Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

LK. 2.

1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah
terpilih Akar
No
yang akan Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
.
diselesaika masalah
n
1 Kemampua Guru Kajian literatur : Setelah dilakukan explorasi maka
n kurang didapatkan analisis alternatif solusi
intelektual menggunak Berdasarkan penelitian dari beberapa sumber yang adalah :
siswa yang an contoh di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan
rendah konkret agar model discovery learning sangat membantu Guru dapat menerapkan beberapa
dalam siswa bisa dalam upaya guru meningkatkan hasil belajar model pembelajaran sebagai berikut:
materi tema aktif dalam siswa. Tidak hanya itu model ini juga membantu
3 subtema pembelajara dalam meningkatkan keaktifan guru dan siswa, a. Model pembelajaran Discovery
1 mengenai n kepercayaan diri siswa, dan kemampuan Learning.
penjumlaha bekerja mandiri dalam pemecahan masalah. Langkah-langkah model
n dan Selain itu model ini tidak hanya dapat pembelajaran Discovery Learning:
penguranga diterapkan di sekolah dasar melainkan juga di
n tingkat pendidikan yang lebih tinggi yaitu Sekolah 1. Stimulation (stimulus),
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah memulai kegiatan proses
Atas (SMA). mengajar belajar dengan
mengajukan pertanyaan,
(Ana, N. Y. (2018). Penggunaan Model Pembelajaran anjuran membaca buku, dan
Discovery Learning Dalam Peningkatan Hasil aktivitas belajar lainnya yang
Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar. Jurnal Imiah mengarah pada persiapan
Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(1).) pemecahan masalah;
2. Problem statement
Berdasarkan hasil kemampuan berpikir kritis (pernyataan/identifikasi
model pembelajaran problem based learning masalah), yakni memberi
dengan rata-rata sebesar 74,65 dan model kesempatan kepada siswa
pembelajaran discovery learning dengan rata-rata untuk mengidentifikasi
sebesar 80,57 dengan selisih 5,91. Terdapat sebanyak mungkin agenda-
perbedaan kemampuan berpikir kritis model agenda masalah yang relevan
pembelajaran problem based learning dan discovery dengan bahan pelajaran,
learning pada mata pelajaran matematika kelas IV kemudian salah satunya
SD. Berdasarkan hasil penelitian maka saran dipilih dan dirumuskan dalam
yang disampaikan adalah model pembelajaran bentuk hipotesis (jawaban
discovery learning memberikan pengaruh yang sementara atas pertanyaan
positif terhadap siswa, sehingga guru dapat masalah);
menerapkanya dalam pembelajaran yang dapat 3. Data collection (pengumpulan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa data), memberi kesempatan
dan hasil belajar siswa. Guru kepada para siswa untuk
hendaknyamenerapkan model pembelajaran yang mengumpulkan informasi
tepat agar terciptanya suasana belajar yang sebanyak-banyaknya yang
menyenangkan, aktif, dan efektif. relevan untuk membuktikan
benar atau tidaaknya
(Yudi Cahyo Winoto, Tego Prasetyo.2020. Efektivitas hipotesis;
Model Problem Based Learning Dan Discovery 4. Data processing (pengolahan
Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa data), mengolah data dan
Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Vol 4No 2) informasi yang telah diperoleh
para siswa melalui
Simpulan dari penelitian ini sebagai berikut. wawancara, observasi, dan
Pertama, terdapat perbedaan keterampilan berpikir sebagainya, lalu ditafsirkan;
kritis antara kelas yang siswanya dibelajarkan 5. Verification (pembuktian),
menggunakan model discovery learningberbantuan yakni melakukan
media benda nyata dengan kelas yang siswanya yang pemeriksaan secara cermat
dibelajarkan dengan model discovery learning. untuk membuktikan benar
Keterampilan berpikir kritis siswa yang atau tidaknya hipotesis yang
dibelajarkan dengan model discovery ditetapkan tadi, dihubungkan
learningberbantuan media benda nyatalebih tinggi dengan hasil data processing;
daripada siswa yang dibelajarkan dengan model 6. Generalization (generalisasi),
discovery learning. Kedua,terdapat perbedaan menarik sebuah simpulan
pemahaman konsep antara kelas yang siswanya yang dapat dijadikan prinsip
dibelajarkan menggunakan model discovery umum dan berlaku untuk
learningberbantuan media benda nyata dengan semua kejadian atau masalah
kelas yang siswanya yang dibelajarkan dengan yang sama, dengan
model discovery learning. Pemahaman konsep memperhatikan hasil
siswa yang dibelajarkan dengan model discovery
learningberbantuan media benda nyatalebih tinggi verifikasi.
daripada siswa yang dibelajarkan dengan model
discovery learning kelebihan model pembelajaran
discovery learning adalah sebagai
(Henik Nur Khofiyah, Anang Santoso, Sa’dun berikut.
Akbar.2019. Pengaruh Model Discovery Learning
Berbantuan Media Benda Nyata terhadap 1.Membantu peserta didik untuk
Kemampuan Berpikir KritisdanPemahaman Konsep mengembangkan, kesiapan, serta
IPA. Jurnal Pendidikan, Vol. 4, No.1,) penguasaan keterampilan dalam
proses kognitif.
Sumber Wawancara: 2.Peserta didik memperoleh
pengetahuan secara individual
Narasumber : Santoso, S.Pd sehingga dapat dimengerti dan
Jabatan : Guru Kelas 6 mengendap dalam pikirannya;
Waktu : 10 September 2022 3.Dapat membangkitkan motivasi
dan gairah belajar peserta didik
Sebaiknya sebagai seorang guru didalam untuk belajar lebih giat lagi;
pembelajaran gunakanlah contoh konkret yang ada 4.Memberikan peluang untuk
disekitar kelas, atau guru bisa membuatnya dari berkembang dan maju sesuai
rumah, agar menunjang pemahaman siswa menjadi dengan kemampuan dan minat
lebih aktif dalam pembelajaran. Guru dapat juga masing-masing;
menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan 5.Memperkuat dan menambah
materi serta karakteristik siswa di kelas. kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses menemukan sendiri
Narasumber : Nuryani Baitullah, S.Pd karena pembelajaran berpusat pada
Jabatan : Guru Kelas 1 peserta didik dengan peran guru
Waktu : 10 September 2022 yang sangat terbatas.
Agar siswa aktif dalam pembelajaran, salah satu Sementara itu, kelemahan model
solusinya adalah dengan penggunaan contoh konkret discovery learning adalah sebagai
yang sangat bermanfaat sekali bagi guru dalam hal berikut.
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta
didik. Karena dengan adanya contoh konkret dapat 1.Siswa harus memiliki kesiapan
memudahkan pemahaman peserta didik dalam dan kematangan mental, siswa
memahami materi yang sulit dipahami jika hanya harus berani dan berkeinginan
dengan mendengarkan penjelasan dari guru saja. untuk mengetahui keadaan
Oleh karena itu, guru tidak boleh meremehkan yang sekitarnya dengan baik. Terkadang
namanya contoh konkret atau bahkan meninggalkan terhitung sangat sulit untuk
contoh konkret sebagai alat bantu pembelajaran. mewujudkannya.
2.Dalam keadaan di kelas gemuk
atau yang memiliki jumlah siswa
terlalu banyak, maka metode ini
tidak akan mencapai hasil yang
memuaskan. Guru akan kesulitan
untuk benar-benar memperhatikan
proses pembelajaran setiap murid.
3.Guru dan siswa yang sudah
sangat terbiasa dengan PBM gaya
lama maka metode discovery
learning ini akan mengecewakan.
4.Ada kritik yang menyatakan
bahwa bahwa proses dalam model
discovery terlalu mementingkan
proses pemahaman saja, sementara
perkembangan sikap dan
keterampilan siswa dikhawatirkan
kurang menjadi sorotan.

b. Model pembelajaran Problem


Based Learning.
Langkah-langkah Model
pembelajaran Problem Based
Learning:

1) Orientasi peserta didik pada


masalah;
2) Mengorganisasikan peserta
didik untuk belajar;
3) Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok;
4) Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya; dan
5) Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah.

Berikut ini merupakan keunggulan


penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL), yaitu
sebagai berikut:

1. Pemecahan masalah
merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran
sehingga pembelajaran lebih
bermakna. 
2. Pemecahan masalah dapat
menantang kemampuan
siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi
siswa. 
3. Pemecahan masalah dapat
meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa.
4. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan
siswa untuk memahami
masalah dalam kehidupan
nyata.
5. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa untuk
mengembangkan
pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang dilakukan.
Disamping itu, pemecahan

kelemahan-kelemanan dari
penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL),
adalah sebagai berikut:

1. Manakala siswa tidak


memiliki minat atau siswa
berasumsi bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka akan
merasa enggan untuk
mencoba. 
2. Keberhasilan model
pembelajaran melalui Problem
Based Learning
membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan. 
3. Tanpa pemahaman mengapa
siswa berusaha memecahkan
masalah yang dipelajari,
maka siswa tidak akan
belajar apa yang ingin
dipelajari.

2 Motivasi Kurangnya Kajian literatur : Setelah dilakukan explorasi maka


belajar perhatian didapatkan analisis alternatif solusi
siswa yang guru Dengan demikian metode Discovery Learning atau adalah :
masih sebagai penemuan dapat meningkatkan hasil belajar,
rendah motivator minat, perhatian, dan motivasi peserta didik Guru harus dapat membuat suatu
pada materi terhadap dalam pembelajaran, peserta didik juga dapat sistem belajar yang membuat siswa
tema 3 peserta memahami materi lebih daklam padasaat peragaan mau belajar secara aktif dan
subtema 2 didik. tentang materi yang di sampaikan oleh guru dinamis untuk mencapai tujuan
mengenai sertadapat meningkatkan kemampuan komunikasi. pembelajaran. model pembelajaran
perkalian Dan penggunaan media alat peraga yaitu sapu lidi yang digunakan sangat berpengaruh
dan sebagia alat bantu mengajar pengganti tugas dan pada motivasi belajar siswa. Salah
pembagian peran guru sebagai penyampai materi yang satunya dengan menerapkan
menarik dan penyajian yang lengkap, dan beberapa model pembelajaran
dapat meningkatkan kualitas hasil belajar sebagai berikut:
peserta didik dalam nilai PKN.
a. model pembelajaran model
(Wahyu Bagja Sulfemi.2019. Penerapan Model pembelajaran discovery learning.
Pembelajaran Discovery Learning Meningkatkan
Motivasi Dan Hasil Belajar Pendidikan kelebihan model pembelajaran
Kewarganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila discovery learning adalah sebagai
Dan Kewarganegaraan. Vol 5, No 1) berikut:

Rendahnya kemampuan karakter disiplin siswa kelas 1. Membantu peserta didik untuk
V SD diduga karena kurangnya perhatian kepada mengembangkan, kesiapan, serta
siswa. Teknik yang digunakan dalam pembentukan penguasaan keterampilan dalam
karakter adalah peran guru kelas lebih ditekankan proses kognitif.
lagi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa guru 2. Peserta didik memperoleh
kelas sangat berperan (menentukan) dalam pengetahuan secara individual
pembentukan karakter disiplin pada siswa dengan sehingga dapat dimengerti dan
menggunakan tiga teknik yaitu; model inner control mengendap dalam pikirannya.
yaitu keteladanan dalam segala aspek kehidupan 3. Dapat membangkitkan motivasi
sekolah sebagaimana dituangkan dalam peraturan dan gairah belajar peserta didik
sekolah, model external control yaitu menegakkan untuk belajar lebih giat lagi;
peraturan sekolah dengan dua cara, memberikan 4. Memberikan peluang untuk
hukuman yang bersifat mendidik kepada siswa yg berkembang dan maju sesuai
melanggar peraturan (tidak disiplin) dan memberi dengan kemampuan dan minat
pujian/hadiah/respon positif bagi siswa yang disiplin masing-masing;
(tidak melanggar peraturan), model Cooperative 5. Memperkuat dan menambah
Learning yaitu mengadakan kerjasama yang di kepercayaan pada diri sendiri
wujudkan dalam bentuk kontrak kerja yang berisi dengan proses menemukan
peraturan disiplin sekolah berupa tata tertib dan sendiri karena pembelajaran
sanksinya bagi yang melanggarnya. berpusat pada peserta didik
dengan peran guru yang sangat
(Jurnal: Setyaningrum, Y., Rais, R., & Setianingsih, E. terbatas.
S. (2020). Peran Guru Kelas dalam Pembentukan
Karakter Disiplin pada Siswa. Jurnal Ilmiah Sementara itu, kelemahan model
Pendidikan Profesi Guru, 3(3), 520–526) discovery learning adalah sebagai
berikut.
Berdasarkan Penelitian yang telah dilaksanakan
maka diperoleh kesimpulan yaitu penerapan model 1. Siswa harus memiliki kesiapan
Discover Learning berbantuan Virtual dan kematangan mental, siswa
Laboratorypada konsep gelombang mekanik dapat harus berani dan berkeinginan
meningkatkan (1)motivasi belajar siswa di kelas untuk mengetahui keadaan
XI MIPA A SMAN 2 Kota Bengkulu, sebelum sekitarnya dengan baik.
mengikuti proses pembelajaran motivasi belajar Terkadang terhitung sangat sulit
siswa berada pada kategori rendah dengan rata-rata untuk mewujudkannya.
memilih tidak setuju atas pernyataan yang 2. Dalam keadaan di kelas gemuk
diberikan dan setelah mengikuti proses atau yang memiliki jumlah siswa
pembelajaran motivasi belajar siswa berada pada terlalu banyak, maka metode ini
kategori tinggi dengan rata-rata memilih sangat tidak akan mencapai hasil yang
setujuatas pernyataan yang diberikan. memuaskan. Guru akan kesulitan
untuk benar-benar
(Adyan, F. B., Purwanto, A., & Nirwana, N. (2019). memperhatikan proses
Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar pembelajaran setiap murid.
Siswa Dengan Model Discovery Learning Berbantuan 3. Guru dan siswa yang sudah
Virtual Laboratory. Jurnal Kumparan Fisika, 2(3 sangat terbiasa dengan PBM gaya
Desember)) lama maka metode discovery
learning ini akan mengecewakan.
Sumber Wawancara: 4. Ada kritik yang menyatakan
bahwa bahwa proses dalam model
Narasumber : Santoso, S.Pd discovery terlalu mementingkan
Jabatan : Guru Kelas 6 proses pemahaman saja,
Waktu : 10 September 2022 sementara perkembangan sikap
dan keterampilan siswa
Didalam pembelajaran perhatian guru kepada siswa dikhawatirkan kurang menjadi
itu sangat penting, karena dapat meningkatkan sorotan.
motivasi siswa untuk belajar. Jika gurunya kurang
perhatian maka tidak akan tercapai tujuan Langkah-langkah model
pembelajaran yang diharapkan. Solusi yang dapat pembelajaran Discovery Learning:
ditawarkan antara lain kembali keguru itu sendiri
harus lebih perhatian kepada siswa, kemudian bisa 1. Stimulation (stimulus),
menerapkan model pembelajaran yang memulai kegiatan proses
menyenangkan. mengajar belajar dengan
mengajukan pertanyaan,
Narasumber : Nuryani Baitullah, S.Pd anjuran membaca buku, dan
Jabatan : Guru Kelas 1 aktivitas belajar lainnya yang
Waktu : 10 September 2022 mengarah pada persiapan
pemecahan masalah;
Bagi guru diharapkan agar lebih memahami 2. Problem statement
karakteristik dari setiap peserta didik dengan cara (pernyataan/identifikasi
meningkatkan interaksi dengan murid karena hal masalah), yakni memberi
tersebut akan mempengaruhi kedisiplinan murid. kesempatan kepada siswa
Solusi yang dapat ditawarkan bisa menggunakan untuk mengidentifikasi
model pembelajaran yang cocok dengan siswa. sebanyak mungkin agenda-
agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran,
kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam
bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan
masalah);
3. Data collection (pengumpulan
data), memberi kesempatan
kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya yang
relevan untuk membuktikan
benar atau tidaaknya
hipotesis;
4. Data processing (pengolahan
data), mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh
para siswa melalui
wawancara, observasi, dan
sebagainya, lalu ditafsirkan;
5. Verification (pembuktian),
yakni melakukan
pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis yang
ditetapkan tadi, dihubungkan
dengan hasil data processing;
6. Generalization (generalisasi),
menarik sebuah simpulan
yang dapat dijadikan prinsip
umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah
yang sama, dengan
memperhatikan hasil
verifikasi.

b. Model Pembelajaran Kooperatif


(Cooperative Learning)

Kelebihan Pembelajaran
Kooperatif:
1. Siswa yang diajari dengan
dan dalam struktur-struktur
kooperatif akan memperoleh
hasil pembelajaran yang lebih
tinggi.
2. Peserta didik yang
berpartisipasi dalam
pembelajaran kooperatif akan
memiliki sikap harga-diri
yang lebih tinggi dan motivasi
yang lebih besar untuk
belajar.
3. Melalui pembelajaran
kooperatif, siswa menjadi
lebih peduli pada
temantemannya, dan di
antara mereka akan
terbangun rasa
ketergantungan yang positif
(interdependensi positif)
untuk proses belajar mereka
nanti.
4. Pembelajaran kooperatif
meningkatkan rasa
penerimaan siswa terhadap
teman-temannya yang berasal
dari latar belakang ras dan
etnik yang berbeda-beda.

Kekurangan Cooperative
Learning:

1. beberapa siswa yang tidak


bertanggung jawab secara
personal pada tugas
kelompoknya hanya akan
mengekor pada apa saja yang
telah dilakukan oleh teman-
teman satu kelompoknya.
2. beberapa anggota yang
dianggap “kurang mampu”
cenderung diabaikan oleh
rekan lainnya yang “lebih
mampu”
3. siswa hanya fokus pada
salah satu bagian materi
saja. Sementara bagian yang
dikerjakan oleh kelompok
lain hampir tidak dihiraukan
sama sekali, padahal semua
materi tersebut saling
berkaitan satu sama lain.

3 Aspek Guru belum Kajian literatur : Setelah dilakukan explorasi maka


pengetahua memiliki didapatkan analisis alternatif solusi
n maupun motivasi Guru yang memiliki inovasi akan menerapkan adalah :
keterampila untuk metode dan strategi mengajar yang bervariasi.
n guru menerapkan Beberapa model pembelajaran untuk meningkatkan Guru dapat menerapkan beberapa
yang pembelajara kompetensi siswa adalah model CTL,PBL,PJBL, model pembelajaran yang inovatif
belum n yang discovery, inquiry, Kooperatif dan kuantum (Tibahary antara lain:
optimal inovatif & Muliana, 2018). Selain itu, strategi PPR, bermain
dalam peran, TGT dan ARCS serta simulasi dan Inquiry based learning dengan
menerapka penggunaan media cerita, flash, komik dan media langkah-langkah sebagai berikut :
n model- cincin juga meningkatkan kemampuan siswa
model 1. Merumuskan masalah
pembelajara (Jurnal: Tibahary, Abdul Rahman.2018.Model-Model 2. Mengamati atau melakukan
n inovatif Pembelajaran Inovatif.Vol 1.Journal Of Pedagogy) observasi
3. Menganalisis dan menyajikan
Penelitian ini dilakukan karena hasil belajar IPA hasil dalam tulisan, gambar,
siswa kelas VI belum optimal. Hal ini disebabkan laporan, bagan, tabel, dan karya
oleh pembelajaran yang dilaksanakan guru belum lainnya
menggunakan model inovatif serta media 4. Mengkomunikasikan atau
pembelajaran yang dapat menumbuhkan mnyajikan hasil karya pada
antusias siswa dalam belajar. Penelitian ini pembaca, teman sekelas, guru,
bertujuan untukmeningkatkan hasil belajar IPA audiens yang lainnya
melalui penerapan discovery learning
modelberbantuan media powerpoint. Jenis penelitian Keunggulan strategi pembelajaran
yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. inquiry dikemukakan sebagai
Subjek penelitian adalah siswa kelas VI berikut.
sebanyak 33 orang. Pengumpulan data
menggunakan metode tes berbentukpilihan ganda 1. Dapat membentuk dan
dengan jumlah soal sebanyak 20 butir. Data mengembangkan (self-
hasil belajar dianalisis dengan teknik deskriptif concept) pada diri siswa,
kuantitatif yaitu dengan mencari rata-rata nilai sehingga siswa dapat
siswa dan ketuntasanbelajar. Hasil mengerti tentang konsep
penelitianmenunjukan pada siklus I rata-rata nilai dasar dan ide-ide pokok
hasil belajar mencapai 67,57 ketuntasan belajar dengan lebih baik.
mencapai 66,66% dengan kriteria cukupdan pada 2. Membantu dalam
siklus II mengalami peningkatan rata-rata nilai menggunakan ingatan dan
hasil belajar mencapai 79,84 dan ketuntasan transfer pada situasi proses
belajar mencapai 87,87% dengan kriteria tinggi. belajar yang baru.
Dapat disimpulkan adanya meningkatkan hasil 3. Mendorong siswa untuk
belajar IPA siswa kelas VI melalui penerapan berpikir dan bekerja atas
discovery learning modelberbantuan media inisiatifnya sendiri, bersikap
powerpoint objektif, jujur dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk
(Astiti, N. K. A., Rini Kristiantari, M. G., & Saputra, K. berpikir inisiatif dan
A. (2021). Efektivitas Model Pembelajaran Discovery merumuskan hipotesanya
Learning Dengan Media Powerpoint Terhadap Hasil sendiri.
Belajar IPA Siswa SD. Journal of Education Action 5. Memberikan kepuasan yang
Research, 5(3), 409–415.) bersifat intrinsik.
6. Situasi proses belajar menjadi
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan lebih merangsang.
yang dimaksudkan untuk menghasilkan model 7. Dapat mengembangkan bakat
layanan pengembangan pembelajaran inovatif atau kecakapan individu.
berbasis TIK yang sesuai Kurikulum 2013 melalui 8. Memberi kebebasan siswa
pendampingan jarak jauh. Berdasarkan survei awal untuk belajar sendiri. ‘
diperoleh informasi bahwa para guru masih banyak 9. Dapat menghindari siswa dari
menghadapi kesulitan dalam menerapkan model- cara-cara belajar yang
model pembelajaran inovatif. Kondisi yang demikian tradisional.
inilah yang menyebabkan pentingnya dilaksanakan 10.Dapat memberikan waktu
penelitian ini. Langkah-langkah pengembangan pada siswa secukupnya
mencakup: analisis kebutuhan, perancangan, sehingga mereka dapat
penyiapan bahan, pembuatan contoh rencana mengasimilasi dan
pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengembangan mengakomodasi informasi.
aplikasi, dan uji coba aplikasi. Dari hasil analisis
kebutuhan diperoleh informasi bahwa (1) secara Selain memiliki keunggulan model
umum guru sudah berusaha menerapkan model pembelajaran inquiry juga memiliki
pembelajaran inovatif sesuai tuntutan Kurikulum beberapa kelemahan adalah sebagai
2013 sekalipun masih mengalami kesulitan, (2) berikut.
masih dirasakan kurangnya contoh-contoh dan
pelatihan implementasi model pembelajaran inovatif 1. Kesulitan pengontrolan
menyebabkan masih lemahnya pemahaman guru kegiatan dan keberhasilan
terhadap konsep pembelajaran inovatif, (3) guru peserta didik
masih memerlukan tambahan pengetahuan dan 2. Model pembelajaran inkuiri
bimbingan dalam penerapan pembelajaran inovatif, sulit dilaksanakan karena
(4) guru juga menyatakan siap untuk memanfaatkan terbentur dengan kebiasaan
aplikasi pendampingan pembelajaran inovatif apabila peserta didik dalam belajar
tersedia, dan (5) guru Duta Rumah Belajar (DRB) 3. Terkadang dalam
menyatakan kesiapannya membantu guru lainnya implementasinya memerlukan
mengatasi kesulitan mengembangkan model-model waktu yang panjang sehingga
pembelajaran inovatif. Dalam penelitian sering pendidik sulit
pengembangan ini telah dihasilkan bahan tutorial menyesuaikannya dengan
pengembangan pembelajaran inovatif, baik dalam waktu yang telah ditentukan
bentuk teks maupun media video, contoh-contoh 4. Selama kriteria keberhasilan
RPP inovatif, dan aplikasi versi 01 layanan belajar ditentukan oleh
pendampingan pembelajaran inovatif kemampuan peserta
menguasai materi pelajaran,
(Ade Koesnandar.2020.Pengembangan Model maka model pembelajaran ini
Pembelajaran Inovatif Berbasis Teknologi Informasi akan sulit diimplementasikan
Dan Komunikasi (TIK) Sesuai Kurikulum 2013. Jurnal oleh setiap pendidik.
Teknologi Pendidikan .Vol: 08.No.1)
Discovery Learning dengan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Stimulation (stimulus),
Sumber Wawancara: 2. Problem statement
(pernyataan/identifikasi
Narasumber : Santoso, S.Pd masalah),
Jabatan : Guru Kelas 6 3. Data collection (pengumpulan
Waktu : 10 September 2022 data),
4. Data processing (pengolahan
Sebagai seorang guru sebaiknya memiliki motivasi data),
untuk mencoba hal baru, salah satunya dengan 5. Verification (pembuktian),
penerapan model pembelajaran yang inovatif. 6. Generalization (generalisasi),
Adapun contoh model pembelajaran antara lain
jigsaw, inquiry based learning, flipped classroom, kelebihan model pembelajaran
project based learning, quantum learning dll. discovery learning adalah sebagai
berikut.
Narasumber : Nuryani Baitullah, S.Pd
Jabatan : Guru Kelas 1 1.Membantu peserta didik untuk
Waktu : 10 September 2022 mengembangkan, kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam
Guru perlu memiliki motivasi dalam penerapan proses kognitif.
model pembelajaran yang inovatif. Dizaman sekarang 2.Peserta didik memperoleh
sebaiknya model pembelajaran inovatif yang pengetahuan secara individual
diterapkan harus berpusat pada siswa. Model belajar sehingga dapat dimengerti dan
yang lebih memberikan peluang kepada peserta didik mengendap dalam pikirannya;
untuk mengkontruksi ilmu pengetahuan secara 3.Dapat membangkitkan motivasi
mandiri serta dimediasi oleh teman seumuran antara dan gairah belajar peserta didik
lain model pembelajaran group to group exchange, untuk belajar lebih giat lagi;
model pembelajaran numberd heads together, model 4.Memberikan peluang untuk
pembelajaran analisis kasus, jigsaw dll. berkembang dan maju sesuai
dengan kemampuan dan minat
masing-masing;
5.Memperkuat dan menambah
kepercayaan pada diri sendiri
dengan proses menemukan sendiri
karena pembelajaran berpusat pada
peserta didik dengan peran guru
yang sangat terbatas.

Sementara itu, kelemahan model


discovery learning adalah sebagai
berikut.

1.Siswa harus memiliki kesiapan


dan kematangan mental, siswa
harus berani dan berkeinginan
untuk mengetahui keadaan
sekitarnya dengan baik. Terkadang
terhitung sangat sulit untuk
mewujudkannya.
2.Dalam keadaan di kelas gemuk
atau yang memiliki jumlah siswa
terlalu banyak, maka metode ini
tidak akan mencapai hasil yang
memuaskan. Guru akan kesulitan
untuk benar-benar memperhatikan
proses pembelajaran setiap murid.
3.Guru dan siswa yang sudah
sangat terbiasa dengan PBM gaya
lama maka metode discovery
learning ini akan mengecewakan.
4.Ada kritik yang menyatakan
bahwa bahwa proses dalam model
discovery terlalu mementingkan
proses pemahaman saja, sementara
perkembangan sikap dan
keterampilan siswa dikhawatirkan
kurang menjadi sorotan.
Model Pembelajaran Problem Based
Learning dengan langkah-langkah
sebagai berikut :

1) Orientasi peserta didik pada


masalah;
2) Mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar;
3) Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok;
4) Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya; dan
5) Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.

Berikut ini merupakan keunggulan


penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL), yaitu
sebagai berikut:

1. Pemecahan masalah
merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran
sehingga pembelajaran lebih
bermakna. 
2. Pemecahan masalah dapat
menantang kemampuan
siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi
siswa. 
3. Pemecahan masalah dapat
meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa.
4. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan
siswa untuk memahami
masalah dalam kehidupan
nyata.
5. Pemecahan masalah dapat
membantu siswa untuk
mengembangkan
pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam
pembelajaran yang dilakukan.
Disamping itu, pemecahan

kelemahan-kelemanan dari
penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL),
adalah sebagai berikut:

1. Manakala siswa tidak


memiliki minat atau siswa
berasumsi bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan, maka akan
merasa enggan untuk
mencoba. 
2. Keberhasilan model
pembelajaran melalui Problem
Based Learning
membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan. 
3. Tanpa pemahaman mengapa
siswa berusaha memecahkan
masalah yang dipelajari,
maka siswa tidak akan
belajar apa yang ingin
dipelajari.

4 Siswa salah Cara Kajian literatur : Setelah dilakukan explorasi maka


memahami mengajar didapatkan analisis alternatif solusi
konsep guru yang Matematika merupakan materi yang dianggap sulit adalah :
pembelajara belum oleh siswa dalam pembelajaran matematika sehingga
n optimal siswa mengalami kesulitan dalam memahami Guru sebaiknya menguasai materi
khususnya sehingga konsep. Pendekatan alternatif yang dapat digunakan dengan baik dengan cara
pada materi menyebabka sebagai solusi adalah pendekatan pemebelajaran memperbanyak literasi, guru juga
tema 3 n matematika realistik. sebaiknya memperbanyak contoh
subtema 4 miskonsepsi soal saat sedang menjelaskan suatu
mengenai (Jurnal: Baharuddin, M. R. (2020). Konsep Pecahan materi.
penjumlaha dan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik.
n angka Jurnal Studi Guru Dan Pembelajaran, 3(3), 486-492) Cara lain yang dapat diterapkan
puluhan sebagai solusi yaitu dengan
dan angka Penelitian ini dilatar belakangi siswa mengalami penerapan Model pembelajaran
satuan kesulitan dalam penguasaan konsep. Dikarenakan seperti:
guru menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran, memberikan materi konsep sebatas a. Model pembelajaran Problem
materi yang ada, mendominasi pembelajaran, guru Based Learning (PBL), dengan
menyampaikan materi konsep secara langsung. langkah-langkah sebagai berikut:
Solusi Untuk permasalahan tersebut yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran konsep. Tujuan 1) Orientasi peserta didik pada
dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana masalah;
peningkatan aktivitas guru dan siswa, hasil belajar 2) Mengorganisasikan peserta didik
penguasaan konsep, dan respon siswa terhadap untuk belajar;
model pembelajaran konsep. 3) Membimbing penyelidikan
individu maupun kelompok;
(Jurnal: Arya Setya Nugroho. Peningkatkan 4) Mengembangkan dan menyajikan
Penguasaan Konsep Dengan Model Pembelajaran hasil karya; dan
Konsep Dalam Pembelajaran Ips Di Sekolah Dasar. 5) Menganalisis dan mengevaluasi
Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol proses pemecahan masalah.
1, No 2 (2018).
Berikut ini merupakan keunggulan
Berdasarkan temuan penelitian, untuk penerapan model pembelajaran
menghilangkan kesalahan dan miskonsepsi Problem Based Learning (PBL), yaitu
pengajaran matematika di sekolah dasar, sebagai berikut:
Solusinya adalah :
(1) guru selalu meningkatkan kemahiran matematika 1. Pemecahan masalah
dalam hal pemahaman teori belajar, dan penguasaan merupakan teknik yang
inti materi dari tiap-tiap pokok bahasan matematika; cukup bagus untuk lebih
(2) kemahiran matematika untuk mengubah memahami isi pelajaran
kerangka kerja dalam pengajaran matematika dapat sehingga pembelajaran lebih
ditingkatkan melalui kegiatan workshop, seminar, bermakna. 
diskusi dengan para ahli bidang matematika dan 2. Pemecahan masalah dapat
kelompok kerja guru; menantang kemampuan
(3) melakukan aplikasi materi matematika pada siswa serta memberikan
kehidupan sehari-hari terutama penggunaan nalar kepuasan untuk menemukan
dan pikiran untuk memecahkan persoalan pengetahuan baru bagi
kehidupan di masyarakat. siswa. 
(4) menerapkan model-model pembelajaran yang 3. Pemecahan masalah dapat
menarik seperti Model Pembelajaran Berbasis meningkatkan aktivitas
Masalah (PBM), Model Pembelajaran Index Card pembelajaran siswa.
Match (Mencari Pasangan), Model Pembelajaran 4. Pemecahan masalah dapat
Kontekstual, Model Pembelajaran Problem Based membantu siswa bagaimana
Learning (PBL), Model Pembelajaran Berbasis Proyek mentransfer pengetahuan
(Project Based Learning/PjBL) dll. siswa untuk memahami
masalah dalam kehidupan
(Buku: Imam Kusmaryono, S.Pd., M.Pd, dkk. nyata.
Miskonsepsi Pembelajaran Matematika Di SD Dan 5. Pemecahan masalah dapat
Solusinya. Unissula Press. vii + 90 halaman;16 x 23 membantu siswa untuk
cm. ISBN 978-623-7097-25-9.Cetakan Pertama, mengembangkan
Oktober 2019.Hak Cipta 2019) pengetahuan barunya dan
bertanggungjawab dalam
Sumber Wawancara: pembelajaran yang dilakukan.
Disamping itu, pemecahan
Narasumber : Santoso, S.Pd
Jabatan : Guru Kelas 6
Waktu : 10 September 2022 kelemahan-kelemanan dari
penggunaan model pembelajaran
Miskonsepsi terjadi karena kesalahan dalam Problem Based Learning (PBL),
mentransfer konsep dari informasi yang diperoleh ke adalah sebagai berikut:
dalam kerangka kerja. Sehingga konsep yang
dipahami menjadi tidak sesuai dengan konsep yang 1. Manakala siswa tidak
sebenarnya. Guru secara alami membentuk ide dari memiliki minat atau siswa
pengalaman sehari-hari, tetapi tidak semua ide yang berasumsi bahwa masalah
dikembangkan adalah benar sehubungan dengan yang dipelajari sulit untuk
bukti dalam disiplin yang diberikan. dipecahkan, maka akan
Solusi yang dapat ditawarkan yaitu guru wajib merasa enggan untuk
menguasai materi pengajaran dan mengembangkan mencoba. 
model pembelajaran yang sesuai dengan mata 2. Keberhasilan model
pelajaran yang diajarkan seperti model jigsaw, pembelajaran melalui Problem
PBL,PJBL, Inquiry, Cooperatif learning dll. Based Learning
membutuhkan cukup waktu
Narasumber : Nuryani Baitullah, S.Pd untuk persiapan. 
Jabatan : Guru Kelas 1 3. Tanpa pemahaman mengapa
Waktu : 10 September 2022 siswa berusaha memecahkan
masalah yang dipelajari,
Solusinya adalah dengan latihan pertanyaan dan maka siswa tidak akan
soal untuk melatih konsep baru dan belajar apa yang ingin
menghaluskannya. Pertanyaan dan soal yang dipakai dipelajari.
harus dipilih sedemikian rupa sehingga perbedaan
antara konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah b. Model Pembelajaran Concept
akan muncul dengan Jelas. Cara mengajar yang Sentence, dengan langkah-
tidak membantu adalah kalau guru hanya langkah sebagai berikut:
membahas soal tanpa memperhatikan konsep, atau
hanya menulis banyak rumus di papan tulis, atau 1. Guru menyampaikan kompetensi
hanya berceramah tanpa interaksi dengan murid yang akan dicapai.
2. Guru menyajikan materi terkait
dengan pembelajaran
secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok yang
anggotanya kurang lebih 4 orang
secara heterogen.
4. Guru menyajikan beberapa kata
kunci sesuai dengan materi yang
disajikan.
5. Setiap kelompok diminta untuk
membuat beberapa kalimat
dengan menggunakan minimal 4
kata kunci yang diberikan.
6. Hasil diskusi kelompok
didiskusikan kembali secara
pleno yang dipandu oleh guru.
7. Siswa di bantu oleh guru
memberikan kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai