Suku Laut adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang mendiami perairan Kepulauan Riau dan Selat Malaka. Mereka dikenal sebagai nelayan nomaden yang menjalani seluruh kehidupannya di atas perahu atau sampan. Keunikan lain Suku Laut adalah rumah tradisional mereka yang berbentuk kajang dan berpindah-pindah mengikuti musim.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
39 tayangan6 halaman
Suku Laut adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang mendiami perairan Kepulauan Riau dan Selat Malaka. Mereka dikenal sebagai nelayan nomaden yang menjalani seluruh kehidupannya di atas perahu atau sampan. Keunikan lain Suku Laut adalah rumah tradisional mereka yang berbentuk kajang dan berpindah-pindah mengikuti musim.
Suku Laut adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang mendiami perairan Kepulauan Riau dan Selat Malaka. Mereka dikenal sebagai nelayan nomaden yang menjalani seluruh kehidupannya di atas perahu atau sampan. Keunikan lain Suku Laut adalah rumah tradisional mereka yang berbentuk kajang dan berpindah-pindah mengikuti musim.
Suku Laut adalah salah satu suku bangsa di Indonesia yang mendiami perairan Kepulauan Riau dan Selat Malaka. Mereka dikenal sebagai nelayan nomaden yang menjalani seluruh kehidupannya di atas perahu atau sampan. Keunikan lain Suku Laut adalah rumah tradisional mereka yang berbentuk kajang dan berpindah-pindah mengikuti musim.
Unduh sebagai RTF, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai rtf, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6
SUKU LAUT
Indonesia tidak hanya dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia tetapi juga sebagai negara paling heterogen di dunia. Malai dari bahasa, agama dan suku bangsa yang ada di negara kita sangat beragam. Salah satu yang paling menonjol dari Indonesia adalah keragaman suku nya. Berdasarkan sensus BPS pada tahun 2010 Indonesia terdiri dari 300 suku bangsa atau lebih tepatnya 1.340 suku. Suku-suku ini menyebar hingga wilayah pelosok negeri. Salah satu suku yang mendiami kepulauan Indonesia adalah suku Laut. Berikut ini pembahasan hal-hal mengenai siapa itu suku Laut dan bagaimana kehidupannya?. Dalam buku "Dalam Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut" karya Adrian B. Lapian, dijelaskan bahwa Orang Laut telah menjadi nama salah satu suku bangsa di perairan Sumatera Timur (termasuk di wilayah Kepulauan Riau) dan Selat Malaka yang mempunyai cara hidup yang khas dan sangat tergantung kepada dunia maritim dan sekitarnya. Suku Laut atau sering juga disebut Orang Laut adalah suku bangsa yang menghuni Kepulauan Riau, Indonesia. Secara lebih luas istilah Orang Laut mencakup "berbagai suku dan kelompok yang bermukim di pulau- pulau dan muara sungai di Kepulauan Riau-Lingga, Pulau Tujuh, Kepulauan Batam, dan pesisir dan pulau-pulau di lepas pantai Sumatra Timur dan Semenanjung Malaya bagian selatan." Sebutan lain untuk Orang Laut adalah Orang Selat. Orang Laut kadang-kadang dirancukan dengan suku bangsa maritim lainnya, Orang Lanun. Secara historis, Orang Laut dulunya adalah perompak, tetapi berperan penting dalam Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka dan Kesultanan Johor. Mereka menjaga selat-selat, mengusir bajak laut, memandu para pedagang ke pelabuhan Kerajaan-kerajaan tersebut, dan mempertahankan hegemoni mereka di daerah tersebut. Tentang Suku Laut Dilansir dari akun instagram resmi Kemdikbud, Suku Laut (Sea Nomads) atau Suku Sampan, sering juga disebut Orang Laut, merupakan suku yang tinggal di wilayah perairan Kepulauan Riau. Disebut sebagai Suku Laut karena melakukan seluruh aktivitas kegiatan hidup di laut dan memfungsikan perahu atau sampan yang beratapkan sebuah kajang sebagai rumah mereka. Mereka hidup berpindah dari pulau ke pulau hingga muara sungai (nomaden). Di Kepulauan Riau dan Lingga mereka juga dikenal juga sebagai Orang Pesukuan. Nama lain Orang Laut lainnya, mengacu kepada tempat tinggal, Orang Mantang (mendiami Pulau Mantang), Orang Tambus (mendiami Kampung Tambus, Pulau Galang), Orang Mapor (mendiami Pulau Mapor), hingga nama Bajau yang digunakan sebagai sinonim Orang Laut di perairan Ruang-Lingga. Untuk menafkahi hidup, mereka mencari ikan dengan peralatan sederhana, seperti tempuling, tombak, dan serampang. Suku Laut adalah kelompok masyarakat kelompok masyarakat yang mendiami wilayah Kepulauan Riau dan Selat Malaka. Nama lain mereka adalah Orang Laut dan juga Orang Selat. Mereka merupakan pribumi atau penduduk asli di Pulau Sumatera dan bagian dari ras Proto Melayu. Kehidupan mereka cukup unik dan khas yakni sangat lekat dengan perairan. Wilayah persebaran mereka mencakup muara sungai Kepulauan Riau-Lingga, Pulau Tujuh, Kepulauan Batam, pesisir pantai Sumatera Utara dan sisi selatan dari Semenanjung Malaka. Penyebutan nama Orang Laut biasanya berdasarkan pada wilayah yang mereka huni misalnya suku Laut yang hidup Pulau Mantang maka disebut Orang Mantang, yang tinggal di Pulau Tambus maka disebut Orang Tambus dan sebagainya. Namun secara umum orang lokal menyebutnya sebagai Orang Pesukuan atau Orang Sampan karena tempat tinggal mereka berada di atas sampan. Suku ini termasuk sebagai salah satu suku yang masih primitif di Indonesia. Artinya mereka hampir tidak tersentuh oleh modernisasi dan minim berinteraksi dengan manusia dari luar. Total jumlah mereka Asal-Usul Suku Laut Jika engulik bagaimana awal mula kemunculan Suku Laut ini akan menemui banyak teori. Berdasarkan BM Syamsudin dalam bukunya (1966) berdasarkan cerita rakyat yang dipercaya mereka adalah bermula dari garam yang dihadiahkan Raja Johor untuk seorang nenek tua yang memiliki kekuatan spiritual. Dengan campur tangan kekuatan Tuhan, garam tersebut kemudian menjelma menjadi manusia. Teori lainnya dikemukakan oleh Vivienne Wee pada tahun berdasarkan data silsilah naskah Sulalatus Salatin Suku Laut adalah anak keturunan dari para raja Melayu. Raja tersebut adalah Raja Chulan yang menikah dengan putri dari penguasa lautan. Sementara itu para ahli menjelaskan bahwa Suku Laut adalah bangsa Proto Melayu yang melakukan migrasi dan menyebar di sekitar Pulau Sumatera melewati Semenanjung Malaka sekitar 2.500 – 1.500 Sebelum Masehi. Mereka adalah salah satu kelompok masyarakat yang terdesak dalam arus migrasi besar-besaran kalau itu. Karena desakan itu akhirnya beberapa orang Proto Melayu ke pedalaman dan akhirnya terjadilah perkawinan silang dengan orang-orang Weddoid dan Australoid. Dari perkawinan silang ini lah lahir Suku Laut. Terlepas dari bagaimana asal usul kemunculan Suku Laut mereka memiliki sejarah yang cukup panjang. Dahulu kalau Suku Laut memegang peranan kunci terhadap Kerajaan Sriwijaya. Berkat bantuan Orang Laut lah Kesultanan Malaka mendapatkan kekuasaan. Dipercaya mereka menjadi tentara, pembuat senjata, mengirim utusan dan melakukan kerjasama dengan kerajaan lainnya, dan memasok bahan pangan. Suku Laut dikenal sebagai pengikut kerajaan yang sangat setia meskipun kondisi negeri dalam keadaan terpuruk. Namun ketika kekuasaan raja mereka sudah hilang keberadaannya juga menghilang dan digantikan oleh suku Lainnya. Karakteristik Suku Laut Suku Laut pada dasarnya merupakan kelompok suku yang masuk ke dalam kategori Melayu. Sehingga ciri fisik yang dimiliki pun tidak jauh berbeda dengan suku lainnya di Indonesia. Di antara ciri-ciri tersebut antara lain berkulit sawo matang atau gelap, tubuh relatif sedang, dan rambut bergelombang. Karena kehidupannya yang lekat dengan perairan maka orang Laut adalah orang-orang yang pandai menyusuri sungai dan lautan. Mereka genae mengembara untuk mencari makanan. Selain itu karena cara hidupnya yang masih nomaden maka hubungan antar kelompok masih terjaga dan saling menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Pakaian Adat Suku Laut Belum ada informasi yang menyebutkan tentang pakaian adat Orang Laut. Namun mereka pernah hadir dalam festival kebudayaan Batam Internasional Culture Carnival. Pakaian yang paling menonjol terlihat pada aksesoris kepala yang berbentuk menyerupai sebuah kapal. Rumah Adat Suku Laut Orang-orang suku Laut tidak memiliki penyebutan khusus untuk menamai rumah-rumah mereka. Mereka identik dengan tempat tinggalnya di atas sampah atau rumah perahu. Meskipun demikian orang-orang Laut tetap memiliki rumah permanen di daratan namun mereka lebih suka hidup berpindah-pindah. Rumah Sampan mereka berbentuk kajang pada bagian atap nya dan terbuat dari daun rumbia kering. Sampan Kajang ini merupakan simbol kesatuan dari sebuah keluarga Orang Laut. Di dalam rumah ini mereka menjalankan aktivitas sehari-hari mereka. Sebenarnya sudah ada upaya pemerintah mendaratkan orang-orang Suku Laut. Namun mereka hanya mematuhi peraturan tersebut untuk sementara setelah itu kembali seperti kehidupan tradisional. Agama Suku Laut Sebagai masyarakat yang terasingkan tentu mereka masih lekat dengan kepercayaan animisme dan dinamisme. Namun beberapa tahun terakhir mereka sudah mulai memeluk ajaran agama seperti Katolik, Kristen dan Islam. Uniknya ketiga agama ini mendominasi di tiga perkampungan yang berbeda yakni di Kampung Pangling mayoritas Katolik, kampung Suku Laut Kawal Pantai didominasi oleh Islam dan Kampung Pulau Air Mas didominasi oleh agama Kristen Protestan. Bahasa Suku Laut Dalam kesehariannya mereka berbicara dalam bahasa yang mirip seperti bahasa Melayu. Bahkan beberapa ahli menggolongkan bahasa Orang Laut sebagai bahasa Melayu Lokal. Dari penggunaan bahasa ini lah Suku Laut dianggap sebagai kelompok Melayu Tua. Kebudayaan Suku Laut Jika kamu berkunjung ke pemukiman Suku Laut maka kamu akan menjumpai beberapa kesenian yang khas dimiliki oleh orang-orang Melayu. Salah satu kesenian tersebut adalah saling berbalas pantun di waktu senggang. Bentuk kebudayaan Suku Laut lainnya adalah senjata tradisional mereka yang disebut serampang. Serampang adalah sejenis tombak yang digunakan untuk mencari ikan. Kegiatan mencari ikan Orang Laut disebut bersuluh. Struktur Sosial Suku Laut Masyarakat Suku Laut hidup dalam berkelompok dan membentuk sebuah klan yang relatif kecil. Biasanya satu kelompok kelompok terdiri dari 5 sampai 8 keluarga dan semua anggotanya masih memiliki hubungan kerabat. Dari kumpulan keluarga ini akan ditunjuk satu orang sebagai pemimpin klan. Tugas ketua kelompok adalah sebagai penghubung dengan kelompok suku Laut lainnya. Cara memilih ketua kelompok yakni dengan bermusyawarah. Biasanya ketua klan yang dipilih berjenis kelamin laki-laki. Mata Pencaharian Suku Laut Suku Laut sangat menyatu dengan perairan sehingga pekerjaan mereka pun tidak jauh dari laut yakni sebagai nelayan. Mereka biasanya akan bersuluh untuk mencari ikan di malam hari. Bahkan anak-anak Suku Laut sudah dibekali teknik mendayung agar kelak bisa bertahan hidup. Komoditas hasil laut utama mereka adalah ikan teri. Selain menjadi nelayan, kini beberapa remaja Suku Laut mulai mencoba pekerjaan baru yakni sebagai buruh arang. Pekerjaan sebagai burung arang dinilai lebih pasti hasilnya dari pada melaut.