Kepemimpinan Dalam Pendidikan Formal
Kepemimpinan Dalam Pendidikan Formal
Kepemimpinan Dalam Pendidikan Formal
Teori Kepemimpinan
Disusun oleh:
Marwan Maulana
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. dzat yang Maha Sempurna, Maha Pencipta dan Maha
Penguasa segalanya, karena hanya dengan ridho-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu tentang “KEPEMIMPINAN
DALAM PENDIDIKAN FORMAL”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah “TEORI KEPEMIMPINAN”.
Tidak lupa kelompok kami sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas ini, karena kami sadar sebagai
makhluk tidak bisa berbuat banyak tanpa adanya referensi dari buku dan jurnal hingga
makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Kami berharap agar mahasiswa khususnya, dan umumnya dari para pembaca dapat
memberikan kritik yang positif dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
Simpulan ..................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia
menurut ukuran normatif. Sekolah sebagai organisasi, di dalamnya terhimpun unsur-unsur
yang masing-masing baik secara perseorangan maupun kelompok melakukan hubungan
keja sama untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur yang dimaksud, tidak lain adalah sumber
daya manusia yang terdiri dari kepala sekolah, guru-guru, staf, peserta didik atau siswa,
dan orangtua siswa. Dalam hal ini kepala sekolah bertanggung jawab atas tercapainya
tujuan sekolah. Kepala sekolah diharapkan menjadi pemimpin dan innovator di sekolah.
Oleh sebab itu, kualitas kepemimpinan kepala sekolah adalah signifikan bagi
keberhasilan sekolah. Kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan yaitu bertanggung jawab dalam menciptakan suatu situasi belajar mengajar
yang kondusif, sehingga guru-guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik dan
peserta didik dapat belajar dengan tenang.
Disamping itu kepala sekolah dituntut untuk dapat bekerja sama dengan
bawahannya, dalam hal ini guru. Kepala sekolah adalah pengelola pendidikan disekolah
secara keseluruhan. Keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan
efektivitas penampilan seorang kepala sekolah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka bisa kami rumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Kepemimpinan Pendidikan?
2. Apa Fungsi Kepemimpinan Pendidikan?
3. Bagaimana Tipe-Tipe Kepemimpinan Pendidikan?
4. Bagaiman Syarat Kepemimpinan Pendidikan?
3
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Apa pengertian kepemimpinan pendidikan.
2. Untuk mengetahui Apa fungsi kepemimpinan pendidikan.
3. Untuk mengetahui Bagaimana tipe-tipe kepemimpinan pendidikan.
4. Untuk mengetahui Bagaiman syarat kepemimpinan pendidikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Uraian Charles W. Boardman tersebut menekankan bahwa seorang pemimpin
pendidikan (sekolah) harus memiliki beberapa keterampilan. Pertama, ia harus memiliki
kemampuan mengorganisir dan membantu staf dalam merumuskan perbaikan program
pembelajaran. Kedua, kemampuan memupuk kepercayaan diri guru-guru dan anggota staf
sekolah. Ketiga, kemampuan membangun kerjasama dalam pengembangan program
supervisi. Keempat, kemampuan mendorong para personalia sekolah agar turut
berpartisipasi dalam usaha-usaha mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan.
Jadi, kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan dalam menggerakan
pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
6
penampolan kelompok. Seorang pemimpin berfungsi menggerakan orang lain, sehingga
secara sadar orang lain tersebut mau melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
(Purwanto, 2004:56)
7
demikian, tipe kepemimpinan terpola dari gaya kepemimpinan yang dimunculkan dari
seorang pemimpin. (Lewis, 1974)
Dalam ruang lingkup kajian kepemimpinan, paling tidak ada tiga tipe dan gaya
kepemimpinan yang paling mendasar, antara lain: kepemimpinan otoriter (authoritarian
leadership), kepemimpinan demokratis (democratic leadership), dan kepemimpinan bebas
(laissez faire leadership). Di samping itu juga masih ada beberapa tipe dan gaya
kepemimpinan, seperti: kepemimpinan kharismatik, kepemimpinan paternalistik,
kepemimpinan ahli (expert), dan sebagainya.
1. Kepemimpinan Demokratis
Seorang pemimpin yang mempunyai tipe otoriter ini selalu menganggap bahwa
kekuasaan yang sah adalah miliknya, sehingga ia menganggap bahwa hak untuk
memerintah dan mengendalikan orang lain berada di tangannya.
Tipe kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku yang cenderung terpusat pada
pemimpin sebagai penentu kebijakan dalam melaksanakan tujuan organisasi. Dalam
melaksanakan pekerjaannya, seorang pemimpin yang otoriter menganggap bahwa tidak
perlu mengadakan konsultasi terlebih dahulu dengan orang lain, melainkan langsung
memerintahkan apa yang dikehendaki. Dengan demikian, tidak ada kesempatan yang
diberikan kepada bawahan untuk diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan.
8
Kebutuhan akan kekuasaan menjadi dominan pada seorang pemimpin, kewenangan
bawahan sangat kecil dalam menentukan kebijakan organisasi. Tipe kepemimpinan otoriter
cenderung menggunakan wewenang untuk melakukan doktrin dan intimidasi pada
bawahan, diikuti dengan mekanisme kontrol yang sangat ketat. Dalam konteks ini, kondisi
bawahan serta dinamika organisasi berada di bawah kendali pemimpin. Pemimpin
memiliki kekuasaan yang sangat besar, tidak ada alternatif bagi bawahan selain tunduk
pada otoritas pemimpin.
Pengawasan dari pimpinan diberikan jika dipandang perlu, sehingga pemimpin sering
berposisi sebagai penasehat. Kepemimpinan dijalankan sebagai upaya intensif dari seorang
pemimpin dalam mempengaruhi fikiran, sikap dan perilaku anggota. Tipe kepemimpinan
ini sangat bertolak belakang dengan tipe kepemimpinan otoriter.
Tipe dan gaya kepemimpinan kharismatik ini menekankan pada karakteristik dari
kualitas pemimpin yang cukup istimewa, sehingga mampu menciptakan kepatuhan dari
para pengikutnya. Kepemimpinan kharismatik dapat diartikan sebagai kepemimpinan yang
memiliki kekuasaan yang kuat, serta dipercayai oleh pengikutnya berdasarkan wibawa dan
daya tarik yang dimiliki seorang pemimpin.
9
pemimpin tersebut adalah benar, mereka menerima pemimpin tersebut tanpa
mempertanyakan lagi, mereka tunduk kepada pemimpin dengan senang hati, mereka
merasa sayang terhadap pemimpinnya dan terlibat secara emosional dalam misi organisasi,
mereka percaya bahwa dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan misi, dan
mereka memiliki tujuan-tujuan kinerja yang tinggi.
10
d. Peran adat istiadat yang sangat kuat dalam masyarakat;
e. Hubungan pribadi dan rasa hormat yang tinggi pada orang tua. (Sondang:1993)
6. Kepemimpinan Ahli (expert leadership).
Tipe dan gaya kepemimpinan ini didasarkan pada keahlian atau keterampilan tertentu
yang dimiliki oleh seorang pemimpin sesuai dengan bidang tugas yang dijalankan. Dalam
konteks ini, pemimpin harus memiliki profesionalisme yang diperoleh baik dari jenjang
pendidikan tertentu maupun dari pengalaman pribadi seorang pemimpin. Keahlian tersebut
dalam realitasnya dapat digunakan dalam membimbing dan mengarahkan orang lain dalam
melaksanakan pekerjaan serta memecahkan masalah-masalah.
Hubungan insani merupakan hubungan antar sesama manusia. Ada dua macam
hubungan yang biasa kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari yaitu (1) hubungan
fungsional atau hubungan formal, yaitu hubungan yang dikarena tugas resmi atau
pekerjaan resmi (2) hubungan pribadi atau hubungan informal atau hubungan personal,
adalah hubungan yang tidak didasarkan atau tugas resmi atau pekerjaan, akan tetapi lebih
11
bersifat kekeluargaan dan kekerabatan.(Purwanto,2004:71). Yang menjadi point of view
dalam hubungan ini adalah apakah itu hubungan fungsional atau hubungan personal,
adalah saling menghargai.
Artinya dari proses kelompok ialah bagaimana meningkatkan keaktifan dan partisipasi
para anggota kelompok setinggi-tingginya sehingga potensi yang dimiliki para anggota
kelompok itu dapat digunakan secara maksimal. Inti dari proses kelompok adalah
hubungan insani dan tangung jawab bersama. Pemimpin mampu menjadi penengah,
pendamai, dan menjadi moderator yang baik dalam menyelesaikan masalah bukan
menghakimi. .(Purwanto,2004:72-73).
Penilaian adalah segala usaha untuk mengetahui sampai dimana suatu kegiatan
sudah dapat dilaksanakan atau sampai dimana suatu tujuan sudah dicapai. Hal yang dinilai
biasanya adalah cara kerja, hasil kerja dan orang yang mengerjakannya. Adapun cara dan
prosedur evaluasi adalah menentukan tujuan penilaian, menetapkan aturan dan ukuran
yang akan dinilai, mengumpulkan data-data yang dapat diolah menurut kriteria yang
ditentukan, pengolahan data, dan menyimpulkan hasil penilaian. Melalui evaluasi, guru
dapat dibantu dalam menilai hasil kinerjanya sendiri, mengetahui kekurangan dan
kelebihannya. Selain guru, personalia yang harus dievaluasi seperti pegawai tata usaha,
guru BK, petugas (karyawan)
12
E. Pengalaman Pribadi
1. Marwan Maulana
Pengalaman pribadi saya terkait dengan kepemimpinan dalam pendidikan formal,
tidak terlepas dari sosok seorang figur kepala sekolah MA Argayasa, yakni Bapak Ading
M.Pd.I.
Beliau sempat mengajar salah satu mata pelajaran di sekolah tersebut. Ketika beliau
masuk kelas, hal yang kami rasakan terutama saya ialah merasa bangga, karena dalam
dirinya terpancar sosok pemimpin yang kharismatik.
Menariknya dari Pak Ading, ia merupakan pemimpin yang bisa menyesuaikan sikap
dan tindakan terhadap warga sekolah. Artinya selain tipe kepemimpinan kharismatik,
beliau tipe paternalistic atau pemimpin kebapakan juga, contohnya, beliau akan besikap
baik kepada siswa yang terbilang baik, yang taat aturan, dsb. Dan sebaliknya, ia akan
bersikap tegas kepada anak yang kedapatan melanggar aturan.
Tidak hanya pada siswa beliau juga bertindak hal yang sama pada stakeholder
pendidikan di sekolah tersebut. Dengan kata lain beliau ini sudah memenuhi syarat dalam
kemimpinan pendidikan, mulai dari keterampilan dalam hubungan insani sampai
keterampilan dalam menilai.
13
“Wapa, saya tidak mau tau hafalan murid harus bisa tercapai sesuai target apapun
caranya!”.
Di sisi lain beliau dengan gaya otoriter juga memiliki kharismatik di dalam dirinya
yang memang membuat semua orang segan melihat beliau, itu pengalaman diri saya di
ranah kepemimpinan pendidikan formal.
14
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Dari pembahasan materi ini dapar kita simpulkan bahwa kepemimpinan pendidikan
merupakan kemampuan dalam menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi utama pemimpin pendidikan, antara lain Pemimpin membantu tercapainya suasana
persaudaraan, kerjasama, dengan penuh rasa kebebasan. membantu kelompok untuk
mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok
dalam menetapkan dan menjelaskan tujuan.
Tipe kepemimpinan merupakan bentuk atau pola kepemimpinan dari seorang pemimpin,
yang didalamnya diimplementasikan beberapa perilaku atau gaya kepemimpinan sebagai
pendukungnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
SESI DISKUSI
2.
3.
17