Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

5 2021 Teknik Pengeboran

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 77

Schedule

No Subject Week References


1 Tujuan Peledakan 1 1
2 Pengenalan Bahan Peledak 2 1, 2, 3, 4
3 Karakteristik Bahan Peledak 3 1, 2, 3, 4
4 Interaksi Bahan Peledak & 4 1, 2, 5
Batuan
5 Energi Peledakan 5 1, 2, 5, 6
6 Teknik Pengeboran 6 2, 8
7 Peledakan Tambang Terbuka 7-8 1, 5, 6
8 UTS 9
9 Peledakan Bawah Tanah 10-11 1, 2
10 Dampak Negatif Peledakan 12-13 1, 2, 5, 6, 7
11 Teknik Peledakan Terkontrol 14 1, 2, 6
12 Peraturan Operasi Peledakan 15 KepMen, SNI
5. TEKNIK PENGEBORAN
Pendahuluan

❖ Pengeboran: lubang tembak, eksplorasi, penirisan untuk


kestabilan lereng, test pondasi, dll.
❖ Pengeboran dilakukan pada material terkonsolidasi dan
yang tidak terkonsolidasi.
❖ Variasi material geologi dapat ditemui pada suatu
kegiatan pengeboran, sehingga membutuhkan alat dan
metode pengeboran yang berbeda.
Klasifikasi Alat Bor
Mekanisme Metode/Cara Mesin
Mechanical Percussion Churn atau cable- tool drill
(Drilling) Drop tool Rock drill, channeler
Hammer Auger atau rotary drill
Rotary, drag bit Diamond drill
Blade Wire-rope, rantai, atau gergaji putar
Stone-set Rolling-cutter drill
Stawing
Rotary, roller bit
Rock drill (independent rotation)
Rolling-cutter drill (superimposed percussion)
Klasifikasi
Rotary-percussion
Hammer Pengeboran
Rotary
Thermal Flame Jet piercer, jet channeler
Menurut
Erosion Plasma torch
Hot fluid Rocket Sistem Rock
Fusion Subterrence
Freezing (konseptual) Attack
Fluid Jet Hydraulic jet, monitor, canon
Erosion Pellet-impact atau vibraion drill
Bursting Implosion drill
Cavitation Cavitating drll
Sonic Vibration High-frequency transducer
Chemical Explosion Shaped charge, capsule projectile
Reaction Rock softener, dissolution
Electrical Electric arc atau Electrofrac drill
current Electron gun
Electron beam Spark drill
Electromagnetic
induction
Light Laser Electromagnetic radiation beam
Nuclear Fission (konseptual)
Fusion (konseptual)
Variabel Operasi Pengeboran Pada Berbagai Metode

Rotary
Macam alat bor Perkusi Rotary-Perkusi
(drag & roller)
1. Drill
▪ Drill Power X X X
▪ Drill Thrust X X X
▪ Drill Torque X X
▪ Drill Rotary speed X X
▪ Blow energi X
▪ Blow frequency X
2. Rod
▪ Rod dimension X X X
▪ Rod geometry X X X
▪ Material properties X X X
3. Bit
▪ Bit diameter X X X
▪ Bit geometry X X X
▪ Material properties X X X
4. Circulation fluid
▪ Fluid flow rate X X X
▪ Fluid properties X X X
Prinsip Dasar Pengeboran
Prinsip Dasar Pengeboran

Top-hammer Down-The-Hole Rotari


Rotari Perkusi
Rotari Perkusi
Mekanisme Pengeboran Rotasi Perkusi
Pengeboran Perkusif: pengeboran digerakkan oleh
pukulan & menginduksi gelombang tegangan
Down The Hole – DTH: gelombang tegangan
ditransmisikan langsung melalui mata bor ke batuan
Tophammer:gelombang tegangan ditrasnmisikan melalui
batang bor ke batuan
Fungsi Utama
Perkusi – piston bolak balik untuk menghasilkan
gelombangan tegangan
Feed – memberikan kontak interaksi mata bor dan batuan
Rotasi – memberikan efek pergerakan sehingga
memudahkan untuk pengeluaran yang diputar
Flushing – pengeluaran potongan di lubang bor hasil
pengeboran
Foam flushing – stabilisasi dinding lubang bor
Klasifikasi Menurut Mesin Pengeboran

• Manual drilling
• Mechanized drilling

The pneumatic leg-drills work


in NY water reservoir
construction in 1894

10
Beberapa Jenis Mata Bor & Aplikasi Pengeboran
Rotari Auger Drill Bit
Drag Bit - Wing Bit
Tricone Roller Sharp
Rotari Bit
Teeth Bits
Tricone Roller Teeth Bit & Tricone
Roller Button Bit
Tricone Roller Button Bits
Rotari Perkusi Bit

Inserted
buttons
cemented
carbide

Flushing Steel bit


holes &
flutes

Tool body

14
Rotari Perkusi Bit

15
Rotari Perkusi Button
Bits

Button bitRetractable button bit

Inserted buttons
Button bit cemented Flushing
carbide holes &
flutes

16
Rotari Perkusi
Down The Hole
Hammer Drill
Bit

17
Down The Hole Hammer Drill Rig

18
Crawler Rock Drill
Rotari Perkusi

19
Crawler Rock Drill
CRD

Couplings

Furukawa
CRD CM-351 Ingersoll Rand

Tamrock Pantera

20
Aplikasi Jack Hammer

21
Jumbo Drill Untuk Pengeboran Bawah Tanah

22
Raise Boring Rotary

23
Teori Penetrasi & Pengeboran

24
4 Elemen Utama Operasi Pengeboran Rotari

1. Daya torsi (torque) yang cukup untuk memutar mata


bor pada sembarang lapisan yang dijumpai.
2. Gaya ke bawah mata-bor (loading capability or thrust)
yang cukup tinggi untuk memperoleh penetrasi yang
optimum.
3. Volume udara flushing yang cukup untuk
membersihkan serpihan batu selama penetrasi,
demikian pula menyediakan udara dingin untuk
mendinginkan mata-bor.
4. Jenis mata-bor yang dipakai sesuai dengan sifat-sifat
material yang akan atau sedang dibor.
Gaya Tekan - Thrust Load

❖ Permanen kontak antara bits dengan dasar lubang bor → Thrust


load atau Pull down
❖ Kurangnya thrust load bisa menyebabkan:
❑ Laju penetrasi rendah
❑ Keausan rods
❑ Dll
❖ Klebihan thrust load bisa menyebabkan:
❑ Meningkatnya tahanan rotasi
❑ Drill steel jammed
❑ Keausan bits
❑ dll
Hubungan Gaya Tekan & Penetrasi
Flushing

❖ Pengeboran efisien, maka dasar lubang bor harus bersih


❖ Bilamana tidak bersih, energi digunakan untuk regrinding, dengan konsekuensi
keausan bits dan pengurangan laju penetrasi
❖ Material flushing: udara, air, atau foam
❖ Udara → pengeboran permukaan
❖ Air → pengeboran bawah tanah, unjuk kerja menurun 10-20%
❖ Foam → membawa partikel ke permukaan, sealer dinding lubang ketika
pengeboran material lepas
Flushing

❖ Kecepatan aliran udara untuk pembersihan effisien 15 – 30


m/s.
❖ Kecepatan minimum:
Va(m/s)=9.55 x (denr/(denr-1)) x dp0.6
❖ Flow minimum dari kompresor:
Qa (m3/min)=Vax(D2-d2)/1.27
❖ Air → kecepatan aliran air 0.4 – 1 m/s, tekanan 0.7-1 MPa
Kriteria Pemilihan Jenis Alat Pengeboran
SURFACE DRILLING METHODS AND APPLICATIONS

25 76 127 200 251 311


mm 31 102 152 230 381 mm
HOLE DIAMETER HOLE DIAMETER
in 1 2 3 4 5 6 77/4 9 97/4 121/4 15 in

hard rock
Top hammer
soft rock

hard rock
Down the hole
soft rock

hard rock
Rotary tricone
bit
soft rock

hard rock
Rotary drag bit
soft rock

25 76 127 200 251 311


mm 31 102 152 230 381 mm
HOLE DIAMETER HOLE DIAMETER
in 1 2 3 4 5 6 77/4 9 97/4 121/4 15 in

Construction Application range

Open pits

Quarries
BATUAN BEKU BATUAN METAMORFIK BATUAN SEDIMEN

GNEISS, SLATE
QUARTZOSE PHYLLITE, DLL
SCHIST, DLL

BATUAN BATUAN LUNAK


KERAS eq = SHALE, FRIABLE
SANDSTONE

BATUAN KOMPAK
BATUAN RAPUH
eq = MAGNESIAN CLAY DAN SHALE
(FRIABLE ROCK)
LIMESTONE
eq = PISOLITE

KUARI "OUT PUT" KUARI ATAU GRUP KUARI "OUT PUT"


KECIL KUARI "OUT PUT" BESAR KECIL
LUBANG BOR
BOR BESAR SEKALI
BOR PRIMER
SEKUNDER LUBANG BOR
MEDIUM -
KECIL

BATUAN ABRASIF
BATUAN TIDAK
ABRASIF DIAMETER DIAMETER
LUBANG BOR LUBANG BOR
4-5 INCI < 4 INCI

DIAMETER DIAMETER DIAMETER BATUAN


BATUAN
LUBANG BOR LUBANG BOR LUBANG BOR TIDAK
ABRASIF
< 3 INCI 3-4 INCI 4-5 INCI ABRASIF

BATUAN
BATUAN
TIDAK
ABRASIF
ABRASIF
KONDISI
PEMBORAN
KONDISI KONDISI BAIK
PEMBORAN PEMBORAN
CUKUP SUKAR

KONDISI KONDISI
PEMBORAN PEMBORAN
"OUTPUT" "OUTPUT" "OUTPUT" "OUTPUT" JELEK JELEK
KECIL BESAR KECIL BESAR

LIGHT HEAVY ROLER LIGHT DRAG ROLER DRAG


ROTARY PRECUS-
PERCUSSIVE DOWN THE DOWN BIT DOWN BIT BIT BIT
PERCUSSIVE SIVE
DRILLS HOLE THE HOLE ROTARY THE HOLE ROTARY ROTARY ROTARY
DRILLS DRILLS
DRILLS DRILLS DRILLS DRILLS DRILLS DRILLS DRILLS
Kriteria Laju Penembusan
Drilling Rate Index (DRI)

Brittleness Value (S20)

❖ Contoh yang representatif


dengan ukuran 11,2 – 16 mm
seberat 500 gr. Contoh tersebut
lalu ditumbuk sebanyak 20 kali
secara berurutan oleh beban
seberat 14 kg dari ketinggian 25
cm, nilai yang diambil adalah
persentase dari contoh yang
berukuran di bawah 11.2 mm
dibanding berat awal percontoh,
nilai tersebut disebut nilai S20.
Drilling Rate Index (DRI)

Drilling test (Siever ‘J-test)


❖ Dengan menggunakan sebuah
miniatur drill dengan
kecepatan 280 putaran. Lalu
percontoh dengan ukuran 10 x
10 x 10 cm dibor dengan
penekanan 20 kg. Hitung
kedalaman hasil pengeboran,
dengan faktor pembagi 0,1 cm.
❖ Hasil dari kedua parameter
tersebut dihitung nilai DRI-nya
dengan memasukannya pada
grafik.
Kriteria Laju Pengeboran & DRI

Laju pengeboran DRI


Sangat rendah 21
Rendah sekali 28
Rendah 37
Medium 49
Tinggi 65
Tinggi sekali 85
Sangat tinggi 114

36
Ekstrapolasi Laju Pengeboran

• Ekstrapolasi dari data yang dihasilkan dari kondisi kerja pada


pekerjaan yang lain. Jika laju penembusan untuk suatu diameter,
maka laju penembusan untuk diameter lainnya dapat diprediksi
(dengan kondisi kerja yang sama).
• Jika pengeboran pada diameter 76 mm (3 inch), laju penembusannya
adalah 36 m/jam, maka untuk diameter 102 mm (4 inch) diperkirakan
laju penembusannya 36 x (76/102) = 23 m/jam.
• FPR = koefisien laju penembusan
• D1 = diameter lubang bor 1 (laju penembusan diketahui)
• D2 = diameter lubang bor 2 (laju penembusan dicari)

1,5
 D1 
FPR = 
 D2 
Energi Spesifik 1
• Konsep SE diajukan oleh Teale (Rabia, 1982) untuk menentukan
kemampuboran. SEv adalah energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan satu unit volume batuan atau nilai minimum SE = nilai
kuat tekan batuan tersebut.
• Mellor (Rabia, 1982) SEa = (UCS/1000).
• Pada pengeboran SEv tidak bergantung pada bentuk mata dan jenis
mata bor, metode pengeboran dan kedalaman lubang bor. Dengan
asumsi ini USBM membedakan nilai SEv untuk berbagai tipe batuan
dengan menggunakan dua tipe bor.
• d = diameter mata bor
• Tr = 0.7 (perbandingan energi yang dihasilkan tiap pukulan pada alat
bor dengan yang sampai pada batuan)

4Tr POP
SE V =
πd2 PR
Energi Spesifik 2

48 Pm Re
PR(cm/min) =
π D SE
2

PR = Laju penembusan
Pm = Energi pengeboran (kgm/min)
Re = Perpindahan energi keluaran (antara 0.6-0.8)
D = Diameter lubang tembak (m)
SE = Energi spesifik per unit volum (kg m/cm3)
Energi Spesifik 3

• Teale (Rabia, 1982) - SEv berbanding terbalik dengan ukuran


fragmen batuan dan nilai minimum SEv dapat dinyatakan sebagai
ukuran karakter batuan.
• W = Berat mata bor (kg)
• N = Jumlah putaran per menit
• d = Diameter mata bor
• PR= Laju penembusan
• Mellor (Rabia, 1982) menunjukan bahwa hubungan SEv dengan sc -
SEv = (UCS/1000).

2.35 W N
SE V =
d PR
Rock & Drill Parameters
Kahraman, IJRMMS/36/7/99, pp. 981-989

Kahraman/IJRMMS/36/7/99/981-989
Pen. Rate Bit dia Drill power Blow freq Pull press Blow press Rota. Press UCS UTS E SE Rebound Impact PLI P-wave Density Quartz
m/min mm kW (b) bpm bar bar bar (c) MPa MPa MPa MJ/m3 No. strength MPa m/s g/cc (q) %
0.68 76 14.00 2,520 60 150 50 123.80 6.60 10,682 0.72 61.00 82.90 5.30 5,300 2.73 0.00
0.71 76 14.00 3,000 60 110 60 123.80 6.60 10,682 0.72 61.00 82.90 5.30 5,300 2.73 0.00
0.82 76 14.00 3,000 60 110 60 123.80 6.60 10,682 0.72 61.00 82.90 5.30 5,300 2.73 0.00
1.70 76 15.50 3,600 70 120 60 20.10 1.20 1,566 0.13 36.00 70.40 1.10 2,000 2.55 17.00
1.58 76 15.50 3,600 70 120 60 20.10 1.20 1,566 0.13 36.00 70.40 1.10 2,000 2.55 17.00
0.65 76 15.50 3,600 60 100 50 45.20 5.80 11,092 0.09 53.00 80.30 3.60 4,500 2.77 65.00
0.40 76 15.50 3,600 80 100 60 149.20 16.10 8,746 1.27 70.00 87.80 11.20 4,600 3.00 80.00
1.15 76 15.50 3,600 70 120 60 68.00 6.00 6,830 0.34 59.00 83.40 3.50 6,300 2.92 0.00
1.10 76 15.50 3,600 60 100 50 68.00 6.00 6,830 0.34 59.00 83.40 3.50 6,300 2.92 0.00
1.08 76 15.50 3,600 80 130 60 68.00 6.00 6,830 0.34 59.00 83.40 3.50 6,300 2.92 0.00
1.21 76 15.50 3,600 60 100 65 51.30 7.00 7,193 0.18 55.00 82.20 4.60 5,400 2.74 0.00
1.08 76 15.50 3,600 60 100 60 51.30 7.00 7,193 0.18 55.00 82.20 4.60 5,400 2.74 0.00
1.19 76 15.50 3,600 60 100 60 51.30 7.00 7,193 0.18 55.00 82.20 4.60 5,400 2.74 0.00
0.95 76 11.50 2,350 30 100 60 69.10 7.50 21,116 0.11 62.00 81.20 5.80 2,900 2.88 0.00
0.91 76 11.50 2,350 30 100 60 69.10 7.50 21,116 0.11 62.00 81.20 5.80 2,900 2.88 0.00
0.85 76 15.50 3,600 100 120 70 110.90 10.10 10,901 0.56 64.00 89.50 10.30 5,200 2.96 0.00
0.78 76 15.50 3,600 100 120 170 110.90 10.10 10,901 0.56 64.00 89.50 10.30 5,200 2.96 0.00
1.41 76 17.50 3,600 75 100 65 39.50 5.20 4,060 0.19 56.00 76.10 2.70 3,100 2.20 0.00
0.97 89 11.50 2,350 10 100 10 45.10 6.00 2,419 0.42 68.00 80.50 4.60 3,300 2.42 0.00
1.10 89 14.00 2,520 60 150 50 45.10 6.00 2,419 0.42 68.00 80.50 4.60 3,300 2.42 0.00
1.17 89 14.00 2,520 60 150 50 45.10 6.00 2,419 0.42 68.00 80.50 4.60 3,300 2.42 0.00
1.27 89 17.50 3,200 75 100 65 39.50 5.20 4,060 0.19 56.00 76.10 2.70 3,100 2.20 0.00
1.42 89 15.50 3,200 60 90 60 25.70 5.80 10,562 0.03 54.00 85.00 4.20 5,200 2.70 57.00
1.12 89 17.50 3,200 100 110 75 54.30 11.70 20,224 0.07 59.00 90.30 13.20 5,000 2.63 30.00
0.73 102 14.00 2,520 60 150 50 123.80 6.60 10,682 0.72 61.00 82.90 5.30 5,300 2.73 0.00
1.20 102 14.00 2,520 60 150 50 45.10 6.00 2,419 0.42 68.00 80.50 4.60 3,300 2.42 0.00
1.15 102 14.00 2,520 60 150 50 45.10 6.00 2,419 0.42 68.00 80.50 4.60 3,300 2.42 0.00
0.75 102 25.00 2,040 110 100 110 61.80 6.60 19,566 0.10 44.00 84.30 6.70 2,800 3.61 0.00

0.47(b) 0.375
PR = 0.534 0.093
σ c (q)
Laju Pengeboran Tri-Cone Rotary Bit

• Warren, 1981
−1
 aσ D 2
c 3
PR =  2
+b
c

N W ND 

PR = Penetration Rate, m/h


a, b, c = Constants
sc = UCS, kPa
N = RPM
W = Weight on bit, N
D = Bit diameter, cm
Laju Pengeboran Perkusi

• Clark, 1982

4P
PR =
πD SE
2

PR = Penetration rate, in/min


P = Work rate, lb/min
D = Bit diameter, in
SE = Volume specific energy, lb/in3
Laju Pengeboran Perkusi

• Hartman, 1959

VBW
PR =
A
PR = Penetration Rate (units not stated)
V = Volume of crater produced by single blow in drop test
B = Frequency of blows
W = Number of bit wings
A = Cross-sectional area of drill-hole
Laju Pengeboran Perkusi
Untuk menghitung spesifik energi dari
CRS, ada uji yang cukup sederhana,
• Tandanand and Unger, 1975
yaitu dengan menjatuhkan material
dengan ukuran 15 cm3 berapa kalI, lalu
PR 1
=
dihitung persentase material yang

AK 3860 + 2744ln (f')


ukurannya di bawah 0.5 mm (Paone dkk,
P 1969).

PR/P = Penetration rate per unit power output of drill, in/ft lb


f’ = Coefficient of rock strength (CRS)
A = Cross-sectional area of drilled hole, in2
K = Scaling factor (ln K = 0.47[d-1.5])
d = Drill hole diameter, in
Laju Pengeboran Perkusi

• Rabia & Brook, 1980-1981


PR = c
(OP)
a


( )b 
 RHIN.Sh.H 

PR = Penetration rate per unit power output of drill, in/ft lb


a, b, c = Constant
OP = Operating Pressure, MPa
RHIN = Rock Hardness Impact Number
Sh.H = Shore hardness
Laju Pengeboran Perkusi

• Clark, 1982

 C(e, m )Sg
1/2
K o TR 2
PR =  (PA )  βo 2
AHEv  W 
PR = Penetration rate, in/min
Ce = Constant (English system), 6
TR = Coefficient of energy transfer, 0.8
g = gravitational acceleration, ft/s2
A = Area of piston face, in2
AH = Cross-sectional area of drill, in2
bo = Coefficient of momentum transfer (drill steel to piston)
Ko = Constant
Cm = Constant (Metric System), 0.5
S = Specific Surface
P = Operating air pressure, lb/in2
W = Weight of piston, lb
Ev = Volume specific energy, lb/in3
Energi Pengeboran Alat Bor Rotari Perkusi DHD

❖ Kehilangan energi melalui kopling dalam bentuk gesekan dan


panas yang menyebabkan keausan drill kopling dan drillsteel. Pada
kopling pertama kehilangan energi gelombang kejut ini sekitar 8% -
10%.
❖ Dalam sistem DHD energi piston ditransmisikan langsung ke bit
sehingga kinerjanya akan lebih baik, dan gaya perkusi merupakan
parameter yang paling mempengaruhi laju penembusan.
❖ Energi yang dibebaskan
❖ mp = Massa piston
❖ Vp = Maksimum kecepatan piston
❖ Pm= Tekanan kerja fluida di dalam silinder
❖ Ap = Luas permukaan piston
❖ lp= Panjang langkah piston

1
Ec = mp Vp 2 E c = Pm A p  p
2
Prediksi Laju Pengeboran Rotari Perkusi DTH
POP
PR(m/min) = 31
D1,4
POP = Daya (gaya kinetik) yang tersedia pada piston (kW)
D = Diameter lubang tembak (mm)
Contoh:
POP = 18 Kw, D = 100 mm
Batuan dengan sc > 80 MPa dan dibor DTH, maka persamaannya adalah :

18
PR(m/min) = 31 1,4 = 0,88 m/menit
100
0.5 2
43 Pm Dp
Atau dengan persamaan lainnya adalah
PR(m/min) =
PR = Laju penembusan (inch/detik)  35  2 D1
Pm = Tekanan udara pada saat masuk piston (inch)
σ c  + 1 D D
Dp = Diameter piston (inch)
 σc 
D = Diameter lubang tembak (inch)
sc = UCS batuan (lb/inch2)
49
Laju Pengeboran Diamond Drilling

• Ducklet and Bates, 1981

2π(T − μFv r )
PR =
σA − Fv
PR = Depth of penetration per revolution
T = Torque
m = Coefficient of frictional resistance
Fv = Bit thrust
r = Bit radius
s = UCS
A = Cross-sectional area of bit
Laju Pengeboran Diamond Drilling

• Ducklet and Bates, 1981

 Fd 0.6 2ω 0.60 Ph 0.26 L f 0.14 


PR = 122x104  

 σ 2.1

PR = Penetration Rate, ft/h


Fd = Average load per diamond, lb/in2
w = Rotary speed, rev/min
Ph = Hydraulic horsepower per unit area, hp/in2
Lf = Mud fluid loss rate, cm3/30 min
s = Effective formation strength, lb/in2
Laju Pengeboran Diamond Drilling

• Paone, Bruce and Virciglo, 1996

PR = 0.003255 + 0.004983x 1 + 0.001731x 2 + 0.000325x 3

PR = Penetration rate per revolution (surface set or impregnated


bit)
x1 = Coded bit type
x2 = Coded thrust
x3 = Reciprocal of relative abrasiveness
Analisa Dimensi Laju Pengeboran

❖ Penelitian di laboratorium menghasilkan variabel-variabel yang dapat


digunakan untuk analisis dimensi. Variabel yang dianalisis ada n=9
buah.
❖ Variabel-variabel: density () yang diperoleh dari sifat fisik, kuat tekan
uniaksial (c), kuat tarik (t) dan modulus elastisitas (E) yang
diperoleh dari sifat mekanik, jumlah putaran per menit (N), energi
yang dibutuhkan (Es), luas lubang bor (A) dan Abrasivitas diperoleh
dari pengujian pemboran.
❖ Variabel penting yang tidak dapat diukur adalah penekanan (feed
thrust). Hal ini karena belum adanya alat untuk menahan hentakan oli
hidrolik yang diakibatkan oleh impak jack hammer. Karena hal tersebut
feed thrust yang digunakan dianggap relatif konstan, yaitu berkisar 2
sampai 3 kN. Pada kondisi tertentu, tekanan puncak (peak) dapat
mencapai 15 kN. Hal ini disebabkan oleh hentakan jack hammer yang
sangat kuat akibat mengenai bagian keras contoh.
Variabel Pada Analisa Dimensi

Parameter Simbol Unit Dimensi

Laju Penembusan PR M/det LT-1

Bobot Isi  kg/m3 ML-3

Kuat Tekan Uniaksial c MPa ML-1T-2

Luas Lubang Bor A m2 L2

Energi Es Nm ML2T-2

Kuat Tarik t MPa ML-1T-2


Studi Laju
Pengeboran

1 1 5

ρ .(ES) .N.σN
2 3 6
PR = 1 1

σc .ρ 2 2

LINEAR

20 y = 0.0277x - 3.6215
R2 = 0.9343
15

F1 Vs F5
F1

10
Linear (F1 Vs F5)

0
0 200 400 600 800 1000
F5
Studi Laju Pengeboran

❖ Contoh
Laju Pengeboran vs. UCS Batuan Diorite,
Intermediate Tonalite & Volkanik

80

Penetration Rate (m/hr)


60

40

20

0
0 50 100 150 200 250
UCS (MPa)

57
Laju pengeboran vs. RMR Batuan Diorite,
Intermediate Tonalite & Volkanik

70

Penetration Rate (m/hr)


50

30

10
35 45 RMR 55 65

58
Implementasi
Pendahuluan

❖ Hasil peledakan yang baik diawali oleh


LUBANG BERKUALITAS
❖ Lubang yang berkualitas diawali oleh
PENGEBORAN YANG BAIK
❖ Pengeboran yang baik diawali oleh PERSIAPAN
YANG BAIK
Lubang Berkualitas

• Dibor pada posisi yang


tepat
• Dibor dengan sudut yang
tepat
• Dibor dengan kedalaman
yang tepat
• Dibor dengan diameter yg
tepat

Collaring: Proses
berpindahnya mesin bor dari
lubang satu ke lubang
berikutnya adalah saat yg
kritis.
Lubang Berkualitas
Lubang Berkualitas
Peran Serta Production Crew

❖ Menyiapkan lokasi pengeboran seoptimal mungkin (dozer, grader,


backhoe)
❖ Mengawasi proses penyiapan area pengeboran.
❖ Dengan area pengeboran yang baik (flat, bersih) akan menghasilkan
front loading yang baik pula.
❖ Pada akhirnya produktivitas tinggi.
❖ Mengurangi masalah ban, suspensi, kecelakaan.
❖ Utility dozer akan berkurang.
Penitikan

• Metode segitiga
• Survey/GPS manual
• Aquila system

Kadang crew survey datang setelah lubang bor jadi!


Akurasi Pengeboran
Implementasi Pengeboran
Sudut/Kemiringan yang Tepat
Kedalaman yang Tepat
Kedalaman Tidak Akurat
Persiapan Jenjang
Persiapan Bench - Penyaliran
Lokasi Miring
Lokasi Miring
Lokasi Miring
Drill Pad Layout
THANK YOU VERY MUCH

Anda mungkin juga menyukai