Dokumen tersebut membahas tentang problematika guru dalam melakukan penilaian pembelajaran di sekolah. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah hasil belajar siswa yang belum mencapai target, penilaian yang terfokus pada prestasi akademik, dan kurangnya pedoman penilaian bagi guru. Penyebab masalah tersebut antara lain kurangnya pemahaman guru akan materi dan pengelolaan kelas, sistem penilaian yang terlalu menek
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
88 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang problematika guru dalam melakukan penilaian pembelajaran di sekolah. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah hasil belajar siswa yang belum mencapai target, penilaian yang terfokus pada prestasi akademik, dan kurangnya pedoman penilaian bagi guru. Penyebab masalah tersebut antara lain kurangnya pemahaman guru akan materi dan pengelolaan kelas, sistem penilaian yang terlalu menek
Dokumen tersebut membahas tentang problematika guru dalam melakukan penilaian pembelajaran di sekolah. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah hasil belajar siswa yang belum mencapai target, penilaian yang terfokus pada prestasi akademik, dan kurangnya pedoman penilaian bagi guru. Penyebab masalah tersebut antara lain kurangnya pemahaman guru akan materi dan pengelolaan kelas, sistem penilaian yang terlalu menek
Dokumen tersebut membahas tentang problematika guru dalam melakukan penilaian pembelajaran di sekolah. Beberapa masalah yang diidentifikasi adalah hasil belajar siswa yang belum mencapai target, penilaian yang terfokus pada prestasi akademik, dan kurangnya pedoman penilaian bagi guru. Penyebab masalah tersebut antara lain kurangnya pemahaman guru akan materi dan pengelolaan kelas, sistem penilaian yang terlalu menek
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4
PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Nama Mahasiswa : ARI PRAMONO, S.Pd.I
Kelompok Mapel : PAI Kelas 11
Judul Modul : Evaluasi Pembelajaran
Judul Masalah : PROBLEMATIKA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH
No Komponen Deskripsi
1. Identifikasi Berdasarkan observasi terhadap ” PROBLEMATIKA GURU DALAM MELAKUKAN
Masalah PENILAIAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH” maka dapat di identifikasikan (berbasis beberapa masalah dilapangan sebagai berikut: masalah yang 1. Hasil belajar tidak mencapai KKM ditemukan di 2. terjadi keluhan dari masyarakat dan sekolah itu sendiri tentang rendahnya lapangan) kualitas sopan santun dan tanggung jawab pelajar kita karena penilaian yang dilakukan umumnya terfokus pada kegiatan yang menyangkut prestasi akademik dan kurang mnaruh perhatian terhadap kegiatan yang menyangkut tingkah laku dan sikap. 3. Permasalahan penilaian yang terjadi pada guru terhadap siswa, guru tidak memakai pedoman dalam penilaian. 4. kasus kebocoran soal, nyontek yang sistemik dan disengaja, merekayasa hasil pekerjaan siswa dan bentuk-bentuk kecurangan lainnya 5. penilaian diri dirasa kurang valid, ada keberpihakan dan penilaian menjadi tidak objektif. 2. Penyebab Berdasarkan identifikasi masalah dan untuk menjawab rumusan masalah di atas. Masalah Maka dapat kami analisis, bahwa yang menjadi penyebab salah satu faktor dari (dianalisis apa ”PROBLEMATIKA GURU DALAM MELAKUKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN DI yang menjadi SEKOLAH” adalah, akar masalah Problem/Masalah yang terjadi disebabkan karena: yang menjadi pilihan masalah) 1. Guru kurang menguasi materi pelajaran, Guru kurang menguasai kelas, Guru enggan mempergunakan alat peraga dalam mengajar, Guru kurang mampu memotivasi anak dalam belajar, Guru menyamaratakan kemampuan anak di dalam menyerap pelajaran, Guru kurang disiplin dalam mengatur waktu, Guru enggan membuat persiapan mengajar atau setidaknya menyusun langkah- langkah dalam mengajar 2. Dalam ujian nasional, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil yang cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, dan kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek afektif dan psikomotorik kerap kali diabaikan. 3. Guru mengalami kesulitan dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), merumuskan kriteria kenaikan kelas, dan kriteria kelulusan peserta didik. Di samping itu, pendidik mengalami kesulitan dalam menentukan nilai hasil remedial berkaitan dengan KKM 4. Guru menilai nilai akhir peserta didik berdasarkan hasil ujian nasional tersebut. Hal ini dilakukan oleh kebijakan pemerintah dengan menerapkan system (Ujian Nasional) dengan NEM (Nilai Akhir Murni). Sehingga penilaian hasil ujian tersebut tidak bisa menunjukkan kemampuan atau kompetensi masing-masing peserta didik, apakah mereka sudah menguasai mata pelajaran tersebut atau belum 5. Dalam melakukan penilaian guru melakukannya dengan asal-asalan.
Setelah mengidentifikasi Permasalahan yang terjadi, Penyebab-penyebabnya ada
pada faktor internal dan eksternal. 3. Solusi Teori / Dalil Yang Relevan a. Dikaitkan dengan Berdasarkan pedoman penilaian pendidikan (Kemendikbud, 2017) sebagaimana teori/dalil dikutip oleh Mulyasa, bahwa penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui yang perilaku spiritual dan sosial peserta didik yang dapat diamati dalam kehidupan relevan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. b. Sesuaikan dengan Demikian penting penilaian sikap untuk dilakukan sehingga menjadi penilaian utama langkah/ yang diwajibkan dalam kurikulum 2013. Namun bagaimana sesungguhnya Al-Qur’an prosedur memberi percontohan tentang penilaian sikap ini? Allah Swt. berfirman dalam QS. yang Qaf [50]: 17-18 sebagai berikut. sesuai dengan masalah yang akan Terjemah: “(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang dipecahk duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun an yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf [50]: 17-18)
Prosedur yang sesuai dengan masalah yang akan dipecahkan
solusi untuk problematika penilaian yakni guru berulangkali menjelaskan cara
pengerjaan lembar penilaian diri. Guru mengatasi problematika penilaian pengetahuan yakni dengan mencari informasi terbaru berkenaan dengan pembelajaran dan guru harus up to date, memberikan remidial, dan memaksimalkan koordinasi dengan orang tua. Untuk keterampilan, guru melakukan penilaian unjuk kerja dengan bentuk kelompok, guru menggunakan waktu lebih untuk unjuk kerja supaya semua siswa di dalam kelas dapat berkontribusi, dan guru memberi waktu yang lebih banyak kepada siswa untuk menyelesaikan proyek, dan guru mengambil hasil karya anak yang terbaik untuk dipasang di kelas. Berdasarkan obserbvasi yang dilakukan ada beberapa solusi yakni sebagai berikut: 1. Bagi guru diharapkan dapat menjadi sumber panduan untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, lebih khususnya dalam melaksanakan penilaian autentik lebih baik lagi. 2. Bagi sekolah diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau masukan untuk meningkatkan cara guru dalam mengatasi faktor penghambat dalam penilaian autentik. 3. Untuk Dinas Pendidikan: - Dapat dijadikan masukan serta pertimbangan terutama dalam pelaksanaan pelatihan pelaksanaan kurikulum 2013 bagi sekolah yang belum menerapkan kurikulum ini. - Masih perlu adanya pelatihan yang lebih rinci terhadap pelaksanaan penerapan kurikulum 2013. Mulai dari penyusunan silabus, pembuatan RPP, maupun proses penialaian yang tidak rumit, baik itu yang dilaksanakan oleh KKG ataupun aparat pemerintah yang berwenang terhadap pendidikan. 4. Untuk yang menjadi sekolah pendamping dapat menjadi sekolah panutan bagi yang lainnya dalam pelaksanaan kurikulum 2013.
Selanjutanya guru dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, guru melakukan diskusi bersama rekan-rekan guru lainnya di sekolah.
Ketika ada guru yang menemui kesulitan, kepala sekolah mengadakan diskusi untuk bersama-sama mendapatkan solusi dari masalah tersebut. Karena nantinya akan selalu ada masukan dari guru-guru yang sudah berpengalaman dan sudah pernah mendapat pelatihan. Guru juga saling membantu misalkan dalam belajar menggunakan aplikasi pengolah nilai pada komputer. Sejalan dengan Usman (2005: 94) menyatakan bahwa diskusi kelompok adalah proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang di wajah informal untuk menghadapi interaksi dengan berbagai pengalaman atau informasi, kesimpulan atau solusi untuk masalah. Kedua, bertukar pikiran dengan guru lain yang di luar sekolah melalui forum KKG yang biasa dilaksanakan satu kali dalam satu sampai dua minggu. Adapun hal yang didiskusikan yakni segala hal yang berkaitan dengan kendala dalam pelaksanaan kurikulum 2013 khusunya tentang kesulitan guru dalam melaksanakan penilaian autentik dan tiap guru saling memberi saran bagaimana cara mengatasi hal tersebut. Guru dapat menjadikan organisasi keguruan seperti KKG (Kelompok Kerja Guru) sebagai media mereka untuk bertukar pengetahuan melalui kegiatan berdiskusi (Wiyani, 2015:99). Ketiga, mencari informasi di internet. Guru juga memanfaatkan internet untuk mencari tahu tentang hal-hal yang belum dipahami misalkan dalam membuat dan mengembangkan instrument penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan, cara memilih dan menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga proses penilaian bisa lebih efektif, cara menganalisis dan menghitung nilai akhir siswa. Menurut Andri (2019) mencari informasi tambahan merupakan bentuk usaha yang baik untuk pihak guru berkaitan dengan banyak informasi yang harus dimilikinya yaitu banyak membaca buku dan mengakses informasi tentang berbagai macam metode, mencari referensi berbagai macam model, mencari referensi dari berbagai sumber tentang penggunaan pendekatan, model, metode, dan teknik yang sesuai untuk digunakan. Keempat, guru berlatih untuk lebih memperhatikan cara mengatur waktu yang baik agar pelaksanaan penilaian bisa lebih optimal, biaik itu sebelum melaksanakan penilaian misalkan dalam mempersiapkan instrument penilaian, kisi-kisi soal maupun saat proses penilaian itu berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Guru juga berusaha menejemen waktu yang baik khususnya dalam membuat rekapan nilai siswa setiap harinya yang mana nantinya akan diolah menjadi nilai akhir, sehingga hal tersebut dapat meminimalisir pekerjaan guru saat mengolah nilai menjadi raport.