669-Article Jurnal
669-Article Jurnal
669-Article Jurnal
Abstrak, Limbah cair industri tahu mengandung bahan-bahan organik yang sangat tinggi.
Senyawa-senyawa organik di dalam limbah cair tersebut berupa protein, karbohidrat, lemak
dan minyak. Berdasarkan analisa limbah cair industri kecil tahu di karangploso diketahui
bahwa limbah cair industri tahu mengandung COD (1247 mg/l), BOD (997 mg/l), TSS
(587,5 mg/l) dan pH 3,7. Oleh sebab itu, limbah cair tersebut harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke lingkungan untuk mengurangi kandungan pencemar yang menyertai
limbah tersebut. Salah satu koagulan alternatif yang dapat digunakan adalah serbuk biji
kelor. Kegiatan pengabdian ini menggunakan serbuk biji kelor dengan kadar air 10 %.
Variasi dosis koagulan yang digunakan 2000, 3000, 4000, 5000 mg/500 ml limbah cair tahu,
ukuran koagulan 70 mesh dengan pH awal adalah 3,7. Waktu pengandukan optimum yang
diperoleh adalah 2-3 menit dengan penurunan COD 280 mg/L, BOD 112 mg/L, TSS 100,4
pada dosis koagulan 2000 mg/500 ml, dan ukuran partikel koagulan 70 mesh dengan pH
akhir adalah 3,9 , sehingga dapat disimpulkan bahwa biji kelor dapat digunakan sebagai
koagulan yang efektif karena persentase penurunan yang diperoleh di atas 50 %.
Kata Kunci: Limbah Cair Industri Tahu, Biji Kelor, COD, BOD dan TSS
21
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
22
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
Semakin lama, jumlah dan jenis bahan menghasilkan zat beracun. Bila
organik yang terkandung ini akan dibiarkan begitu saja, air limbah akan
semakin banyak, dalam hal ini akan berubah warnanya menjadi cokelat
menyulitkan pengelolaan limbah, kehitaman dan berbau busuk. Apabila
karena beberapa zat sulit diuraikan air limbah ini merembes ke dalam
oleh mikroorganisme di dalam air tanah yang dekat dengan sumur maka
limbah tahu tersebut.[ayu,2013] air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan
A. Karakteristik Limbah Cair Industri lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke
Tahu sungai maka akan mencemari sungai
Karakteristik buangan industri tahu dan bila masih digunakan akan
meliputi dua hal, yaitu menimbulkan gangguan
- Karakteristik Fisika kesehatan.[coniwanti,2013].
Meliputi padatan total, padatan Selain itu, pencemaran bahan
tersuspensi, suhu, warna, dan organik limbah industri tahu adalah
bau. gangguan terhadap kehidupan biotik.
- Karakteristik kimia Turunnya kualitas air perairan akibat
Meliputi bahan organik, bahan meningkatnya kandungan bahan
anorganik dan gas. organik. [fibria,2007]
Suhu buangan industri tahu berasal
dari proses pemasakan kedelai. Koagulasi-Flokulasi
[coniwanti, 2013] Suhu air limbah Koagulasi-flokulasi merupakan
tahu berkisar 37-45°C, kekeruhan 535- suatu proses yang diperlukan untuk
585 FTU, warna 2.225-2.250 menghilangkan material limbah
Pt.Co,amonia 23,3-23,5 mg/1, BOD5 berbentuk suspense atau koloid.
6.000-8.000 mg/1 dan COD 7.500- Koloid merupakan suatu partikel-
14.000 mg/1. [fibria,2007] Senyawa- partikel yang tidak dapat mengendap
senyawa tersebut mencapai 40% - 60% dalam waktu tertentu dan tidak dapat
protein, 25% – 50% karbohidrat, dan dihilangkan dengan proses perlakuan
10% lemak. Air buangan industri tahu fisika biasa.[coniwanti,2013]
kualitasnya bergantung dari proses Koagulasi itu sendiri adalah
yang digunakan. Apabila air prosesnya proses destabilisasi partikel senyawa
baik, maka kandungan bahan organik koloid dalam limbah cair. Dapat
pada air buangannya biasanya rendah. dikatakan pula suatu proses
Komponen terbesar dari limbah cair pengendapan dengan menambahkan
tahu yaitu protein (Ntotal) sebesar bahan koagulan ke dalam limbah cair
226,06 434,78 mg/l. [coniwanti, 2013] sehingga terjadi endapan pada dasar
B. Dampak Limbah Industri Tahu tangki pengendapan.[suharto,2011]
Limbah cair yang dihasilkan pada Prinsip dasar proses koagulasi
proses pembuatan tahu mengandung adalah terjadinya gaya tarik menarik
padatan tersuspensi maupun terlarut, antara ion-ion negatif disuatu pihak
akan mengalami perubahan fisika, dengan ion-ion positif di pihak lain.
kimia dan akan menimbulkan Yang bertindak sebagai ion negatif
gangguan terhadap kesehatan karena adalah partikel-partikel yang terdiri
23
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
dari zat-zat organik (partikel koloid), kimia dalam dosis yang tinggi dapat
mikoorganisme dan bakteri. menyebabkan endapan yang sulit
[bangun,2013] untuk ditangani. Sehingga koagulan
Sedangkan flokulasi merupakan alami adalah salah satu alternatif yang
proses kelanjutan dari proses dapat digunakan sebagai pengganti
koagulasi, dimana mikroflok hasil koagulan kimia. Koagulan alami yang
koagulasi mulai menggumpalkan biasa digunakan pada umumnya
partikel-partikel koloid menjadi flok- berasal dari biji
flok yang lebih besar yang dapat tanaman.[coniwati,2013]. Syarat
diendapkan dan proses ini dibantu koagulan, yaitu:
dengan pengadukan lambat. 1. Kation trivalen
Proses koagulasi-flokulasi tidak 2. Non toksik
dapat dipisahkan dalam pengolahan 3. Tidak terlarut pada batasan pH
limbah cair industri karena kedua netral
proses ini selalu dilakukan bersama. Pada proses koagulasi, partikel-
Pembentukan makroflok dalam proses partikel koloid menarik ion-ion positif
flokulasi terjadi karena tumbukan- dari zat kimia yang ditambahkan
tumbukan antara partikel sebagai koagulan. Koagulan dengan
koloid.[bangun,2013] konsentrasi yang pekat membentuk
lapisan pada permukaan partikel
Koagulan koloid. Lapisan tersebut dikelilingi
Koagulan adalah bahan kimia oleh ion-ion negatif dan secara
yang dibutuhkan air untuk membantu perlahan-lahan bercampur dengan ion-
proses pengendapan partikel-partikel ion positif. Lapisan ion positif dikenal
kecil yang tak dapat mengendap dengan istilah lapisan kokoh,
dengan sendirinya. Koagulan yang sedangkan lapisan yang mengelilingi
biasa digunakan dalam industri ion positif dikenal dengan lapisan
pengolahan air adalah koagulan kimia difus. Lapisan difus ini kemudian
seperti tawas, PAC, ferri klorida, ferri terkontraksi dan menghilangkan
sulfat, dan polymer kation. Meskipun lapisan kokoh, sehingga menyebabkan
koagulan kimia lebih efektif dari terjadinya gaya tarik-menarik antar
koagulan alami akan tetapi koagulan partikel-partikel koloid.
24
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
25
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
Tabel 1. Unsur-Unsur Alami Yang Terkandung Per 100 Gram Biji Kelor
Kering
No Komposisi Berat Satuan
1 Air 4.08 gr gram
2 Protein 38.4 gr gram
3 Minyak dan Lemak 34.7 % %
4 Ekstrak 16.4 gr gram
5 Serat 3.5 gr gram
6 Abu 3.2 gr gram
26
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
27
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
28
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
29
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
30
E-ISSN : 2615 – 3866
Industri Inovatif – Jurnal Teknik Industri ITN Malang, 27 Maret 2018
Penerapan Penggunaan Serbuk Biji Kelor Harimbi| Salamia| Sanny
31