RUK DIARE 2017 Fix
RUK DIARE 2017 Fix
RUK DIARE 2017 Fix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh
Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
kesejahteraan suatu bangsa di samping ekonomi dan sosial. Hal ini ditegaskan dalam
Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 28 H ayat 1, yang menyatakan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu Undang-Undang No 36 Tahun
2009 tentang kesehatan juga menjelaskan dengan tegas tentang hak dan kewajiban
pemerintah maupun masyarakat yang berkenaan dengan pemenuhan akan kesehatan.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan upaya kesehatan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan
masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilakukan upaya upaya
kesehatan. Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal adalah program pencegahan dan pengendalian penyakit
menular. Penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi program pemerintah di
antaranya adalah program pengendalian penyakit Diare yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian karena Diare bersama lintas program dan sektor terkait
(Kemenkes RI, 2011).
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari
frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari
biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi
tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Kemenkes RI, 2011). Menurut data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2009, Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar
kasus Diare dengan angka kematian 1.5 juta pertahun. Di negara berkembang, rata-rata
anak usia di bawah 3 tahun mengalami episode Diare 3 kali dalam setahun. Setiap
episodenya Diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk
tumbuh, sehingga Diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak. Hingga saat ini
penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat
dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan Diare dari tahun ke tahun.
Hasil survei Subdit Diare, angka kesakitan Diare semua umur tahun 2000 adalah
301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000
penduduk dan tahun 2010 adalah 411/1000 penduduk. Pada tahun 2013 period privalen
Diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia sebesar 7,0 %. Lima Propinsi dengan
period privalen dan insiden Diare tertinggi, taitu Papua (14,7% dan 6,3% ), NTT 10,9% dan
4,3%, Sulawesi selatan 10,2 % dan 5,2%, Sulawesi Barat 10,1% dan 4,7%, dan Sulawesi
Tengah 8,8% dan 4,4%. Semakin rendah kuartil indek kepemilikan, semakin tinggi prporsi
Diare pada Penduduk, Petani/nelayan / buruh mempunyai proporsi tertinggi (7,1%), Jenis
1
kelamin dan tempat tinggal menunjukkan proporsi yang tidak jauh berbeda. Insiden Diare
Balita di Indonesia sebesar 6,7%. Lima propinsi dengan insiden Diare pada balita tertinggi
adalah Aceh (10,2%), Papua 9,6%, DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%) dan
Banten (8,0%). Anak balita merupakan kelompok umur paling tinggi menderita Diare,
terutama 12-23 bulan (7,6%), Laki laki (5,5%) tinggal didaerah pedesaan (5,3) dan
kelompok kuintil indek kepemilikan terbawah (6,2%) (Riskesdas)
Bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Ponorogo yaitu
penyediaan obat-obatan untuk penderita Diare. Kerjasama dengan pemerintah setempat
yaitu melalui kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan yang rutin
dilaksanakan pada hari minggu setiap pekannya. Selain itu pula dalam mendukung
pelaksanaan program Diare Pihak UPT Puskesmas Ponorogo Utara juga mendapatkan
dukungan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) melalui kegiatan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) melalui 5 pilar yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci
tangan pakai sabun, pengolahan makanan dan minuman, pengelolaan sampah rumah
tangga dan pengelolaan limbah cair rumah tangga. Dalam pelaksanaan program
pengendalian penyakit Diare dibutuhkan adanya kerjasama lintas program dan sektor
terkait. Melalui kerjasama tersebut diharapkan pelaksanaan program pengendalian penyakit
Diare akan mendapat dukungan baik politis maupun operasional dari institusi lain sesuai
dengan porsi masing-masing (Kemenkes RI, 2011).
Puskesmas memegang peranan penting sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan
dalam upaya pengendalian penyakit menular yang salah satunya adalah penyakit Diare.
Puskesmas diharapkan dapat melakukan pencegahan penularan 8 penyakit serta
mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Diare baik dengan penanganan aktif
maupun dengan penyuluhan.
B. Tujuan
1. Umum :
2. Khusus :
2
C. Manfaat
3
BAB 2
ANALISA SITUASI
a. Batas Wilayah
4
b. Luas Wilayah
Kecamatan Ponorogo mempunyai 2 Puskesmas induk yaitu Puskesmas Ponorogo
Utara dengan luas wilayah kerja 11,15 Km² dan Puskesmas Ponorogo Selatan.
c. Kondisi Demografi
Saat ini Puskesmas Ponorogo Utara Kabupaten Ponorogo memiliki cakupan
layanan jumlah penduduk sekitar 38.949 jiwa yang tersebar pada 10 Kelurahan.
d. Kondisi Sosial Ekonomi
Sebagian besar masyarakat penduduk di Kecamatan Ponorogo di Wilayah kerja
Puskesmas Ponorogo Utara adalah pekerja
e. Transportasi
Secara umum wilayah Kerja Puskesmas Ponorogo Utara dapat dijangkau roda dua
maupun roda empat.
Tabel 1.1 Penemuan kasus Diare di sarana kesehatan UPT Puskesmas Ponorogo
NO BULAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Januari 49 75 124
2 Pebruari 49 58 107
3 Maret 39 44 83
4 APRIL 27 37 64
5 Mei 32 42 74
6 Juni 16 34 50
7 Juli 24 45 69
8 Agustus 40 28 68
9 September 43 41 84
10 Oktober 24 30 54
11 Nopember 23 28 51
12 Desember 29 35 64
5
4. Struktur Organisasi Program Diare UPT Puskesmas Ponorogo Utara Ponorogo
Maek Subekti, ST
Koordinator P2
6
BAB 3
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
sebagai berikut yaitu menyusun rencana kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih
bermasalah dan menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kemampuan dan
program, cakupan, mutu dan ketersediaan sumber daya. Adapun hasil identifikasi
A. Program Diare
7
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut di atas, maka didapatkan
Puskesmas Ponorogo Utara pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,57% dari target
100 %.
Masalah 2 : Kurangnya proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc di
wilayah kerja UPT Puskesmas Ponorogo Utara pada tahun 2015 yaitu sebesar
Growth). Berikut ini adalah hasil penetapan prioritas masalah, yaitu sebagai berikut:
2 Masalah 2 4 4 4 12
Berdasarkan hasil analisa prioritas masalah, maka prioritas masalah Program Diare
adalah “Kurangnya proporsi penderita diare balita yang diberi zinc di wilayah kerja UPT
Puskesmas Ponorogo Utara pada tahun 2015 yaitu sebesar 32,7 dari target 100 %”
Menurut hasil Survei Identifikasi Kebutuhan dan Harapan Masyarakat pada tahun
ke masyarakat bahaya dan pencegahan dini Diare, pembentukan kader Diare, pelacakan
C. Rumusan Masalah
1. Kurangnya proporsi penderita diare balita yang diberi zinc di wilayah kerja UPT
Puskesmas Ponorogo Utara pada tahun 2015 yaitu sebesar 32,7 dari target 100 %.
8
D. Identifikasi Penyebab Masalah
MANUSIA
METODE
Keterbatasan anggaran
Ketidakpatuhan cara untuk sosialisasi ke tenaga kesehatan tentang
mengkonsumsi zinc penatalaksanaan diare (Lintas Diare)
9
MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT
9 9 7 25
Pengetahuan keluarga tentang Lintas Diare rendah 4 3 6 13
Kesadaran masyarakat ttg upaya pencegahan diare 8 6 5 19
Kepatuhan petugas thd SOP tentang pemberian zinc pada balita rendah 11 12 10 33(II)
Pemberian zinc merupakan penatalaksanaan diare yg belum tersosialisasi 12 12 11 35 (I)
secara maksimal
Koordinasi pemegang program diare dengan petugas pemberi layanan 10 11 10 31
kurang
Dukungan toma & toga kurang 11 10 7 28
Ketidakpatuhan cara mengkonsumsi zinc 3 4 5 12
Keterbatasan sarana (keterediaan obat) 11 12 9 32(III)
Sosek masyarakat rendah 8 9 4 21
Keterbatasan anggaran untuk sosialisasi ke tenaga kesehatan tentang 9 9 7 25
penatalaksanaan diare (Lintas Diare)
10
E. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Penyebab 1 : Pemberian zinc merupakan penatalaksanaan diare yg belum tersosialisasi secara maksimal
Penyebab 2 : Kepatuhan petugas thd SOP tentang pemberian zinc pada balita rendah
11
Penyebab 3 : Keterbatasan sarana (keterediaan obat)
12
b. Penentuan Pemecahan Masalah Terpilih
Kurangnya proporsi penderita - Pemberian zinc merupakan - Sosialisasi Lintas Diare Sosialisasi Lintas Diare kepada
diare balita yang diberi zinc di kepada Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan terutama
penatalaksanaan diare yg
wilayah kerja UPT Puskesmas terutama tentang Cara tentang Cara Pemberian Zinc
belum tersosialisasi secara Pemberian Zinc
Ponorogo Utara pada tahun
maksimal - Simulasi tentang
2015
penatalaksanaan Diare bagi
petugas kesehatan
- Sosialisasi kepada toma,
toga, kader tentang
pentingnya pemberian zinc
- Kepatuhan petugas thd SOP - Sosialisasi Lintas Diare Sosialisasi Lintas Diare kepada
kepada Petugas Kesehatan Petugas Kesehatan terutama
tentang pemberian zinc pada
terutama tentang manfaat tentang manfaat pemberian
balita rendah pemberian zinc jika diberikan zinc jika diberikan sesuai SOP
sesuai SOP
- Monitoring dan evaluasi
kepatuhan petugas
kesehatan dalam pemeberian
zinc sesuai SOP
- Pemberian sanksi kepada
petugasjika tidak memebrikan
zinc sesuai SOP
- Keterbatasan sarana - Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi
(keterediaan obat) pelaporan ketersediaan obat pelaporan ketersediaan obat
(zinc) di tiap unit pelayanan (zinc) di tiap unit pelayanan
- Pengadaan secara mandiri
jika ketersediaan gudang
obat tidak memenuhi
kebutuhan.
13
BAB 4
Tabel 4.1 Rencana usulan kegiatan perbaikan program Diare tahun 2017
14
- Bidan Desa
15
BAB 5
PENUTUP
Demikian Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program Diare UPT Puskesmas Ponorogo
Utara Kabupaten Ponorogo Tahun 2017 ini kami susun, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi kemajuan dan peningkatan mutu kegiatan program
Semoga Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini dapat terlaksana dengan baik pada tahun
2017 yang akan datang, sehingga dukungan dana dan partisipasi dari semua pihak sangat kami
harapkan.
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Ponorogo Utara Pemegang Program Diare