Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5
ANALISIS PERSOALAN SOSIAL PADA ANAK BERDASARKAN EBM,
PERSPEKTIF AGAMA, ETIKA DAN MORAL
”Kasus Permasalahan Sosial Anak Hiperaktif di Taman Kanak-Kanak, Bukittinggi”
Disusun Oleh : Dian Widya Wati 2310101197
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2024 PENDAHULUAN Anak-anak dengan hiperaktivitas pada usia dini sering menghadapi tantangan besar dalam berinteraksi sosial dan membangun hubungan interpersonal yang sehat. Hiperaktivitas merupakan gangguan perilaku yang umum terjadi pada anak-anak, ditandai dengan tingkat aktivitas fisik yang tinggi, kesulitan berkonsentrasi, impulsivitas, dan sering kali kurangnya kontrol terhadap perilaku mereka. Dampak dari hiperaktivitas ini tidak hanya mempengaruhi perkembangan individu anak, tetapi juga memengaruhi dinamika sosial di sekitar mereka, termasuk interaksi dengan keluarga, teman sebaya, dan lingkungan pendidikan. Kasus persoalan sosial yang saya dapat dari artikel ilmiah yang berjudul “Studi Kasus Permasalahan Sosial Anak Hiperaktif di Taman Kanak-Kanak, Bukittinggi” menunjukkan bahwa anak-anak dengan perilaku hiperaktif cenderung menarik diri dan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan dekat dengan orang lain. Mereka sering kali menghadapi kesulitan dalam memahami norma sosial yang berlaku dan mempertahankan keterlibatan emosional yang sehat dengan orang tua dan teman sebaya mereka. Tantangan ini dapat berlanjut hingga masa remaja dan dewasa, mempengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai potensi maksimal dalam berbagai aspek kehidupan. ANALISIS KASUS Berdasarkan Evidence-Based Medicine (EBM) Evidence-Based Medicine (EBM) adalah pendekatan yang menggunakan bukti ilmiah terbaik untuk membimbing keputusan klinis dalam praktik medis. Dalam konteks anak-anak dengan hiperaktivitas, EBM memberikan kerangka kerja yang sistematis untuk mengidentifikasi dan menerapkan intervensi yang efektif. Studi telah menunjukkan bahwa pendekatan EBM yang terfokus pada teknik-teknik seperti penguatan positif dapat membantu mengurangi perilaku hiperaktif pada anak-anak. Penguatan positif melibatkan memberikan pujian, perhatian, atau penghargaan ketika anak menunjukkan perilaku yang diinginkan, seperti konsentrasi yang baik atau pengendalian impuls yang lebih baik. Pendekatan ini tidak hanya mengubah perilaku secara langsung tetapi juga memperkuat keterampilan sosial anak dalam interaksi sehari-hari. Penting untuk memahami bahwa pendekatan EBM bukanlah solusi tunggal, tetapi menyediakan dasar yang kuat untuk mengembangkan rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu setiap anak. Dengan memanfaatkan bukti ilmiah yang ada, praktisi kesehatan dapat merancang intervensi yang paling efektif dan aman untuk membantu anak- anak dengan hiperaktivitas dalam mencapai potensi mereka secara optimal. Secara keseluruhan, EBM memberikan kerangka kerja yang penting dalam menghadapi tantangan hiperaktivitas pada anak-anak, memastikan bahwa pendekatan intervensi didasarkan pada bukti ilmiah yang solid dan teruji. Bersadarkan Perspektif Agama Perspektif agama, khususnya dalam Islam, memberikan pandangan yang mendalam tentang pendidikan moral dan spiritual bagi anak-anak. Pendidikan ini tidak hanya bertujuan untuk membentuk perilaku yang baik tetapi juga untuk membangun fondasi yang kokoh dalam interaksi sosial dan moralitas anak. Dalam Islam, pendidikan sosial bagi anak-anak dianggap sebagai salah satu aspek penting dalam pembentukan karakter. Anak-anak diajarkan untuk menghormati orang lain, berperilaku sopan, dan mengembangkan nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang. Konsep-konsep ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak sebagai panduan dalam berinteraksi dengan sesama dan lingkungan sekitar. Salah satu nilai yang sangat ditekankan dalam Islam adalah takwa, yaitu kesadaran akan kehadiran Allah dan tanggung jawab moral yang muncul dari kesadaran ini. Anak-anak diajarkan untuk melakukan perbuatan baik dan menghindari perbuatan yang buruk, tidak hanya karena ketakutan akan hukuman, tetapi karena kesadaran bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi moral. Selain itu, dalam perspektif Islam, orang tua dan pendidik memiliki peran sentral dalam membimbing anak-anak menuju perilaku yang baik. Mereka diharapkan untuk memberikan teladan yang baik (uswatun hasanah) bagi anak-anak, sehingga anak-anak dapat belajar dari contoh konkret tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pendidikan moral dalam Islam juga menekankan pentingnya pengembangan kesadaran sosial (muasharah) dan nilai-nilai seperti keadilan (adil), kerjasama (ta'awun), dan kepedulian sosial (shafakah). Anak-anak diajarkan untuk menghormati hak-hak orang lain dan untuk membantu mereka dalam kehidupan mereka sehari-hari. Berdasarkan Perspektif Etika dan Moral Etika dan moral memainkan peran penting dalam membentuk karakter anak-anak dan membimbing mereka dalam menghadapi tantangan sosial yang kompleks di era globalisasi saat ini. Dalam hal pendidikan anak-anak, penting untuk memahami nilai-nilai yang mendasari perilaku baik dan tanggung jawab sosial. Pendidikan etika memberikan fondasi yang kokoh bagi anak-anak untuk memahami perbedaan antara tindakan yang baik dan buruk serta konsekuensinya. Nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, empati, dan tanggung jawab diajarkan sebagai prinsip-prinsip yang tidak hanya penting untuk perilaku individual, tetapi juga untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi, anak-anak sering kali terpapar pada berbagai pengaruh budaya dan informasi yang beragam. Ini menimbulkan tantangan baru dalam pembentukan moralitas mereka, karena mereka harus mampu mengambil keputusan yang baik di tengah-tengah kompleksitas nilai-nilai yang berbeda. Pendidikan moral membantu anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kritis dalam mengevaluasi nilai- nilai yang mereka temui dan memilih perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka yakini. Penting juga untuk dicatat bahwa pendidikan etika tidak hanya mengajarkan anak- anak tentang apa yang "benar" dan "salah", tetapi juga tentang proses pemikiran moral yang terlibat dalam membuat keputusan yang beretika. Anak-anak diajarkan untuk mempertimbangkan perspektif orang lain, memahami dampak dari tindakan mereka, dan mengambil tanggung jawab atas keputusan mereka. Selain itu, peran orang tua dan pendidik sangat penting dalam membimbing anak- anak dalam pengembangan moral mereka. Teladan yang diberikan oleh orang tua dan pendidik berperan sebagai model yang kuat bagi anak-anak dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-hari. Mereka tidak hanya memberikan informasi tentang nilai-nilai yang dianggap penting, tetapi juga mengajarkan melalui contoh konkret bagaimana nilai-nilai ini dapat diterapkan dalam berbagai situasi kehidupan. Dengan demikian, perspektif etika dan moral tidak hanya memberikan panduan untuk perilaku individu, tetapi juga untuk membentuk fondasi yang kuat bagi anak-anak dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan produktif. Pendidikan etika memberikan landasan yang penting bagi pembentukan karakter anak-anak, mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan moral dalam kehidupan mereka dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan peduli. KESIMPULAN Kasus perilaku hiperaktif pada anak usia dini dapat dianalisis dari berbagai perspektif untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan solusi yang efektif. Pendekatan EBM memberikan dasar ilmiah untuk intervensi yang efektif, sementara perspektif agama dan etika-moral memberikan kerangka nilai yang penting untuk pembentukan karakter dan perilaku sosial anak. Kombinasi dari ketiga perspektif ini dapat membantu dalam menangani persoalan sosial pada anak secara holistik dan berkelanjutan. DAFTAR PUSTAKA Badi, U., & Atiyatul Mahfudoh, S. (2020). ANALISIS PENDIDIKAN SOSIAL ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH NASIH ULWAN DALAM KITAB TARBIYAH AL- AWLAD FI AL-ISLAM. At-Tuhfah, 9(1), 28–40. https://doi.org/10.36840/jurnalstudikeislaman.v9i1.282 Mulfiani, T. N., Suryana, D., & Mahyuddin, N. (2022). Studi Kasus Permasalahan Sosial Anak Hiperaktif di Taman Kanak-Kanak, Bukittinggi. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(6), 10689–10695. https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i6.10090 Nurfadilah, R. (2023). Krisis Etika Dan Moral Pada Pendidik Dan Anak Didik. Nusantara: Jurnal Pendidikan, Seni, Sains Dan Sosial Humanioral, 1(2), 1–25. Steven, T., & Varacallo, M. (2022). Evidence Based Medicine—StatPearls—NCBI Bookshelf. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470182/