Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Biokimia Asam Amino

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki Gugus fungsi Karboksil
(-COOH) Dan Amino (biasanya -Nh2), serta rantai samping (gugus R) Yang
spesifik untuk setiap jenis asam Amino. Dalam biokimia seringkali pengertian
nya dipersempit : gugus Karboksil dan Amina terikat pada satu atom karbon (c)
Yang sama (disebut karbon Alfa). dalam kasus ini, mereka dikenal sebagai asam
Amino -2 atau asam Amino Alfa (rumus umumnya H2NCHRCOOH, kecuali
pada prolina)(pacheo, 2008).

Gugus Karboksil memberikan sifat asam dan Gugus Amina memberikan sifat
basa. Dalam bentuk larutan, asam Amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi
asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi
karena asam Amino mampu menjadi ion zwitter (pacheco, 2008).

Ada sekitar 500 asam Amino yang telah diketahui, meskipun hanya 20 yang
dihasilkan oleh kode genetik. 20 sama Minho standar ini ditambah dengan dua
asam Amino lainnya, merupakan asam Amino yang menjadi komponen penyusun
protein sehingga disebut asam Amino proteinogenik.Asam Amino ini bergabung
melalui ikatan Peptida membentuk molekul besar yang disebut Peptida,
Polipeptida, hingga protein. Selain berperan sebagai residu dalam protein, asam
Amino (baik proteinegenik maupun nonprotoingenik) juga berpartisipasi dalam
sejumlah proses biologis misalnya glutamat (asam glutamat standar) Dan asam
gammaaminobutirat (GABA) Yang berperan sebagai
Neurotransmiter (pacheco, 2008).

Asam amino proteinogenik disebut “esensial” bagi manusia karena tidak bisa
diproduksi oleh tubuh manusia dari senyawa lain sehingga harus diperoleh dari
makanan. Asam Amino lainnya mungkin bersifat Esensial juga dapat berbeda
beda diantara spesies. (Abdullah, 2013)
Karena signifikan biologis nya, asam Amino penting dalam nutrisi dan
biasanya digunakan dalam suplemen nutrisi, Pupu, pakan, dan teknologi
makanan. Penggunaan asam Amino dalam industri misalnya produksi obat
obatan, plastik tergredradasi biologis, dan katalis kristal. (Muwarni, 2010).

Protein tersusun dari berbagai asam Amino yang masing masing dihubungkan
dengan ikatan Peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein
hanya tersusun dari 20 asam Amino yang dikenal sebagai asam Amino dasar atau
asam Amino baku atau asam Amino penyusun protein (proteinogenik).Asam
asam Amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA Sebagai kode genetik
(Abdullah, 2013).

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengidentifikasi sifat-sifat asam amino
2. Untuk mengidentifikasi teknik pemisahan asam amino
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Asam Amino adalah senyawa yang memiliki Gugus Amino (-NH2) Dan asam
Karboksilat (COOH) pada molekul yang sama. Setiap asam Amino tersusun atas
suatu atom karbon yang mengikat atom hidrogen, Gugus Amina, Gugus
Karboksil at dan salah satu Gugus R yang berada pada 20 asam Amino dan
struktur Gugus R menentukan identitas asam Amino dan sifat sifat khas nya.
Rantai samping (gugus R) tergantung pada Gugus gong sional nya dapat berupa
Alifatis, aromatis, asam, basa, hidrosilik, mengandung sulfur atau alnidik
(Muwarni.R, 2010).

Struktur asam Amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
Gugus, yaitu Gugus Amino (NH2), gugus Karboksil (COOH), atom hidrogen
(H), Dan satu gugus sisa (R atau residu) atau disebut juga rantai samping yang
membedakan satu asam Amino dengan asam Amino lainnya (Poedjiadi, 1994).

Asam amino akan menentukan kualitas suhu protein bila ada kelebihan asam
amino akan diubah menjadi asam ketoglutarat yang dapat masuk kedalam siklus
asam sitrat. Hati adalah organ tubuh dimana terjadi reaksi anabolisme dan
katabolisme. Proses metabolisme dan katabolisme yang terjadi dalam jaringan
luar hati (Poedjiadi,1994).

Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari 3 sumber yaitu absorbsi
dan hasil sinsensis asam amino dalam sel. Hati berfungsi sebagai pengatur
konsentrasi asam amino dalam darah ( Muwarni. R, 2010).

Asam amino sebagai monomer protein merupakan organik dengan masa


molekul randah (Antara 100-200) yang mengandung setidaknya satu gugus
karboksi (COOH) dan satu gugus amino (NH2). Terdapat 20 macam asam amino
penyusun protein. Variasi antar asam amino terletak pada jenis rantai sampingnya
(Gugus R). ( Abdullah, 2013).

Berdasarkan sifat gugus R ini, sifat suatu asam amino dapat diramalkan,
sebaiknya pengetahuan tentang sifat asam amino akan membantu dalam
identifikasi gugus R, sehingga asam amino diklasifikasikan dalam 7 kelompok
berdasarkan sifat umum dari setiap asam amino, dengan klasifikasi ini dapat
dirancang metode analisis spesifik untuk asam amino tertentu. ( Abdullah, 2013).

Klasifikasi asam amino berdasarkan sifat kimia gugus R.


Sifat kimia gugus R Contoh asam amino
Alifatik Gly,Ala,Val,Leu,Trp
Aromatik Pye,Thr,Trp
Hidrosilik Ser,Thr
Karbosilik Asp,Glu
Sulfur Cys,Met
Imino Pro
Amino Lys,Arg
Amida Asn,Gin

2.2 Uraian Bahan


1. Albumin (Ditjen pom,1979:75)
Nama resmi : ALBUMIN
Nama lain : Albumin
Pemerian : cairan jernih warna coklat merah sampai coklat jingga tua tergantung
dari kadar protein
Kegunaan : zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
2. Asam klorida (Ditjen pom,1979:53)
Nama resmi : ACIDURA HYDROCHLORIDUTA
Nama lain : Asam klorida
Rumus molekul : HCl
Pemerian : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan
dengan 2 bagian air, asap, dan bau hilang
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai zat tambahan
3. Besi (III) klorida (Ditjen pom,1979:659)
Nama resmi : FERRI CHLORIDUTA
Nama lain : Besi (III) klorida
Rumus molekul : Fecl3
Pemerian : hablur atau serbuk hablur, hitam, kehijauan, bebas warna jingga dari
garam nitrat yang telah terpengaruhi oleh kelembapan
Kelarutan : larut dalam air, larutan beropalensi ,berwarna jingga
Kegunaan : pereaksi
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
4. Natrium Hidroksida (Ditjen pom,1979:412)
Nama resmi : NATRII HYDROXIDUM
Nama lain : Natrium Hidroksida
Rumus molekul : NaoH
Pemerian : bentuk batang, butiran, masa hablur atau keping, kering, keras, rapuh
dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan
korosif. Segera menyerap karbodioksida.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
Kegunaan : zat tambahan
5. Ninhydrin (Ditjen pom,1979)
Nama resmi : Ninhydrin
Nama lain : Ninhidrina
Rumus molekul : C9H4O3
Pemerian : serbuk hablur, putih atau kuning sangat pucat
Kelarutan : larut dalam suhu 60 derajat dalam 20 bagian air
Kegunaan : sebagai pereaksi
6. Natrium Karbonat (Ditjen pom,1979:400)
Nama resmi : NATRII CARBONAS
Nama lain : Natrium Karbonat
Rumus molekul : Na2CO3.H2O
Pemerian : hablur, tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan : mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : zat tambahan
7. Natrium Klorida (ditjen pom,1979:403)
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium Klorida
Rumus molekul : NaCl
Pemerian : hablur, heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih tidak
berbau, rasa asam
Kelarutan : larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam
lebih kurang 10 bagian gliserap, sukar larut dalam etanol (95%)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
Kegunaan : sumber ion klorida dan ion natrium
8. Perak Nitrat (Ditjen pom,1979 :97 )
Nama resmi : ARGENTI NITRAS
Nama lain : Perak Nitrat
Rumus molekul : AgNO3
Pemerian : hablur transparan atau serbuk hablur putih, tidak berbau, menjadi
gelap, jika kena cahaya
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, larut dalam etanol (95%)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya
Kegunaan : Antiseptikum ekstern, kaostrium
9. Tembaga (II) Sulfat (Ditjen pom,1979:731)
Nama resmi : CUPRII SULFAT
Nama lain : Tembaga (II) Sulfat
Rumus molekul : CUSO4
Pemerian : serbuk keabuan
Kelarutan : larut perlahan dalam air
Penyimpanan : dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya.
BAB III

METODE KERJA

3.1 ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan :

a. Bunsen f. Pinset

b. Gelas Ukur g. Penjepit Tabung Reaksi

c. Gelas Beker h. Rak Tabung Reaksi

d. Kertas Label i. Tabung Reaksi

e. Pipet Tetes

2. Bahan yang digunakan :

a. Albumin e. HCL

b. AgNO3 f. NaOH

c. CuSO4 g. Ninhydrin

d. FeCL3 h. Na2CO3

3.2 PROSEDUR KERJA

1. Uji Koagulasi Protein

a. Disiapkan 2 tabung reaksi dan tiap tabung reaksi diberi label sesuai nama
sampel dan pelarut.

b. Setiap tabung reaksi ditambahkan 2 ml sampel albumin.


c. Ditambahkan masing-masing tabung yang berisi albumin, 3-4 tetes CuSO4
dan ditambahkan NaOH sebanyak 3-4 tetes.

d. Tabung reaksi kedua yang berisi albumin, ditambahkan 3-4 tets ninhydrin,
lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan.

e. Amati dan catat perubahan yang terjadi.

2. Uji Koagulasi Protein

a. Disiapkan 6 tabung reaksi, masing-masing tabung diberi label sesuai nama


sampel dan pelarut.

b. Masing-masing tabung diberi sampel albumin sebanyak 2 ml.

c. Tabung pertama ditambahkan AgNO3 sebanyak 3-4 tetes.

d. Tabung kedua ditambahkan HCL sebanyak 3-4 tetes.

e. Tabung ketiga ditambahkan Na2CL3 sebanyak 3-4 tetes.

f. Tabung keempat ditambahkan NaCL sebanyak 3-4 tetes.

g. Tabung kelima ditambahkan CuSO4 sebanyak 3-4 tetes.

h. Tabung keenam ditambahkan FeCL3 sebanyak 3-4 tetes.

i. Amati dan cacat perubahan yang terjadi.


BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

1. Uji Suhu

NO Sampel Pelarut + Reagen Hasil

2 ml 3-4 Tetes CuSO4 + Bening Ungu Ungu Kehitaman.


1
Albumin 3-3 Tetes NaOH  Endapan Ungu Kehitaman.

2 ml 3-4 Tetes Ninhydrin Bening  Kuning campur ungu.


2
Albumin Dipanaskan  Mengendap Berwarna ungu

2. Uji Koagulasi Protein

No Sampel Pelarut Hasil


2 ml 3-4 Tetes Bening  Putih Susu, terdapat
1
Albumin AgNo3 endapan dan gumpalan
2 ml 3-4 Tetes Bening  Putih susu, mengeras atau
2
Albumin HCL masak
2 ml 3-4 Tetes Bening  Kuning bening
3
Albumin Na2CO3
2 ml 3-4 Tetes Bening  Putih keruh
4
Albumin NaCL
2 ml 3-4 Tetes Bening  terdapat endapan atau
5
Albumin CuSO4 gumpalan berwarna hijau mint
2 ml 3-4 Tetes Bening  Orange kekuningan 
6
Albumin FeCL3 masak
BAB V
PEMBAHASAN
Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan satuan penyusun Protein yang
mempunyai gugus amino (bersifat basa) dan karboksilat (bersifat asam). Sifat asam amino
antara lain umumnya larut dalam air (pelarut polar) dan tidak melarut dalam pelarut organik
nonpolar seperti hidrokarbon yang memiliki titik leleh diatas 200 °C , memiliki momen di
polar yang besar , bersifat amfoter (sebagai pembawa sifat asam gugus COOH dan sebagai
pembawa sifat basa gugus NH₂). Bersifat optik aktif kecuali glysin dan dalam air membentuk
2 Liter ion (ion bermuatan positif dan negative). (Winarsih , H. 2009)
Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein . Asam amino dibagi
menjadi dua kelompok yaitu asam esensial dan non esencial. Asam amino Esensial tidak
dapat diproduksi dalam tubuh sehingga harus sering di tambahkan dalam bentuk makanan .
Sedangkan asam amino non esensial dapat diproduksi di dalam tubuh . (Bunardjaja,
M .2016 )
Pada percobaan ini dilakukan pengujian pada Sampel albumin. Adapun pereaksi yang
digunakan adalah CuSO4 yang ditambahkan NaOH 3-4 tetes ke dalam tabung A dan
Ninhydrin 3-4 tetes ke dalam tabung B. Pada uji suhu ini reaksi warna pertama yang terjadi
yaitu berwarna ungu dengan larutan CuSO4 karena terbentuknya Cu2+ dengan gugus gugus
CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Hal ini sesuai dengan literatur
dimana percobaan warna albumin menjadi ungu kehitaman yang menandakan bahwa larutan
uji ini adalah positif (+) asam amino (Marruw. 2010).
Pada uji suhu kedua menggunakan Ninhydrin pada tabung B, ditambahkan Sampel
albumil sebanyak 2 mL dan dipanaskan menghasilkan Warna ungu mudah. Hal ini sesuai
dengan literatur dimana pada uji ninhydrin ditambah dibumin mengalami perubahan warna
menjadi ungu dan mendapatkan hasil positif (poedjiadi, Anna . 2005).
Pada uji koagulasi, dimana koagulasi adalah suatu Penggumpalan. Pada tabung A
yang berisi AgNO3 terjadi perubahan dimana warna awalnya bening dan setelah di
tambahkan Albumin warnanya berubah menjadi kuning dan terdapat gumpalan. Dan pada
tabung B yang berisikan HCL dengan warna awalnya bening dan setelah ditambahkan
albumin warnanya berubah menjadi putih susu dan larutannya menjadi matang . Pada larutan
Na2CO3 Mengalami perubahan warna dari bening ke kuning. Pada larutan FeCL 3 mengalami
perubahan warna dari orange ke warna Merah bata. Pada larutan NaCL terjadi perubahan
warna dari bening ke kuning. Dan yang terakhir larutan CuSO 4 yang awalnya berwarna biru
menjadi hijau mint dan terdapat gumpalan pada dasar tabung reaksi (Marks,D.B. 2016 ).
Dari percobaan-percobaan diatas yang telah dilakukan terdapat beberapa kesalahan
yang dapat Memengaruhi hasil percobaan. Antara lain yaitu alat lalat yang tidak bersih
sehingga dapat mempengaruhi reaksi yang terjadi. Alat-alat yang digunakan telah
terkontaminas dan akibat penggunaan pipet tetes secara bersamaan dan juga pada pembuatan
larutan albumin tidak tepat 1:1 (Rahman,A. 2009).

Anda mungkin juga menyukai