Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Skripsi - Sulaeman Irfan Maulana - 1702171

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 133

PENGARUH KEKERASAN VERBAL ORANG TUA

TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN


(Penelitian Kuantitatif korelasional terhadap anak TK usia 4-6 tahun di kelurahan
Cipadung Wetan)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Penyusunan untuk Memperoleh


Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

SULAEMAN IRFAN MAULANA

1702171

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU

BANDUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

SULAEMAN IRFAN MAULANA

PENGARUH KEKERASAN VERBAL ORANG TUA


TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN
(Penelitian Kuantitatif korelasional terhadap anak TK usia 4-6 tahun di kelurahan
Cipadung Wetan)

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Nenden Ineu Herawati, M. Pd.


NIP 195905261988032001

Pembimbing II

Endah Silawati, M. Pd.


NIP 198110312010122003

Mengetahui,

Ketua Program Studi S-1 PGPAUD

Dr. Hj. Leli Halimah, M. Pd

NIP 195909011984132001
PENGARUH KEKERASAN VERBAL ORANG TUA
TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN
(Penelitian Kuantitatif korelasional terhadap anak TK usia 4-6 tahun di kelurahan
Cipadung Wetan)

Oleh

Sulaeman Irfan Maulana

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Penyusunan untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

© Sulaeman Irfan Maulana 2021

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2021

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difotokopi, atau dengan cara lainnya tanpa izin dari penulis.
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya sebagai peneliti menyatakan bahwa skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kekerasan Verbal Orang tua Terhadap Rasa Percaya Diri Anak
Usia 4-6 Tahun” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan
saya tidak melalukan tindakan plagiat atau mengutip dengan cara yang tidak sesuai
dengan etika yang berlaku. Berdasarkan pernyataan tersebut, saya siap menanggung
risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila terdapat tindakan yang melanggar etika
ilmah yang berlaku atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Bandung, Agustus 2021

Yang Membuat Pernyataan,

Sulaeman Irfan Maulana


NIM 1702171
MOTTO HIDUP

“YOU CAN WHEN YOU BELIEVE”

Hidup Adalah Perjuangan


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kekerasan Verbal Orang tua Terhadap Rasa
Percaya Diri Anak Usia 4-6 Tahun” tepat pada waktunya.

Skripsi ini berisikan tentang pengaruh besar kekerasan verbal terhadap anak
yang diangkat berdasarkan analisis dan observasi dengan rumusan masalah yang
telah penulis tentukan. Tentunya berdasarkan teori-teori yang mendukung
penelitian ini dan metode yang penelitian yang digunakan telah tercantum pada
skripsi ini. Terdapat pula temuan penelitian dari data yang didapatkan melaului
instrumen penelitian yang diberikan kepada siswa\siswi TK yang ada di kelurahan
cipadung wetan . serta pembahasan penelitian yang didapatkan dari temuan
penelitian melalui pengolahan dan analisis data serta dikaitkan dengan teori-teori
penelitian.

Skripsi ini merupakan tugas akhir dalam menuntaskan kewajiban akademik


peneliti di Strata-1. Namun, lebih dari itu, peneliti mengharapkan bahwa skripsi
ini dapat memberikan manfaat dan berguna terutama bagi orang tua sebagai
pegangan atau pedoman bagaimana cara mendidik anak dengan benar terutama saat
anak ada di usia golden age atau pada masa keemasan anak.

Peneliti menyadari akan keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki,


sehingga sudah tentu dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak yang telah membaca skripsi ini. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, khususnya guru Pendidikan Anak
Usia Dini, dan semua pihak yang berkaitan dengan pendidikan.

Bandung, Agustus 2021

Peneliti

Sulaeman Irfan Maulan

i
UCAPAN TAERIMA KASIH

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan mengucap rasa syukur yang besar


kepada Allah Subhanahu wata'ala karena skripsi ini dapat selesai. Pada kesempatan
ini, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
memberikan inspirasi, bantuan dan dukungan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada Ibu/Bapak:

1. Dr. Nenden Ineu Herawati, M. Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing, memberikan ilmu, arahan dan saran perbaikan, serta
memberikan motivasi, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Endah Silawati, M. Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing,
memberikan ilmu, arahan dan saran perbaikan, serta motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
3. guru TK Bunga Bangsa yang telah membantu peneliti demi kelancaran
penyusunan skripsi.
4. guru TK Daarus Sholihin yang telah membantu peneliti demi kelancaran
penyusunan skripsi.
5. Cucu Maesaroh selaku kepala sekolah TK Bunga Bangsa yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
6. Eneng Kurniasih selaku kepala sekolah TK Daarus Sholihin yang telah
memberikan izin kepala peneliti untuk melaksanakan penelitian
7. Dr. Hj. Leli Halimah, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di
Cibiru.
8. Dr. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. selaku Direktur Kampus Universitas
Pendidikan Indonesia di Cibiru.
9. Dr. H. Dede Margo Irianto, M.Pd. selaku Wakil Direktur Kampus Universitas
Pendidikan Indonesia di Cibiru.
10. Dosen Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di Cibiru. Yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti selama
menempuh pendidikan.

ii
11. Staf akademik beserta karyawan Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di
Cibiru.yang telah membantu peneliti demi kelancaran penyusunan skripsi.
12. Siswa TK Bunga Bangsa dan Siswa TK Daarus Sholihin yang telah menjadi
partisipan pada penelitian ini.
13. Orang tua siswa TK Bunga Bangsa dan Siswa TK Daarus Sholihin yang telah
menjadi partisipan pada penelitian ini
14. Kedua orang tua, Bapak Tosin Rohaedi (Alm) dan Ibu Popon yang selalu
memberikan do’a, semangat, kasih sayang, dan dukungan baik berupa moril
maupun materil, serta motivasi tiada henti kepada peneliti untuk mewujudkan
cita-cita, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dan studi dengan tepat
waktu.
15. Kakak tercinta Dadang Suryana, Cucu Sodikin, Siti Maemunah dan Mulyana
yang telah memberikan bantuan di setiap dibutuhkan, memberikan semangat
dan selalu berdo’a untuk keberhasilan adiknya ini.
16. Keluarga besar kelas B tercinta, yang selalu memberikan semangat dan
berjuang bersama dalam menyelesaikan semua tugas perkuliahan serta
memberikan warna di kehidupan perkuliahan saya.
17. Keluarga besar Organisasi Kemahasiswaan BEM, KSR, Pramuka serta Tarung
Derajat Kampus Universitas Pendidikan Indonesia di Cibiru. yang telah
memberikan do’a dan motivasi serta pengalaman yang berharga bagi peneliti.
18. Teman-teman Program Pengenalan Lapangan Satuan Pendidikan yang telah
memberi semangat, motivasi dan doa bagi peneliti.
19. Teman-teman di kampus “Sobat Ambyar” yang telah memberi semangat,
motivasi dan doa bagi peneliti.
20. Keluarga besar Karang Taruna Kelurahan Cipadung Kulon yang telah
memberikan do’a dan motivasi serta pengalaman yang berharga bagi peneliti.
21. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi yang
tidak dapat disebutkan peneliti satu-persatu.

Akhirnya, tiada kata yang paling berharga selain ucapan terima kasih.
Semoga Allah SWT memberikan balasan keberkahan atas semua kebaikan yang
telah diberikan. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya. Peneliti menyadari

iii
bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu peneliti menerima
saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik.

Bandung, Agustus 2021

Peneliti

iv
PENGARUH KEKERASAN VERBAL ORANG TUA
TERHADAP RASA PERCAYA DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN
(Penelitian Kuantitatif korelasional terhadap anak TK usia 4-6 tahun di kelurahan
Cipadung Wetan)

Sulaeman Irfan Maulana


1702171

ABSTRAK
Paradigma publik tentang kekerasan masih sebagian besar selalu mengarah
kepada hal-hal yang bersangkutan dengan fisik, sedangkan yang tidak bersangkutan
dengan fisik seperti kekerasan yang bersifat verbal, emosional, dan psikologis
seakan diabaikan. Berdasarkan fenomena di masyarakat keluraha Cipadung Wetan
semua orang tua pernah melakukan kekerasan verbal hal ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan orang tua mengenai dampak dari kekerasan verbal itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh kekerasan verbal terhadap
kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun di TK yang berada diwilayah kelurahan
Cipadung Wetan. Hipotesis yang diajukan adalah Terdapat pengaruh antara
kekerasan verbal terhadap kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun di TK yang berada
diwilayah kelurahan Cipadung Wetan. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Subjek penelitian ini adalah orang tua
yang memiliki anak usia 4-6 tahun yaitu sebanyak 34 sampel dari 37 populasi. Alat
pengumpulan data yang digunakan terdiri dari dua skala, yaitu skala kekerasan
verbal dan skala kepercayaan diri. Data penelitian ini dianalisis dengan teknik
korelasi product moment. Pengaruh yang diperoleh adalah 0,040 dengan signifikan
5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. Ini berarti terdapat
pengaruh antara kekerasan verbal terhadap kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun di
TK yang berada diwilayah kelurahan Cipadung Wetan.
Kata Kunci : Kekerasan Verbal, Kepercayaan Diri, Anak Usia 4-6 Tahun

v
THE INFLUENCE OF PARENTS VERBAL ABUSE TOWARDS
CHILDREN AROUND 4-6 YEAR OLD’S SELF-CONFIDENCE
(Quantitative correlational study on kindergarten kids aged 4-6 year olds in East
(Wetan) Cipadung sub-district)

Sulaeman Irfan Maulana


1702171

ABSTRACT
Public Paradigms on abuse still tend only to physical abuse, whereas
other type of abuse that don’t correlates with physical such as verbal, emotional,
and psychological abuse are not considered as one as if forgotten. Based on the
phenomenon of community in Cipadung Wetan, all of the parents have done the
verbal abuse by the cause of lack of information towards the impact of the verbal
abuse itself. This study aims to find the influence of verbal abuse towards the self-
confident of children aged around 4-6 year old that registered in kindergarten
around Cipadung Wetan sub-district. Submitted hypothesis is that there is influence
between the influence of verbal abuse towards the self-confident of children around
4-6 year old that registered in kindergarten around Cipadun Wetan sub-district.
Method used in this study is quantitative with correlational approach. Subject used
in this study is parents of 4-6 year old, collected 34 sample out of 37 population.
There are 2 scaling technique used in data gathering, verbal abuse scale and self-
confident scale. The data is amalized using Correlation product moment technique.
Influence value achieved is 0.040 with 5% significance. The study result shows that
the hypothesis is accepted. This means that the influence between verbal abuse
towards self-confidence of children around 4-6 year old in kindergarten of
Cipadung Wetan exists.

Keywords: Verbal abuse, Self-confidence, Children around 4-6 year old.

vi
DAFTAR ISI
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR HAK CIPTA
PERNYATAAN
MOTTO
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................. ii
ABSTRAK .............................................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ............................................................................. 4
1.3 Batasan Masalah ................................................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................. 5
1.5.1 Manfaat Teoritis ......................................................................................... 5
1.5.2 Manfaat Praktis .......................................................................................... 5
1.6 Sistematika Organisasi Skripsi ........................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7
2.1 Kekerasan Verbal ............................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Kekerasan Verbal ..................................................................... 7
2.1.2 Bentuk Kekerasan Verbal ........................................................................... 8
2.1.3 Dampak Kekerasan Verbal ....................................................................... 10
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orang Tua Melakukan Kekerasan
Verbal ...................................................................................................................... 14
2.2 Kepercayaan diri .............................................................................................. 13
2.2.1 Pengertian Kepercayaan Diri .................................................................... 13
2.2.2 Ciri Anak yang Tidak Percaya Diri .......................................................... 14
2.2.3 Faktor Kepercayaan Diri .......................................................................... 16
2.2.4 Ciri-Ciri Kepercayaan Diri.........................................................................16

vii
2.2.5 Indikator Kepercayaan Diri........................................................................18
2.2.6 Masalah Tidak Percaya Diri Pada Anak-Anak..........................................18
2.2.7 Membangun Rasa Percaya Diri Melalui Pendidikan Keluarga..................19
2.3 Anak Usia 4-6 Tahun ....................................................................................... 20
2.3.1 Pengertian Anak Usia 4-6 Tahun .............................................................. 20
2.3.2 Ciri Anak Prasekolah ................................................................................ 22
2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak .................................... 22
2.4 Penelitian Yang Relevan .................................................................................. 24
2.5 Kerangka Berfikir ............................................................................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 28


3.1 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 28
3.2 Instrumen Pengumpulan Data .......................................................................... 31
3.3 Uji Instrumen Penelitian .................................................................................. 34
3.3.1 Uji Validitas............................................................................................ 34
3.3.2 Uji Reabilitas .......................................................................................... 38
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 39
3.4.1 Teknik Analisis Data ................................................................................. 40
3.4.2 Metode Analisis Data ................................................................................ 40
3.4.3 Prosedur Pengambilan Data ...................................................................... 41

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 44


4.1 Pelaksanaan Penelitian ..................................................................................... 44
4.2 Deskripsi Subjek Penelitian Dan Data Penelitian ............................................. 44
4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 44
4.3 Hasil Penelitian ................................................................................................. 45
4.3.1 Uji Normalias ........................................................................................... 46
4.3.2 Uji Linearitas ............................................................................................ 46
4.3.3 Uji Hipotesis ............................................................................................. 47
4.4 Pembahasan ...................................................................................................... 48
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ............................ 52
5.1 Simpulan .......................................................................................................... 52
5.2 Implikasi .......................................................................................................... 52
5.3 Rekomendasi .................................................................................................... 53
5.3.1 Bagi Orang Tua ......................................................................................... 53

viii
5.3.2 Bagi Masyarakat........................................................................................ 54
5.3.3 Bagi Peneliti Selanjutnya .......................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 60

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir…………………………………….... 23

x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Bobot Nilai Setiap Pertanyaan........................................................ 26

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kekerasan Verbal............................................... 33

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kepercayaan Diri................................................ 34

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Kekerasa Verbal.................................. 35

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Kepercayaan Diri................................ 37

Tabel 3.6 Kategori Koefisien Realibilitas....................................................... 39

Tabel 4.1 Deskripsi Data Penelitian................................................................ 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas....................................................................... 46

Tabel 4.3 Hasil Uji Linearitas........................................................................ 47

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Empirik Kekerasan Verbal dan Kepercayaan Diri……… 60

Lampiran 2 Skala Kekerasan Verbal Sebelum Uji Coba……...................... 62

Lampiran 3 Skala Kekerasan Verbal Sesudah Uji Coba…………………... 66

Lampiran 4 Uji Realibilitas Skala Kekerasan Verbal Setelah Uji Coba…... 69

Lampiran 5 Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba..………………… 73

Lampiran 6 Skala Kepercayaan Diri Sesudah Uji Coba…………………... 77

Lampiran 7 Uji Realibilitas Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba…... 80

Lampiran 8 Uji Normalitas…………………………….………………….. 84

Lampiran 9 Uji Linearitas…………………………………………………. 85

Lampiran 10 Uji Korelasi…………………………………………………. 87

Lampiran 11 Link Angket…………………………………………………. 88

Lampiran 12 Respon Angket Melalui Google Form……………………. 89

Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Penelitian Ke TK Daarus


Sholihin……………………………………………………………………. 107

Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Penelitian Ke TK Bunga Bangsa…... 108

Lampiran 15 Surat Keputusan Pengangkatan dosen Pembimbing………... 109

Lampiran 16 Surat Permohonan Judgement Instrumen Dan 110

Lembar Expert Judgment Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian 111

Lampiran 17 Identitas Pribadi…...………………………………………… 112

Lampiran 18 Lembar Pengesahan Keuangan Dan Administrasi................. 113

Lampiran 19 Pelaksanaan Bimbingan……………………………………... 115


116
Lampiran 20 Biodata Penulis………………………………………………

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kekerasan verbal adalah perlakuan menyakiti emosional anak secara


berkelanjutan sehingga menyebabkan pengaruh buruk pada perkembangan
emosional anak, yang meliputi penggunaan bahasa yang mengandung arti bahwa
anak tidak berharga atau tidak disayang dan semua yang menggambarkan harapan
orang tua yang tidak sesuai dengan usia dan perkembangan anak, sampai kepada
pengabaian dan penelantaran kebutuhan-kebutuhan dasar anak (Ihsan, 2013).
Contoh yang paling sering terjadi, panggilan seperti “si pendek”, “si kurus”, “anak
bodoh”, tanpa disadari hal tersebut dapat mengakibatkan efek buruk pada anak.
Proses labeling tersebut bisa berdasarkan karakter fisik, pribadi, maupun
kebiasaannya. Anak-anak yang sering mendapatkan kekerasan verbal
berkemungkinan besar menjadi lebih nakal karena anak merasa orang tuanya tidak
menyayanginya.

Kekerasan verbal yang terjadi pada anak dapat disebabkan karena karakter
yang dimiliki orang tuanya. Orang tua yang memiliki karakter keras biasanya dapat
dengan mudah melakukan kekerasan verbal pada anak. Karakter orang tua yang
keras adalah bentukan dari orang tua sebelumnya karena cara mendidik dan
membimbing anak sangatlah mempengaruhi pembentukan karakter anak. Anak
yang mendapatkan perilaku buruk dari orang tuanya menjadi agresif dan setelah
menjadi orang tua maka akan memiliki karakter yang sama dengan orang tua yang
medidiknya (Munawati, 2011). Hal tersebut yang mengakibatkan rantai kekerasan
pada lingkungan keluarga.

Verbal abuse dapat terjadi setiap harinya di rumah, rumah yang seharusnya
tempat teraman dan tempat berlindung bagi anak tidak lagi menjadi nyaman.
Adanya pengertian yang salah dalam memandang anak, dimana anak masih saja
dipandang sebagai objek yang wajib menurut kepada orang tua. Padahal belum
tentu orang tua selamanya benar. Kebanyakan orang tua terlalu berharap pada anak
dan cenderung memaksa agar anak mau menuruti sepenuhnya keinginan mereka,
jika tidak maka anak akan mendapat hukuman. Hal inilah yang menjadikan alasan
2

bagi orang tua sering melakukan kekerasan pada anak. Disamping itu, bisa juga
dikarenakan riwayat orang tua yang dulunya dibesarkan dalam kekerasan sehingga
cenderung meniru pola asuh yang telah mereka dapatkan sebelumnya.

Stress, kemiskinan, isolasi sosial, lingkungan yang mengalami krisis


ekonomi, tidak bekerja, kurangnya pengetahuan orang tua tentang pendidikan anak
serta minimnya pengetahuan agama orang tua yang turut berperan menjadi
penyebab orang tua melakukan kekerasan pada anaknya (Soetjiningsih, 2002).

Tidak disadari bahwa kekerasan verbal merupakan kekerasan yang lebih


sering terjadi dalam keluarga tetapi selama ini hanya dipandang sebelah mata. Hal
ini terjadi karena dampak dari kekerasan verbal tidak langsung berdampak pada
fisik. Seperti yang dikatakan oleh Putri dan Santoso (2012) bahwa terkadang orang
tua berpendapat tentang dampak dari kekerasan verbal tidak terlalu berat jika
dibandingkan dengan kekerasan fisik.

Paradigma publik tentang kekerasan masih sebagian besar selalu mengarah


kepada hal-hal yang bersangkutan dengan fisik, sedangkan yang tidak bersangkutan
dengan fisik seakan diabaikan. Seperti yang dikatakan oleh Morrish (2011) dalam
buku Dengan Segala Hormat, bahwa banyak yang salah mengidentifikasikan
kekerasan hanya sebagai serangan fisik, padahal kenyataan sebagian besar
kekerasan bersifat verbal, emosional, dan psikologis. Meskipun yang dikatakan
oleh Morrish (2011) tersebut mengacu kepada guru di sekolah, tetapi menurut
penulis, hal ini juga sama-sama banyak terjadi di lingkungan keluarga. Selain itu,
kekerasan verbal bisa jadi memiliki pengaruh yang relatif permanen karena yang
disakiti atau yang menjadi korban adalah orang-orang yang memiliki kelemahan
secara emosi yaitu cenderung rapuh dan sensitif.

Kekerasan verbal pada anak berdampak yang tidak kalah buruknya dengan
kekerasan fisik. Anak ibarat kertas putih polos yang siap diwarnai dengan beraneka
ragam warna, maka dari itu cara mendidik dan membesarkan anak dalam sebuah
keluarga sangatlah penting. Kondisi yang harmonis antara orang tua dengan anak
jarang terjadi, justru kekerasan verbal yang sering terlihat. Menurut teori Santrock di
dalam bukunya menjelaskan bahwa kemampuan anak pada usia 3 sampai 4 tahun dalam
memperhatikan stimulus meningkat secara dramatis. Anak pada usia ini lebih
3

memperhatikan sesuatu yang mencolok dan kemudian akan menirunya (Santrock,


2011). Anak yang mendapatkan kekerasan verbal dapat melakukan kekerasan verbal
pula terhadap anaknya setelah mereka menjadi orang tua kelak. Hal ini terjadi karena
esensinya anak-anak merupakan peniru yang ulung (Munawati, 2011). Anak-anak yang
dididik orang tuanya dengan kasih sayang dan jarang melakukan kekerasan khususnya
kekerasan verbal memiliki kejiwaan yang baik. Dengan kondisi jiwa tersebut dapat
mempengaruhi perilaku-perilaku anak dan cara berfikir anak menjadi lebih baik.
Sedangkan Anak-anak yang sering mendapat kekerasan khususnya verbal
berkemungkinan menjadi lebih nakal karena merasa orang tuanya tidak
menyayanginya. Dalam menjalani kehidupan, baik di lingkungan keluarga maupun
di lingkungan masyarakat, setiap anak membutuhkan suatu hal yang bisa membuat
pribadi mereka bisa menyatu dengan lingkungan mereka. Salah satunya adalah
kepercayaan diri. Seperti yang dikatakan Indra Bangkit Komara bahwa:

Individu yang memiliki kepercayaan diri yang baik memiliki keyakinan dan
selalu berusaha mengembangkan potensi diri secara maksimal serta menunjukan
yang terbaik dari dirinya dibuktikan dengan sebuah prestasi. Sebaliknya siswa yang
memiliki kepercayaan diri yang kurang baik, mereka tidak mampu
mengembangkan bakat, minat, dan potensi yang ada di dalam dirinya dan tidak
mampu mengaktualisasikan diri dengan maksimal serta bersifat pasif.

Kepercayaan diri setiap orang pertama-tama didapatkan dari keluarga.


Kepercayaan diri ditanamkan dengan tujuan untuk membentuk sebuah generasi
yang tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat negatif yang begitu banyak
disekitarnya, supaya menjadi optimis dan tegar dalam menghadapi berbagai
masalah dengan kemampuannya sendiri. Tetapi faktanya bahwa banyak anak-anak
yang masih kurang dalam hal kepercayaan diri. Krisis kepercayaan diri pada anak
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dalam keluarga, sekolah dan juga masyarakat.
Dari ketiga lembaga tersebut, lembaga keluarga memiliki peranan yang sangat
penting karena keluarga merupakan tempat bagi anak untuk mendapatkan
pendidikan demi memiliki kepercayaan diri yang baik. Seperti kata-kata motivasi
atau pujian terutama dari dalam keluarga dapat menumbuhkan kepercayaan diri
pada anak. Tetapi terkadang keluarga juga menjadi tempat bagi anak-anak untuk
meruntuhkan kepercayaan diri anak-anak tersebut. Salah satu hal yang
4

mempengaruhinya adalah kekerasan verbal yang dialami. Seperti yang dikatakan


oleh Matroni, SL. dalam buku Sukseskah Anda Dalam Mendidik Anak? bahwa,
“banyak orang tua, ketika marah pada anak dengan kata-kata semaunya,
menampakkan emosi sehingga tak tertahan diri apa yang terucap dan lisannya, yaitu
teguran yang dapat menghilangkan kepercayaan.”

Kepercayaan yang dimaksudkan tentunya adalah kepercayaan diri pada anak.


Ini menjadi sebuah kesalahan fatal karena orang tua menganggap itu sebagai suatu
hal bersifat wajar di dalam hubungan orang tua dengan anak.

Dengan mengacu kepada latar belakang masalah diatas, maka penulis


berinisiatif untuk menulis karya ilmiah yang berjudul PENGARUH
KEKERASAN VERBAL ORANG TUA TERHADAP RASA PERCAYA
DIRI ANAK USIA 4-6 TAHUN.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini


adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk kekerasan verbal orang tua siswa usia 4-6 tahun di
Kelurahan Cipadung Wetan ?

2 Bagaimana bentuk rasa percaya diri anak usia 4-6 tahun di Kelurahan
Cipadung Wetan ?

3 Apakah ada hubungan antara kekerasan verbal orang tua dengan rasa pecaya
diri anak usia 4-6 tahun ?”

3.1 Batasan Masalah

1 Penelitian ini dilaksanakan di TK sekelurahan Cipadung Wetan kota


Bandung.

2 Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional, yaitu metode
penelitian yang menggunakan statistik untuk menentukan hubungan antar
variabel.
5

3 Penelitian ini diambil dari pengamatan yang dilaksanakan sejak 2021.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui bentuk kekerasan verbal orangtua dan rasa kepercayaan diri anak
serta pengaruh kekerasan verbal orang tua terhadap rasa pecaya diri anak usia 4-6
tahun di TK yang ada di Kelurahan Cipadung Wetan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Bagi peneliti dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat di masyarakat.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Orang Tua

Memberi masukan kepada orang tua agar dapat menerapkan pola asuh yang
tepat kepada anak-anaknya, diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan
kekerasan khususnya kekerasan verbal terhadap anak sehingga anak dapat
berkembang sesuai apa yang diharapkan.

2. Masyarakat

Memberikan pengetahuan terhadap masyarakat agar bersikap baik terhadap


anak dan menghindari kekerasan verbal terhadap anak.

1.6 Struktur Organisasi

Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian, maka di susunlah sub


sub pembahasan agar memudahkan pembaca, agar terlihat sistematis dan juga lebih
terarah, adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini disusun sebagai
berikut.

BAB 1 Berisi tentang gambaran umum permasalahan yang meliputi latar


belakang penelitian berupa uraian permasalahan yang berkaitan dengan kekerasan
verbal orang tua dan rasa percaya diri anak, kedua rumusan masalah mengenai hal-
hal yang dipertanyakan dalam permasalahan penelitian, ketiga tujuan penelitian
6

merupakan jawaban dari rumusan permasalahan, keempat manfaat penelitian atau


kegunaan penelitian yang akan dilaksanakan baik secara teoritis dan praktis,
terakhir struktur organisasi merupakan susunan dalam penulisan penelitian.

BAB II berisi tentang kajian teori yang melandasi permasalahan terkait


penelitian, diantaranya teori mengenai kekerasan verbal orang tua dan teori
mengenai rasa percaya diri anak, selain berisikan kajian teori, di dalam BAB II juga
dipaparkan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan sebagai bahan rujukan bagi penelitian yang akan dilaksanakan oleh
penulis

BAB III berisi tentang metode dan desain penelitian yang akan digunakan,
lalu partisipan dan tempat penelitian yang telah ditetapkan oleh penulis, serta
pengumpulan data, instrumen, dan juga analisi data yang digunakan dalam
penelitian yang akan dilaksanakan

BAB IV berisi tentang pemaparan temuan dan hasil data yang didapatkan di
lapangan, serta jawaban dari rumusan masalah mengenai pengaruh kekerasan
verbal orang tua terhadap rasa percaya diri anak, dan hasil akhir dari penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti.

BAB V berisi tentang kesimpulan, saran, implikasi dan rekomendasi dari


hasil penelitian yang telah dilakukan untuk penelitian selanjutnya
7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kekerasan Verbal

2.1.1 Pengertian Kekerasan Verbal

Kekerasan verbal adalah kekerasan yang menggunakan bahasa, yaitu kekerasan


yang menggunakan kata-kata, kalimat, dan unsurunsur bahasa lainnya. Diungkapkan
oleh Baryadi (2012) bahwa kekerasan verbal terwujud dalam tindak tutur yang dapat
disebut sebagai tindak tutur kekerasan. Tindak tutur kekerasan, selain ditandai oleh
intonasi yang tinggi, juga ditandai kelugasan pengungkapan serta kata-kata yang
menyakitkan hati, misalnya kata-kata jorok atau kata-kata makian yang merendahkan
pihak lain. Menurut Simpen (2011), kekerasan verbal merupakan tindakan berbahasa
yang menyebabkan tidak nyamannya orang lain, tertekannya orang lain, kecemasan
orang lain, kekhawatiran orang lain, dan terancamnya orang lain. Dalam penjelasan
berikutnya, Simpen (2011) menyatakan bahwa bertolak dari pengertian kekerasan,
dapat dibuat klasifikasi mengenai jenis-jenis tindakan berbahasa yang dianggap
merupakan kekerasan verbal. Kekerasan verbal, antara lain menyindir, memfitnah,
menuduh, mengejek, menakut-nakuti, mencaci maki, dan mengancam.

Baryadi (2012) memaparkan bahwa tindak tutur kekerasan dapat dibedakan


menjadi empat jenis, yaitu (a) tindak tutur kekerasan tidak langsung; (b) tindak tutur
kekerasan langsung; (c) tindak tutur kekerasan represif; dan (d) tindak tutur kekerasan
alienatif. Tindak tutur kekerasan tidak langsung adalah kekerasan verbal yang tidak
seketika itu juga mengenai korban, tetapi melalui media atau proses berantai. Tindak
tutur kekerasan tidak langsung, misalnya terwujud dalam fitnah, stigmasi, dan
penstereotipan (stereotyping). Tindak tutur kekerasan langsung adalah tindak
kekerasan yang langsung menimpa pada korban pada saat komunikasi verbal
berlangsung. Tindak tutur kekerasan alienatif adalah tindak tutur yang bermaksud
menjauhkan, mengasingkan, atau bahkan melenyapkan korban, dari komunitas atau
masyarakatnya.
8

2.1.2 Bentuk Kekerasan Verbal

Bentuk dari kekerasan verbal itu merupakan kata-kata yang memfitnah, kata-kata
yang mengancam, menakutkan, menghina, menjatuhkan mental korban,
mengintimidasi merusak hak dan perlindungan korban atau membesar-besarkan
kesalahan orang lain juga dikategorikan sebagai bentuk kekerasan yang bersifat verbal.
(Jallaludin, 2007; Sutikno, 2010).

Menurut Christianti (2008) memperinci bentuk dari kekerasan verbal sebagai berikut:

1. Tidak sayang dan dingin

Bentuk tindakan tidak sayang dan dingin berupa perilaku yang


menunjukkan sedikit bahkan tidak sama sekali rasa sayang kepada anak seperti
memberikan kata-kata sayang ataupun pelukan.

2. Intimidasi

Bentuk tindakan yang mengintimidasi anak bisa berupa mengancam


anak, berteriak, dan mengertak anak.

3. Mengecilkan atau mempermalukan anak

Bentuk tindakan mengecilkan atau mempermalukan anak dapat berupa


merendahkan anak, mencela nama, menyatakan bahwa anak tidak baik, tidak
berharga.

4. Kebiasaan mencela anak

Bentuk tindakan mencela anak dapat berupa mengatakan bahwa semua yang
terjadi adalah kesalahan anak.

5. Tidak mengindahkan atau menolak anak

Bentuk tindakan tidak mengindahkan atau menolak anak berupa: tidak


peduli denan anak dan tidak memperhatikan anak.

6. Hukuman ekstrim
9

Bentuk tindakan hukuman ekstrim dapat berupa: mengurung anak dalam


sebuah ruangan yang tidak anak sukai, mengikat anak dikursi untuk waktu yang
lama dan meneror.

Menurut Tower (2005) mengungkapkan berbagai bentuk kekerasan verbal,


seperti:

a. Membentak, yaitu memarahi dengan suara keras, antara lain

1) Menghardik, yaitu mengata-ngatai dengan kata-kata yang keras atau membentak-


bentak

2) Menghakimi, yaitu mengadili atau bertindak sebagai hakim

3) Mengumpat, yaitu mengeluarkan kata-kata kotor

b. Memaki, yaitu mengucapkan kata-kata keji yang kurang baik dalam mengungkapkan
amarah, antara lain :

1) Mencela, yaitu menghina secara terang-terangan

2) Menyembur, y a i t u menyemprotkan kata-kata tidak baik dari dalam mulut

3) Menyumpahi, yaitu mengeluarkan kata-kata keji untuk mengambil sumpah

c. Memberi julukan negatif/melabel, yaitu memberi label anak melalui bentuk kata-kata,
seperti :

1) Mengklasifikasi, adalah penggolongan, pengelompokkan berdasarkan sesuatu sesuai


dengan kelasnya

d. Mengecilkan dan melecehkan kemampuan anak, yaitu merendahkan keberadaan


anak, seperti :

1) Mengabaikan, yaitu melalaikan, menyia-nyiakan anak

2) Menyampingkan, yaitu menyingkirkan kearah pinggir

3) Menyepelekan, yaitu memandang remeh anak


10

4) Meringankan, yaitu mejadikan atau mengganggap ringan

5) Menggampangkan, yaitu memudahkan, membuat jadi mudah

6) Menistakan, yaitu menghina, tercela

2.1.3 Dampak Kekerasan Verbal

Kekerasan verbal yang dilakukan orang tua terhadap anak akan memberikan
dampak yang sangat buruk terhadap kondisi psikis serta perkembangan anak. Huberty
(Nazhifah, 2017) berpendapat bahwa pengeruh yang paling besar dari kekerasan verbal
pada anak adalah psikologisnya, berikut ini dampak – dampak psikologisnya :

1. Menggangu perkembangan

Anak yang mendapatkan kekerasan verbal cendrung akan memiliki penilaian


negative terhadap citra dirinya sendiri sehingga mengakibatkan anak mengalami
penyimpangan perkembangan seperti anti sosial, kecemasan berlebih, dan mengalami
ketakutan berlebihan.

2. Konsep diri yang rendah

Anak yang sering mendaptkan kekerasan verbal akan sangat berpengaruh


terhadap konsep anak tersebut terhadap dirinya sendiri.yang akan menjadikan anak
merasa dirinya memanglah seperti apa yang sering dilontarkan oleh pelaku kekerasan
itu sendiri. Hal ini akan sangat berakibat terhadap rasa percaya diri anak dan mebentuk
anak memiliki [ribadi yang tertutup dan cendrung pemurung.

Hal yang dapat menguatkan dijelaskan oleh Noh dan Talat (2012) yang
menegaskan bahwa korban kekerasan verbal biasanya menderita karena memiliki
harga diri yang sangat rendah, selain itu korban kekeraan verbal dapat mengganggu
perkembangan emosi positif seseorang dan seiring waktu dapat menyebabkan
kehancurhan atau kerugian signifikan terhadap kesejahteraan emosional dan fisik.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kekerasan verbal dapat sangat
mengahambat anak baik dalam pertumbuhannya maupun perkembangannya. Belum
11

lagi kerugian mental yang memilki dampak negatif terhadap perkembangan anak
ditahap selanjutnya. Memang kekerasan verbal tidak berdampak secara langsung
terhadap fisik anak, namun akan dapat merusak anak secara berkepanjangan dan
merusak psikologis anak. Menurut (Nazhifah, 2017) dampak psikologis akibat
kekerasan verbal pada anak antara lain :

1) Menjadi tidak peka terhadap orang lain

Akibat terlalu sering tersakiti anak yang mendapatkan perlakuan kekerasan


verbal secara terus menerus aan tumbuh menjadi anak yang memiliki hati yang keras
dan tidak mampu merasakan perasaan orang lain. Hingga kata –kata dan sikapnya
cendrung kasar.

2) Menjadi agresif

Perkembangan otak anak menjadi terganggu akibat komunikasi yang negative


dan cendrung menyakiti. Sehingga anak akan selalu merasa dalam keadaan terancam
sehingga sulit berfikir panjang. Hal ini berkaitan dengan korteks, yaitu pusat otak yang
berhubungan dengan logika. Bagian ini beerjalan hanya jika emosi dalam keadaan
tenang. Yang akan timbul apabila anak merasa tertekan dan emosi hanya berdasarkan
inting sehingga prilaku anak lebih agresif

3) Gangguan emosi

Pada anak yang mendapat perlakuan negatif berupa kekerasan verbal akan
memiliki emosi yang cendrung tidak stabil akibat dari penurunan konsep diri. Selain
itu anak menjadi memiliki rasa permusuhan dan lebih agresif terhadap orang dewasa.

4) Gangguan hubungan sosial

Anak cendrung sulit bergaul engan teman sebayanya ataupun dengan orang
dewasa. Anak yang mendapatkan kekerasan verbal secara terus menerus cendrung
hanya memiliki sedikit teman dan memiliki kecendrungan untuk menyakiti atau
mengganggu orang lain.
12

5) Kepribadian sociopath

Jika gangguan emosi anak yang mendapatkan kekerasan verbal dibiarkan, anak
akan tumbuh menjadi pribadi yang eksentrik, berperilaku kejam, dan banyak
melakukan prilaku menyimpang lainnya.

6) Menciptakan lingkaran setan dalam keluarga

Anak akan mendidik anaknya lagi dengan cara yang sama yang mereka
dapatkan dari orang tuanya. Hal ini disebabkan karena sifat anak yang merupakan
peniru ulung dan hal tersebut memang sudah tertanam di alam bawah sadar anak.
Akibatnya hal ini terus berlanjut sehingga menciptakan lingkaran setan keluarga,
ssehingga akan terus berlanjut menjadi budaya di masyarakat

7) Bunuh dri

Akibat lain dari kekerasan verbal berupa perkataan negatif yang tidak
menyenangkan mengakibatkan lemah mental, sehingga timbul perasaan tidak ada
satupun orang di dunia ini yang mencintainnya apa adanya. Ditambah dengan
gangguan emosi tentu dapat berakibat fatal sehingga memungkinkan anak memutuskan
untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Orang Tua Melakukan Kekerasan


Verbal

a. Faktor Internal

1. Faktor Pengetahuan Orang Tua

Ketidaktahuan orang tua terhadap pola perkembangan anak serta kenutuhan apa
saja yang diperlukan dalam setiap fase perekembangan anak menjadi salah satu faktor
terbesar terjainya kekerasan verbal yang dlakukan orang tua terhadap anak.

2. Faktor Pengalaman Orang Tua

Sewaktu kecilnya sang orang tua pun mengalami dan mendapatkan perlakuan yang
salah sehingga hal itu terkam di alam bawah sadar mereka dan terbawa hingga dewasa.
13

Anak yang mendapat perlakuan agresif akan tumbuh menjadi anak yang agresif pula.
Orang tua yang agresif akan melahirkan anaak yang agresif pula. Gangguan mental
(mental disorder) ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang diterima manusia
ketika masih kecil.

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Ekonomi

Kemiskinan sangat berkaitan erat dengan kekerasan pada anak. Bertambahnya


krisis pada orang tua akibat tekanan hidup, pengangguran, PHK, dan serangkaian
problematika hidup yang lain menimbulkan rasa tidak berdaya hingga rasa marah
terhadap kenyataan sehingga menyebabkan dengan mudahnya orang tua melimpahkan
emosi kepada orang disekitarnya termasuk kepada anak. Lelah pikiran dan fisik tidak
memberikan kesempatan kepada orang tua untuk memperhatikan anak –
anaknya.justru sebaliknya, memicu terjadinya verbal abuse atau kekerasan verbal.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan juga dapat menyebabkan semakin beratnya beban perawatan


terhadap anak. Munculnya berbagai macam masalah lingkungan serta maraknya
penyakit masyarakat juga turut berperan menimbulkan kata – kata yang keras. Selain
lingkungan sekitar, televisi juga merupakan media yang berpotensi besar untuk
mempengaruhi perilaku kekerasan verbal terhadap anak.

2.2 Kepercayaan Diri

2.2.1 Pengertian Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri berasal dari kata percaya diri yang atinya percaya kepada
kemampuan, kekuatan dan penilaian diri sendiri. Pernyataan yang lebih sederhana
dapat dartikan sebagai keyakinan seseorang terhadap aspek kelebihan yang dimiliki
oleh individu atau seseorang dan keyakinan tersebut membuat seseorang tersebut
merasa mampu untuk bisa menggapai berbagai tujuan dalam hidupnya (Thursan,
2002).
14

Kepercayaan diri merupakan faktor yang sangat penting bagi anak, rasa percaya
diri akan menumbuhkan sikap optimis dan rasa mampu untuk melakukan penyesuaian
diri dengan lingkungan sosialnya. Ada banyak definisi yang berbeda - beda dalam
literature psikologi. Dapat dismpulkan secara sederhana dapat diartkan sebagai
keyainan seseorang terhadap aspek kelebihan yang dimilki dan keyaknan tersebut
dapat membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapa tujuannya dalam hidup
(Thursan, 2002). Menurut Maslow kepercayaan diri diawali oleh konsep diri. Dmana
konsep diri itu sendiri adalah gagasan seseorang terhadap dirinya sendiri, yang
memberikan gambaran seseorang terhadap dirinya sendiri. Sullivan mengatakan bahwa
konsep diri terbagi menjadi dua macam yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
Konsep diri dapat terbentuk menjadi positif ataupun negatif bergantung pada
lingkungan sekitar berupa umpan balik berupa penghargaan, pujian, ataupun ejekan
dan perendahan (Bastaman, 1995)

Erikson meyakini bahwa pada setiap jenjang kehidupannya, manusia akan


menghadapi konflik yang berpengaruh besar pada karakter dirinya. Konflik ini bisa
berpengaruh positif maupun negatif.

Di tahap Usia pra-sekolah (3-5 tahun), anak mulai terlibat dalam permainan dan
interaksi sosial. Jika berhasil melewatinya dengan baik, anak akan merasa bisa
memimpin orang lain. Sementara bagi yang gagal, akan kerap merasa bersalah,
meragukan kemampuan diri sendiri, dan jarang berinisiatif.

Ini adalah fase “initiative vs guilt” yang membentuk karakter manusia hingga
memiliki tujuan hidup atau purpose. Hasil ini hanya bisa tercapai apabila anak berhasil
menyeimbangkan kapan menyampaikan inisiatif dan kapan mau bekerja sama dengan
orang lain.

2.2.2 Ciri Anak yang Tidak Percaya Diri

a. Sering Merasa Takut

Rasa takut merupakan perasaan atau emosi paling dasar manusia yang
mendorong untuk bertingkah laku tertentu dan bereaksi terhadap keadaaan bahaya.
15

Anak yang mengalami kekerasan verbal yang terus menerus akan cendrung memiliki
ras takut yang lebih besar. Ketakutan berlebih ini dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan dampak yang lebih besar lagi hingga kesulitan fisik pada anak.
Puncaknya adalah panik yang berlebih.

b. Malu

Malu merupakan bentuk ringan dari rasa takut yang ditandai sikap menarik
tubuh untuk menghindari kontak dengan seseorang. Gejala-gejala malu yaitu wajah
yang memerah, bicara dengan gagap, suara lemah, meremas-remas jari, lari dan
sembunyi serta mencari perlindungan. Salah satu penyebab malu adalah pola asuh
orang tua, dimana anak sering dikecilkan atau direndahkan.

c. Cemas

Rasa cemas dapat dartikan sebagai perasaan takut terhadap sesuatu yang tidak
jelas objeknya dan seringkali berlangsung lama dan diiringi kegelsahan dan dugaan
terhadap terjadinya hal – hal yang bersifat negatif seperti kecelakaan, kematian, dan
hal – hal jelek lainnya. Sedangkan menurut Orlendick (Izzaty, 2017) ecemasan
(anxiety) menunjuk kepada keadaan emosi yang tidak menyenangkan, yang meliputi
interpretasi subjektif dan arousal atau rangsangan fisiologis, misalnya bernafas lebih
cepat, jantung berdebar-debar berkeringat dingin.

d. Gugup berlebihan dan sering merasa gagap saat berbicara merupakan sikap yang
biasa terjadi saat seorang anak merasa tidak percaya diri.

e. Mudah putus asa merupakan sikap yang biasa terjadi saat anak merasa cemas

f. Anak akan merasa mudah putus asa, sering merasa tidak percaya dengan apa yang dia
lakukan tanpa berusaha terebih dahulu.

g. Sering kali merasa tidak mampu serta tidak tahu bagaimana caranya untuk
mengembangkan diri.
16

h. Akan mudah bereaksi negatif dalam menghadapi suatu masalah, sering kali
menghindari tanggungjawab atau mengisolasi diri.

2.2.3 Faktor Kepercayaan Diri

a. Merasa Yakin Pada Diri Sendiri

Anak yang merasa yakin terhadap diri sendiri ia akan cendrung merasa
percaya terhadap kemampuannya serta akan selalu senang dengan pengalaman baru
dan tidak mudah takut, khawatir ataupun malu. Hal ini disebabkan karena anak
tersebut merasa teah memiiki kemampuan yang dia butuhkan untuk bersaing. Rasa
percaya diri ini membuat anak tetap semangat dan menjadikan keberhasilan sebagai
pemupuk rasa percaya diri. b. Memiliki harga diri yang tinggi

b. Memiliki Harga Diri yang Tinggi

Anak yang memiliki harga diri yang tinggi cendrung akan menghargai dirinya
sendiri secara positif serta yakin bahwa dia adalah anak yang baik dan mampu dalam
mengahadapi masalah. Hal ini ada bukan karena anak tersebut merasa sombong, tetapi
justru karena dia menyukai dan merasa bangga terhadap perilaku serta dirinya baik
pada lingungan sosial, pendidikan, maupun jasmaninya.

c. Memiliki Konsep Diri yang Baik

Anak yang memiliki konsep diri yang baik akan mudah merasa bahagia baik
karena dirinya sendiri maupun karena orang lain bersikap positif terhadapnya.
Apresiasi dari orang tua ataupun orang - orang disekitarnya akan meningkatkan konsep
dirinya dalam artian cara anak tersebut memandang diri sendiri. Dengan hal tersebut
anak akan merasa bahwa orang tuanya dan orang disekitarnya mendukung dan
mendorongnya.

2.2.4 Ciri – Ciri Kepercayaan Diri

Lauster berpendapat bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan diri memiliki


ciri ciri adalah :
17

a. Yakin terhadap diri sendiri dimana seseorang memiliki sikap yang positif terhadap
dirinya sendiri dan sepenuhnya mengerti sunguh – sungguh dangan apa yang
dilakukan.

b. Optimis cara pandang yang baik dari seseorang dalam mengahadapi segala sesuatu
hal yang bersangkutan dengan diri, harapannya dan kemampuannya.

c. Obyektif dalam memandang permasalahan atau segala sesuatu hal sesuai dengan
semestinya dan sesuai dengan kebenaran bukan menurt persepsi dirinya sendiri.

d. Bertanggung jawab, anak akan degan besar hati dan dedngan kesadaran penuh
menanggung segala sesuatu yang menjadi akibat dari apa yang dia lakukan.

e. Berfikir rasional dan realistis dalam menganalisa suatu masalah serta kejadian
dengan pemikiran yang masuk diakal dan sesuai dengan kenyataan.

Sedangkan menurut Hakim (2005), ciri – ciri orang yang memiliki rasa percaya
diri adalah :

a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu.

b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.

c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi.

d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi.

e. Memilki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya

f. Memiliki kecerdasan yang cukup.

g. Memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya

h. Memiliki kemampuan bersosialisasi.

i. Memilki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.

j. Memilki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di
dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
18

k. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah.

2.2.5 Indikator Kepercayaan Diri

Ada enam indikator kepercayaan diri menurut purwadi (2012) yaitu :

a. Percaya dengan kemampuan sendiri

b. Mengutamakan usaha sendiri tidak tergantung dengan orang lain

c. Tidah mudah putus asa

d. Berani menyampaikan pendapat

e. Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain

f. Tanggung jawab dengan tugas-tugasnya

Sedangan indikator percaya diri menurut octianti (2018) adalah sebagai berikut :

a. Berani menerima dan menghargai pendapat orang lain

b. Tegas

c. Sikap tenang

d. Kemampuan bersosialisasi

e. Kemampuan bersosialisasi Lancar dalam berbicara

f. Mempunyai cara pandang positif terhadap diri sendiri

Maka dapat disimpulkan bahwa indikator percaya diri iyalah rasa optimis, sikap
yang tenang, bertanggung jawab, memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik,
mandiri, selalu ingintahu hal hal yang baru, selalu ingin bertanya, tidak gagap saat
berbicara, memiliki cara pandang yang positif terhadap dirisendiri dan berani
mengungkapkan pendapat.

2.2.6 Masalah Tidak Percaya Diri Pada Anak – Anak

Adapun berbagai macam masalah ketidak percayaan diri pada anak usia dini
19

yang sering terjadi menurut Hakim (2005) adalah :

a. Anak cendrung mudah menangis

b. Akan mudah merasa takut

c. Anak tidak memiliki keberanian untuk sekolah sendiri

d. Biasanya cendrung enggan menghadapi masalalahnya sendiri

e. Anak selalu meminta bantuan dalam mengerjakan pekerjaan rumah

f. Cendrung ingin dilayani

g. Anak akan memandang semua pelajaran disekolahnya sebagai beban

h. Akan ada rasa takut yang besar menghadapi temannya yang nakal

i. Tidak memiliki keberanian untuk tampil di depan kelas

j. Anak tidak berani bertanya ataupun mengungapkan apa yang dia fikirkan

k. Akan mudah takut menghadapi orang tua

l. Anak tidak berani berada ditempat yang gelap

m. Anak akan selalu minta ditemani saat tidur

n. Akan mudah panic dalam menghadapi masalah

o. Sering gagap ketika bicara

p. Biasanya anak cendrung tidak memiliki inisyatif

q. Anak sering mengisolasi diri

r. Anak akan memiliki mental yang lemah dan akan mundur dalam menghadapi
tantangan

2.2.7 Membangun Rasa Percaya Diri Melalui Pendidikan Keluarga

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang menunjang tumbuh


20

kembang dan kemampuan anak. Orang tua disini sangat berperan dalam pembentukan
karakter anak, oleh karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua untuk
membangun rasa percaya diri anak :

a. Mengajak anak berbicara dan berdikusi tentang banyak hal

b. Menumbuhkan serta melatih anak untuk mandiri dalam melakukan segala hal

c. Menerapan pola didik yang demkratis

d. Memperluas lingkungan pergaulan yang dimiliki anak

e. Jangan terlalu sering memanjakan anak

f. Hindari siap terlalu melindungi terhadap ana

g. Tumbuhkan harga diri anak

h. Tumbuhkan sikap bertanggung jawab pada anak

i. Jangan terlalu menuruti setiap permintaan anak

j. Berikan anak apresiasi dan penghargaan jika mendapat suatu pencapaian ataupun
berbuat kebaikan

k. Berikan anak hukuman jika anak berbuat salah disertai dengan pengertian pada anak
mengapa hal itu dikatakan salah

l. Kembangkanlah kelebihan yang dimiliki anak

m. Biasakan ana melakukan kegiatan yang bersifat kelompok

n. Kembangkan hobi anak selama hobinya bersifat positif

o. Berikan pendidikan anak sejak dini

2.3 Anak Usia 4-6 Tahun

2.3.1 Karakteristik Anak Usia 4-6 Tahun

Anak usia 4-6 tahun termasuk kedalam anak usia dini. Menurut Beichler dan
21

Snowman (Yulianti, 2010), anak usia dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun.
Sedangkan hakikat anak usia dini (Augusta, 2012) adalah individu yang unik dimana
ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
sosioemosional, kreativitas, bahasa dan komunikasi yang khusus yang sesuai dengan
tahapan yang sedang dilalui oleh anak tersebut.

Masa anak di usia ini sering disebut srbagai masa keemasan atau “golden age”.
dimana hampir seluruh potensi anak ada didalam masa peka untuk tumbuh dan
berkembang secara cepat. Namun perkembangan ini akn berbeda disetiap anak. Untuk
memacu tumbuh kembang anak diusia ini perlu makanan yang bergizi seimbang serta
diperlukan stimulasi yang intensif. Apabila anak tidak didukung oleh stimulasi yang
baik dan malah mendapatkan kekerasan secara verbal dari lingkungannya maka anak
tidak akan mampu menjalani tugas perkembangannya dengan baik.

Secara yuridis, istilah anak usia dini di indonesia ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun. Dalam undang-Undang nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa “pendidikan
anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

Didalam proses pendidikan biasanya anak usia dini dikelompokan kembali


menjadi beberapa tahapan berdasarkan usianya. Untuk usia 2-3 tahun masuk kelompok
taman penitipan anak 3-4 untuk taman bermain, usia 4-6 untuk taman kanak-kanak.
Pada hakikatnya apendikan untuk anak usia dini bertujuan untuk memfasilitasi tumbuh
dan kembang anak secara menyeluruh atau menekankan pengembangan aspek
kepribadian anak. Oleh karena itu lembaga pendidikan anak usia dini perlu
menyediakan berbagai kegiatan seta sarana dan prasarana yang dapat mengembangkan
berbagai aspek perkembangan baik kognitif, sosial, bahasa, motorik, fisik dan
emosional.
22

2.3.2 Ciri Anak Prasekolah

a. Ciri Fisik

Anak di usia 4-6 tahun umumnya sangat enerjik dan aktif dengan perembangan
otot besar yang lebih berkembang. Kontrol terhadap jari tangan dan organ gerak
lainnya masih belum terkontrol secara sempurna ditambah tulang tengkorak yang
masih belum sempurna dan masih sedikit lunak

b. Ciri Sosial

Anak akan dengan mudah menyesuaikan diri secara sosial dengan teman
sebayanya namun belum mampu mengordinasi kelompok dengan baik. Anak yang
memiliki usi yang lebih muda cendrung bermain dekat dengan anak yang lebih tua,
dengan pola bermain yang sangat bervariasi. Di usia 4-6 tahun anak akan mudah
berselisih namun engan kurun waktu yang singkat. Serta sudah mulai menyadari
perbedaan jenis kelamin.

c. Ciri Emosional

Anak usia 4-6 tahun cendrung mengekspresian emosinya secara terang


terangan, mereka cendrung memiliki rasa iri hati yang tinggi, dan suka mencari
perhatian orang dewasa atau guru.

d. Ciri Koognitif

Biasanya anaku usia 4-6 tahun sudah terampil dalam berbahasa, namun
kompetensi dari anak tersebut masih harus dikembangkan melalui interaksi,
kesempatan dan kasih sayang.

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak

Terdapat banyak perbedaan dalam perkembangan setiap anak yang terbingkai


dalam persamaan. Persamaannya adalah pola tumbuh kembang yang sama yakni masa
balita dan masa kanak kanak perbedaannya terdapat di individu anak itu sendiri yang
unik. Menurut Hurlock keunikan
23

perbedaan tumbuh kembang anak tersebut karena dipengaruhi oleh 3 faktor, yakni
faktor perkembangan awal, faktor penghambat, dan faktor pengembang.

2.4 Perkembangan Awal

Perembangan awal adalah masa kritis dimana masa ini akan menentukan adanya
perbedaan tumbuh kembang antara na satu dengan yang lainnya yang dipengaruhi oleh
hal-hal sebagai berikut :

1. Faktor lingkungan sosial

Lingungan sosial yang menyenangkan anak, hubungan anak dengan lingkungannya


terutama anggota keluarga akan mendorong anak memiliki kecendrungan lebih
berorientasi kepada orang lain dan memiliki karakter dan pribadi sosial yang baik

2. Faktor emosi

Emosi yang muncul akibat tidak adanya ikatan emosional antara keluarga atau adanya
perpisahan dengan orang tua atau anggota keluarga lainnya dapat menimbulkan
gangguan kepribadian pada anak.

3. Metode yang digunaan dalam mendidik anak

Metode yang diterapan orang tua dalam mendidik anak akan memiliki dampak yang
besar terhadap sikologi dan tingah laku anak saat dewasa

4. Faktor keluarga dimasa kanak-kanak

Faktor keluarga akan menentukan sikap dan perilaku anak. Contohnya, anak yang t
umbuh dan berkembang di keluarga besar akan cendrung bersikap otoriter. Demikian
juga dengan anak yang tumbuh dan berkembang ditengah keluarga yang tidak utuh
akan menjadi anak yang mudah cemas, tida mudah percaya, dan sedikit kaku.

5. Faktor rangsangan lingungan

Faktor rangsangan berupa bercakap cakap atau menunjukan gambar bercerita dapat
24

mendorong minat dalam belajar, berbicara dan meningkatkan keinginan anak untuk
membaca.

b. Faktor penghambat perkembangan anak di usia dini :

1. Gizi yang buruk sehingga mengakibatkan energi dan tikat kekuatan berfikir
mrnjadi rendah

2. Cacat anggota tubuh yang mengganggu perkembangan anak

3. Tidak memiliki kesempatan belajar dan memiliki kondisi lingkunagn sosial yang
buruk

4. Tidak ada bimbingan dalam belajar

5. Perasaan takut dan minder karena merasa dirinya berbeda dengan temannya dan
atau tidak berhasil melakukan hal yang serupa seperti yang dilakukan temannya.

2.4 Penelitian yang Relevan


Penelitian relevan yang sebelumnya telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu
menjadi salah satu pendukung dari penelitian ini. Berbagai penelitian yang relevan ini
penulis gunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan untuk mengkaji permasalahan
dalam penelitian ini. Penelitian yang terkait yaitu dilakukan oleh Ninda Sekar Nidya
pada tahun 2014 dengan judul “Hubungan Antara Kekerasan Verbal Pada Remaja
Dengan Kepercayaan Diri”. dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Hasil analisis pada penelitian tersebut menyatakan bahwa bahwa terdapat
hubungan negatif yang signifikan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri
pada remaja.
Penelitian yang dilakukan oleh Novitasari Siregar pada tahun 2020 dengan
judul “Pengaruh Kekerasan Verbal (Verbal Abuse) Terhadap Kepercayaan Diri
Remaja Di Sma Ekklesia Medan” dari Fakultas Psikologi Universitas Medan Area
Medan. Hasil analisis pada penelitian tersebut menyatakan bahwa adanya pengaruh
kekerasan verbal terhadap kepercayaan diri di SMA Ekklesia Medan karena
berdasarkan output di atas nilai signifikasi sebesar 0,001 lebih kecil dari probabilitas
25

0,005 sehingga dapat disimpulkan “Ada pengaruh kekerasan verbal dengan


kepercayaan diri”

2.5 Kerangka Berfikir

Dengan melihat paradigma publik tentang kekerasan yang selalu menagarah


pada hal-hal yang bersangkutan dengan fisik dan cendrung mengabaikan bentuk
kekerasan yang tidak bersangkutan dengan fisik. Seperti yang dikatakan oleh Ronald
G. Morrish bahwa kebanyakan dari kita salah mengidentifikasikan kekerasan, hingga
menafsirkan bahwa bentuk kekerasan hanyalah kekerasan fisik saja. Padahal pada
kenyatannya sebagian besar bentuk kekerasan bersifat verbal, emosional, dan
psikologis. Selain itu dampak dari kekerasan verbal ini memiliki pengaruh yang relatif
permanen, karena yang disakiti atau yang menjadi korban akan memiliki emosi yang
lemah serta cendrung rapuh dan sensitif.

Dalam hubungannya dengan kekerasan verbal pada anak, sangat berkaitan erat
dengan keluarga atau orang tua. Kekerasan verbal pada anak akan berdampak tak kalah
buruk dengan kekerasan fisik. Terutama pada kepercayaan diri, karena anak akan
memiliki konsep diri yang buruk. Anak ibarat kertas putih polos yang siap diwarnai
dengan beraneka ragam warna, maka dari itu cara mendidik dan membesarkan anak
dalam sebuah keluarga sangatlah penting. Untuk itu perlu ada pencerdasan pada orang
tua tentang bagaimana cara mendidik anak yang baik serta memperkenalan pada
masyarakat dampak yang didapat anak yang mengalami kekerasan verbal.
26

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


27

HIPOTESIS

Dalam penelitian ini, dengan judul ”Pengaruh Kekerasan Verbal Orang tua Terhadap
Rasa Percaya Diri Anak” maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha : terdapat pengaruh kekerasan verbal orang tua terhadap rasa percaya diri anak

H0 : tidak dapat pengaruh kekerasan verbal orang tua terhadap rasa percaya diri anak

HK :semakin sering intensitas kekerasan verbal orang tua terhadap anak, semakin
tinggi rasa tidak percaya diri anak,semakin jarang intensitas kekerasan verbal pada
anak, semakin rendah rasa tidak percaya diri anak.
28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan pendekatan kuantitatif.


Menurut azwar (2010) mengungkapkan bahwa penelitian dengan pendekatan
kuantitatif yaitu suatu pendekatan dimana menekankan analisis pada data-data angka
yang diolah menggunakan metode statistika.pendekatan kuantitatif dilakukan pada
penelitian inferensial untuk pengujian hipotesis dimana akan diperoleh signifikan
perbedaan kelompok atau signifikan hubungan antar variabel yang diteliti.

metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif


korelasional. Menurut azhar (2010) ,emjelaskan bahwa penelitian korelasional
memiliki tujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan
dengan variasi pasa satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi. dengan
metode penelitian yang menggunakan statistik dapat memperoleh informasi mengenai
taraf hubungan yang terjadi

Tempat dan waktu

Penelitian ini akan dilakukan di Taman Kanak-Kanak yang berada di Kelurahan


Cipadung Wetan kota Bandung. Kerangka penelitian kuantitatif mempunyai kelebihan
pada jangka waktu yang relatif singkat dalam pengumpulan data , hal ini dapat
dimanfaatkan agar dapat fokus dan mengefisienkan waktu saat pelaksanaanya. Waktu
penelitian ini dari bulan Juli 2021.

Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang menjadi
kuantitas yang ditetapkan peneliti yang menggambarkan berbagai karakteristik subyek
penelitian yang akan dipilih untuk menentukan pengambilan sampel. Maka peneliti
menentukan populasi dalam penelitian ini di Taman Kanak-Kanak yang berada di
29

Kelurahan Cipadung Wetan kota Bandung yang berjumlah 17 siswa di TK Daarus


Sholihin dan 20 siswa di TK Bunga Bangsa.
2. Sampel yaitu bagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi dalam
penelitian. Dalam pengambilan sampel ini menggunakan teknik simple random
sampling, menurut sugiyono (2017) Pengambilan anggota sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu..
Sampel dalam penelitian ini di Taman Kanak-Kanak yang berada di Kelurahan
Cipadung Wetan kota Bandung dengan menggunakan rumus slovin dalam Mustafa
(2010).
Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai e=5%

n = N / (1 + (N x e²))

Sehingga: n = 37 / (1 + (37 x 0,05²))

n = 37 / (1 + 0,0925)

n = 37 / 1,0925

n = 33,8672768879

Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 37 populasi pada margin of error
5% adalah sebesar 34.

Sumber dan teknik pengumpulan data

1. Data
a. Data primer
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari kuisioner yang diberikan
kepada anak dan orang tua di TK yang ada di wilayah kelurahan Cipadung Wetan.

b. Data sekunder
Dalam penelitian ini data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber buku
buku, skripsi, jurnal yang berkaitan dengan variabel penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data


30

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan teknik
penyebaran angket kuesioner kekerasan verbal dan kepercayaan diri.

a. Teknik observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Menurut
Sutrisno Hadi observasi merupakan suatu proses yang kompleks yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Secara umum observasi adalah pengamatan
dan ingatan. Sasaran observasi adalah kondisi proses bermain dan kegiatan anak di TK
yang berada di wilayah Kelurahan Cipadung Wetan.

b. Teknik penyebaran angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan


dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.

Selanjutnya agar jawaban responden dapat diukur maka jawaban responden


diberi skor. Dalam pemberian skor maka digunakan skala likert. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian.
31

Tabel 3.1 bobot nilai setiap pertanyaan

Alternative jawaban Item Favorable Item unfavorable

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-Kadang 2 3

Tidak Pernah 1 4

3.2 Instrumen pengumpulan data

1. Definisi operasional variabel


Variabel penelitian yaitu segala bentuk apa saja yang ditetapkan peneliti untuk selanjutnya
dipelajari dan diperoleh informasi mengenai hal tersebut kemudian ditarik
kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat dua variabel sebagai berikut :

Variabel bebas : kekerasan verbal

Variabel terikat : kepercayaan diri

Definisi operasional yaitu definisi yang berdasarkan atas sifat-sifat variabel yang diamati.
Definisi operasional memiliki sifat spesifik, rinci tegas dan menggambarkan
karakteristik variabel-variabel penelitian dan suatu hal yang dianggap penting.

Kekerasan verbal yaitu tindakan seseorang secara lisan berupa berkata kasar, menghina,
memarahi, membentak, menakut-nakuti serta memberikan ancaman terhadap orang
lain. Yang menjadi indikator dari kekerasan verbal menurut Hakim (2005) yaitu :

1. Menghina anak
2. Bersikap dingin kepada anak
3. Memarahi anak
4. Menyalahkan anak
5. Merendahkan kemampuan anak
32

6. Memberi panggilan buruk kepada anak


7. Menakut-nakuti anak
8. Membentak anak
9. Mengacam anak

Percaya diri yaitu sikap yakin seseorang terhadap kemampuan diri sendiri,
yakin dengan apa yang dikerjakannya, dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain.
Yang menjadi indikator dari percaya diri menurut Purwadi (2012) dan Octianti (2018)
yaitu :

1. Optimis
2. Bersikap tenang
3. Bertanggung jawab
4. Bersosialisasi dengan baik
5. Mandiri
6. Ingin tahu yang tinggi
7. Berbicara lancar
8. Memiliki cara pandang positif terhadap diri sendiri
9. Berani menyampaikan pendapat
33

Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Kekerasan Verbal thursan hakim


2005

Butir soal

Variabel Indikator Favorable Unfavorable

Menyumpahi dan menghina 1, 3, 4 2


anak
Bersikap dingin dan 5, 6 7
mengabaikan anak
Memarahi anak 8, 9 10

Menyalahkan anak 12, 13 11


Kekerasan
Menganggap rendah anak 15, 14, 16
Verbal
Memanggil anak dengan 17, 18, 20 19
panggilan yang buruk
Menakut-nakuti anak 21, 22, 23

Berteriak dan membentak anak 24, 25 26

Mengancam anak 27,28, 30 29


34

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kepercayaan Diri eko


purwadi 2012 dan delvi octianti 2018

Variabel Indikator Butir Soal

Favorable Unfavorable

Optimis 1,3, 4 2

Sikap tenang 6, 7 5, 8

Tanggung jawab 10, 11 9

Kepercayaan Kemampuan bersosialisasi 14 12, 13


yang baik
diri Mandiri 15, 18 16, 17

Selalu bertanya dan ingin 19, 21 20


tahu
Lancar dalam berbicara 23, 24 22

Mempunyai cara pandang 25, 27 26


yang positif terhadap diri
sendiri

Berani menyampaikan 29, 30 28


pendapat

3.3 Uji instrumen penelitian

Data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan mempunyai


kedudukan paling tinggi. Uji instrumen yang digunakan untuk menguji alat ukur yang
dipakai untuk memperoleh data yang valid berupa uji validitas dan uji reabilitas

3.3.1 Uji validitas

Pada penelitian ini validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dan melakukan fungsinya. Dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dalam
35

pengumpulan data penelitian sehingga uji validitas dibutuhkan untuk penelitian ini. Uji
validitas ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen penelitian
mencerminkan isi sesuai dengan yang seharusnya diukur dan dinyatakan teruji
validitasnya. Untuk mengetahui validitas aitem, maka penelitian ini menggunakan
rumus korelasi product moment dari Pearson yang dibantu dengan program SPSS.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai r hitung dengan nilai r table pada (corrected
item-total correlation) r table untuk n=34 pada signifikansi 5% adalah 0,339. Pada
penelitian ini bisa dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r table pada taraf
signifikansi 5%, maka butir soal dapat dinyatakan valid. sebaliknya jika r hitung lebih
kecil dari r table pada taraf signifikansi 5% maka disebut tidak signifikan dan butir soal
tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Kekerasan Verbal Secara Keseluruhan

Item soal R hitung R tabel Keterangan

1 0,406 0,339 Valid

2 0,437 0,339 Valid

3 0,380 0,339 Valid

4 0,349 0,339 Valid

5 0,408 0,339 Valid

6 0,238 0,339 Tidak Valid

7 -0,127 0,339 Tidak Valid

8 0,469 0,339 Valid

9 0,309 0,339 Tidak Valid

10 0,249 0,339 Tidak Valid

11 0,134 0,339 Tidak Valid


36

12 0,734 0,339 Valid

13 0,347 0,339 Valid

14 -0,170 0,339 Tidak Valid

15 0,442 0,339 Valid

16 0,018 0,339 Tidak valid

17 -0,079 0,339 Tidak Valid

18 0,349 0,339 Valid

19 0,073 0,339 Tidak Valid

20 0,678 0,339 Valid

21 0,414 0,339 Valid

22 0,625 0,339 Valid

23 0,773 0,339 Valid

24 0,626 0,339 Valid

25 0,341 0,339 Valid

26 0,514 0,339 Valid

27 0,590 0,339 Valid

28 0,464 0,339 Valid

29 -0,349 0,339 Tidak Valid

30 0,425 0,339 Valid

Dari tabel di atas diketahui bahwa butir soal untuk angket kekerasan verbal dari
30 butir soal, 20 soal dinyatakan valid dan 10 soal dinyatakan tidak valid diantaranya
soal no 6, 7, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 19 dan soal no 29. 20 soal yang valid tersebut akan
37

dilanjutkan ke penelitian berikutnya.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Kepercayaan Diri Anak Secara
Keseluruhan

Item soal R hitung R tabel Keterangan

1 0,839 0,339 Valid

2 0,498 0,339 Valid

3 0,373 0,339 Valid

4 0,398 0,339 Valid

5 0,129 0,339 Tidak Valid

6 0,618 0,339 Valid

7 0,403 0,339 Valid

8 0,398 0,339 Valid

9 0,645 0,339 Valid

10 0,593 0,339 Valid

11 0,437 0,339 Valid

12 0,423 0,339 Valid

13 0,382 0,339 Valid

14 0,681 0,339 Valid

15 0,190 0,339 Tidak Valid

16 0,070 0,339 Tidak valid

17 0,680 0,339 Valid


38

18 0,540 0,339 Valid

19 0,289 0,339 Tidak Valid

20 0,180 0,339 Tidak Valid

21 0,380 0,339 Valid

22 0,005 0,339 Tidak Valid

23 -0,171 0,339 Tidak Valid

24 0,401 0,339 Valid

25 -0,133 0,339 Tidak Valid

26 0,612 0,339 Valid

27 0,162 0,339 Tidak Valid

28 0,295 0,339 Tidak Valid

29 0,612 0,339 Valid

30 0,226 0,339 Tidak Valid

Dari tabel di atas diketahui bahwa butir soal untuk angket kekerasan verbal dari
30 butir soal, 19 soal dinyatakan valid dan 11 soal dinyatakan tidak valid diantaranya
soal no 5, 15, 16, 19, 20, 22, 23, 25, 27, 28 dan soal no 30. 19 soal yang valid tersebut
akan dilanjutkan ke penelitian berikutnya.

3.3.2 Uji reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956) adalah sebagai berikut:


39

Tabel 3.6 Kategori koefisien reliabilitas

0,000-0,199 Sangat rendah

0,200-0,399 Rendah

0,400-0,599 Sedang

0,600-0,799 Tinggi

0,800-0,999 Sangat tinggi

Uji reliabilitas skala dalam pengukuran ini menggunakan formula Alpha dari
program SPSS, reliabilitas pada skala kekerasan verbal mencapai 0,870 dan pada skala
kepercayaan diri mencapai 0,892. Dengan demikian dapat disimpulkan realibilitas
angket kekerasan verbal dan kepercayaan diri berada pada kategori sangat tinggi.

3.4 Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan
teknik penyebaran angket kuisioner yang memuat kekerasan verbal dan kepercayaan
diri.

a. Teknik observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan prilaku


manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu
banyak. Observasi secara umum diartikan sebagai pengamatan dan ingatan. Pada
penelitian ini sasaran observasi berupa kondisi proses bermain dan kegiatan anak di
TK wilayah kelurahan Cipadung Wetan.

b. Teknik penyebaran angket digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara


memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Selain itu teknik
kuisioner dapat dikatakan efisien dalam mengumpulkan data bila peneliti mengetahui
variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang bisa diharapkan dari responden.
Kuisioner dapat digunakan untuk responden dalam jumlah besar dan tersebar diwilayah
yang luas.
40

Jawaban responden dapat diukur apabila jawaban responden diberi skor


menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau kelompok mengenai variabel penelitian.

3.4.1 Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan diawali dengan pengkodean dari hasil
kuisioner yang telah diisi oleh responden. Pengkodean itu digambarkan melalui
statistik deskriptif.satistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara didesktipsikan atau menggambarkan data yang terkumpul tanpa
bermaksud menggeneralisasikan atau membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Statistik deskriptif dapat berupa penyajian data dalam bentuk tabel, diagram
lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan hasil, persentil,
perhitungan, rata-rata standar deviasi,dan perhitungan persentase. Dalam statistik
deskriptif juga dapat dilakukan dengan mencari kuatnya hubungan antara variabel
melalui analisis korelasi, memprediksi dengan analisis regresi,dan membuat
perbandingan antar rata-rata data sampel atau populasi, hanya saja data tidak perlu diuji
signifikasinya sehingga tidak ada taraf kesalahan karena peneliti tidak bermaksud
untuk membuat generalisasi.

Teknik analisis data ini praktis digunakan dan sesuai dengan kapasitas peneliti
dan beerkoheren dengan alternatif pemaparan yang dipilih oleh peneliti yaitu
generalisasi dari temuan data yang diperoleh yang disajikan dalam bentuk tabel

3.4.2 Metode Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Linearitas

Menurut Ghozali (2009) uji linearitas memiliki tujuan untuk menguji apakah
model penelitian regresi atau hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel tergantung membentuk suatu garis yang lurus atau tidak.
41

Uji linearitas ini dapat di lihat melalui nilai p. Apabila nilai p < 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung linear.
Apabila nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas
dan variabel tergantung tidak linear.

Menurut Santoso (2010) apabila suatu hubungan dalam penilitian merupakan


hubungan yang linear, berarti bahwa kuantitas data pada variabel tergantung akan
meningkat atau menurun sejalan dengan variabel bebas secara linear.

b. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2009) uji normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah
model penelitian regresi, variabel pengganggu, atau residual memiliki distribusi yang
normal. Uji normalitas ini dapat dilihat melalui nilai p. Menurut Santoso (2010) apabila
nilai p < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut memiliki sebaran data yang
tidak normal. Sebaliknya, jika nilai p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut
memiliki sebaran yang normal.

2. Uji Hipotesis

Setelah memenuhi persyaratan analisis data, maka langkah selanjutnya adalah


proses pengujian hipotesis penelitian. Teknik analisis data yang digunakan untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah teknik Correlation Product Moment dari
Pearson dengan menggunakan program SPPS for Windows versi 16.00 untuk menguji
hipotesis hubungan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada remaja.

3.4.3 Prosedur Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan beberapa prosedur penelitian,


yaitu sebagai berikut:

Tahap Persiapan

1. melakukan pengamatan terhadap fenomena banyaknya kekerasan verbal di kalangan


masyarakat terutama orang tua terhadap anaknya.
42

2. melakukan perumusan masalah mengenai dampak negatif dari kekerasan verbal orang
tua terhadap anaknya.

3. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel kekerasan verbal orang tua dan
variabel rasa percaya diri anak.

4. Melakukan studi literatur mengenai variabel-variabel penelitian.

5. Melakukan studi pendahuluan di TK se kelurahan Cipadung wetan dengan metode


observasi

6. Menyusun alat ukur kekerasan verbal orang tua dan rasa percaya diri anak.

7. Menetapkan populasi dan sampel dengan menggunakan teknik simple random


sampling dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu.

8. Meminta perizinan serta memberi penjelasan mengenai tujuan dari penelitian ke


sekolah yang dijadikan tempat penelitian.

Tahap Pelaksanaan

1. Melakukan konfirmasi pada pihak sekolah dan memohon kesediaan siswa dan orang
tua untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.

2. Membagikan angket penelitian secara daring serta memberikan petunjuk mengenai


pengisian angket kepada orang tua siswa .

3. Pengisian angket ini dilakukan secara daring, peneliti terlebih dahulu mengirim link
formulir pengisian angket lalu memberi penjelasan mengenai cara mengisi angket yang
telah dibagikan. Orang tua juga diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal
yang tidak dimengerti.

4. Pengisian angket dilakukan dua kali dengan sample pertama yaitu orang tua siswa TK
yang ada di wilayah suka asih sebagai sample uji coba dan sample kedua yaitu orang
tua siswa TK yang ada di kelurahan Cipadung Wetan sebagai sample penelitian.
43

Tahap Pengolahan Data

1. Melakukan skoring terhadap angket yang telah dibagikan kepada subjek yaitu dengan
cara menginputnya menggunakan Microsoft excel berdasarkan skala yang telah
ditentukan.

2. Membuat dan menghitung tabulasi data.

3. Melakukan analisis data menggunakan bantuan software SPSS versi 25.0 for windows
pada setiap variabel dengan kategorisasi untuk memperoleh gambaran tingkat pada
setiap variabel penelitian.

4. Melakukan uji hipotesis menggunakan pearson correlation dengan bantuan program


SPSS versi 25.0 for windows.

Tahap Pembahasan

1. Membuat pembahasan dari hasil data melalui uji statistik secara deskriptif dan
menggunakan analisis pearson correlation dengan menggunakan aplikasi SPSS 25.0
for windows.

2. Merumuskan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil data yang telah melalui
pembahasan deskriptif dan uji statistik yang menggunakan analisis pearson correlation
dengan menggunakan aplikasi SPSS 25.0 for windows.
44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti diawali dengan proses


perizinan. Pada tanggal 26 juli 2021 peneliti melakukan proses perijinan pada Taman
Kanak-kanak di Kelurahan Cipadung Wetan dan peneliti langsung mendapatkan izin
dari pihak sekolah.

Proses pengambilan data awal untuk uji validasi dan uji realibilitas berlangsung
pada hari jumat tanggal 23 juli 2021 di TK yang ada di wilayah suka asih. Peneliti
diizinkan untuk mengambil data berupa angket kepada orang tua siswa. Peneliti
membagikan angket daring dalam bentuk G-Form melalui pihak sekolah.

Proses pengambilan data yang kedua berlangsung pada tanggal 6 juli 2021.
Sebelumnya peneliti sudah melakukan proses seleksi item pada skala sehingga skala
yang dibagikan memiliki jumlah item yang berbeda dengan skala yang dibagikan pada
saat pengambilan data awal. Pengambilan data dilakukan di TK sekelurahan Cipadung
Wetan . Proses pembagian angket dilakukan dengan cara yang sama pada saat
melakukan pengambilan data awal.

4.2. Deskripsi Subyek Penelitian dan Data Penelitian

1. Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa dan orang tua siswa TK sekelurahan
Cipadung Wetan dengan rentang usia siswa 4 hingga 6 tahun. Subyek yang telah
memenuhi karakteristik subyek dan kuota sebanyak 34 orang yang dapat digunakan
sebagai data penelitian ini.

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Siswa dan Orang tua Siswa,
maka peneliti memperoleh hasil data penelitian yang dapat membandingkan data
45

teoritik dan data empiris. Data tersebut digunakan untuk melihat hubungan kekerasan
verbal dan kepercayaan diri dengan cara membandingkan mean teoritik dan mean
empiris. Berikut hasil data

penelitian yang diperoleh :


Tabel 4.1 deskripsi data penelitian
Teoritik Empirik
𝑋𝑚𝑖𝑛 𝑋𝑚𝑎𝑥 Mean 𝑋𝑚𝑖𝑛 𝑋𝑚𝑎𝑥 Mean

Kekerasan 20 80 50 23 55 33,00
verbal
Kepercayaan 19 76 47,5 30 72 55,85
diri

Berdasarkan hasil data penelitian tersebut terlihat bahwa hasil mean teoritik
pada variabel kekerasan verbal sebesar 50 dan mean empiris sebesar 33,00 (Mean
Teoritik > Mean Empirik). Data ini menunjukkan bahwa rata-rata subyek mendapatkan
kekerasan verbal dengan intensitas yang rendah. Pada variabel kepercayaan diri
diperoleh mean teoritik sebesar 47,5 dan mean empirik sebesar 55,85 (Mean Teoritik
< Mean Empirik). Data ini menunjukkan bahwa rata-rata subyek memiliki tingkat
kepercayaan diri yang tinggi.

4.3 Hasil Penelitian

Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan pengujian asumsi


terhadap data penelitian agar data tersebut dapat memenuhi syarat- syarat data yang
tepat yang disesuaikan dengan analisis data yang dilakukan. Pengujian asumsi terhadap
data penelitian dilakukan melalui dua cara, yaitu:

4.3.1 Uji Normalitas

Menurut Santoso (2010) uji normalitas merupakan suatu langkah pengujian


yang dilakukan untuk melihat data penelitian yang dikumpulkan berasal dari populasi
yang sebarannya normal atau tidak. Uji normalitas ini penting untuk dilakukan agar
46

semua perhitungan statistik yang dilakukan memiliki asumsi normalitas sebaran.


Kaidah normalitas sebaran dapat dilihat melalui nilai p. Apabila nilai p lebih kecil dari
0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut memiliki sebaran data yang tidak
normal. Sebaliknya, jika nilai p lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data
tersebut memiliki sebaran data yang normal (Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan
dengan melihat outlier dan uji Kolmogorov-Smirnov Z melalui SPSS versi 16.00 for
windows.

Tabel 4.2 hasil Uji Normalitas

(One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test)

Unstandarized Residual Kolmogrov-Smirnov Z .114

Asymp. Sig (2-Tailed) .200

a. Test distribution is normal

Berdasarkan pada tabel menunjukkan bahwa uji Kolmogrov-Smirnov Z


memiliki nilai p> 0,05 yaitu (p 0,200). Dari nilai p tersebut, dapat diketahui bahwa
telah terdistribusi secara normal.

4.3.2 Uji Linearitas

Menurut Santoso (2010) uji linearitas digunakan untuk melihat apakah


hubungan antar variabel yang akan di analisis mengikuti garis lurus atau tidak. Kaidah
uji linearitas dapat dilihat melalui nilai Sig. deviation from linearity. Apabila nilai Sig.
deviation from linearity > 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel
tergantung linear. Sebaliknya, apabila nilai Sig. deviation from linearity < 0,05 maka
hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung tidak linear. Uji linearitas
dilakukan dengan menggunakan Compare Mean pada SPSS 16.00 for windows.
47

Tabel 4.3 Uji Linearitas

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

kepercayaan diri * Between Groups (Combined) 762.348 15 50.823 .936 .546


kekerasan verbal
Linearity 218.423 1 218.423 4.022 .060

Deviation from Linearity 543.925 14 38.852 .715 .735

Within Groups 977.417 18 54.301

Total 1739.765 33

Berdasarkan table, hasil uji linearitas diketahui Sig. deviation from linearity
sebesar 0,735 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear
antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri.

Menentukan hasil uji linearitas dengan nilai F, jika nilai F hitung lebih kecil
dari F table maka terdapat hubungan yang linear antara variable bebas dengan variable
terikat, sebaliknya jika nilai F hitung lebih besar dari F table maka tidak terdapat
hubungan yang linear antara variable bebas dengan variable terikat.

F table = df deviation from linearity ; df within groups

=14 ; 18 pada distribusi F table bernilai 2,29

Diketahui nilai F hitung 0,715 < F table 2,29, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang linear antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri.

4.3.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi
Product Moment Pearson.

Kekuatan hubungan korelasi, menurut Sarwono (2006) sebagai berikut :


48

• 0 : Tidak ada korelasi

• 0.00 - 0.25 : korelasi sangat lemah

• 0.25 - 0.50 : korelasi cukup

• 0.50 - 0.75 : korleasi kuat

• 0.75 - 0.99 : korelasi sangat kuat

• 1 : korelasi sempurna

Hasil yang didapat menunjukkan bahwa skor korelasi untuk variabel kekerasan
verbal dengan variabel kepercayaan diri adalah -0,354* dengan p 0,040. Hasil ini
menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu adanya hubungan antara
kekerasan verbal dengan kepercayaan diri anak dengan kekuatan hubungan korelasi
yang cukup.

4.4 Pembahasan

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana bentuk kekerasan verbal


yang dilakukan orang tua dan bagaimana bentuk rasa kepercayaan diri anak yang
timbul serta apakah ada hubungan negatif antara kekerasan verbal orang tua dengan
kepercayaan diri pada anak usia 4-6 Tahun.
4.4.1 Bentuk Kekerasan Verbal Orang Tua Siswa TK Yang Ada
Dikelurahan Cipadung Wetan

Berdasarkan hasil angket yang telah disebar kepada orang tua diketahui bahwa
orang tua di TK yang ada di wilayah Kelurahan Cipadung Wetan melakukan kekerasan
verbal dengan kategori rendah dibuktikan dari mean empirik kekerasan verbal sebesar
33 lebih kecil dari mean teoritik sebesar 50. Namun tidak menutup mata bahwa masih
ada orang tua yang melakukan kekerasan verbal terhadap anaknya seperti menyumpahi
dan menghina anak, bersikap dingin kepada anak, mengabaikan anak, memarahi anak,
menyalahkan anak, menganggap rendah anak, memanggil anak dengan panggilan yang
buruk, menakut-nakuti anak, berteriak dan membentak anak hingga mengancam anak.

Orang tua belum sepenuhnya faham mengenai dampak yang ditimbulkan dari
49

kekersan verbal. Anak usia 4-6 tahun yang mendapatkan kekerasan verbal di dalam
keluarganya, akan mengalami situasi yang tidak nyaman berada di dalam lingkungan
tersebut. anak usia 4-6 tahun akan merasa rendah diri dan merasa tidak di terima oleh
orang tuanya. Ketika anak usia 4-6 tahun memiliki harga diri yang rendah, maka
kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun juga akan rendah.

Selain itu, menurut Lindenfield (1997), ketika seseorang mengalami rasa tidak
aman atau mengalami ketakutan, maka hal tersebut menjadi musuh terbesar bagi
timbulnya rasa percaya diri. Seseorang yang mengalami rasa tidak aman akan sulit
mengembangkan pandangan positif tentang diri mereka sendiri, orang lain dan
pandangannya tentang dunia luar. Proses tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi
oleh lingkungannya terutama lingkungan keluarga. Hal ini juga termasuk kedalam
pembentukan karakter anak dimana anak adalah peniru yang ulung, jika anak terutama
masa golden age mengalami kekerasan verbal, besar kemungkinan anak tersebut
melakukan hal yang sama saat dewasa.

4.4.2 Bentuk Rasa Percaya Diri Anak Di TK Yang Berada Diwilayah


Kelurahan Cipadung Wetan
Berdasarkan hasil angket yang telah disebar kepada orang tua diketahui bahwa
anak 4-6 Tahun yang ada di TK wilayah Kelurahan Cipadung Wetan memiliki rasa
percaya diri yang cukup tinggi dibuktikan dari mean empirik kepercayaan diri sebesar
55,85 lebih besar dari mean teoritik sebesar 47,5. Rasa percaya diri anak yang muncul
dalam bentuk optimis, sikap tenang, tanggung jawab, kemampuan bersosialisasi yang
baik, mandiri, selalu bertanya, rasa ingin tahu yang tinggi, lancar dalam berbicara,
mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri dan berani menyampaikan
pendapat. kepercayaan diri anak terbentuk karena memiliki harga diri yang tinggi.
Menurut Ghufron (2011) harga diri menjadi salah satu faktor bagi terbentuknya
kepercayaan diri pada seseorang. Seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi akan
memiliki kepercayaan diri yang tinggi juga. Menurut Rogers (dalam Prabawa, 2009)
tumbuhnya harga diri pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu adanya
penghargaan dari orang lain, adanya pujian dari orang lain, perasaan diterima oleh lain,
50

dan memiliki kepribadian yang sehat. Anak yang mendapatkan kekerasan verbal dari
orang tuanya akan cendrung merasa menjadi anak yang tidak di inginkan, perasaan
tidak di inginkan terutama dari orang yang sangat anak sayangi akan sangat melukai
harga diri anak dan akan membuat anak memandang rendah dirinya sendiri.

Kepercayaan diri merupakan hal yang penting bagi anak usia 4-6 tahun.
Menurut Rohayati (2011) kepercayaan diri merupakan suatu modal yang sangat
penting untuk ditumbuhkan dalam diri anak usia 4-6 tahun agar mereka mampu
menjadi pribadi yang dapat mengontrol berbagai aspek dalam dirinya sehingga dapat
mengatur tujuan hidup mereka yang mengarah pada keberhasilan hidup. Selain itu,
masa anak usia 4-6 tahun adalah masa golden age dimana Sigmund freud mengatakan
bahwa pada usia tersebut masa perkembangan anak sangat pesat.

Menurut Lidenfield (1997) setiap orang yang lahir memiliki kecenderungan


untuk menjadi orang yang percaya diri. Akan tetapi, hal terpenting dalam
menumbuhkan rasa percaya diri pada anak usia 4-6 tahun adalah bagaimana cara orang
tua mendorong dan mengembangkan kepribadian anak. Dalam menumbuhkan
kepercayaan diri pada anak usia 4-6 tahun tentu saja tidak dengan cara yang melibatkan
kekerasan. Memberikan cinta dan kasih sayang, memberikan rasa aman, memberikan
contoh dan teladan yang baik bagi anak, serta mengajarkan anak untuk mau
berinteraksi dengan dunia luar dirasa lebih efektif.

4.4.3 Pengaruh Kekerasan Verbal Orang Tua Terhadap Rasa Pecaya


Diri Anak Usia 4-6 Tahun

Berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui Sig. deviation from linearity sebesar
0,735 > 0,05 dan koefisien korelasi antara variabel kekerasan verbal dengan variabel
kepercayaan diri sebesar -0,354 (p 0,040), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang linear dan signifikan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri
yang berkorelasi negatif pada anak usia dini. Artinya, semakin tinggi anak usia 4-6
tahun mendapatkan kekerasan verbal dari orang tua maka semakin rendah kepercayaan
diri pada anak usia 4-6 tahun. Sebaliknya, semakin rendah anak usia 4-6 tahun
51

mendapatkan kekerasan verbal dari orang tua maka semakin tinggi kepercayaan diri
pada anak usia 4-6 tahun.
Menurut Suyanto (2003) seseorang yang menjadi korban kekerasan verbal dari
orang tuanya, akan menjadi pribadi yang rendah diri, mudah minder, merasa dirinya
tidak berharga dan lemah dalam membuat atau menentukan keputusan. Hal ini
menunjukkan, bahwa korban yang mengalami kekerasan verbal memiliki penilaian-
penilaian yang buruk terhadap diri sendiri yang akan berpengaruh terhadap tingkat
kepercayaan dirinya. Hubungan anak dan lingkungannya akan memburuk, bukan tidak
mungkin anak akan menganggap orang dewasa terutama orang tuanya sebagai musuh
terbesarnya dan membangun dinding sebagai sekat antara dirinya dan dunia luar yang
sudah korban anggap sebagai musuh yang akan menyakitinya setiap saat dan cendrung
menjadi agresif. Korban akan cendrung memikirkan kemungkinan terburuk apa saja
yang mungkin terjadi setiap kali anak berusaha untuk melangkah ke dunia luar.

Imam Ghazali pernah berkata bahwa anak yang tumbuh dengan mendengar
kalimat pencela, maka anak tersebut akan tumbuh menjadi pencela. Anak akan tumbuh
menjadi pencela bagi dirinya sendiri ataupun pencela bagi orang di sekitarnya.
Kemungkinan anak berperilaku buruk akan sangat besar dikarenakan perilaku dan
perlakuan orang tua kepadanya. Ketika kekerasan verbal ini berlanjut secara terus
menerus maka akan membuat anak akan merasa dirinya tidak berguna, tidak
dibutuhkan, tidak dicintai, selalu muram dan tidak bahagia. Dampak terburuk dari
kekerasan verbal ini adalah anak melakukan percobaan melukai dirinya sendiri dan
melakukan percobaan bunuh diri.

Tingkat kepercayaan diri pada anak usia 4-6 tahun akan lebih tinggi apabila
anak usia 4-6 tahun tidak mendapatkan kekerasan verbal dari orang tuanya. Hal ini
sejalan dengan pendapat Suyanto (2003) dimana seseorang yang mendapatkan
kekerasan verbal dari orang lain akan menurunkan harga diri korban, sehingga
kepercayaan diri korban juga akan menurun.
52

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini membuktikan bahwa bentuk kekerasan verbal


orang tua di Kelurahan Cipadung Wetan berkategori rendah, bentuk kekerasan yang
dilakukan berbentuk menyumpahi dan menghina anak, bersikap dingin kepada anak,
mengabaikan anak, memarahi anak, menyalahkan anak, menganggap rendah anak,
memanggil anak dengan panggilan yang buruk, menakut-nakuti anak, berteriak dan
membentak anak hingga mengancam anak. Sehingga timbul rasa percaya diri anak
yang tinggi dalam bentuk optimis, sikap tenang, tanggung jawab, kemampuan
bersosialisasi yang baik, mandiri, selalu bertanya, rasa ingin tahu yang tinggi, lancar
dalam berbicara, mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri dan berani
menyampaikan pendapat. Untuk kedua variable terdapat hubungan negatif yang
signifikan antara kekerasan verbal dengan kepercayaan diri pada anak usia 4-6 tahun
di TK se kelurahan Cipadung Wetan hal ini dibuktikan dengan hasil pengolahan data
yaitu koefisien korelasi antara variabel kekerasan verbal dengan variabel kepercayaan
diri lebih dari nol dan nilai p kurang dari lima persen sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima. Semakin tinggi kekerasan verbal yang diterima anak usia 4-6 tahun dari orang
tuanya, maka semakin rendah tingkat kepercayaan diri pada anak usia 4-6 tahun.
Semakin rendah kekerasan verbal yang diterima anak usia 4-6 tahun dari orang tuanya,
maka semakin tinggi tingkat kepercayaan diri pada anak usia 4-6 tahun. Kekerasan
yang dilakukan secara terus menerus dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan
pada anak dalam rentang usia 4-6 tahun ini, baik dari segi fisik ataupun mental sang
anak terutama rasa percaya diri anak.

5.2 Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, hasil penelitian ini berimplikasi pada:

1. Terdapat pengaruh negative yang signifikan antara variable kekerasan


verbal orang tua dengan variable kepercayaan diri anak usia 4-6 tahun, hal ini dapat
53

menjadi acuan bahwa kekerasan verbal orang tua berpengaruh buruk terhadap
kepercayaan diri anak, maka orang tua maka perlu adanya pengetahuan orang tua
tentang tumbuh kembang anak serta bagaimana pola asuh yang baik dan benar menurut
perkembangan ilmu pengetahuan yang ada, selain itu perlu juga lingkungan yang
kondusif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Guru dapat memberikan bantuan kepada Orang tua berupa


memberikan Parenting yang mampu memberi pemahaman kepada orang tua
mengenai dampak buruk dari kekerasan verbal..
5.3 Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka disajikan beberapa
rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi pihak yang terkait dalam penelitian ini,
yaitu sebagai berikut:
5.3.1 Bagi Orang Tua

Penulis menyarankan kepada orang tua untuk tidak melakukan kekerasan


verbal kepada anak sebagai sarana mendisiplinkan anak. Orang tua perlu memberikan
alasan yang jelas mengapa anak dilarang melakukan sesuatu hal. Berhenti merasa apa
yang anda fikirkan untuk anak adalah hal yang mutlak benar. Pisahkan masalah pribadi
anda baik masalah rumah tangga maupun masalah finansial dengan cara anda mendidik
anak. Ingatlah bahwa anak adalah tanah liat yang basah, dapat terbentuk dengan indah
bila anda membentuknya dengan hati-hati dan teliti. Namun juga dapat hancur dengan
mudah apabila tertumbuk dan terbentur.

Kekerasan verbal memberikan dampak yang tidak baik terhadap anak terutama
anak usia dini. Dampak yang ditimbulkan antara lain membuat anak merasa minder,
rendah diri, mempunyai konsep diri yang buruk, merasa tidak dihargai dan memiliki
pola pikir yang negatif dalam memandang diri sendiri dan dunia luar. Hal tersebut dapat
mempengaruhi kepercayaan diri anak dan lebih buruknya lagi dapat merusak mental
anak. Perbaiki pola komunikasi antara orangtua dan anak dengan mengendalikan
emosi, jangan lansung menghakimi dan memarahi anak atas kesalahannya namun
tanyakan terlebih dahulu alasan kenapa anak melakukan hal tersebut.
54

Orang tua seharusnya dapat mengambil pelajaran dari pola asuh yang
didapatkannya. Sebaiknya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika orang tua
mendapatkan pola asuh yang lekat dengan unsur kekerasan verbal dan pola didik yang
keras, maka jangan terapkan pola didik seperti itu terhadap anak anda. Orangtua perlu
memahami bahwa anak anda terlahir sebagai bintang dalam bidangnya. Jangan
memaksakan kehendak anda pada anak anda, serta tidak seharusnya anda mencela
kegagalan yang didapatkan anak anda. Percayalah sesungguhnya hati anak anda sudah
hancur karena kegagalannya, berilah motivasi kepada anak anda. Dan sebaliknya,
apabila anak anda mendapat keberhasilan maka berikanlah apresiasi pada setiap
pencapaiannya, baik pencapaian kecil maupun besar. Anak bisa jadi kurang dalam
pelajaran keilmuan, namun dia mahir dalam olahraga, melukis, atau bermusik. Kenali
hal apa saja yang diminati dan disukai anak. Jangan paksakan anak anda menajdi anak
yang sempurna di mata anda, berikan mereka pilihan atas hidup yang akan dijalaninya.
Ajarkan rasa tanggung jawab atas pilihannya dan bukannya menyalahkan anak.

5.3.2 Bagi masyarakat

Lingkungan masyarakat yang merupakan wilayah sosialisasi terbesar dari


seorang anak hendaknya dapat menyediakan tempat belajar dan bermain yang kondusif
untuk anak sehingga dapat membantu perkembangan positif anak. Kita semua perlu
peka dan jangan biarkan prilaku kekerasan pada anak yang terjadi di sekitar kita,
dengan berfikiran anak adalah tanggung jawab orangtuanya, namun sebenarnya
kesehatan mental anak adalah tanggung jawab kita semua. Pendidikan parenting pun
sangat diperlukan di masyarakat, perlua adanya sharing engalaman parenting antar
orang tua agar dapat membuka fikiran orang tua dan dapat menjadi pembanding apakah
cara mendidik kita sudah tepat atau belum.

5.3.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti yang lain disarankan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kekerasan verbal dan kepercayaan diri anak usia dini. Peneliti selanjutnya
juga dapat mengembangkan penelitian dengan variable lain, seperti pola asuh. Pola
55

asuh dapat dihubungkan dengan kepercayaan diri pada anak. Selain itu, peneliti
selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan waktu penelitian, misalnya dalam
melakukan pengambilan data di waktu yang tepat agar subyek lebih dapat menjawab
secara maksimal. perbanyak referensi mengenai psikologi dan tumbuh kembang anak
dan ciri-ciri yang dapat dikenali.
56

DAFTAR PUSTAKA

Anak Usia Prasekolah di RW 04 Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Depok Tahun 2011.
Skripsi. Jakarta. Universitas Pembangunan “Veteran”.

Arsih, F.Y. (2010). Studi Fenomenologis kekerasan kata-kata atau verbal pada remaja.
Semarang: Skripsi Undip.
Azwar, Saifuddin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baryadi, I. Praptomo. 2012. Bahasa, Kekuasaan, dan Kekerasan. Yogyakarta:


Universitas Sanata Dharma.

Bastaman. (1995). Integrasi Psikologi dengan Islam Menuju Psikologi Islami.


Yogyakarta : Pustaka.

Christianti, M. Kekerasan Verbal Terhadap Anak. [online]


http://marthachristianti.wordpress.com/2008/04/08/kekerasanverbalterha
dap -anak/ diunduh pada tanggal 11 Februari 2012 pada pukul 1.09 WIB.
2008 Diakses 20 Februari 2017.

Ghozali, Iman. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSSCetakan


IV. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Ghufron, Nur dan Rini Risnawati. 2011. Teori-Teori Psikologi. Jakarta: Ar-ruzz
Media.

Guilford. 1956. Interprestasi Nilai koefesien Korelasi.

Hakim, Thursan . 2005. mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta: Puspa Swara, cet
III
Hakim. Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa Swara

Huraerah, A. (2012). Kekerasan Terhadap Anak. Bandung: Nuansa Cendekia.


Ihsan. 2013. Perlindungan Anak dari Tindak kekerasan. Jurnal In google scholar.com
[serial online] 19 Desember 2016.

Izzaty, Rita Eka. 2017. prilaku anak prasekolah. Jakarta : PT elex media komputindo
57

Jalaludin, Rakhmat. 2007. Persepsi Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Pers.

Komara, Indra Bangkit. “Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Prestasi Belajar
dan Perencanaan Karir Siswa,” Psikopedagogia 5. No. 1 (2016): 33 – 42.

Liendenfield, G. (1997). Seri Keluarga: Mendidik Anak Agar Percaya Diri.Jakarta:


Arcan.
Morrish, Ronald G. Dengan Segala Hormat. Surabaya: Publishing, 2011.
http://journal.uad.ac.id/index.php/PSIKOPEDAGOGIA/article/download
/4474/2602.

Munawati. (2011). Hubungan Verbal Abuse dengan Perkembangan Kognitif pada

Nazhifah. (2017). Pengaruh Verbal Abuse, Kualitas Komunikasi Orang Tua dan
Konformitas Teman Sebaya Terhadap Perilaku Agresif Remaja. Jurnal
Ilmu Komunikasi, 15(3), 263-274.

Noh, C.H.C & Talaat,W.I.A.W. (2012). Verbal Abuse on Children: Does It Amount
to Child Abuse under the Malaysian Law?. Asian Social Science, Vol.8
No.6.
Octianti, Delvi. 2018. pengaruh percaya diri terhadap kemampuan berdiskusi dikelas
pada mahasiswa PAI semester VI di IAIN Bengkulu. skripsi, Fakultas
Tarbiyah dan Tadris Institute Agama Islam Negeri Bengkulu.
Prabawa,J., 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Remaja Panti
Asuhan Kristen Tanah Putih Semarang dilihat dari segi rogers. Jurnal.
Perpustakaan Unika..

Purwadi, Eko. 2012. peningkatan percaya diri dan prestasi belajar matematika siswa
kelas VII-A Mts Negeri Sumbang melalui model problem based learning
(PBL). Skripsi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas
Muhammadiyah, Purwokerto
Putri, Annora Mentari., Agus Santoso. “Persepsi Orang Tua Tentang Kekerasan
58

Verbal Pada Anak.” Jurnal nursing studies 1, No. 1 Tahun 2012. Diakses
17 Februari 2017

Rohayati, I. (2011). Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Percaya


Diri Siswa (Studi Pre-Eksperimental pada Siswa SMA Negeri 13 Bandung
Kelas XI Tahun Pelajaran 2010-2011). Jurnal Bimbingan & Konseling: 1,
368-376.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.


Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Sarwono, Jonathan. 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Yogyakarta: CV. Andi
Offset.

Sebuah Potret Buram Kehidupan Berkeluarga,” Jurnal Penelitian Psikologi 12. No. 1
(Juni 2001): 1-11. Diakses 17 Februari 2017.

Simpen, I Wayan. 2011. “Fungsi Bahasa dan Kekerasan Verbal dalam Masyarakat”.
Dalam Wayan Windia dkk. (eds.), Pemikiran Kritis Guru Besar Udayana
Bidang Sastra dan Budaya. Bali: Udayana University Press, 449—481.

SL, Matroni. Sukseskah Anda Dalam Mendidik Anak ? Jakarta: Penerbit Restu Agung,
2006. Santrock, John W. (2011). Masa Perkembangan Anak. Jakarta:
Salemba Humanika

Soetjiningsih. (2002). Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

Sutikno., Pupuh., & Fathurrohman. (2010). Strategi Belajar Mengajar Melalui


Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Rfika Aditama. Bandung.

Suyanto, B. (2003). Masalah Sosial Anak. Jakarta: Kencana.


Tower, Crosson C. (2005). Understanding Child Abuse and Neglect (6thed). Boston:
Alyn and Bacon, Pearson Educational Company.
59

Undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14


60

Lampiran 1

Data empirik

Kekerasan verbal

Statistics

total skor

N Valid 34

Missing 0

Std. Error of Mean 1.234

Std. Deviation 7.194

Variance 51.758

Range 32

Minimum 23

Maximum 55

Percaya diri

Statistics

total skor

N Valid 34
61

Missing 0

Std. Error of Mean 1.803

Std. Deviation 10.514

Variance 110.553

Range 42

Minimum 30

Maximum 72
62

Lampiran 2

Skala kekerasan verbal

(sebelum uji coba)

ANGKET KEKERASAN VERBAL

➢ Petunjuk pengisian :

1. Isilah terlebih dahulu identitas ananda

2. Bacalah setiap pertanyaan dengan saksama

3. Pilih jawaban pertanyaan sesuai keadaaan yang sebenarnya


denganmemberikan tanda (√) pada alternative jawaban

➢ Keterangan :SL : selalu SR : sering

KK : kadang-kadangTP : tidak pernah

Nama Orang Tua :Usia :

Jawaban

No Pertanyaan SL SR KK TP

1 Saya mengatakan “kamu susah diatur” saat anak saya


tidak mengikuti perintah saya

2 Saya menganggap anak saya sebagai anak yang baikdan


penurut

3 Saat anak saya tidak mengikuti perintah saya, saya

mengatakan “dasar anak susah diatur”


63

4 Ketika anak merusak barang dirumah, tanpa sadarsaya


mengatakan”Cuma bisa ngerusak, matilah”

5 Saya malas menjawab pertanyaan anak saya yang


selalu bertanya ini dan itu

6 Saat saya sedang marah, saya tidak peduli dengan


tangisan anak saya

7 Saya menunjukkan rasa sayang kepada anak saya

dengan memberikan pelukan

8 Saat lelah, dan anak saya merengek untuk sesuatu hal


tanpa henti, saya kesal dan mencubitnya

9 Saya memarahi anak saya ketika anak saya buang air di


celana dan tidak bisa melakukan hal yang saya
perintahkan

10 Saya tidak pernah marah saat anak saya ribut di

rumah

11 Meskipun anak saya melakukan kesalahan, saya

enggan memarahi anak saya hingga menangis

12 Saat anak mendapat nilai yang tidak memuaskan, saya


menyalahkan anak karena terlalu sering bermain dan
malas belajar

13 Saat anak terluka karena melakukan hal yang sudah


saya larang sebelumnya saya mengatakan “kan tadi
udah di bilangin, makanya dengerin kalau orang tua
ngomong”
64

14 Ketika anak saya ingin mengikuti lomba saya selalu


memberi support dan meyakinkan bahwa dia bisa

melakukannya

15 Anak saya ingin membantu pekerjaan saya tapi saya


mengatakan “gausah, kamu masih kecil”

16 Saya percaya bahwa anak saya akan berhasil

melakukan sesuatu tanpa bantuan

17 saya selalu menyindir anak saya dan mengatakan dia

pintar ketika dia salah melakukan yang sayaperintahkan

18 Saya mengatakan anak saya bodoh ketika dia tidak

bisa mandi dan makan sendiri

19 Saya memanggil anak saya dengan panggilan sayang

20 Ketika anak saya meminta sesuatu saat saya sedang


bekerja, saya mengatakan “kamu ga liat saya sedang
bekerja, nanti dulu dasar anak nakal”

21 Saya melarang anak main jauh dengan mengatakan


“kamu jangan main jauh-jauh nanti ditangkep badut /
nanti ditangkap penculik”

22 Saya menakuti anak ketika saya sulit menyuruhnya


tidur dengan mengatakan “tidur nanti ada hantu /
monster”

23 Ketika anak saya menangis saya menyuruh anak saya


diam dengan mengatakan “kalau gak diam saya kurung
65

kamu di kamar”

24 Ketika sedang sibuk, Anak saya tidak mau diam dan


saya membentaknya dengan keras untuk menyuruhnya
diam

25 Saya berteriak dan mengatakan jangan saat anak saya

ingin memanjat

26 Jika saya melarang anak untuk tidak melakukan


sesuatu, saya menjelaskan dengan sabar kepada anak
dan memberi alasan kenapa dia tidak boleh

melakukan hal itu.

27 Saya mengancam anak saya untuk makan dengan


mengatakan “kalau tidak makan kamu tidak boleh
main”

28 Kamu tidak dapat jajan kalau kamu tidak bereskan


bekas bermain

29 Saya memberi anak kebebasan dalam bermain

30 Saya mengancam anak saya akan dihukum jika tidak


mematuhi apa yang saya perintahkan
66

Lampiran 3

Skala kekerasan verbal

(sesudah uji coba)

ANGKET KEKERASAN VERBAL

➢ Petunjuk pengisian :

4. Isilah terlebih dahulu identitas ananda

5. Bacalah setiap pertanyaan dengan saksama

6. Pilih jawaban pertanyaan sesuai keadaaan yang sebenarnya


denganmemberikan tanda (√) pada alternative jawaban

➢ Keterangan :SL : selalu SR : sering

KK : kadang-kadangTP : tidak pernah

Nama Orang Tua :Usia :

Jawaban

No Pertanyaan SL SR KK TP

1 Saya mengatakan “kamu susah diatur” saat anak saya


tidak mengikuti perintah saya

2 Saya menganggap anak saya sebagai anak yang baikdan


penurut

3 Saat anak saya tidak mengikuti perintah saya, saya

mengatakan “dasar anak susah diatur”


67

4 Ketika anak merusak barang dirumah, tanpa sadarsaya


mengatakan”Cuma bisa ngerusak, matilah”

5 Saya malas menjawab pertanyaan anak saya yang


selalu bertanya ini dan itu

6 Saat lelah, dan anak saya merengek untuk sesuatu hal


tanpa henti, saya kesal dan mencubitnya

7 Saat anak mendapat nilai yang tidak memuaskan, saya


menyalahkan anak karena terlalu sering bermain dan
malas belajar

8 Saat anak terluka karena melakukan hal yang sudah


saya larang sebelumnya saya mengatakan “kan tadi
udah di bilangin, makanya dengerin kalau orang tua
ngomong”

9 Anak saya ingin membantu pekerjaan saya tapi saya


mengatakan “gausah, kamu masih kecil”

10 Saya mengatakan anak saya bodoh ketika dia tidak

bisa mandi dan makan sendiri

11 Ketika anak saya meminta sesuatu saat saya sedang


bekerja, saya mengatakan “kamu ga liat saya sedang
bekerja, nanti dulu dasar anak nakal”

12 Saya melarang anak main jauh dengan mengatakan


“kamu jangan main jauh-jauh nanti ditangkep badut /
nanti ditangkap penculik”

13 Saya menakuti anak ketika saya sulit menyuruhnya


tidur dengan mengatakan “tidur nanti ada hantu /
68

monster”

14 Ketika anak saya menangis saya menyuruh anak saya


diam dengan mengatakan “kalau gak diam saya kurung
kamu di kamar”

15 Ketika sedang sibuk, Anak saya tidak mau diam dan


saya membentaknya dengan keras untuk menyuruhnya
diam

16 Saya berteriak dan mengatakan jangan saat anak saya

ingin memanjat

17 Jika saya melarang anak untuk tidak melakukan


sesuatu, saya menjelaskan dengan sabar kepada anak
dan memberi alasan kenapa dia tidak boleh

melakukan hal itu.

18 Saya mengancam anak saya untuk makan dengan


mengatakan “kalau tidak makan kamu tidak boleh
main”

19 Kamu tidak dapat jajan kalau kamu tidak bereskan


bekas bermain

20 Saya mengancam anak saya akan dihukum jika tidak


mematuhi apa yang saya perintahkan
69

Lampiran 4

UJI RELIABILITAS

SKALA kekerasan verbal

(SETELAH UJI COBA)

KEKERASAN VERBAL

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 34 100.0

Excludeda 0 .0

Total 34 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


70

.870 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM 1 1.79 .592 34

ITEM 2 1.71 .719 34

ITEM 3 1.38 .697 34

ITEM 4 1.03 .171 34

ITEM 5 1.38 .493 34

ITEM 8 1.29 .462 34

ITEM 12 1.62 .779 34

ITEM 13 2.50 .663 34

ITEM 15 1.88 .769 34

ITEM 18 1.03 .171 34

ITEM 20 1.12 .327 34

ITEM 21 2.59 .957 34

ITEM 22 1.62 .888 34

ITEM 23 1.29 .462 34

ITEM 24 1.56 .504 34

ITEM 25 2.26 .931 34

ITEM 26 1.50 .663 34

ITEM 27 1.94 .814 34

ITEM 28 1.85 .857 34


71

ITEM 30 1.65 .691 34

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

ITEM 1 31.21 48.168 .394 .867

ITEM 2 31.29 47.002 .430 .866

ITEM 3 31.62 47.577 .384 .867

ITEM 4 31.97 50.878 .348 .870

ITEM 5 31.62 48.849 .386 .867

ITEM 8 31.71 48.456 .479 .865

ITEM 12 31.38 43.455 .749 .852

ITEM 13 30.50 47.591 .408 .866

ITEM 15 31.12 46.652 .429 .866

ITEM 18 31.97 50.878 .348 .870

ITEM 20 31.88 48.349 .726 .862

ITEM 21 30.41 45.159 .442 .867

ITEM 22 31.38 43.395 .647 .857

ITEM 23 31.71 46.759 .756 .858

ITEM 24 31.44 47.406 .590 .861

ITEM 25 30.74 46.564 .340 .872

ITEM 26 31.50 46.621 .519 .862

ITEM 27 31.06 44.542 .603 .859

ITEM 28 31.15 45.281 .498 .864


72

ITEM 30 31.35 47.023 .449 .865

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

33.00 51.758 7.194 20


73

Lampiran 5

Skala kepercayaan diri

(sebelum uji coba)

ANGKET

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI ANAK

➢ Petunjuk pengisian :

7. Isilah terlebih dahulu identitas anak

8. Bacalah setiap pertanyaan dengan saksama

9. Pilih jawaban pertanyaan sesuai keadaaan yang sebenarnya


denganmemberikan tanda (√) pada alternative jawaban

➢ Keterangan :SL : selalu SR : sering

KK : kadang-kadangTP : tidak pernah

Nama Anak :Usia Anak :

No Pernyataan Jawaban

SL SR KK TP

1 Anak saya terlihat mampu mengerjakan suatu

hal dengan baik


74

2 Anak saya tidak berani mengerjakan soal di

depan kelas.

3 Anak Saya sangat menyukai tantangan seperti

meniti papan titian dihalaman sekolah

4 Anak saya memiliki keberanian dalam

mengikuti lomba yang diadakan sekolah

5 Anak saya menangis ketika sesuatu yang dia

inginkan tidak ia dapatkan

6 Anak saya tidak pernah menangis ketika saya

tinggalkan untuk bepergian

7 Ketika mengerjakan tugas sekolah anak saya

terlihat tenang dan mampu menyelesaikannya

8 Anak saya mudah cemas ketika menghadapi hal

yang baru

9 Setelah bermain di dalam rumah anak saya tidak

merapikan mainannya

10 Saat pulang sekolah anak saya selalu

meletakkan tasnya ditempat yang telahdisediakan

11 Anak saya terlihat sungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas yang diberikan

12 Anak saya sulit bergaul dengan orang yang


75

belum dikenal.

13 Anak saya lebih suka menyendiri daripada

berbaur dengan teman yang lain.

14 Anak saya terlihat banyak bicara dan aktif

sketika bermain bersama teman-temannya

15 Anak saya tidak pernah minta ditemani saat

tidur

16 Anak Saya selalu meminta bantuan ketika

melakukan sesuatu

17 Anak saya selalu bilang tidak bisa saat saya

suruh mengambil makan sendiri didapur

18 Ketika akan berangkat sekolah anak saya mampu


memakai baju tanpa bantuan dari orang

lain

19 Anak saya suka membokar mainannya

20 Anak saya tidak berani bertanya kepada orang

yang lebih tua darinya

21 Anak saya suka mempelajari hal-hal baru

ditemuinya

22 Anak saya terlihat gugup ketika berbicara


76

didepan umum

23 Anak saya terlihat banyak bicara sama siapapun

24 Anak saya memiliki kosa-kata yang baik

25 Anak saya tidak mudah menangis saat di ejek

temannya

26 Anak saya tidak senang belajar dan mengatakan

bahwa dirinya tidak bisa

27 Anak saya selalu ingin mencoba pertama kali

saat belajar melipat kertas origami di kelas

28 Anak saya tidak berani menyampaikan

pendapatnya

29 Anak saya selalu mengatakan apa yang dia suka

dan apa yang tidak dia suka

30 Ketika orang lain salah menyebutkan sesuatu

anak saya langsung protes


77

Lampiran 6

Skala kepercayaan diri

(sesudah uji coba)

ANGKET

ANGKET KEPERCAYAAN DIRI ANAK

➢ Petunjuk pengisian :

10. Isilah terlebih dahulu identitas anak

11. Bacalah setiap pertanyaan dengan saksama

12. Pilih jawaban pertanyaan sesuai keadaaan yang sebenarnya


denganmemberikan tanda (√) pada alternative jawaban

➢ Keterangan :SL : selalu SR : sering

KK : kadang-kadangTP : tidak pernah

Nama Anak :Usia Anak :

No Pernyataan Jawaban

SL SR KK TP

1 Anak saya terlihat mampu mengerjakan suatu

hal dengan baik

2 Anak saya tidak berani mengerjakan soal di


78

depan kelas.

3 Anak Saya sangat menyukai tantangan seperti

meniti papan titian dihalaman sekolah

4 Anak saya memiliki keberanian dalam

mengikuti lomba yang diadakan sekolah

5 Anak saya tidak pernah menangis ketika saya

tinggalkan untuk bepergian

6 Ketika mengerjakan tugas sekolah anak saya

terlihat tenang dan mampu menyelesaikannya

7 Anak saya mudah cemas ketika menghadapi hal

yang baru

8 Setelah bermain di dalam rumah anak saya tidak

merapikan mainannya

9 Saat pulang sekolah anak saya selalu

meletakkan tasnya ditempat yang telahdisediakan

10 Anak saya terlihat sungguh-sungguh dalam

mengerjakan tugas yang diberikan

11 Anak saya sulit bergaul dengan orang yang

belum dikenal.

12 Anak saya lebih suka menyendiri daripada

berbaur dengan teman yang lain.


79

13 Anak saya terlihat banyak bicara dan aktif

sketika bermain bersama teman-temannya

14 Anak saya selalu bilang tidak bisa saat saya

suruh mengambil makan sendiri didapur

15 Ketika akan berangkat sekolah anak saya mampu


memakai baju tanpa bantuan dari orang

lain

16 Anak saya suka mempelajari hal-hal baru

ditemuinya

17 Anak saya memiliki kosa-kata yang baik

18 Anak saya tidak senang belajar dan mengatakan

bahwa dirinya tidak bisa

19 Anak saya selalu mengatakan apa yang dia suka

dan apa yang tidak dia suka


80

Lampiran 7

UJI RELIABILITAS

SKALA kepercayaan diri

(SETELAH UJI COBA)

PERCAYA DIRI

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 34 100.0

Excludeda 0 .0

Total 34 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.892 19
81

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM 1 2.97 1.000 34

ITEM 2 3.29 .676 34

ITEM 3 2.53 1.051 34

ITEM 4 2.76 1.103 34

ITEM 6 2.26 1.024 34

ITEM 7 2.97 .969 34

ITEM 8 3.09 .668 34

ITEM 9 2.68 .945 34

ITEM 10 2.59 1.019 34

ITEM 11 3.15 1.019 34

ITEM 12 2.85 1.077 34

ITEM 13 3.47 .748 34

ITEM 14 3.21 1.067 34

ITEM 17 3.06 .814 34

ITEM 18 2.41 1.019 34

ITEM 21 3.09 .830 34

ITEM 24 3.06 1.043 34

ITEM 26 3.15 .857 34

ITEM 29 3.26 .931 34


82

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

ITEM 1 52.88 93.683 .820 .877

ITEM 2 52.56 103.042 .514 .888

ITEM 3 53.32 100.953 .402 .891

ITEM 4 53.09 99.719 .437 .890

ITEM 6 53.59 98.250 .554 .886

ITEM 7 52.88 101.137 .435 .889

ITEM 8 52.76 104.367 .420 .890

ITEM 9 53.18 97.847 .632 .883

ITEM 10 53.26 98.867 .526 .887

ITEM 11 52.71 101.365 .397 .891

ITEM 12 53.00 99.939 .439 .890

ITEM 13 52.38 104.183 .380 .891

ITEM 14 52.65 95.084 .689 .881

ITEM 17 52.79 98.714 .691 .882

ITEM 18 53.44 99.648 .485 .888

ITEM 21 52.76 102.791 .420 .890

ITEM 24 52.79 100.835 .412 .891

ITEM 26 52.71 98.153 .687 .882

ITEM 29 52.59 97.947 .637 .883


83

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

55.85 110.553 10.514 19


84

Lampiran 8

Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 34

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 6.78979152

Most Extreme Differences Absolute .114

Positive .096

Negative -.114

Test Statistic .114

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.


85

Lampiran 9

Uji linearitas

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

kepercayaan diri * kekerasan 34 100.0% 0 0.0% 34 100.0%


verbal

Report

kepercayaan diri

kekerasan verbal Mean N Std. Deviation

24.00 65.5000 2 .70711

25.00 61.5000 2 3.53553

27.00 54.0000 1 .

28.00 65.0000 2 5.65685

29.00 61.5000 2 10.60660

30.00 62.0000 3 5.56776

31.00 67.0000 1 .

32.00 51.6667 3 12.66228

33.00 55.3333 3 4.93288

34.00 53.0000 1 .

35.00 57.6667 3 4.04145

36.00 63.5000 2 3.53553


86

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

kepercayaan diri * Between Groups (Combined) 762.348 15 50.823 .936 .546


kekerasan verbal
Linearity 218.423 1 218.423 4.022 .060

Deviation from Linearity 543.925 14 38.852 .715 .735

Within Groups 977.417 18 54.301

Total 1739.765 33

40.00 56.2500 4 10.04573

41.00 49.0000 1 .

43.00 56.6667 3 4.50925

58.00 52.0000 1 .

Total 58.3529 34 7.26086

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

kepercayaan diri * kekerasan -.354 .126 .662 .438


verbal
87

Lampiran 10

Uji korelasi

Correlations

kekerasan verbal kepercayaan diri

kekerasan verbal Pearson Correlation 1 -.354*

Sig. (2-tailed) .040

N 34 34

kepercayaan diri Pearson Correlation -.354* 1

Sig. (2-tailed) .040

N 34 34

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


88

Lampiran 11
Link Angket

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSd1pXl2xG2QTjQZ4tWGmO2eEoy
77S2H2kBFCaLJQIjkYI6fnA/viewform?usp=sf_link
89

Lampiran 12

Respon Angket melalui Google Form


90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107

Lampiran 13
108

Lampiran 14
109

Lampiran 15
110

Lampiran 16
SURAT PERMOHONAN JUDGEMENT INSTRUMEN
Kepada Yth.
Bapak/Ibu
Tuti Kartika, S.Pd
di Tempat

Dengan Hormat,
Dalam rangka penelitian yang akan dilakukan, bersama ini saya:

Nama : Sulaeman Irfan Maulana


NIM : 1702171
Program Studi : PGPAUD Kampus UPI Cibiru

Bermaksud untuk mengajukan permohonan judgement intrumen penelitian


skripsi yang berjudul “Pengaruh Kekerasan Verbal Orang Tua Terhadap Rasa
Percaya Diri Anak Usia 4-6 Tahun”. Peneliti mengajukan permohonan kepada
Ibu untuk bisa memberikan judgement (penilaian) dan saran demi mendapatkan
instrument yang layak untuk diterapkan. Atas bantuan dan kesediaannya, saya
mengucapkan terima kasih.

Bandung, Juli 2021


Hormat saya,

Sulaeman Irfan Maulana


NIM. 1702171
111

LEMBAR EXPERT JUDGMENT


SURAT KETERANGAN VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tuti Kartika, S.Pd
Setelah membaca, menelaah dan mencermati instrumen penelitian berupa
lembar penilaian instrumen yang akan digunakan untuk penelitian berjudul
“Pengaruh Kekerasan Verbal Orang Tua Terhadap Rasa Percaya Diri Anak
Usia 4-6 Tahun”. yang dibuat oleh:
Nama : Sulaeman Irfan Maulana
NIM : 1702171
Prodi Studi : PGPAUD Kampus UPI Cibiru
Dengan ini menyatakan instrument lembar penilaian produk tersebut (√)
Layak digunakan untuk mengambil data tanpa revisi
V Layak digunakan untuk mengambil data dengan revisi sesuai saran
Tidak layak

Catatan (bila perlu):

Demikian keterangan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.


Bandung, Juli 2021
Validator

Tuti Kartika, S.Pd


112

Lampiran 17

IDENTITAS PRIBADI
Nama Lengkap : Sulaeman Irfan Maulana
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 6 Februari 1999
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Program Studi : PGPAUD
Status Marital :
Alamat : Pangaritan RT 002 RW 007 No 26 Kelurahan
Cipadung Kulon Kecamatan Panyileukan Kota
Bandung Provinsi Jawa Barat

Pembimbing I
Nama : Dr. Nenden Ineu Herawati, M. Pd.
NIP : 195905261988032001
Alamat : Jalan Merkuri Selatan No 11 RT 06 RW 08
No. Tlp/HP : 082214938934

Pembimbing II
Nama : Endah Silawati, M. Pd.
NIP : 198110312010122003
Alamat :
No. Tlp/HP : 085210367787
113

Lampiran 18

LEMBAR PENGESAHAN KEUANGAN DAN ADMINISTRASI

Mahasiswa tersebut dinyatakan sebagai mahasiswa aktif dan berhak mengikuti


Bimbingan Skripsi yang dinyatakan dengan:

1. Resi Pembayaran SPP


a. Nomor Resi : 20012021
b. Tanggal : 20 januari 2021
c. Bank : BNI
d. Semester : 8 ( delapan )
e. Tahun Akademik : 2021

2. Telah lulus semua mata kuliah, sesuai dengan data nilai sementara
dari Sistem Informasi Akademik (SIAK).
3. Judul Skripsi yang disetujui
Pengaruh Kekerasan Verbal Orang Tua Terhadap Rasa Percaya Diri
Anak Usia 4-6 Tahun
Bandung, Agustus 2021
Kasi Akademik & Kemahasiswaan,

Didi Warsidi, S. AP
NIP 197203111994031001
114

Lampiran 19
PELAKSANAAN BIMBINGAN
PEMBIMBING 1 (SATU)
PERT. TANGGAL HAL YANG SARAN PARAF
KE- DIKONSULTASIKAN PERBAIKAN PEMBIMBING
1. 11 maret Penjelasan Teknis Latar Belakang
2021 Bimbingan Berdasarkan Teori

2. 26 maret BAB I Revisi Sistematika


2021 organisasi skripsi

3. 28 april BAB I ACC, lanjut BAB II


2021
4. 22 juli 2021 BAB II Revisi Sistematika
Penulisan
5. 25 juli 2021 BAB II Tambahkan
Penelitian yang
Relevan
6. 26 juli 2021 BAB II ACC, lanjut BAB
III
7. 30 juli 2021 BAB III Revisi Tabel tidak
dipotong
8. 2 Agustus BAB IV Bahas temuan
2021 didukung teori
9. 13 agustus BAB V Tidak memuat
2021 angka
10. 20 Agustus Lanjut Daftar
2021 Sidang

Mengetahui, Bandung, Agustus 2021


Ketua Program Studi PGPAUD Pembimbing I
Kampus UPI di Cibiru

Dr. Hj. Leli Halimah, M.Pd. Dr. Nenden Ineu Herawati, M. Pd.
NIP 195909011984032001 NIP 195905261988032001
115

PELAKSANAAN BIMBINGAN

PEMBIMBING 2 (DUA)
PERT. TANGGAL HAL YANG SARAN PARAF
KE- DIKONSULTASIKAN PERBAIKAN PEMBIMBING
1. 09 April Rumusan Masalah Rumuskan sesuai
2021 variabel
2. 30 April BAB I ACC
2021
3. 11 juni BAB II Tambahkan teori
2021 bersangkutan
4. 18 juni BAB II ACC
2021
5. 01 juli BAB III Perbaiki teknik
2021 sampling
6. 16 juli BAB III Buat Angket
2021 Skala likert
7. 22 juli BAB III ACC
2021
8. 04 agustus BAB IV ACC
2021
9. 16 agustus Pembahasan Ubah Perpoint
2021
10. 19 agustus Draft Skripsi Perbaiki Cara
2021 Penulisan
11. 20 Agustus ACC BAB V Daftar Sidang
2021

Mengetahui, Bandung, Agustus 2021


Ketua Program Studi PGPAUD Pembimbing I
Kampus UPI di Cibiru

Dr. Hj. Leli Halimah, M.Pd. Endah Silawati, M. Pd.


NIP 195909011984032001 NIP 198110312010122003
116

Lampiran 20

BIODATA PENULIS

Sulaeman Irfan Maulana merupakan mahasiswa


semester 8 jurusan S-1 PGPAUD Kampus Universitas
Pendidikan Indonesia di Cibiru yang lahir di Bandung, 6
Februari 1999. Penulis bertempat tinggal di Pangaritan
RT 002 RW 007 no 26 Kelurahan Cipadung Kulon
Kecamatan Panyileukan Kota Bandung Provinsi Jawa
Barat. Penulis merupakan anak kelima dari lima
bersaudara dari Bapak Tosin Rohaedi dan ibu Popon.
Riwayat pendidikan penulis yaitu bersekolah di TK Bunga Bangsa pada tahun
2004-2005 kemudian melanjutkan ke SD Negeri Sukarela 01 pada tahun 2005-
2011, SMP Negeri 46 Bandung pada tahun 2011-2014, SMA Negeri 10 Bandung
pada tahun 2014-2017, dan masuk UPI Kampus Cibiru pada tahun 2017-2021
melalui jalur SNMPTN.
Semasa perkuliahan, penulis aktif di Organisasi Kemahasiswaan
(ORMAWA) kampus, yaitu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tahun 2019.
Penulis aktif juga diberbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kampus,
diantaranya BOMA UPI Kampus Cibiru (2018-2020) dan Pramuka Racana Kelana
Bayu-Purbasari (2018-2020), serta KSR PMI Unit Kampus di Cibiru (2019-2020)
Selain mengikuti berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kampus, penulis juga
sering terlibat di dalam kepanitian pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan
oleh BEM maupun lembaga kampus. Saat ini penulis sedang menyelesaikan skripsi
sebagai tugas akhir dan amanah akademik yang harus dituntaskan.

Anda mungkin juga menyukai