Laporan Biokimia Asam Amino
Laporan Biokimia Asam Amino
Laporan Biokimia Asam Amino
PENDAHULUAN
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki Gugus fungsi Karboksil
(-COOH) Dan Amino (biasanya -Nh2), serta rantai samping (gugus R) Yang
spesifik untuk setiap jenis asam Amino. Dalam biokimia seringkali pengertian
nya dipersempit : gugus Karboksil dan Amina terikat pada satu atom karbon (c)
Yang sama (disebut karbon Alfa). dalam kasus ini, mereka dikenal sebagai asam
Amino -2 atau asam Amino Alfa (rumus umumnya H2NCHRCOOH, kecuali
pada prolina)(pacheo, 2008).
Gugus Karboksil memberikan sifat asam dan Gugus Amina memberikan sifat
basa. Dalam bentuk larutan, asam Amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi
asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi
karena asam Amino mampu menjadi ion zwitter (pacheco, 2008).
Ada sekitar 500 asam Amino yang telah diketahui, meskipun hanya 20 yang
dihasilkan oleh kode genetik. 20 sama Minho standar ini ditambah dengan dua
asam Amino lainnya, merupakan asam Amino yang menjadi komponen penyusun
protein sehingga disebut asam Amino proteinogenik.Asam Amino ini bergabung
melalui ikatan Peptida membentuk molekul besar yang disebut Peptida,
Polipeptida, hingga protein. Selain berperan sebagai residu dalam protein, asam
Amino (baik proteinegenik maupun nonprotoingenik) juga berpartisipasi dalam
sejumlah proses biologis misalnya glutamat (asam glutamat standar) Dan asam
gammaaminobutirat (GABA) Yang berperan sebagai
Neurotransmiter (pacheco, 2008).
Asam amino proteinogenik disebut “esensial” bagi manusia karena tidak bisa
diproduksi oleh tubuh manusia dari senyawa lain sehingga harus diperoleh dari
makanan. Asam Amino lainnya mungkin bersifat Esensial juga dapat berbeda
beda diantara spesies. (Abdullah, 2013)
Karena signifikan biologis nya, asam Amino penting dalam nutrisi dan
biasanya digunakan dalam suplemen nutrisi, Pupu, pakan, dan teknologi
makanan. Penggunaan asam Amino dalam industri misalnya produksi obat
obatan, plastik tergredradasi biologis, dan katalis kristal. (Muwarni, 2010).
Protein tersusun dari berbagai asam Amino yang masing masing dihubungkan
dengan ikatan Peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein
hanya tersusun dari 20 asam Amino yang dikenal sebagai asam Amino dasar atau
asam Amino baku atau asam Amino penyusun protein (proteinogenik).Asam
asam Amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA Sebagai kode genetik
(Abdullah, 2013).
TINJAUAN PUSTAKA
Asam Amino adalah senyawa yang memiliki Gugus Amino (-NH2) Dan asam
Karboksilat (COOH) pada molekul yang sama. Setiap asam Amino tersusun atas
suatu atom karbon yang mengikat atom hidrogen, Gugus Amina, Gugus
Karboksil at dan salah satu Gugus R yang berada pada 20 asam Amino dan
struktur Gugus R menentukan identitas asam Amino dan sifat sifat khas nya.
Rantai samping (gugus R) tergantung pada Gugus gong sional nya dapat berupa
Alifatis, aromatis, asam, basa, hidrosilik, mengandung sulfur atau alnidik
(Muwarni.R, 2010).
Struktur asam Amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat
Gugus, yaitu Gugus Amino (NH2), gugus Karboksil (COOH), atom hidrogen
(H), Dan satu gugus sisa (R atau residu) atau disebut juga rantai samping yang
membedakan satu asam Amino dengan asam Amino lainnya (Poedjiadi, 1994).
Asam amino akan menentukan kualitas suhu protein bila ada kelebihan asam
amino akan diubah menjadi asam ketoglutarat yang dapat masuk kedalam siklus
asam sitrat. Hati adalah organ tubuh dimana terjadi reaksi anabolisme dan
katabolisme. Proses metabolisme dan katabolisme yang terjadi dalam jaringan
luar hati (Poedjiadi,1994).
Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari 3 sumber yaitu absorbsi
dan hasil sinsensis asam amino dalam sel. Hati berfungsi sebagai pengatur
konsentrasi asam amino dalam darah ( Muwarni. R, 2010).
Berdasarkan sifat gugus R ini, sifat suatu asam amino dapat diramalkan,
sebaiknya pengetahuan tentang sifat asam amino akan membantu dalam
identifikasi gugus R, sehingga asam amino diklasifikasikan dalam 7 kelompok
berdasarkan sifat umum dari setiap asam amino, dengan klasifikasi ini dapat
dirancang metode analisis spesifik untuk asam amino tertentu. ( Abdullah, 2013).
METODE KERJA
a. Bunsen f. Pinset
e. Pipet Tetes
a. Albumin e. HCL
b. AgNO3 f. NaOH
c. CuSO4 g. Ninhydrin
d. FeCL3 h. Na2CO3
a. Disiapkan 2 tabung reaksi dan tiap tabung reaksi diberi label sesuai nama
sampel dan pelarut.
d. Tabung reaksi kedua yang berisi albumin, ditambahkan 3-4 tets ninhydrin,
lalu dipanaskan hingga terjadi perubahan.
HASIL PENGAMATAN
1. Uji Suhu