebih dahulu sebelum
memeriksa komponen pada pompa minyak pelumas.
Pengujian pompa oli dapat dilakukan dengan membuka cover kepala silinder dan melihat
cipratan oli mesin yang naik ke kepala silinder.
35
Modul Sistem Pelumasan Mesin
Keterangan gambar:
1. Oil Pump Gear Drive Shaft
2. Oil Pump Cover
3. Oil Pump Outer Gear
4. Oil Pump Inner Gear
5. Plug
6. Gasket
7. Relief Spring
8. Relief Plunger
3. Rangkuman
4. Tugas
Periksalah kinerja pompa oli pada salah satu kendaraan (motor/ mobil).
5. Tes Formatif
Jelaskan prosedur pengujian lampu indicator tekanan pompa oli pada motor bakar.
Prosedur pengujian kerja lampu indicator tekanan pompa oli adalah ketika mesin hidup, maka lampu
akan menyala dan akan mati ketika mesin sudah hidup atau pompa oli bekerja sehingga adanya
tekanan yang menyebabkan saklat tekanan pompa oli menjadi off.
36
Modul Sistem Pelumasan Mesin
7. Lembar Kerja Peserta Didik
B. Keselamatan Kerja
1. Gunakan peralatan servis yang sesuai dengan fungsinya
2. Ikutilah instruksi dari guru ataupun langkah kerja yang tertulis pada lembar kerja
3. Mintalah ijin kepada guru anda bila akan melakukan pekerjaan yang tidak tertulis pada lembar
kerja
4. Bila perlu mintalah buku manual mesin sesuai dengan obyek yang digunakan
C. Langkah kerja
1. Persiapkan alat dan bahan praktik.
2. Perhatikan instruksi yang disampaikan oleh guru.
3. Diskusikan mengenai hal yang perlu diuji pada komponen system palumasan.
4. Lakukan pengujian kerja komponen pompa oli melalui kepala silinder.
5. Buatlah doumentasi kegiatan praktik berupa video pengujian secara singkat dengan durasi
waktu maksimal 3-5 menit.
6. Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat semula, bersihkan
tempat kerja
37
Modul Sistem Pelumasan Mesin
Daftar Pustaka
Anandar. 1987. Sistem Bahan Bakar Bensin. Malang: Dept Automotif VEDC.
Anandar Sp. 1987. Blok Silinder dan mekanisme katup. Malang: Dept Automotif VEDC.
Hyundai Motor Coorporation. 2003. Prinsip Dasar Engine. Korea: Technical Service Training Center.
Ismanto Sp. 1987. Sistem Bahan Bakar Diesel. Malang: Dept Automotif VEDC.
Tim Fakultas Teknik UNY. 2004. Melaksanakan Pekerjaan Dasar Engine. Jakarta: Deroktorat PSMK.
Tim Fakultas Teknik UNY. 2004. Pemeliharaan/Service Sistem Pendingin dan Komponen- komponennya.
Jakarta: Deroktorat PSMK.
Tim Fakultas Teknik UNY. 2004. Pemeliharaan/Service Sistem Bahan Bakar bensin. Jakarta: Deroktorat PSMK.
Tim Fakultas Teknik UNY. 2004. Pemeliharaan/Service Sistem Bahan Bakar Diesel. Jakarta: Deroktorat PSMK.
38