Language Arts & Discipline">
Puisi Guruku Pahlawanku
Puisi Guruku Pahlawanku
Puisi Guruku Pahlawanku
Assalamualaikum Wr Wb
Salam sejahtera untuk kita semua
Dewan juri yang saya hormati
Bapak, ibu guru, serta teman-teman yang berbahagia
Hai teman-teman apa kabar
Perkenalkan nama saya Usman Abdul Ghufur
Disini Usman akan menceritakan kisah burung gagak dan tupai
Teman-teman mau tidak dengar cerita saya ?
Nah begini cerita saya
Pada suatu hati, hiduplah seekor tupai bersama dengan anaknya yang masih kecil. Tupai itu
hidup disebuah pohon. Pagi itu tupai bernyanyi “lingsir wengi”
Saat si tupai sedang bernyanyi, tiba-tiba datang seekor gagak menuju kesarang tupai dan marah-
marah
Gagak : hei jangan berisik, diam-diam, aku tidak suka mendengar lagu itu (teriak gagak ketika
mendengar tupai menyanyikan lagu lingsir wengi)
Tupai : loh, salah apa dengan lagu itu? Kok kamu marah sih, dasar gagak kurang pergaulan.
Mendengar lagu yang indah kok terganggu, hahahaha. Maklum kamu kan hanya bisa
kwk, kwk, mau makan kwk, mau minum kwk, mau tidur juga kwk, hahahaha.
(ucap tupai mengejek)
Rupanya ucapan tupai tak membuat gagak marah. Gagak mencoba, menahan diri dengan tetap
tersenyum dan bertengger diatas pohon. Dia mencoba mencari cara bagaimana caranya
menaklukan situpai pohon.
Kwk, kwk, kwk (suara gagak terdengar diatas pohon)
Tupai : apa yang dilakukan oleh burung gagak tersebut teman-teman, astaga...
Ternyata ia mengoyak rumah situpai pohon. Gagak tidak peduli kalau dirumah tupai ada anak
tupai yang masih sangat kecil, hingga
plakek... (jatuhlah piko anak tupai ketanah)
Darah bercucuran dari kepala piko. Gagak tampak panik, dia terbang kesana kemari kebingungan
Tupai : gagak apa yang kamu lakukan? Uuuu, anakku, Eee.. maafkan ibu nak (ucap tupai
tersedu) gagak ternyata sekama ini memendam dendam kepadaku. Aku minta maaf kalau selama
ini ucapanku membuatmu tersinggung, eee... tapi kenapa kau timpakan semua ini pada anakku
Lingsir wengi gusti pitulong
Lingsir wengi gusti paring pitolong
Bismillahirohamnirrohim, tidak ada yang kuasa selain tuhan yang maha esa.
Nah, teman-teman, dari cerita ini kita dapat memetik pesan moral, yaitu marilah kita saling
memaafkan, karena dengan memaafkan hidup kita akan selalu damai. Demikian cerita yang
dapat saya sampaikan. Semoga cerita ini bermanfaat untk kita semua. Saya tutup dengan
pantun :