Buku Perikanan Tangkap Natuna
Buku Perikanan Tangkap Natuna
Buku Perikanan Tangkap Natuna
xiv, 66 hlm., 23 cm
Bibliografi: hlm. 62
ISBN 978-602-425-448-3
1. Perikanan tangkap -- Natuna. I. Judul II. Armen Zulham. III. Subaryono IV. Anggawangsa, Regi F.
639.220 959 814 33
Hak cipta 2017, pada penulis
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun,
termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit
2017. 1899 RP
Dr. Armen Zulham
Dr. Subaryono, S.Pi., M,Si.,
Regi F. Anggawangsa, M.Si
REKOMENDASI PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP
DI NATUNA DAN SEKITARNYA
Cetakan ke-1, Desember 2017
Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, Depok
Desain cover oleh octiviena@gmail.com
Dicetak di Rajawali Printing
PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Kantor Pusat:
Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956
Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163
E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.id Http: //www.rajagrafindo.co.id
Editor:
Prof. Dr. Wudianto
Prof. Dr. Mulyono Baskoro
Dr. Wijopriono
Ir. Badrudin
Redaktur:
Tri Handanari
Niken Winarsih
Dwi Prasetyo
Penerbit:
PT. RajaGrafindo Persada
Anggota IKAPI:
109/DKI/88
Sambutan Laut Natuna Utara,
merupakan salah
Kepala Pusat Riset satu beranda
Perikanan penting negara
Republik Indonesia.
Kawasan tersebut
saat ini, menjadi prioritas pembangunan,
setelah sekian lama kurang disentuh oleh
program pembangunan. Padahal, potensi
ekonomi dan sumber daya alam pada laut
tersebut cukup menjanjikan. Saat ini
berbagai infrastruktur dibangun pada
kawasan Laut Natuna Utara. Tujuannya
antara lain untuk mens ejahterakan
masyarakat perikanan dan membangun
perekonomian di Kabupaten Natuna.
Pada Lapangan Usaha Perikanan,
pemerintah (Kementerian Kelautan dan
Perikanan) telah menetapkan kawasan
Laut Natuna Utara sebagai Sentra Kelautan
dan Perikanan Terpadu. Pada kawasan
tersebut telah dib angun Pelabuhan
Perikanan Natuna di Selat Lampa.
Pelabuhan perikanan tersebut diharapkan
dapat berperan membangun ekonomi
Kabupaten Natuna pada masa yang
akan datang. Peran ekonomi Pelabuhan
Perikanan Selat Lampa dapat menjadi
subtitusi dari redupnya kontribusi minyak
dan gas dalam peningkatan perekonomian
Kabupaten Natuna di masa yang akan
datang.
Tim Penulis
DAFTAR ISI x
KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT RISET
PERIKANAN iii
KATA PENGANTAR PENULIS v
KATA PENGANTAR PENERBIT viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
1. Perikanan dalam Perekonomian Kabupaten
Natuna 1
2. Keragaan Sumber daya Perikanan di Laut
Natuna Utara 8
2.1. Potensi Sumber Daya Perikanan 8
2.2. Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya 10
2.3. Jenis ikan potensial 13
3. Karakteristik Pemanfaatan Sumber Daya
Ikan di Laut Natuna Utara 17
3.1. Armada dan Alat Tangkap 17
3.2. Industri Perikanan 22
3.3. Infrastruktur dalam Pemanfaatan
Sumber Daya 27
3.4. Sosial Ekonomi dan Kelembagaan 36
3.4.1. Sosial Ekonomi 36
3.4.2. Kelembagaan 44
3.5. Pemasaran Ikan Natuna 46
3.6. Permasalahan Pemanfaatan Sumber
Daya Perikanan 48
K
abupaten Natuna terletak pada
koordinat: 010 18’ 00” - 060 50’
15” Lintang Utara dan 1040 48’
30” – 1100 02’ 00” BT. dengan
luas wilayah sekitar 224.684,59 Km2.
Wilayah Kabupaten Natuna memiliki luas
lautan sebesar 99,11% atau 222.683,39
km2 dan 0.89% atau 2.001,30 km2 untuk,
luas daratannya (BPS Kabupaten Natuna,
2017).
Kabupaten Natuna memiliki 15
kecamatan. Kecamatan tersebut tersebar
pada dua gugus pulau, yaitu:
a. Gugus Pulau Natuna, yang terdiri
dari pulau pulau di Bunguran,
Sedanau, Midai, Pulau Laut dan
Pulau Tiga.
b. Gugus Pulau Serasan, yang terdiri atas
pulau pulau di Serasan, Subi Besar dan
Subi Kecil.
Tabel 1. Potensi Ikan pada WPP RI 711 termasuk Laut Natuna Utara
Laju pertumbuhan potensi ikan
Kelompok Jenis Potensi Ikan (ton)
per tahun (r%)
Ikan
2011a) 2016b) 2017c) 2011-2016 2011-2017
Pelagis Kecil 621.500 395.451 330.284 (9) (10,5)
Pelagis Besar 66.100 198.994 185.885 22,0 17,2
Demersal 334.800 400.517 131.070 3,6 (15,6)
Karang 21.600 24.300 20.625 2,4 (0.8)
Udang Paneid 11.900 78.005 62.342 37,6 27,6
Lobster 400 979 1.421 17,9 21,1
Kepiting tda 502 2.318 - -
Rajungan tda 9.437 9.711 - -
Cumi-cumi 2.700 35.155 23.499 51,3 36,1
Total Potensi 1.059.000 1.143.340 767.155 1,5 (5,4)
Sumber: a) Kepmen KP No. 45/MEN/2011
b) Kepmen KP No. 47/KEPMEN-KP/2016
c) Kepmen KP No. 50/KEPMEN-KP/2017
Gambar 2. Jenis ikan yang ditangkap oleh Armada Perikanan pada perairan Laut Natuna
Utara, (Januari – Nopember 2017).
Tabel 2. Persentase armada perikanan tangkap laut asal Kabupaten Natuna, 2011 - 2016
Tahun
Jenis Armada r (%)
2011 2012 2013 2014 2015 2016
PTM (%) 25,8 31,5 21,1 28,3 30,4 27,6 1.8
MT (%) 8,4 3,7 2,0 2,3 2,2 3,9 -12.3
KM (%) 65,8 64,9 76,9 69,3 67,4 68,5 1.3
Jumlah (Unit) 3.948 3.508 3.824 3.964 4.089 4.107 0.7
Sumber : Statistik Perikanan Kabupaten Natuna, berbagai terbitan.
Armada perikanan tangkap laut, asal perairan sampai 10 mil dari pantai. Armada
Kabupaen Natuna terdiri dari armada Kapal Motor dari Kabupaten Natuna
perikanan: Perahu Tanpa Motor (PTM), umumnya berukuran 1 GT – 5GT dan
Motor Tempel (MT) dan Kapal Motor menangkap ikan melebihi batas 20 mil dari
(KM). Armada PTM umumnya digunakan perairan pantai. Jumlah armada 1 GT–5 GT
nelayan Natuna untuk menangkap ikan tersebut pada tahun 2016 mencapai 2.398
pada perairan pantai disekitar dua gugus unit (54,8% dari total armada perikanan
pulau di Natuna. Motor Tempel digunakan Kabupaten Natuna 2016 - 4.107 unit),
nelayan untuk menangkap ikan pada seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Persentase Jumlah Armada Perikanan Tangkap Laut Asal Kabupaten Natuna,
tahun 2016
Gambar 4. Jenis dan persentase perkembangan alat tangkap yang digunakan nelayan Natuna
Industri pengolahan hasil perikanan sebagai produk olahan ikan Teri Asin
di Kabupaten Natuna menggunakan sedangkan ikan Teri yang lebih halus
bahan baku hasil tangkapan nelayan difermentasi menjadi produk Pede’
setempat terutama ikan Cakalang dan (Gambar 5).
Tongkol, serta ikan Teri. Dua jenis ikan Gambaran perkembangan produksi
yang pertama digunakan sebagai bahan pengolahan hasil perikanan yang dihasilkan
baku kerupuk ikan/ kerupuk atom dan rumah tangga perikanan di Kabupaten
ikan Salai. Sedangkan ikan Teri digunakan Natuna dapat dipelajari pada Gambar 6.
Gambar 6 menunjukkan produk menjadi: 35 ton, 21,6 ton dan 2,6 ton.
olahan: kerupuk ikan, ikan teri asin, dan Laju pertumbuhan produksi dari ketiga
Pede’ merupakan produk awal yang produk olahan itu selama periode 2012
dihasilkan oleh industri rumah tangga – 2016 masing-masing adalah: 38,9%,
di Kabupaten Natuna. Jumlah produksi, 81,2% dan 21,3% per tahun. Kerupuk ikan
dari produk tersebut pada tahun 2012, merupakan produk olahan hasil perikanan
masing-masing adalah 5 ton, 0,4 ton, dan utama di Kabupaten Natuna.
0,9 ton, dan pada tahun 2016 meningkat
Gambar 7. Fasilitas Tempat Pengolahan ikan dan Cold Storage di Pelabuhan Perikanan
Natuna di Selat Lampa, 2017
Gambar 8. Darmaga Tempat Tambat Labuh dan Bongkar Ikan di Pering - Sepampang,
Natuna, 2017
Tabel 7. Kebutuhan BBM untuk Armada Penangkapan Ikan di Kabupaten Natuna, 2016
Jumlah
Armada
Kebutuhan BBM per Tahun (liter)b)
Penangkapan
Kecamatan Ikana)
Motor
Kapal Motor Kapal Motor Motor Tempel
Tempel
Bunguran Barat 267 21 1.762.200 81.648
Bunguran Selatan 306 7 2.019.600 27.216
Bunguran Tengah 0 0 0 0
Bunguran Timur 570 28 3.762.000 108.864
Bunguran Timur 240 7 1.584.000 27.216
Laut
Bunguran Utara 163 6 1.075.800 23.328
Midai 150 0 990.000 0
Pulau Laut 151 3 996.600 11.664
Pulau Tiga 219 9 1.445.400 34.992
Pulau Tiga Barat 97 3 640.200 11.664
Serasan Barat 195 26 1.287.000 101.088
Serasan Timur 154 9 1.016.400 34.992
Subi 303 0 1.999.800 0
Total 2,815 119 18.579.000 462.672
Sumber : a) Dinas Perikanan Kab. Natuna 2017.
b) Diolah dari data primer 2017
Total kebutuhan BBM (Solar) untuk Pertamina melalui Agen Pemasok Minyak
kegiatan penangkapan ikan di Kabupaten Solar dan disalurkan kepada koperasi
Natuna per tahun diperkirakan sekitar dan pedagang BBM yang tersebar pada
19.042 kilo liter (18.579 kilo liter untuk berbagai lokasi penangkapan ikan.
armada kapal motor dan 463 kilo liter Sistem pasokan yang demikian,
untuk motor tempel). Kebutuhan BBM menyebabkan beberapa armada pe
penangkapan ikan tersebut dipasok nangkapan ikan kesulitan memperoleh
Gambar 10. Stasiun Pengisi Bahan Bakar Minyak untuk Nelayan di Pelabuhan Perikanan
Natuna di Selat Lampa
Peran pemerintah pusat melalui KKP Pertamina dan Dinas ESDM Kabupaten
pada subsistim lain dalam membangun Natuna. Demikian juga, keputusan
perikanan di Natuna terlihat berada pada tentang bantuan kapal dan alat tangkap
tingkat partisipasi interaktif (subsistem untuk meningkatkan produksi, KKP harus
produksi) dan tingkat partisipasi berkoordinasi dengan Dinas Perikanan
konsultatif (subsistem penangganan hasil Kabupaten Natuna untuk mendapat
dan perdagangan). Tingkat partisipasi informasi target penerima bantuan
interaktif pada sistem produksi ini tersebut (koperasi perikanan).
menunjukkan KKP harus berinteraksi Pe r a n K K P p a d a s u b s i s t e m
dengan stakeholder dan pelaku usaha penanganan hasil dan perdagangan, adalah
lain dalam mengambil keputusan untuk pada tingkat partisipasi konsultatif. Peran
membangun perikanan di Natuna. ini dilakukan karena para pengolah dan
Contoh dari tingkat partisipasi interktif pedagang telah memiliki jaringan sosial
adalah kebijakan suplai BBM untuk tersendiri untuk mendapat pasokan
nelayan.Keputusan tentang suplai BBM ikan dan mendistribusikan ikan ke pasar
ini harus dilakukan bersama dengan tujuan.Intervensi yang dilakukan KKP
Gambar 12. Kapal Pengangkut ikanTanjung Balai Karimun, di Pulau Tiga Natuna, Oktober 2017
Gambar 13. Pembuatan Es Batu Skala Rumah Tangga di Natuna, Oktober 2017
4. Perspektif Pengembangan
Perikanan Tangkap pada Laut
Natuna Utara
Uraian sebelumnya telah me
nunjukkan karakteristik dan pentingnya
peran perikanan laut di Natuna, bagi
nelayan lokal Natuna dan dari luar
Natuna. Karakteristik tersebut harus
menjadi acuan dalam pengembangan
Perikanan di Natuna. Kompleksitas
perikana tangkap laut pada Laut Natuna
Utara, karena usaha perikanan pada
kawasan itu, memiliki karakteristik
seperti berikut:
Kegiatan penangkapan ikan pada
perairan WPP 711, khususnya Laut
Natuna Utara dilakukan oleh nelayan
asal Natuna dengan armada yang paling
banyak adalah 1GT – 5GT dan nelayan
K
ebijakan pengembangan
perikanan di Kabupaten
Natuna dengan 2 skenario
yang disebutkan diatas,
harus dilakukan dengan road map
seperti pada Tabel 12.
P
erairan Laut Natuna Utara
merupakan perairan strategis,
sejak sebelum kemerdekaan
telah dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan. Saat ini perairan
tersebut memiliki arti strategis, karena
terdapat ladang minyak dan gas lepas
pantai, menyimpan berbagai situs sejarah
benda muatan kapal tenggelam (BMKT),
jalur pelayaran kapal antar benua dan
menyimpan potensi ikan dalam jumlah
yang cukup memadai.
Pemanfaatan potensi ikan di Laut
Natuna Utara, harus dikawal ketat, tersebut semakin merosot menjadi
karena pertumbuhan potensi ikan pada (5,4%) per tahun.
perairan tersebut memberi sinyal yang Konsolidasi armada tangkap skala
tidak menguntungkan. Pada tahun 2011- kecil menjadi armada skala 10 GT
2016 pertumbuhannya 1,5% per tahun dan 20 GT, menjadi alternatif untuk
dan pada tahun 2011-2017 pertumbuhan pengembangan perikanan tangkap