Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Uts Ekopolkom

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Nama : Lapang Bidadantara

NIM : L1B022129

PENUGASAN UJIAN TENGAH SEMESTER


MATA KULIAH EKONOMI POLITIK KOMUNIKASI

1. Ekonomi Politik komunikasi


Ekonomi Politik Komunikasi adalah ilmu yang fokus membahas keterkaitan
antara kekuasaan politik, ekonomi, dan media komunikasi. Secara khusus, ekonomi
politik komunikasi mengkaji bagaimana faktor-faktor ekonomi, politik, dan social
dapat mempengaruhi produksi, distribusi, dan konsumsi media serta informasi. Selain
itu, ekonomi politik diaplikasikan untuk membentuk kekuasaan yang didapat dari
proses komunikasi/penyampaian pesan melalui media. Penulis juga memahami
ekonomi politik komunikasi berfokus bagaimana sebuah informasi diolah menjadi
sebuah produk bernilai dan berharga yang bisa dijual kepada berbagai media massa,
baik media massa cetak (koran, majalah, dll) dan new media (media digital).
Penulis memahami ekonomi politik komunikasi sebagai cabang ilmu yang
sering digunakan untuk membentuk opini khalayak karena cabang ilmu ini fokus
membahas produksi, distribusi, dan konsumsi media. Banyak pihak yang memiliki
suatu kepentingan merancang sebuah pesan dengan framing persepsi terntentu,
kemudian disebarkan/disalurkan melalui media yang sudah ditentukan, kemudian
dikonsumsi oleh khalayak. Sepengelihatan penulis dari sisi politik, praktek cabang
ilmu ini sering digunakan oleh para politikus/pemerintah untuk menggiring opini
masyarakat ketika sedang musim kampanye atau situasi kepemerintahan sedang
memanas. Saat itu lah strategi produksi, distribusi, dan konsumsi media diterapkan.
Dari sisi ekonomi, praktik tiga komponen inti tersebut dipakai untuk
memasarkan produk kepada khalayak. Dengan merancang konten tentang produk
yang ingin dipasarkan, lalu dipromosikan melalui platform media social dan
kemudian dikonsimsi oleh khalayak. Banyak penulis temukan beberapa akun media
social melakukan langkah-langkah tersebut untuk memasarkan sebuah produk. Secara
tidak langsung itu merupakan praktik dari Ekonomi Politik Komunikasi.
Dari penjelasan di atas, bisa penulis simpulkan bahwa Ekonomi Politik
Komunikasi merupakan cabang ilmu yang fokus mengkaji bagaimana menjalankan
perputaran politik dan ekonomi yang positif dan sesuai jalurnya dalam sebuah negara
dengan menggunakan ilmu komunikasi dalam penerapannya.

2. Ideologi
Ideologi merupakan istilah yang lahir dari Bahasa Yunani, dari kata “eidos”
yang berarti ide, gagasan, tujuan, serta konsep/rancangan. Dan dari kata “logos” yang
berarti pemahaman, ajaran, ataupun ilmu. Dari penjelasan di atas, idologi
didefinisikan sebagai ajaran sebuah ilmu atau pemahaman tentang landasan/ide-ide
tertentu. Dalam makna lain, ideologi diartikan sebagai suatu pemahaman yang
dijadikan sebagai landasan/pemahaman tentang sesuatu dan itu bersifat tetap. Ideologi
memiliki nilai-nilai dan aturan tertentu yang menjadi pandangan/diyakini oleh
individu maupun kelompok. Manusia bertindak/menilai sesuatu berdasarkan apa yang
ia yakini, dengan begitu ideologi mempengaruhi bagaimana individu berpikir,
bertindak, dan mengatasi permasalahan hidupnya. Dari penjelasan di atas ideologi
dapat didefinisikan sebagai sekumpulan nilai yang diyakini oleh individu/kelompok
sebagai landasan untuk menjalani kehidupannya.

Propaganda Media
Secara umum propaganda media merupakan usaha sistematis untuk distribusi
informasi yang bertujuan mempengaruhi opini, sikap, atau perilaku masyarakat dalam
mendukung rencana atau kepentingan tertentu. Propaganda media seringkali
digunakan oleh instansi kepemerintahan, kelompok politik, organisasi, atau
perusahaan untuk menggiring opini supaya mendapatkan dukungan yang mendukung
rencana mereka.

Hubungan Ideologi dengan Propaganda media


Propaganda dalam prakteknya berusaha mempengaruhi pandangan, keyakinan
dan tindakan individu. Ideologi merupakan serangkaian nilai yang diyakini dan
menjadi landasan keyakninan dalam memandang sesuatu. Oleh karena itu,
propaganda media sangat berhubungan dengan ideologi. Karena secara fakta
propaganda media berusaha mempengaruhi ideologi individu/kelompok. Propaganda
sering kali menggunakan ideologi tertentu sebagai landasan, aik itu politik, agama,
atau ideologi lainnya. Ideologi tersebut menjadi kerangka kerja untuk menyusun
narasi, memilih isu-isu yang diprioritaskan, dan mengemas pesan-pesan yang akan
disampaikan kepada public. Propaganda media cenderung menyampaikan pesan-
pesan yang konsisten dengan ideologi yang dipromosikan dan mengemasnya dalam
cara yang mendukung pandangan ideologis tersebut. Ini bisa berupa penguatan nilai-
nilai, keyakinan, atau tujuan yang sejalan dengan ideologi yang ingin didukung.
Propaganda media memilih isu-isu yang relevan dengan ideologi yang ingin
dipromosikan dan mengemasnya dalam cara yang mendukung pandangan ideologis
tersebut. Framing atau penyajian isu secara tertentu juga digunakan untuk mengaitkan
isu-isu tersebut dengan nilai-nilai atau prinsip ideologis yang diinginkan. Propaganda
media dapat digunakan untuk memperkuat identitas ideologis individu atau kelompok,
baik melalui pemilihan simbol-simbol, narasi, atau gambaran tentang kelompok atau
individu yang mendukung ideologi tersebut. Melalui propaganda media, ideologi
tertentu dapat dipersepsikan secara positif atau negatif oleh publik. Penyajian yang
konsisten dan tendensius tentang ideologi tertentu dapat memengaruhi bagaimana
publik memahami dan merespons ideologi tersebut. Propaganda media dapat
digunakan untuk menggalang dukungan dan partisipasi dalam ideologi tertentu, baik
melalui kampanye politik, program sosial, atau gerakan keagamaan yang disebarkan
melalui media. Propaganda media menggunakan berbagai alat komunikasi, termasuk
teks, gambar, audio, dan video, untuk menyebarkan pesan-pesan ideologis kepada
publik. Ini bisa meliputi iklan, siaran radio dan televisi, publikasi, atau kampanye
online.
Media yang memiliki cakupan yang luas dibutuhkan untuk menggiring dan
memanipulasi persepsi khalayak luas. Untuk melakukan propaganda media massa
merupakan pilihan yang tepat sebagai alat untuk melakukan propaganda, karena
memiliki jangkauan yang luas, distribusi informasi yang cepat dan isi pesannya dapat
dikendalikan. Propaganda menggunakan media massa dalam prakteknya, oleh karena
itu pemilihan media yang cocok dengan tujuan propaganda menentukan hasil dari
propaganda itu sendiri. Dalam pemilihan media tersebut, berikut tiga hal yang perlu
diperhatikan :
a. Menyeleksi media yang sesuai dengan preferensi penggunaannya.
Semua platform media memiliki ranah pengguna nya masing-masing. Saat ini
rata-rata orang menggunakan platform media digital sebagai akses informasi.
Namun masih juga terdapat sebagian orang yang menggunakan media cetak
seperti koran, poster, dan media cetak lainnya. pelaku propaganda harus
mengamati dan memahami perilaku khalayak yang menjadi targetnya dalam
meninjau informasi agar pelaku propaganda dapat menetapkan akan menggunakan
media yang cocok untuk menyalurkan pesan propagandanya.
b. Menggunakan media yang memiliki kredibilitas tinggi.
Saat ini banyak platform media informasi yang kurang dapat dipercaya karena
sering memberikan informasi yang kurang akurat. Dengan menggunakan platform
media yang kredibel, maka propaganda yang dilakukan dapat memberikan hasil
yang lebih maksimal lagi.

c. Relevansi platform media dengan pesan propaganda


Pesan propaganda memiliki kesesuaian dengan media tertentu. Kita bisa melihat
contohnya saat ini seperti facebook yang lebih sering digunakan untuk propaganda
politik, Instagram untuk menyebar isu-isu social, dan tiktok untuk memicu tren
tertentu.

Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami bahwa ideologi sangat memiliki keterkaitan
dengan propaganda media. Oleh karena itu propaganda media tidak dapat dipisahkan
dengan ideologi yang diyakini/dipercayai.

3. Produksi konten media


Produksi konten media adalah proses penyusunan isi pesan yang ingin
disampaikan kepada komunikan. Isi pesan/konten inti memiliki tujuan tertentu
tergantung apa yang ingin disampaikan oleh komunikator. Pada tahap produksi ini isi
konten dirancang sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat memberikan feedback
yang diinginkan. Contoh : “Dalam sebuah pemilihan kepala negara terdapat 3 calon
kandidat A, B, dan C. Masing-masing kandidat membuat video kampanye yang berisi
tentang hal-hal yang positif tentang dirinya sebagai breanding bahwa mereka bertiga
pantas menjadi seorang kepala negara. Dari perancangan pesan tersebut diharapkan
dapat membangun citra yang baik terhadap masing-masing dari mereka bertiga
sehingga dapat meyakinkan rakyat untuk memilih mereka”

Distribusi Media
Pesan yang sudah dirancang sedemikian rupa memerlukan media untuk
menyalurkan/menyampaikan pesan tersebut secara cepat dan luas. Media yang
digunakan dapat berupa media sosial, atau media cetak. Setiap media memiliki
karakteristik pengguna yang berbeda-beda. Oleh karena itu pemilihan media yang
sesuai dengan isi pesan yang sudah dirancang akan memberikan hasil yang lebih
maksimal.
Contoh : “Setelah tim sukses tiga kandidat sudah selesai menyusun isi pesan, maka
selanjutnya akan disalurkan melalui berbagai platform media sosial seperti facbook,
Instagram, twitter ataupun media cetak seperti baliho, spanduk, poster, stiker, dan
lain-lain”

Konsumsi media
Pesan yang sudah diframing dan disalurkan melalui media, akan diterima dan
dicerna oleh para pembaca. Para pembaca ini lah yang berperan sebagai target
audience sekaligus sebagai konsumen media. Audience akan terlebih dahulu
mencerna dan mengartikan pesan yang diterima sebelum akhirnya menentukan
tindakan/feedback.
Contoh : “Sarif sedang scroll reel Instagram dan menemukan konten yang berisi
tentang kejelekan/keburukan salah satu dari tiga kandidat calon kepala negara. Lalu
sarif langsung menerima mentah-mentah informasi tersebut”. Perilaku sarif tersebut
dapat dikatakan sebagai konsumsi media.

4. Struktur kepemilikan media sangat berpengaruh terhadap relasi kuasa media karena
beberapa hal antara lain :
a. kontrol narasi dan agenda
Pemilik media memiliki kekuatan untuk menentukan narasi yang disajikan dalam
berita dan program-program mereka. Dengan kontrol atas narasi, pemilik media
dapat memengaruhi persepsi publik tentang isu-isu tertentu dan mempromosikan
agenda mereka sendiri.
b. Pengaruh Politik dan Kepentingan Khusus
Struktur kepemilikan media sering kali mencerminkan kepentingan politik dan
ekonomi tertentu. Pemilik media yang memiliki hubungan dengan pemerintah
atau kepentingan bisnis tertentu dapat menggunakan media sebagai alat untuk
memperkuat kekuasaan dan memajukan agenda mereka.
c. Kontrol terhadap opini public
Melalui kontrol atas berbagai outlet media, pemilik media dapat memengaruhi
opini dan sikap publik terhadap topik tertentu. Dengan memilih dan mengemas
informasi secara selektif, pemilik media dapat membentuk persepsi publik yang
sesuai dengan kepentingan mereka.
d. Kontrol terhadap informasi
Pemilik media memiliki kekuatan untuk mengendalikan akses dan penyebaran
informasi. Dengan mengontrol aliran informasi, mereka dapat memilih untuk
menampilkan atau menyembunyikan informasi tertentu sesuai dengan
kepentingan mereka.

5. Bahasa dan wacana memiliki peran penting dalam menjaga kekuasaan penguasa
karena menjadi instrumen utama dalam membentuk pandangan, memengaruhi, dan
mengontrol pemikiran masyarakat. Penguasa sering memanfaatkan bahasa dan
wacana untuk membentuk cerita yang mendukung legitimasi dan kepentingan mereka.
Mereka bisa saja menggunakan bahasa yang menjelaskan pemerintahan mereka
sebagai sah, efektif, dan berkualitas tinggi, sambil mengabaikan atau menyalahkan
pihak lain atas masalah atau kegagalan.
Framing, yakni cara menyajikan isu dalam konteks tertentu, juga seringkali
digunakan oleh penguasa untuk memengaruhi persepsi publik dengan menyoroti
aspek-aspek tertentu dari suatu isu atau peristiwa, sementara mengesampingkan atau
mengurangi nilai aspek lainnya. Penguasa memiliki kendali atas akses terhadap
informasi dan wacana yang disebarkan kepada masyarakat melalui media dan institusi
lainnya. Mereka dapat memilih untuk membatasi akses atau menyensor informasi
yang dapat mengancam kekuasaan mereka, sementara mempromosikan atau
menampilkan informasi yang mendukung narasi yang mereka bangun.
Bahasa dan wacana juga berperan dalam membangun identitas dan persatuan
di antara pendukung penguasa. Dengan menggunakan kata-kata yang memicu emosi,
simbol-simbol, dan cerita yang menguatkan ikatan bersama, penguasa bisa
meningkatkan dukungan dan kesetiaan terhadap rezim mereka. Penguasa sering
menggunakan bahasa untuk mengecilkan atau mencemarkan reputasi lawan politik
atau oposisi. Mereka mungkin menggunakan kata-kata negatif atau stereotip untuk
meredam perlawanan atau kritik terhadap kebijakan atau tindakan mereka.
REFRENSI

Adila, I., & Prasetya, A. B. (2020). Ekonomi politik komunikasi: sebuah realitas industry
media di Indonesia. Universitas Brawijaya Press.

Pasaribu, R. B. F. (2013). Pancasila Sebagai Ideologi Nasional. Pancasila Sebagai Ideology


Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara, 2.

Zakiyuddin, A. (2018). Teknik Teknik Propaganda Politik Jalaludin Rakhmat. Academia


Praja: Jurnal Ilmu Politik, Pemerintahan, dan Administrasi Publik, 1(01), 39-58.

Nurudin, 2008. Komunikasi Propaganda, Rosdakarya, Bandung

Anda mungkin juga menyukai