Biolog
Biolog
Biolog
BIOLOGI
2. Reaksi apakah yang terjadi setelah Ekstrak hati ayam dicampur dengan H2 O2( Peroksida)
Tuliskan reaksinya
I. Judul percobaan
V. Cara kerja
VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
JAWAB
KELAS:XII MIA
JAWAB
ayam.
2. TUJUAN PRAKTIKUM :
· Menyelidiki peran enzim katalase.
· Menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi kerja enzim.
· Mengetahui serta memahami reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada
pengujian enzim katalase.
3 WAKTU PELAKSANAAN
· Hari , tanggal : Senin , 16 September 2013
· Tempat : Laboratorium Biologi SMAN 1 Bojonegoro.
· Waktu : 15.00 – 16.15 WIB
4 DASAR TEORI
1. Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme. Dalam sel
enzim ini diproduksi oleh organel badan mikro peroksisok. Kegunaan enzim
katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa
racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis
Jacquea Thenard pada tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik
yang memiliki sifat oksidator kuat dan bersifat racun dalam tubuh.
Senyawa peroksida harus segera diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen
(O2) yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian
peroksida (H2O2) menjadi air (H2O) dan Oksigen (O2). Penguraian peroksia
ditandai dengan timbulnya gelembung.
Bentuk reaksi kimianya adalah:
H2O à H2O + O2
Enzim tertentu dapat bekerja secara optimal pada kondisi tertentu pula.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah sebagai berikut:
a. Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan
mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
b. Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat
kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH lingkungan yang
sedikit sempit (ph= ± 7). Di luar pH optimal, kenaikan atau penurunan pH
menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.
c. Konsentrasi enzim, substrat, dan kofaktor
Jika pH dan suhu suatu sustem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah
substrat berlebihan, maka laju reaksi sebanding dengan jumlah enzim yang ada.
Jika pH, suhu dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, maka reaksi awal
hingga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika enzim
memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor, maka konsentrasi substrat dapat
menentukan laju reaksi.
d. Inhibitor enzim
Kerja enzim dapat dihambat, baik bersifat sementara maupun tetap oleh
inhibitor berupa zat kimia tertentu. Pada konsentrasi substrat yang rendah akan
terlihat dampak inhibitor terhadap laju reaksi.
V. VARIABEL
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat diklasifikasin beberapa
variabel,yaitu:
o Varaibel Bebas : Jenis larutan, banyaknya jumlah larutan yang
A. HASIL PENGAMATAN
Tabung Larutan dalam tabung Gelembung Bara api
A Katalase + H2O2 +++ ++++
B Katalase + H2O2 +HCl + +
C Katalase + H2O2 + KOH ++ ++
D Katalase + H2O2 di dinginkan ++
E Katalase + H2O2 di panaskan ++ ++
B. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sepertihalnya enzim
katalase yang hanya dihasilkan oleh organel peroksisom. Enzim ini berfungsi menguraikan
H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 katalase 2H2O + O2
api H2O yang dihasilkan dari reaksi berupa uap air. Sedangkan variable terikat percobaan
ini adalah banyaknya gelembung dan nyala api. Gelembung-gelembung udara yang dihasilkan
saat reaksi penetesan H2O2 adalah bentuk dari O2. O2 diperlukan untuk reaksi pembakaran,
bara api dari lidi digunakan untuk menguji campuran yang terbentuk dari masing-masing
perlakuan. Nyala api akan terlihat saat bara api bereaksi dengan O2. Besar kecilnya nyala dapat
menjadi indikasi kadar O2 yang dihasilkan dalam proses katalisis.
Pada perlakuan ini, tercatat gelembung dan nyala api yang dihasilkan adalah yang paling
banyak dari semua perlakuan. Terbentuknya gelembung membuktikan adanya kandungan
enzim katalase dalam organ hati. Hal ini disebabkan karena hati yang masih segar memiliki pH
netral dan suhu optimum sehingga enzim katalase di dalamnya aktif. Tidak ada inhibitor yang
mengganggu kerja enzim untuk mengkatalisis H2O2 dan menghasilkan produk (H2O + O2) yang
maksimal.
Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedikit dan menghasilkan
sedikit nyala api. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam hati bekerja tetapi
tidak normal , karena pada H2O2 tidak diubah menjadi air dan oksigen .
Hal tersebut disebabkan karena terjadinya rusaknya sisi aktif enzim yang menyebabkan enzim
tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang.
Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan oleh penambahan KOH yang bersifat basa dapat
merubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa (pH>7). Sedangkan enzim katalase
aktif pada pH netral (pH=7).
Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedang karena suhu hati beku
(>0oC) kurang dari suhu optimum yang diperlukan untuk kerja enzim katalase (±30oC).
Penurunan suhu membuat protein enzim mengalami kondisi nonaktif. Sehingga H2O2tidak
dapat dikatalisis dengan sempurna. Dalam percobaaan juga terlihat adannya nyala api yang
sedang, ini disebabkan karena gelembung yang terbentuk juga sedang dan tidak mencukupi
untuk melangsungkan reaksi pembakaran (nyala api)secara sempurna .
Pada perlakuan ini, tercatat gelembung yang dihasilkan sedang karena suhu air mendidih
(100oC) melebihi suhu optimum yang diperlukan untuk kerja enzim katalase (±30oC).
Peningkatan suhu membuat protein enzim mengalami denaturasi karena putusnya ikatan
hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan penstabilnya, rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang
menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim
menurun atau hilang. Sehingga H2O2 tidak dapat dikatalisis dengan sempurna. Dalam
percobaaan terlihat adannya nyala api yang sedang, hal ini disebabkan karena gelembung yang
terbentuk hanya sedang dan tidak mencukupi untuk melangsungkan reaksi pembakaran (nyala
api) secara besar (sempurna).