LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Masalah
terpilih Akar
No
yang akan Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
.
diselesaika masalah
n
1 Kemampua Guru Kajian literatur : Setelah dilakukan explorasi maka
n kurang didapatkan analisis alternatif solusi
intelektual menggunak Berdasarkan penelitian dari beberapa sumber yang adalah :
siswa yang an contoh di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan
rendah konkret agar model discovery learning sangat membantu Guru dapat menerapkan beberapa
dalam siswa bisa dalam upaya guru meningkatkan hasil belajar model pembelajaran sebagai berikut:
materi tema aktif dalam siswa. Tidak hanya itu model ini juga membantu
3 subtema pembelajara dalam meningkatkan keaktifan guru dan siswa, a. Model pembelajaran Discovery
1 mengenai n kepercayaan diri siswa, dan kemampuan Learning.
penjumlaha bekerja mandiri dalam pemecahan masalah. Langkah-langkah model
n dan Selain itu model ini tidak hanya dapat pembelajaran Discovery Learning:
penguranga diterapkan di sekolah dasar melainkan juga di
n tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu Sekolah 1. Stimulation (stimulus),
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah memulai kegiatan proses
Atas (SMA). mengajar belajar dengan
mengajukan pertanyaan,
(Ana, N. Y. (2018). Penggunaan Model Pembelajaran anjuran membaca buku, dan
Discovery Learning Dalam Peningkatan Hasil aktivitas belajar lainnya yang
Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Imiah mengarah pada persiapan
Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(1).) pemecahan masalah;
2. Problem statement
Berdasarkan hasil kemampuan berpikir kritis (pernyataan/identifikasi
model pembelajaran problem based learning masalah), yakni memberi
dengan rata-rata sebesar 74,65 dan model kesempatan kepada siswa
pembelajaran discovery learning dengan rata-rata untuk mengidentifikasi
sebesar 80,57 dengan selisih 5,91. Terdapat sebanyak mungkin agenda-
perbedaan kemampuan berpikir kritis model agenda masalah yang relevan
pembelajaran problem based learning dan discovery dengan bahan pelajaran,
learning pada mata pelajaran matematika kelas IV kemudian salah satunya
SD. Berdasarkan hasil penelitian maka saran dipilih dan dirumuskan dalam
yang disampaikan adalah model pembelajaran bentuk hipotesis (jawaban
discovery learning memberikan pengaruh yang sementara atas pertanyaan
positif terhadap siswa, sehingga guru dapat masalah);
menerapkanya dalam pembelajaran yang dapat 3. Data collection (pengumpulan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa data), memberi kesempatan
dan hasil belajar siswa. Guru kepada para siswa untuk
hendaknyamenerapkan model pembelajaran yang mengumpulkan informasi
tepat agar terciptanya suasana belajar yang sebanyak-banyaknya yang
menyenangkan, aktif, dan efektif. relevan untuk membuktikan
benar atau tidaaknya
(Yudi Cahyo Winoto, Tego Prasetyo.2020. Efektivitas hipotesis;
Model Problem Based Learning Dan Discovery 4. Data processing (pengolahan
Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa data), mengolah data dan
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Vol 4No 2) informasi yang telah diperoleh
para siswa melalui
Simpulan dari penelitian ini sebagai berikut. wawancara, observasi, dan
Pertama, terdapat perbedaan keterampilan berpikir sebagainya, lalu ditafsirkan;
kritis antara kelas yang siswanya dibelajarkan 5. Verification (pembuktian),
menggunakan model discovery learningberbantuan yakni melakukan
media benda nyata dengan kelas yang siswanya yang pemeriksaan secara cermat
dibelajarkan dengan model discovery learning. untuk membuktikan benar
Keterampilan berpikir kritis siswa yang atau tidaknya hipotesis yang
dibelajarkan dengan model discovery ditetapkan tadi, dihubungkan
learningberbantuan media benda nyatalebih tinggi dengan hasil data processing;
daripada siswa yang dibelajarkan dengan model 6. Generalization (generalisasi),
discovery learning. Kedua,terdapat perbedaan menarik sebuah simpulan
pemahaman konsep antara kelas yang siswanya yang dapat dijadikan prinsip
dibelajarkan menggunakan model discovery umum dan berlaku untuk
learningberbantuan media benda nyata dengan semua kejadian atau masalah
kelas yang siswanya yang dibelajarkan dengan yang sama, dengan
model discovery learning. Pemahaman konsep memperhatikan hasil
siswa yang dibelajarkan dengan model discovery
learningberbantuan media benda nyatalebih tinggi verifikasi.
daripada siswa yang dibelajarkan dengan model
discovery learning kelebihan model pembelajaran
discovery learning adalah sebagai
(Henik Nur Khofiyah, Anang Santoso, Sa’dun berikut.
Akbar.2019. Pengaruh Model Discovery Learning
Berbantuan Media Benda Nyata terhadap 1.Membantu peserta didik untuk
Kemampuan Berpikir KritisdanPemahaman Konsep mengembangkan, kesiapan, serta
IPA. Jurnal Pendidikan, Vol. 4, No.1,) penguasaan keterampilan dalam
proses kognitif.
Sumber Wawancara: 2.Peserta didik memperoleh
pengetahuan secara individual
Narasumber : Santoso, S.Pd sehingga dapat dimengerti dan
Jabatan : Guru Kelas 6 mengendap dalam pikirannya;
Waktu : 10 September 2022 3.Dapat membangkitkan motivasi
dan gairah belajar peserta didik
Sebaiknya sebagai seorang guru didalam untuk belajar lebih giat lagi;
pembelajaran gunakanlah contoh konkret yang ada 4.Memberikan peluang untuk
disekitar kelas, atau guru bisa membuatnya dari berkembang dan maju sesuai
rumah, agar menunjang pemahaman siswa menjadi dengan kemampuan dan minat
lebih aktif dalam pembelajaran. Guru dapat juga masing-masing;
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan 5.Memperkuat dan menambah
materi serta karakteristik siswa di kelas. kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses menemukan sendiri
Narasumber : Nuryani Baitullah, S.Pd karena pembelajaran berpusat pada
Jabatan : Guru Kelas 1 peserta didik dengan peran guru
Waktu : 10 September 2022 yang sangat terbatas.
Agar siswa aktif dalam pembelajaran, salah satu Sementara itu, kelemahan model
solusinya adalah dengan penggunaan contoh konkret discovery learning adalah sebagai
yang sangat bermanfaat sekali bagi guru dalam hal berikut.
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta
didik. Karena dengan adanya contoh konkret dapat 1.Siswa harus memiliki kesiapan
memudahkan pemahaman peserta didik dalam dan kematangan mental, siswa
memahami materi yang sulit dipahami jika hanya harus berani dan berkeinginan
dengan mendengarkan penjelasan dari guru saja. untuk mengetahui keadaan
Oleh karena itu, guru tidak boleh meremehkan yang sekitarnya dengan baik. Terkadang
namanya contoh konkret atau bahkan meninggalkan terhitung sangat sulit untuk
contoh konkret sebagai alat bantu pembelajaran. mewujudkannya.
2.Dalam keadaan di kelas gemuk
atau yang memiliki jumlah siswa
terlalu banyak, maka metode ini
tidak akan mencapai hasil yang
memuaskan. Guru akan kesulitan
untuk benar-benar memperhatikan
proses pembelajaran setiap murid.
3.Guru dan siswa yang sudah
sangat terbiasa dengan PBM gaya
lama maka metode discovery
learning ini akan mengecewakan.
4.Ada kritik yang menyatakan
bahwa bahwa proses dalam model
discovery terlalu mementingkan
proses pemahaman saja, sementara
perkembangan sikap dan
keterampilan siswa dikhawatirkan
kurang menjadi sorotan.
1. Pemecahan masalah
merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran
sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
2. Pemecahan masalah dapat
menantang kemampuan
siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi
siswa.
3. Pemecahan masalah dapat
meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa.
4. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan
siswa untuk memahami
masalah dalam kehidupan
nyata.
5. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa untuk
mengembangkan
pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang dilakukan.
Disamping itu, pemecahan
kelemahan-kelemanan dari
penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL),
adalah sebagai berikut:
Rendahnya kemampuan karakter disiplin siswa kelas 1. Membantu peserta didik untuk
V SD diduga karena kurangnya perhatian kepada mengembangkan, kesiapan, serta
siswa. Teknik yang digunakan dalam pembentukan penguasaan keterampilan dalam
karakter adalah peran guru kelas lebih ditekankan proses kognitif.
lagi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa guru 2. Peserta didik memperoleh
kelas sangat berperan (menentukan) dalam pengetahuan secara individual
pembentukan karakter disiplin pada siswa dengan sehingga dapat dimengerti dan
menggunakan tiga teknik yaitu; model inner control mengendap dalam pikirannya.
yaitu keteladanan dalam segala aspek kehidupan 3. Dapat membangkitkan motivasi
sekolah sebagaimana dituangkan dalam peraturan dan gairah belajar peserta didik
sekolah, model external control yaitu menegakkan untuk belajar lebih giat lagi;
peraturan sekolah dengan dua cara, memberikan 4. Memberikan peluang untuk
hukuman yang bersifat mendidik kepada siswa yg berkembang dan maju sesuai
melanggar peraturan (tidak disiplin) dan memberi dengan kemampuan dan minat
pujian/hadiah/respon positif bagi siswa yang disiplin masing-masing;
(tidak melanggar peraturan), model Cooperative 5. Memperkuat dan menambah
Learning yaitu mengadakan kerjasama yang di kepercayaan pada diri sendiri
wujudkan dalam bentuk kontrak kerja yang berisi dengan proses menemukan
peraturan disiplin sekolah berupa tata tertib dan sendiri karena pembelajaran
sanksinya bagi yang melanggarnya. berpusat pada peserta didik
dengan peran guru yang sangat
(Jurnal: Setyaningrum, Y., Rais, R., & Setianingsih, E. terbatas.
S. (2020). Peran Guru Kelas dalam Pembentukan
Karakter Disiplin pada Siswa. Jurnal Ilmiah Sementara itu, kelemahan model
Pendidikan Profesi Guru, 3(3), 520–526) discovery learning adalah sebagai
berikut.
Berdasarkan Penelitian yang telah dilaksanakan
maka diperoleh kesimpulan yaitu penerapan model 1. Siswa harus memiliki kesiapan
Discover Learning berbantuan Virtual dan kematangan mental, siswa
Laboratorypada konsep gelombang mekanik dapat harus berani dan berkeinginan
meningkatkan (1)motivasi belajar siswa di kelas untuk mengetahui keadaan
XI MIPA A SMAN 2 Kota Bengkulu, sebelum sekitarnya dengan baik.
mengikuti proses pembelajaran motivasi belajar Terkadang terhitung sangat sulit
siswa berada pada kategori rendah dengan rata-rata untuk mewujudkannya.
memilih tidak setuju atas pernyataan yang 2. Dalam keadaan di kelas gemuk
diberikan dan setelah mengikuti proses atau yang memiliki jumlah siswa
pembelajaran motivasi belajar siswa berada pada terlalu banyak, maka metode ini
kategori tinggi dengan rata-rata memilih sangat tidak akan mencapai hasil yang
setujuatas pernyataan yang diberikan. memuaskan. Guru akan kesulitan
untuk benar-benar
(Adyan, F. B., Purwanto, A., & Nirwana, N. (2019). memperhatikan proses
Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar pembelajaran setiap murid.
Siswa Dengan Model Discovery Learning Berbantuan 3. Guru dan siswa yang sudah
Virtual Laboratory. Jurnal Kumparan Fisika, 2(3 sangat terbiasa dengan PBM gaya
Desember)) lama maka metode discovery
learning ini akan mengecewakan.
Sumber Wawancara: 4. Ada kritik yang menyatakan
bahwa bahwa proses dalam model
Narasumber : Santoso, S.Pd discovery terlalu mementingkan
Jabatan : Guru Kelas 6 proses pemahaman saja,
Waktu : 10 September 2022 sementara perkembangan sikap
dan keterampilan siswa
Didalam pembelajaran perhatian guru kepada siswa dikhawatirkan kurang menjadi
itu sangat penting, karena dapat meningkatkan sorotan.
motivasi siswa untuk belajar. Jika gurunya kurang
perhatian maka tidak akan tercapai tujuan Langkah-langkah model
pembelajaran yang diharapkan. Solusi yang dapat pembelajaran Discovery Learning:
ditawarkan antara lain kembali keguru itu sendiri
harus lebih perhatian kepada siswa, kemudian bisa 1. Stimulation (stimulus),
menerapkan model pembelajaran yang memulai kegiatan proses
menyenangkan. mengajar belajar dengan
mengajukan pertanyaan,
Narasumber : Nuryani Baitullah, S.Pd anjuran membaca buku, dan
Jabatan : Guru Kelas 1 aktivitas belajar lainnya yang
Waktu : 10 September 2022 mengarah pada persiapan
pemecahan masalah;
Bagi guru diharapkan agar lebih memahami 2. Problem statement
karakteristik dari setiap peserta didik dengan cara (pernyataan/identifikasi
meningkatkan interaksi dengan murid karena hal masalah), yakni memberi
tersebut akan mempengaruhi kedisiplinan murid. kesempatan kepada siswa
Solusi yang dapat ditawarkan bisa menggunakan untuk mengidentifikasi
model pembelajaran yang cocok dengan siswa. sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan
masalah);
3. Data collection (pengumpulan
data), memberi kesempatan
kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan
benar atau tidaaknya
hipotesis;
4. Data processing (pengolahan
data), mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh
para siswa melalui
wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan;
5. Verification (pembuktian),
yakni melakukan
pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang
ditetapkan tadi, dihubungkan
dengan hasil data processing;
6. Generalization (generalisasi),
menarik sebuah simpulan
yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan
memperhatikan hasil
verifikasi.
Kelebihan Pembelajaran
Kooperatif:
1. Siswa yang diajari dengan
dan dalam struktur-struktur
kooperatif akan memperoleh
hasil pembelajaran yang lebih
tinggi.
2. Peserta didik yang
berpartisipasi dalam
pembelajaran kooperatif akan
memiliki sikap harga-diri
yang lebih tinggi dan motivasi
yang lebih besar untuk
belajar.
3. Melalui pembelajaran
kooperatif, siswa menjadi
lebih peduli pada
temantemannya, dan di
antara mereka akan
terbangun rasa
ketergantungan yang positif
(interdependensi positif)
untuk proses belajar mereka
nanti.
4. Pembelajaran kooperatif
meningkatkan rasa
penerimaan siswa terhadap
teman-temannya yang berasal
dari latar belakang ras dan
etnik yang berbeda-beda.
Kekurangan Cooperative
Learning:
1. Stimulation (stimulus),
Sumber Wawancara: 2. Problem statement
(pernyataan/identifikasi
Narasumber : Santoso, S.Pd masalah),
Jabatan : Guru Kelas 6 3. Data collection (pengumpulan
Waktu : 10 September 2022 data),
4. Data processing (pengolahan
Sebagai seorang guru sebaiknya memiliki motivasi data),
untuk mencoba hal baru, salah satunya dengan 5. Verification (pembuktian),
penerapan model pembelajaran yang inovatif. 6. Generalization (generalisasi),
Adapun contoh model pembelajaran antara lain
jigsaw, inquiry based learning, flipped classroom, kelebihan model pembelajaran
project based learning, quantum learning dll. discovery learning adalah sebagai
berikut.
Narasumber : Nuryani Baitullah, S.Pd
Jabatan : Guru Kelas 1 1.Membantu peserta didik untuk
Waktu : 10 September 2022 mengembangkan, kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam
Guru perlu memiliki motivasi dalam penerapan proses kognitif.
model pembelajaran yang inovatif. Dizaman sekarang 2.Peserta didik memperoleh
sebaiknya model pembelajaran inovatif yang pengetahuan secara individual
diterapkan harus berpusat pada siswa. Model belajar sehingga dapat dimengerti dan
yang lebih memberikan peluang kepada peserta didik mengendap dalam pikirannya;
untuk mengkontruksi ilmu pengetahuan secara 3.Dapat membangkitkan motivasi
mandiri serta dimediasi oleh teman seumuran antara dan gairah belajar peserta didik
lain model pembelajaran group to group exchange, untuk belajar lebih giat lagi;
model pembelajaran numberd heads together, model 4.Memberikan peluang untuk
pembelajaran analisis kasus, jigsaw dll. berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuan dan minat
masing-masing;
5.Memperkuat dan menambah
kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses menemukan sendiri
karena pembelajaran berpusat pada
peserta didik dengan peran guru
yang sangat terbatas.
1. Pemecahan masalah
merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran
sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
2. Pemecahan masalah dapat
menantang kemampuan
siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi
siswa.
3. Pemecahan masalah dapat
meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa.
4. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan
siswa untuk memahami
masalah dalam kehidupan
nyata.
5. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa untuk
mengembangkan
pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang dilakukan.
Disamping itu, pemecahan
kelemahan-kelemanan dari
penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL),
adalah sebagai berikut: