Skripsi - Sulaeman Irfan Maulana - 1702171
Skripsi - Sulaeman Irfan Maulana - 1702171
Skripsi - Sulaeman Irfan Maulana - 1702171
SKRIPSI
Oleh
1702171
BANDUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
NIP 195909011984132001
PENGARUH KEKERASAN VERBAL ORANG TUA
TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN
(Penelitian Kuantitatif korelasional terhadap anak TK usia 4-6 tahun di kelurahan
Cipadung Wetan)
Oleh
Agustus 2021
dengan dicetak ulang, difotokopi, atau dengan cara lainnya tanpa izin dari penulis.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya sebagai peneliti menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kekerasan Verbal Orang tua Terhadap Rasa Percaya Diri Anak
Usia 4-6 Tahun” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan
saya tidak melalukan tindakan plagiat atau mengutip dengan cara yang tidak sesuai
dengan etika yang berlaku. Berdasarkan pernyataan tersebut, saya siap menanggung
risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila terdapat tindakan yang melanggar etika
ilmah yang berlaku atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kekerasan Verbal Orang tua Terhadap Rasa
Percaya Diri Anak Usia 4-6 Tahun” tepat pada waktunya.
Skripsi ini berisikan tentang pengaruh besar kekerasan verbal terhadap anak
yang diangkat berdasarkan analisis dan observasi dengan rumusan masalah yang
telah penulis tentukan. Tentunya berdasarkan teori-teori yang mendukung
penelitian ini dan metode yang penelitian yang digunakan telah tercantum pada
skripsi ini. Terdapat pula temuan penelitian dari data yang didapatkan melaului
instrumen penelitian yang diberikan kepada siswa\siswi TK yang ada di kelurahan
cipadung wetan . serta pembahasan penelitian yang didapatkan dari temuan
penelitian melalui pengolahan dan analisis data serta dikaitkan dengan teori-teori
penelitian.
Peneliti
i
UCAPAN TAERIMA KASIH
1. Dr. Nenden Ineu Herawati, M. Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan ilmu, arahan dan saran perbaikan, serta
memberikan motivasi, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Endah Silawati, M. Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan ilmu, arahan dan saran perbaikan, serta motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
3. guru TK Bunga Bangsa yang telah membantu peneliti demi kelancaran
penyusunan skripsi.
4. guru TK Daarus Sholihin yang telah membantu peneliti demi kelancaran
penyusunan skripsi.
5. Cucu Maesaroh selaku kepala sekolah TK Bunga Bangsa yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
6. Eneng Kurniasih selaku kepala sekolah TK Daarus Sholihin yang telah
memberikan izin kepala peneliti untuk melaksanakan penelitian
7. Dr. Hj. Leli Halimah, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di
Cibiru.
8. Dr. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. selaku Direktur Kampus Universitas
Pendidikan Indonesia di Cibiru.
9. Dr. H. Dede Margo Irianto, M.Pd. selaku Wakil Direktur Kampus Universitas
Pendidikan Indonesia di Cibiru.
10. Dosen Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di Cibiru. Yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti selama
menempuh pendidikan.
ii
11. Staf akademik beserta karyawan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di
Cibiru.yang telah membantu peneliti demi kelancaran penyusunan skripsi.
12. Siswa TK Bunga Bangsa dan Siswa TK Daarus Sholihin yang telah menjadi
partisipan pada penelitian ini.
13. Orang tua siswa TK Bunga Bangsa dan Siswa TK Daarus Sholihin yang telah
menjadi partisipan pada penelitian ini
14. Kedua orang tua, Bapak Tosin Rohaedi (Alm) dan Ibu Popon yang selalu
memberikan do’a, semangat, kasih sayang, dan dukungan baik berupa moril
maupun materil, serta motivasi tiada henti kepada peneliti untuk mewujudkan
cita-cita, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dan studi dengan tepat
waktu.
15. Kakak tercinta Dadang Suryana, Cucu Sodikin, Siti Maemunah dan Mulyana
yang telah memberikan bantuan di setiap dibutuhkan, memberikan semangat
dan selalu berdo’a untuk keberhasilan adiknya ini.
16. Keluarga besar kelas B tercinta, yang selalu memberikan semangat dan
berjuang bersama dalam menyelesaikan semua tugas perkuliahan serta
memberikan warna di kehidupan perkuliahan saya.
17. Keluarga besar Organisasi Kemahasiswaan BEM, KSR, Pramuka serta Tarung
Derajat Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di Cibiru. yang telah
memberikan do’a dan motivasi serta pengalaman yang berharga bagi peneliti.
18. Teman-teman Program Pengenalan Lapangan Satuan Pendidikan yang telah
memberi semangat, motivasi dan doa bagi peneliti.
19. Teman-teman di kampus “Sobat Ambyar” yang telah memberi semangat,
motivasi dan doa bagi peneliti.
20. Keluarga besar Karang Taruna Kelurahan Cipadung Kulon yang telah
memberikan do’a dan motivasi serta pengalaman yang berharga bagi peneliti.
21. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi yang
tidak dapat disebutkan peneliti satu-persatu.
Akhirnya, tiada kata yang paling berharga selain ucapan terima kasih.
Semoga Allah SWT memberikan balasan keberkahan atas semua kebaikan yang
telah diberikan. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya. Peneliti menyadari
iii
bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu peneliti menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik.
Peneliti
iv
PENGARUH KEKERASAN VERBAL ORANG TUA
TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN
(Penelitian Kuantitatif korelasional terhadap anak TK usia 4-6 tahun di kelurahan
Cipadung Wetan)
ABSTRAK
Paradigma publik tentang kekerasan masih sebagian besar selalu mengarah
kepada hal-hal yang bersangkutan dengan fisik, sedangkan yang tidak bersangkutan
dengan fisik seperti kekerasan yang bersifat verbal, emosional, dan psikologis
seakan diabaikan. Berdasarkan fenomena di masyarakat keluraha Cipadung Wetan
semua orang tua pernah melakukan kekerasan verbal hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan orang tua mengenai dampak dari kekerasan verbal itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh kekerasan verbal terhadap
kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun di TK yang berada diwilayah kelurahan
Cipadung Wetan. Hipotesis yang diajukan adalah Terdapat pengaruh antara
kekerasan verbal terhadap kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun di TK yang berada
diwilayah kelurahan Cipadung Wetan. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Subjek penelitian ini adalah orang tua
yang memiliki anak usia 4-6 tahun yaitu sebanyak 34 sampel dari 37 populasi. Alat
pengumpulan data yang digunakan terdiri dari dua skala, yaitu skala kekerasan
verbal dan skala kepercayaan diri. Data penelitian ini dianalisis dengan teknik
korelasi product moment. Pengaruh yang diperoleh adalah 0,040 dengan signifikan
5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Ini berarti terdapat
pengaruh antara kekerasan verbal terhadap kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun di
TK yang berada diwilayah kelurahan Cipadung Wetan.
Kata Kunci : Kekerasan Verbal, Kepercayaan Diri, Anak Usia 4-6 Tahun
v
THE INFLUENCE OF PARENTS VERBAL ABUSE TOWARDS
CHILDREN AROUND 4-6 YEAR OLD’S SELF-CONFIDENCE
(Quantitative correlational study on kindergarten kids aged 4-6 year olds in East
(Wetan) Cipadung sub-district)
ABSTRACT
Public Paradigms on abuse still tend only to physical abuse, whereas
other type of abuse that don’t correlates with physical such as verbal, emotional,
and psychological abuse are not considered as one as if forgotten. Based on the
phenomenon of community in Cipadung Wetan, all of the parents have done the
verbal abuse by the cause of lack of information towards the impact of the verbal
abuse itself. This study aims to find the influence of verbal abuse towards the self-
confident of children aged around 4-6 year old that registered in kindergarten
around Cipadung Wetan sub-district. Submitted hypothesis is that there is influence
between the influence of verbal abuse towards the self-confident of children around
4-6 year old that registered in kindergarten around Cipadun Wetan sub-district.
Method used in this study is quantitative with correlational approach. Subject used
in this study is parents of 4-6 year old, collected 34 sample out of 37 population.
There are 2 scaling technique used in data gathering, verbal abuse scale and self-
confident scale. The data is amalized using Correlation product moment technique.
Influence value achieved is 0.040 with 5% significance. The study result shows that
the hypothesis is accepted. This means that the influence between verbal abuse
towards self-confidence of children around 4-6 year old in kindergarten of
Cipadung Wetan exists.
vi
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR HAK CIPTA
PERNYATAAN
MOTTO
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................. ii
ABSTRAK .............................................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ............................................................................. 4
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................... 5
1.5.2 Manfaat Praktis .......................................................................................... 5
1.6 Sistematika Organisasi Skripsi ........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7
2.1 Kekerasan Verbal ............................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Kekerasan Verbal ..................................................................... 7
2.1.2 Bentuk Kekerasan Verbal ........................................................................... 8
2.1.3 Dampak Kekerasan Verbal ....................................................................... 10
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Tua Melakukan Kekerasan
Verbal ...................................................................................................................... 14
2.2 Kepercayaan diri .............................................................................................. 13
2.2.1 Pengertian Kepercayaan Diri .................................................................... 13
2.2.2 Ciri Anak yang Tidak Percaya Diri .......................................................... 14
2.2.3 Faktor Kepercayaan Diri .......................................................................... 16
2.2.4 Ciri-Ciri Kepercayaan Diri.........................................................................16
vii
2.2.5 Indikator Kepercayaan Diri........................................................................18
2.2.6 Masalah Tidak Percaya Diri Pada Anak-Anak..........................................18
2.2.7 Membangun Rasa Percaya Diri Melalui Pendidikan Keluarga..................19
2.3 Anak Usia 4-6 Tahun ....................................................................................... 20
2.3.1 Pengertian Anak Usia 4-6 Tahun .............................................................. 20
2.3.2 Ciri Anak Prasekolah ................................................................................ 22
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak .................................... 22
2.4 Penelitian Yang Relevan .................................................................................. 24
2.5 Kerangka Berfikir ............................................................................................. 25
viii
5.3.2 Bagi Masyarakat........................................................................................ 54
5.3.3 Bagi Peneliti Selanjutnya .......................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 60
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir…………………………………….... 23
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Bobot Nilai Setiap Pertanyaan........................................................ 26
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Empirik Kekerasan Verbal dan Kepercayaan Diri……… 60
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kekerasan verbal yang terjadi pada anak dapat disebabkan karena karakter
yang dimiliki orang tuanya. Orang tua yang memiliki karakter keras biasanya dapat
dengan mudah melakukan kekerasan verbal pada anak. Karakter orang tua yang
keras adalah bentukan dari orang tua sebelumnya karena cara mendidik dan
membimbing anak sangatlah mempengaruhi pembentukan karakter anak. Anak
yang mendapatkan perilaku buruk dari orang tuanya menjadi agresif dan setelah
menjadi orang tua maka akan memiliki karakter yang sama dengan orang tua yang
medidiknya (Munawati, 2011). Hal tersebut yang mengakibatkan rantai kekerasan
pada lingkungan keluarga.
Verbal abuse dapat terjadi setiap harinya di rumah, rumah yang seharusnya
tempat teraman dan tempat berlindung bagi anak tidak lagi menjadi nyaman.
Adanya pengertian yang salah dalam memandang anak, dimana anak masih saja
dipandang sebagai objek yang wajib menurut kepada orang tua. Padahal belum
tentu orang tua selamanya benar. Kebanyakan orang tua terlalu berharap pada anak
dan cenderung memaksa agar anak mau menuruti sepenuhnya keinginan mereka,
jika tidak maka anak akan mendapat hukuman. Hal inilah yang menjadikan alasan
2
bagi orang tua sering melakukan kekerasan pada anak. Disamping itu, bisa juga
dikarenakan riwayat orang tua yang dulunya dibesarkan dalam kekerasan sehingga
cenderung meniru pola asuh yang telah mereka dapatkan sebelumnya.
Kekerasan verbal pada anak berdampak yang tidak kalah buruknya dengan
kekerasan fisik. Anak ibarat kertas putih polos yang siap diwarnai dengan beraneka
ragam warna, maka dari itu cara mendidik dan membesarkan anak dalam sebuah
keluarga sangatlah penting. Kondisi yang harmonis antara orang tua dengan anak
jarang terjadi, justru kekerasan verbal yang sering terlihat. Menurut teori Santrock di
dalam bukunya menjelaskan bahwa kemampuan anak pada usia 3 sampai 4 tahun dalam
memperhatikan stimulus meningkat secara dramatis. Anak pada usia ini lebih
3
Individu yang memiliki kepercayaan diri yang baik memiliki keyakinan dan
selalu berusaha mengembangkan potensi diri secara maksimal serta menunjukan
yang terbaik dari dirinya dibuktikan dengan sebuah prestasi. Sebaliknya siswa yang
memiliki kepercayaan diri yang kurang baik, mereka tidak mampu
mengembangkan bakat, minat, dan potensi yang ada di dalam dirinya dan tidak
mampu mengaktualisasikan diri dengan maksimal serta bersifat pasif.
2 Bagaimana bentuk rasa percaya diri anak usia 4-6 tahun di Kelurahan
Cipadung Wetan ?
3 Apakah ada hubungan antara kekerasan verbal orang tua dengan rasa pecaya
diri anak usia 4-6 tahun ?”
Memberi masukan kepada orang tua agar dapat menerapkan pola asuh yang
tepat kepada anak-anaknya, diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan
kekerasan khususnya kekerasan verbal terhadap anak sehingga anak dapat
berkembang sesuai apa yang diharapkan.
2. Masyarakat
BAB III berisi tentang metode dan desain penelitian yang akan digunakan,
lalu partisipan dan tempat penelitian yang telah ditetapkan oleh penulis, serta
pengumpulan data, instrumen, dan juga analisi data yang digunakan dalam
penelitian yang akan dilaksanakan
BAB IV berisi tentang pemaparan temuan dan hasil data yang didapatkan di
lapangan, serta jawaban dari rumusan masalah mengenai pengaruh kekerasan
verbal orang tua terhadap rasa percaya diri anak, dan hasil akhir dari penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bentuk dari kekerasan verbal itu merupakan kata-kata yang memfitnah, kata-kata
yang mengancam, menakutkan, menghina, menjatuhkan mental korban,
mengintimidasi merusak hak dan perlindungan korban atau membesar-besarkan
kesalahan orang lain juga dikategorikan sebagai bentuk kekerasan yang bersifat verbal.
(Jallaludin, 2007; Sutikno, 2010).
Menurut Christianti (2008) memperinci bentuk dari kekerasan verbal sebagai berikut:
2. Intimidasi
Bentuk tindakan mencela anak dapat berupa mengatakan bahwa semua yang
terjadi adalah kesalahan anak.
6. Hukuman ekstrim
9
b. Memaki, yaitu mengucapkan kata-kata keji yang kurang baik dalam mengungkapkan
amarah, antara lain :
c. Memberi julukan negatif/melabel, yaitu memberi label anak melalui bentuk kata-kata,
seperti :
Kekerasan verbal yang dilakukan orang tua terhadap anak akan memberikan
dampak yang sangat buruk terhadap kondisi psikis serta perkembangan anak. Huberty
(Nazhifah, 2017) berpendapat bahwa pengeruh yang paling besar dari kekerasan verbal
pada anak adalah psikologisnya, berikut ini dampak – dampak psikologisnya :
1. Menggangu perkembangan
Hal yang dapat menguatkan dijelaskan oleh Noh dan Talat (2012) yang
menegaskan bahwa korban kekerasan verbal biasanya menderita karena memiliki
harga diri yang sangat rendah, selain itu korban kekeraan verbal dapat mengganggu
perkembangan emosi positif seseorang dan seiring waktu dapat menyebabkan
kehancurhan atau kerugian signifikan terhadap kesejahteraan emosional dan fisik.
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kekerasan verbal dapat sangat
mengahambat anak baik dalam pertumbuhannya maupun perkembangannya. Belum
11
lagi kerugian mental yang memilki dampak negatif terhadap perkembangan anak
ditahap selanjutnya. Memang kekerasan verbal tidak berdampak secara langsung
terhadap fisik anak, namun akan dapat merusak anak secara berkepanjangan dan
merusak psikologis anak. Menurut (Nazhifah, 2017) dampak psikologis akibat
kekerasan verbal pada anak antara lain :
2) Menjadi agresif
3) Gangguan emosi
Pada anak yang mendapat perlakuan negatif berupa kekerasan verbal akan
memiliki emosi yang cendrung tidak stabil akibat dari penurunan konsep diri. Selain
itu anak menjadi memiliki rasa permusuhan dan lebih agresif terhadap orang dewasa.
Anak cendrung sulit bergaul engan teman sebayanya ataupun dengan orang
dewasa. Anak yang mendapatkan kekerasan verbal secara terus menerus cendrung
hanya memiliki sedikit teman dan memiliki kecendrungan untuk menyakiti atau
mengganggu orang lain.
12
5) Kepribadian sociopath
Jika gangguan emosi anak yang mendapatkan kekerasan verbal dibiarkan, anak
akan tumbuh menjadi pribadi yang eksentrik, berperilaku kejam, dan banyak
melakukan prilaku menyimpang lainnya.
Anak akan mendidik anaknya lagi dengan cara yang sama yang mereka
dapatkan dari orang tuanya. Hal ini disebabkan karena sifat anak yang merupakan
peniru ulung dan hal tersebut memang sudah tertanam di alam bawah sadar anak.
Akibatnya hal ini terus berlanjut sehingga menciptakan lingkaran setan keluarga,
ssehingga akan terus berlanjut menjadi budaya di masyarakat
7) Bunuh dri
Akibat lain dari kekerasan verbal berupa perkataan negatif yang tidak
menyenangkan mengakibatkan lemah mental, sehingga timbul perasaan tidak ada
satupun orang di dunia ini yang mencintainnya apa adanya. Ditambah dengan
gangguan emosi tentu dapat berakibat fatal sehingga memungkinkan anak memutuskan
untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
a. Faktor Internal
Ketidaktahuan orang tua terhadap pola perkembangan anak serta kenutuhan apa
saja yang diperlukan dalam setiap fase perekembangan anak menjadi salah satu faktor
terbesar terjainya kekerasan verbal yang dlakukan orang tua terhadap anak.
Sewaktu kecilnya sang orang tua pun mengalami dan mendapatkan perlakuan yang
salah sehingga hal itu terkam di alam bawah sadar mereka dan terbawa hingga dewasa.
13
Anak yang mendapat perlakuan agresif akan tumbuh menjadi anak yang agresif pula.
Orang tua yang agresif akan melahirkan anaak yang agresif pula. Gangguan mental
(mental disorder) ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang diterima manusia
ketika masih kecil.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Ekonomi
2. Faktor Lingkungan
Kepercayaan diri berasal dari kata percaya diri yang atinya percaya kepada
kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri. Pernyataan yang lebih sederhana
dapat dartikan sebagai keyakinan seseorang terhadap aspek kelebihan yang dimiliki
oleh individu atau seseorang dan keyakinan tersebut membuat seseorang tersebut
merasa mampu untuk bisa menggapai berbagai tujuan dalam hidupnya (Thursan,
2002).
14
Kepercayaan diri merupakan faktor yang sangat penting bagi anak, rasa percaya
diri akan menumbuhkan sikap optimis dan rasa mampu untuk melakukan penyesuaian
diri dengan lingkungan sosialnya. Ada banyak definisi yang berbeda - beda dalam
literature psikologi. Dapat dismpulkan secara sederhana dapat diartkan sebagai
keyainan seseorang terhadap aspek kelebihan yang dimilki dan keyaknan tersebut
dapat membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapa tujuannya dalam hidup
(Thursan, 2002). Menurut Maslow kepercayaan diri diawali oleh konsep diri. Dmana
konsep diri itu sendiri adalah gagasan seseorang terhadap dirinya sendiri, yang
memberikan gambaran seseorang terhadap dirinya sendiri. Sullivan mengatakan bahwa
konsep diri terbagi menjadi dua macam yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
Konsep diri dapat terbentuk menjadi positif ataupun negatif bergantung pada
lingkungan sekitar berupa umpan balik berupa penghargaan, pujian, ataupun ejekan
dan perendahan (Bastaman, 1995)
Di tahap Usia pra-sekolah (3-5 tahun), anak mulai terlibat dalam permainan dan
interaksi sosial. Jika berhasil melewatinya dengan baik, anak akan merasa bisa
memimpin orang lain. Sementara bagi yang gagal, akan kerap merasa bersalah,
meragukan kemampuan diri sendiri, dan jarang berinisiatif.
Ini adalah fase “initiative vs guilt” yang membentuk karakter manusia hingga
memiliki tujuan hidup atau purpose. Hasil ini hanya bisa tercapai apabila anak berhasil
menyeimbangkan kapan menyampaikan inisiatif dan kapan mau bekerja sama dengan
orang lain.
Rasa takut merupakan perasaan atau emosi paling dasar manusia yang
mendorong untuk bertingkah laku tertentu dan bereaksi terhadap keadaaan bahaya.
15
Anak yang mengalami kekerasan verbal yang terus menerus akan cendrung memiliki
ras takut yang lebih besar. Ketakutan berlebih ini dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan dampak yang lebih besar lagi hingga kesulitan fisik pada anak.
Puncaknya adalah panik yang berlebih.
b. Malu
Malu merupakan bentuk ringan dari rasa takut yang ditandai sikap menarik
tubuh untuk menghindari kontak dengan seseorang. Gejala-gejala malu yaitu wajah
yang memerah, bicara dengan gagap, suara lemah, meremas-remas jari, lari dan
sembunyi serta mencari perlindungan. Salah satu penyebab malu adalah pola asuh
orang tua, dimana anak sering dikecilkan atau direndahkan.
c. Cemas
Rasa cemas dapat dartikan sebagai perasaan takut terhadap sesuatu yang tidak
jelas objeknya dan seringkali berlangsung lama dan diiringi kegelsahan dan dugaan
terhadap terjadinya hal – hal yang bersifat negatif seperti kecelakaan, kematian, dan
hal – hal jelek lainnya. Sedangkan menurut Orlendick (Izzaty, 2017) ecemasan
(anxiety) menunjuk kepada keadaan emosi yang tidak menyenangkan, yang meliputi
interpretasi subjektif dan arousal atau rangsangan fisiologis, misalnya bernafas lebih
cepat, jantung berdebar-debar berkeringat dingin.
d. Gugup berlebihan dan sering merasa gagap saat berbicara merupakan sikap yang
biasa terjadi saat seorang anak merasa tidak percaya diri.
e. Mudah putus asa merupakan sikap yang biasa terjadi saat anak merasa cemas
f. Anak akan merasa mudah putus asa, sering merasa tidak percaya dengan apa yang dia
lakukan tanpa berusaha terebih dahulu.
g. Sering kali merasa tidak mampu serta tidak tahu bagaimana caranya untuk
mengembangkan diri.
16
h. Akan mudah bereaksi negatif dalam menghadapi suatu masalah, sering kali
menghindari tanggungjawab atau mengisolasi diri.
Anak yang merasa yakin terhadap diri sendiri ia akan cendrung merasa
percaya terhadap kemampuannya serta akan selalu senang dengan pengalaman baru
dan tidak mudah takut, khawatir ataupun malu. Hal ini disebabkan karena anak
tersebut merasa teah memiiki kemampuan yang dia butuhkan untuk bersaing. Rasa
percaya diri ini membuat anak tetap semangat dan menjadikan keberhasilan sebagai
pemupuk rasa percaya diri. b. Memiliki harga diri yang tinggi
Anak yang memiliki harga diri yang tinggi cendrung akan menghargai dirinya
sendiri secara positif serta yakin bahwa dia adalah anak yang baik dan mampu dalam
mengahadapi masalah. Hal ini ada bukan karena anak tersebut merasa sombong, tetapi
justru karena dia menyukai dan merasa bangga terhadap perilaku serta dirinya baik
pada lingungan sosial, pendidikan, maupun jasmaninya.
Anak yang memiliki konsep diri yang baik akan mudah merasa bahagia baik
karena dirinya sendiri maupun karena orang lain bersikap positif terhadapnya.
Apresiasi dari orang tua ataupun orang - orang disekitarnya akan meningkatkan konsep
dirinya dalam artian cara anak tersebut memandang diri sendiri. Dengan hal tersebut
anak akan merasa bahwa orang tuanya dan orang disekitarnya mendukung dan
mendorongnya.
a. Yakin terhadap diri sendiri dimana seseorang memiliki sikap yang positif terhadap
dirinya sendiri dan sepenuhnya mengerti sunguh – sungguh dangan apa yang
dilakukan.
b. Optimis cara pandang yang baik dari seseorang dalam mengahadapi segala sesuatu
hal yang bersangkutan dengan diri, harapannya dan kemampuannya.
c. Obyektif dalam memandang permasalahan atau segala sesuatu hal sesuai dengan
semestinya dan sesuai dengan kebenaran bukan menurt persepsi dirinya sendiri.
d. Bertanggung jawab, anak akan degan besar hati dan dedngan kesadaran penuh
menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat dari apa yang dia lakukan.
e. Berfikir rasional dan realistis dalam menganalisa suatu masalah serta kejadian
dengan pemikiran yang masuk diakal dan sesuai dengan kenyataan.
Sedangkan menurut Hakim (2005), ciri – ciri orang yang memiliki rasa percaya
diri adalah :
j. Memilki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di
dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
18
Sedangan indikator percaya diri menurut octianti (2018) adalah sebagai berikut :
b. Tegas
c. Sikap tenang
d. Kemampuan bersosialisasi
Maka dapat disimpulkan bahwa indikator percaya diri iyalah rasa optimis, sikap
yang tenang, bertanggung jawab, memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik,
mandiri, selalu ingintahu hal hal yang baru, selalu ingin bertanya, tidak gagap saat
berbicara, memiliki cara pandang yang positif terhadap dirisendiri dan berani
mengungkapkan pendapat.
Adapun berbagai macam masalah ketidak percayaan diri pada anak usia dini
19
h. Akan ada rasa takut yang besar menghadapi temannya yang nakal
j. Anak tidak berani bertanya ataupun mengungapkan apa yang dia fikirkan
r. Anak akan memiliki mental yang lemah dan akan mundur dalam menghadapi
tantangan
kembang dan kemampuan anak. Orang tua disini sangat berperan dalam pembentukan
karakter anak, oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua untuk
membangun rasa percaya diri anak :
b. Menumbuhkan serta melatih anak untuk mandiri dalam melakukan segala hal
j. Berikan anak apresiasi dan penghargaan jika mendapat suatu pencapaian ataupun
berbuat kebaikan
k. Berikan anak hukuman jika anak berbuat salah disertai dengan pengertian pada anak
mengapa hal itu dikatakan salah
Anak usia 4-6 tahun termasuk kedalam anak usia dini. Menurut Beichler dan
21
Snowman (Yulianti, 2010), anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun.
Sedangkan hakikat anak usia dini (Augusta, 2012) adalah individu yang unik dimana
ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan
tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.
Masa anak di usia ini sering disebut srbagai masa keemasan atau “golden age”.
dimana hampir seluruh potensi anak ada didalam masa peka untuk tumbuh dan
berkembang secara cepat. Namun perkembangan ini akn berbeda disetiap anak. Untuk
memacu tumbuh kembang anak diusia ini perlu makanan yang bergizi seimbang serta
diperlukan stimulasi yang intensif. Apabila anak tidak didukung oleh stimulasi yang
baik dan malah mendapatkan kekerasan secara verbal dari lingkungannya maka anak
tidak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik.
Secara yuridis, istilah anak usia dini di indonesia ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun. Dalam undang-Undang nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa “pendidikan
anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.
a. Ciri Fisik
Anak di usia 4-6 tahun umumnya sangat enerjik dan aktif dengan perembangan
otot besar yang lebih berkembang. Kontrol terhadap jari tangan dan organ gerak
lainnya masih belum terkontrol secara sempurna ditambah tulang tengkorak yang
masih belum sempurna dan masih sedikit lunak
b. Ciri Sosial
Anak akan dengan mudah menyesuaikan diri secara sosial dengan teman
sebayanya namun belum mampu mengordinasi kelompok dengan baik. Anak yang
memiliki usi yang lebih muda cendrung bermain dekat dengan anak yang lebih tua,
dengan pola bermain yang sangat bervariasi. Di usia 4-6 tahun anak akan mudah
berselisih namun engan kurun waktu yang singkat. Serta sudah mulai menyadari
perbedaan jenis kelamin.
c. Ciri Emosional
d. Ciri Koognitif
Biasanya anaku usia 4-6 tahun sudah terampil dalam berbahasa, namun
kompetensi dari anak tersebut masih harus dikembangkan melalui interaksi,
kesempatan dan kasih sayang.
perbedaan tumbuh kembang anak tersebut karena dipengaruhi oleh 3 faktor, yakni
faktor perkembangan awal, faktor penghambat, dan faktor pengembang.
Perembangan awal adalah masa kritis dimana masa ini akan menentukan adanya
perbedaan tumbuh kembang antara na satu dengan yang lainnya yang dipengaruhi oleh
hal-hal sebagai berikut :
2. Faktor emosi
Emosi yang muncul akibat tidak adanya ikatan emosional antara keluarga atau adanya
perpisahan dengan orang tua atau anggota keluarga lainnya dapat menimbulkan
gangguan kepribadian pada anak.
Metode yang diterapan orang tua dalam mendidik anak akan memiliki dampak yang
besar terhadap sikologi dan tingah laku anak saat dewasa
Faktor keluarga akan menentukan sikap dan perilaku anak. Contohnya, anak yang t
umbuh dan berkembang di keluarga besar akan cendrung bersikap otoriter. Demikian
juga dengan anak yang tumbuh dan berkembang ditengah keluarga yang tidak utuh
akan menjadi anak yang mudah cemas, tida mudah percaya, dan sedikit kaku.
Faktor rangsangan berupa bercakap cakap atau menunjukan gambar bercerita dapat
24
mendorong minat dalam belajar, berbicara dan meningkatkan keinginan anak untuk
membaca.
1. Gizi yang buruk sehingga mengakibatkan energi dan tikat kekuatan berfikir
mrnjadi rendah
3. Tidak memiliki kesempatan belajar dan memiliki kondisi lingkunagn sosial yang
buruk
5. Perasaan takut dan minder karena merasa dirinya berbeda dengan temannya dan
atau tidak berhasil melakukan hal yang serupa seperti yang dilakukan temannya.
Dalam hubungannya dengan kekerasan verbal pada anak, sangat berkaitan erat
dengan keluarga atau orang tua. Kekerasan verbal pada anak akan berdampak tak kalah
buruk dengan kekerasan fisik. Terutama pada kepercayaan diri, karena anak akan
memiliki konsep diri yang buruk. Anak ibarat kertas putih polos yang siap diwarnai
dengan beraneka ragam warna, maka dari itu cara mendidik dan membesarkan anak
dalam sebuah keluarga sangatlah penting. Untuk itu perlu ada pencerdasan pada orang
tua tentang bagaimana cara mendidik anak yang baik serta memperkenalan pada
masyarakat dampak yang didapat anak yang mengalami kekerasan verbal.
26
HIPOTESIS
Dalam penelitian ini, dengan judul ”Pengaruh Kekerasan Verbal Orang tua Terhadap
Rasa Percaya Diri Anak” maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha : terdapat pengaruh kekerasan verbal orang tua terhadap rasa percaya diri anak
H0 : tidak dapat pengaruh kekerasan verbal orang tua terhadap rasa percaya diri anak
HK :semakin sering intensitas kekerasan verbal orang tua terhadap anak, semakin
tinggi rasa tidak percaya diri anak,semakin jarang intensitas kekerasan verbal pada
anak, semakin rendah rasa tidak percaya diri anak.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang menjadi
kuantitas yang ditetapkan peneliti yang menggambarkan berbagai karakteristik subyek
penelitian yang akan dipilih untuk menentukan pengambilan sampel. Maka peneliti
menentukan populasi dalam penelitian ini di Taman Kanak-Kanak yang berada di
29
n = N / (1 + (N x e²))
n = 37 / (1 + 0,0925)
n = 37 / 1,0925
n = 33,8672768879
Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 37 populasi pada margin of error
5% adalah sebesar 34.
1. Data
a. Data primer
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari kuisioner yang diberikan
kepada anak dan orang tua di TK yang ada di wilayah kelurahan Cipadung Wetan.
b. Data sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber buku
buku, skripsi, jurnal yang berkaitan dengan variabel penelitian.
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan teknik
penyebaran angket kuesioner kekerasan verbal dan kepercayaan diri.
a. Teknik observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Menurut
Sutrisno Hadi observasi merupakan suatu proses yang kompleks yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Secara umum observasi adalah pengamatan
dan ingatan. Sasaran observasi adalah kondisi proses bermain dan kegiatan anak di TK
yang berada di wilayah Kelurahan Cipadung Wetan.
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang-Kadang 2 3
Tidak Pernah 1 4
Definisi operasional yaitu definisi yang berdasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati.
Definisi operasional memiliki sifat spesifik, rinci tegas dan menggambarkan
karakteristik variabel-variabel penelitian dan suatu hal yang dianggap penting.
Kekerasan verbal yaitu tindakan seseorang secara lisan berupa berkata kasar, menghina,
memarahi, membentak, menakut-nakuti serta memberikan ancaman terhadap orang
lain. Yang menjadi indikator dari kekerasan verbal menurut Hakim (2005) yaitu :
1. Menghina anak
2. Bersikap dingin kepada anak
3. Memarahi anak
4. Menyalahkan anak
5. Merendahkan kemampuan anak
32
Percaya diri yaitu sikap yakin seseorang terhadap kemampuan diri sendiri,
yakin dengan apa yang dikerjakannya, dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.
Yang menjadi indikator dari percaya diri menurut Purwadi (2012) dan Octianti (2018)
yaitu :
1. Optimis
2. Bersikap tenang
3. Bertanggung jawab
4. Bersosialisasi dengan baik
5. Mandiri
6. Ingin tahu yang tinggi
7. Berbicara lancar
8. Memiliki cara pandang positif terhadap diri sendiri
9. Berani menyampaikan pendapat
33
Kisi-Kisi Instrumen
Butir soal
Favorable Unfavorable
Optimis 1,3, 4 2
Sikap tenang 6, 7 5, 8
Pada penelitian ini validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dan melakukan fungsinya. Dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dalam
35
pengumpulan data penelitian sehingga uji validitas dibutuhkan untuk penelitian ini. Uji
validitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian
mencerminkan isi sesuai dengan yang seharusnya diukur dan dinyatakan teruji
validitasnya. Untuk mengetahui validitas aitem, maka penelitian ini menggunakan
rumus korelasi product moment dari Pearson yang dibantu dengan program SPSS.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai r hitung dengan nilai r table pada (corrected
item-total correlation) r table untuk n=34 pada signifikansi 5% adalah 0,339. Pada
penelitian ini bisa dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r table pada taraf
signifikansi 5%, maka butir soal dapat dinyatakan valid. sebaliknya jika r hitung lebih
kecil dari r table pada taraf signifikansi 5% maka disebut tidak signifikan dan butir soal
tersebut dinyatakan tidak valid.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Kekerasan Verbal Secara Keseluruhan
Dari tabel di atas diketahui bahwa butir soal untuk angket kekerasan verbal dari
30 butir soal, 20 soal dinyatakan valid dan 10 soal dinyatakan tidak valid diantaranya
soal no 6, 7, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 19 dan soal no 29. 20 soal yang valid tersebut akan
37
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Kepercayaan Diri Anak Secara
Keseluruhan
Dari tabel di atas diketahui bahwa butir soal untuk angket kekerasan verbal dari
30 butir soal, 19 soal dinyatakan valid dan 11 soal dinyatakan tidak valid diantaranya
soal no 5, 15, 16, 19, 20, 22, 23, 25, 27, 28 dan soal no 30. 19 soal yang valid tersebut
akan dilanjutkan ke penelitian berikutnya.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Tinggi
Uji reliabilitas skala dalam pengukuran ini menggunakan formula Alpha dari
program SPSS, reliabilitas pada skala kekerasan verbal mencapai 0,870 dan pada skala
kepercayaan diri mencapai 0,892. Dengan demikian dapat disimpulkan realibilitas
angket kekerasan verbal dan kepercayaan diri berada pada kategori sangat tinggi.
Teknik yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan
teknik penyebaran angket kuisioner yang memuat kekerasan verbal dan kepercayaan
diri.
Teknik analisis data yang digunakan diawali dengan pengkodean dari hasil
kuisioner yang telah diisi oleh responden. Pengkodean itu digambarkan melalui
statistik deskriptif.satistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara didesktipsikan atau menggambarkan data yang terkumpul tanpa
bermaksud menggeneralisasikan atau membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Statistik deskriptif dapat berupa penyajian data dalam bentuk tabel, diagram
lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan hasil, persentil,
perhitungan, rata-rata standar deviasi,dan perhitungan persentase. Dalam statistik
deskriptif juga dapat dilakukan dengan mencari kuatnya hubungan antara variabel
melalui analisis korelasi, memprediksi dengan analisis regresi,dan membuat
perbandingan antar rata-rata data sampel atau populasi, hanya saja data tidak perlu diuji
signifikasinya sehingga tidak ada taraf kesalahan karena peneliti tidak bermaksud
untuk membuat generalisasi.
Teknik analisis data ini praktis digunakan dan sesuai dengan kapasitas peneliti
dan beerkoheren dengan alternatif pemaparan yang dipilih oleh peneliti yaitu
generalisasi dari temuan data yang diperoleh yang disajikan dalam bentuk tabel
a. Uji Linearitas
Menurut Ghozali (2009) uji linearitas memiliki tujuan untuk menguji apakah
model penelitian regresi atau hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel tergantung membentuk suatu garis yang lurus atau tidak.
41
Uji linearitas ini dapat di lihat melalui nilai p. Apabila nilai p < 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung linear.
Apabila nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas
dan variabel tergantung tidak linear.
b. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2009) uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah
model penelitian regresi, variabel pengganggu, atau residual memiliki distribusi yang
normal. Uji normalitas ini dapat dilihat melalui nilai p. Menurut Santoso (2010) apabila
nilai p < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut memiliki sebaran data yang
tidak normal. Sebaliknya, jika nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut
memiliki sebaran yang normal.
2. Uji Hipotesis
Tahap Persiapan
2. melakukan perumusan masalah mengenai dampak negatif dari kekerasan verbal orang
tua terhadap anaknya.
3. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel kekerasan verbal orang tua dan
variabel rasa percaya diri anak.
6. Menyusun alat ukur kekerasan verbal orang tua dan rasa percaya diri anak.
Tahap Pelaksanaan
1. Melakukan konfirmasi pada pihak sekolah dan memohon kesediaan siswa dan orang
tua untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.
3. Pengisian angket ini dilakukan secara daring, peneliti terlebih dahulu mengirim link
formulir pengisian angket lalu memberi penjelasan mengenai cara mengisi angket yang
telah dibagikan. Orang tua juga diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang tidak dimengerti.
4. Pengisian angket dilakukan dua kali dengan sample pertama yaitu orang tua siswa TK
yang ada di wilayah suka asih sebagai sample uji coba dan sample kedua yaitu orang
tua siswa TK yang ada di kelurahan Cipadung Wetan sebagai sample penelitian.
43
1. Melakukan skoring terhadap angket yang telah dibagikan kepada subjek yaitu dengan
cara menginputnya menggunakan Microsoft excel berdasarkan skala yang telah
ditentukan.
3. Melakukan analisis data menggunakan bantuan software SPSS versi 25.0 for windows
pada setiap variabel dengan kategorisasi untuk memperoleh gambaran tingkat pada
setiap variabel penelitian.
Tahap Pembahasan
1. Membuat pembahasan dari hasil data melalui uji statistik secara deskriptif dan
menggunakan analisis pearson correlation dengan menggunakan aplikasi SPSS 25.0
for windows.
2. Merumuskan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil data yang telah melalui
pembahasan deskriptif dan uji statistik yang menggunakan analisis pearson correlation
dengan menggunakan aplikasi SPSS 25.0 for windows.
44
BAB IV
Proses pengambilan data awal untuk uji validasi dan uji realibilitas berlangsung
pada hari jumat tanggal 23 juli 2021 di TK yang ada di wilayah suka asih. Peneliti
diizinkan untuk mengambil data berupa angket kepada orang tua siswa. Peneliti
membagikan angket daring dalam bentuk G-Form melalui pihak sekolah.
Proses pengambilan data yang kedua berlangsung pada tanggal 6 juli 2021.
Sebelumnya peneliti sudah melakukan proses seleksi item pada skala sehingga skala
yang dibagikan memiliki jumlah item yang berbeda dengan skala yang dibagikan pada
saat pengambilan data awal. Pengambilan data dilakukan di TK sekelurahan Cipadung
Wetan . Proses pembagian angket dilakukan dengan cara yang sama pada saat
melakukan pengambilan data awal.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa dan orang tua siswa TK sekelurahan
Cipadung Wetan dengan rentang usia siswa 4 hingga 6 tahun. Subyek yang telah
memenuhi karakteristik subyek dan kuota sebanyak 34 orang yang dapat digunakan
sebagai data penelitian ini.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Siswa dan Orang tua Siswa,
maka peneliti memperoleh hasil data penelitian yang dapat membandingkan data
45
teoritik dan data empiris. Data tersebut digunakan untuk melihat hubungan kekerasan
verbal dan kepercayaan diri dengan cara membandingkan mean teoritik dan mean
empiris. Berikut hasil data
Kekerasan 20 80 50 23 55 33,00
verbal
Kepercayaan 19 76 47,5 30 72 55,85
diri
Berdasarkan hasil data penelitian tersebut terlihat bahwa hasil mean teoritik
pada variabel kekerasan verbal sebesar 50 dan mean empiris sebesar 33,00 (Mean
Teoritik > Mean Empirik). Data ini menunjukkan bahwa rata-rata subyek mendapatkan
kekerasan verbal dengan intensitas yang rendah. Pada variabel kepercayaan diri
diperoleh mean teoritik sebesar 47,5 dan mean empirik sebesar 55,85 (Mean Teoritik
< Mean Empirik). Data ini menunjukkan bahwa rata-rata subyek memiliki tingkat
kepercayaan diri yang tinggi.
ANOVA Table
Total 1739.765 33
Berdasarkan table, hasil uji linearitas diketahui Sig. deviation from linearity
sebesar 0,735 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear
antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri.
Menentukan hasil uji linearitas dengan nilai F, jika nilai F hitung lebih kecil
dari F table maka terdapat hubungan yang linear antara variable bebas dengan variable
terikat, sebaliknya jika nilai F hitung lebih besar dari F table maka tidak terdapat
hubungan yang linear antara variable bebas dengan variable terikat.
Diketahui nilai F hitung 0,715 < F table 2,29, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang linear antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri.
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi
Product Moment Pearson.
• 1 : korelasi sempurna
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa skor korelasi untuk variabel kekerasan
verbal dengan variabel kepercayaan diri adalah -0,354* dengan p 0,040. Hasil ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu adanya hubungan antara
kekerasan verbal dengan kepercayaan diri anak dengan kekuatan hubungan korelasi
yang cukup.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil angket yang telah disebar kepada orang tua diketahui bahwa
orang tua di TK yang ada di wilayah Kelurahan Cipadung Wetan melakukan kekerasan
verbal dengan kategori rendah dibuktikan dari mean empirik kekerasan verbal sebesar
33 lebih kecil dari mean teoritik sebesar 50. Namun tidak menutup mata bahwa masih
ada orang tua yang melakukan kekerasan verbal terhadap anaknya seperti menyumpahi
dan menghina anak, bersikap dingin kepada anak, mengabaikan anak, memarahi anak,
menyalahkan anak, menganggap rendah anak, memanggil anak dengan panggilan yang
buruk, menakut-nakuti anak, berteriak dan membentak anak hingga mengancam anak.
Orang tua belum sepenuhnya faham mengenai dampak yang ditimbulkan dari
49
kekersan verbal. Anak usia 4-6 tahun yang mendapatkan kekerasan verbal di dalam
keluarganya, akan mengalami situasi yang tidak nyaman berada di dalam lingkungan
tersebut. anak usia 4-6 tahun akan merasa rendah diri dan merasa tidak di terima oleh
orang tuanya. Ketika anak usia 4-6 tahun memiliki harga diri yang rendah, maka
kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun juga akan rendah.
Selain itu, menurut Lindenfield (1997), ketika seseorang mengalami rasa tidak
aman atau mengalami ketakutan, maka hal tersebut menjadi musuh terbesar bagi
timbulnya rasa percaya diri. Seseorang yang mengalami rasa tidak aman akan sulit
mengembangkan pandangan positif tentang diri mereka sendiri, orang lain dan
pandangannya tentang dunia luar. Proses tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi
oleh lingkungannya terutama lingkungan keluarga. Hal ini juga termasuk kedalam
pembentukan karakter anak dimana anak adalah peniru yang ulung, jika anak terutama
masa golden age mengalami kekerasan verbal, besar kemungkinan anak tersebut
melakukan hal yang sama saat dewasa.
dan memiliki kepribadian yang sehat. Anak yang mendapatkan kekerasan verbal dari
orang tuanya akan cendrung merasa menjadi anak yang tidak di inginkan, perasaan
tidak di inginkan terutama dari orang yang sangat anak sayangi akan sangat melukai
harga diri anak dan akan membuat anak memandang rendah dirinya sendiri.
Kepercayaan diri merupakan hal yang penting bagi anak usia 4-6 tahun.
Menurut Rohayati (2011) kepercayaan diri merupakan suatu modal yang sangat
penting untuk ditumbuhkan dalam diri anak usia 4-6 tahun agar mereka mampu
menjadi pribadi yang dapat mengontrol berbagai aspek dalam dirinya sehingga dapat
mengatur tujuan hidup mereka yang mengarah pada keberhasilan hidup. Selain itu,
masa anak usia 4-6 tahun adalah masa golden age dimana Sigmund freud mengatakan
bahwa pada usia tersebut masa perkembangan anak sangat pesat.
Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui Sig. deviation from linearity sebesar
0,735 > 0,05 dan koefisien korelasi antara variabel kekerasan verbal dengan variabel
kepercayaan diri sebesar -0,354 (p 0,040), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang linear dan signifikan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri
yang berkorelasi negatif pada anak usia dini. Artinya, semakin tinggi anak usia 4-6
tahun mendapatkan kekerasan verbal dari orang tua maka semakin rendah kepercayaan
diri pada anak usia 4-6 tahun. Sebaliknya, semakin rendah anak usia 4-6 tahun
51
mendapatkan kekerasan verbal dari orang tua maka semakin tinggi kepercayaan diri
pada anak usia 4-6 tahun.
Menurut Suyanto (2003) seseorang yang menjadi korban kekerasan verbal dari
orang tuanya, akan menjadi pribadi yang rendah diri, mudah minder, merasa dirinya
tidak berharga dan lemah dalam membuat atau menentukan keputusan. Hal ini
menunjukkan, bahwa korban yang mengalami kekerasan verbal memiliki penilaian-
penilaian yang buruk terhadap diri sendiri yang akan berpengaruh terhadap tingkat
kepercayaan dirinya. Hubungan anak dan lingkungannya akan memburuk, bukan tidak
mungkin anak akan menganggap orang dewasa terutama orang tuanya sebagai musuh
terbesarnya dan membangun dinding sebagai sekat antara dirinya dan dunia luar yang
sudah korban anggap sebagai musuh yang akan menyakitinya setiap saat dan cendrung
menjadi agresif. Korban akan cendrung memikirkan kemungkinan terburuk apa saja
yang mungkin terjadi setiap kali anak berusaha untuk melangkah ke dunia luar.
Imam Ghazali pernah berkata bahwa anak yang tumbuh dengan mendengar
kalimat pencela, maka anak tersebut akan tumbuh menjadi pencela. Anak akan tumbuh
menjadi pencela bagi dirinya sendiri ataupun pencela bagi orang di sekitarnya.
Kemungkinan anak berperilaku buruk akan sangat besar dikarenakan perilaku dan
perlakuan orang tua kepadanya. Ketika kekerasan verbal ini berlanjut secara terus
menerus maka akan membuat anak akan merasa dirinya tidak berguna, tidak
dibutuhkan, tidak dicintai, selalu muram dan tidak bahagia. Dampak terburuk dari
kekerasan verbal ini adalah anak melakukan percobaan melukai dirinya sendiri dan
melakukan percobaan bunuh diri.
Tingkat kepercayaan diri pada anak usia 4-6 tahun akan lebih tinggi apabila
anak usia 4-6 tahun tidak mendapatkan kekerasan verbal dari orang tuanya. Hal ini
sejalan dengan pendapat Suyanto (2003) dimana seseorang yang mendapatkan
kekerasan verbal dari orang lain akan menurunkan harga diri korban, sehingga
kepercayaan diri korban juga akan menurun.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Implikasi
menjadi acuan bahwa kekerasan verbal orang tua berpengaruh buruk terhadap
kepercayaan diri anak, maka orang tua maka perlu adanya pengetahuan orang tua
tentang tumbuh kembang anak serta bagaimana pola asuh yang baik dan benar menurut
perkembangan ilmu pengetahuan yang ada, selain itu perlu juga lingkungan yang
kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kekerasan verbal memberikan dampak yang tidak baik terhadap anak terutama
anak usia dini. Dampak yang ditimbulkan antara lain membuat anak merasa minder,
rendah diri, mempunyai konsep diri yang buruk, merasa tidak dihargai dan memiliki
pola pikir yang negatif dalam memandang diri sendiri dan dunia luar. Hal tersebut dapat
mempengaruhi kepercayaan diri anak dan lebih buruknya lagi dapat merusak mental
anak. Perbaiki pola komunikasi antara orangtua dan anak dengan mengendalikan
emosi, jangan lansung menghakimi dan memarahi anak atas kesalahannya namun
tanyakan terlebih dahulu alasan kenapa anak melakukan hal tersebut.
54
Orang tua seharusnya dapat mengambil pelajaran dari pola asuh yang
didapatkannya. Sebaiknya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika orang tua
mendapatkan pola asuh yang lekat dengan unsur kekerasan verbal dan pola didik yang
keras, maka jangan terapkan pola didik seperti itu terhadap anak anda. Orangtua perlu
memahami bahwa anak anda terlahir sebagai bintang dalam bidangnya. Jangan
memaksakan kehendak anda pada anak anda, serta tidak seharusnya anda mencela
kegagalan yang didapatkan anak anda. Percayalah sesungguhnya hati anak anda sudah
hancur karena kegagalannya, berilah motivasi kepada anak anda. Dan sebaliknya,
apabila anak anda mendapat keberhasilan maka berikanlah apresiasi pada setiap
pencapaiannya, baik pencapaian kecil maupun besar. Anak bisa jadi kurang dalam
pelajaran keilmuan, namun dia mahir dalam olahraga, melukis, atau bermusik. Kenali
hal apa saja yang diminati dan disukai anak. Jangan paksakan anak anda menajdi anak
yang sempurna di mata anda, berikan mereka pilihan atas hidup yang akan dijalaninya.
Ajarkan rasa tanggung jawab atas pilihannya dan bukannya menyalahkan anak.
Bagi peneliti yang lain disarankan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kekerasan verbal dan kepercayaan diri anak usia dini. Peneliti selanjutnya
juga dapat mengembangkan penelitian dengan variable lain, seperti pola asuh. Pola
55
asuh dapat dihubungkan dengan kepercayaan diri pada anak. Selain itu, peneliti
selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan waktu penelitian, misalnya dalam
melakukan pengambilan data di waktu yang tepat agar subyek lebih dapat menjawab
secara maksimal. perbanyak referensi mengenai psikologi dan tumbuh kembang anak
dan ciri-ciri yang dapat dikenali.
56
DAFTAR PUSTAKA
Anak Usia Prasekolah di RW 04 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Depok Tahun 2011.
Skripsi. Jakarta. Universitas Pembangunan “Veteran”.
Arsih, F.Y. (2010). Studi Fenomenologis kekerasan kata-kata atau verbal pada remaja.
Semarang: Skripsi Undip.
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hakim, Thursan . 2005. mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta: Puspa Swara, cet
III
Hakim. Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa Swara
Izzaty, Rita Eka. 2017. prilaku anak prasekolah. Jakarta : PT elex media komputindo
57
Jalaludin, Rakhmat. 2007. Persepsi Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.
Komara, Indra Bangkit. “Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar
dan Perencanaan Karir Siswa,” Psikopedagogia 5. No. 1 (2016): 33 – 42.
Nazhifah. (2017). Pengaruh Verbal Abuse, Kualitas Komunikasi Orang Tua dan
Konformitas Teman Sebaya Terhadap Perilaku Agresif Remaja. Jurnal
Ilmu Komunikasi, 15(3), 263-274.
Noh, C.H.C & Talaat,W.I.A.W. (2012). Verbal Abuse on Children: Does It Amount
to Child Abuse under the Malaysian Law?. Asian Social Science, Vol.8
No.6.
Octianti, Delvi. 2018. pengaruh percaya diri terhadap kemampuan berdiskusi dikelas
pada mahasiswa PAI semester VI di IAIN Bengkulu. skripsi, Fakultas
Tarbiyah dan Tadris Institute Agama Islam Negeri Bengkulu.
Prabawa,J., 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Remaja Panti
Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang dilihat dari segi rogers. Jurnal.
Perpustakaan Unika..
Purwadi, Eko. 2012. peningkatan percaya diri dan prestasi belajar matematika siswa
kelas VII-A Mts Negeri Sumbang melalui model problem based learning
(PBL). Skripsi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas
Muhammadiyah, Purwokerto
Putri, Annora Mentari., Agus Santoso. “Persepsi Orang Tua Tentang Kekerasan
58
Verbal Pada Anak.” Jurnal nursing studies 1, No. 1 Tahun 2012. Diakses
17 Februari 2017
Sebuah Potret Buram Kehidupan Berkeluarga,” Jurnal Penelitian Psikologi 12. No. 1
(Juni 2001): 1-11. Diakses 17 Februari 2017.
Simpen, I Wayan. 2011. “Fungsi Bahasa dan Kekerasan Verbal dalam Masyarakat”.
Dalam Wayan Windia dkk. (eds.), Pemikiran Kritis Guru Besar Udayana
Bidang Sastra dan Budaya. Bali: Udayana University Press, 449—481.
SL, Matroni. Sukseskah Anda Dalam Mendidik Anak ? Jakarta: Penerbit Restu Agung,
2006. Santrock, John W. (2011). Masa Perkembangan Anak. Jakarta:
Salemba Humanika
Lampiran 1
Data empirik
Kekerasan verbal
Statistics
total skor
N Valid 34
Missing 0
Variance 51.758
Range 32
Minimum 23
Maximum 55
Percaya diri
Statistics
total skor
N Valid 34
61
Missing 0
Variance 110.553
Range 42
Minimum 30
Maximum 72
62
Lampiran 2
➢ Petunjuk pengisian :
Jawaban
No Pertanyaan SL SR KK TP
rumah
melakukannya
kamu di kamar”
ingin memanjat
Lampiran 3
➢ Petunjuk pengisian :
Jawaban
No Pertanyaan SL SR KK TP
monster”
ingin memanjat
Lampiran 4
UJI RELIABILITAS
KEKERASAN VERBAL
N %
Excludeda 0 .0
Total 34 100.0
Reliability Statistics
.870 20
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Lampiran 5
ANGKET
➢ Petunjuk pengisian :
No Pernyataan Jawaban
SL SR KK TP
depan kelas.
yang baru
merapikan mainannya
belum dikenal.
tidur
melakukan sesuatu
lain
ditemuinya
didepan umum
temannya
pendapatnya
Lampiran 6
ANGKET
➢ Petunjuk pengisian :
No Pernyataan Jawaban
SL SR KK TP
depan kelas.
yang baru
merapikan mainannya
belum dikenal.
lain
ditemuinya
Lampiran 7
UJI RELIABILITAS
PERCAYA DIRI
N %
Excludeda 0 .0
Total 34 100.0
Reliability Statistics
.892 19
81
Item Statistics
Item-Total Statistics
Scale Statistics
Lampiran 8
Uji normalitas
Unstandardized
Residual
N 34
Positive .096
Negative -.114
Lampiran 9
Uji linearitas
Cases
Report
kepercayaan diri
27.00 54.0000 1 .
31.00 67.0000 1 .
34.00 53.0000 1 .
ANOVA Table
Total 1739.765 33
41.00 49.0000 1 .
58.00 52.0000 1 .
Measures of Association
Lampiran 10
Uji korelasi
Correlations
N 34 34
N 34 34
Lampiran 11
Link Angket
https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSd1pXl2xG2QTjQZ4tWGmO2eEoy
77S2H2kBFCaLJQIjkYI6fnA/viewform?usp=sf_link
89
Lampiran 12
Lampiran 13
108
Lampiran 14
109
Lampiran 15
110
Lampiran 16
SURAT PERMOHONAN JUDGEMENT INSTRUMEN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu
Tuti Kartika, S.Pd
di Tempat
Dengan Hormat,
Dalam rangka penelitian yang akan dilakukan, bersama ini saya:
Lampiran 17
IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Sulaeman Irfan Maulana
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 6 Februari 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Program Studi : PGPAUD
Status Marital :
Alamat : Pangaritan RT 002 RW 007 No 26 Kelurahan
Cipadung Kulon Kecamatan Panyileukan Kota
Bandung Provinsi Jawa Barat
Pembimbing I
Nama : Dr. Nenden Ineu Herawati, M. Pd.
NIP : 195905261988032001
Alamat : Jalan Merkuri Selatan No 11 RT 06 RW 08
No. Tlp/HP : 082214938934
Pembimbing II
Nama : Endah Silawati, M. Pd.
NIP : 198110312010122003
Alamat :
No. Tlp/HP : 085210367787
113
Lampiran 18
2. Telah lulus semua mata kuliah, sesuai dengan data nilai sementara
dari Sistem Informasi Akademik (SIAK).
3. Judul Skripsi yang disetujui
Pengaruh Kekerasan Verbal Orang Tua Terhadap Rasa Percaya Diri
Anak Usia 4-6 Tahun
Bandung, Agustus 2021
Kasi Akademik & Kemahasiswaan,
Didi Warsidi, S. AP
NIP 197203111994031001
114
Lampiran 19
PELAKSANAAN BIMBINGAN
PEMBIMBING 1 (SATU)
PERT. TANGGAL HAL YANG SARAN PARAF
KE- DIKONSULTASIKAN PERBAIKAN PEMBIMBING
1. 11 maret Penjelasan Teknis Latar Belakang
2021 Bimbingan Berdasarkan Teori
Dr. Hj. Leli Halimah, M.Pd. Dr. Nenden Ineu Herawati, M. Pd.
NIP 195909011984032001 NIP 195905261988032001
115
PELAKSANAAN BIMBINGAN
PEMBIMBING 2 (DUA)
PERT. TANGGAL HAL YANG SARAN PARAF
KE- DIKONSULTASIKAN PERBAIKAN PEMBIMBING
1. 09 April Rumusan Masalah Rumuskan sesuai
2021 variabel
2. 30 April BAB I ACC
2021
3. 11 juni BAB II Tambahkan teori
2021 bersangkutan
4. 18 juni BAB II ACC
2021
5. 01 juli BAB III Perbaiki teknik
2021 sampling
6. 16 juli BAB III Buat Angket
2021 Skala likert
7. 22 juli BAB III ACC
2021
8. 04 agustus BAB IV ACC
2021
9. 16 agustus Pembahasan Ubah Perpoint
2021
10. 19 agustus Draft Skripsi Perbaiki Cara
2021 Penulisan
11. 20 Agustus ACC BAB V Daftar Sidang
2021
Lampiran 20
BIODATA PENULIS