Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Tugas 2 PKN - Eka

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Nama : Eka Pratiwi

NIM : 048614793

Tugas 2 PKN

1. Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan berikanlah contoh
identitas nasional yang ada di Indonesia!

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa kata identitas memiliki arti "ciri-ciri atau
keadaan khusus seseorang" atau "jati diri". Kata identitas berasal dari kata "identity" Inggris.

Identitas sama halnya dengan kehidupan seseorang, identitas menjadi salah satu hal yang penting dalam
kehidupan bangsa, tak terkecuali di Indonesia. Identitas nasional mempunyai tujuan utama yakni
sebagai alat pemersatu bangsa, seperti keadaannya Indonesia terdiri dari berbagai ras, suku, budaya,
dan agama. Identitas nasional di fungsikan untuk mempersatukan keberagaman yang ada di Indonesia.

Tujuan lain dari Identitas nasional adalah sebagai pembeda suatu bangsa dengan bangsa yang lainnya,
sebagai landasan negara yang digunakan sebagai panduan, pemersatu dan pegangan supaya bisa
mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa tersebut, serta sebagai nilai potensi bangsa yang digunakan
untuk memberikan gambaran dan juga potensi dari negara tersebut.

Peranan identitas nasional diantaranya adalah sebagai objek dalam integrasi nasional, sebagai penanda
ikatan solidaritas, menjadi defenisi teritorial, mengatur pemerintahan, melegitimasi hak dan kewajiban
warga negara, pengontrol sumber daya ekonomi, menumbuhkan rasa cinta tanah air, menjadi penyaring
budaya asing, sebagai Penghargaan untuk pendiri bangsa dan sebagai ciri khas dari suatu bangsa.

Dari paparan di atas bisa di dapatkan bahwasannya makna dari Identitas nasional ialah kepribadian atau
jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang membedakan antara bangsa dan satu dengan bangsa
yang lainnya. Dengan memiliki identitas nasional maka Indonesia dapat menjadi bangsa yang berdaulat,
yang berkepribadian, yang memiliki karakter yang kuat sehingga Indonesia bisa menghadapi tantangan
zaman saat ini yang semakin sulit.

Penerapan tentang identitas nasional harus tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi atau
kelompok. Dengan kata lain, identitas nasional menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan
bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Identitas nasional di dalam konteks Kebangsaan cenderung mengacu pada kebudayaan, adat istiadat
serta karakter khusus dari suatu negara. Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin
dalam simbol-simbol kenegaraan.

Contoh-contoh Identitas nasional yang ada di Indonesia :

1) Bendera Negara Indonesia adalah Sang Saka Merah Putih


2) Bahasa Nasional Indonesia atau Bahasa Persatuan Indonesia adalah Bahasa Indonesia

3) Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya

4) Lambang Negara Indonesia adalah Garuda Pancasila

5) Semboyan Negara Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika

6) Dasar Falsafah Negara Indonesia adalah Pancasila

7) Konstitusi (Hukum Dasar) Negara Indonesia adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945

8) Bentuk Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

9) Konsepsi Wawasan Nusantara

10) Kebudayaan-Kebudayaan daerah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

Referensi:

Lasiyo, dkk. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/20bb958d430cc7d21ef6c2b58d14da41.pdf

https://dosensosiologi.com/contoh-identitas-nasional/

https://pelayananpublik.id/2019/12/11/arti-identitas-nasional-fungsi-tujuan-dan-perannya/
#:~:text=Fungsi%20Identitas%20Nasional&text=Identitas%20nasional

2.Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari causa materialis
dari Pancasila!

Hal apapun pastinya mempunyai asal muasal, begitu juga dengan Pancasila. Pancasila sebagai dasar
negara dulunya juga tidak ada, Pancasila terlahir sebab asal muasal tentunya. Pancasila berada pada
konstitusi yang tinggi, terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang merupakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Pancasila lahir dalam situasi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi bangsa pada waktu itu. Pancasila
baru dikenal setelah para pendiri negara (founding fathers) ini merumuskan dasar negara lewat sidang-
sidang BPUPKI. Pancasila digali dari nilai yang berakar pada kehidupan bangsa.

Causa materialis merupakan prinsip dari Pancasila yang digali dari nilai dan norma yang terdapat pada
bangsa Indonesia, begitu banyak keanekaragaman yang terdapat di Indonesia, ini memiliki arti Pancasila
mencakupi seluruh perbedaan yang terdapat pada bangsa Indonesia, bukan yang terdapat pada bangsa
lain dan menyatukan bangsa Indonesia agar dapat hidup dengan baik dan mencapai tujuan
pembangunan nasional.
Dengan prinsip ini nantinya pelaksanaan Pancasila akan lebih mudah diterima dan juga mudah untuk
dilaksanakan. Hal ini juga bisa menjadi salah satu upaya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dengan keberadaan Pancasila menjadikannya wadah untuk menjaga kesatuan dan
persatuan tetap terjaga.

Menurut Notonagoro (1975:32) mengatakan bahwasannya causa materialis Pancasila berasal dari adat
istiadat, kebudayaan dan juga agama yang ada di Indonesia. Tidak perlu diragukan lagi, ternyata dasar
negara Indonesia digali dari nilai yang ada dalam masyarakat dan juga tidak perlu diragukan lagi ternyata
Pancasila merupakan budaya dan pembudayaan yang perlu dipahami oleh bangsa Indonesia.

Adat istiadat merupakan urusan kelompok dan juga urusan masyarakat, diambilnya adat istiadat sebagai
unsur Pancasila merupakan suatu hal yang tepat, karena para pemimpin yang merumuskan sila-sila
pancasila menginginkan negara yang berasalkan dari Pancasila negara yang berkekeluargaan. namun
perlu diingat adat-istiadat yang dimaksud disini berhubungan dengan masalah bidang sosial, ekonomi,
politik dan ketatanegaraan. Sebab, tak semua bentuk adat-istiadat tersebut ditransformasikan ke dalam
sila-sila Pancasila.

Kebudayaan merupakan hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Kebudayaan merupakan keluaran
dari akal budi, sehingga seluruh hasil akal manusia seperti ilmu, ekonomi, teknologi juga termasuk dalam
kebudayaan. Kebudayaan juga dapat dikatakan sebagai hasil olahan akal manusia mengenai alam ini.

Sejak dulu bangsa Indonesia dikatakan sebagai bangsa yang beragama, bangsa yang mengakui
keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Pada pidato lahirnya Pancasila Ir. Soekarno mengusulkan prinsip
Ketuhanan, prinsip Ketuhanan bukan saja bangsa Indonesia yang ber-Tuhan, namun individu masing-
masing juga ber-Tuhan sesuai dengan keyakinannya.

Terkait pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa: bangsa Indonesia tak pernah hilangnya rasa
kepercayaan kepada Tuhan, bisa dilihat pada tempat ibadah, kitab suci dari berbagai kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, perbuatannya (upacara keagamaan, peringatan hari besar agama,
pendidikan agama), tulisan karangan sejarah/ dongeng yang mengandung nilai-nilai agama. Ini artinya
sila pertama sudah terkait dengan causa materialis Pancasila dalam hal keagamaan.

Terkait pada sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab: bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa
yang ramah, sopan santun, lemah-lembut dengan sesama manusia sejak dari dulu. Bisa dilihat dari
peninggalan bangunan,tulisan, dan semboyan yang ada. Ini artinya sila kedua sudah terkait dengan
causa materialis Pancasila dalam hal kebudayaan.

Terkait pada sila ketiga, Persatuan Indonesia: bangsa Indonesia mempunyai ciri-ciri rukun, bersatu,
peduli dengan sesama dan mempunyai sifat kekeluargaan. Bisa dilihat dari perbuatan-perbuatannya. Ini
artinya sila ketiga sudah terkait dengan causa materialis Pancasila dalam hal adat istiadat.

Terkait pada sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan: unsur-unsur demokrasi sudah ada dalam bangsa Indonesia sejak dulu, ini
bisa dilihat dari perbuatan-perbuatannya. Ini artinya sila keempat sudah terkait dengan causa materialis
Pancasila dalam hal adat istiadat dan kebudayaan.

Terkait pada sila kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: bangsa Indonesia dalam
melaksanakan tugasnya terkenal dengan sifat sosial dan berperilaku adil kepada sesama, begitu juga
dalam hal keagamaan, hal ini dapat dilihat dari perbuatan-perbuatannya. Ini artinya sila keempat sudah
terkait dengan causa materialis Pancasila dalam hal adat istiadat, kebudayaan dan juga keagamaan.

Referensi:

Lasiyo, dkk. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

https://media.neliti.com/media/publications/80416-ID-causa-materialis-pancasila-menurut-noton.pdf

https://guruppkn.com/prinsip-prinsip-filsafat-pancasila

http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1179/EPUB

3. Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-sila Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari!

Internalisasi merupakan proses penanaman sesuatu, sikap, keyakinan dan nilai-nilai yang wajib melekat
pada manusia itu sendiri. Dalam Internalisasi Pancasila, kita melakukan penghayatan nilai-nilai yang ada
dalam Pancasila.

Internalisasi nilai-nilai dari sila Pancasila dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya
dengan cara:

1) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Pertama (Ketuhanan)

Simbol dalam sila pertama adalah bintang emas, sila pertama berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila
pertama sangat mengedepankan aspek ketuhanan dalam segi kehidupan. Nilai ketuhanan pada sila
pertama terbagi lagi atas dua nilai, yakni nilai kepercayaan dan nilai ketakwaan.

Nilai kepercayaan berbentuk keyakinan dan pengakuan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa. Pada
konteks kewarganegaraan, keyakinan itu berwujud dengan adanya enam agama yang diresmikan dan
diakui oleh Pemerintah, yakni Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu.
Nilai ketakwaan mempunyai arti bahwa setiap warga negara bebas untuk beribadah sesuai dengan
agama yang diyakininya.

Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila pertama dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya:

- Membiasakan diri dan keluarga untuk rajin melaksanakan kewajiban ibadah.

- Membiasakan diri untuk selalu berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan aktivitas.
- Menghormati orang tua, menaati perintahnya dan mendengarkan nasihatnya.

- Menjaga toleransi dan saling hormat-menghormati antar umat beragama agar tercapai kenyamanan
dan kedamaian bersama.

2) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Kedua (Kemanusiaan)

Simbol dalam sila kedua adalah rantai emas, sila kedua berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab".
Nilai ini mengandung arti bahwa kemanusiaan harus diutamakan dalam aktivitas keseharian warga
negara Indonesia. Sila kedua ini mewakilkan kehendak bangsa Indonesia untuk berada dalam posisi yang
setara dengan bangsa lainnya.

Nilai kemanusiaan menjamin warga negara untuk memperlakukan sesama manusia dengan adil tanpa
memandang dan membedakan ras, suku, golongan dan agama.

Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila kedua dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya:

- Menghormati tetangga tanpa harus membedakan ras, suku, golongan dan agama.

- Menjaga kerukunan dan menolong tetangga apabila membutuhkan bantuan.

- Tak melakukan diskriminasi pada siapapun.

- Mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat dengan melakukan musyawarah.

3) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Ketiga (Persatuan)

Simbol dalam sila ketiga adalah pohon beringin, sila ketiga berbunyi "Persatuan Indonesia" yang
mengandung nilai persatuan. Artinya ialah seluruh warga negara harus bersatu dengan tak melihat
perbedaan suku, bahasa, agama, dan latar belakang budaya. Persatuan dalam warga negara menjadi
kekuatan dasar dalam mempertahankan dan pertahanan Indonesia, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.

Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya:

- Menanamkan rasa cinta tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

- Menumbuhkan sikap saling menghormati, menyayangi, dan menghargai sesama anggota keluarga.

- Berusaha untuk menghasilkan prestasi yang dapat membanggakan bangsa Indonesia, baik di tingkat
nasional maupun internasional.

- Tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain.

4) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Keempat (Kerakyatan)


Simbol dalam sila keempat adalah kepala banteng, sila keempat berbunyi "Kerakyatan Yang Dipimpin
Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan". Nilai ini memiliki arti bahwa
kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, kepala banteng menjadi perumpaan warga negara dalam
mengambil keputusan harus dengan tegas.

Nilai kerakyatan yang berhubungan dengan Pemerintah Indonesia yaitu dengan diterapkannya sistem
demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila keempat dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya:

- Menghargai dan melaksanakan keputusan.

- Orang tua mau mendengarkan dan menerima saran dari anaknya.

- Menghormati hasil musyawarah sekalipun bertentangan dengan pendapat kita dan melaksanakannya
dengan sepenuh hati.

- Tidak melakukan paksaan pada orang lain agar menyetujui apa yang kita katakan atau lakukan. Begitu
pula sebaliknya, tidak ada yang dapat memaksakan kehendaknya pada kita.

5) Internalisasi nilai-nilai dari Sila Kelima (Keadilan)

Simbol dalam sila kelima adalah padi dan kapas, sila keempat berbunyi "Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia". Nilai ini memiliki arti bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh kesejahteraan. Dengan adanya sila ini diharapkan dapat mewujudkan keadilan bagi seluruh
warga negara Indonesia.

Pengamalan yang bisa dilakukan dalam internalisasi nilai-nilai sila kelima dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya:

- Meningkatkan kesadaran sosial dengan mengadakan kegiatan yang membantu sesama, seperti bakti
sosial, donor darah, dsb.

- Menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak sesuai peranan masing-masing anggota keluarga.

- Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat.

- Berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dan membantu
orang lain untuk memperjuangkan keadilan.

Referensi:

Lasiyo, dkk. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

https://www.bola.com/ragam/read/4371037/penerapan-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari-yang-
perlu-ditiru
https://www.gramedia.com/literasi/pengamalan-nilai-nilai-pancasila/

4. Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila sebagai kepribadian
bangsa Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari!

Kepribadian bangsa terdiri atas dua kata, yaitu kepribadian dan bangsa. Kepribadian artinya ialah
orientasi sifat yang berbeda dalam diri seseorang ketika menghadapi suatu kondisi tertentu. Pancasila
sebagai kepribadian bangsa Indonesia tergolong dalam hakikat fungsi yang harus diketahui warga
negara.

Dengan mengetahui fungsi Pancasila maka sama halnya dengan memahami kedudukan bangsa itu.
Tertera dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pancasila mempunyai fungsi yang berkaitan erat
dengan pokok negara yang fundamental. Hal ini melekat dan mempengaruhi kelangsungan hidup
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Fungsi kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa merupakan bentuk perwujudan dari nilai-nilai
budaya bangsa dipercayai kebaikan dan kebenarannya. Nilai-nilai itu dapat dilaksanakan dalam sikap,
tingkah laku, dan amal perbuatan dalam kehidupan sehari-hari oleh bangsa Indonesia. Pancasila sebagai
kepribadian bangsa terlahir dari jiwa masyarakat pada bangsa Indonesia. Pancasila mempunyai peran
untuk membimbing dan mengarahkan perilaku bangsa dalam kehidupan kesehariannya.

Kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia juga mempunyai arti bahwa Pancasila
terlahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia, sangat penting dan menjadi ciri khas bangsa dan
juga identitas bangsa Indonesia dalam sikap juga tingkah lakunya dalam membedakan bangsa lain.
Pancasila wajib ditanamkan sedari dini dalam setiap individu bangsa Indonesia.

Pancasila pada dasar terdiri atas lima butir sila yang selalu terikat antara satu dengan lainnya, butir sila
tersebut berbunyi:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3) Persatuan Indonesia

4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan

5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Keterikatan itu menunjukkan hubungan antar nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai
Pancasila mempunyai peranan penting guna membentuk kepribadian bangsa Indonesia, membuat
karakteristik bangsa Indonesia menjadi terbuka dalam segala perubahan yang terjadi baik didalam
ataupun diluar negeri tanpa harus meninggalkan kebudayaan asli yang dipunyai bangsa Indonesia
sendiri.
Tiap-tiap butir pada sila di atas mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Seluruh warga negara
wajib memahami apa kandungan yang ada dalam butir sila tersebut lalu mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

Berikut contoh-contoh dari kedudukan Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya:

Pada Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa

Contohnya dengan melaksanakan ibadah dengan rajin dan menghormati para pemeluk agama
lain,bekerjasama antar umat beragama agar terciptanya kedamaian, kerukunan, dan kenyamanan
antarumat beragama, dan tak memaksakan kepada orang lain harus suatu agama atau kepercayaan.

Pada Sila Kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Contohnya dengan saling menghormati juga mau bekerjasama dengan orang lain, harus berani membela
keadilan dan kebenaran, memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan, mengakui persamaan derajat, hak
dan kewajiban, mempunyai sikap tenggang rasa terhadap orang lain, tak berperilaku sesuka hati kepada
orang lain.

Pada Sila Ketiga, Persatuan Indonesia

Contohnya dengan mempunyai rasa bangga menjadi bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia,
mempunyai rasa cinta tanah air, rela berkorban guna kepentingan bangsa.

Pada Sila Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan

Contohnya dengan melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan guna kepentingan bersama,
menerima dan melaksanakan keputusan musyawarah dan berani bertanggung jawab atas keputusan
musyawarah yang didapat secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pada Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Contohnya dengan menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, adil dan menghormati hak-hak
orang lain, serta mempunyai sifat gemar membantu dan saling menolong dengan masyarakat sekitar.

Referensi:

Lasiyo, dkk. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

https://kumparan.com/berita-hari-ini/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa-apa-maksudnya-
1wG59rvYvLG/2

https://www.bola.com/ragam/read/4619535/kedudukan-pancasila-sebagai-dasar-negara-yang-perlu-
diketahui-dan-dipahami

Anda mungkin juga menyukai