Tugas Besar Proyek I Perancangan Konstruksi Jembatan
Tugas Besar Proyek I Perancangan Konstruksi Jembatan
Tugas Besar Proyek I Perancangan Konstruksi Jembatan
Dibuat untuk memenuhi nilai pada Mata Kuliah Proyek Mini Perancangan
Kontruksi Jembatan di Program Studi Teknik Sipil
Dosen Pengampu :
Debby Sinta Devi, S.T., M.T.
Disusun Oleh :
Muhammad Andriansyah
2019250063
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Besar Proyek I ini tepat pada waktunya.
Tugas besar ini berisikan tentang perhitungan perencanaan rangka jembatan
baja, yang dimulai dari kelengkapan data teknik jembatan sampai dengan gambar
jembatan lengkap dengan sambungan.
Keberhasilan dalam menyelesaikan laporan Tugas Besar Proyek I ini tidak
lepas dari bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
atas selesainya Tugas Besar ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Denie Chandra, S.T., M.T., IPM selaku Dosen Mata Kuliah Proyek
I (Perencanaan Konstruksi Jembatan).
2. Ibu Debby Sinta Devi, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Proyek I (Perencanaan Konstruksi Jembatan).
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Besar Proyek I ini masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Besar Proyek I (Perencanaan
Konstruksi Jembatan) ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beban Yang Bekerja Pada Jembatan.........................................2
2.2. Beton Prategan...........................................................................4
BAB III PERENCANAAN KONSTRUKSI JEMBATAN
3.1. Perencanaan Struktur Atas ..........................................................7
3.1.1. Plat Lantai Kendaraan............................................................7
3.1.2. Sandaran...............................................................................16
3.2. Perencanaan Struktur Bawah .................................................... 20
3.2.1. Plat Injak..............................................................................20
3.2.2. Pondasi................................................................................ 22
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan.................................................................................41
4.2. Saran...........................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................42
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu mengolah, menganalisa, dan merencanakan
suatu jembatan rangka baja sesuai dengan ilmu yang telah dipelajari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Selain beban mati beban lalu lintas yang melewati jembatan harus
diperhitungkan juga. Beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri atas
beban lajur "D" dan beban truk "T". Beban lajur "D" bekerja pada seluruh lebar
jalur kendaraan dan menimbulkan pengaruh pada jembatan yang ekuivalen
dengan suatu iring-iringan kendaraan yang sebenarnya. Jumlah total beban lajur
"D" yang bekerja tergantung pada lebar jalur kendaraan itu sendiri. Beban lajur
"D" terdiri atas beban terbagi rata (BTR) yang digabung dengan beban garis
(BGT) seperti terlihat dalam Gambar 1. Beban terbagi rata (BTR) mempunyai
intensitas q kPa dengan besaran q tergantung pada panjang total yang dibebani L
yaitu seperti berikut :
tegak lurus terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah
49.0 kN/m. Selain beban “D”, terdapat beban lalu lintas lainnya yaitu beban truk
"T". Beban truk "T" tidak dapat digunakan bersamaan dengan beban “D”. Beban
truk dapat digunakan untuk perhitungan struktur lantai.
yang dikenal sebagai beton bertulang ( reinforced concrete). Jadi pada beton
bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan Tarik
dipikul oleh baja sebagai penulangan (rebar). Sehingga pada beton bertulang,
penampang beton tidak dapat efektif 100 % digunakan, karena bagian yang
tertarik tidak diperhitungkan sebagai pemikul tegangan. Hal ini dapat dilihat pada
sketsa gambar dibawah ini. Suatu penampang beton bertulang dimana penampang
beton yang diperhitungkan untuk memikul tegangan tekan adalah bagian diatas
garis netral (bagian yang diarsir), sedangkan bagian dibawah garis netral adalah
bagian tarik yang tidak diperhitungkan untuk memikul gaya tarik karena beton
tidak tahan terhadap tegangan tarik.
Gaya tarik pada beton bertulang dipikul oleh besi penulangan (rebar).
Kelemahan lain dari konstruksi beton bertulang adalah berat sendiri (self weights)
yang besar, yaitu 2400 kg/m3, dapat dibayangkan berapa berat penampang yang
tidak diperhitungkan untuk memikul tegangan (bagian tarik). Untuk mengatasi ini
pada beton diberi tekanan awal sebelum beban- beban bekerja, sehingga seluruh
penampang beton dalam keadaan tertekan seluruhnya, inilah yang kemudian
disebut beton pratekan atau beton prategang (prestressed concrete).
Dengan memberikan tekanan terlebih dahulu (pratekan) pada bahan beton
yang pada dasarnya getas akan menjadi bahan yang elastis. Dengan memberikan
tekanan (dengan menarik baja mutu tinggi), beton yang bersifat getas dan kuat
memikul tekanan, akibat adanya tekanan internal ini dapat memikul tegangan
tarik akibat beban eksternal. Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar 4.
Akibat diberi gaya tekan (gaya prategang) F yang bekerja pada pusat berat
penampang beton akan memberikan tegangan tekan yang merata diseluruh
penampang beton sebaesar F/A, dimana A adalah luas penampang beton tersebut.
6
Akibat beban merata (termasuk berat sendiri beton) akan memberikan tegangan
tarik dibawah garis netral dan tegangan tekan diatas garis netral yang besarnya
pada serat terluar penampang adalah :
7
BAB III
Mutu Baja
- Baja Tulangan D > 12 mm = U-39
- Tegangan Leleh Baja (fy) = 39 x 10 = 390 Mpa
- Baja Tulangan D ≤ 12 mm = U-24
- Tegangan Leleh Baja (fy) = 24 x 10 = 240 Mpa
Specific Gravity
- Beton Bertulang/Pratekan ( γ c ) = 2500 kN /m3
- Beton Tidak Bertulang/Rabat (γ ' w ) = 2400 kN /m3
- Perkerasan Jalan Beraspal (γ a ) = 2200 kN /m3
- Berat Jenis Air ( γ w ) = 1000 kN /m3
7
8
b). Pembebanan
1. Beban Tetap (Mati)
Beban tetap per 1 m2 adalah sebagai berikut :
Berat sendiri plat = 0,2 x 1 x 2500 = 500 kg/m
Berat perkerasan aspal = 0,035 x 1 x 2200 = 77 kg/m
Berat air hujan = 0,05 x 1 x 1000 = 50
kg/m
Jumlah qd = 625 kg/m
qu = 1,2 x qd
= 1,2 x 625
= 750 kg/m = 7,50 kN/m
Perhitungan koefisien momen maksimum diambil dari Tabel
GTBPP hal.24:
1 2 1
Mlap = ql = x 7,50 x 1,52 = 1,53 kNm
11 11
1 1
Mtump = qL2 = x 7,50 x 1,52 = 1,69 kNm
10 10
2. Beban Hidup
Distribusi beban pada lantai jembatan akibat beban roda kendaraan,
T = 10 Ton (PPPJJR 1987, Hal 5) yaitu beban yang merupakan
kendaraan truk yang mempunyai beban roda ganda (dual wheel load).
Karena lebar lantai jembatan ≥ 5,5 m, maka ditinjau terhadap 2
kondisi:
L y = 17 m
by=b+2 (
tan 45˚ )
1
15 = 30 + (2 x 15) = 60 cm
= 1,6 t /m2
9
1
0
Faktor pembebanan :
qu =Bxq
= 1,6 x 166,67
= 266,67 kN/m
Reaksi tumpuan :
1
qu x bx ( bx +0,35)
Ra = 2
Lx
266,67 x 0,8(0,4+0,35)
=
1,5
= 106,67 kN
Momen maximum yang terjadi di tengah bentang :
Mo ( )
1 1
= Ra x L x −¿ qu x ¿
2 2
= 106,67 x 0,75 – 133,34 x ¿
= 80,00 - 21,33
= 58,67 kNm
- Kondisi II (2 roda berdekatan jarak 100 cm ditengah plat) :
Maka Sa = ( 34 ) a+( 34 )r . L
x
= ( ) ( 0,80 ) +( )( )(1,5)
3 3 2
4 4 3
= 1,35 m = 135 cm
Lebar kerja plat beban tidak berdiri di tengah :
Ly > r Lx
11
1
2
Maka Sa = ( 34 ) a+( 14 )r . L
x
= ( ) ( 0,80 ) +( )( )(1,5)
3 1 2
4 4 3
= 0,85 m = 85 cm
Sb =a
Sb = 80 cm
Maka lebar kerja manfaat plat yang menentukan
Sa = 85 cm
Sb = 80 cm
Momen :
= 1,69 + 42,22
= 43,91 kNm
MLy = 32,21 kNm
c). Penulangan
1. Penulangan (arah x lapangan)
13
1
4
1384 mm2
Digunakan D16 :
1 2
A = D = 201 mm2
4
Jarak tulangan yang diperlukan :
A .b 201 x 1000
S = = = 145 mm ≈ 150 mm
As 1384
Jumlah tulangan yang diperlukan :
As 1385
n = = = 6,89
A 201
≈7
Digunakan tulangan :
As’ =Axn = 201 x 7 = 1407 mm2
Maka, Dipakai tulangan ϕ16 – 150 (As’ = 1407 mm2 )
Kontrol kapasitas penampang :
As ' . fy 1407 . 280
F= = = 0,122
b . dx . RI 1000. 152 .21,25
Maka :
Fmin < F < Fmax
0,066 < 0,122 < 0,434 ......................... OK!!!!
Kontrol rasio penulangan :
450 Ri 450 21,25
ρmax = β1 x = 0,85 x = 0,033
600+ Fy Fy 600+280 280
1,4 1,4
ρmin = = =
Fy 280
0,005
As ' 1407
ρ = = =
b . dx 1000. 152
0,009
Maka :
ρmax < ρ < ρ m ∈¿¿
MT x 43,91
Mu = = = 54,89 kNm
0,80 0,80
dx = h – p – ½ D tul utama
16
= 200 – 40 –
2
= 152 mm
−3
Mu 54,89 x 10
K = 2 = = 0, 11
b . dx . RI ( 1 ) (0,152)2 . 21,25
F = 1− √ 1−2 K = 0,11
Maka :
Fmin < F < Fmax
RI 21,25
As = F . b . dx . = 0,11 .1000 . 152 . =
Fy 280
1269 mm2
Maka, Dipakai tulangan ϕ16 – 150 (As’ = 1407 mm2 )
Kontrol kapasitas penampang :
As ' . fy 1407 . 280
F= = = 0,122
b . dx . RI 1000. 152 .21,25
Maka :
Fmin < F < Fmax
0,066 < 0,122 < 0,434 ......................... OK!!!!
Kontrol rasio penulangan :
As ' 1407
ρ= = = 0,009
b . dx 1000. 152
Maka :
ρmax < ρ < ρ min
0,005 < 0,009 < 0,033 ............................. OK!!!!
3. Penulangan (arah y lapangan)
MLy = 32,21 kNm
ML y 32,21
Mn = = = 40,26 kNm
0,80 0,80
dy = h – p – ½ D tul utama – D tul. utama
= 200 – 40 – ½ . 16 - 16
15
1
6
= 168 mm
Mn 40,26 x 10−3
K = = = 0,07
b . dx 2 . RI ( 1 ) (0,168)2 . 21,25
F = 1− √ 1−2 K = 0,07
Maka :
Fmin < F < Fmax
RI 21,25
As = F . b . dx . = 0,07 . 1000 .168 . = 892
Fy 280
2
mm
Maka, Dipakai tulangan ϕ16 – 150 (As’ = 1407 mm2 )
Kontrol kapasitas penampang :
As ' . fy 1407 . 280
F= = = 0,110
b . dx . RI 1000. 168 . 21,25
Maka :
Fmin < F < Fmax
0,066 < 0,110 < 0,434 ......................... OK!!!!
Kontrol rasio penulangan :
As ' 1407
ρ= = = 0,008
b . dx 1000. 168
Maka :
ρmax < ρ < ρ min
3.1.2. Sandaran
1. Pipa Sandaran
a) Data Perencanaan
Spesifikasi :
- Mutu beton (fc) = 25 Mpa (250 Kg/cm2)
- Mutu tulangan baja (fy) = 240 Mpa (2400 Kg/cm2)
- Muatan horizontal = 100 Kg/m
- Tinggi tiang sandaran = 50 cm
- Jarak tiang sandaran (L) = 200 cm
- Pipa sandaran :
a. Ǿ 76,3 mm menggunakan BJ 37 (σijin = 1600 kg/cm2)
b. t = 2,4 mm
c. G = 4,37 Kg/m
d. W = 9,98 cm3 (Ir. Sunggono KH. Hal 299)
b) Pembebanan
Beban Vertikal :
- Beban mati = 4,73 kg/m (berat pipa)
- Beban hidup = 100 kg/m
- qVertikal (qv) = (1,2 x 4,73) + (1,6 x 100)
= 165,68 kg/m
Beban Horizontal = 100 kg/m
c) Perhitungan
R = √( qv2 )+ H 2 = √ (165,682)+ 1002
Cek kekuatan pipa :
1 1
Mmax = x R x L2 = x 193,52 x 22 = 9676 kg.m
8 8
17
1
8
2. Tiang Sandaran
a) Data Perencanaan
Direncanakan dengan ukuran 15/20, yang mampu menahan beban
horizontal sebesar 100 kg dan railing sandaran
- b = 15 cm
- h = 20 cm
- Selimut Beton (p) = 4 cm
- Jarak Tiang Sandaran (L) = 200 cm
- Mutu Beton (fy) = 320 Mpa
- Mutu Baja U-39 (fc’) = 2250 kg /cm2 (22,5 Mpa)
- Ø Tulangan = 12 mm
- Ø Begel = 8 mm
1
- Tulangan Utama (d) =h–p– ØTulangan - ØBegel
2
1
= 200 – 40 – 12 - 8
2
= 146 mm
b) Pembebanan
Gaya momen H sampai ujung trotoar (letak H = 90 cm dari trotoar) :
h = 0,9 + 0,25 = 1,15 m
Muatan horizontal 100 kg/m
Mu = P . L. h
= 100 . 2 . 1,15
= 230 kgm = 2,3 kNm
1
9
19
2
0
As ' 226
ρ = = =
b . dx 150. 146
0,010
Maka :
ρmax < ρ < ρ min
0,005 < 0,010 < 0,032 ............................. OK!!!!
Perhitungan tulangan geser
V = 100 kg
V 100
Vu = = = 167 kg = 1670 N
φ 0,6
Vc = 0,2 . λ . √ fc .b . d
= 0,2 .1 . √ 25 .150 . 156
= 23400 N > Vu = 1670 N ; Maka tidak perlu tulangan
geser
Dipakai sengkang praktis Ø 8 – 200
2
1
21
2
2
3.2.2. Pondasi
a) Data Perencanaan
Spesifikasi :
- Tebal plat (h) = 20 cm
- Mutu Beton (fc’) = 25 Mpa
23
2
4
b) Pembebanan
Berat konstruksi bangunan atas :
Beban P pada
16,5 2 100 3300
T. sandaran
Total 5806,35
b. Trotoar (Q2)
Beton tumbuk 0,2
16,5 2 1 2200 18150
trotoar 5
Beban di atas 16,5 2 500 1 16500
trotoar
Total 34650
Besi pipa D 5
inch cucuran 2 1,75 11 14,4 554,4
air hujan
Besi sudut
16,5 2 5,42 178,86
trotoar 60.60.6
Total 1083,06
25
2
6
6,40 12 1,30+1,30
P1 = (12 x + x ) x 1,30 = 17,160 ton
7 2 7
Beban yang dipikul oleh kepala jembatan akibat beban berat sendiri dan
muatan “D” adalah setengah bentang jembatan
QDL+ PLL 280,872+ 69,069
P= = = 174,970 ton
2 2
uk.
Panjang Lebar γbeton/ γtanah berat
Jenis Abutment
(m) (m) (t/m3) (ton)
(m)
G1 5,00 1,25 7,00 2,40 105,00
G2 2,98 1,00 7,00 2,40 49,98
G3 6,75 1,70 7,00 2,40 192,78
G4 1,70 0,45 7,00 2,40 12,85
G5 0,90 0,75 7,00 2,40 11,34
G6 0,90 0,75 7,00 2,40 5,67
G7 0,90 0,75 7,00 1,70 4,02
G8 1,70 1,20 7,00 1,70 24,28
G9 1,50 0,75 7,00 1,70 13,39
G10 5,25 1,65 7,00 1,70 103,08
G11 1,65 1,00 7,00 1,70 19,64
Total 542,02
Berat kepala jembatan = 542,02
Berat bangunan atas (P) = 174,970
G = 542,02 + 174,970 = 717 ton
717
G per meter panjang = = 102 ton/m
7
27
2
8
Menurut pasal 1.4 PPPJJR 1987 beban kendaraan di belakang bangunan penahan
tanah diperhitungkan senilai dengan muatan tanah setinggi 60 cm atau 0,60 m
qx = γ . h = 1,70 . 0,6 0 = 1,020 t/m2
Akibat plat injak + aspal
qp = 0,2. 2,4 + 0,035 . 2,2 = 0,557 t/m2
q = 1,020 + 0,557 = 1,577 t/m2
φ
Ka = tg2 - ( 45˚ − )
2
45
= tg2 - ( 45˚ − )
2
= 0,172
Dalam satu lajur (R) = 5% dari muatan “D” tanpa faktor kejut
K=ƐxG
Dimana: K = Gaya horizontal
G = Muatan mati pada konstruksi (kN)
Ɛ = Koefisien gempa
Pengaruh gempa bumi pada jembatan diperhitungkan senilai dengan
pengaruh suatu gaya horizontal yang bekerja pada titik berat konstruksi
yang ditinjau dalam arah yang paling berbahaya
Wt
Waktu getar, T =2. π .( ) = 0,4161 detik
g . Kp
Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium).
Lokasi wilayah gempa Wilayah = 2
Koefisien geser dasar, C = 0,553
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton beton
bertulang, maka faktor tipe struktur dihitung dengan rumus,
S = 1.0 x F
Untuk, F = 1.25 - 0.025 . n dan F harus diambil ≥ 1
dengan,
F = faktor perangkaan,
n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur.
29
3
0
ƩG . F 102 . 1
Kontrol pondasi terhadap geser = = = 2,196 > 2 (Aman terhadap
ƩH 46,444
geser)
31
3
2
ƩMv = 186,69 + 6,57 + 2,96 + 1,14 + 61,55 + 15,26 + 8,86 + 12,48 + 2,16
ƩMv = 297,67 ton . m
ƩMv 297,67
Kontrol Pondasi Terhadap Guling = = = 2,85 > 2 (Aman terhadap
ƩMh 104,51
guling)
Ta1 = q . λa . h
= 2,902 ton/m
Ta2 = ½ . λa . γ . h
= 16,378 ton/m
33
3
4
Gv M
σ = ±
F W
717 (−143,78)
= ±
35,00 29,17
= 20,48 ± (-4,93)
σ1 = 20,48 + (-4,93) = 15,55 ton/m2
σ2 = 20,48 - (-4,93) = 25,41 ton/m2
3
5
Diagram Tegangan :
Perkiraan panjang tiang ditentukan dari data hasil sondir dikurangi ±4d dari nilai
pembacaan ujung konus dan jumlah hambatan pelekat (NK & JHP) pada grafik
sondir :
Misalnya di contoh ini :
Nilai konus pada kedalaman 10,00 m = 2400 t/m2 = 240 kg/cm2
Ukuran sumuran =D-2m
Luasan (A) = 35000 m2
Panjang sumuran = 10,00 m – 4d = 10 – (4 . 0,02) = 9,92 m
Angka keamanan (SF) = 2,5
K. A 240 .35000
Daya dukung yang diizinkan untk 1 tiang (Qizin) = = =
2,5 2,5
3360000 kg
P 716800
Jumlah tiang pancang (n) = = = 0,21 ≈ 2 sumuran
Qizin 3360000
Dipasang 2 titik tiang pancang dengan panjang 10,00 m posisi 1 x 2 dengan jarak
6,0 m
35
3
6
15,55+ 25,41
q= = 20,48 ton/m2
2
Titik C
3 EL 4 EL
fCB : fCD == : = 2,00 : 5,00
2,00 0,60
2,00
fCB = = 0,29
7,00
5,00
fCD = = 0,71
7,00
37
3
8
1
MBA = - q . l2
8
1
=- (123) (0,6)2
8
= -5,535 ton . m
1
MBC = q . l2
12
1
= (123) (0,6)2
12
= 3,69 ton . m
Tabellaris Momen :
T. Simpul A B C D
Batang AB BA BC CB CD DC
- 0,0000 0,0000 -
Free Body :
ƩMB = 0
1 MBA
VA = q . l2 +
2 l
1 −23,735
= (123) (0,6) +
2 0,6
= -2,658 ton
ƩMA = 0
1 MBA
VBki = q.l+
2 l
39
4
0
1 23,735
= (123) (0,6) +
2 0,6
= 76,458 ton
Mx = VA . x – ½ q . x2
dMx
= 0 ; VA – qx =0
dx
VA −2,658
x = = = -0,022 m
q 123
ƩMC = 0
1 MBC MCB
VBka = q.l- +
2 l l
1 0,05 −0,05
= (123) (0,6) - +
2 0,6 0,6
= 36,900 ton
ƩMB = 0
1 MBC MCB
VCk = q.l- +
2 l l
1 0,05 −0,05
= (123) (0,6) - +
2 0,6 0,6
= 36,900 ton
Mx = VB . x – ½ q . x2 - MBC
dMx
= 0 ; VA – qx =0
dx
VA 36,900
x = = = 0,300 m
q 123
Pembesian :
Mmax = 21595,15 kg . m
d = 50 cm
h = 50 – 5 = 45 cm
Momen maksimum akibat tegangan itu akan diterima oleh daerah kritis dan akan
mengalami geser pons (PBI 1971 Hal. 149)
45
45
Ca =
√ 22 x 21595,15 = 11,72 = 3,84
2,50 x 1400
σa
σ = 0,2 ; φ0 =
n . σb
1400
φ0 = = 0,868
22,2. 72
41
4
2
Kontrol tegangan :
σa = 1400 kg/cm2
σa 1400
σ’b = = = 22,11 kg/cm2 < 72 kg/cm2
n . φ 22,2. 72
Tulangan :
Di dalam daerah kritis diperlukan besi :
0,04774
A=ω.b.h= . 250 . 45 = 24,140 cm2
22,2486
Dipakai besi : ϕ 10 – 8,5 cm ……. A = 9,24 cm2
Cukup aman terhadap geser pons
Akibat gaya lintang (Q), cek tulangan miring : Tizin = 6,5 kg/cm2
Qmaks = Vmaks = 75,70 ton
Q 75702
Tbu = = = 7,5 kg/cm2 > Tizin = 6,5 kg/cm2
b . Z 25 .0,9 . 45
Perlu tulangan miring :
6,5
X = 150 x = 130 cm
7,5
Y = 150 – 130 = 19,6
Tbu−Tizin
T = . y . b . ½ √2
2
7,5−6,5
= . 19,6 . 250 . ½ √ 2 = 16,2 kg
2
1692
A besi miring = = 1,21 cm2
1400
Dipasang besi 1 ϕ 14 mm
4
3
BAB IV
PENUTUP
4.1.. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perencanaan penulis menyimpulkan bahwa:
1. Dalam merencanakan suatu konstruksi jembatan perlu diperhatikan
pembebanan yang diperhitungkan dalam analisis, sehingga didapatkan
perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan dan standarisasi yang telah
ditetapkan dengan tetap mempertimbangkan perencanaan yang ekonomis
2. Penentuan jenis pondasi yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
perencanaan suatu konstruksi jembatan yang dirancang sehingga dapat
menahan beban yang ada dan jembatan dapat berdiri kokoh dan umur
rencana dapat tercapai.
4.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis pada laporan ini, yaitu:
1. Disarankan tidak menggunakan pondasi langsung pada daerah dengan
gerusan/scouring yang besar, jika terpaksa berikan perlindungan pondasi
terhadap scouring.
43
4
4
DAFTAR PUSTAKA