MAKALAH Budidaya-Tanaman-Padi-Sawah
MAKALAH Budidaya-Tanaman-Padi-Sawah
MAKALAH Budidaya-Tanaman-Padi-Sawah
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman
budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga
(genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal
dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang
migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempati urutan
ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi
merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia. Hasil dari
pengolahan padi dinamakan beras. Beras merupakan makanan sumber karbohidrat
yang utama di kebanyakan negara Asia. Negara-negara lain seperti di benua Eropa,
Australia dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil
daripada negara Asia. Selain itu jerami padi dapat digunakan sebagai penutup tanah
pada suatu usaha tani.
Padi merupakan salah satu komoditas pokok yang merupakan sumber pangan
utama bagi masyarakat Indonesia. Budidaya yang baik akan mempengaruhi hasil dari
padi tersebut. Oleh karena itu, penting adanya untuk mengetahui budidaya yang baik
dan tepat mengenai padi. Padi merupakan tanaman yang paling penting di negeri kita
Indonesia ini. Betapa tidak karena makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras
yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi. Selain di Indonesia padi juga menjadi
makanan pokok negara-negara di benua Asia lainnya seperti China, India, Thailand,
Vietnam dan lain-lain. Padi merupakan tanaman berupa rumput berumpun. Tanaman
pertanian ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis.
Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah
dimulai pada 3.000 tahun SM.
Dari segi reproduksi, padi merupakan tanaman berpenyerbukan sendiri,karena
95% atau lebih serbuk sari membuahi sel telur tanaman yang sama. Setelah
pembuahan terjadi, zigot dan inti polar yang telah dibuahi segera membelah diri.
Zigot berkembang membentuk embrio dan inti polar menjadi endosperm. Pada akhir
perkembangan, sebagian besar bulir padi mengadung pati dibagian endosperm. Bagi
tanaman muda, pati dimanfaatkan sebagai sumber gizi.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui cara budidaya
tanaman padi sawah yang merupakan tanaman semusim dan dapat mengetahui siklus
hidup serta faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi sawah dan
komponen hasil tanaman padi sawah.
I. TINJAUAN PUSTAKA
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman
pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan
subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)
sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di
Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India, beberapa
wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam
(Anonim, 2011).
Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah Oryza sativa dengan dua
subspesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere).
Padi dibedakan dalam dua tipe yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran
tinggi dan padi sawah di dataran rendah yang memerlukan penggenangan. Varitas
unggul nasional berasal dari Bogor: Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur (dataran
tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varitas unggul
introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah jenis IR
atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB 34, PB 36
dan PB 48 (dataran rendah) (Joshi et al., 2000).
Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Pulau Jawa (Karawang, Cianjur),
Bali, Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen
padi mencapai 10.869.000 ha dengan rata-rata hasil 4,35 ton/ha/tahun. Produksi padi
nasional adalah 47.293.000 ton. Pada tahun itu hampir 22,5 % produksi padi nasional
dipasok dari Jawa Barat. Dengan adanya krisis ekonomi, sentra padi Jawa Barat
seperti Karawang dan Cianjur mengalami penurunan produksi yang berarti. Produksi
padi nasional sampai Desember 1997 adalah 46.591.874 ton yang meliputi areal
panen 9.881.764 ha. Karena pemeliharaan yang kurang intensif, hasil padi gogo
hanya 1-3 ton/ha, sedangkan dengan kultur teknis yang baik hasil padi sawah
mencapai 6-7 ton/ha (Anonim, 2012).
A. Taksonomi Tanaman Padi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
2. PENABURAN BENIH
Perlakuan sebagai upaya persiapan. Benih terlebih dahulu direndam dalam air
dengan maksud :
a. Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus
dibuang agar terjadi proses tisiologis
b. Proses tisiologis berarti terjadinya perubahan didalam benih yang akhimya
benih cepat berkecambah. Terserap atau masuknya air kedalam benih akan
mempercepat proses tisiologis
Benih direndam dalam air selama 24 jam, kemudian diperam (sebelumnya
ditiriskan atau dietus). Benih diperam selama 48 jam, agar didalam pemeraman
tersebut benih berkecambah. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam menebar benih
adalah :
a. Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm
b. Benih tersebar rata
c. Kerapatan benih harus sama
3. PEMELIHARAAN PERSEMAIAN
a. Pengairan
Pengairan pada pesemaian kering dilakukan dengan cara mengalirkan air
keselokan yang berada diantara bedengan, agar terjadi perembesan sehingga
pertumbuhan tanaman dapat berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali
ditumbuhi oleh tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau
bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput. Perlu diketahui
bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan faktor yang memperngaruhi
perkembangan semai, terutama pada pesemaian yang dilakukan secara basah.
Pengairan pada pesemaian basah dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Bedengan digenangi air selama 24 jam
b. Setelah genagan itu berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang
hingga keadakan macak-macak ( nyemek-nyemek ), kemudian benih mulai
bisa disebar
c. Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air menjadi macak-macak
ini, dimaksudkan agar:
d. Benih yang disebar dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar
mudah masuk kedalam tanah.
e. Benih tidak busuk akibat genagan air
f. Memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen langsung dari udara,
sehingga proses perkecambahan lebih cepat
b. Pemupukan dipersemaian
Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar ialah unsur
hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik seperti Urea, TSP dan lain
sebagainya diberikan menjelang penyebaran benih dipesemaian, bila perlu diberi zat
pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang
benih disebar.
4. PERSIAPAN DAN PENGOLAHAN TANAH SAWAH
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat
tertentu hingga memperoleh susunan tanah ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh
tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :
a. Pembersihan
1) Selokan-selokan perlu dibersihkan
2) Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos
3) Pencangkulan
4) Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak
b. Membajak
1) Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah
2) Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput ( jerami ) sehingga akhirnya
membusuk
3) Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam tanah
c. Menggaru
1) Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah
2) Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah
3) Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar lumpur
tidak hanyut terbawa air keluar
4) Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan keuntungan
5) Permukaan tanah menjadi rata
6) Air yang merembes kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput
akan terbenam
7) Penanaman menjadi mudah
8) Meratakan pembagian pupuk dan pupuk terbenam
5. PENANAMAN
Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :
a. Persiapan lahan
Tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik, akhirnya siap untuk ditanami
bibit padi.
b. Umur bibit
Bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bibit tersebut segera
dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit.
c. Tahap penanaman
Tahap penanaman dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu
1) Memindahkan bibit
Bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25 hari ( tergantung jenis padinya,
genjah / dalam ) dapat segera dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Syarat -
syarat bibit yang siap dipindahkan ke sawah :
Bibit telah berumur 17 -25 hari
Bibit berdaun 5 -7 helai
Batang bagian bawah besar, dan kuat
Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)
Bibit tidak terserang hama dan penyakit
Bibit yang berumur lebih dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada
yang mempunyai anakan.
2) Menanam
Dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Sistem larikan ( cara tanam )
b. Jarak tanam
c. Hubungan tanaman
d. Jumlah tanaman tiap lobang
e. Kedalam menanam bibit
f. Cara menanam
Sistim larikan ( cara tanam )
o Akan kelihatan rapi
o Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan
o Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik dan cepat
o Dan perlakuan-perlakuan lainnya
o Kebutuhan bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi, tergantung pada :
o Jenis tanaman
o Kesuburan tanah
o Ketinggian tempat / musim
Jenis tanaman
o Jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang
banyak memerlukan jarak tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang
memiliki jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
Kesuburan tanah
o Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan mempengaruhi penentuan jarak
tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang subur
lebih baik daTi pada perkembangan akar / tanaman pada tanah yang kurang subur.
Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih
lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang jurang subur.
Ketinggian tempat.
o Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu seperti daerah pegunungan akan
memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran rendah, hal
ini berhubungan erat dengan penyediaan air. Tanaman padi varietas unggul
memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada
musim hujan.
Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan tanaman yang sering
diterapkan ialah :
o Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat )
o Hubungan tanaman empat persegi panjang.
o Hubungan tanaman 2 baris.
Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang
o Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya pada setiap
lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2-3 batang
o Kedalaman penanaman bibit
o Bibit yang ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan
tanaman kurang baik, kedalam tanaman yang baik 3-4 cm.
Cara menanam
o Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan tali
pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai
dilakukan penanaman padi secara serentak.
PEMELIHARAAN
Meliputi :
a. Penyulaman dan penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
Penyulaman dan penyiangan
Yang harns diperhatikan dalam penyulaman :
o Bibit yang digunakan harus jenis yang sama
o Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
o Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam
o Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan
Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
o Pengairan secara terus-menerus
o Pengairan secara piriodik
Pemupukan
Tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperan sangat
penting bagi tanaman baik dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering
digunakan oleh petani berupa :
o Pupuk alam ( organik )
o Pupuk buatan ( an organik )
Dosis pupuk yang digunakan :
o Pupuk Urea 250 -300 kg / ha
o Pupuk SP 36 75 -100 kg / ha
o Pupuk KCI 50 -100 kg / ha
Atau disesuaikan dengan analisa tanah