Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Kelompok 1-Informasi Akuntansi Penuh

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 34

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

DISUSUN OLEH:

YEPTA STEPANUS SITEPU 21304005

NAOMI KEIRA SHARON N. ASSA 21304007

NURHASANAH 21304001

DEIS TALIA MADI 21304004

RIRI ANGGRAINNI MAMONTO 21304001

LISAWATI FAZRIANI 21304003

VALLERIO DECKER 18304023

DOSEN MK: ANDREW P. MARUNDUH, S.E., MSA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


TA: 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami ucapkan kepada Tuhan YME atas rida dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Informasi Akuntansi Penuh” ini
dengan tepat waktu.

Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada Mner Andrew P. Marunduh, S.E., MSA
yang yang telah membimbing dan membantu kami dalam proses penyusunan karya ilmiah ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman yang telah membantu baik
secara moral maupun material sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terwujud.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis yang
disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut. Kritik dan saran dari
pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan kualitas tulisan ke depannya.

Tondano, 02 september 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...ii

BAB I: PENDAHULUAN……………………………………………………………..1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Belakang…………………………………………………………….2
C. Tujuan………………………………………………………………………….2

BAB II: PEMBAHASAN……………………………………………………………...3

A. Konsep Informasi Akunransi Penuh…………………………………………..3


B. Manfaat Informasi Akuntansi Penuh……………………………………….....6
C. Rekayasa Informasi Akuntansi Penuh………………………………….…….24
BAB III: PENUTUP………………………………………………………………….30

A. KESIMPULAN……………………………………………………………….30

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...31

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kemajuan perekonomian seperti saat ini, perkembangan perekonomian secara
makro dan perekonomian secara mikro memiliki keterkaitansatu sama lain, batas-batas antar
negara semakin transparan begitu pula denganhubungan antar bidang ilmu pengetahuan yang
semakin erat dan salingmempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, kebutuhan akan
informasi yanglebih sempurna sangat penting, terlebih lagi dalam bidang ekonomi
khususnyaakuntansi manajemen.

Dalam hal akuntansi manajemen sebagai tipe informasi manfaat yang dapatdiambil dari
akuntansi manajemen sebagai tipe informasi adalah konsep dankegunaan informasi tersebut,
salah satunya adalah informasi akuntansi penuh (fullaccounting information). Konsep
informasi akuntansi penuh perlu dipahami untukmemperoleh pengertian yang benar mengenai
informasi tersebut sehingga dapatdibedakan dengan konsep informasi yang lain. Pemahaman
konsep informasiakuntansi penuh merupakan dasar untuk mempelajari pemanfaatan
informasiakuntansi tersebut dan perekayasaannya. Informasi akuntansi penuh
mencakupseluruh informasi aktiva, pendapatan atau biaya (Mulyadi, 2001 : 48).

Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk pelaporan
informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis
kemampuan menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan berapa biaya yang telah
dikeluarkan untuk sesuatu, dan penentuan harga jual dalam cost type contract. Sedangkan
informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa mendatang bermanfaat untuk
penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan
harga jual berdasarkan peraturan pemerintah.

Untuk memenuhi kebutuhan manajemen, perekayasaan informasi akuntansi penuh


memerlukan identifikasi aktiva, pendapatan, dan biaya langsung yang bersangkutan dengan

1
obyek informasi tertentu dan pembebanan secara adil aktiva, 2 pendapatan, dan biaya tidak
langsung kepada berbagai obyek informasi yang bersangkutan.

Metode pembebanan yang digunakan, yaitu (a) pembebanan biaya tidak langsung untuk
penyediaan informasi bagi pengambilan keputusan manajemen, (b) pembebanan biaya tidak
langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa informasi akuntansi penuh sebagai
salah satu tipe informasi akuntansi manajemen dengan sebagai permasalahannya seperti
konsep manfaat dan rekayasanya sangatlah penting untuk diketahui. setelah mengetahui
konsep,karakteristik dan pengembangan manajemen

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep informasi akuntansi penuh?
2. Apa manfaat informasi akuntansi penuh?
3. Bagaimana rekayasa terhadap informasi akuntansi penuh?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep informasi akuntansi penuh.
2. Untuk mengetahui manfaat informasi akuntansi penuh.
3. Untuk mengetahui rekayasa terhadap informasi akuntansi penuh.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Informasi Akunransi Penuh


1. Defenisi Informasi Akuntansi Penuh

Informasi akuntasi penuh merupakan seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh
dan seluruh sumber yang dikorbankan untuk suatu objek informasi. Unsur yang membentuk
informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan dan total biaya.

Informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek informasi, berupa produk,
keluarga produk, aktifitas, departemen, divisi perusahaan secara keseluruhan. Informasi
akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh atau seluruh sumber
yang dikorbankan suatu objek informasi.

Adapun defenisi informasi akuntansi penuh menurut para ahli yaitu:

a. Menurut Abdul Halim (2000: 7-8)

Informasi akuntansi penuh adalah suatu informasi yang menyajikan mengenai pendapatan
total, biaya total dan atau aktiva total baik pada masa itu maupun pada masa yang akan datang.

b. Menurut Hariadi (2002: 39-40)

Informasi akuntansi penuh adalah informasi tentang semua biaya langsung dan tidak
langsung, yang dibebankan pada objek biaya penuh. Informasi akuntansi biaya penuh terdiri
atas informasi biaya masa lalu (historical cost) dan informasi biaya yang akan datanng (future
cost).

c. Menurut Mulyadi (2001 : 48)

Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh dan
atau seluruh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi.

Jadi dapat ditarik kesimpulan mengenai Informasi Akuntansi penuh yaitu:

3
1) Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan
dan total biaya.
• informasi Akuntansi penuh berupa aktiva disebut dengan Aktiva penuh (Full
Assets)
• Informasi Akuntansi penuh berupa pendapatan disebut dengan Pendapatan penuh
(Full Revenues)
• Informasi Akuntansi penuh berupa seluruh sumber yang dikorbankan disebut
dengan Biaya penuh (Full Costs)
2) Informasi akuntansi selalu berhubungan dengan objek informasi

Dalam hubungannya dengan objek informasi, informasi akuntansi penuh merupakan


informasi akuntansi langsung ditambah dengan informasi tidak langsung yang terjadi dalam
objek informasi

• Jika informasi akuntansi penuh berupa aktiva, maka aktiva penuh adalah aktiva lansung
ditambah dengan aktiva tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi.
• Jika informasi akuntansi penuh berupa pendapatan, makapendapatan penuh adalah
pendapatan lansung ditambah dengan pendapatan tidak langsung yang berhubungan
dengan objek informasi.
• Jika informasi akuntansi penuh berupa biaya, maka biaya penuh adalah biaya lansung
ditambah dengan biaya tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi.

2. Perbedaan Full Accounting Information, Full Cost, dan Full Costing


a. Full Accounting Information

Terdiri dari unsur full assets, full revenues, dan atau full cost.

b. Full Cost

Merupakan total biaya yang bersangkutan dengan obyek informasi. Jika obyek informasi
berupa produk, maka full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan produk
tersebut. Full cost dipengaruhi oleh metode penentuan Harga Pokok Produk yang digunakan,
berupa:

4
- Full costing
Total Biaya produksi + Total biaya Non Produksi = ( Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga
kerja Langsung + Biaya Overhead Tetap + Biaya Overhead Variabel ) + Biaya Administrasi
& Umum + Biaya Pemasaran
- Variable Costing, merupakan salah satu metode penentuan biaya produk yang hanya
membebankan biaya variabel.

(Total Biaya produksi Variabel + Total biaya Non Produksi Varariabel ) +Total Biaya tetap
= ( Biaya bahan Baku + Biaya Tenaga kerja Langsung + Biaya Overhead Variabel + Biaya
Administrasi & umum Variabel. + Biaya pemasaran Variabel) + Biaya Tetap (biaya
overhead pabrik tetap + Biaya Administrasi & umum tetap + Biaya Pemasaran tetap )

- Activity Based Costing, merupakan metode penentuan kos produk yang ditujukan
untuk mengajukan informasi harga produk secara cermat bagi kepentingan manajemen
dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Terdapat 3 fase aktivitas pembuatan produk:
fase desain dan pengembangan, fase produksi, dan fase dukungan logistik

(By.Tahap desain & pengembangan) +( by tahap produksi) +(By dukungan logostik) =


(By.desain+ By.pengujian produk) +(By. Facility sustaining activity cost + By.product
sustaining activity cost + batch –related activity cost + unit level activity cost ) + ( By.iklan+
By.distribusi + By. Garansi produk

c. Full costing

Merupakan salah satu metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh
biaya produksi sebagai harga pokok produksi, baik biaya variabel maupun tetap

Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi distribusi produk dalam lingkungan
manufaktur maju adalah sebagai berikut:

1. Unit level Activity Costs


• Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk
• Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
• Contoh : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi dan biaya bahan
baku
5
2. Batch Related Activity Costs
• Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi
• Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh
fungsi produksi
• Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap
order produksi
• Contoh : biaya angkutan bahan baku dalam pabrik, biaya inspeksi, biaya order
pembelian, biaya setup cost : merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan
mesin dan ekuipmen sebelum suatu oerder produksi diproses.
3. Product Sustaining Activity cost
• Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan
biaya-biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dipasarkan.
• Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang diproduksi dan jumlah batch
produksi yang dilaksanakan oleh divisi penjual.
• Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu
yang akan dihasilkan selama umur produk tersebut (Product Life Cycle)
• Contoh: biaya desain produk, desain proses pengolahan produk , pengujian produk.
4. Facility Sustaining Activity Costs
• Biaya ini berhubungan dengan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang
dimiliki oleh perusahaan.
• Biaya ini dibebankan kepada produk atas dasar taksiran unit produk yang dihasilakan
pada kapasitas normal divisi penjual. Contoh : Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya
asuransi, biaya gaji

B. Manfaat Informasi Akuntansi Penuh


Manfaat informasi akuntansi penuh adalah untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan
suatu informasi akuntansi yang akan disajikan secara relevan dengan prinsip Different
Accounting Information for Different Purposes (harus digunakan bilamana akuntansi
manajemen menyediakan informasi akuntansi untuk manajemen). Informasi akuntansi penuh
memiliki berbagai manfaat yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
manajerialnya, terutama dalam hal pemenuhan informasi akuntansi secara keseluruhan dalam

6
hal aktiva, pendapatan, dan biaya. Berikut manfaat informasi akuntansi penuh menurut
beberapa ahli.

Menurut Hariadi (2002 : 42), manfaat akuntansi penuh adalah :

• Menghitung harga pokok produksi dan persediaan yang teliti untuk disajikan dalam
laporan keuangan yang ditunjukkan pada pihak ekstern perusahaan.
• Untuk membantu manajemen dalam menjalankan fungsi perencanaan dan
pengendalian.
• Untuk membantu manajemen dalam menjalankan fungsi pengambilan keputusan.

Menurut Mahfudz (2002 : 26), manfaat akuntansi penuh adalah sebagai catatan
keseluruhan akuntansi yang diringkas dalam laporan keuangan akuntansi yang dapat
membantu mengulang kembali transaksi yang sudah berjalan dan bisa digunakan sebagai dasar
keputusan manajemen.

Manfaat informasi akuntansi penuh menurut Mulyadi (2001 : 56), sebagai berikut :

1) Pelaporan Keuangan
2) Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)
3) Jawaban atas pertanyaan “Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?”
4) Penentuan harga jual dalam cost type contract
5) Penentuan harga jual normal
6) Penentuan harga jual transfer
7) Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
8) Penyusunan program

1.Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan dibagi menjadi 2 yaitu pelaporan untuk pihak luar dan pelaporan keuangan
kepada menejemen puncak perusahaan.

Pelaporan keuangan bagi pihak luar perusahaan (investor, stakeholder) terikat PABU
(Prinsip Akuntansi Berterima Umum). Berikut 8 merupakan gambar yang menunjukkan
pendapatan penuh dan biaya penuh yang disajikan dalam laporan laba rugi untuk pihak luar
perusahaan.

Pendapatan penjualan Rp 10.000.000


7
HPP Rp 5.500.000

Laba bruto Rp 4.500.000

Biaya usaha Rp 2.000.000

(contoh: biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, BOP)

Laba bersih usaha Rp 1.500.000

Pendapatan dan biaya di luar usaha Rp 500.000

(pendapatan di luar usaha, contohnya pendapatan bunga.

Beban di luar usaha, contohnya beban bunga)

Laba bersih sebelum pajak Rp 1.000.000

➢ Pelaporan keuangan bagi pihak dalam perusahaan (menejemen puncak) tidak terikat
PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum). Pendapatan Penuh dan Biaya Penuh
Divisi (Dengan Pendekatan Full Costing) yang disajikan dengan Laporan Laba-Rugi
untuk Menejemen Puncak

Pendapatan penjualan kepada pihak luar Rp 10.000.000


Pendapatan penjualan antar divisi Rp 2.500.000
Pendapatan penuh Rp 12.500.000
Biaya langsung divisi:
Biaya produksi Rp 5.000.000
(contoh: biaya tenaga kerja,
biaya bahan baku, BOP)
Biaya adm dan umum Rp 1.000.000
(contoh: biaya gaji direksi,
biaya telepon, biaya sumbangan)
Biaya pemasaran Rp 2.500.000
(contoh: biaya pembungkusan
dan pengiriman, biaya angkutan)
Rp 8.500.000
Alokasi biaya kantor pusat Rp 1.000.000

8
Biaya penuh Rp 9.500.000
Laba bersih divisi Rp 3.000.000
Pendapatan Penuh dan Biaya Penuh (dengan Pendekatan Variabel Costing) yang disajikan
dalam laporan Laba-Rugi untuk Menejemen Puncak ( Mulyadi, 2001 : 55-57)

Pendapatan penjualan kepada pihak luar Rp 10.000.000


Pendapatan penjualan antar divisi Rp 2.500.000
Pendapatan penuh Rp 12.500.000
Biaya Variabel :
Biaya produksi variabel Rp 4.000.000
Biaya adm dan umum Rp 500.000
Biaya pemasaran variabel Rp 1.500.000
Total biaya variabel Rp 6.000.000
Laba kontribusi Rp 6.500.000
Biaya Tetap :
Biaya produksi tetap Rp 1.000.000
Biaya adm dan umum tetap Rp 500.000
Biaya pemasaran tetap Rp 1.000.000
Alokasi biaya kantor pusat Rp 1.000.000
Total biaya tetap Rp 3.500.000
Laba bersih divisi Rp 3.000.000
Contoh penjualan antar divisi : Indofood, mengimpor tepung terigu, dan menjadi bahan baku
produk Perusahaan “Super Mie” di group perusahaan yang sama.

Contoh biaya produksi variabel: biaya bahan mentah, upah tenaga kerja, bahan pembantu.
Contoh biaya pemasaran variabel: biaya promosi, biaya pembungkusan.

Contoh biaya produksi tetap: biaya sewa gudang Contoh biaya adm dan umum tetap: gaji
direksi, gaji bagian akuntansi Biaya pemasaran tetap: biaya pemasaran

2. Analisis Kemampuan Menghasilkan Laba (Profitability Analysis)

Analisis kemampuan menghasilkan laba dapat diterapkan dalam berbagai objek informasi
yaitu: produk keluarga (product line), aktivitas atau unit organisasi. Analisis kemampuan
9
menghasilkan laba ditujukan untuk mendeteksi penyebab timbulnya laba atau rugi yang
dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode akuntansi tertentu. (Mulyadi 1997: 59)

Dalam perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk (product diversification)


menejemen memadukan informasi akuntansi penuh untuk memungkinkan menejemen
melakukan analisis kemampuan setiap produk dalam menghasilkan laba (product profitability
analysis).

Contoh: Menejer pemasaran PT Gumilang memerlukan informasi untuk memahami


kemampuan 3 macam produknya dalam menghasilkan laba. Dari hasil analisis ini diharapkan
menejer tersebut mampu memahami sumber yang menyebabkan timbulnya laba atau rugi yang
dihasilkan oleh setiap produk yang diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan. Laporan rugi
laba menurut PT Gumilang untuk tengah tahun pertama tahun 2012 disajikan di bawah ini:

Keterangan Produk A Produk B Produk C Total


Pendapatan penjualan Rp 10.000 Rp 20.000 Rp 30.000 Rp 60.000
Biaya penuh untuk:
Desain & pengembangan produk Rp 1.500 Rp 2.000 Rp 1.000 Rp 5.000
Biaya produksi
Facility – sustaining activity cost Rp 1.000 Rp 4.000 Rp 9.000 Rp 14.000
Product - sustaining activity cost Rp 500 Rp 3.000 Rp 6.000 Rp 9.500
Batch – related activity cost Rp 600 Rp 5.000 Rp 2.000 Rp 7.600
Unit – level activity cost Rp 4.200 Rp 6.800 Rp10. 500 Rp 21.500
Dukungan logistik Rp 800 Rp 1.200 Rp 500 Rp 2.500
Jumlah biaya aktivitas (activity) Rp 8.600 Rp 22.000 Rp 29.000 Rp 55.100
Laba (rugi) per produk Rp 1.400 (Rp 2.000) Rp 1.000 Rp 400

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa produk B mengalami kerugian sebesar Rp 2.000. oleh
karena itu perlu dilakukan evaluasi tentang produk tersebut.

Dari analisis kemampuan menghasilkan laba menurut produk yang terlihat pada tabel di
atas, menejemen akan dapat memperoleh informasi sumber-sumber penyebab timbulnya laba
atau rugi dari tiap-tiap produk yang diproduksi perusahaan. Pada gambar tersebut, biaya penuh
masing masing produk digolongkan menurut 4 kelompok aktivitas yaitu aktivitas
mempertahankan fasilitas, aktivitas mempertahankan produk, aktivitas yang bersangkutan

10
dengan unit yang dihasilkan sehingga dalam penyajian biaya seperti ini menejemen akan
dengan mudah memperoleh informasi konsumsi sumber daya oleh setiap aktivitas untuk
memproduksi dan memasarkan produk. Berdasarkan informasi biaya menurut aktivitas ini
menejemen berada dalam posisi dapat mengendalikan berbagai aktivitas pokok perusahaan.

Untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba suatu perusahaan atau suatu pusat laba
dalam perusahaan biasanya digunakan alat pengukur yaitu : Kembalian Investasi Return on
Investment (ROI) atau Residual Income (RI).

pendapatan penuh−biaya penuh


Kembalian Investasi : aktiva penuh

Residual Income (RI) : Laba bersih – beban modal

Residual income (RI) dihitung dengan mengurangi laba bersih dengan beban modal (capital
charge) seperti terlihat dalam perhitungan berikut ini :

Pendapatan penuh Rp xx

Biaya penuh Rp xx

Laba bersih Rp xx

Beban modal= y % x aktiva penuh Rp xx

Residual Income Rp xx

Faktor yang mempengaruhi penggunaan RI sebagai alat analisis kemampuan menghasilkan


laba divisi adalah :

• Konsep laba yang digunakan


• Komponen untuk menghitung laba
• Komponen aktiva yang diperhitungkan dalam Investment Base
• Penilaian aktiva 14

Terdapat 4 pengertian laba yang tersedia untuk mengukur laba divisi sebagai berikut:

• Laba kontribusi divisi (division contribution margin)


• Laba terendah divisi (division contollable profit)
• Laba langsung divisi (division direct profit)

11
• Laba bersih divisi (division net profit)

Dari keempat konsep laba tersebut, konsep laba bersih divisi adalah yang paling cocok
digunakan untuk kepentingan pengukuran kemampuan menghasilkan laba divisi karena di
dalamnya telah diperhitungkan informasi biaya penuh, sehingga mencerminkan untuk semua
faktor penentu kemampuan menghasilkan laba divisi.

Dalam perhitungan kembalian investasi sebagai pengukuran kemampuan menghasilkan


laba divisi perlu di pilih komponen aktiva yang di masukkan ke dalam investasi.

Ada 2 kriteria yang dapat di gunakan sebagai pedoman dalam pemilihan tersebut :(1)
Aktiva tersebut di gunakan secara langsung untuk memperoleh pendapat divisi,(2) Aktiva
tersebut di bawah pengendalian manajer divisi.

Atas dasar kriteria tersebut manajemen puncak dapat mengambil keputusan mengenai
komponen aktiva yang di masukkan sebagai investasi suatu divisi berikut ini :

a) Kas,piutang dagang,persediaan,dan aktiva tetap yang di gunakan Langsung oleh


devisi.
b) Aktiva divisi yang berasal dari sumber yang tidak memrlukan biaya.
c) Divisi tidak dapat dibebani dengan sebagian aktiva kantor pusat.
d) Aktiva divisi yang tidak di gunakan secara langsung untuk memporeh Pendapatan
divisi harus di keluarkan dari perhitungan investasi divisi.
e) Aktiva yang menganggur dalam suatu divisi, namun masih dapat dimanfaatkan usaha
divisi lain.

3. Jawaban atas pertanyaan “Berapa biaya yang telah dikeluarkan


untuk sesuatu”

Menejemen secara rutin memerlukan informasi biaya yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan untuk suatu objek biaya seperti produk, keluarga produk, jasa, aktivitas, pusat
biaya, atau perusahaan secara keseluruhan. Pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu?” dapat dijawab dengan menyajikan informasi biaya penuh yang bersangkutan
dengan objek biaya.

12
Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu berperan bagi menejemen dalam:

a) Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu


b) Penyediaan informasi untuk memungkinkan menejemen melihat struktur biaya perusahaan
pesaing yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa.
c) Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri
d) Penentuan harga jual produk atau jasa
e) Menghindari atau menghilangkan keborosan
f) Memperbaiki tingkat kemampuan produk
g) Penyedia informasi bagi menejemen untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan
h) Cost reimbursement
i) Inventory Costing

4. Evaluasi Konsumsi Sumber Daya

Sesuatu dapat produk, jasa, atau aktivitas. Jika menejemen telah merencanakan sesuatu,
misalnya pembuatan produk, penyerahan jasa, atau pelaksanaan suatu aktivitas, maka setelah
pekerjaan pembuatan produk, penyerahan jasa, dan pelaksanaan aktivitas tersebut terlaksana,
ia 16 memerlukan informasi berapa sumber daya yang telah dikorbankan untuk pelaksanaan
produk jasa, atau aktivitas tersebut. Informasi ini diperlukan untuk memungkinkan menejmen
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang telah dibuatnya.

Contoh :

Misalkan produk x merupakan objek informasi. Untuk menjawab pertanyaan “berapa biaya
yang telah dikeluarkan produk x?” informasi biaya penuh (full cost) yang bersangkutan dengan
produk x, yang dihitung dengan pendekatan full costing disajikan pada gambar berikut:

Biaya produksi

Biaya produksi langsung Rp 1.000.000

(contoh: biaya tenaga kerja, biaya bahan baku)

Bagian yang adil biaya produksi tidak langsung

yang menjadi beban produk x Rp 600.000

13
(contoh: BOP)

Total biaya produksi produk x Rp 1.600.000

Biaya non produksi:

Biaya non produksi langsung:

Biaya administrasi dan umum langsung Rp 50.000

(contoh: biaya telepon listrik)

Biaya pemasaran langsung Rp 75.000

(contoh: biaya iklan, biaya promosi)

Biaya non produksi tidak langsung Rp 125.000

(contoh: beban bunga)

Biaya non produksi tidak langsung :

Bagian yang adil biaya adm dan umum

yang menjadi beban produk x Rp 100.000

Bagian yang biaya pemasaran yang

menjadi beban produk x Rp 175.000

Rp 275.000

Total biaya non produksi Produk x Rp 450.000

Biaya penuh produk x Rp 2.050.000

Jika pendekatan variable costing di gunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya produk
tertentu, biaya penuh (full cost) dihitung seperti di sajikan dalam contoh berikut ini :

Contoh:

Misalkan produk y merupakan objek informasi. Full cost yang bersangkutan dengan produk y
yang di hitung dengan pendekatan variable cost di sajikan pada gambar :

(angka rupiah dalam Ribuan)

Biaya Variable :

14
Biaya produksi variable Rp 1.000.000

(contoh: biaya bahan mentah, upah tenaga kerja produksi)

Biaya non produksi variabel:

Biaya administrasi & umum variable Rp 200.000

(contoh: biaya komunikasi seperti telepon)

Biaya pemasaran variable Rp 300.000

(contoh: biaya promosi penjualan)

Total biaya nonproduksi variable Rp 500.000

Total biaya variable produk y Rp 1.500.000

Biaya tetap langsung :

Biaya produksi tetap

Biaya nonproduksi tetap langsung:

Biaya administrasi & umum tetap langsung Rp 120.000

(contoh: beban gaji bagian akuntansi)

Biaya pemasaran tetap langsung Rp 75.000

(contoh: beban angkut penjualan)

Biaya tetap langsung produk y Rp 195.000

Biaya tetap tidak langsung

Bagian yang adil biaya administrasi & umum tetap Rp 150.000

Bagian yang adil biaya pemasaran tetap Rp 100.000

Biaya tetap tidak langsung yang menjadi

beban produk y Rp 250.000

Total biaya tetap yang menjadadi beban produk y Rp 345.000

Biaya penuh produk y Rp 1.845.000

15
Jika pendekatan activity-based costing di gunakan sebagai dasar untuk menghitung biaya
produk tertentu, biaya penuh (ful l cost) di hitung seperti di sajikan dalam contoh berikut ini :
Contoh :

Misalkan produk y merupakan objek informasi .full cost yang bersangkutan dengan produk
y,yang di hitung dengan pendekatan activity based costing di sajikan bebagai berikut :

(Angka rupiah dalam jutaan)

Biaya desain dan pengembangan :

Biaya desain Rp 400

Biaya pengujian produk Rp 1.100

Rp 1.500

Biaya produksi :

Unit-level activity costs Rp 4.200

Batch-related activity costs Rp 600

Product-sustaining activity costs Rp 500

Facility-sustaining activity cost Rp 1.000

Total biaya produksi Rp 6.300

Biaya pendukung logistilk:

Biaya iklan Rp 100

Biaya distribusi Rp 200

Biaya garansi produk Rp 150

Biaya administrasi dan umum Rp 350

Total biaya pendukung logistik Rp 800

Biaya penuh produk y Rp 8.600

Jika objek informasi berupa divisi suatu perusahaan. Untuk Menjawab pertanyaan berapa
biaya suatu divisi yang di keluarkan pada masa yang lalu,informasi biaya yang perlu di sajikan
meliputi unsur biaya seperti di bawah ini :

16
a. Biaya langsung Divisi x Rp xx
b. Bagian yang adil biaya tidak langsung yang di bebankan oleh
divisi lain kepada Divisi x xx
c. Bagian yang adil biaya tidak langsung yang di bebankan oleh
kantor pusat kepada Divisi x xx

Biaya penuh Divisi x Rp xx

5. Struktur Biaya Perusahaan Pesaing

Informasi biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu diperlukan oleh menejemen
untuk membandingkan efisiensi produk sesuatu tersebut dengan efisiensi produksi yang
dilakukan oleh produsen lain. Tanpa memiliki informasi biaya penuh yang secara cermat
mencerminkan segala aktivitas untuk memproduksi dan memasarkan produknya dan
menejemen perusahaan akan memenuhi kesulitan di dalam memahami tindakan para
pesaingnya. Contohnya dengan informasi biaya penuh yang dimiliki oleh perusahaan mie
sedaap, perusahaan mie sedaap dapat membandingkan apakah produksinya dapat lebih efisien
daripada perusahaan indomie atau tidak. Maka selanjutnya perusahaan mie sedaap akan dapat
mengambil keputusan terkait hal tersebut.

6. Pengambilan Keputusan Membeli Atau Membuat Sendiri

Keputusan membeli atau menghemat sendiri yang dilakukan oleh menejemen dipicu oleh
penghematan biaya dengan membuat sendiri atau penghematan biaya dengan membeli dari
pemasok luar. Jika harga beli komponen tersebut dari pemasok luar lebih rendah daripada biaya
penuh yang telah dikeluarkan untuk memproduksi komponen produk tersebut maka
penghematan itu yang memicu pertimbangan membeli atau membuat sendiri. Daripada harga
beli komponen tersebut dari pemasok luar, maka penghematan ini harus diukur apakah
sebanding dengan investasi yang dilakukan untuk fasilitas produksi tambahan dalam
memproduksi komponen produk tersebut. Contohnya dengan informasi akuntansi penuh,
perusahaan pakaian akan dapat memutuskan apakah akan membuat kain sendiri atau akan
membeli dari kain dari perusahaan lain. Jika dari informasi akuntansi penuh ternya membuat
kain sendiri membutuhkan biaya lebih besar daripada membeli kain dari perusahaan lain, maka
perusahaan pakaian tersebut akan lebih memilih untuk membeli kain dari perusahaan lain.
17
7. Penentuan Harga Jual Produk atau Jasa

Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan-perusahaan mengubah strategi


pemasarannya dengan meletakkan kepuasan konsumen sebagai prioritas utama dalam
mengarahkan kegiatan bisnis mereka. Perusahaan harus mampu mengembangkan untuk
produk atau jasa yang bermutu dengan harga yang rendah untuk dapat tetap bertahan di pasar.
Dalam situasi seperti ini, harga jual harus ditentukan berdasarkan informasi biaya penuh
produk atau jasa yang harus dihitung secara formal. Contohnya dengan informasi akuntansi
penuh, sebuah perusahaan air minum akan dapat mengetahui jumlah total beban untuk
memproduksi air minum tersebut. Dengan mengetahui jumlah total beban yang dikeluarkan
untuk memproduksi air minum tersebut, maka perusahaan akan dapat menentukan berapa
harga jual air minum setelah total beban itu ditambah dengan laba yang diinginkan perusahaan.

8. Biaya Aktivitas Bukan Pennambahan Nilai

Dengan semakin rendahnya konsumen memperoleh informasi mengenai mutu, harga, dan
kinerja, produk dan jasa yang mereka perlukan maka konsumen hanya memilih produk-produk
yang sesuai dengan kebutuhan mereka dengan harga yang terendah diantara harga berbagai
produk atau jasa yang ditawarkan oleh para produsen di pasar. Keadaan ini memaksa para
produsen hanya membebani konsumen mereka dengan harga produk atau jasa yang benar-
benar wajar. Agar ini terjamin maka produsen harus senantiasa melakukan penyempurnaan
aktivitas secara bersinambungan (continual improvement) yang digunakan untuk
menghasilkan produk atau jasa. Pengumpulan informasi biaya penuh masa lalu ditujukan untuk
memberikan kemudahan dalam menghasilkan produk atau jasa.

Pengelolaan aktivitas memerlukan perencanaan penghilangan dan pengurangan aktivitas


bukan penambah nilai dan pemilihan serta pembagian aktivitas penambah nilai. Menejemen
memerlukan hasil pelaksanaan pengelolaan aktivitas berupa biaya aktivitas penambah dan
bukan penambah nilai, sehingga mereka memperoleh umpan balik pengurangan biaya yang
diperoleh dari pelaksanaan program pengelolaan aktivitas. Umpan balik ini bermanfaat untuk
pengambilan keputusan strategis, seperti penentuan harga jual produk dan keputusan membeli
atau membuat sendiri. Informasi biaya penambah dan bukan penambah nilai dihasilkan oleh
activity based responsibility accounting system.

18
9. Biaya Daur Produk atau Jasa (product life cycle)

Umumnya akuntansi biaya tradisional hanya menyediakan informasi biaya yang


bersangkutan dengan produk yang diproduksi dalam periode akuntansi tertentu. Untuk
memproduksi produk diperlukan biaya riset dan pengembangan, biaya tes produksi dan
pemasaran, biaya perancangan kembali bilamana pasar menghendaki perubahan desain dan
biaya-biaya lain untuk mempertahankan suatu produk agar tetap diperlukan oleh konsumen.
Biaya-biaya tersebut dipengaruhi oleh taksiran jumlah produk yang akan dihasilkan selain daur
hidup produk. Pengumpulan informasi biaya penuh masa lalu yang berhubungan dengan
produk tertentu selama jangka waktu daur hidup produk akan dapat memberikan kesempatan
kepada menejemen untuk memperbaiki kemampuan produk dalam menghasilkan laba.

10. Biaya Mutu (quality cost)

Menejemen memerlukan informasi biaya penuh yang dikaitkan dengan berbagai aktivitas
untuk mempertahankan dan memperbaiki mutu produk atau jasa sesuai dengan mutu yang
diharapkan oleh konsumen. Mutu dibagi menjadi 2 konsep :

1. Mutu desain : fungsi spesifikasi produk

2. Mutu kesesuaian : ukuran seberapa jauh suatu produk mmenuhi persamaan atau spesifikasi
mutu yang telah ditetapkan.

Biaya mutu adalah biaya yang bersangkutan dengan penciptaan , pengidentifikasian,


perbaikan, dan pencegahan produk cacat. Biaya mutu dibagi menjadi 4 kelompok:

1. Biaya pencegahan adalah biaya yang telah dikeluarkan untuk mencegah produk cacat yang
dihasilkan

2. Biaya penilaian adalah biaya yang telah dikeluarkan untuk menentukan apakah produk atau
jasa sesuai dengan persyaratan mutu yang telah ditetapkan

3. Biaya kegagalan intern adalah biaya yang telah dikeluarkan karena terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun sudah dapat
dideteksi sebelum produk dikirim konsumen.

19
4. Biaya kegagalan ekstern adalah biaya yang telah dikeluarkan karena terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun baru dapat
didetekdi setelah produk sampai di tangan konsumen.

Dengan menyajikan informasi mengenai biaya penuh yang berkaitan dengan mutu produk
atau jasa, menejemen memiliki kesempatan untuk menyusun program yang lebih baik dalam
perbaikan mutu produk jasa yang dijual kepada konsumen.

11. Cost Reimbur Sement

Informasi jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan produksi produk
tertentu, penyerahan jasa, atau pelaksanaan suatu aktivitas diperlukan oleh menjemen untuk
dasar permintaan penggantian (reimbursement) atas biaya yang telah dikeluarkan. Dalam cost
type contract misalnya : menejemen memerlukan informasi biaya penuh yang telah dikeluarkan
di masa yang lalu untuk produk jasa atau aktiva tertentu untuk meminta penggantian biaya
(cost reimbursement) dari pemilik proyek

12. Inventory Costing

Untuk pertanggungjawaban keuangan kepada investor dari pihak luar perusahaan yang
lain, menejemen secara periodik memerlukan informasi biaya untuk menghitung harga pokok
persediaan, produk yang masih dalam proses dan persediaan produk jadi yang masih ada di
gudang pada akhir periode. (Mulyadi, 2001: 65-77)

13. Penentuan Harga Jual Dalam Cost-type contract

Cost type contrac adalah kontrak pembuatan produk atau jasa.yang pihak pembeli setuju
untuk membeli produk atau jasa pada harga yang di dasarkan pada total biaya yang
sesungguhnya di keluarkan oleh produsen 24 yang di tambah dengan laba yang di hitung
sebesar presentase tertentu dari total biay sesungguhnya tersebut.(Mulyadi, 2001 :77).

Biaya penuh sesungguhnya Rp 1.000.000

Laba 10% x Rp 1.000.000 Rp 100.000

Harga yang harus dibeli oleh pembeli Rp 1.100.000


20
14. Penyusunan Program

Penyusunan program adalah : proses pengambilan keputusan mengenai program-program


yang akan di laksanakan oleh organisasi dan penaksiran junlah sumber daya yang akan di
laksanak kepada setiap program tersebut.(mulyadi 2001 : 78)

Pemilihan program yang akan di laksanakan pada program di masa yang akan datang
sebagian di dasarkan atas informasi akuntansi penuh masa yang kan datang,yang terdiri dari
aktiva penuh,pendapatan penuh dan atau biaya penuh penentuan

15. Penentuan Harga jual Normal

Harga jual suatu produk terbentuk di pasar sebagai interaksi antara jumlah permintaan dan
penawaran di pasar. Namun manajemen puncak memerlukan informasi biaya penuh untuk
memperhitungkan konsekuensi laba dari setiap alternative harga jual pasar .oleh karena itu
,dalam keadaan normal manajer puncak harus memperoleh jaminan bahwa harga jual produk
atau jasa tersebut dan dapat menghasiklkan laba wajar.

Untuk dapat menutup biaya penuh suatu produk atau jasa penentuan harga jual dalam
keaddaan normal memerlukan biaya penuh dan aktiva penuh masa yang akan datang sebagai
dasar rumusnya dalam pendekatan full costing,yaitu :

Harga jual = Biaya produksi+ biaya non produksi+laba yang diharapkan

Atau

Harga jual = Biaya produksi + mark up

Markup = Biaya nonproduksi + laba yang di harapkan

Biaya produksi

Markup = Biaya produksi + (y%x aktiva penuh)

Biaya produksi

16. Penentuan Harga Transfer

21
Ada 2 macam pendekatan yang di gunakan untuk menentukan haraga transfer yaitu :

a. Penentuan harga transfer atas dasar biaya (cost based transfer price)

b. Penentuan harga transfer atas dasar harga pasar (market based transfer)

Jika penentuan harga transfer di dasarkan atas biaya,maka biaya penuh masa yang akan
datang di pakai sebagai dasar untuk menentukan harga produk atau jasa yang di transfer oleh
pusat laba pembeli.(Mulyadi 2001 : 85)

17. Penentuan Harga Jual yang Diatur Dengan Peraturan Pemerintah

Informasi akuntansi penuh yang bermanfaat untuk penetapan harga jual produk atau jasa
yang diatur dengan peraturan pemerintah terdiri dari biaya penuh masa yang akan datang yang
akan dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa dan aktiva penuh yang akan digunakan
untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.( Mulyadi 2001:85-87)

Contoh :

Misalnya untuk menghasilkan air diperlukan investasi sebesar Rp 2.000.000.000 untuk


pembelian mesin dan ekuipmen serta modal kerja taksiran biaya produksi air adalah Rp 300
perliter pada volume produksi 50.000.000 liter air per tahun.Biaya non produksi (biaya
pemasaran administrasi & umum) diperkirakan sebesar Rp 1.1.000.000.000.Diputuskan laba
wajar untuk perusahaan air tersebut adalah 20% dari investasinya.

Harga jual dihitung sebagai berikut :

Persentase mark up =

Biaya administrasi & umum laba yang Dan biaya pemasaran + diharapkan

Biaya produksi per unit X volume produksi dalam unit

= Rp 1.100.000 +(20% x Rp 2.000.000.000)

Rp 300 X 50.000.000 unit

=10%

Harga jual air perliter dihitung sebagai berikut :

Biaya produksi air perliter Rp 300

22
Mark up 10%X Rp 300 30

Target harga jual per liter Rp 330

Pada target harga jual tersebut perusahaan air bersih akan memperoleh laba sebesar Rp
400.000.000 per tahun (20% X Rp 2.000.000.000) seperti dibuktikan dengan perhitungan laba.

Dalam penentuan harga jual tersebut diperlukan informasi akuntansi penuh masa yang
akan datang, yang terdiri dari taksiran biaya penuh (biaya produksi penuh ditambah dengan
taksiran biaya nonproduksi berturut turut sebesar Rp 15.000.000 dan Rp 1.1.000.000.000)
taksiran aktiva penuh yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menjual produk air(Rp
2.000.000.000)

Perusahaan Air Bersih X


Laporan laba rugi yang Diproyeksikan tahun 19X1

Target hasil penjualan 50.000.000 x Rp 330 Rp 16.500.000.000


Taksiran biaya produksi 50.000.000 x Rp 330 15.000.000.000
Laba bruto 1.500.000.000
Biaya administrasi & umum 1.100.000.000
Laba bersih 400.000.000
Aktiva penuh 2.000.000.000
Kembalian aktiva yang digunakan 20 %

Kesimpulan manfaat informasi akuntansi penuh

1. Bahwa unsur informasi akuntansi penuh untuk kepentingan pelaporan kepada pihak
luar perusahaaan adalah berbeda dengan unsur informasi akuntansi penuh untuk
kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak intern perusahaan.
2. Informasi akuntansi penuh bermanfaa pula untuk menganalisis kemampuan perusahaan
dalam menghasilakan laba.Karena bahwa perusahaan informasi akuntansi penuh dapat
memberikan informasi tentang kondisi dan sumber laba atau rugi.

23
3. Biaya yang telah di keluarkan untuk sesuatu dapat di ketahui dengan informasi yang di
peroleh dari biaya penuh yang sangat berperan bagai manajemen.
4. Antara pembeli dan penjual dapat di tentukan harga jual secara kontrak dengan
memperoleh laba yang di harapkan.
5. Program di masa mendatang dapat dipilih dan di susun berdasarkan informasi akuntansi
penuh.
6. Dalam penentuan harga jual normal dapat di gunakan pendekatan costing atau variable
costing namun tetap harus menggunakan informasi akuntansi penuh masa yang akan
datang khususnya biaya aktiva penuh dan aktiva penuh.
7. Harga produk berdasarkan kesepakatan dapat di transfer pada pusat penjual dan
pembeli.
8. Peraturan pemerintah tentang harga jual dapat di ketahui di laksanakan.

C. Rekayasa Informasi Akuntansi Penuh


Informasi akuntansi penuh dimanfaatkan oleh manajemen untuk pelaporan keuangan,
pengukuran tingkat kemampuan produk atau unit organisasi dalam menghasilkan laba. Untuk
memenuhi kebutuhan manajemen, perekayasaan 31 informasi akuntansi penuh memerlukan
identifikasi aktiva pendapatan dan biaya langsung yang bersangkutan dengan objek informasi
tertentu dan pembebanan secara adil aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang tidak langsung
kepada berbagai objek informasi yang bersangkutan.

Perlu diadakan pembedaan istilah alokasi biaya (cost allocation) dengan pembebanan
biaya (cost assigment) dalam perekayasaan informasi biaya penuh. Alokasi merupakan
pembagian biaya tidak langsung kepada berbagai objek informasi atas satu dasar alokasi yang
lebih bersifat sembarang. Alokasi biasanya ditujukan untuk menghasilkan informasi harga
pokok persediaan. Untuk penentuan nilai persediaan (investasi valution) bagi kepentingan
pelaporan keuangan kepada pihak luar perusahaan.

Pembebanan biaya merupakan pembagian biaya tidaklangsung kepada berbagai objek


informasi atas dasar hubungan sebab akibat. Metode pembebanan biaya yang digunakan untuk
perekayasaan akuntansi penuh dapat dibagi menurut tujuan pemanfaatan informasi akuntansi
penuh berikut ini :

24
1. Pembebanan Biaya Tidak langsung untuk Penyediaaan Informasi bagi
Pengambilan Keputusan Manajemen.

Dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh, biaya tidak langsung dibebankan kepada
objek informasi untuk kebutuhan manajemen :

Analisis kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan harga jual.
Manajemen memerlukan biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa.

a. Pembebanan BOP dalam Lingkungan Manufaktur Tradisional.

Akuntansi biaya tradisional membebankan BOP kepada produk atas kuantitas produk yang
diproduksi. Karakteristik pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur tradisional adalah
sebagai berikut :

• Pusat biaya yang dibentuk seringkali berupa agregasi berbagai kegiatan yang tidak
homogen sehingga dasar pembebanan yang digunakan untuk membebankan BOP tidak
mencerminkan konsumsi BOP tersebut.
• Dasar yang digunakan untuk membebankan BOP kepada produk dari pusat biaya
produksi berkaitan dengan volume produk (dalam bentuk unti produk yang diproduksi
jam tenaga kerja langsung atau jam mesin).
• Pada umumnya 2 macam cara pembebanan BOP digunakan dalam lingkungan
manufaktur tradisional = tarif tunggal untuk seluruh pabrik dan tarif per departemen.

Contoh :

PT XDS memproduksi 2 macam produk F dan K melalui 2 departemen produksi. Berikut data
yang dipakai :

Produk F Produk K Total


Unit yg diproduksi tiap tahun 30.000 150.000
Biaya utama (BB & BTKL) Rp 75.000 Rp 375.000 Rp 450.000
Jam tenaga kerja langsung 30.000 150.000 180.000
Jam mesin 15.000 75.000 90.000
Production run 15 45 60

25
Jam inspeksi 900 1.100 2.000

Data per Departemen

Dep. X Dep. Y Total


Jam tenaga kerja
langsung :
Produk F 10.000 20.000 30.000
Produk K 100.000 50.000 150.000
Jumlah 110.000 70.000 180.000
Jam mesin :
Produk F 5.000 10.000 15.000
Produk K 50.000 25.000 75.000
Jumlah 55.000 35.000 90.000
Biaya Overhead Pabrik
Setup costs Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 300.000
Biaya inspeksi 100.000 100.000 200.000
Biaya tenaga 25.000 75.000 100.000
listrik
Biaya 70.000 30.000 100.000
kesejahteraan karyawan
Jumlah Rp 345.000 Rp 355.000 Rp 700.000

Data Penentuan harga pokok produk :

Tarif BOP departemen X

(345.000/110.000) = Rp 3,14/jam tenaga langsung

Tarif BOP departemen Y

(355.000/70.000) = Rp 5,07/jam mesin

26
Dengan menggunakan tarif tersebut dihasilkan perhitungan harga pokok produk berikut.

Produk F
Biaya utama Rp 75.000/30.000 Rp 2,50
BOP (Rp 7,78 x 15.000)/30.000 3,89
Biaya produksi/unit 6,39

Produk K
Biaya utama Rp 375.000/150.000 Rp 2,50
BOP (Rp 7,78 x 75.000)/150.000 3,89
Biaya produksi/unit 6,39
(Perhitungan Biaya per Unit dengan Plant Wide Rate)

b. Pembebanan BOP dalam Lingkungan Manufaktur Maju.

Pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur maju memiliki beberapa rancangan


sebagai berikut:

- Hanya menggunakan jam kerja tenaga langsung atau biaya tenaga kerja langsung sebagai
dasar untuk mengalokasi BOP dari pusat biaya kepada produk atau jasa.

- Hanya dasar alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan untuk mengalokasikan
BOP dari pusat biaya kepada produk atau jasa.

- Pusat biaya terlalu besar dan berisi mesin yang memiliki struktur BOP yang berbeda.

Pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur maju juga menggunakan 2 tahap yang
sering disebut Activity Based Costing, meliputi :

1. Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi bagi pengambilan


keputusan manajemen informasi biaya yang berjalan di dalam perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan manajemen dalam menjalankan perusahaan.
2. Pembebanan biaya yang terkumpul dalam cost pool ke produk yang dihasilkan dengan
menggunakan cost driver.

Karakteristik pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur maju adalah sebagi berikut:

27
• Cost pool yang dibentuk harus terdiri dari aktivitasyang homogen dan dicari cost driver
yang mencerminkan konsumsi biaya yang dikumpulkan dalam cost pool tersebut oleh
cost pool yang lain.
• Dasar yang digunakan untuk membebankan BOP kepada produk disebut cost driver
yang mencerminkan faktor yang menyebabkan konstunsi biaya untuk produk.

Contoh :

Berdasarkan data dari Departemen X dan Y, terdapat 4 jenis cost driver yang berlainan.
Biaya persiapan produksi dan biaya inspeksi timbul sebagai akibat jumlah production run yang
dibutuhkan setiap produk yang diproduksi yang tidak bersangkutan dengan volume produk
yang diproduksi dalam setiap production run. Biaya tenaga listrik dan biaya kesejahteraan
karyawan timbul sebagai akibat dari jumlah mesin.

Pengukuran kinerja manajer

Perekayasaan informasi biaya ditujukan untuk pengukuran kinerja informasi biaya harus
dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki oleh manajer yang bersangkutan. Wewenang
yang dimiliki manajer tertentu menjadikan dirinya dalam posisi pengendalian biaya, sehingga
biaya yang mempunyai hubungan erat dengan wewenang manajer tertentu merupakan biaya
terkendalikan bagi manajer tersebut, karena dengan wewenang manajer tersebut dapat
mempengaruhi secara signifikan besarnya biaya.

Untuk kepentingan pengukuran kinerja manajer, biaya tidak langsung tersebut perlu
dibebankan kepada manajer yang bertanggung jawab untuk pengendaliannya (Mulyadi, 1997 :
98).

Pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur maju memerlukan metode yang jauh
lebih cermat dibandingkan dengan pembebanan BOP dalam lingkungan manufaktur
tradisional.

2. Pembebanan Biaya Tidak Langsung untuk Pelaporan Keuangan


kepada Pihak Luar Perusahaan.

28
Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar
perusahaan umumnya dilakukan dengan dasar alokasi yangn bersifat sembarang. Oleh karena
itu, istilah alokasi biaya lebih tepat digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya tidak
langsung kepada berbagai produk dengan tujuan pelaporan keuangan kepada pihak luar yang
menghasilkan informasi harga pokok persediaan.

Menurut prinsip yang lazim, harga pokok persediaan merupakan hasil kali kuantitas
persediaan dengan biaya produksi per unit. Berikut unsur-unsur biaya produksi yang harus
diperhitungkan untuk menghasilkan biaya produksi penuh :

a. Biaya Bahan Baku


b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
c. BOP dalam perusahaan menghasilkan produk bersama, biaya bersama dialokasikan
kepada produk bersama atas dasar alokasi berikut ini :
- Nilai jual relatif
- Satuan fisik
- Rata-rata biaya satuan
- Rata-rata tertimbang

Alokasi biaya bersama ini ditujukan untuk perhitungan nilai persediaan bagi kepentingan
pelaporan keuangan kepada pihak luar.

29
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Informasi akuntansi penuh adalah suatu informasi yang menyajikan tentang suatu objek
informasi akuntansi (aktiva, pendapatan, dan atau biaya) baik pada masa lalu maupun masa
yang akan datang. Informasi akuntansi penuh memiliki berbagai manfaat yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan manajerialnya, terutama dalam hal pemenuhan
informasi akuntansi secara keseluruhan dalam hal aktiva, pendapatan, dan biaya

30
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen Konsep Manfaat dan Rekayasa.

Yogyakarta: Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.

Sukardi. 2005. Akuntansi Manajemen. Semarang: UPT Unnes Press

Zebua, M. T., Sihombing, D., & Rumapea, M. (2020). ANALISIS INFORMASI

AKUNTANSI PENUH DALAM PENENTUAN TARIF KAMAR GUNA


MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET LABA PADA GARUDA PLAZA HOTEL
MEDAN. MAJALAH ILMIAH METODA. Makalah Ilmiah Methoda, 94-107.

31

Anda mungkin juga menyukai