Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Kisi Kisi Kependidikan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Konsep Ilmu Pendidikan Bahasa

a. Keterampilan Produktif dan Reseptif


kemampuan reseptif (decode) merupakan kemampuan penerima isyarat
bahasa. Dalam proses tersebut diharapkan orang lain dapat dan mampu
menanggapi pesan atau maksud dengan baik, sehingga lawan tutur dapat
menanggapi dan merespon maksud dari penutur.
Kemampuan produktif (encode) merupakan proses seseorang dalam
membuat atau merancang bahasa.Berbahasa merupakan kemampuan
alamiah manusia yang terdapat pada bagian otaknya. Kemampuan produktif
menuntut penutur menghasilkan tuturan dalam komunikasi. Kemampuan
produktif mengacu kepada diri pembicara yang kemudian menghasilkan ide,
kode-kode, konsep dan pesan yang memiliki makna.
Kemampuan reseptif dan produktif memiliki dua tahap dalam prosesnya,
yaitu: tahap gramatikal dan semantik. Tahap gramatikal mengacu kepada
sebuah gagasan atau ide yang dipikirkan dalam bentuk kata atau frase.
Tahap Semantik mengacu kepada maksud dan makna yang dipikirkan. Jadi,
tahap gramatikal dan semantik sejalan dan berhubungan dalam pikiran
manusia.

b. Komponen (Vocabulary Grammar dan pronunciation)


Pada umumnya komponen bahasa terdiri dari tiga, yaitu grammar ( tata
bahasa), vocabulary (kosa kata ), dan pronunciation ( pelafalan ).
1. Tata bahasa atau kaidah-kaidah bahasa merupakan pola dan aturan
yang harus diikuti bila kita mau belajar suatu bahasa dengan benar.
Grammar mengajarkan bagaimana menyususn kata dengan baik dan
benar.atau bagaimana kalimat harus diucapkan ketika menggambarkan
kejadian lampau ataupun rencana masa depan.
2. Kosa kata atau vocabulary merupakan kumpulan kata yang dimiliki
oleh suatu bahasa dan memberikan makna bila kita menggunakan
bahasa tersebut. Jika tidak memiliki suku kata yang cukup tentunya akan
kesulitan dalam berbicara bahasa inggris.
3. Pelafalan atau pronunciation adalah cara mengucapkan kata-kata
suatu bahasa. Untuk berbicara seperti native speaker tentunya harus
mengucapkan bahasa inggris dengan benar.
Kompetensi Guru
a. Kompetensi Personal :kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam
kompetensi kepribadian meliputi :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan
norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etod kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan
pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat dan
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh
positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yangh disegani.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai
dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik.

b. Kompetensi Profesional : Kompetensi Profesional adalah penguasaan


materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup
penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur
dan metodologi keilmuannya.
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung pelajaran yang dimampu.
2. Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan diri.
c. Kompetensi Pedagogik :kemampuan pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
1. memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi
bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajarany ang meliputi memahmi landasan
pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang
ingin dicapai, dan materi ajar,serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting)
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil
belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis
hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan
belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran
untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
d. Kompetensi Sosial :
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

1. Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena


pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial keluarga.
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki
keragaman social budaya.
4. Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan.

Kurikulum Pendidikan Bahasa Inggris


a. Perubahan Kurikulum dari masa ke masa
1. Kurikulum 1947 atau disebut Rentjana Pelajaran 1947
Kurikulum ini sebutan Rentjana Pelajaran 1947, dan baru dilaksanakan
pada 1950.Karena masih dalam suasana perjuangan, pendidikan lebih
menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka,
berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.

2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci


setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Paling
menonjol sekaligus ciri dari Kurikulum 1952 ini, yaitu setiap pelajaran
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. 

3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964

Ciri-ciri kurikulum ini, pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat


mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD.
Sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmani.

4. Kurikulum 1968

Lahir pada masa Orde Baru, kurikulum ini bersifat politis dan
menggantikan Rentjana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk
Orde Lama. Kurikulum ini bertujuan membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
5. Kurikulum 1975

menekankan pendidikan lebih efektif dan efisien. Menurut Mudjito, Direktur


Pembinaan TK dan SD Departemen Pendidikan Nasional kala itu, kurikulum
ini lahir karena pengaruh konsep di bidang manajemen MBO (management
by objective). Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), dikenal dengan istilah satuan
pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan.

6. Kurikulum 1984

Kurikulum ini mengusung pendekatan proses keahlian. Meski mengutamakan


pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut "Kurikulum 1975 disempurnakan". Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya memadukan kurikulum kurikulum


sebelumnya, terutama Kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan antara
tujuan dan proses belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan,
disebabkan oleh beban belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan
nasional sampai muatan lokal. Misalnya bahasa daerah, kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma
menjadi kurikulum super padat.

8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Sebagai pengganti Kurikulum 1994 adalah Kurikulum 2004 disebut Kurikulum


Berbasis Kompetensi (KBK). Suatu program pendidikan berbasis kompetensi
harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai,
spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.

KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut, menekankan pada ketercapaian


kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada
hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan
dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber
belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

9. Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Kurikulum ini pada dasarnya sama dengan Kurikulum 2004. Perbedaan


menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu
pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan. Pada Kurikulum 2006,
pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai
kondisi sekolah dan daerahnya. Hasil pengembangan dari semua mata
pelajaran dihimpun menjadi sebuah perangkat dinamakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).

10. Kurikulum 2013

Kurikulum ini adalah pengganti kurikulum KTSP. Kurikulum 2013 memiliki tiga
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek
sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang
ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa
Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah
materi Matematika.

11. Kurikulum 2015

Kurikulum tahun 2015 ini ternyata masih dalam tahap penyempurnaan


dari kurikulum 2013. Namun Ujian Nasional yang digelar pada tahun 2015
ternyata menggunakan Kurikulum 2006 yaitu KTSP. Karena, untuk saat ini,
siswa yang sekolahnya sudah menggunakan Kurikulum 2013 baru
melaksanakan tiga semester.

b. Pengalaman melakukan PPL


Selama mengikuti PPL di SMAN 1 Lintau Buo ini banyak sekali
pengalaman Teaching dan non-Teaching yang penulis dapatkan, seperti
bagaimana cara mengajar yang baik, cara mengolah nilai yang baik dan
bagaimana mengatasi permasalah yang dihadapi oleh siswa selama
pembelajaran daring. Setelah lebih kurang tiga setengah bulan melaksanakan
kegiatan PPL dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu dan teori-teori yang
didapatkan diperkuliahan dalam bentuk teoritis dan bagaimana penerapan
praktisnya di lapangan, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis
kemukakan, diantaranya adalah:
1. Praktek pengalaman lapangan (PPL) bertujuan untuk membekali
mahasiswa dengan pengetahuan praktis, keterampilan keguruan
yang membentuk sikap profesionalisme guru dan tenaga pendidik,
serta membimbing mahasiswa ke arah terbentuknya profesionalisme
guru atau tenaga pendidik lainnya yang akan menjadi contoh bagi
siswa.
2. Kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan aplikasi
langsung dari keseluruhan teori yang di dapat dalam perkuliahan
terutama kuliah Micro Teaching.
3. Program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan
yang harus dilalui dan dilaksanakan oleh mahasiswa FTIK IAIN
Batusangkar untuk menyelesaikan program SI.
4. Dalam kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) ada dua
kegiatan yang dilaksanakan yaitu, kegiatan teaching dan kegiatan non
teaching.
5. Melalui Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) diharapkan dapat
menjalin hubungan kerjasama antar lembaga-lembaga pendidikan.

Strategi dan Metode Pembelajaran Bahasa Inggris


a. Studi kasus tentang pembelajaran Bahasa Inggris
Dalam proses belajar mengajar di masa pandemi covid-19 ini mungkin
berbeda karena biasanya guru mengajar selalu bertatap muka di kelas,
sekarang guru mengajar melalui daring/jarak jauh. Ketika belajar disekolah
guru menyampaikan materi secara langsung dalam kelas, menjelaskan
secara rinci materi dari awal sampai akhir, serta dapat memantau langsung
tingkat kepahaman siswa atas materi yang disampaikan. Apabila siswa
kurang paham terkadang guru mempersilahkan bertanya, namun pada saat
pembelajaran daring ini guru kesulitan dalam proses pemantauan
perkembangan belajar siswa. Materi yang disampaikan pun kurang maksimal
karena lewat video , foto ataupun rangkuman tulisan , jadi akan berimbas
kepada siswa yang akan sulit dalam memahami materi.
1. Sering kali siswa tidak ikut dalam proses pembelajaran terkendala
oleh jaringan dan tidak memiliki kuota internet, sehingga alfa.
2. Masih ada saja siswa yang tidak bergabung di google classroom.
3. Terlambat mengisi daftar hadir dan diisi di kemudian hari.
4. Beberapa siswa ada yg tidak mengumpulkan tugas.
5. Siswa malas bertanya jika ada yang tidak dipahaminya.
6. Siswa tidak mengikuti UH/Remedial karena berbagai Alasan.
7. Siswa kurang Sopan ketika mengirim pesan pribadi kepada Guru.
8. Siswa kurang bisa bersosialisasi dengan teman sekelasnya, karena
tidak bertatap muka. Ada saja siswa yang ketinggalan informasi
karena malas bertanya kepada temannya.
9. Membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk memeriksa dan
mengoreksi semua tugas siswa.
b. Strategi dan metode yang paling baik disiapkan disekolah/madrasah
(1) Keterampilan membuka pelajaran,
(2) Menutup pelajaran,
(3) Bertanya
(4) Memberi penguatan,
(5) Mengadakan variasi
(6) Menjelaskan
(7) Membimbing diskusi kelompok kecil
(8) Mengajar kelompok kecil dan mengajar perseorangan, serta
(9) Mengelola kelas.
a. Rencana pembelajaran, yaitu dalam hal:
(1) Perumusan kompetensi dasar
(2) Indikator pencapaian
(3) Materi pokok
(4) Langkah-langkah pembelajaran
(5) Media dan sumber
(6) Evaluasi
(7) Sumber dan bahan
1. Agar siswa ikut dalam proses pembelajaran guru dapat meminta siswa
mencari posisi jaringan yang stabil dan dan jika tidak memiliki kuota
internet, sudah ada bantuan kuota belajar dari kemendikbud.
2. Agar semua siswa bergabung di google classroom guru dapat
membagikan kode/link classroom kembali kepada siswa melalui grup wa.
3. Jika siswa terlambat mengisi daftar hadir diberi tanda terlambat dibuku
absen dan alfa jika mengisi absen diluar jadwal.
4. Guru mengingatkan kembali dan meminta siswa melengkapi tugasnya
yang tidak lengkap.
5. Jika siswa malas bertanya , guru dapat meminta siswa memberi tahu
bagian mana yang ia tidak pahami. atau memberikan Quiz disertai sesi
tanya jawab.
6. Siswa tidak mengikuti UH/Remedial karena berbagai Alasan diberi
keringanan dan UH/remedial susulan jika alasannya masuk akal.
7. Siswa yang kurang Sopan ketika mengirim pesan pribadi kepada Guru
dapat ditegur secara langsung.
8. Bagi siswa kurang bisa bersosialisasi dengan teman sekelasnya, guru
dapat memberikan tugas yg dapat dikerjakan berkelompok, jadi siswa
bisa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas tertentu secara daring.
9. Memberikan tenggang waktu karena tugas siswa yang harus diperiksa
lumayan banyak karena jumlah siswa yang tidak sedikit. Serta Guru dapat
membuka dan memeriksa file tugas siswa di classroom menggunakan
fasilitas komputer sekolah.

Media, alat dan Sumber Belajar


b. Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian
siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Taradisa dkk
(2020:4). Jadi yang dimanfaatkan yaitu berupa erupa media pembelajaran
yang dibuat mahasiswa selama PPL berupa media pembelajaran daring
c. Video Praktek Mengajar, meliputi:
(1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
(2) Keterampilan menjelaskan
(3) Keterampilan bertanya
(4) Keterampilan memberikan penguatan
(5) Keterampilan menggunakan media pengajaran
(6) Keterampilan membimbing kelompok kecil
(7) Keterampilan mengelola kelas
(8) Keterampilan menggunakan variasi
(9) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Bentuk-bentuk media, alat dan sumber belajar


 Pembagian Manusia Sebagai sumber Belajar

b. Bahan

Bahan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang membawa pesan/


informasi untuk pembelajaran. Baik pesan itu dikemas dalam bentuk  buku
paket, video, film, bola dunia, grafik, CD interaktif dan sebagainya..

c. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang mampu memberikan


pengkondisian belajar. Lingkungan ini juga di bagi dua kelompok yaitu
lingkungan yang didesain khusus untuk pembelajaran, seperti laboratorium,
kelas dan sejenisnya. Sedangkan  lingkungan yang dimanfaatkan untuk
mendukung keberhasilan penyampaian materi pembelajaran, di antaranyai
lingkungan museum, kebun binatang dan sejenisnya.

d. Alat dan perlengkapan

Sumber belajar dalam bentuk alat atau perlengkapan adalah alat dan
perlengkapan yang dimanfaatkan untuk produksi atau menampilkan sumber-
sumber belajar lainnya. Seperti TV  untuk membuat program belajar jarak
jauh, komputer untuk membuat pembelajaran berbasis komputer, tape
recorder untuk membuat program pembelajaran audio dalam pelajaran
bahasa Inggris, terutama untuk  menyampaikan informasi pembelajaran
mengenai listening (mendengarkan), dan sejenisnya.

e. Aktivitas

Biasanya aktivitas yang dapat diajdikan sumber belajar adalah aktivitas yang
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, di mana didalamnya terdapat
perpaduan antara teknik penyajian dengan sumber belajar lainnya yang
memudahkan siswa belajar.  Seperti aktivitas dalam bentuk diskusi,
mengamati, belajar tutorial, dan sejenisnya.

Dalam media pembelajaran terdapat dua unsur yang terkandung

(a) pesan atau bahan pengajaran yang akan disampaikan atau perangkat
lunak, dan

(b) alat penampil atau perangkat keras.

Sebagaii contoh  guru akan mengajarkan  bagaimana urutan gerakan


melakukan sholat. Kemudian guru tersebut menuangkan ide-idenya dalam
bentuk gambar ke dalam selembar kertas, ia menggambarkan setiap gerakan
sholat tersebut dalam kertas tersebut, saat di kelas ia menjelaskannya
kepada siswa bagaimana gerakan sholat tersebut dengan cara
memperlihatkan poster yang bergambarkan gerakan-gerakan yang telah ia
buat sebelumnya. Kemudian siswapun melakukan gerakan sholati dengan
apa yang terdapat dalam poster tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya
poster ini termasuk ke dalam media sederhana.
3. Alat Peraga

Kata kunci dalam memahami alat peraga dalam konteks pembelajaran


adalah Nilai Manfaat , dalam arti segala sesuatu  alat yang dapat menunjang
keefektifan dan efesiensi penyampaian, pengembangan dan pemahaman
informasi atau pesan pembelajaran.  Ada istilah lain dari alat  peraga ini,
diantaranya sering disebut sebagai sarana belajar.

Evaluasi Pendidikan
Apa kaitan evaluasi dengan pembelajaran?
Evaluasi merupakan bagian dari proses pembelajaran yang secara
keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar, melaksanakan
evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan mempunyai arti yang
sangat utama, karena evaluasi merupakan alat ukur atau proses untuk
mengetahui tingkat pencapaian keberhasilan yang telah dicapai peserta didik
atas bahan ajar atau materi-materi yang telah disampaikan, sehingga dengan
adanya evaluasi maka tujuan dari pembelajaran akan terlihat secara akurat
dan meyakinkan.
Apa beda evaluasi, pengukuran dan penilaian?
· Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran
tertentu dan hasilnya bersifat kuantitatif.
· Penilaian adalah kegiatan pengambilan keputusan untuk menentukan
sesuatu yang dengan ukuran tertentu berdasarkan kriteria dan bersifat
kualitatif.
· Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian.
Apa kelanjutan dari Evaluasi?
Memberi kesimpulan dan penguatan dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai