Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

LK 1.3 Penentuan Akar Penyebab Masalah - Umum

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: Candra Kristianto
Asal Institusi: SMP Negeri 3 Tawangsari
Petunjuk: Setelah mengeksplorasi penyebab-penyebab masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan akar
penyebab masalah yang paling mendekati konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya. Gunakan petunjuk berikut
untuk membantu Anda dalam penentuan akar penyebab masalah:

1. Berkonsultasi dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat dan pakar/pihak terkait:


 Diskusikan temuan Anda mengenai penyebab masalah
 Bagikan informasi tentang penyebab masalah yang telah Anda identifikasi dan jelaskan konteks spesifik
yang Anda hadapi.
 Tanyakan pendapat, saran, dan rekomendasi mereka dalam menentukan akar penyebab masalah yang
paling relevan.
2. Analisis dan Pertimbangan:
 Tinjau kembali data dan informasi yang telah Anda kumpulkan selama eksplorasi penyebab masalah.
 Pertimbangkan konteks kelas/sekolah yang Anda hadapi dan evaluasi akar penyebab masalah yang paling
relevan untuk situasi tersebut.
 Identifikasi akar penyebab masalah yang memiliki dampak signifikan terhadap hasil pembelajaran atau
tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas sehari-hari.
3. Penentuan Masalah dan Akar Penyebab:
 Pilih minimal 2 (dua) masalah yang paling sesuai dengan tugas keseharian guru.
 Jelaskan akar penyebab dari setiap masalah yang dipilih secara rinci.
 Tinjau kembali penelitian dan analisis Anda untuk memastikan akar penyebab tersebut relevan dan
memiliki potensi untuk diatasi.

Pastikan untuk mencatat informasi yang diperoleh dalam lembar kerja dan gunakan sebagai panduan dalam langkah-
langkah berikutnya untuk menemukan solusi bagi masalah yang telah diidentifikasi
No Hasil eksplorasi penyebab akar penyebab masalah Analisis akar Masalah terpilih
masalah penyebab masalah yang akan
(data pendukung) diselesaikan

1 Identifikasi Masalah : Motivasi belajar Siswa kurang dalam berlatih Setelah dianalisis akar Dari Analisis akar
siswa terhadap pembelajaran Bahasa Jawa membaca dan menulis aksara penyebab masalah penyebab masalah
masih rendah terhadap materi aksara Jawa jawa dan penerapan metode rendahnya motivasi siswa maka masalah terpilih
pembelajaran oleh guru yang
Hasil eksplorasi penyebab masalah yang terhadap pembelajaran yang akan diselesaikan
masih konvensional sehingga
diperoleh dari hasil kajian literatur dan materi yang disampaikan sulit aksara jawa adalah terkait motivasi belajar
wawancara sebagai berikut : diterima oleh siswa serta kurangnya antusias siswa siswa terhadap
penggunaan media dalam dalam berlatih pembelajaran membaca
 Siswa belum bisa memahami dasar-dasar pembelajaran oleh guru yang membaca dan menulis dan menulis aksara
penulisan Aksara Jawa masih belum optimal
 Guru dalam melakukan pembelajaran aksara jawa. Siswa tidak Jawa.
masih menggunakan hafalan aksara Jawa terbiasa membaca dan
menulis aksara jawa dalam 1. Metode
kepada siswa sehingga pembelajaran
menjadi kurang menarik. kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
 Guru belum bisa optimal dalam Untuk membaca dan yang digunakan
menggunakan media pembelajaran. menulis aksara jawa perlu diperbaiki
 Metode pembelajaran yang digunakan 2. Media
memang perlu diasah setiap
guru dirasa siswa membosankan pembelajaran
 Peran orang tua dalam memantau hari seperti halnya membaca
dan menulis abjad biasa. yang yang
pendidikan anak yang kurang maksimal
Karena belajar bahasa itu digunakan
masih dialami oleh siswa
 Guru tidak memberikan motivasi kepada terutama membaca dan terlalu
siswa menulis secara umum adalah sederhana
 Siswa tidak menyukai cara pengajaran pembiasaan dan kebiasaan. 3. Motivasi belajar
guru aksara Jawa
Dalam mencoba menulis
dan membaca tentunya akan yang rendah
 Motivasi dalam diri siswa untuk menemukan kesulitan- karena
mempelajari Aksara Jawa rendah kesulitan yang akan ketidakpahaman
 Peserta didik belum terbiasa dengan mengajari mereka dalam konsep
aksara Jawa dan menganggap materi
mencari solusi penerapannya
aksara Jawa merupakan materi yang sulit
untuk dihafalkan. pembenarannya, sehingga
semakin terasah Dari Analisis akar
 Bahkan Peserta didik belum seluruhnya
kemampunnya dalam baca penyebab masalah
mengetahui bahwa aksara Jawa itu juga
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari tulis aksara Jawa rendahnya penggunaan
tidak hanya dipelajari disekolah saja, Selain itu metode Bahasa Jawa dan
akan tetapi memiliki manfaat yang mengajar guru kurang penerapan unggah
banyak dalam penggunaan secara umum ungguh basa yang baik
inovatif dan tidak
di masyarakat. dan benar Terkait
 Bahkan banyak siswa yang menganggap menggunakan media
pembelajaran. Metode dengan proses
Bahasa Arab lebih mudah dihafalkan
mengajar guru dan pembelajaran:
daripada aksara Jawa.
penggunaan media a. Motivasi untuk
pembelajaran merupakan belajar unggah-ungguh
faktor yang sangat penting basa rendah, karena
dalam meningkatkan ketidakpahaman
motivasi belajar siswa, agar konsep penerapannya
tercipta proses belajar
mengajar yang efektif dan b. Media
efisien. Selain itu siswa juga pembelajaran unggah-
bisa belajar dengan baik ungguh basa yang
karena metode yang digunakan terlalu
digunakan oleh guru dan sederhana
ditambah dengan media
c. Langkanya
pembelajaran yang sesuai
media pembelajaran
dengan materi yang
disampaikan, menjadikan unggah-ungguh basa
proses pembelajaran menjadi basa (krama) yang ada
lebih menarik sehingga diinternet
siswa termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran. d. Metode
pembelajaran yang
2 Identifikasi masalah : Rendahnya Siswa tidak terbiasa dalam Setelah dianalisis akar
penyebab masalah terkait digunakan guru perlu
penggunaan Bahasa Jawa dan penerapan menggunakan unggah ungguh
berbicara dengan penerapan diperbaiki
unggah ungguh basa yang baik dan benar basa dikehidupan sehari-
unggah-ungguh bahasa Jawa
harinya. Siswa hanya
yang tepat ketika percakapan
Hasil eksplorasi penyebab masalah yang mengandalkan pembelajaran dengan orang tua adalah
diperoleh dari hasil kajian literatur dan disekolah saja untuk belajar siswa hanya mengandalkan
wawancara sebagai berikut : unggah-ungguh basa yang lingkungan sekolah sebagai
benar. media utama dalam
1. Siswa belum banyak mengenal Bahasa Metode pembelajaran guru yang pembelajaran.
Jawa sejak dini dan dalam berkomunikasi masih menggunakan ceramah Dalam hal ini peserta
tidak terbiasa menggunakan Bahasa Jawa didik belajar pererapan
dan belum dimanfaatkannya
sehingga menyebabkan siswa tidak bisa unggah-ungguh hanya pada
media pembelajaran yang saat KBM saja, setelah itu
membedakan penerapan tembung Krama sesuai. tidak dipraktikkan dalam
Andhap dan Krama Inggil
percakapan sehari-hari baik
2. Orang tua yang terbiasa menggunakan ketika berdialog dengan
orang tua dirumah, maupun
Bahasa Indonesia dan belum membiasakan
berdialog dengan Bapak Ibu
menggunakan Bahasa Jawa Krama pada guru di sekolah. Mereka
anak lebih memilih
berkomunikasi dengan
3. Lingkungan keluarga yang tidak terbiasa menggunakan bahasa
menggunakan Bahasa krama ketika Indonesia karna dianggap
berkomunikasi sehari-hari lebih mudah.
4. Kurangnya minat generasi muda untuk Proses pembelajaran
melestarikan Bahasa daerah dan lebih siswa di sekolah merupakan
tertarik menggunakan Bahasa yang sedang kegiatan yang wajib
dilaksanakan siswa untuk
populer.
menunjang dan mengasah
5. Terdapat sebuah fenomena yang cukup kemampuan siswa, akan
tetapi pembelajaran siswa di
banyak ditemui. Fenomena tersebut adalah
sekolah tidak dijadikan
generasi muda sekarang dalam kegiatan satu-satunya dalam
berkomunikasi tidak menggunakan Bahasa menunjang dan mengasah
Jawa. Hal tersebut disebabkan kemampuan siswa. Beberapa
pemebelajaran di ranah keluarga yang sangat kelemahan pembelajaran di
minim terkait penggunaan Bahasa Jawa yang sekolah yaitu waktu yang
baik dan benar dalam komunikasi sehari- terbatas, jumlah siswa yang
cukup banyak, pelajaran
hari.
bahasa Jawa Sebagian ada
6. Siswa lebih banyak menggunakan Bahasa dijam siang sehingga siswa
tidak fokus, dll. Maka dari
atau kata yang sedang populer daripada
itu siswa tidak
Bahasa Jawa khususnya Bahasa krama. mengandalkan lingkungan
sekolah sebagai media utama
7. Selain kebiasaan anak, faktor yang dalam pembelajaran. Salah
melatarbelakangi hal tersebut karena orang satu cara menanggulanginya
tua juga tidak terlalu memperhatikan siswa belajar mandiri secara
sehingga anak semakin tidak peduli unggah- online, karena kelebihan
ungguh basa. Hal ini beliau lihat ketika belajar mandiri secara online
melakukan homevisit pada siswa. yaitu lebih mudah menerima
materi dengan lebih baik,
8. Guru masih menggunakan metode waktu belajar menjadi lebih
ceramah menyampaikan materi unggah- efektif, efisien,dan
bervariasi.
ungguh basa, sehingga peserta didik merasa
mengantuk dan bosan.
9. Disebabkan karena siswa kurang
mendapatkan penugasan dalam berbahasa
Jawa terutama Unggah ungguh basa

3 Identifikasi Penyebab Masalah : Kurang


kemampuan siswa dalam membaca dan
mengartikan isi teks cerita wayang
Ramayana

1. Kemampuan siswa dalam membaca


bacaan cerita wayang rendah
dikarenakan sebagian besar materi
wayang didominasi dengan teks bacaan
yang panjang. Dalam menyampaikan
materi tentunya guru harus mempunyai
cara yang menarik agar siswa antusias
dan senang dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu kurangnya
bahan bacaan khususnya bacaan tentang
wayang, serta guru kurang variatif dalam
menggunakan strategi, metode, dan
media dalam pembelajaran Bahasa Jawa.
2. Siswa masih bingung menggunakan
ragam Bahasa yang digunakan, dan
jarang membaca teks bacaan berbahasa
Jawa, karena rata-rata bacaan sekarang
adalah Bahasa indonesia. Selain itu juga,
asal siswa disekolah ini merupakan siswa
yang berasal atau pindahan dari luar
Jawa tengah. Sehingga para siswa
tersebut masih kesulitan menerima
peralihan Bahasa.
3. Minat baca atau literasi siswa yang
rendah ditandai dengan kurangnya minat
siswa untuk mengunjungi perpustakaan
sekolah. Dan juga terbatasnya buku
bacaan berbahasa Jawa. Menurut beliau
juga media digital sekarang juga masih
sedikit yang menampilkan bacaan
berbahasa Jawa. Walaupun begitu
beberapa anak tahu tentang cerita
wayang bukan dari sumber bacaan tetapi
dari media sosial berbasis video seperti
YouTube.

Anda mungkin juga menyukai